Anda di halaman 1dari 31

STRUKTUR HEWAN

(ABKC 2403)

“JARINGAN OTOT HEWAN”

Disusun Oleh:
Madinatul Munawarah 1910119220017
Maulida Feryna 1910119220011
Mutmainnah 1910119220013
Nabilla Afifah Rahmah 1910119220015
Rahilah 1910119220009

Kelompok IV

Dosen Pengasuh:
Drs. H. Kaspul, M.Si.
Riya Irianti, S. Pd, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyusun makalah
yang berjudul “Jaringan Otot Hewan” ini dengan baik dan selesai pada waktunya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Drs. H. Kaspul,
M.Si. dan ibu Riya Irianti, S. Pd, M. Pd. selaku dosen pengampu dalam mata
kuliah Struktur Hewan yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini.

Makalah yang telah kami susun ini tentunya tidak terlepas dari berbagai
kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya kami mohon saran dan kritik agar ke
depannya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Banjarmasin, Februari 2021

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang...................................................................................................1

B.Rumusan Masalah..............................................................................................2

C.Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI 3


A.Pengertian Sistem Otot......................................................................................3

B. Jenis Otot...........................................................................................................3

C. Pengelompokkan Otot.......................................................................................4

D.Klasifikasi Sistem Otot....................................................................................13

E.Otot Penyusun Tubuh Hewan..........................................................................16

F. Sifat Otot..........................................................................................................18

G.Sifat kerja Otot.................................................................................................20

H.Kontraksi Otot.................................................................................................22

BAB III PENUTUP 24


A.Kesimpulan......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA 25

3
4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang
khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai
contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-jantung yang
lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu
koordinasi (Campbell et al. 1999 dalam PPKU IPB). Ilmu yang mempelajari
jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat
yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali
(jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh
(jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan
lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe
khusus sesuai dengan fungsinya. Padasaat perkembangan embrio, lapisan
kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses yang disebut
histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel,
jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan


ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat
berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal
mempunyai tigajenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac),
dan otot polos (Campbell et al. 1999dalam PPKU IPB). Otot skelet berstruktur
bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat
sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya
mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai
garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop). Otot
jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak
sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita.

1
Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan
rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel
ke sel lainnya selama denyut jantung (Campbell et al. 1999 dalam PPKU IPB).
Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat
dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu
lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung.
Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada
dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus.
Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut
sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan
mencapai 1 mikron.(PPKU IPB).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis otot penyusun tubuh hewan?
2. Bagaimana klasifikasi sistem otot pada hewan?
3. Bagaimana sifat kerja otot pada hewan?
4. Bagaimana kontraksi otot pada hewan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis otot penyusun tubuh hewan
2. Untuk mengetahui klasifikasi sistem otot pada hewan
3. Untuk mengetahui sifat kerja otot pada hewan
4. Untuk mengetahui kontraksi otot pada hewan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN SISTEM OTOT PADA HEWAN VERTEBRATA

Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu


berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit
dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang
berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin
dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan
yang mendapatkan energi dari mitokondria disekitar miofibil (Lubis, 2017).

Pada hewan vertebrata, seperti halnya manusia, otot-otot yang menyusun


tubuhnya terdiri atas otot jantung, otot polos, dan otot kerangka atau otot lurik.
Yang pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot
polos terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung).
Otot kerangka, adalah otot yang melengkat pada kerangka (Lubis, 2017).

B. JENIS-JENIS OTOT

Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :

1. Otot Polos

Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos
memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat
miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan
miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur.
Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh
dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe,
dinding saluran pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata,

3
otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi (Ville, 1984 dalam
Lubis, 2017).

2. Otot lurik

Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti
banyak, letaknya

di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya
selnya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya
tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot
rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan
dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah
mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung
banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang (Ville, 1984 dalam Lubis, 2017).

3. Otot jantung

Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot
lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama
lain. Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jantung
(kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik (Ville,
1984 dalam Lubis, 2017).

