Anda di halaman 1dari 15

SISTEM OTOT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu: Roni Afriandi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2 / Tadris Biologi 1

Bella Sahfitri (0310211011)


Dadang Hardiansyah (0310212073)
Seri Haryani Harahap (0310213026)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam kami
sampaikan kepada junjungan alam Nabi kita Muhammad SAW semoga kita mendapat syafaat
beliau di yaumil akhir kelak.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah Makalah dengan materi yang berjudul
“Sistem Otot” untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu
oleh Bapak Roni Afriandi, M.Pd. Mengenai pemaparan penjelasan materi akan dijelaskan
dalam pembahasan makalah ini.

Melalui kata pengantar ini kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini. Kami meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT. Serta pemakluman para
pembaca bila makalah ini memiliki banyak kekurangan dan terdapat penulisan yang kurang
tepat, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT. Memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca sekalian.

Medan, 10 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................................................2

A. Pengertian Otot dan Sistem Otot..................................................................................2


B. Fungsi Otot...................................................................................................................2
C. Jenis Jenis Otot.............................................................................................................4
D. Sifat Sifat Otot..............................................................................................................5
E. Mekanisme Kontraksi Otot..........................................................................................6
F. Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot................................................................
G. ......................................................................................................................................8
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................11

A. Kesimpulan .....................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jaringan otot adalah jaringan yang dapat mengontraksikan sel atau serabutnya dan
melakukan kerja mekanis pada saat rileks. Sel otot memiliki struktur seperti benang pada sitoplasma,
bentuk sel memanjang sehingga dapat memendek di dalam sel. Dibalik mekanisme otot yang
sebenarnya hanyalah sebuah gerakan mekanis, terdapat beberapa proses kimiawi dasar yang
berlangsung dalam rangkaian kontraksi otot. Pada artikel ini, dengan tujuan akhir memberikan
penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, pertama-tama kita akan membahas
komponen kimia dari filamen tebal dan tipis, yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang melakukan usaha, menyimpan glikogen dan
menentukan posisi tubuh. Ini terdiri dari otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot polos adalah
otot yang memiliki bentuk gelendong yang halus. Aktivitasnya tidak disadari (bukan karena kemauan)
/ terlepas dari kemauannya, intinya terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran
pencernaan, seperti lambung dan usus. Otot lurik (otot rangka). Otot rangka adalah jenis otot yang
terhubung ke seluruh kerangka, cara kerjanya sadar (dengan keengganan), memanjang, dengan
banyak garis, memiliki beberapa inti yang terletak di tepi sel. Contoh otot lengan. Otot jantung hanya
terdapat di jantung. Otot ini merupakan otot yang paling istimewa karena bentuknya hampir sama
dengan otot lurik, namun perbedaannya dengan otot lurik adalah otot lirenik memiliki satu atau dua
inti yang terletak di tengah/pinggiran sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki
cabang yang disebut intercalary fascia. Otot ini juga memiliki kesamaan fungsinya dengan otot polos
yaitu involuntary (tidak sadar). Jaringan otot adalah kumpulan sel yang merupakan serat otot. Selama
perkembangan embrio, serat otot dibentuk oleh fusi banyak sel dari ekor ke ekor menjadi struktur
tubular. Di dalam sel serat otot terdapat unit kontak berupa protein yang terdiri dari miofibril.
Miofibril terdiri dari lapisan tebal (myosin) dan lapisan tipis (aktin) (Syaifuddin: 1997).

