Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Anatomi Muskuloskeletal”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat tugas Pancasila dan Kewarganaan.
Dalam menyusun Makalah, penulis banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas ridho-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan
sebagaimana semestinya.
2. Teman – teman Fakultas Kedokteran Gigi Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
3. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan atau yang diharapkan oleh Bapak dan Ibu dosen, penulis mohon maaf jika ada
kesalahan atau menyinggung perasaan pihak yang dilibatkan di dalam Makalah. Untuk itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Makalah ini. Setelah penyelesaian Makalah ini, penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan orang banyak.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. I
DAFTAR ISI………………………………………..………………….. II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................... 1
1.3 Tujuan …………….............................................. 1
II
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Muskuloskeletal ini memiliki komponen utama nya yaitu tulang dan jaringan ikat
dimana didalamnya sebagai penyusun tubuh yang terdiri dari kurang lebih 25 % berat badan dan
50 % terdiri dari otot. Dari system ini juga difungsikan sebagai penopang bentuk badan serta
pergerakan tubuh manusia system ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan
jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Dari penyusun system muskulosketekal ini kita klasifikasikan dan juga kita amati struktur
dari tulang ini agar lebih memahami penjelasan dari artikel ini berikut merupakan penjelasannya.
Musculoskeletal atau Skeletal atau juga biasanya disebut sebagai system rangka ini
tersusun atas tulang tulang yang mana tubuh manusia ini terdiri dari 206 tulang yang menyusun
rangkanya. Bagian tulang yang terpenting adalah tulang belakang karena hal ini tulang belakang
difungsikan sebagai penopang bentuk tubuh manusia.
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1
BAB II
ISI
Otot merupakan suatu alat atau organ yang dapat bergerak. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan
memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi,
aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot
adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein
kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin.
Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan
energi dari mitokondriadi sekitar miofibil. Terdapat pula macam – macam otot yang berbeda
pada vertebrata.
Yang pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos
terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi otot polos
yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang berlubang ini.
Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa contoh dari struktur yang
dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos. Sehingga kontraksi otot polos melaksanakan
bermacam-macam tugas seperti meneruskan makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan,
mengeluarkan urin, dan mengirimkan bayi ke dunia.Otot kerangka, seperti namanya, adalah oto
yang melengkat pada kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya
memungkinkan adanya aksi yang disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan alat-alat, dan
bermain bola. Akan tetapi, apabila otot jantung, otot polos, ataupun otot kerangka atau lurik
memeberikan suatu ciri, maka otot tersebut merupakan alat yang menggunakan energi kimia dan
makanan untuk melakukan kerja mekanisme.
2
3
Relaksasi
Otot berelaksasi dalam keadaan normal, potensial aksi di serat otot mengaktifkan
proses kontraksi dengan memicu pelepasan Ca2+ dari kantong lateral ke dalam
sitosol, proses kontraksi dihentikan dan relaksasi terjadi ketika Ca2+
dikembalikan ke kantong lateral saat aktifitas listrik lokal berhenti. Retikulum
sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+ -ATPase, yang
memerlukan energi secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol dan
mengonsentrasikannya didalam kantong lateral. Potensial end plate dan potensial
aksi serat otot yang terjadi berhenti ketika enzim asetilkolinesterase yang terdapat
di membran menghilangkan Ach dari taut neuromuskulus. Ketika potensial aksi
lokal tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan Ca2+, aktivitas
pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan ke
kantong lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan kompleks troponin-
tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan
miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang. Filamen tipis, setelah dibebaskan
dari siklus perlekatan dan penarikan jembatan silang, kembali secara pasif ke
posisi istirahatnya. Serat otot berelaksasi.
Kontraksi Konsentrik dan Eksentrik
Terdapat dua jenis penggolongan kontraksi lainnya. Pada kontraksi konsentrik
yaitu otot memendek, sementara pada kontraksi eksentrik yaitu otot memanjang.