C. PENGELOMPOKKAN OTOT HEWAN

Otot hewan selain dibedakan berdasar jenis juga dikelompokkan berdasar


penyusun tubuhnya berikut :

4
1. Otot-otot Kepala

Otot-otot kepala merupakan otot mimik, yaitu otot yang memancar ke dalam
kulit wajah maupun kepala, jika kontraksi menyebabkan pergeseran kulit.
Pergeseran tersebut mengakibatkan lipatan-lipatan dan kerutan. Inilah merupakan
dasar dari ekspresi wajah seseorang (Jaden, 2013).

Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:

5
1. Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2
bagian:

a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi


mata.
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke
belakang.

2. Otot wajah terbagi atas:

a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah.

b. Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya


memutar mata.

c. Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekeliling


mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.

d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata.


Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu
membuka mata.

3. Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:

a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut,


fungsinya menarik sudut mulut ke bawah

b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo


penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung

c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan


kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah

d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut.


Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris.
Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.

6
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu
mulut ke atas waktu senyum.

4. Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas:

a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu


mulut terbuka

b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke


belakang

c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang


bawah ke depan.

5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk menunyah,


terbagi atas:

a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan

b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang


(Jaden, 2013).

2. Otot-Otot Badan

Komponen-komponen otot badan terdiri atas otot punggung dan tungkai, otot
leher serta bahu, otot perut dan dada.

1. Komponen otot punggung


Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang, dan tungkai yang kuat dan
fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan
diskus tetap dalam posisi normal.
a. Otot-otot punggung

7
a) Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang
sakrum dan bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke
belakang kolumna vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul
dari vertebra dan sampai ke tulang oksipital dari tengkorak. Otot
tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh dan memudahkan tubuh
untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan fleksi.
b) Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang
punggung. Aksi utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke
bawah terhadap posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam,
dan menarik tubuh menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada
pernapasan yang kuat menekan bagian posterior dari abdomen.
b. Otot-otot tungkai

8
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot
dari bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar
ilium, sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum.
Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh,
memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat
menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau
membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha.
2. Otot leher

Otot bagian leher terbagi menjadi 3 bagian:


a. Muskulus platysma
Terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke tulang selangka
dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan

9
melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih
dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.
b. Muskulus sternokleidomastoideus
Terdapat pada permukaan lateral proc.mastoidebus ossis temporalis
dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya memiringkan
kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan rotasi
leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi
kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan
ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan
sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah
wajah akan menengadah.
c. Muskulus longisimus kapitis,
Terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Fungsinya adalah
laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.
Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari
belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik
kepala belakang dan menggelengkan kepala.
3. Otot bahu

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang
pangkal lengan dan scapula.
a. Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu
dan berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan

10
tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan
sampai mendatar.
b. Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari
bagian depan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot
ini adalah menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke
dalam.
c. Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di
lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini
adalah untuk mengangkat lengan.
d. Muskulus infraspinatus (otot bawah  scapula). Otot ini berpangkal di
lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutar lengan keluar.
e. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di
siku bawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa
memutar lengan ke dalam.
f. Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di
siku sebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutar lengan ke luar.
4. Otot perut (Abdomen)
Otot perut bekerja sama dengan otot punggung untuk membantu
mendukung tulang belakang, mengabaikan otot perut dapat menimbulkan
ketidak seimbangan otot yang menyebabkan nyeri punggung. Menurut
Razi Siregar (2000) dalam Widiyanto (2016) otot abdominal meliputi
rectus abdominis, yang dapat menyebabkan tubuh untuk menekuk atau
melentur, dan oblique external, yang dapat membantu tubuh berputar dan
melengkung ke arah samping.

