Anda di halaman 1dari 302

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL, SISTEM

SARAF, SISTEM PERKEMIHAN, SISTEM ENDOKRIN

Oleh :


Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Denpasar

Jurusan Kebidanan

Tahun Ajaran 2019/2020

1

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Anatomi Fisiologi Muskuloskeletal, Sistem Saraf, Sistem Perkemihan,


Sistem Endokrin.

Disahakan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan,

Dosen Pengampu

Ni Wayan Armini, SST., M. Keb

NIP. 198101302002122001

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.
Makalah ini memuat tentang Anatomi Fisioogi. Dengan adanya makalah ini,
kami berharap kita semua bisa mengetahui Keadaan Politik Indonesia Pada Awal
Kemerdekaan. Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata
pelajaran sejarah, kami berharap agar makalah ini mendatangkan wawasan yang
lebih luas kepada pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sekiranya membangun kami terima dengan terbuka. Kami
berharap, penyusunan makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Denpasar , 16 September 2019

Penulis

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………….. 1

Lembar Pengesahan………………………………………………. 2

Kata Pengantar……………………………………………………. 3

Daftar Isi…………………………………………………………… 5

BAB I PENDAHULUAN

A. A. Latar Belakang ……………………………….………. 7


B. B. Tujuan ………………………………………………… 7
C. C. Manfaat ………………………………………………. 7

BAB II Sistem Musculoskeletal

A. Struktur Jaringan Tulang…………………………………… 8


B. Tengkorak……………………………………………….…. 16
C. Kerangka Dada……………………………………………. 25
D. Tulang Belakang…………………………………………... 32
E. Panggul…………………………………………………….. 38
F. Ekstremitas Atas…………………………………………… 60
G. Ekstremitas Bawah………………………………………… 77
H. Klasifikasi Sendi Berdasarkan Gerakan…………………… 90
I. Klasifikasi Sendi Berdasarkan Struktur……………………. 103
J. Aktivasi Gerak Tubuh……………………………………… 108
K. Klasifikasi Otot……………………………………………. 115
L. Mekanisme Refleks………………………………………… 120
M. Aktivasi Refleks………………………………………….. 128

BAB III Sistem Saraf

A. Cerebrum………………………………………………….. 132
B. Cerebellum………………………………………………… 135

4

C. Pons Varolli……………………………………………….. 141
D. Medula Oblongata………………………………………… 144
E. Medulla Spinalis…………………………………………... 149
F. Sistem Saraf Simpatis…………………………………….. 153
G. Sistem Saraf Parasimpatis………………………………… 157
H. Reflex Sederhana dan Kompleks…………………………. 164
I. Perbedaan Kerja Simpatis dan Parasimpatis……………… 170
J. Hubungan Sistem Saraf dengan Reproduksi Wanita……... 176

BAB IV Sistem Perkemihan

A. Ginjal…………………………………………………….. 182
B. Ureter…………………………………………………….. 189
C. Vesika Urinaria…………………………………………... 192
D. Urethra…………………………………………………… 196
E. Glomerulus………………………………………………. 202
F. Tubulus…………………………………………………... 208
G. Kelainan Pada Sistem Perkemihan……………………….. 214
H. Hubungan Sistem Perkemihan dengan
Reproduksi Perempuan………………………………….. 221
I. Proses Berkemih dan Hal yang Mempengaruhi………….. 222
J. Sistem Ekskresi Kemih…………………………………… 229

BAB V ENDOKRIN

A. Kelenjar Hipofisis……………………………………………. 239


B. Kelenjar Tiroid………………………………………………. 243
C. Kelenjar Paratiroid…………………………………………... 246
D. Kelenjar Pankreas …………………………………………... 251
E. Kelenjar Adrenal ……………………………………………. 261
F. Kelenjar Pada Testis ………………………………………… 266
G. Kelenjar Pada Ovarium ……………………………………... 275
H. Kelenjar Endokrin yang Berhubungan
dengan Sistem Reproduksi………………………………….. 280

5

I. Mekanisme Umpan Balik…………………………………….. 287

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 302


B. Saran ………………………………………………………… 302

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 303

6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatu
bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya. Dilihat
dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari Anatomi khusus adalah
yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan
yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan
tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh
manusia dehat sehingga sering disebut dengan anatomi deskriptif atau
topograis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli
anatomi manusia professional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini
; sebagian besar memiliki spesialis dibagian tertentu seperti otak atau
bagian dalam
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi
Mahasiswa kesehatan. Sebab ketika sudah berada di rumah sakit sebagai
tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah
makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari anatomi tubuh
manusia. ( Meldaiska. 2012 )
B. Tujuan
1. Mengetahui Anatomi Sistem Musculoskeletal
2. Mengetahui Anatomi Sistem Saraf
3. Mengetahui Anatomi Sistem Perkemihan
4. Mengetahui Anatomi Sistem Endokrin
C. Manfaat
Agar menambah wawasan para pembaca mengenai Anatomi Tubuh
Manusia.

