Disusun Oleh:
Kelompok 2 / Tadris Biologi 1
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam kami
sampaikan kepada junjungan alam Nabi kita Muhammad SAW semoga kita mendapat syafaat
beliau di yaumil akhir kelak.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah Makalah dengan materi yang berjudul
“Sistem Otot” untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu
oleh Bapak Roni Afriandi, M.Pd. Mengenai pemaparan penjelasan materi akan dijelaskan
dalam pembahasan makalah ini.
Melalui kata pengantar ini kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini. Kami meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT. Serta pemakluman para
pembaca bila makalah ini memiliki banyak kekurangan dan terdapat penulisan yang kurang
tepat, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT. Memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca sekalian.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................................................2
A. Kesimpulan .....................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jaringan otot adalah jaringan yang dapat mengontraksikan sel atau serabutnya dan
melakukan kerja mekanis pada saat rileks. Sel otot memiliki struktur seperti benang pada sitoplasma,
bentuk sel memanjang sehingga dapat memendek di dalam sel. Dibalik mekanisme otot yang
sebenarnya hanyalah sebuah gerakan mekanis, terdapat beberapa proses kimiawi dasar yang
berlangsung dalam rangkaian kontraksi otot. Pada artikel ini, dengan tujuan akhir memberikan
penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, pertama-tama kita akan membahas
komponen kimia dari filamen tebal dan tipis, yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang melakukan usaha, menyimpan glikogen dan
menentukan posisi tubuh. Ini terdiri dari otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot polos adalah
otot yang memiliki bentuk gelendong yang halus. Aktivitasnya tidak disadari (bukan karena kemauan)
/ terlepas dari kemauannya, intinya terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran
pencernaan, seperti lambung dan usus. Otot lurik (otot rangka). Otot rangka adalah jenis otot yang
terhubung ke seluruh kerangka, cara kerjanya sadar (dengan keengganan), memanjang, dengan
banyak garis, memiliki beberapa inti yang terletak di tepi sel. Contoh otot lengan. Otot jantung hanya
terdapat di jantung. Otot ini merupakan otot yang paling istimewa karena bentuknya hampir sama
dengan otot lurik, namun perbedaannya dengan otot lurik adalah otot lirenik memiliki satu atau dua
inti yang terletak di tengah/pinggiran sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki
cabang yang disebut intercalary fascia. Otot ini juga memiliki kesamaan fungsinya dengan otot polos
yaitu involuntary (tidak sadar). Jaringan otot adalah kumpulan sel yang merupakan serat otot. Selama
perkembangan embrio, serat otot dibentuk oleh fusi banyak sel dari ekor ke ekor menjadi struktur
tubular. Di dalam sel serat otot terdapat unit kontak berupa protein yang terdiri dari miofibril.
Miofibril terdiri dari lapisan tebal (myosin) dan lapisan tipis (aktin) (Syaifuddin: 1997).
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
2. ?
Tujuan
1. Untuk
3
BAB II
HASIL KAJIAN
4
k. Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l. Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.
Hewan memiliki 3 jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Jika
dilihat di bawah mikroskop, otot jantung dan rangka menunjukkan garis-garis dan disebut otot
lurik, sedangkan otot polos tidak menunjukkan garis atau garis-garisnya sangat halus,
sehingga disebut otot polos. (Irianto Kus: 2004).
a. Jaringan Otot Polos
Otot polos memiliki serat kontraktil non-refleksi bolak-balik sehingga sarkoplasma
tampak halus dan homogen. Otot polos memiliki bentuk melingkar, bagian tengah yang besar
dan ujung yang sempit. Setiap sel otot polos memiliki inti tunggal yang terletak di tengah dan
berbentuk datar.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kemauan (otot tidak bergantung pada
kemauan), oleh karena itu disebut otot tak sadar dan sel-selnya dilengkapi dengan serabut
saraf sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah
lelah. Otot polos terletak di organ dalam tubuh, oleh karena itu disebut juga otot visceral.
Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfatik, saluran pencernaan, kandung kemih dan
saluran pernapasan. Fungsi otot polos memberikan gerakan sukarela, seperti pergerakan zat di
sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna juga untuk mengatur diameter pembuluh
darah dan pergerakan pupil. Struktur otot polos dapat Anda amati pada Gambar 2.1.
5
teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada
rangka, seperti otot bisep dan trisep. Itu juga ditemukan di lidah, bibir, kelopak mata dan
diafragma. Otot lurik berperan sebagai alat gerak yang aktif karena dapat berkontraksi dengan
cepat dan kuat untuk menggerakkan tulang dan tubuh.