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian

2. ?
Tujuan

1. Untuk

3
BAB II
HASIL KAJIAN

A. Pengertian Otot dan Sistem Otot


Jaringan otot adalah jaringan yang paling melimpah di sebagian besar hewan, dan
kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang menuntut energi pada hewan
yang aktif. Unit dasar dari semua jenis otot adalah myofibril, yang merupakan struktur
berserabut yang sangat kecil yang terdiri dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan
myosin. Selama kontraksi, filamen saling mengunci, menarik energi dari mitokondria yang
mengelilingi miofibril.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi gerak. Otot terdiri dari sel
(serat otot) yang dikhususkan untuk kontraksi (mengandung protein kontraktil). Sel otot
memiliki kemampuan untuk berkontraksi (memendek dan menebal) dan rileks (kembali ke
keadaan semula). Otot rangka adalah organ utama dari sistem otot yang membentuk tubuh.
Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, yang berisi jaringan saraf yang
mengontrol kontraksi otot dan jaringan epitel di dalam jaringan pembuluh darah. Otot sebagai
organ hanya memiliki satu fungsi tertentu, yaitu. menggerakkan bagian tubuh tertentu.
Bersamaan dengan itu, kerjasama seluruh otot tubuh sebagai suatu sistem yang menghasilkan
semua gerakan tubuh yang terkoordinasi. Karena sistem otot adalah sistem tubuh yang
bekerja dalam bisnis, menyimpan glikogen dan menentukan posisi tubuh. Ini terdiri dari otot
polos, otot jantung dan otot rangka.
B. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan
diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar.
Keadaan ini disebut sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksi
mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek dan diameternya
membesar.
Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam,
yaitu:
a.       Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
b.      Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c.       Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d.      Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
e.       Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f.       Otot dilatator, untuk melebarkan.
g.      Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h.      Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
i.        Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j.        Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.

4
k.      Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l.        Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

C. Jenis- Jenis Otot

Hewan memiliki 3 jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Jika
dilihat di bawah mikroskop, otot jantung dan rangka menunjukkan garis-garis dan disebut otot
lurik, sedangkan otot polos tidak menunjukkan garis atau garis-garisnya sangat halus,
sehingga disebut otot polos. (Irianto Kus: 2004).
a.      Jaringan Otot Polos
Otot polos memiliki serat kontraktil non-refleksi bolak-balik sehingga sarkoplasma
tampak halus dan homogen. Otot polos memiliki bentuk melingkar, bagian tengah yang besar
dan ujung yang sempit. Setiap sel otot polos memiliki inti tunggal yang terletak di tengah dan
berbentuk datar.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kemauan (otot tidak bergantung pada
kemauan), oleh karena itu disebut otot tak sadar dan sel-selnya dilengkapi dengan serabut
saraf sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah
lelah. Otot polos terletak di organ dalam tubuh, oleh karena itu disebut juga otot visceral.
Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfatik, saluran pencernaan, kandung kemih dan
saluran pernapasan. Fungsi otot polos memberikan gerakan sukarela, seperti pergerakan zat di
sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna juga untuk mengatur diameter pembuluh
darah dan pergerakan pupil. Struktur otot polos dapat Anda amati pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Otot Polos


b.      Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik memiliki serat kontraktil yang memantulkan cahaya secara bergantian
gelap (anisotropik) dan cerah (isotropik). Sel atau serat otot rangka berbentuk silinder atau
serat panjang. Setiap sel memiliki banyak inti dan terletak di tepi sarkoplasma. Otot lurik
bekerja di bawah kemauan (otot sadar), itulah sebabnya mereka disebut otot sadar, dan selnya
disuplai dengan serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak

5
teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada
rangka, seperti otot bisep dan trisep. Itu juga ditemukan di lidah, bibir, kelopak mata dan
diafragma. Otot lurik berperan sebagai alat gerak yang aktif karena dapat berkontraksi dengan
cepat dan kuat untuk menggerakkan tulang dan tubuh.

Gambar 2.6. Otot Lurik

c.       Jaringan Otot Jantung


Otot jantung atau miokardium berbentuk silinder atau memiliki serat pendek. Otot ini
terdiri dari serat lurik yang bercabang dan terhubung satu sama lain. Setiap kardiomiosit
memiliki satu atau dua inti di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja secara tidak sadar
(involuntary muscle) atau disebut juga otot tidak sadar dan sel-selnya disuplai dengan serabut
saraf saraf otonom. Kontraksi otot jantung bersifat otomatis, teratur, tidak pernah lelah dan
lambat bereaksi. Disebut otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan
relaksasi otot jantung menyebabkan jantung berkontraksi dan mengembang untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah adanya pelat interkalasi,
yang merupakan persimpangan antara dua sel yang tampak gelap jika dilihat di bawah
mikroskop..