7

BAB II

SISTEM MUSKULOSKLETAL

A. STRUKTUR JARINGAN TULANG

1. JARINGAN PENUNJANG
Jaringan penunjang adalah jaringan yang berada di antara jaringan lainnya,
sekumpulan sel khususnya yang serupa bentuk , besar dan pekerjaannya yang
berfungsi untuk menunjang dan menyokokng berbagai susunan tubuh sekitanya.
Jaringan Penunjang terdiri dari Jaringan Ikat, Jaringan Tulang Rawan
(kartilago), Jaringan Tulang, Jaringan Ikat Khusus (darah), Jaringan Limfe.
a. Jaringan Ikat
Jaringan ikat diantara selnya banyak terdapat intraseluler yang terdiri dari
serabut serabut kenyal dan kolagen. Substansi intraseluler tidak hidup,
membentuk matrik, memberi kekuatan dan menyokong jaringan yang berfungsi
sebagai perembesan cairan jaringan antara kapiler darah dan sel-sel. Substansi
tersebut terdiri dari :
1) Substansi intersel amorf meliputi glikosaminoglikans
(mukopolisakarida dan glikoprotein. glikosaminoglikans terikat secara
sepasang dengan protein sebagai protoglikans.
2) Substansi intersel fibrosa, memberi kekuatan untuk jaringan yang
tertama dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri dari : at
dan ulet , dallam keadaan segar tampak putih dan disusun oleh satuan
yang kecil (mikrofibril) yang hanya dapat terlihat pada miskroskop
elektron.
a) Serat retikulin , derat kolagen yang sangat halus tersusun
membentuk kerangka penyokong seperti jala , serat ini tidak
mudah terlihat.
b) Serat elastin , berbeda dengan cahaya serat elastin tmpak
homogen dan tidak fibrin ( mengandung benang-benang), serat
elastin mudah diregangkan dan kembali kebentuk semula.

8

Sel jaringan ikat terdiri dari:

a) Fibrobas , membentuk serat-serat dan sebagaian besar unsur


amorf matriks fibrosa merupakan sel besar, gepeng dan
bercabang-cabang mempunyai inti lonjong dengan satu atau dua
anak inti.
b) Makrofag , merupakan sel yang tidak beraturan dan bercabang.
Makrofag merupakan tempat penting pertukaran karena dapat
bergerak dan berdaya fagosit dan bertindak sebagai pembersih.
Disamping itu bertindak sebagai imunologi.
c) Sel lemak, sel jaringan ikat yang berfungsi untuk menyaring
lemak. Sel lemak merupakan sel yang telah berdiferensiasi
(menyatu) sempurna dan tidak mempunyai kemampuan
membelah diri.
d) Sel mast, sel ini cenderung mengelompok kecil–kecil dekat
pembuluh darah, menghasilkan heparin dan histamin yang
mengakibatkan vasodilatasi.
e) Sel plasma, sering terdapat pada membran serosa dan jaringan
limfoid dan sangat banyak terdapat pada tempat peradangan.
Alat llimfoid bagian tubuh selalu menjadi sasaran pemasukan
lemak kimia seperti selaput mukosa saluran pencernaan.
f) Sel mesenkim, sel yang bersifat muda , dari sel jaringan
embrional memetuk macam-macam ala dalam seperti kelenjar
limpa dn pembuluh darah jantung.
g) Sel melanosit ( sel pigmen) , mengandung dan menghasilkan
melanin yng banya terdapat pada kulit , bola mata, dan piameter
selaput otak. Melanin adalah pigmen coklat yang tersintesis sel
sendiri dari asam amino fenilamin.

Jaringan dengan susunan serat jarang-jarang dan disusun oleh


banyak serat disebut jaringan ikat longgar. Serat ini berupa berkas anyaman

9

tanpa arah tertentu. Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat
dibedakan menjadi dua :

a. Jaringan ikat longgar tediri dari :


1) Jaringan ikat mesenkim , terdiri dari sel mesenkim yang
cabangnya saling bersentuhan dan substansi dasar pada
tahap awal adalah cairan yang mengandung serabut halus.
Jaringan ini terdapat pada embrio dan sekeliling tali pusat.
2) Jaringan ikat mukosa , jaringan ikat yang muncul pada
pembentukan dan perkembangan normal.
3) Jaringan ikat areolar , sel-sel yang dipisahkan oleh zat sela
yang banyak mengandung serabut seperti jala , terdapat
hampir disemua bagian mikroskopis tubuh
4) Jaringan ikat gembur ( jringan lemak ) ,jaringan ikat yang
hubungan sel-selnya longgar karena diantara jaringannya
banyak terdapat lubang-lubang kecil.
5) Jaringan ikat retikular , jaringan retikula membentuk
kerangka organ-organ limfoid, sumsum tulang dan hati.

b. Jaringan ikat padat

1) Tersusun tidak beraturan : kebanyakan pada fasia, dermis


kulit, kapsul fibrosa, testis, hati, limfonodus, dan fibrosa
tulang periostium perikondrium tulang rawan.
2) Tersusun beraturan : pada bagian tubuh yang menghadapi
tegangan dalam satu jurusan.Serat-serat tersusun satu
parallel membentuk bangunan yang sangat kuat. Termasuk
kelompok ini adalah tendo,ligamentum, dan aponerosis.

b. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

10

Jaringan rawan adalah jaringan penunjang yang liat dan lentur , bahan dasar
kandungannya terdiri dari bahan yang kental dan bening , mengandung
glikosaminoglikans.
Pertumbuhan tulang .

1) kondrosit muda berpoliferasi, melekatkan matrik baru dan


erkembng dari dalam disebut penumbuhan interstisial , hanya
terjadi pada tulang rawan yang masih muda.
2) Pertumbuhan epifisional , merupakan proses peletakan lapisan-
lapisan tulang rawan pada permukaan oleh aktivitas lapis
epikondrium.Fungsi tulang rawan ini sebagai penunjang dan
pelindung tubuh, mempunyai struktur pelengketan otot yang
mengubah kontraksi otot menjadi gerakan yang bertujuan
menunjang fleksibel mobilitas tulang rawan untuk hemopoiesis.

