BAKTERI AEROB – dr.

Inayati *Koagulase: enzim yang menyebabkan fibrin

berkoagulasi dan menggumpal
-Bakteri Kokus Gram Positif-

A. Staphylococcus

Memiliki karakteristik kokus, Gram +, bergerombol,

koloni bulat, putih-kekuningan, tidak bergerak, tidak
bersimpai, tidak bespora, fakultatif anaerob. Spesies
*Manitol: diuretik osmotik. Mannitol bekerja dengan
yg penting: S.aureus, S.epidermidis, S.saprophyticus.
cara meningkatkan jumlah cairan yang dikeluarkan
Sifat biokimia: oleh ginjal dan membantu tubuh dalam mengurangi
tekanan di otak dan mata

*Novobiosin: Garam Novobiocin diindikasikan untuk

perawatan Infeksi karena staphylococci dan
organisme lain yang rentan. S (sensitive), R (resistant)

Struktur.antigen:
antigen karbohidrat & protein, asam teikoat, Protein
A (reaksi aglutinasi, menghalangi fagositosis).

1. Metabolit bakterial:
 - Enzim: koagulase, fosfatase, hialuronidase, eritrogenik. Hemolisin (Hemolisin berarti kumpulan
deoksiribonuklease, katalase, protease, lipase hasil metabolisme bakteri yang dapat menyebabkan
dll
- Toksin:
a. Toksin alfa (leucocidal)
b. Toksin beta (hemolisin)
c. Enterotoksin: keracunan makanan
d. Toksin epidermolitik (scalded skin
syndrome)
e. Toxic shock syndrome toxin (panas
febris, ruam kulit, hipotensi, syok

2. Pathogenitas S.aureus

a. Kelainan kulit: furunkel, impetigo,

abses, luka lepuh, jerawat, bisul
b. Infeksi dalam: osteomielitis,
faringitis, sinusitis, pneumonia,
sepsis, demam
c. Toxic-shock syndrome
d. Wanita menstruasi
e. Kuman mengkolonisasi dimukosa
vagina
hemolisis, berada secara normal dalam serum darah
f. aliran darah mll luka / uterus
atau dihasilkan selama imunisasi) membedakan
g. demam tinggi, muntah, nyeri otot,
Streptokokus mjd 3 klp besar:
hipotensi
h. Keracunan makanan: menelan makanan - alfa hemolisis: lisis tidak sempurna
tercemar enterotoksin, terjadi diare - beta hemolisis: lisis total eritrosit
- γ hemolisis: tidak terjadi hemolysis
3. Diagnosa
a. Bahan Pemeriksaan : nanah, dahak, usap 3. Manifestasi Klinik
hidung, darah dll
Erisipelas, demam nifas, sepsis, streptococcas soar
b. Pemeriksaan:
throat (nasofaring), impetigo, endokarditis, post
- Langsung: Pewarnaan Gram: kokus
streptococcal disease
gram +
- Penanaman: Media agar darah: koloni 4. Klasifikasi Streptococcus
bulat, putih kekuningan, hemolisis
beta a. Streptokokus alfa hemolisis:
- Uji biokimia: tes koagulase, tes
- S.pneumoniae/pneumokokus: pneumoniae
katalase, tes manitol, uji novobiosin
B. Streptococcus - S.viridans: FN sal.napas, slp.lendir

1. Morfologi: - S.mutans: carries gigi

- Bentuk bulat, Gram +, susunan rantai b. Streptokokus beta hemolysis
- Koloni diskoid, 0,1-1 mm - S.pyogenes: penybb. Infeksi local
- Struktur Ag.: KHC, Protein M (mencegah
fagositosis), Protein T, Protein R, Ag kapsuler.

2. Patogenisitas

Produk ekstraselnya berupa streptokinase /

fibrinolisin, streptodornase, hialuronidase, toksin
- S.agalactiae: FN sal.kelamin wanita, sepsis, C. Corynebacterium diphteriae
erisipelas, meningitis neonatal
 1. Morfologi

a. Sel batang halter, granula

metakromatis/granula polifosfat, gram +,
susunan seperti huruf V atau huruf cina
b. Koloni pada media loeffler: kecil,
bergranula, warna abu-abu sampai hitam,
non motil, non spora
c. Struktur Ag: somatik
d. Metabolit: toksin

2. Patogenesis

Toksin (C. difteriae) menyerang selaput lendir

yang luka (saluran napas, kemih, kencing) kemudian
menginvasi ke dalam sel sehingga menyebabkan
kerusakan dan peradangan. Akibatnya
pseudomembran mudah berdarah, bermenifestasi
pada membengkaknya kelenjar leher, degenerasi
parenkim, infiltrasi lemak, nekrosis otot jantung, hati,
adrenal, ginjal, kerusakan saraf.

3. Manifestasi Klinik

- Masa inkubasi 2-7 hari

- Gejala: panas
- Difteri faring: nyeri tenggorokan
- Difteri laring-tracheal: terganggunya
pernapasan

4. Diagnosa Lab

- Spesimen: apusan faring atau hidung

- Pewarnaan: Neisser
- Kultur: media agar telurit; ada tiga tipe koloni
yaitu Gravis (besar, abu abu, nonhemolitik),
Mitis (kecil, hitam, hemolitik), Intermedius
(kecil, hitam, nonhemolitik)