Salah satu contoh kontraksi eksentrik adalah menurunkan suatu buku untuk
menempatkannya di meja. Selama tindakan ini, serat-serat otot bisep memanjang
tetapitetap berkontraksi dan bukan teregang secara pasif oleh beban. Kontraksi itu
sendiri tidak memanjangkan otot, kontraksi melawan peregangan yang terjadi
pada otot secara eksternal oleh berat buku tersebut.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua yaitu otot antagonis dan otot
sinergis. Otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang
berlawanan arah. Jika otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga
menyebabkan tulang tertarik atau terangkat dan juga sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan
terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot berkontraksi
bersama dan berelaksasi bersama.
4
1. Gerak Antagonis (kerja otot berlawanan)
Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan
bawah. Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang
mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas
bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot
bisep berelaksasi. Arah gerak otot antagonis adalah sebagai berikut:
Abduksi dan Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan. Contohnya adalah gerak tangan sejajar
bahu.
Adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contohnya adalah sikap sempurna.
Depresi dan Elevasi
Depresi adalah gerakan kebawah/menurunkan.
Elevasi adalah gerakan keatas/mengangkat. Contohnya seperti menunduk.
Supinasi dan Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan.
Pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan. Jadi, supinasi dan pronasi saling
berlawanan.
Ekstensi dan Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan tangan atau kaki. Contohnya saat kita berdiri
dan kaki dalam posisi lurus.
Fleksi adalah gerak membengkokkan contohnya saat jongkok kaki dalam posisi
menekuk. Jadi, ekstensi dan fleksi saling berlawanan.
2. Gerak Sinergis (kerja otot bersamaan)
Gerak sinergis terjadi apabila ada dua otot yang bergerak dengan arah yang sama.
Contohnya adalah gerakan tangan mengadah dan menelungkup. Gerak ini terjadi karena
kerja sama antara otot pronator teres dengan otot pronator kuadratus. Contoh lain gerak
sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot antara tulang rusuk ketika
kita bernapas.
Serat otot rangka mengandung banyak miofibril, yang merupakan struktur intrasel
silindris berdiameter 1µm yang memanjang ke keseluruhan panjang serat otot. Miofibril
adalah elemen kontraktil khusus yang memebentuk 80% volume serat otot. Setiap
miofibril terdiri dari susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton-filamen tipis dan tebal.
Filamen tebal, yang bergaris tengah 12-18 nm dan panjang 1,6 µm, terdiri dari protein
miosin, sementara filamen tipis, yang bergaris tengah 5-8 nm dan panjang 1,0 µm,
terutama dibentuk oleh protein aktin. Tingkat organisasi otot rangka dapat diringkas
sebagai berikut:
Otot keseluruhan → Serat otot → Miofibril → Filamen tebal dan tipis → Miosin dan
aktin
(Suatu organ) (Sebuah sel) (Struktur intrasel khusus) (elemen situskeleton)
(molekul protein)
6
Pita A dan I dilihat dengan mikroskop elektron, sebuah miofibril memperlihatkan pita
gelap (pita A) dan pita terang (pita I) bergantian. Pita pada semua miofibril tersusun
sejajar satu sama lain yang secara kolektif menghasilkan gambaran lurik serat otot rangka
seperti terlihat di bawah mikroskop cahaya. Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian
yang sedikit tumpang tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran pita A dan
I. Geometri filamen ini dipertahankan oleh beberapa protein sitoskeleton.
Pita A dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama sebagian filamen tipis yang
tumpang-tindih di kedua ujung filamen tebal. Filamen tebal hanya terletak di dalam pita
A dan terbentang di seluruh lebarnya, yaitu, kedua ujung filamen tebal di dalam suatu
tumpukan mendefinisikan batas luar suatu pita A. Daerah yang lebih terang di tengah pita
A yang tidak dicapai oleh filamen tipis adalah zona H. Suatu sistem protein penunjang
menahan filamen-filamen tebal vertikal di dalam setiap tumpukan. Protein-protein ini
dapat dilihat sebagai garis M, yang berjalan di bagian tengah pita Adi dalambagian
tengah zona H.