6
D. Sifat Sifat Otot
Sifat utama penggerak otot adalah sinergis dan antagonis. Meskipun sebagian besar
gerakan dilakukan dalam kerja sama dengan sekelompok otot, biasanya satu otot bertanggung
jawab atas sebagian besar gerakan. "Otot utama" disebut penggerak utama. Penggerak utama
dibantu oleh "otot bantu" yang disebut sinergis. Sinergis bekerja sama dengan otot lain. Di
sisi lain, antagonis adalah otot yang menentang aksi otot lain. Singkatnya, kontraksi otot
bisep lengan atas menarik lengan bawah ke arah bahu, antagonisnya adalah triceps brachii
(bagian belakang lengan atas). Ini menahan gerakan otot bisep dengan menarik lengan bawah
dari tulang belikat. Di atas dan di bawah menggunakan otot.
a. Sinergis
Sinergis adalah sifat otot yang kontraksinya menyebabkan gerakan searah. Misalnya,
pronator teres dan pronator quadratus (otot yang membuat telapak tangan menghadap ke atas
atau ke bawah). Otot sinergi adalah dua otot atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan yang
sama. Ini berarti otot berkontraksi dan rileks bersama. Misalnya, otot interkostal, yang bekerja
sama saat menarik napas, atau otot pronator, yang menyebabkan telapak tangan menghadap
ke atas atau ke bawah. Pergerakan bagian tubuh biasanya melibatkan aksi otot, tulang, dan
persendian. Ketika otot berkontraksi, ia menarik tulang yang melekat padanya, sehingga
tulang bergerak di dalam sendi tempatnya berada. Otot yang bekerja berkontraksi, sehingga
otot memendek, mengeras, dan bagian tengah tubuh membengkak. Saat memendek, tulang
tempat otot menempel ditarik atau diangkat. Satu jenis kontraksi otot hanya dapat
menggerakkan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang kembali ke posisi semula, otot harus
rileks. Tetapi mengendurkan otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik kembali ke posisi
semula. Oleh karena itu, otot kedua harus berkontraksi, kebalikan dari otot pertama. Jadi
menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi lain dan kemudian kembali ke posisi semula
membutuhkan setidaknya dua jenis otot dengan aksi yang berbeda.
b. AntagonisOtot
Antagonis adalah dua atau lebih otot yang bekerja berlawanan arah. Saat otot pertama
berkontraksi dan otot kedua berelaksasi, hal itu menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, ketika otot pertama mengendur dan otot kedua berkontraksi, tulang kembali ke
posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot bisep
(dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di bagian depan lengan atas. Otot trisep
adalah otot berkepala tiga (tiga tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di belakang
lengan atas. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi. Antagonisme juga dianggap sebagai kerja otot yang kontraksinya menimbulkan
efek gerakan yang berlawanan, misalnya: 1. Ekstensor (meluruskan) dan fleksor
(membungkuk), misalnya trisep dan bisep. Penculik (menjauh dari tubuh) dan adduktor
(mendekati tubuh), seperti gerakan lengan sejajar dengan bahu dan postur tubuh yang
sempurna. Depressor (bawah) dan adductor (atas), seperti menekuk kepala dan melihat ke
atas. Supinator (melihat ke atas) dan pronator (menutup ke bawah), seperti telapak tangan ke
atas dan telapak tangan ke bawah.
Lebih jelas lagi, Wulangi (1993 : 68-75) menyatakan bahwa otot memiliki 5 sifat,
yaitu :
7
1. Otot memiliki kemampuan berkontraksi dan berelaksasi
Kontraksi otot terjadi apabila otot menerima rangsangan. Kontraksi otot dikenal
dengan penegangan otot. Dikenal dua macam kontraksi otot yaitu Isotonik dan Isometrik.
Kontraksi isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan.
Contohnya adalah orang yang mengangkat beban tidak terlalu berat sehingga beban terangkat.
Kontraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan.
Contohnya adalah bila orang mengangkat beban terlalu berat sehingga beban tidak terangkat.
Pada umumnya kotraksi isometrik digunakan untuk mengetahui panas yang timbul di dalam
otot.
Otot mampu mengadakan tanggapan atau respon apabila otot dirangsang. Ada 4
macam bentuk rangsangan yaitu : Mekanik (pijitan, pukulan), Kimia (larutan asam dan
larutan garam), panas dan listrik (arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf).
Diantara keempat itu yang sering digunakan adalah rangsangan listrik. Bila otot jantung
dirangsang, seluruh ototnya akan berkontraksi secara maksimal. Hal ini menggambarkan azas
“semua atau tidak” atau dengan kata lain setiap kontraksi mencapai maksimal bila diberi
rangsang. Azas ini juga berlaku untuk serabut otot.
Yaitu suatu keadaan yang ditandai oleh menurunnya kepekaan dan kemampuan
menegang apabila otot dirangsang secara terus menerus dengan intensitas rangsang yang
sama besar dengan frekuensi 1 rangsang perdetik maka pada suatu saat otot mengalami
kehilangan kemampuan untuk kontraksi. Faktor lain yang dapat menimbulkan kecapaian
adalah aktivitas yang berlebihan, kurng gizi, gangguan pada sisstem peredaran darah,
pernafasan, endrokrin, dan sikap tubuh yang tidak betul.
