Anda di halaman 1dari 22

ANATOMI SISTEM MUSKOLOSKELETAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Anatomi Fisiologi

Dosen Pengampu:
Ichsan Hadipranoto, M.KKK

Oleh:
Kelompok 9

Sekar Ayu Wahyu Kinasih P1337431222011


Nadifa Mutiara Khansa P1337431222019
Aufa Dian Wulandari P1337431222026
Putri Nur Azima Dwiyanti P1337431222038

KELAS REGULER A
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPA GIZI & DIETETIKA
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ichsan Hadipranoto,
M.KKK sebagai dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 16 September 2022

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. Ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii
BAB I ……………………………………………………………………… 1
PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II ……………………………………………………………………... 3
PEMBAHASAN …………………………………………………………... 3
A. Letak, Nama dan Fungsi Sistem Muskoloskeletal .................................... 3
a) Sistem Muskuler……………………………………………………. 3

Otot …………………………………………………………………. 3

Tendon ……………………………………………………………… 6

Ligamen …………………………………………………………….. 6

b) Sistem Skeletel ……………………………………………………... 7

Tulang ……………………………………………………………… 7

Sendi ………………………………………………………………... 9

Low Back Region …………………………………………………... 11

Neck/Tulang Leher ………………………………………………… 13

iii
Elbow ………………………………………………………………. 13

B. Gangguan Mekanisme Muskoloskeletal Terkait Penyakit dan Gizi…… 13


BAB III: PENUTUP …………………….………………………………... 16
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 16
B. Saran……………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, antara lain yaitu sistem rangka,
sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem
penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terikat satu sama lain dan
berperan dalam menyokong kehidupan manusia. Fungsi utama sistem
muskuloskeletal adalah menegakkan postur tubuh dan untuk pergerakan.

Muskoloskeletal terdiri dari muskuler (otot) yaitu jaringan tubuh yg berfungsi


kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan pada bagian tubuh/semua komponen
bekerjasama. Otot terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung.

Skeletal (rangka) bagian tubuh yg terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi. Sendi merupakan suatu engsel yang membuat
anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, dan merupakan penghubung antara ruas
tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat
digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.

Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai struktur, fungsi serta
gangguan yang terkait penyakit dan gizi dari sistem muskoloskeletal pada tubuh
manusia.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana penjelasan letak, nama dan fungsi sistem muskoloskeletal?


b. Apa gangguan mekanisme muskoloskeletal terkait penyakit dan gizi?

v
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui dimana saja letak muskoloskeletal.
b. Untuk mengetahui serta memahami nama dan fungsi dari system
muskoloskeletal.
c. Untuk mengetahui gangguan mekanisme muskoloskeletal terkait penyakit dan
gizi.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak, Nama dan Fungsi Sistem Muskoloskeletal

a) Sistem Muskuler

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat


lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sistem Muskuloskeletal ini memiliki
komponen utama yaitu tulang dan jaringan ikat dimana didalamnya berfungsi sebagai
penyusun tubuh yang  terdiri dari kurang lebih 25 % berat badan dan 50 % otot.
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan-
jaringan khusus yang saling menghubungkan struktur-strukturnya.

1. Otot

Otot terdiri dari tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.

 Otot rangka

Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Karakteristik otot
rangka adalah serabut ototnya sangat panjang sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron, setiap serabut memiliki
banyak inti yang tersusun di bagian perifer, kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur mikroskopis otot rangka adalah :

a) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber/serabut otot.

vii
b) Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus di tepinya.

c) Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan macam-macam
organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.

d) Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya,


yaitu yang kasar terdiri dari protein myosin yang halus terdiri dari protein aktin.

Sebagian besar otot rangka melekat pada dua tulang di sepanjang sendi,
sehingga otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tulang lebih dekat satu
sama lain. Otot rangka tidak hanya berfungsi untuk menghasilkan gerakan, tapi juga
menghentikannya. Selain itu, otot rangka juga dapat mencegah pergerakan tulang dan
sendi yang berlebihan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas tulang dan mencegah
terjadinya kerusakan pada struktur tulang itu sendiri.

 Otot polos

Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil,
berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus
wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban. Struktur mikroskopis otot polos adalah
sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen.

viii
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.

a. Otot polos unit ganda, ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada
jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan
menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor vili rambut.

b. Otot polos unit tunggal (viseral), ditemukan tersusun dalam lapisan dinding
organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi
sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak
memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

 Otot jantung

Merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat lintang involunter.
Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung. Otot jantung mempunyai sifat
bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa
istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan
otot skelet. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel
berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron. Otot ini berfungsi

ix
dan berperan penting untuk membantu jantung dalam memompa darah ke seluruh
tubuh.

2. Tendon

Tendon merupakan jaringan yang menghubungkan antara serabut fibrous dengan


aperiosteum, jaringan ini juga menyelubungi pada bagian pergelangan kaki serta
tumit.  Singkatnya, tendon adalah tali atau urat daging yang kuat dan bersifat
fleksibel yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Berdasarkan cara melekatnya
pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.

a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.

b. Inersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.