7
Pita I terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam pita A. Di
bagian tengah setiap pita I terlihat garis Z yang padat dan vertikal. Daerah antara dua
garis z disebut sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka. Unit fungsional suatu organ
adalah komponen terkecil yang dapat melakukan semua fungsi organ tersebut. Karena
itu,sarkomer adalah komponen terkecil serat otot yang dapat berkontraksi. Setiap
sarkomer dalam keadaan relaksasi memiliki lebar sekitar 2µm dan terdiri dari satu pita A
yang utuh dan separuh dari masing-masing dua pita I yang terletak di kedua sisi. Selama
pertumbuhan otot bertambah panjang dengan menambahkan sarkomer baru di ujung
miofibril, bukan dengan meningkatkan ukuran masing-masing sarkomer.
Untai-untai tunggal protein raksasa yang sangat elastik yang dikenal sebagai titin
berjalan di kedua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z di ujung
sarkomer yang berlawanan.Titin adalah protein terbesar di tubuh, terbentuk dari hampir
30.000 asam amino. Protein ini berfungsi sebagai perancah (penyetabil posisi filament
tebal dalam kaitan filament tipis), bekerja sebagai pegas elastik, dan ikut serta dalam
transduksi sinyal.
Dengan sebuah mikroskop electron dapat dilihat adanya jembatan silang halus
terbentang di masing-masing filamen tebal dan tipis bertumpang tindih. Secara 3 dimensi
filament tipis tersusun secara heksagonal di sekitar filamen tebal. Setiap filamen tipis
nantinya dikelilingi oleh 3 filamen tebal. Sebuah serat otot dapat mengandung sekitar 16
miliar filmen tebal dan 32 miliar filamen tipis, semua tersusun dengan pola yang sangat
rapi dalam miofibril.
Miosin membentuk filamen tebal. Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul
miosin yang dikemas dalam susunan yang spesifik. Molekul miosin adalah suatu protein
yang terdiri dari dua subunit identik, masing-masing berbentuk seperti stik golf. Molekul
miosin memiliki kepala yang membentuk jembatan silang anatara filamen tebal dan tipis.
Setiap jembatan memiliki dua tempat krusial bagi proses kontraksi, yaitu suatu tempat
untuk mengikat aktin dan suatu tempat miosin ATPase (pengurai ATP).
Aktin adalah komponen struktural utama filamen tipis. Filamen tipis terdiri dari 3
protein: aktin, tropomiosin, dan troponin. Aktin berbentuk bulat. Molekul tropomiosin
adalah protein mirip benang yang terbentang dari ujung ke ujung di samping alur spiral
aktin. Tropomiosin menghalangi aktin yang berikatan dengan jembatan silang, sehingga
menghambat kontraksi otot. Troponin adalah suatu kompleks protein yang terbuat dari 3
unit polipeptida: 1)berikatan dengan tropomiosin, 2)berikatan dengan aktin, 3)dapat
berikatan dengan Ca2+ .
8
Ketika Ca2+ berikatan dengan troponin, bentuk protein ini berubah sehingga tropomiosin
tersingki, aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan silang,
menghasilakan kontraksi otot. Tropomiosin sering disebut protein regulatorik karena
perannya dalam menutupi (mencegah kontraksi) atau memajankan (memungkinkan
kontraksi) tempat pengikatan untuk interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin.
Fungsi otot rangka diantaranya adalah membuat tubuh kita bergerak dan memanipulasi
lingkungan eksternal. Pada kejadian umum, gerakan ini ditujukkan untuk
mempertahankan homeostasis, misalnya menggerakkan tubuh mendekati makanan dan
menjauhi bahaya. Sedangkan, pada kejadian khusus otot homeostatik pada otot rangka
adalah mengunyah dan menelan makanan.