Gambar 2.7. Otot Jantung

6
D. Sifat Sifat Otot
Sifat utama penggerak otot adalah sinergis dan antagonis. Meskipun sebagian besar
gerakan dilakukan dalam kerja sama dengan sekelompok otot, biasanya satu otot bertanggung
jawab atas sebagian besar gerakan. "Otot utama" disebut penggerak utama. Penggerak utama
dibantu oleh "otot bantu" yang disebut sinergis. Sinergis bekerja sama dengan otot lain. Di
sisi lain, antagonis adalah otot yang menentang aksi otot lain. Singkatnya, kontraksi otot
bisep lengan atas menarik lengan bawah ke arah bahu, antagonisnya adalah triceps brachii
(bagian belakang lengan atas). Ini menahan gerakan otot bisep dengan menarik lengan bawah
dari tulang belikat. Di atas dan di bawah menggunakan otot.
a. Sinergis
Sinergis adalah sifat otot yang kontraksinya menyebabkan gerakan searah. Misalnya,
pronator teres dan pronator quadratus (otot yang membuat telapak tangan menghadap ke atas
atau ke bawah). Otot sinergi adalah dua otot atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan yang
sama. Ini berarti otot berkontraksi dan rileks bersama. Misalnya, otot interkostal, yang bekerja
sama saat menarik napas, atau otot pronator, yang menyebabkan telapak tangan menghadap
ke atas atau ke bawah. Pergerakan bagian tubuh biasanya melibatkan aksi otot, tulang, dan
persendian. Ketika otot berkontraksi, ia menarik tulang yang melekat padanya, sehingga
tulang bergerak di dalam sendi tempatnya berada. Otot yang bekerja berkontraksi, sehingga
otot memendek, mengeras, dan bagian tengah tubuh membengkak. Saat memendek, tulang
tempat otot menempel ditarik atau diangkat. Satu jenis kontraksi otot hanya dapat
menggerakkan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang kembali ke posisi semula, otot harus
rileks. Tetapi mengendurkan otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik kembali ke posisi
semula. Oleh karena itu, otot kedua harus berkontraksi, kebalikan dari otot pertama. Jadi
menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi lain dan kemudian kembali ke posisi semula
membutuhkan setidaknya dua jenis otot dengan aksi yang berbeda.
b. AntagonisOtot
Antagonis adalah dua atau lebih otot yang bekerja berlawanan arah. Saat otot pertama
berkontraksi dan otot kedua berelaksasi, hal itu menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, ketika otot pertama mengendur dan otot kedua berkontraksi, tulang kembali ke
posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot bisep
(dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di bagian depan lengan atas. Otot trisep
adalah otot berkepala tiga (tiga tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di belakang
lengan atas. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi. Antagonisme juga dianggap sebagai kerja otot yang kontraksinya menimbulkan
efek gerakan yang berlawanan, misalnya: 1. Ekstensor (meluruskan) dan fleksor
(membungkuk), misalnya trisep dan bisep. Penculik (menjauh dari tubuh) dan adduktor
(mendekati tubuh), seperti gerakan lengan sejajar dengan bahu dan postur tubuh yang
sempurna. Depressor (bawah) dan adductor (atas), seperti menekuk kepala dan melihat ke
atas. Supinator (melihat ke atas) dan pronator (menutup ke bawah), seperti telapak tangan ke
atas dan telapak tangan ke bawah.

Lebih jelas lagi, Wulangi (1993 : 68-75) menyatakan bahwa otot memiliki 5 sifat,
yaitu :

7
1. Otot memiliki kemampuan berkontraksi dan berelaksasi

Kontraksi otot terjadi apabila otot menerima rangsangan. Kontraksi otot dikenal
dengan penegangan otot. Dikenal dua macam kontraksi otot yaitu Isotonik dan Isometrik.
Kontraksi isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan.
Contohnya adalah orang yang mengangkat beban tidak terlalu berat sehingga beban terangkat.
Kontraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan.
Contohnya adalah bila orang mengangkat beban terlalu berat sehingga beban tidak terangkat.
Pada umumnya kotraksi isometrik digunakan untuk mengetahui panas yang timbul di dalam
otot.

2. Elastisitas dan kekenyalan

Setelah mengalami pengembangan atau perpanjangan, otot mampu kembali pada


bentuk dan ukuran semula. Contohnya, rahim yang berisi janin menjadi mengembang dan jika
janin telah keluar, rahim dapat kembali seperti ukuran semula.