Macam- macam jaringan rawan :

1) Tulang Rawan Hialin : Tampak sebagai massa bening putih


kebiruan, membentuk permukaan sendi pada tulang keras.
Misalnya, rawan iga, rawan hidung, laring, trake, dan
bronkus. Hampir seluruh rangka fetus pada awalnya dibentuk
oleh tulang rawan hialin yang kemudian diganti oleh tulang
keras. Regenerasi tulang rawan yang telah hilang atau rusak
sebagian sangat rendah.
2) Tulang Rawan Elastis : Warnanya kekuning-kuningan.
Kandungannya selain serat kolagen banyak terdapat serat
elastic, sehingga lebih kenyal dari tulang rawan lain. Jenis
rawan ini terdapat pada tempat-tempat yang memerlukan
penyokong dengan fleksibilitas seperti daun telinga, tuba
auditiva eustakius, epiglottis dan laring.
3) Tulang Rawan Fibrosa : Mengandung jaringan serat kolagen
padat dank eras, sebagai perantara antara jaringan pengikat
rapat dari tulang hialin. Pertumbuhan berasal dari jaringan

11

pengikat rapat tempat fibrosa berdiferensiasi menjadi
kondroblas dan selanjutnya menjadi kondrosit. Fibrokartilagi
terdiri dari berkas-berkas jaringan ikat pada kolagen dan
diantaranya terdapat daerah-daerah kecil dengan matriks
tulang rawan hialin yang tidak mempunyai perikondrium.
Rawan ini terdapat pada ruas tulang belakang dan simfisis.

c. Jaringan Tulang

Jaringan tulang adalah jaringan yang keras dari semua jaringan dalam tubuh
, karena mengandung garam kapur fosfat yang terdiri dari sel-sel dan materi
intersel. Matriksnya mengandung unsur organik trtama serat-serat koagen dan
unsur organik. Garam-garam organik yang bertanggung jawab atas kuku dab
lentur tulang adalah kalsium fospat , kallsium karbonat , sejumlah florida dan
magnesium florida.

Secara makroskopis jaringan tulang dapat dibedakan menjadi :

1) Jaringan tulang spongeosa : terdiri dari tuberkula atau belokan tulang tidak
teratur , bercabang dan saling berhubungan dengan membentuk snysmsn ,
terdapat pada bagian epifise
2) Tulang kompakta.tampak padat, pada tulang panjang bagian batang dan
mengelilingi rongga sumsum Sel-sel Tulang
1) Osteosit : adalah sel tulang dewasa yang berada dalam kapsul dan
mempunyai benjolan banyak , masuk ke saluran yang bercabang dan
menghubungkan sel lain dan kapsul lainnya.
2) Osteoblas: adalah sel induk tulang guna menyintesis bahan organis
kandungan serat kolagen yang terdaoat didaerah permukaan tulang yang
tersusun seperti lapisan epitel selapis.
3) Osteoklas : adalah sel raksasa yang mempunyai tonjolan yang disebut ruffle.

Arsitekstur tulang terdiri dari dua bagian :

12

1) Tulang spongeosa : mempunyai struktur sederhana terdiri dari trabekul
(balok) dan lempeng lempeng yang saling berhubungan dan mengandung
osteosit . pada serat-serat kolagen tullang terdapat beberapa anyaman yang
tidak beraturan , tertama untuk tulang yang berkembang cepat pada orang
dewasa untuk menyambung fraktur
2) Tulang Kompakta : tersusun teratur sesuai dengan distribusi pembuluh darah
yang memasoknya.Tulang dilintasi oleh saluran havers secara bebas dan
saling berhubungan melalui saluran melintang.Celah diantara sistem havers
diisi oleh lamel interstisial. Lapisan luar terdiri dari jaringan ikat padat
fibrosa yang mengandung anyaman pembuluh darah.Lapisan dalam terdiri
dari jaringan ikat longgar dan sedikit unsur kolagen memasuki
tulang.Endostium merupakan lapisan halus yang membatasi rongga sumsum
dan meluas sebagai pelapis sistem saluran.Tulang kompakta terdiri dari
jaringan retikular padat yang memiliki kemampuan osteogenik
(pembentukan tulang) dan hemopoietik (pembentukan darah).

Perkembangan dan pertumbuhan tulang :

1) Tulang mempunyai sistem kanakuli : saluran halus yang meluas dari satu
lakuna ( lekukan kecil ) ke lakuna yang lain dan melas ke permukaan tulang
tempat bermuara ke dalam celah jaringan.Cairan dalam celah ini
berhubungan langsung dengan cairan dlam sistem kanalikuli yang
memungkinkan pertukaran metabolik antara darah dan osteosit.Hal ini
mengakibatkan sel-sel tulang tetap hidup walaupun dikelilingi oleh substansi
yang telah mengapur.
2) Tulang bersifat avaskuler : sistem kanalikuli tidak berfungsi dengan baik bila
jarak satu kapiler melebihi 0,5 mm.Oleh karena itu tulang banyak
mengandung kapiler yang terdapay dalam saluran havers.
3) Tulang hanya dapat tumbuh melalui mekanisme aposisional : pertumbuhan
interstisial seperti tulang rawan, tidak mungkin terjadi karena adanya garam
kapur dalam matriks yang tidak memungkinkan terjadinya perkembangan
dari dalam.

13

4) Arsitektur tulang tidak bersifat elastis : Tulang dihancurkan setempat dan
dibentuk kembali, harus ada proses ekonstruksi yang berlanjut terus.

Setelah tulang patah terdapat pendarahan dari pembuluh darah yang


pecah dan terjadi bekuan. Fibroblas yang berkembang dari kapiler darah
memasuki bekuan darah dan membentuk jaringan granulasi. Jaringan
granulasi berubah menjadi jaringan fibrosa padat dan kemudian berubah
menjadi massa tulang rawan. Osteoblas berkembang dari periosteum dan
endosteum yang melekatkan tulang spongeosa, secara progresif mengganti
tulang rawan kalus.

d. Jaringan Ikat Khusus (Darah )

Jaringan darah merupakan jaringan ikat khusus karena berupa cairan.