11
Terdapat empat otot yang menyusun pada dinding abdomen, terdiri atas:
1. Musculus Oblique External Abdominal
Otot ini terbesar dan paling superfisial dari tiga otot abdominal
anterolateral. Otot ini berada di belakang tulang rusuk bagian bawah dan
melintas menuju panggul. Otot ini berfungsi untuk menunjang pergerakan
tulang belakang dan menjaga kestabilan tulang belakang saat melakukan
latihan yang membuat tubuh menekuk ke samping.
2. Musculus Oblique Internal Abdominal
Otot ini berfungsi menekan dan menopang viscera abdominal,
memfleksikan, dan merotasi batang tubuh. Otot ini berada di bawah
musculus oblique external abdominal.
3. Musculus Transverse Abdominal
Otot ini berada paling dalam di antara ke tiga otot yang lain, transverse
abdominal berperan dalam menstabilkan punggung bagian bawah. Para
ahli menyatakan bahwa saat melakukan aktivitas seperti berjalan, berlari,
dan sebagainya, otot ini adalah yang pertama kali aktif bergerak.
4. Musculus Rectus Abdominal
Musculus rectus abdominal adalah suatu otot mirip ambin, lebar, dan
panjang. Otot ini merupakan otot vertikal utama pada dinding abdomen
anterior memiliki fungsi utama memfleksikan tubuh (vertebra lumbalis)
dan menekan viscera abdominal, menstabilkan, dan mengontrol
kemiringan panggul (antilordosi).

12
D. KLASIFIKASI SISTEM OTOT PADA BEBERAPA HEWAN
VERTEBRATA
a. Sistem Otot pada Ikan (Pisces)

Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari
organ tubuh. Gerak otot yang disengaja pada ikan terutama untuk
membuka dan menutup mulut, menggerakkan mata, membuka dan
menutup lubang insang, menggerakkan sirip dan gerakan ke atas atau
ke samping, atau melawan arus air. Gerakan tersebut hanya
memerlukan sistem otot yang sederhana.
Tipe otot tubuh ikan masih menampangkan susunan apabila tubuh
ikan dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak bahwa otot-

13
otot tersusun menurut lingkaran-lingkaran konsentri. Potongan otot
yang melingkar ini tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk
konimuskuli (berbentuk kerucut). Otot tersebut disebut miomer yang
tersusun secara segmental. Masing-masing miomer dibungkus dan
dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata. Otot-otot brankial
berfungsi untuk menutup dan membuka lubang insang dan mulut,
terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral). Otot ini di inervensi oleh
saraf spinal. Otot sirip pada ikan yang paling banyak adalah berupa
otot ektensordorsar dan fleksor ventral.12 Otot badan tersusun dalam
seri dari blok otot dan disebut dengan minotom. Otot minotomini yang
akan membentuk badan berpasangan sehingga ikan dapat bergerak
seperti ombak dan membantu ikan berenang di dalam air.
b. Sistem otot pada amfibi

Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain


sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot aksial pada amfibi
masih metamerik seperti pada ikan, tetapi tampak tanda-tanda
perbedaan sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian
dari sistem otot epaksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala.
Otot ventral, adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap
segmen tubuh amfibi. Selanjutnya, otot hipaksial terlepas atau terbagi
dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique

14
eksternal, oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal
sangat kurang.
Berbagai macam gerakan pada amfibi, yaitu berenang, berjalan,
meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.
Beberapa di antaranya terletak di tungkai itu sendiri dan berupa otot-
otot intrinsik.
c. Sistem otot aves

Aktivitas terbang pada Burung merupakan proses kompleks yang


melibatkan system pernapasan, sistem kardiovaskular, dan metabolism
sel. Sistem ini berkoordinasi secara internal dalam metabolisme otot.
Ratusan otot dan ligamen berperan penting dalam menentukan jarak
penerbangan. Dua otot yang memiliki peran kunci adalah otot
pectoralis (pectoralis major) dan supracoracoideus (pectoralis minor)
karena berfungsi membentuk pusat gravitasi yang menstabilkan
burung di udara. Otot pectoralis merupakan otot depressor dan
berkaitan dengan gerakan menurunkan sayap saat terbang. Otot
pectoralis minor berperan dalam mengangkat sayap pada saat burung
sedang terbang.
d. Sistem otot reptile

15
Sistem otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung
organ-organ vissera, berat badan, dan juga untuk memungkinkan
beberapa jenis gerakan. Begitu juga dengan otot-otot respirasi telah
teradaptasi untuk kehidupan di darat dan berkembang dengan baik. .
Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung
tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air. Selain
itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat.

