Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM OTOT”

DOSEN PENGAMPUH
Raya Agni, S.Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VII
Wulandari A 221 21 055
Moh. Munir A Malasugi A 221 21 055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena berkat
Rahmat dan hidayat dan hidayatnya kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi dan
Fisiologi Manusia ini yang berjudul “Sistem Otot”. Sholawat serta salam Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita keluar dari zaman jahiliyah zaman
yang penuh dengan kebodohan menuju zaman islamiah seperti yang kita rasakan saat
ini.
Ucapan terima kasih kepada Ibu Raya Agni, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata
kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia yang telah mengarahkan kami dalam
pembuatan makalah ini serta kepada teman-teman satu kelompok sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Anatomi dan Fisiologi Manusia ini sebagaimana
mestinya. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada
para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi
tambahan referensi dalam proses pembelajaran.

Palu, 27 Oktober 2023


Penyusun

Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ........................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................
1.3 Tujuan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................
2.1 Pengertian Sistem Otot .......................................................
2.2 Otot Pembentukan Tubuh Manusia ..................................
2.3 Jenis-Jenis Otot....................................................................
2.4 Fungsi Otot ..........................................................................
2.5 Sifat-sifat Otot......................................................................
2.6 Sifat Kerja Otot ...................................................................
2.7 Mekanisme Terjadi Gerak Pada Otot ...............................
2.8 Kelainan-kelainan Pada otot ..............................................
BAB III PENUTUP ........................................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................................
3.2 Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja
mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki
struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang
secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses
kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini,
dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot,
akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal dan
tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk
yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak)
/ invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot
rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-
lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan.
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa
karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai
lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau
dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya
otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga
memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary
(tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan
ekor dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot
ini terdapat unit kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril.
Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis
(aktin) (Syaifuddin: 1997).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan sistem otot?
2. Bagaimana pembentukan otot tubuh pada manusia?
3. Apa fungsi dan jenis-jenis sistem otot?
4. Bagaiaman sistem sifat kerja otot?
5. Bagaimana Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot?
6. Sebutkan kelainan-kelainan otot manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini dalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian sistem otot
2. Mengetahui pemebentukan otot tubuh pada manusia
3. Mengetahui fungsi dan jenis-jenis otot
4. Mengetahui sistem sifat kerja otot
5. Mengetahui mekanisme terjadinya gerak pada otot
6. Mengetahui kelainan-kelainan otot manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian sistem Otot


Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).

2.2. Otot Pembentuk Tubuh Manusia


Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari
miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
• Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
• Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).

Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin


(aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi
(memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan
relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:
1. Otot Bagian kepala

Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:


1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
a) Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi
mata
b) Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit
kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a) Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b) Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata
yang berfungsi memutar mata
c) Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling
mata, yang berfungsi sebagai penutup mata.
d) Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang
fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu
membuka mata.
3. Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a) Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut,
yang berfungsi menarik sudut mulut kebawah.
b) Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c) Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau
membentuk mimik muka kebawah
d) Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut,
fungsinya menahan makanan waktu mengunyah.
e) Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu
mulut keatas waktu senyum.
4. Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a) Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu
mulut terbuka
b) Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan
kebelakang
c) Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik
rahang bawah kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a) Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b) Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang

2. Otot bagian leher

Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:


1. Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.
Fungsinya menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan
kulit bibir.
2. Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher
yang berfungsi menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis,
ketiganya terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala
belakang dan menggelengkan kepala.
3. Otot bagian perut

Otot ini terdiri atas:


1. Transversus abdominus Lapisan otot terdalam. Peran utamanya adalah
untuk menstabilkan trunk danmenjaga tekanan perut internal.
2. Rektus abdominusTersampir antara tulang rusuk dan tulang kemaluan di
bagian depan panggul. Ototini memiliki karakteristik benjolan atau
tonjolan, ketika melakukan kontraksi,yang umumnya disebut ‘six pack’.
Fungsi utama dari abdominus rektus adalah untuk bergerak tubuh antara
tulang rusuk dan panggul.
3. Otot oblik eksternal, Otot ini adalah di setiap sisi abdominus rektus. Otot-
otot oblik eksternalmemungkinkan trunk untuk memutar, tapi ke sisi
berlawanan dari mana oblikeksternal adalah kontraktor. Misalnya, kontrak
miring eksternal yang tepat untukmengubah tubuh ke kiri.
4. Otot oblik internal, Otot ini mengapit abdominus rektus dan terletak di
dalam tulang pinggulnya.Mereka beroperasi dengan cara yang berlawanan
dengan otot oblik eksternal.Misalnya, memutar trunk ke kiri membutuhkan
oblik internal sisi kiri dan oblikeksternal sisi kanan berkontraksi bersama-
sama.

4. Otot tungkai atas


Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat
dan disebut fasia lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Otot abductor, yang terdiri dari:
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abductor longis sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor
femoralis. Fungsinya menyelenggarakan abduksidari femur.
2. Muskulus eksentor ( qudriseps femoris) Atau otot berkepala empat, yang
terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus vastus lateralis eksternal
c. Muskulus vastus medialis internal
d. Muskulus vastus intermedial
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang terdiri
dari :
• Biseps femoris ( otot berkepala 2), yang fungsinya membengkokkan
paha dan meluruskan tungkai bawah
• Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya
membengkokkan tungkai bawah
• Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam
• Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur
yang memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu
gerakan fleksi femur dan membengkokan keluar.