Terdiri dari elemen berbentuk sel-sel darah , trombosit, dan plasma darah.
Volume darah pada manusia dewasa yang sehat lebih dari 5 iter, sekitar 8% berat
badan. Oleh karena sifat plasma yang cair, maka diantara sel darah tidak didapati
hubungan ruang yang pasti.

Unsur darah yang berbentuk umurnya pendek dan terus – menerus dirusak.
Jumlah unsur darah yang berbentuk di dalam darah dipertahankan pada jumlah
yang tetap dengan pembentukan sel-sel yang bau. Proses pembentukan darah
disebut hemopoiesis.

Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :

14

1) Sel darah

Dibagi menjadi :

a) Sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen


b) Sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing
yang masuk kedalam tubuh.

Keping darah (trombosit)


2)
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

a. c.Plas madarah
3) b.
Kkomponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon,
zat sisa hasil metabolisme, antibody dan lain-lain.

e. Jaringan Limfe/Getah Bening

Limfe adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan- jaringan yang kembali
ke aliran darah. Komposisinya sangat beragam, tidak ada unsur selular di dalam
cairan limfe. Sel-selnya sebagian besar terdiri dari limfosit ditambahkan pada
limfe sewaktu limfe melewati limfonodus. Limfonodus juga menambah antibodi
pada limfe dan dari sini masuk ke aliran darah. Limfe yang mengalir dari dinding
usus kecil mirip susu karena mengandung globulin lemak.

2. STRUKTUR TULANG

Tulang mempunyai matriks yang mana matriks tersebut adalah struktur


yang keras pada tulang, matriks tersebut memiliki banyak pembuluh darah,

15

dikarenakan struktur yang keras ini susah untuk ditembus oleh nutrien dan
metabolit. Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen.
Matriks ini di hasilkan oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel yang terdapat didakam
tulang yang juga berfungsi membuat sel-sel tulang baru dan menyerap mineral dari
darah. Matriks mempunyai komponen organik dan inorganik. Komponen organik
memungkinkan tulang untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik
atau komponen mineral menahan tegangan.

Sel lain yang terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai
fungsi yang berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsi nya menghancurkan tulang
dengan cara melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang juga terdapat
pada tulang adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan mineral di dalam darah,
mereka yang mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan mengarahkan
pengembalian mineral ke dalam darah, agar tulang dan tubuh sama-sama
mendapatkan mineral yang cukup. Analogi nya osteosit yang memerintahkan,
kemudian osteoblas dan osteoklas bekerja.

Komponen organik utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang
mengandung protein, salah satunya adalah glikoprotein osteokalsin dan
osteopontin, yang berikatan erat dengan kalsium selama terjadinya mineralisasi
tulang. Protein matriks lainnya adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada
matriks ekstraselular.

Komponen inorganik matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk
kristal hidroksiapatit. Ikatan serat kolagen dengan kristal hidroksiapatit akan
menyebabkan tulang menjadi keras, tahan lama, dan kuat. Komponen mineral ini
akan dipertahankan didalam darah dengan bantuan hormon paratiroid (dari kelenjar
disebelah tiroid) dan kalsitonin (dari kelenjar tiroid).

Sumsum tulang adalah jaringan ikat lunak yang terdapat di dalam tulang
spongiosa, fungsinya untuk menghasilkan sel-sel darah. Juga terdapat periosteum
pada tulang, periosteum ini adalah bagian kuat, yang terdiri dari membran fibrosa
yang menutupi dan melindungi permukaan luar tulang.

16

Gambar 1 Sumber : Syaiffudin,2011

B. TENGKORAK

Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang terdiri atas 28 buah. Tulang
ini mempunyai fungsi yang amat penting. Yaitu melindungi otak, mata, dan telinga
bagian dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungi membentuk wajah, seperti
tulang pipi (os zigomatikus), tulang hidung (osnasale), tulang rahang atas (os
maksila), dan tulang rahang bawah (os mandibularis). (Micro Medical Multimedia)

1. Struktur Tulang Tengkorak secara Umum

17

Gambar 2 Sumber: Micro Medical Multimedia

Bagian-bagian tulang pada tengkorak serta fungsinya:

a. Tengkorak kepala (Neurocranium)

1 tulang kepala belakang — tulang oksipital (Os occipitale)


2 tulang ubun-ubun — tulang parietal (Ossa parietalia Os parietale)
1 tulang dahi — tulang frontal (Os frontale)
2 tulang pelipis — tulang temporal (Ossa temporalia Os temporale)
1 tulang baji — tulang sfenoid (Os sphenoidale)
1 tulang tapis — tulang etmoid (Os ethmoidale)

b. Tengkorak wajah (Viscerocranium)

2 tulang rahang atas — tulang maksila (Maxillae Maxilla)


1 tulang rahang bawah — tulang mandibula (Mandibula)
2 tulang pipi — tulang zigomatik (Ossa zygomatica Os zygomaticum)
2 tulang langit-langit — tulang palatina (Ossa palatina Os palatinum)
2 tulang hidung — tulang nasal (Ossa nasalia Os nasale)
2 tulang air mata — tulang lakrimal (Ossa lacrimalia Os lacrimale)
2 tulang kerang hidung dalam — tulang konka nasal inferior (Conchae
nasales inferiores Concha nasalis inferior)
1 tulang pisau luku — Tulang vomer (Vomer)

c. Lidah (Lingua)

18

1 tulang lidah — Tulang hyoid (Os hyoideum)

d. Tulang pendengaran (Ossicula auditus)

2 tulang martil — tulang maleus (Mallei Malleus)


2 tulang landasan — tulang inkus (Incudes Incus)
2 tulang sanggurdi — tulang stapes (Stapedes Stapes)

Berikut penjelasan dari masing-masing tulang yang ada pada tengkorak

a. Os frontale (Tulang Dahi)