Otot Jantung
Seperti otot rangka, otot jantung tampak lurik, dengan filament tebal dan tipis
tersusun teratur membentuk pola pita regular. Filamen tipis jantung mengandung
troponin dan tropomiosin, yang merupakan tempat kerja Ca2+ dalam mengaktifkan
aktivitas jembatan silang. Sel otot jantung juga mengandung banyak mitokondria dan
mioglobin. Sel-sel ini juga memiliki tubulus T dan reticulum sarkoplasma yang cukup
9
berkembang baik. Jantung juga disarafi oleh saraf autonom, yang bersama hormon
tertentu dan faktor lokal, dapat memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi. Hal yang
khas bagi otot jantung adalah bahwaserat-serat otot jantung disatukan dalam suatu
anyaman bercabang, dan potensial aksi otot jantung berlangsung lebih lama sebelum
mengalami repolarisasi.
Terdiri dari berkas-berkas sel yang teranyam erat sedemikian rupa sehingga
dapatmenimbulkan gelombang kontraksi yang khas yang berakibat pemerasan isi
ventrikel jantung. Sel jantung yang matur berdiameter sekitar 15 µm dan
panjangnyaantara 85-100 µm. Sel-sel tersebut memperlihatkan pola garis melintang yang
identik dengan otot rangka. Akan tetapi, otot jantung hanya memiliki satu atau dua inti
pucat yang terletak di tengah. Disekeliling sel-sel otot terdapat selubung halus jaringan
ikat endomisium yang mengandung jejaring kapiler luas.
Satu ciri unik membedakan otot jantung adalah adanya garis gelap melintang yang
melintang deretan sel-sel jantung dengan interval yang tidak teratur. Diskus interkalaris
adalah kompleks pertautan yang terdapat pada pertemuan antar sel-sel otot jantung yang
bersebelahan. Untuk menjaga agar otot jantung tidak terpisah saat aktifitas kontraksi yang
berlangsung konstanadalah tugas desmosom dan fascia adherentes.
Sel otot jantung mengandung banyak mitokondria yang menempati 40% atau lebih
sitoplasma, dan hanya 2% serabut otot.
Otot jantung memiliki fungsi untuk mengalirkan darah yang sudah bersih dari co₂ ke
seluruh tubuh.
Otot Polos
Unit kontraktil filamen tebal dan tipis berorientasi sedikit diagonal dari sisi ke sisi
di dalam sel otot polos dalam kisi – kisi memanjang berbentuk berlian dan bukan berjalan
sejajar dengan sumbu panjang seperti myofibril di otot rangka (gambar 8-29a).
Pergeseran relative filament tipis melewati filament tebal selama kontraksi menyebabkan
kisi – kisi filament memendek dan membesar dari sisi ke sisi. Akibatnya, sel keseluruhan
memendek dan menonjol keluar anatara titik-titik tempat filament tipis melekat ke
permukaan dalam membrane plasma. (gambar 8-29b)
Molekul myosin tersusun dalam filament tebal otot polos sehingga jembatan
silang terdapat di keseluruhan panjang filament (yaitu, tidak terdapat bagian yang kosong
di pusat filament tebal otot polos). Akibatnya, filament tipis sekitar dapat ditarik di
sepanjang filament tebal dengan lebih panjang daripada yang terjai di otot rangka. Juga
berbeda dengan otot rangka (semua filament tipis yang mengitari filament tebal ditarik
kea rah tengah filament tebal yang stationer), protein myosin di filament tebal otot polos
tersusun sedemikian rupa sehingga separuh filament tipis sekitar ditarik ke satu ujung
filament tebal yang stasioner dan separuh yang lain ditarik ke ujung yang berlawanan
(gambar 8-29b).
13
Otot polos fasik berkontraksi dalam letupan – letupan aktivitas; otot polos tonik
mempertahankan kontraksi dalam tingkat tertentu.