3. Kepekaan terhadap rangsangan atau iritabilitas

Otot mampu mengadakan tanggapan atau respon apabila otot dirangsang. Ada 4
macam bentuk rangsangan yaitu : Mekanik (pijitan, pukulan), Kimia (larutan asam dan
larutan garam), panas dan listrik (arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf).
Diantara keempat itu yang sering digunakan adalah rangsangan listrik. Bila otot jantung
dirangsang, seluruh ototnya akan berkontraksi secara maksimal. Hal ini menggambarkan azas
“semua atau tidak” atau dengan kata lain setiap kontraksi mencapai maksimal bila diberi
rangsang. Azas ini juga berlaku untuk serabut otot.

4. Sifat otot dapat mengalami kecapaian atau fatigue

Yaitu suatu keadaan yang ditandai oleh menurunnya kepekaan dan kemampuan
menegang apabila otot dirangsang secara terus menerus dengan intensitas rangsang yang
sama besar dengan frekuensi 1 rangsang perdetik maka pada suatu saat otot mengalami
kehilangan kemampuan untuk kontraksi. Faktor lain yang dapat menimbulkan kecapaian
adalah aktivitas yang berlebihan, kurng gizi, gangguan pada sisstem peredaran darah,
pernafasan, endrokrin, dan sikap tubuh yang tidak betul.

5. Otot dapat membesar (Hipertrofi)

Bila otot melakukan kerjaberat secara terus menerus, otot akan membesar yang
disebut dengan hipertrofi. Otot yang mengalami hipertrofi diamater serabut ototnya
meningkat dan jumlah zat didalam otot jugs bertambah. Sebaliknya, otot yang tidak
digunakan menjadi kecil ( Atropi).

E. Rangsangan, Tanggapan dan Penegangan Otot

Otot merespons ketika mereka menerima rangsangan yang kuat. Untuk percobaan
laboratorium dibedakan 4 jenis rangsangan yaitu mekanik, kimiawi, panas, dingin, elektrik.
Dari keempat bentuk stimulasi tersebut, stimulasi listrik paling banyak digunakan karena
lebih mudah untuk mengontrol intensitas stimulasi, durasi stimulasi dan frekuensi stimulasi.
Selain itu, sedikit merusak jaringan otot. Intensitas setiap stimulus dapat kita kenali, yaitu:

8
a) rangsang dibawah ambang (subliminal, subminimal), yaitu stimulus yang gagal
menimbulkan respons .
b) rangsang ambang (liminal, minimal) adalah stimulus terkecil yang menimbulkan respon
c) stimulus submaksimal adalah stimulus yang intensitasnya bervariasi dari stimulus
ambang hingga stimulus maksimum
d) stimulus terbesar adalah stimulus yang dapat menghasilkan respon terbesar
e) stimulus supramaksimal adalah stimulus yang intensitasnya lebih besar dari stimulus
maksimal tetapi menghasilkan respon yang juga maksimal

Saat otot jantung dirangsang, semua otot berkontraksi maksimal atau tidak
berkontraksi sama sekali. Begitu pula ketika serat otot lurik dirangsang, serat otot
berkontraksi secara maksimal atau tidak berkontraksi sama sekali. Ini menggambarkan
hukum semua atau tidak sama sekali. Otot yang terdiri dari banyak serat otot tidak
mematuhi prinsip atau hukum ini. Stimulasi minimal, atau stimulasi ambang, menyebabkan
hanya sedikit serat otot yang berkontraksi, sehingga hasilnya adalah ketegangan otot yang
lemah secara keseluruhan. Jika intensitas rangsangan meningkat, lebih banyak serat otot
yang berkontraksi sehingga menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Akhirnya, ini bisa
terjadi di beberapa titik ketika tidak semua serat otot berpartisipasi dalam proses kontraksi.
Kymographs sering digunakan untuk merekam aktivitas fisiologis berbagai otot. Saat kita
merangsang otot dengan rangsangan yang cukup kuat, respon yang dihasilkan disebut
kontraksi tunggal. Kontraksi tunggal ini dapat direkam pada kimograf yang berputar cepat.
Gambar kontraksi otot tunggal (myogram) seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Satu
kontraksi dapat dibagi menjadi 3 periode: 1) periode laten (periode laten) adalah waktu
antara penerapan stimulus dan permulaan stimulus, yang berlangsung selama 0,01 detik. 2)
masa ketegangan (kontraksi) adalah waktu dimana otot memendek dan 3) masa relaksasi
(relaksasi) adalah waktu dimana otot kembali ke bentuk dan ukuran semula.