Adalah tulang yang terletak pada bagian wajah depan kepala dan
melebar ke samping hingga ke bagian tengah telinga di atas tulang pelipis.
Tulang dahi berfungsi melindungi organ dalam kepala melalui depan.
Tulang dahi bisa diraba dan diperhatikan karena terletak di bagian luar.
Mempunyai ukuran dan bentuk beragam, sesuai dengan bentuk wajah
seseorang.

b. Os Sphenoidale (Tulang Baji)


Berukuran cukup kecil, tulang baji berada di antara tulang dahi dan
pelipis. Bentuknya pipih dan cenderung cekung ke dalam. Tulang ini
berfungsi mengamankan otak bagian sudut, atau tepatnya di sisi samping
bagian wajah, yangmana otak adalah organ vital yang mengoperasikan
semua aktifitas tubuh manusia yang harus dilindungi dari berbagai sudut.

c. Os Ethmoidale (Tulang Tapis)

Terletak di depan tulang baji dan diantara tulang mata, dan


bentuknya pipih, kecil, berjumlah dua. Fungsi tulang tapis yaitu membentuk
dinding belakang lekuk mata, membantu proses penglihatan, dan menjaga
kesehatan rongga nasal (tulang hidung).

d. Os Nasale (Tulang Hidung)

19

Tulang yang berbentuk lonjong serta ukurannya kecil. Akan tetapi,
bentuk dan ukuran dari tulang ini dapat memiliki keragaman bergantung
pada ukuran tubuh dari individu itu sendiri. Tulang ini ada dua jumlahnya.
Kedua tulang tersebut memiliki posisi yang saling berdekatan juga
berdampingan, yaitu berada di bagian tengah dan atas wajah. Tulang hidung
berperan sebagai persimpangan antara kedua tulang tersebut. Itulah
sebabnya, tulang hidung dikenal juga sebagai jembatan yang terbuat dari
hidung.
Tulang hidung memiliki fungsi yang berkaitan dalam proses
perlindungan dari tulang hidung itu sendiri. Hidung yang rentan akan
benturan-benturan kecil diketahui dapat dilindungi dengan keberadaan dari
tulang hidung ini. Selain itu, tulang hidung pun diketahui merupakan
penyangga yang dapat membuat hidung terlihat lebih indah.

e. Os Lacrimale (Tulang Air Mata)

Keberadaan dari tulang air mata ini dinamakan seperti itu akibat
terdapatnya suatu celah yang dipergunakan untuk menjadi lintasan dari
duktus lakrimal. Tempat ini pun diketahui menjadi tempat dari proses
pengaliran air mata ke rongga nasal berjalan dengan sempurna.
Fungsi dari tulang air mata adalah untuk melekatnya saraf, otot, serta
kelenjar air mata. Selain itu, karena tulang air mata memiliki rongga, maka
rongga ini diketahui berfungsi sebagai celah air mata berada sebelum
dialirkan ke mata.

f. Maxilla (Tulang Rahang Atas)

Keberadaan rahang atas ini dapat diidentifikasi dengan lokasinya


yaitu di rahang sebelah atas seseorang. Secara sederhana juga dapat
dijelaskan bahwa tulang rahang atas memiliki posisi di antara tulang rahang
bawah dan tulang hidung seseorang. Rahang atas diketahui juga merupakan

20

bagian penyusun dari tulang hidung dan tulang langit-langit dalam mulut
manusia.
Keberadaan tulang rahang atas diketahui memiliki sangat banyak
fungsi. Fungsi yang pertama adalah berkaitan dengan keberadaan gigi.
Rahang atas diketahui memiliki fungsi dalam menyokong gigi-gigi yang
berada di bagian atas mulut. Selanjutnya, rahang atas juga diketahui
berfungsi dalam menjaga bentuk tulang hidung tetap ideal. Keberadaan dari
tulang rahang atas ini diketahui juga merupakan penyokong dari keberadaan
tulang langit-langit.

g. Mandibulla (Tulang Rahang bawah)

Keberadaan rahang bawah ini dapat diidentifikasi dengan lokasinya


yaitu tepat berada di bawah rahang atas seseorang. Secara sederhana juga
dapat dijelaskan bahwa tulang rahang bawah adalah tulang yang memiliki
tulang pembentuk dagu. Rahang bawah diketahui juga merupakan satu-
satunya bagian rangka kepala yang dapat bergerak dengan bebas, karena
menempel pada sisi belakang tengkorak bagian temporal.
Fungsi dari tulang rahang bawah cukup banyak jenisnya. Fungsi
yang pertama dari tulang rahang bawah ini tentunya adalah sebagai alat
yang membantu seseorang dalam berbicara. Selanjutnya, tulang rahang
bawah diketahui juga memiliki peran penting dalam upaya mengucapkan
kata-kata tertentu. Selain itu, tulang rahang bawah diketahui sangat
bermanfaat dalam proses mengunyah, tulang ini dapat mengatur letak
makanan selama seseorang sedang menguyah.

h. Os Parietale (Tulang Ubun-ubun)

Tulang ini terletak pada bagian tengah atas dan melebar hingga pada
setengah bagian ke belakang dari kepala. Tulang ubun-ubun pada bayi
diketahui tidak boleh dipegang-pegang. Hal ini dilatarbelakangi fakta
bahwa tulang ubun-ubun sangatlah rentan dan dapat mengubah masa depan
anak Anda.