Otot polos dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan pada pola
aktivitas kontraktilnya dan bagaimana konsentrasi Ca2+ meningkat :otot polos fasik dan
tonik. Otot polos fasik berkontraksi dalam letupan-letupan, dipicu oleh potensial aksi
yang menyebabkan peningkatan Ca2+ sitosol. Letupan kontraksi ini dintandai oleh
peningkatan aktivitas kontraktil yang jelas. Otot polos fasik paling banyak terdapat pada
dinding organ berongga yang mendorong isinya melaluinya, seperti organ-organ
15
pencernaan. Kontraksi fasik pada saluran cerna mencampur makanan dengan
getah – getah pencernaan dan mendorong massa ke depan untuk pemrosesan lebih lanjut.
Otot polos tonik biasanya berkontraksi parsial pada setiap saat. Keadaan kontraksi
parsial ini disebut dengan tonus. Tonus terjadi karena jenis otot polos ini memiliki
potensial istirahat yang relative rendah, yaitu -55 hingga -40 mV. Sebagiankanal Ca2+
berpintu listrik di membrane permukaan membuka pada potensial ini. Ca2+ yang masuk
mempertahankan keadaan kontraksi parsial. Karena itu, pemeliharaan tonus dalam otot
polos tonik tidak bergangtung pada potensial aksi. Otot polos tonik idak memperlihatkan
letupan – letupan aktivitas kontraktil, tetapi secara meningkat memvariasikan tingkat
kontraksi ini diatas atau di bawah tingkat tonik ini sebagai respons terhadap factor –
factor regulatorik, yang mengubah konsentrasi Ca2+ sitosol. Otot polos di dinding anteriol
merupakan contoh otot polos tonik. Kontraksi tonik yang terus terjadi pada pembuluh
pada dinding pembuluh halus ini memeras darah yang mengalir melaluinya kea rah hilir
dan merupakan salah satu factor utama yang berperan dalam mempertahankan tekanan
darah.
Sel otot polos tidak memiliki tubulus T dan reticulum sarkoplasma yang tidak
berkembang dengan baik. Pada otot polos fasik, peningkatan Ca2+ sitosol yang memicu
kontraksi berasal dari dua sumber: sebagian besar Ca2+ masuk dari cairan ekstasel, tetapi
sebagian dilepaskan di intrasel dari simpanan reticulum sarkoplasma. Tidak seperti
perannya pada sel otot rangka, reseptor dihidropiridinkan sensitive-listrik di membrane
plasma sel otot polos berfungsi sebagai kanal Ca2+. Ketika kanal membrane permukaan
ini terbuka sebagai respons terhadap potensial aksi, Ca2+ masuk menuruni gradient
konsentrasinya dari CES. Ca2+ yang masuk memicu pembukaan kanal Ca2+ di reticulum
sarkoplasma sehingga sejumlah sedikit tambahan Ca2+ dilepaskan secara intrasel dari
sumber terbatas ini. Karena diameter sel otot polos sangat jauh lebih kecil daripada serat
otot rangka, sebagaian bessar Ca2+ yang masuk di CES dapat memengaruhi altivitas
jemabatn silang, bahakan di bagian tengah sel, tanpa memerlukan mekanisme tubulus T
reticulum sarkoplasam.
Salah satu cara utama meningkatkan konsentrasi Ca2+ sitosol dan karenanya
meningkatkan aktivitas kontraktil di sel otot polos tonik adalah peningkatan caraka kimia
ekstrasel, sepeti norepinefrin atau berbagai hormone, dengan reseptor bergandeng protein
G, yang mengaktifkan jalur caraka kedua IP3-Ca2+. Membrane reticulum srakoplasma
pada otot polos tonik memiliki reseptor IP3, yang seperti reseptor rianodin, merupakan
kanal pelepas Ca2+ .Pengikatan IP3 menyebabkan pelepasan Ca2+ penginduksi kontraksi
dari simpana intrasel ini ke dalam sitosol. Ini adalah bagaimana norepinefrin yang
dilepaskan dari ujung saraf simpatis bekerja pada arteriol untuk meningkatkan tekakan
darah. Relaksasi otot polos dicapai dengan melenyapkan Ca2+ melalui pengeluarannya
secra aktif menembus membrane plasma atau kemabali ke dalam reticulum sarkoplasma,
mengalami defosforilasi (fosfatnya dikeluarkan) dan tidak lagi dapat berinteraksi dengan
aktin sehingga otot berelaksasi.