E. OTOT PENYUSUN TUBUH HEWAN


Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang
menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot
jantung. Fungsi sistem otot pada hewan vertebrata juga serupa seperti halnya
pada manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Penamaan pada
otot rangka, misalnya pada katak pun hampir serupa dengan pada manusia
(Gambar 4.16 dan 4.17).

16
Keterangan :
A- m. deltoid
B- m. pectoralis
C- m,rectus abdominis D- m. sartorius
E- m. triceps femoris
F- m. adductor magnus G- m. adductor longus H- m. gracilis major
I- m. gracilis minor
J- m. external oblique
K- m. Gastrocnemius
L - m. latissimus dorsi
M - m. external oblique
N - m. triceps femoris
O - m. semimembranosus
P - m. gracilis minor
Q - m. gastrocnemius
R - tendon achiles
S - m. triceps brachii
T - m. cutaneous abdominis
U - m. gluteus
Pada invertebrata sistem otot tidak serupa dengan hewan-hewan vertebrata,
pada hewan-hewan rendah seperti pada protozoa, porifera, dan coelenterata
tidak memiliki sistem tersebut. Pada Platyhelminthes terdapat sistem otot yang
juga berfungsi sebagai alat gerak aktif terutama berfungsi dalam mengatur
gerakan tubuhnya. Pada Nemathelminthes kita mengenal adanya otot-otot
longitudinal yang mengontrol gerakan tubuh membengkok ke arah
dorsoventral. Sementara pada Annelida kita bisa menemukan adanya otot
longitudinal dan otot melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaanya.
Otot-otot inilah yang berperan dalam mengatur gerakan pada cacing tanah,
misalnya ketika memendek, memanjang dan merayap bekerja sama dengan
setae. Otot rangka Arthropoda hampir identik dengan otot rangka vertebrata.

17
Akan tetapi, otot terbang pada seranggga mampu melakukan kontraksi
independen dan ritmik (berirama), sehingga sayap beberapa serangga
sesungguhnya dapat mengibas lebih cepat dari potensial aksi yang tiba di
sistem saraf pusat. Mollusca, pada kelompok hewan ini sudah memiliki jenis
otot bergaris melintang. Yang menarik pada sistem otot pada kijing atau remis,
kemampuan otot yang menahan cangkangnya agar tetap dalam keadaan
menutup. Filamen tebal pada pada serabut otot ini mengandung suatu protein
unik yang disebut paramiosin, yang memungkinkan otot tetap berada dalam
kondisi kontraksi dengan laju konsumsi energi yang rendah selama sekitar satu
bulan.

F. SIFAT –SIFAT OTOT

ada 4 sifat otot yaitu irritabilitas, kontraktilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas,.


sifat-sifat tersebut umumnya terdapat pada seluruh otot yaitu otot jantung, otot

18
halus, dan otot skeletal pada manusia, juga dimiliki oleh otot-otot mamalia, reptil,
amphibi, burung, dan serangga.

1.iritabilitas

otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam


rangsang.terdapat berbagai ransang berikut
1. Mekanis
memijit, memukul, menarik, menyubit, menyentuh
2. Thermis
dingin, panas
3. Khemis
bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun organik (asam asam, , basa,
garam) \
4. Elektris
dengan bantuan arus listrik listrik (umumnya untuk penyembuhan)
ketika diaktivasi oleh stimulus maka otot akan merespon dengan berkembangnya
ketegangan (tension).
2.kontraktilitas
kemampuan untuk mengembangkan ketegangan (tension) atau disebut
kontraktilitas merupakan salah satu sifat karakteristik yang khas pada jaringan
otot. pada kontraktilitas otot memiliki kemampuan untuk memendek apabila
terkena stimulus (ransang)
3.ekstensibilitas
otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif maupun pasif.
4.elastisitas
bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki kemampuan
untuk kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.