21

Fungsi tulang ubun-ubun tentunya akan mirip dengan fungsi tulang
secara umum yaitu sebagai penopang badan atau sebagai pelindung organ
dalam vital. Itulah mengapa letak dari tulang ubun-ubun sendiri adalah
sangat penting. Jika Anda tidak hati-hati dengan maka tulang ubun-ubun
tidak dapat menjaga otak tengah dan belakang seseorang.

i. Os Temporale (Tulang Pelipis)

Bagian kepala yang satu ini berlokasi tepat di daerah yang ada di
belakang juga di samping dari dahi dan mata. Secara sederhana, tulang
pelipis pun dapat dijelaskan memiliki posisi di sisi atas dari tulang pipi
(yang membentuk lengkungan yang dinamakan zigomatik) dan di depan
telinga. Ciri-ciri dari tulang pelipis yang paling mencolok adalah berada di
sisi samping kepala dan sering disalah artikan sebagai tulang baji. Jumlah
dari tulang ini adalah 2 buah yaitu di masing-masing sisi kepala, bentuknya
pipih, dan ukurannya pun cukup lebar.
Fungsi dari tulang pelipis secara umum adalah untuk melindungi
saraf juga otak. Sedangkan, secara khusus, tulang pelipis berfungsi sebagai
pelindung lobus froto-temporal. Bagian lobus froto-temporal ini merupakan
bagian depan samping dari otak besar, Selain itu, tulang pelipis juga
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot atau musculus temporalis
dan musculus-musculus ekstrinsik.

j. Os Occipitale (Tulang Kepala Belakang)

Tulang ini merupakan membran yang memiliki bentuk seperti


cawan yang terposisikan di bagian belakang juga bagian bawah dari
tempurung kepala. Bagian ini adalah bagian yang berbentuk trapesium
dalam mungkin juga berbentuk melengkung pada dirinya sendiri.
Keberadaan tulang ini dapat ditembus oleh aperture oval besar juga foramen
magnum. Bagaimana bisa terjadi? Adalah dengan melalui rongga tengkorak
yang berkomunikasi dengan terusan vertebral.
Fungsi dari tulang kepala belakang adalah untuk dapat melindungi
otak dari sisi belakang. Selain itu, tulang kepala belakang ini dapat

22

melindungi juga telinga bagian dalam. Keduanya intinya berfungsi untuk
menjaga keselamatan kita kemana pun berada.

k. Os Zygomaticum (Tulang Pipi)

Tulang ini berada pada bagian rangka wajah yang kemudian


diketahui sangat amat memiliki peran dalam menentukan bentuk serta garis
wajah seseorang. Penampilan wajah dari seseorang memang sangat
dipengaruhi oleh bagaimana bentuk dan seberapa besarnya ukuran dari
tulang pipi ini.
Tulang pipi ada dua jumlahnya, masing-masing di sisi kanan dan kiri
wajah. Kedua tulang ini diketahui sangat berfungsi dalam membentuk
karakter wajah seseorang. Selain itu, keberadaan kedua tulang ini pun
memiliki fungsi perlindungan yang sangat penting. Bersama dengan tulang
pelipis, tulang pipi diketahui memiliki manfaat dalam melindungi mata dan
bola mata.

2. Otot Pada Tulang Tengkorak

a. Otot Pada Pundak Kepala

1) Muskulus Frontalis, berfungsi untuk mengerutkan dahi dan


menarik dahi mata.
2) Oksipitalis, berfungsi menarik kulit kebelakang.

b. Otot pada wajah

1) Otot mata (Muskulus Rektus Okuli), berfungsi untuk memutar


mata.
2) Otot bola mata (Muskulus Oblikus Okuli) sebanyak 2 buah,
berfungsi sebagai penutup mata atau otot sfingter.
3) Otot lingkar mata (Muskulus Orbikularis Okuli), berfungsi untuk
menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka
mata.

23

4) Muskulus Levator Palpebra Superior, fungsinya menarik sudut
mulut kebawah.

c. Otot Mulut, Bibir, dan Pipi

1) Muskulus Triangularis, fungsinya menarik sudut mulut


kebawah.
2) Otot Sudut Mulut (Muskulus Orbikularis Oris), berfungsi
menarik sudut mulut ke bawah.
3) Otot bibir atas (Muskulus Quadratus labii superior).
4) Otot leher (Muskulus Quadratus Labii Inferior), berfungsi
menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah.
5) Muskulus Buksinator, berfungsi menahan makanan waktu
mengunyah.
6) Otot Pipi (Muskulus Zygomaticus), berfungsi untuk mengangkat
dagu mulut keatas waktu senyum.

d. Otot Pengunyah

1) Muskulus Maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada


waktu mulut terbuka.
2) Muskulus Temporalis, fungsinya menarik rahang bawah keatas
dan kebelakang.
3) Muskulus Pterigoid Internus dan Eksternus, fungsinya menarik
rahang bawah kedepan.

e. Otot Lidah

1) Muskulus Genioglosus, fungsinya mendorong lidah kedepan.


2) Muskulus Stiloglosus, fungsinya menarik lidah keatas dan
kebelakang.

24

3. Sendi yang terdapat pada tulang Tengkorak

a. Sendi Sinartosis Sinfibrosis

Persendian yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang


lain tanpa dapat digerakkan sama sekali. Persendian jenis ini terdapat
pada hubungan antara tulang pada tengkorak.

b. Sendi Putar

Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang yang satu


menggeser pada tulang yang lain.

C. KERANGKA DADA

1. Penyusun Kerangka Dada

Penyusun kerangka dada terdiri dari kolumna vertebralis (ruas tulang


belakang), ossis kostalis (tulang iga), dan os sternum (tulang dada).

Gambar 3. Anatomi Dada


Sumber : https://images.app.goo.gl/CDWNqY62w1tYQmBp6

25

Gambar 4. Anatomi Dada
Sumber : https://images.app.goo.gl/1G5khDrB6mW6Z5TMA

a. Sternum
Berbentuk palang terletak di tengah dada. Bersama dengan tulang
rusuk (ribs) menyusun rongga Thorax. Sternum terbagi 3 :
1) Manubrim, bagian atas sternum bersambungan dengan tulang
iga ke-1 & 2, bergerak sedikit/ringan.
2) Body (korpus), terletak di bagian tengah bersambungan
langsung dengan iga ke-2 sampai 7, dan secara tidak langsung
dengan iga ke-8 sampai 10.
3) The xiphoid process, bagian paling bawah sternum
(Syaifuddin;2011).