Otot polos bergerak lambat dan bersifat ekonomis
Respons kontraktil otot polos berlangsung lebih lambat daripada kedutan otot
rangka. Penguraian ATP oleh myosin ATPase jauh lebih lambat di otot polos, sehingga
aktivitas jembatan silang dan pergeseran filament berlangsung sekitar 10 kali lebih
lambat di otot polos daripada di otot rangka. Satu kontraksi otot polos dapat bertahan
16
selama 3 detik (3000 mdet), dibandingkan dengan maksimum 100 mdet yang
diperlukan untuk setiap respons kontraktil di otot rangka. Otot polos juga berelaksasi
lebih lambat karena pembersihan Ca2+ berlangsung lebih perlahan. Namun, kelambanan
ini jangan diartikan sebagai kelemahan. Otot polos dapat menghasilkan tegangan
kontraktil per satuan luas potongan melintang yang sama seperti yang dihasilkan oleh
otot rangka, tetapi otot polos melakukannnya dengan lebih lambat dan dengan
pengeluaran energy yang jauh lebih kecil. Karena siklus jembatan silang yang lambat
selama kontraksi otot polos, jembatan silang melekat lebih lama selama setiap siklus,
dibandingkan dengan otot rangka ; yaitu, jembatan silang “ memegang erat” filament
tipis lebih lama dalam setiap siklus. Fenomena lekat ini memungkinkan otot polos
mempertahankan tegangan dengan konsumsi ATP yang lebih sedikit, karena setiap siklus
jembatan silang menggunakan satu molekul ATP. Durasi gaya yang dihasilkan oleh satu
interaksi jembatan silang bertahan sekitar delapan kali lebih lama pada otot polos
daripada otot rangka. Karena itu otot polos adalah jaringan kontraktil yang hemat,
menyebaban cocok untuk kontraksi menetap jangka panjangdengan sedikit konsumsi
energy dan tanpa kelelahan. Berbeda dengan kebutuhan yang cepat berubah yang
dibebankann pada otot rangka sewaktu anda bergerak dan memanipulasi lingkungan
eksternal anda, aktivitas otot polos anda diarahkan untuk durasi yang lebih lama dan
melakukan penyesuaian yang lambat terhadap perubahan. Karena sifatnya yang lamban
dan susunan filamennya yang kurang teratur, otot polos sering salah dipandang sebagai
versi otot rangka yang kurang berkebang. Sebenarnya, otot polos juga bersifat sangat
spesialistik dipandang dari kebutuhan yang dibebankan padanya. Ini adalah jaringan
efisien yang sangat adaptif.
Penyaluran nutrient dan O2 umumnya memadai untuk menunjang proses
kontraktil otot polos. Otot polos dapat memanfaatkan beragam molekul nutrient untuk
menghasilakan ATP. Tidak terdapat simpana energy yang setara denga keratin fosfat
pada otot rangka; simpanan tersebut tidak diperlukan. Penyaluran oksigen biasanya sudah
memadai untuk mengimbangi laju fosforilasi oksidatif yang berlangsung lambat yang
dibutuhkan untuk menghasilkanATP bagi otot polos yang hemat energy ini. Jika
diperlukan glikolisis anaerob dapat menghasilkan ATP yamg memadai jika pasokan O2
berkurang.
Serat otot rangka tampak lurik dikarenakan adanya susunan internal yang sangat tertata.
Serat otot terdiri dari banyak miofibril. Tiap miofibril terdiri dari susunan teratur yang disebut
dengan filamen tebal yang dibentuk oleh protein miosin dan filament tipis yang dibentuk oleh
protein aktin. Tiap miofibril memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita terang (Pita I). Pita
tersebut menghasilkan gambar lurik otot rangka yang menyebabkan susunan gelap terang pada
otot. Dibagian tengah setiap pita I terdapat garis Z. Daerah antar garis Z disebut dengan
sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka.