Sifat otot polos


1. Gelap dan tak tampak garis melintang
2. Berkontraksi pelan-pelan

19
3. Tidak cepat lelah
4. Bekerja diluar kehendak
Sifat otot jantung
1. Bergaris-garis melintang
2. Bekerja teratur
3. Terus-menerus
4. Tidak cepat lelah
5. Mengerutnya lebih cepat dan lebih halus dari otot polos
6. Bekerja di luar kesadaran kita
Sifat otot rangka
1. Jaringan otot umumnya melekat pada tulang dan dapat menggerakkan
tulang lain dimana tulang tersebut bersendi.
2. Bagian urat pada kedua ujungnya (jaringan ikat yang kuat) disebut tendo
3. Bagian daging (fibrae otot) yang ada di tengah-tengah di sebut venter.
4. Tempat melekatnya tendo yang tak banyak bergerak disebut origo(kepala).
5. Tempat perlekatan tendo yang banyak bergerak disebutinsertio(ekor)
6. Otot yang bekerja (berkontraksi) disebut agonis.
7. Otot tugasnya berlawanan dengan otot yang bekerja disebut antagonis.

G. SIFAT KERJA OTOT

Sifat kerja otot dibedakan menjadi Sinergis dan Antagonis .Penggerak Utama,
Sinergis dan Antagonis. Meskipun sebagian besar gerakan melalui grup ini
sekelompok otot, satu otot bertanggung jawab untuk sebagian besar gerakan.
"Otot utama" disebut penggerak utama. Yang membantu penggerak utama adalah
“otot penolong” yang disebut sinergis Sinergis in the muscle of muscle yang lain.
Malah, antagonis adalah otot yang berlawanan dengan aksinya dengan otot lain.
Singkatnya, kontraksi dari otot bisep brachii, penggerak utama, menarik lengan
bawah ke bahu Triceps brachii (lengan atas bagian belakang) adalah
antagonis.Dia melawan gerakan dari biceps brachii dengan lengan menarik bawah
menjauhi scapula. Otot yang digunakan secara berlebihan dan yang kurang
digunakan .
20
1. Antagonis
Otot antagonis yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
berlawanan/bertolak belakang/tidak searah. Jika pertama berkontraksi dan kedua
berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. otot, jika pertama
berelaksasi dan kedua berkontraksi otot akan menyebabkan tulang kembali ke
posisi semula Contoh antagonis adalah otot bisep dan trisep Otot bisep adalah otot
yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di
lengan atas tas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung
(tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot
bisep berelaksasi.
Antagonis juga merupakan otot yang kontraksi menyebabkan efek gerak
berlawanan, misalnya:
1. Ekstensor (pelurusan) dan fleksor (menekuk), misalnya otot trisep dan bisep.
2. Abductor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan) seperti gerakan
tangan sejajar bahu dan postur tubuh yang sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerakan kepala
merunduk dan melihat ke atas.
4. Supinator (melihat ke atas) dan pronator (menghadap ke bawah), misalnya
gerakan telapak tangan menghadap ke atas dan gerakan telapak tangan
menghadap ke bawah.
2. Sinergis
Otot sinergis adalah otot-otot yang menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan
menengadah atau menelungkup).

Otot sinergis adalah doa otot atau lebih yang bekerja bersama - sama dengan
tujuan yang sama. Jadi otot otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi
bersama. Misalnya, otot otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya
21
melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot
akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada
sendi yang dimilikinya.

Otot yang sedang bekerja berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras,
dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati
otot tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi
semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja
tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada
otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama.
Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke yang lain, kemudian kembali
ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis.