3. Ligamen

x
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang
dengan tulang yang diikat oleh sendi. Beberapa tipe ligamen adalah sebagai berikut.

1. Ligamen Tipis Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligamen


kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya gerakan.

2. Ligamen jaringan elastik kuning Merupakan ligamen yang dipererat oleh


jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan
tulang lengan atas.

b) Sistem Skeletal (Rangka)

Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya
mengikuti kendali otot.

1. Tulang

Berdasarkan struktur tulang, tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara
material tidak hidup (matriks). Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk

xi
tulang). Sedangkan osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam
mineral. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang
dewasa). Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan
tulang).

Klasifikasi Tulang Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat


fisiknya dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati.

 Tulang rawan

Tulang rawan (kartilago) terdiri dari 3 macam yaitu :

a) Tulang rawan hyalin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa;

b) Tulang rawan fibrosa yaitu memperdalam rongga dari cawan-cawan (tulang


panggul) dan rongga glenoid dari scapula;

c) Tulang rawan elastik yaitu terdapat dalam daun telinga, epiglottis, dan faring.

 Tulang Sejati (osteon)

Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan
luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat
(endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak. Secara mikroskopis tulang terdiri dari beberapa komponen berikut ini.

a) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe).

b) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

c) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang


mengandung sel tulang).

xii
d) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke
osteon).

 Sel Penyusun Tulang Tulang

Tersusun oleh sel osteobast, osteosit, dan osteoclast.

1) Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan
mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks
tulang.

2) Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk
pertukaran kimiawi melaui tulang yang padat. 3) Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat
mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.

2. Sendi

Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,


diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Dengan adanya sendi, membantu
mempermudah gerakan. Sendi yang menyusun kerangka manusia terdapat di

xiii
beberapa tempat. Terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu sinartrosis,
amfiartosis, dan diartosis.

a) Sinartrosis (Suture)

Disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua tulang yang tidak
dapat digerakkan sama sekali, strukturnya terdiri atas fibrosa. Artikulasi ini tidak
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada
hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.

b) Amfiartosis

Disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat
digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai
pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.

c) Diartosis

Disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas, terdiri dari struktur synovial.
Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat
rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas
sendi.). Diartosis dapat dibedakan menjadi:

1) Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan


hanya satu arah saja. Dijumpai pada sendi pada siku, sendi pada lutut.

2) Sendi putar hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang
berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada antara
tulang tengkorak dan tulang leher.

xiv
3) Sendi pelana/sendi sellari yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada ibu jari dan pergelangan
tangan

4) Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke


segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada antara tulang lengan atas dan tulang
belikat, antara tulang pinggul dan paha

5) Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan


badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan
memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat terjadi pada hubungan antarruas
tulang belakang, persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil.

3. Low Back Region

Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur tulang


belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur tulang
belakang lumbrosakral. Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta oleh
ligamen dan otot. Ikatan antar tulang yang lunak membuat tulang punggung menjadi
fleksibel.

xv
Komponen punggung dan low back region terdiri dari:

1) Otot punggung, ditunjang oleh punggung, perut, pinggang, dan tungkai


yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang
belakang dan diskus tetap dalam posisi normal.

2) Diskus, merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan


goncangan. Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi
untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir
ke dalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudah
kembali ke bentuk semula jika tertekan di antara kedua vertebra.

3) Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot


dari bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar
ilium, sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi
utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh,
memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat
menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau
membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha.

4. Intervertebral Disc Pada manusia memiliki ruas tulang belakang terdapat


sebuah struktur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra
(vertebral body). Pada setiap dua ruas vertebra terdapat sebuah bantalan
tulang rawan berbentuk cakram yang disebut dengan Intervertebral Disc. Pada
tubuh manusia terdapat 24 buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini
berfungsi sebagai penyangga agar vertebra tetap berada pada posisinya dan
juga memberi fleksibilitas pada ruas tulang belakang ketika terjadi pergerakan
atau perubahan posisi pada tubuh.

xvi
4. Neck/Tulang Leher

Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut
foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang
memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois (aksis)
yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai
taju yang disebut prosesus prominan.

4. Elbow/Siku

Elbow/siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang
yaitu humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama
dalam suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

B. Gangguan Mekanisme Muskoloskeletal Terkait Penyakit dan Gizi

1. Osteoporosis

Penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa


tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah. Hasil
penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006
menemukanbahwa sebanyak 38% pasien yang datang untukmemeriksakan densitas
massa tulang di Makmal Terpadu FK UI Jakarta ternyata terdeteksi menderita
osteoporosis sebanyak 14,7%,sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien
dinyatakan positif osteoporosis. Di antara 14,7% penderita osteoporosis yang
terdeteksi di Makmal Terpadu FKUI Jakarta pada akhirnya mengalami cedera patah
tulang. Densitas massa tulang dipengaruhi oleh banyak faktor. Asupan kalsium,
fosfor dan vitamin D yang rendah akan mempengaruhidensitas massa tulang.

xvii
Berbagai hasil penelitianmenunjukkan bahwa faktor-faktor sepertikurang gerak,
ukuran tubuh, gaya hidup jugaberhubungan dengan densitas massa tulang.