Dengan menggunakan miroskop electron, dapat dilihat adanya jembatan halus terbentang
dari masing-masing filament tebal menuju filament tipis. Jembatan halus ini biasa disebut
dengan jembatan silang atau myosin crossbridge. Jembatan silang menonjol pada filament tebal
(myosin) sehingga disebut dengan myosin crossbridge.
17
Kontraksi otot disebabkan oleh interaksi jembatan silang antara aktin dan myosin. Saat
terjadi kontraksi filament tipis di kedua sarkomer bergeser ke arah dalam menuju pita A terhadap
filament tebal yang diam. Sewaktu bergeser ke dalam filament tipis menarik garis-garis Z tepat
filament tersebut melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek. Karena sarkomer
secara keseluruhan memendek, maka seluruh serat otot memendek. Zona H, di bagian tengah
pita A yang tidak dicapai oleh filament tipis menjadi lebih kecil karena filament-filamen tipis
saling mendekati ketika mereka bergeser ke arah dalam. Ini adalah mekanisme pergeseran
filament pada kontraksi otot. Pita I yang terdiri dari bagian filament tipis yang tidak bertumpang
tindih dengan filament tebal semakin menyempit ketika filament-filamen tipis semakin
bertumpang tindih dengan filament tebal sewaktu pergeseran tersebut.
Selama kontraksi, lebar pita A tidak mengalami perubahan karena lebarnya ditentukan
oleh panjang filament tebal. Selama proses pemendekan otot filament tebal tidak mengalami
perubahan panjang. Filament tipis juga tidak mengalami perubahan panjang sewaktu serat otot
memendek.
Sewaktu kontraksi, 𝐶𝑎2+ menggeser tropomyosin dan troponin. Jembatan silang myosin
dapat berikatan dengan molekul aktin di filament tipis sekitar. Kepala myosin berjalan di
sepanjang filament aktin untuk menariknya ke dalam relative terhadap filament tebal yang diam.
Dua kepala myosin di masing-masing molekul myosin bekerja secara independen, dengan salah
satu kepala yang melekat pada aktin pada suatu saat. Molekul myosin menekuk pada titik sendi
pada ekor untuk memudahkan pengikatan myosin dengan molekul aktin yang terdekat. Pada
pengikatan, kepala myosin menekuk 45 derajat kea rah dalam. Penekukan pada titik sendi leher
ini menciptakan gerak mengayuh, ini disebut sebagai kayuhan kuat jembatan silang.
Pada akhir satu siklus jembatan silang, ikatan antara jembatan silang myosin dan molekul
aktin terputus. Jembatan silang akan kembali ke bentuk semula dan berikatan dengan molekul
aktin berikutnya di belakang mitra aktin pertama. Jembatan silang akan kembali menekuk kea
rah dalam untuk menarik filament tipis lebih jauh, kemudian terlepas dan mengulangi siklus.
Siklus berulang secara berturut-turut menarik filament aktin. Sama prinsipnya dengan menarik
tambang dengan tangan.
Semua jembatan silang mendayung ke arah tengah bagian sarkomer, sehingga keenam
filament tipis sekitar tiap-tiap ujung sarkomer tertarik kea rah dalam secara bersamaan. Setiap
saat kontraksi, sebagian jembatan silang sedang “menahan” filament aktin dan yang lain
melepaskan filament aktin untuk “mengikat” filament aktin lainnya. Jika siklus jembatan silang
ini tidak asinkron, filament tipis akan bergeser kemali ke posisi istirahatnya semula di antara
kayuhan.
18
19
1. Artrofi
Gejala :
Mengecilnya otot
Penyebab :
Penyakit Poliomielitis
Tidak menggunakan otot secara cukup.
Kurangnya latihan fisik
Kurang Beraktivitas
Akibat :
Pemijatan
Rangsangan Listrik
20
Program olahraga (di bawah bimbingan seorang terapis atau dokter) sangat dianjurkan
Latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot.