F. Meknisme Kontraksi Otot

Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan
nama“model pergeseran filamen” (sliding filament mode), seperti terlihat pada gambar
berikut:

Kontraksi otot dipicu oleh impuls saraf

9
Struktur miosin dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot

Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis
atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Aseti-kolin ini
akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+)ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa
denganmolekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen
tipis(aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada
sisiaktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan
(crossbridges).

Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah


energidan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan
filamentipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot
pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.

Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka
filamentipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali.
Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan
berlangsungselama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan
direabsorpsi.Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan
sarkomer dalamkeadaan istirahat memanjang berelaksasi.

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah
yangtersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot
vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat
sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari
ADP. Persedian kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi
lagidengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa -6- fospat. Perubahan tersebut

10
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menghasilkan ATP.

Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat
dioksidasisempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi
otot cukup intensif dan terus"menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut
tidak cepatdan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi
bagikontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak
memerlukanoksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot
dengan segera,walaupun umlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses
aerob. Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi.
Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat
menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.

G. Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot


Kontraksi otot terjadi akibat rangsangan. Namun, menggerakkan otot biasanya
membutuhkan serangkaian rangsangan yang berurutan. Stimulus pertama diperkuat oleh
stimulus kedua, stimulus kedua diperkuat oleh stimulus ketiga, dan seterusnya. Jadi itulah
nada atau ketegangan maksimum. Setiap rangsangan yang diberikan menghasilkan potensial
aksi yang menyebabkan kontraksi otot tunggal pada serat otot. Ketika otot setelah kontraksi
mencapai relaksasi total, potensial aksi kedua digunakan, kontraksi kedua terjadi sekuat
kontraksi pertama. Jika potensial aksi kedua ditembakkan sebelum otot benar-benar
berelaksasi dari yang pertama, kontraksi tambahan terjadi pada puncak kontraksi pertama. Ini
disebut jumlah kontraksi. Ketika otot dirangsang dengan sangat cepat, tetapi masih ada
relaksasi di antara kedua rangsangan tersebut, terjadi kondisi yang disebut tetanus tidak
lengkap. Ketika tidak ada kesempatan untuk bersantai di antara dua rangsangan, kontraksi
kekuatan maksimal terjadi, disebut tetanus penuh.
Dalam mekanisme kerja otot, komponen yang mempengaruhi kontraksi otot adalah
dua kelompok filamen, yaitu filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal. Kedua jenis
filamen ini terdiri dari serat otot. Setiap serat otot diatur menjadi kumpulan unit kontraktil
yang disebut sarkomer. Sarkomer ini memberikan tampilan lurik atau lurik otot rangka atau
jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung setiap sarkomer disebut garis Z; ada
daerah gelap yang disebut daerah A, yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang-seling
dengan daerah terang yang disebut daerah I, yang hanya terdiri dari aktin; tepi domain-A
filamen aktin dan miosin tumpang tindih; wilayah tengah hanya terdiri dari myosin, yang
meliputi wilayah H; filamen aktin yang dibundel; Filamen miosin melekat pada M-line di
tengah sarkomer.
Selama kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin dan daerah H,
menyebabkan serat otot memendek. Panjang grup A tetap tidak berubah, sedangkan grup I
dan grup H memendek. Serat otot tebal terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara

11
paralel. Kepala myosin berikatan dengan ATP dan kemudian mengubahnya menjadi ADP,
melepaskan sebagian energi ke myosin, yang kemudian berubah menjadi konfigurasi energi
tinggi. Myosin berenergi tinggi berikatan dengan aktin pada titik tertentu, membentuk
jembatan yang mengkilap. Energi yang terkandung dalam miosin kemudian dilepaskan dari
kepala lepomiosin dengan energi rendah. Keadaan ini disebut relaksasi. Relaksasi ini merubah
sudut perlekatan yang sebelumnya pada kepala myosin menjadi ekor myosin. Ikatan antara
myosin berenergi rendah dan aktin terputus ketika molekul ATP baru menempel pada kepala
myosin. Proses kontraksi kemudian diulangi lagi, membentuk siklus.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai