Mikroorganisme Lokasi
Haemofilus sp nasofaring,konjungtiva
Gardnerella vagina
Streptococci, Staphylococci,
Lactobacilli, Actinomycetes
Streptococci
• Gambaran umum
– Karakteristis
• Katalis negatif,
• Gram positif spherical atau cocci oval berpasangan dan
berantai
• 0,7 – 0,9 µm diameternya.
• Formasi rantai dapat terlihat jelas pada perbenihan cair atau
pus.
– Culture/ perbenihan
• α-haemolysis
• β-haemolysis
• no haemolysis
Streptococci
– Serology
• Grup A Streptococcus pyogenes
• Grup B Streptococcus agalactiae
• Grup C menyebabkan penyakit pada hewan
• Grup D termasuk enterococcus (Streptococcus
faecalis)
Streptococci
• Streptococcus pyogenes (grup A)
– Habitat dan transmisi pada saluran pernafasan atas dan
kulit. Penyebaran melalui udara dan kontak langsung
– Karakteristik banyak ditemukan pada manusia dewasa.
Tumbuh dengan baik pada agar darah dengan karakteristik β-
haemolyticus. Beberapa strain menghasilkan koloni mucoid
yang menghasilkan kapsul asam hyaluronic
– Eksotoksin dan enzim menghasilkan substansi aktif
biological seperti :
• streptokinase
• Hyaluronidase
• DNAases
• haemolysins
Streptococci
– Perbenihan dan identifikasi Perbenihan agar darah dengan karakteristik koloni β-
haemolyticus (lisis darah pada streptolysin O dan S. Isolasi dapat mengidentifikasi
secara presumtively sebagai Streptococci pyogenes jika sensitif terhadap bacitracin.
– Patogenitas menyebabkan beberapa infeksi diantaranya :
• Tonsilitas dan pharingitis
• Peritonsillar abses (sekarang sudah jarang)
• Demam scarlet
• Mastoiditis dan sinusitis
• Otitis media (infeksi telinga tengah)
• Wound infection yang menyebabkan cellulitis dan lymphangitis
• Impetigo (infeksi kulit)
– Komplikasi c/ pada demam rheumatic : glomerulonephritis dan eritema nodosum
yang memiliki efek berkelanjutan :
• Incellulitis, hyaluronidase
• Racun Erythrogenic menyebabkan kemerahan pada demam scarlet
• Infeksi Post-stretococcal, disebabkan oleh reaksi silang immunological dan akut
glomerulonephritis disebabkan oleh immune complex bound to glomeruli
– Pengobatan dan Pencegahan Penicillin adalah obat pilihan, eritromisin dapa pula
digunakan untuk pasien yang sensitif terhadap penicillin. Tidak ada vaksin yang
tersedia.
Streptococci
• Streptococcus agalactiae (grup B)
Dikenal sebagai kuman patogen pada manusia terutama karena
menyebabkan neonatal meningitis dan sepsis
– Habitat dan transmisi Ditemukan pada vagina. Bayi tertular pada waktu
proses melahirkan
– Karakteristik Rantai coccus gram positif
– Perbenihan dan identifikasi Gram – stained smear dan perbenihan
yielding koloni β-haemolyticus pada agar darah. Koloni biasanya lebih
luas daripada S.pyogenes
– Patogenitas Tidak memiliki racun dan faktor virulensi telah diidentifikasi
– Pengobatan dan Pencegahan Penicillin adalah obat pilihan,
erytromicin dapat digunakan untuk pasien yang hipersensitif pada
penicillin. Antibiotik Prophylactic dapat diberikan kepada neonates jika
ibu ditemukan pertumbuhan positif.
Streptococci
• Streptococci oral
Umumnya hidup di oropharynx dan bergabung dengan
organisme lain dengan karakteristik variabel.
– Habitat dan transmisi Streptococci memiliki porsi yang besar pada
flora mulut. Sekitar ¼ dari total flora cultivable dari supragingival dan
plak gingival. Dan ½ dari isolasi dari lidah dan saliva adalah
streptococci.Ditularkan biasanya dari ibu ke anak.
– Perbenihan dan identifikasi rantai coccus Gram positif; α-
haemolyticus; katalase negatif.
– Patogenitas Mutans grup merupakan agent major dalam dental
caries. Mereka memiliki karakteristik kemampuan untuk mnghasilkan
voluminous amounts of sticky, ekstraseluler polisakarida.
– Pengobatan dan Pencegahan Antibiotik Prophylactic harus selalu
diberikan sebelum prosedur dental.
Some recognized species of oral
streptococci
Grup Species
S.cricetus, serotype a
S.Vestibularis
S.Intermedius
S.Anginosus
S.Gordonii
S.Parasanguis
3. Jantung sehat
Bakteri yang menyebabkan infeksi gusi bisa menyebabkan atau memperburuk aterosklerosis (pengerasan arteri)
yang bisa memicu penyakit jantung. Hal ini karena beberapa bakteri penyebab penyakit tertentu bisa memasuki
aliran darah melalui gusi dan menempel di pembuluh darah sehingga menjadi plak dan penyumbatan.
5. Melindungi memori
orang dewasa yang memiliki radang gusi (bengkak atau gusi berdarah) cenderung kemampuan kognitif dan tes
memori nya memburuki, dan orang dengan bakteri patogen tinggi akan 3 kali lebih sulit melakukan tes memori
verbal.
CARIES
adalah suatu proses demineralisasi permukaan gigi yang
disebabkan oleh bakteri.