Bila otot melakukan kerjaberat secara terus menerus, otot akan membesar yang
disebut dengan hipertrofi. Otot yang mengalami hipertrofi diamater serabut ototnya
meningkat dan jumlah zat didalam otot jugs bertambah. Sebaliknya, otot yang tidak
digunakan menjadi kecil ( Atropi).
Otot merespons ketika mereka menerima rangsangan yang kuat. Untuk percobaan
laboratorium dibedakan 4 jenis rangsangan yaitu mekanik, kimiawi, panas, dingin, elektrik.
Dari keempat bentuk stimulasi tersebut, stimulasi listrik paling banyak digunakan karena
lebih mudah untuk mengontrol intensitas stimulasi, durasi stimulasi dan frekuensi stimulasi.
Selain itu, sedikit merusak jaringan otot. Intensitas setiap stimulus dapat kita kenali, yaitu:
8
a) rangsang dibawah ambang (subliminal, subminimal), yaitu stimulus yang gagal
menimbulkan respons .
b) rangsang ambang (liminal, minimal) adalah stimulus terkecil yang menimbulkan respon
c) stimulus submaksimal adalah stimulus yang intensitasnya bervariasi dari stimulus
ambang hingga stimulus maksimum
d) stimulus terbesar adalah stimulus yang dapat menghasilkan respon terbesar
e) stimulus supramaksimal adalah stimulus yang intensitasnya lebih besar dari stimulus
maksimal tetapi menghasilkan respon yang juga maksimal
Saat otot jantung dirangsang, semua otot berkontraksi maksimal atau tidak
berkontraksi sama sekali. Begitu pula ketika serat otot lurik dirangsang, serat otot
berkontraksi secara maksimal atau tidak berkontraksi sama sekali. Ini menggambarkan
hukum semua atau tidak sama sekali. Otot yang terdiri dari banyak serat otot tidak
mematuhi prinsip atau hukum ini. Stimulasi minimal, atau stimulasi ambang, menyebabkan
hanya sedikit serat otot yang berkontraksi, sehingga hasilnya adalah ketegangan otot yang
lemah secara keseluruhan. Jika intensitas rangsangan meningkat, lebih banyak serat otot
yang berkontraksi sehingga menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Akhirnya, ini bisa
terjadi di beberapa titik ketika tidak semua serat otot berpartisipasi dalam proses kontraksi.
Kymographs sering digunakan untuk merekam aktivitas fisiologis berbagai otot. Saat kita
merangsang otot dengan rangsangan yang cukup kuat, respon yang dihasilkan disebut
kontraksi tunggal. Kontraksi tunggal ini dapat direkam pada kimograf yang berputar cepat.
Gambar kontraksi otot tunggal (myogram) seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Satu
kontraksi dapat dibagi menjadi 3 periode: 1) periode laten (periode laten) adalah waktu
antara penerapan stimulus dan permulaan stimulus, yang berlangsung selama 0,01 detik. 2)
masa ketegangan (kontraksi) adalah waktu dimana otot memendek dan 3) masa relaksasi
(relaksasi) adalah waktu dimana otot kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan
nama“model pergeseran filamen” (sliding filament mode), seperti terlihat pada gambar
berikut:
9
Struktur miosin dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot
Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis
atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Aseti-kolin ini
akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+)ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa
denganmolekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen
tipis(aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada
sisiaktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan
(crossbridges).
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka
filamentipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali.
Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan
berlangsungselama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan
direabsorpsi.Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan
sarkomer dalamkeadaan istirahat memanjang berelaksasi.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah
yangtersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot
vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat
sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari
ADP. Persedian kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi
lagidengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa -6- fospat. Perubahan tersebut
10
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menghasilkan ATP.
Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat
dioksidasisempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi
otot cukup intensif dan terus"menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut
tidak cepatdan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi
bagikontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak
memerlukanoksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot
dengan segera,walaupun umlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses
aerob. Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi.
Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat
menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.
11
paralel. Kepala myosin berikatan dengan ATP dan kemudian mengubahnya menjadi ADP,
melepaskan sebagian energi ke myosin, yang kemudian berubah menjadi konfigurasi energi
tinggi. Myosin berenergi tinggi berikatan dengan aktin pada titik tertentu, membentuk
jembatan yang mengkilap. Energi yang terkandung dalam miosin kemudian dilepaskan dari
kepala lepomiosin dengan energi rendah. Keadaan ini disebut relaksasi. Relaksasi ini merubah
sudut perlekatan yang sebelumnya pada kepala myosin menjadi ekor myosin. Ikatan antara
myosin berenergi rendah dan aktin terputus ketika molekul ATP baru menempel pada kepala
myosin. Proses kontraksi kemudian diulangi lagi, membentuk siklus.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14