Pencegahan :
2. Hipertrofi
Gejala :
Membesarnya otot
Penyebab :
Terapi Akupuntur
Pencegahan :
Otot trapesius leher mengalami peradangan (akibat dari entakan yang salah gerak)
Akibat :
Pemijatan
Terapi
21
Pencegahan :
Nyeri
Bagian tubuh yang kram sulit digerakkan
Pengobatan :
Kelemahan otot setelah mengeluarkan tenaga yang sembuh kembali setelah istirahat
Penyebab :
Melemahnya otot
Akibat :
Tidur selama 10 jam agar dapat bangun dalam keadaan segar dan perlu menyelingi waktu
dengan istirahat.
Menghindari hal-hal yang memperberat sakit
22
Myasthenia gravis tidak bisa dicegah, tapi menghindari pemicu berikut, dapat membantu
pasien mencegah eksaserbasi:
1. emosional
2. Paparan terhadap suhu ekstrim
3. Demam
6. Distrofi otot
Gejala :
Gejala berupa tubuh bergoyang saat mulai berjalan atau berlari, menggunakan jari kaki
dibandingkan kaki keseluruhan untuk berjalan,
Penyebab :
Genetis (Turunan)
Akibat :
Terapi fisik dan latihan akan membantu mencegah pengkerutan otot yang menetap di sekitar
sendi.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk meringankan nyeri otot.
Pencegahan :
Konseling genetik disarankan bila ada riwayat keluarga distrofi otot. Perempuan mungkin
tidak memiliki gejala tapi masih membawa gen untuk gangguan ini.
7. Tetanus
Gejala :
Nyeri
Kejang-kejang otot
Penyebab :
Sobeknya otot dinding perut yang lemah sehngga usus melorot ke awah
Akibat :
Satu-satunya cara untuk mengurangi resiko Anda memiliki hernia perut adalah untuk
menghentikan masalah yang membuat hernia lebih mungkin. Sebagai contoh, jika Anda:
1. Batuk atau bersin – mencari tahu apa yang menyebabkan ini dan mendapatkan bantuan untuk
mengobatinya
2. Tegang di toilet – banyak makan serat dan minum lebih banyak cairan untuk membantu
memudahkan buang air besar Anda .
24
9. Fibriosis
Gejala :
Kejang otot
Nyeri otot
Penyebab :
Aktif MMP-1 yang paling efektif dalam mengurangi fibrosis, walaupun pengobatan dengan
proMMP-1 juga bermanfaat relatif terhadap kontrol
Pencegahan :
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah dalam makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis jaringan di bagi menjadi 3 macam yaitu otot polos, otot jantung, dan otot lurik. Dari ketiga
jenis otot tersebut mempunyai cara kerja yang berbeda seperti yang telah dijelaskan bahwa
macam-macam gerak pada otot juga mempunyai macam gerak yang berbeda antara gerak
relaksasi dan kontraksi. Selain itu, dalam mekanisme kontraksi otot, terdapat Filamen-filamen
tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi, aktin merangsang aktivitas ATPase
miosin model untuk interaksi aktin dan miosin berdasar strukturnya. Dan dapat juga disimpulkan
bahwa gangguan pada otot juga bermacam-macam seperti artrofi, hipertrofi, stiff, kram,
miastenia gravis, distrofi otot, tetanus, hernia abdominalis, dan fibriosis
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, Penulis menuliskan Untuk mahasiswa khususnya, agar belajar
lebih mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih banyak mendalami, kita
lebih banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
25
Daftar Pustaka
Mescher, A. L. (n.d.). Histologi Dasar JANQUEIRA.
Sherwood, L. (n.d.). Fisiologi Manusia.
Zarmayana. (n.d.). Retrieved from https://croisant.wordpress.com/2012/05/20/gangguan-
gangguan-pada-otot/
27
MAKALAH
“Anatomi Muskuloskeletal”
Disusun Oleh :
2018