Untuk mencegah dan menanggulangi osteoporosis perlu meningkatkan


aktifitas fisik terutama berolahraga secara teratur,terutama olahraga yang
berhubungan dengan kepadatan tulang dan meningkatkan intensitas kegiatan di luar
ruangan sehin ggadapat terpapar sinar matahari pagi hari atau sore hari yang
mengandung ultraviolet yang baik untuk mengaktifkan vitamin D sehingga dapat
membantu penyerapan kalsium dan fosfor. Di samping itu, perlu meningkatkan
konsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi sesuai dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan sehingga diperoleh jumlah asupan kalsium dan
fosfor dalam proses penyerapan kalsium.

2. Asam Urat

Terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga menyebabkan


peradangan pada sendi. Obesitas juga bisa menjadi salah satu faktor pendukung
terjadinya asam urat. Penyakit asam urat erat kaitannya dengan obesitas. konsumsi
makanan berlemak, santan jeroan serta pola hidup. Orang yang gemuk cenderung
memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Sampai saat ini belum ada teori
yang bisa menjelaskan mengapa kadar asam urat pada orang obesitas tinggi. Namun
pada sebagian besar penelitian, kadar asam urat pada orang obesitas cenderung lebih
tinggi dari normal.

3. Musculoskeletal Disorders

Kondisi dimana bagian dari sistem otot dan tulang mengalami masalah (sakit).
Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang terlalu jauh, mengalami tubrukan
secara langsung, ataupun karena kegiatan lainnya yang mengakibatkan kesalahan
pada sistem otot dan tulang. Gejalanya berupa pegal atau sakit otot, tulang, dan sendi.
Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh penyakit spesifik, namun sebagian besar sering
xviii
disebabkan oleh kesalahan sikap (posture): sikap kerja, sikap duduk, sikap tidur, dan
masalah lainnya.

xix
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Muskuloskeletal ini memiliki komponen utama yaitu tulang dan jaringan
ikat dimana didalamnya berfungsi sebagai penyusun tubuh yang  terdiri dari kurang
lebih 25 % berat badan dan 50 % otot serta seagai alat untuk menegakkan postur
tubuh dan untuk pergerakan.. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon,
ligamen, dan jaringan-jaringan khusus yang saling menghubungkan struktur-
strukturnya.
Muskoloskeletal juga terdiri dari muskuler (otot) yaitu jaringan tubuh yg
berfungsi kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan pada bagian tubuh/semua
komponen bekerjasama. Otot terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Beberapa komponen yang ada di sistem muskuloskeletal ada otot yang terbagi atas
otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Serta tersusun atas sendi, tendon, dan
ligament.
Sama halnya dengan sistem ataupun organ lainnya, jika tidak dijaga dengan baik
maka akan menganggu kesehatan dan mengalami kerusakan. Seperti osteoporosis
yaitu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang,
asam urat (radang sendi), dan musculoskeletal disorders penyakit dimana bagian
tubuh mengalami peregangan terlalu jauh.

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Masyarakat
 Bagi kaum dewasa dan lansia hendaknya selalu mengkonsumsi
vitamin D guna untuk memelihara kesehatan tulang
 Masyarakat perlu menjaga pola makan tidak lebih dan tidak kurang.
Menghindari minyak ataupun makanan yang dapat memicu bahaya
lainnya
xx
 Senantiasa melakukan pola hidup sehat tak lain dan tak bukan adalah
olahraga teratur. Selain dari menjaga berat badan, bisa juga untuk
menjaga kesehatan dari sistem Muskoloskeletal.

3.2.2 Bagi Mahasiswa


 Harus mengadakan sebuah kajian lebih lanjut mengenai masalah
kesehatan Muskoloskeletal yang berhubungan dengan gizi
 Memperbarui informasi yang dirasa sudah tidak update untuk masalah
sistem Muskoloskeletal.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Ulfa. (11 April 2017). "Sistem Muskuloskeletal Manusia dan Fungsinya". Diakses
melalui https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-muskuloskeletal

Ardiya Oktama. Sistem Moskuloskeletal. Makalah

Avliya Quratul Marjan dan Sri Anna Marliyati. Relationship between Food
Consumption and Physical Activity with Risk of Osteoporosis in Elderly at
Nursing Home in Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2013, 8(2): 123—128

Fitria Wulandari,dkk. Sistem Moskulo Skeletal.


https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-sistem-muskuloskeletal-
42374314

Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb, DR Yuni Kusmiyati., MPH. (2017).


Anatomi Fisiologi. Pusdik SDM Kesehatan

Kuntarti, SKp, M.Biomed. Anatomi Sistem Muskuloskeletal & Sistem Integumen.


https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomimuskuloskel
etal.pdf

Melti Suriya, S. Kep, Ners, M. Kep Zuriati, S. Kep, Ners, M. Kep. (2019). Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Pustaka Galeri Mandiri

xxii

Anda mungkin juga menyukai