H. KONTRAKSI OTOT
Kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan memendek sehingga
kemudian dapat menggerakkan tulang atau rangka tubuhmu. Lalu, relaksasi itu
kebalikannya, Relaksasi adalah kondisi ketika otot kembali memanjang. Adapun
Kontraksi = memendek, relaksasi = memanjang. Otot yang membuat rangka
bergerak disebut dengan otot rangka. Unit fungsional dari otot rangka disebut
dengan sarkomer, yang tersusun oleh aktin dan miosin. 
Aktin adalah protein pembentuk filamen halus. Aktin ini ada 2 untai Di dalam
aktin ada protein troponin dan tropomiosin. Selain itu, juga ada sisi untuk
pengikatan miosin  Miosin adalah protein pembentuk filamen tebal yang bertugas
menarik aktin ketika kontraksi otot terjadi.  Selain aktin dan miosin, sarkomer ini
memiliki daerah-daerah lain di dalamnya, Ada empat daerah, Pita I, Pita A, Zona
H, dan Garis Z. Pada Pita I hanya ada aktin di dalamnya. Sementara itu, Pita
A memiliki aktin dan miosin sekaligus. Lalu, Zona H  hanya memiliki
miosin Garis Z yaitu penghubung antar sarkomer.

22
Secara mekanisme kontraksi otot adalah terjadinya sliding filamen, sedangkan
rangkaian proses kontraksi secara sederhana merupakan (1) adanya rangsangan
dari otak melalui akson neuron motorik keserabut otot, (2) asetilkolin yang berada
disynaptic gutter akan berikatan dengan reseptornyapada sarkolema, sehingga
terjadi depolarisasi membran dan menimbulkan potensial aksi sel otot rangkaserta
menyebabkan ion natrium dan kalium keluar, dan (3) potensial aksi yang
disebarkan dari membran sel akan diteruskan melalui tubulus T, selanjutnya
merangsang terminal sisterna sarkoplasmik retikulumuntuk melepaskan ion
kalsium. Ion kalsium akan berikatan dengan troponin Cpada filamen aktin dan
mendorong filamen tropomiosin menutup celah-celah aktivesite filamen aktin,
sehingga aktivesite terbuka. Otot merupakan jaringan peka yang dapat dirangsang
untuk menimbulkan suatu potensial aksi. Otot rangka melekat pada tulang dan
berperan sebagai sistem perototan yang menggerakan tubuh. Aktivitas otot diatur
oleh susunan saraf melalui persarafan motorik. Otot rangka tersusun dari serat-
serat yang merupakan balok penyusun (building bloks) sistem otot. 40% dari berat
badan manusia terdiri dari otot rangka dan 10% terdiri dari otot polos dan jantung.
Mekanisme kontraktil ototrangka tergantung dari protein miosin, aktin, troponin
dan tropomiosin. Ciri filamen miosin tebal, sedangkan filamen aktin tipis.
Sebagian saling bertautan sehingga menyebabkan myofibril secara bergantian
menunjukan pita terang dan gelap. Pita ini saling tumpang tindih dan terjadi
penonjolan dari sisi filamen miosin. Penonjolan ini dinamakan
jembatanpenyeberangan (cross bridge).

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu


berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein
kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin.

2. Pada hewan vertebrata, seperti halnya manusia, otot-otot yang


menyusun tubuhnya terdiri atas otot jantung, otot polos, dan otot
kerangka atau otot lurik. Otot hewan selain dibedakan berdasar jenis
juga dikelompokkan berdasar penyusun tuhbuhnya yakni otot-otot
kepala dan otot-otot badan

3. Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ
tubuh.

4. Terdapat 4 sifat otot yaitu irritabilitas, kontraktilitas, ekstensibilitas, dan


elastisitas,. sifat-sifat tersebut umumnya terdapat pada seluruh otot yaitu
otot jantung, otot halus, dan otot skeletal pada manusia, juga dimiliki oleh
otot-otot mamalia, reptil, amphibi, burung, dan serangga.
5. Sifat kerja otot dibedakan menjadi Sinergis dan Antagonis . Otot antagonis
yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak
belakang/tidak searah. Otot sinergis adalah otot-otot yang menimbulkan
gerak searah.
6. Kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan memendek
sehingga kemudian dapat menggerakkan tulang atau rangka tubuhmu.