26

Gambar 5. Sternum
Sumber : Wesley Norman ; 1999

The ribs (tulang kerangka dada) memiliki struktur yang tipis, datar
dan mengerucut. Terdiri atas 12 pasang (24 tulang). Berfungsi untuk
melindungi jantung, hati, lambung, limfa dan ginjal dari benturan serta
membantu dalam proses pernafasan (Syaifuddin,H;2011).

Gambar 6. Tulang Kerangka Dada


Sumber : Wesley Norman;1999

27

b. Ossis Kostalis (Tulang Iga)
1) The true ribs (iga sejati = os kosta vera): 7 pasang bersambungan
dengan sternum (sendi costal cartilage) dan tulang belakang.

Gambar 7. Tulang Iga


Sumber : Applegate (1995) and Van De Graff (1998)
http://www.mnsu.edu/museum/biology/humananatomy/skeletal.20
06.

2) The false ribs (iga tak sejati os costa spuria): 3 pasang,


bersambungan dengan tulang belakang, dengan sternum dihubungkan
oleh iga sejati ke 7.

Gambar 8. Tulang Iga


Sumber : Applegate (1995) and Van De Graff (1998)
http://www.mnsu.edu/museum/biology/humananatomy/skeletal.20
06.

3) The floating ribs (iga melayang = os kosta fluitantes) 2 pasang,


bersambungan dengan tulang belakang, namun tidak dengan sternum
(Syaifuddin;2011).

28

c. The Vertebral Column
The vertebral column (tulang belakang = the backbone, spine, or
spinal column). Terdiri atas 26 buah tulang dengan struktur tulang tidak
beraturan (irregularly) disebut vertebrae.
Kategori tulang vertebrae:

1) The cervical vertebrae (7 buah)


2) The thoracic vertebrae (12 buah)
3) The lumbar vertebrae (5 buah)
4) The sacrum (1 buah)
5) The coccyx (1 buah) (Syaifuddin;2011).

2. Otot pada Kerangka Dada


Otot-otot dinding dada maupun dinding abdomen tersusun dalam
beberapa lapisan yaitu lapisan eksternal, lapisan medial dan lapisan internal.
Untuk dinding toraks, lapisan eksternal, medial dan internal berturut-turut
adalah musculus intercostalis externus, musculus intercostalis internus, dan
musculus subcostalis serta musculus transversus thoracis.
Otot-otot lain yang ikut membentuk dinding toraks termasuk dalam
kelompok otot-otot ekstremitas superior. Otot-otot dinding abdomen dan
otot-otot tertentu punggung, semuanya terletak di sebelah luar costae dan
spatium intercostales. Musculi levator costarum berkaitan dengan otot-otot
punggung, tetapi fungsional berkaitan dengan musculus intercostales.
Selama inspirasi tenang pergerakan diafragma menyumbangkan
75% perubahan volume intratoraks. Diafragma melekat sekitar dasar rongga
toraks, otot ini melengkung di atas hati dan bergerak ke bawah seperti piston
bila ia berkontraksi. Jarak pergerakannya berkisar dari 1,5 cm sampai sejauh
7 cm dengan inspirasi dalam.
Otot-otot inspirasi utama lainnya adalah musculus intercostalis
externus, yang berjalan miring ke atas dan ke bawah dari iga ke iga. Poros
iga bersendi pada vertebra sehingga bila musculus intercostalis externus
berkontraksi mereka menaikkan iga-iga bagian bawah. Hal ini mendorong

29

sternum ke luar dan menaikkan diameter anteroposterior dada. Diameter
transversal sebenarnya sedikit berubah atau tidak sama sekali. Baik
diafragma maupun musculus intercostalis externus sendiri dapat
mempertahankan ventilasi yang cukup pada keadaan istirahat. Pemotongan
transversal medulla spinalis di atas segmen servikal ke tiga adalah fatal bila
tanpa pernapasan buatan, tetapi transeksi di bawah asal nervus phrenicus
yang mempersarafi diafragma (segmen servikal ketiga sampai kelima) tidak
fatal. Sebaliknya, pada penderita dengan kelumpuhan nervus phrenicus
bilateral, respirasi cukup untuk mempertahankan hidup. Muskulus scalenus
dan muskulus sternicleidomastoideus pada leher adalah otot pembantu
inspirasi yang membantu menaikkan rongga toraks selama pernapasan
dalam.
Penurunan volume intratoraks dan ekspirasi yang kuat terjadi bila
otot ekspirasi berkontraksi. Muskulus interkostalis internus mempunyai
kerja ini sebab mereka berjalan miring ke bawah dan posterior dari iga ke
iga dan oleh karena itu menarik rongga toraks ke bawah bila mereka
berkontraksi. Kontraksi otot-otot dinding depan abdomen juga membantu
ekspirasi dengan menarik rongga iga ke bawah dan dalam dan dengan
meningkatnya tekanan intra-abdominal, yang mendorong diafragma ke atas
(Syaifuddin;2011).