5. Otot tungkai bawah


Otot tungkai bawahTerdiri dari:
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat
pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki
2. Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari telunjuk
ketengahan jari, jari manisdan kelingking kaki
3. Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4. Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokan tungkai bawah lutut.
5. Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya
dapat membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah kedalam
6. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus
ekstensor falangus).

2.3. Jenis-jenis Otot


a. Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya
berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos
mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya
meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah
dan bentuknya pipih.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar)
sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari
sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak
mudah lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga
disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran
pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi
gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan.
Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan
pupil mata.
b. Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya
berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot
lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti
dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot
sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari
sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah
lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka
tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir,
kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena
dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan
tubuh.

c. Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas
serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya.
Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah
sarkoplasma. Otot jantungbekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut
juga otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom.
Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan
bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung.
Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan
mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang
tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
2.4. Fungsi Otot
Berikut ini akan dipaparkan dengan detail beberapa fungsi otot dalam tubuh
manusia antara lain:
1. Menjaga Postur Tubuh
Otot ternyata dapat membantu menjaga postur tubuh saat teman- teman
sedang berdiri tegak ataupun duduk. Otot tubuh yang kuat bisa membuat postur
tubuh yang baik. Sedangkan otot tubuh tang lemah dan kaku akan membuat
postur tubuh tidak sejajar. Agar hal ini tidak terjadi, teman-teman harus menjaga
kesehatan otot tubuh dengan benar. Jika tidak dilakukan, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan nyeri sendi, sakit di otot bahu, punggung, dan
sebagainya.
2. Membantu Sistem Pernapasan
Saat sedang bernapas, manusia melibatkan otot diafragma yang terdapat di
bagian bawah rongga dada. Saat proses bernapas, manusia akan menghirup
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Selama proses menghirup, maka
diafragma akan menjadi datar. Kemudian, organ paru-paru akan membesar dan
menampung oksigen yang tadi dihirup Sedangkan saat membuang napas,
diafragma akan melakukan relaksasi. Sehingga akan kembali ke bentuk yang
normal.
3. Membantu Proses Pencernaan
Dalam saluran pencernaan terdapat otot polos, yang membentang dari mulut
hingga ke bagian anus. Otot yang terdapat dalam organ pencernaan tersebut,
berfungsi mendorong makanan dari mulut ke lambung untuk melakukan proses
pencernaan makanan. Kemudian, otot akan kembali mendorong makanan dari
bagian lambung sampai ke bagian anus manusia.
4. Melindungi Organ Tubuh
Otot juga berperan dalam menjaga dan melindungi organ-organ tubuh,
seperti jantung, paru-paru dan sebagainya. Selain itu, otot juga membantu
melindungi tulang dan organ tubuh dengan cara menyerap guncangan dan
mencegah gesekan di bagian persendian.
5. Mengatur Suhu Tubuh
Otot ikut berperan menjaga suhu tubuh agar tetap normal. Apakah teman-
teman tahu? Ternyata hampir 85 persen suhu panas yang dihasilkan tubuh itu
berasal dari kontraksi otot-otot di dalam tubuh. Ketika panas tubuh turun, otot
akan meningkatkan aktivitasnya agar tumbuh kembali panas. Akibatnya tubuh
akan menggigil. Saat suhu tubuh kembali normal, itu melewati proses relaksasi
otot polos di pembuluh darah. Caranya, dengan meningkatkan aliran darah dan
melepaskan panas lewat kulit.

Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa


macam, yaitu:
a. Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
b. Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c. Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d. Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
e. Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f. Otot dilatator, untuk melebarkan.
g. Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h. Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
i. Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j. Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.
k. Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l. Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

2.5. Sifat-sifat Otot


Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak
hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam
tubuh. Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan
membesar dan mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.
Adapun sifat-sifat otot, antara lain:
1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu Razak:
2004).
2.6 Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan.
Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan
tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang
kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh
otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki
dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan
lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek
gerak berlawanan, contohnya adalah:
B. Sinergis

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak


searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan
telapak tangan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama
dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi
bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan
kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik
tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang
dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang
dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali
ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot
ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus
ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama.
Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian
kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja
berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis
dan otot sinergis.

2.6 Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot


Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk
menggerakan otot biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan.
Rangsangan pertama akan diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua
akan diperkuat oleh rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan
demikian akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan
yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi
otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai
relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi
tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi
aksi yang kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi
pertama akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini
dinamakan penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat
cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan yang
dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara
kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut
tetanus sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam
kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen
miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot.
Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer.
Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau
otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut
garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen
miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya
terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih;
sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen
aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H,
Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona
H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang
tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya
menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah
bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut
berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan
silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin
beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi.
Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung
miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan
terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses
kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk siklus.

2.7. Kelainan-kelainan pada Otot


Kelainan-kelainan otot, antara lain sebagai berikut:
1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena
kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan
bersifat kronis pada otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih
besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek
dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau
kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena
bakteri tetanus.
7. Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras bisa
menyebabkan putusnya otot.
8. Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran
darah tidak lancer. (Vander J. Arthur: 1986)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang
agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
3. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
4. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary,
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat
pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak
lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
5. Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
6. Kelainan-kelainan pada otot, antara lain: a. Atrofi otot, merupakan penurunan
fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan
berkontraksi, misalnya lumpuh. b. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan
merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak. c.
Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih
besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan. d.
Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek
dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut. e. Kelelahan otot,
karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang. f.
Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena
bakteri tetanus.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional
Editions.

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta:


Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Gramedia: Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud:


Bandung

Anda mungkin juga menyukai