24
25
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopædia Britannica, Inc. 2008. Erector spinae. Diakses melalui
https://www.britannica.com/science/erector-spinae pada tanggal 21 Februari
2021.
Encyclopædia Britannica, Inc. 2013. Epaxial muscle. Diakses melalui
https://www.britannica.com/science/epaxial-muscle pada tanggal 21
Februari 2021.
Hartomo, MB. 2016. BAB II Kajian Pustaka. Diakses melalui http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/585/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf pada
tanggal 21 Februari 2021.
Jaden. (2013). Otot Kepala. Diakses melalui
https://id.scribd.com/doc/148934028/Otot-Kepala pada tanggal 18 Februari
2021.
Lubis, T. M., & Adam, M. (2017). Pengantar Fisiologi Veteriner. Diakses
melalui https://books.google.com pada tanggal 18 Februari 2021.
Madri, M. (2017). Kontraksi otot skelet. Jurnal Menssana, 2(2), 69-79.
Mas Yog. 2019. Jenis-Jenis Otot Pada Reptil. Diakses melalui
https://www.masyog.com/2019/05/jenis-jenis-otot-pada-reptil.html pada
tanggal 21 Februari 2021.
Nabila. Enies. 2017. Makalah fisiologi hewan sistem otot. Diakses melalui
https://www.academia.edu/34863773/MAKALAH_Sistem_Otot Pada 19
Februari 2021
Nugroho, S. (2011). Model Lesson Study untuk Peningkatan Prestasi Mahasiswa
Dalam Proses Pembelajaran Pada Perkuliahan Kinesiologi. Jurnal
Cakrawala Pendidikan, 1(1).
Qaanitah, dkk. 2016. Fisiologi Hewan Sistem Gerak Pada Katak (Rana sp).
Diakses melalui https://studylibid.com/doc/864496/fisiologi-hewan-sistem-
gerak-pada-katak--rana-sp--oleh-- pada tanggal 21 Februari 2021.
Ramadenadia, Tarysa. 2020. Dermatomuskuloskeleton Dan Mekanisme Gerak.
Diakses melalui https://www.coursehero.com/file/p67596o/23-Tulang-
belakang-dan-lekukuannya-Antar-tulang-belakang-diikat-oleh/ pada tanggal
21 Februari 2021.
Riandi, dkk. 2020. Changes of birds behavior in response to magnetic fields
anomaly before the earthquake: a review. Diakses melalui
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bioscience/article/download/108355/pdf
pada tanggal 21 Februari 2021.
Ruth, Will. Rowing and Mobility – part 3 glutes. Diakses melalui
https://www.rowperfect.co.uk/rowing-and-mobility-part-3/ pada tanggal 21
Febuari 2021.
Saefudin. Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan. Diakses melalui
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19630701198
8031-SAEFUDIN/otot.pdf pada tanggal 26 Februari 2021

26
Schatz, Phil. 2020. Anatomie der oberen Extremität: Muskulatur der Schulter und
des Oberarms. Diakses melalui https://www.lecturio.de/magazin/anatomie-
oberen-extremitaet/ pada tanggal 21 Februari 2021.
Sujatha, Kiran. 2012. Human Anatomy: Dissection Manual. Diakses melalui
https://www.jaypeedigital.com/book/9789350250150/chapter/ch7 pada
tanggal 21 Februari 2021.
Suriya, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda NIC & NOC. Padang: Pustaka
Galeri Mandiri.
University of Tennessee. 2018. Amphibian Anatomy and Physiology. Diakses
melalui http://fwf.ag.utk.edu/mgray/wfs493/Lectures/Cusaac_AP2018.pdf
Widiyanto dan Laksono BA. 2016. Pengembangan Model Body Weight Training
Untuk Latihan Otot Perut. Diakses melalui
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/23144/11694
pada tanggal 21 Februari 2021.
Wilson, P.D. 2014. Anatomy of Muscle. Diakses melalui
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128012383002506
pada tanggal 21 Februari 2021.

27

Anda mungkin juga menyukai