•
keterangan gambar:
2. Tanda pertama terjadinya awal demineralisasi gigi, yaitu terbentuknya "white spot"
kecil. Sebelum terjadi lubang, permukaan ini masih tampak keras sehingga belum
digolongkan sebagai kerusakan "D" (Decayed) menurut kriteria WHO . Dengan
pengukuran yang sesuai, karies gigi dapat dihentikan bahkan dibalik prosesnya.
3. Email gigi sudah terkikis, sehingga ditemukan "lesi" dengan dasar yang lunak. Dalam
tahap ini kerusakan gigi sudah mencapai tahap "D" atau karies pada permukaan gigi.
6. Gigi sudah pecah, suatu keadaan yang sebenarnya dapat dicegah jika dilakukan
perawatan jika terjadi demineralisasi tahap awal.
DIAGNOSA CARIES
• Observasi langsung
• Probing (pendugaan)
• Radiographs
• Metode experimental
• Test Microbiology
PROSES CARIES
• Karies gigi merupakan penyebab penyakit infeksi yang
diperantarai oleh kuman, terutama Streptococcus mutans.
• Sebenarnya, kuman tersebut memang pada normalnya ada di
dalam rongga mulut (flora normal). Keberadaan kuman itu di
dalam rongga mulut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan,
jumlah sukrosa yang terdapat dalam karbohidrat yang
dikonsumsi, dan kebersihan mulut. Jika frekuensi aktivitas
makan dan jumlah sukrosa yang dikonsumsi berada dalam
level tinggi disertai kebersihan mulut yang tidak terjaga maka
konsentrasi fluoride pada mulut dan kemampuan sistem
penyangga (buffer) saliva (ludah) akan menjadi rendah
akibatnya tingkat keasaman mulut dan jumlah kuman
Streptococcus mutans pun akan meningkat.
• Keadaan ini akan membuat mineral gigi
menghilang secara progresif, yang disebut
sebagai proses demineralisasi. Sebenarnya ada
proses yang mengimbangi demineralisasi
tersebut,yaitu proses remineralisasi oleh ludah
(saliva). Ludah akan menetralkan asam sehingga
ion – ion mineral dari cairan di sekitar gigi dapat
diletakkan kembali pada gigi. Dengan kata lain,
proses karies dianggap sebagai hasil
ketidakseimbangan antara proses demineralisasi
dan remineralisasi yang terjadi terus menerus.
• Dalam kebiasaan sehari-hari banyak jenis makanan
dan minuman yang kita konsumsi mengandung
tingkat pH yang berbeda-beda sehingga dapat
mempengaruhi pH mulut seseorang. PH yang asam
(<7) tentu dapat merusak enamel gigi yang dapat
menyebabkan terjadinya demineralisasi. Walaupun
begitu,kita tidak perlu khawatir karena berkat saliva
(air ludah) asam yang ada di mulut bisa netral
menjadi pH normal(=7) yang disebut dengan
remineralisasi.
• Bagaimana remineralisasi itu berlangsung? Serta
bagaimana cara mencegah terjadinya
demineralisasi gigi supaya enamel gigi tidak rusak?
Demineralisasi
• Secara defenisi, demineralisasi merupakan proses hilangnya atau
terbuangnya garam mineral yaitu hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2)
pada enamel gigi. Faktor yang terbesar penyebabnya adalah
makanan dan minuman yang asam. Suasana yang asam dapat
melarutkan enamel sehingga merusak mineral-mineral pendukung
gigi. Tidak hanya asam, karbohidrat (gula) juga menyebabkan hal
ini karena bakteri (streptococcus mutans) memfermentasikan gula
menjadi asam laktat dalam mulut. Proses demineralisasi terjadi
bahwa enamel bereaksi dengan ion asam asam (H+) akan
melarutkan hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2 menjadi ion kalsium
(Ca2+), air (H2O) dan ion phospat (PO4)3+.
• Proses ini terjadi jika pH saliva dibawah 5,5. Proses ini
berlangsung hanya dalam waktu setengah jam.
Remineralisasi
• Remineralisasi merupakan kebalikan dari
demineralisasi dimana penempatan garam-garam
mineral kembali ke enamel gigi. Remineralisasi
dapat terjadi jika pH saliva kembali normal dan
terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion phospat
(PO4)3+ dalam rongga mulut. Saliva menaikkan
kembali pH asam rongga mulut secara perlahan
sehingga (PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal
hidroksiapatit dan menutupi daerah yang
terdemineralisasi. Untuk remineralisasi penuh ini
dibutuhkan waktu beberapa jam.
Hubungan demineralisasi - remineralisasi
Pencegahan Demineralisasi
• Dalam semboyan kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan
sampai demineralisasi yang berlebihan menyebabkan rusaknya enamel gigi. Bila itu
terjadi tentu kita akan rugi baik dalam segala aspek biaya, waktu, dan kesehatan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
• Penggunaan fluorida.
Fluorida berasal dari buatan ataupun alami.
Contoh florida dari buatan yaitu pasta gigi berfluorida.
Contoh fluorida alami yaitu daging, buah, sayur, biji-bijian, dan daun teh.
• Makanan yang mengandung kalsium tinggi.
Kalsium berfungsi untuk membantu mineralisasi gigi terutama pada bagian enamel
dan dentin, dan pencegahan pendarahan pada akar.
• Tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang terlalu asam.
• Setelah makan, terutama yang mengandung karbohidrat, membersihkan gigi dari
sisa makanan yang menyelip. Seminimal mungkin berkumur-kumur. Fungsinya
untuk menghindari proses fermentasi oleh bakteri rongga mulut yang menimbulkan
sifat asam.
• Selain itu untuk pendeteksian dini, kita
perlu kontrol ke dokter gigi minimal setiap
6 bulan sekali agar masalah
demineralisasi tidak semakin memburuk.