Gambar 9. Otot pada Dada


Sumber : Wesley Norman;1999
Otot-otot dada meliputi:

30

a) M. pektoralis mayor
Origo: Pars klavikularis bagian sternal, pars strenokostalis, dan korpus
aterni kartilago kosta II-VI ke pars abdominalis bertendo dari aponerosis
otot perut.
Insersi: krista tuberkuli mayoris. Tendo lebar menyerupai kantong terbuka
datar
Persarafan: N. pektoralis medialis lateralis (pleksus brakialis pars
infraklavikularis)
Fungsi: Gerakan adduksi menurunkan lengan yang terangkat, endorotasi
lengan ke permukaan tubuh, antagonis M. latisimus dorsi menarik tubuh ke
atas pada saat senam.
b) M. pektoralis minor
Origo: bertendo dari tulang iga II-V dekat pada batas tulang rawan
Insersi:ujung prosesus korakoideus skapula
Pesarafan: N. pektoralis medialis (pleksus pars supraklavikularis)
Fungsi: mengangkat iga menimbulkan gerakan inspirasi jarang bekerja
sendiri
c) M. subklavius
Origo: bertendo pendek dibatas tulang kartilago iga I
Insersi: ujung akromial klavikula
Pesarafan: N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikula
Fungsi:mengukuhkan letak klavikula pada sendi klavikula
d) M. seratus anterior
Insersi: ujung insersi iga I-IX terdiri dari tiga bagian, bagian tengah lemah,
dan bagian kaudal terkuat
Pesarafan:N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikularis
e) M. interkostalis eksterni
Origo: pada sisi bawah luar sulkus kosta
Insersi: sisi atas iga sebelah dalam
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu inspirasi
f) M. interskostalis interni

31

Origo: sisi atas iga
Insersi: sisi bawah iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu
ekspirasi
g) M. subkostalis
Origo: bertendo pada sisi iga antara tuberkulum dan angulus kostae
Insersi: sisi dorsal dua iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi
h) M. transversus torasikus
Origo: dorsal prosesus sifoideus dan permukaan berbatasan korpus sterni
Insersi:cabang disisi bawah kartilago kosta II-VI
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menegangkan dinding dada pada ekspirasi (Syaifuddin;2011).
3. Sendi pada Dada
a) Amfiartrosis adalah persendian dimana gerakan yang terjadi amat
terbatas. Misalnya hubungan antar tulang rusuk dengan ruas-ruas tulang
belakang. Tulang-tulang tersebut dapat menimbulkan gerakan pada saat
kita bernapas.
b) Sinartrosis Sinkondrosis adalah hubugan antar tulang dengan jaringan
tulang rawan. Contoh sendi sinkondrosis adalah tulang-tulang vertebrae,
antara tulang dada dengan tulang rusuk/iga (Syaifuddin;2011).

D. TULANG BELAKANG

1. Definisi Tulang Belakang


Definisi dari tulang belakang manusia adalah struktur tulang yang
tersusun pada bagian belakang tubuh manusia secara memanjang mulai dari
bagian panggul sampai ke leher (bagian bawah tengkorak). Tulang belakang
manusia terdiri atas 33 ruas yang tersusun sejajar dan saling bersambungan.
33 ruas tulang belakang ini terbagi dalam beberapa bagian antara lain 4 ruas

32

tulang ekor, 5 ruas tulang sacral, 5 ruas tulang lumbal, 12 ruas tulang dada,
serta 7 ruas tulang leher.
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang,
ligamen, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar
tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah hingga panggul dan
tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta
pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya. (Sumber :Ruang guru 2018).
2. Bagian Struktur Tulang Belakang

Gambar 10 ( Sumber : sridianti.com 2017 )

a. Tulang Belakang Cervical (7 buah)

Tulang Belakang Cervical merupakan tulang belakang yang berada


di leher dan berjumlah 7 buah. Secara umum, bagian ini memiliki bentuk
tulang yang kecil dengan procesus spinosus (bagian belakang tulang yang
seperti sayap) yang berukuran pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7. Tulang-
tulang tersebut memiliki sebutan khusus seperti atlas (C1) dan aksis (C2)
dan diberi nomor yang sesuai dengan urutannya mulai dari C1-C7 (C =
cervical).

b. Tulang Belakang Thorax (12 buah)

Tulang Belakang Thorax merupakan tulang punggung bagian atas


dan berjumlah 12 buah. Bagian ini memiliki procesus spinosus yang

33

berhubungan dengan tulang rusuk. Bagian ini dikenal juga sebagai "tulang
punggung dorsal". Keduabelas tulang tersebut diberi nomor sesuai dengan
urutannya dari T1-T12 (T = thorax).

c. Tulang Belakang Lumbal (5 buah)

Tulang Belakang Lumbal merupakan tulang punggung bagian


bawah dan berjumlah 5 buah. Bagian ini memiliki ukuran yang paling besar
dan paling lurus konstruksinya dan menopang beban paling berat daripada
tulang belakang lainnya. Secara umum, nyeri punggung sering disebabkan
karena adanya gangguan pada bagian ini. Keduabelas tulang pada bagian ini
juga diberi nomor sesuai dengan urutannya dari L1 -L5 (L = lumbal).

d. Tulang Belakang Sacral (5 buah)

Tulang Belakang Sacral merupakan tulang belakang yang


membentuk sakrum dan tidak memiliki celah atau diskus intervertebralis
antara yang satu dengan yang lainnya. Bagian ini terdiri dari 4 sampai 5
buah tulang dan setelah usia 26 tahun membentuk segitiga. Sakrum seperti
irisan diantara tulang pinggul. Kelima tulang tersebut diberi nomor sesuai
dengan urutannya dari S1 -S5 (S = sacral).

e. Tulang Belakang Coccygeal (3-5 buah)

Tulang Belakang Coccygeal merupakan tulang belakang yang


terletak di bagian paling bawah tulang belakang atau disebut juga sebagai
"tulang ekor". Bagian ini terdiri dari 3 sampai 5 buah tulang yang saling
bergabung dan tanpa celah. Tulang-tulang pada bagian ini juga diberi nomor
sesuai dengan urutannya dari Co1 -Co5 (Co = Coccygeal).
(Sumber :WWW.ruangguru.com)
3. Fungsi Tulang Belakang

a. Sebagai Penopang Tubuh

Fungsi tulang belakang yang pertama adalah sebagai penopang


tubuh manusia. Bagian cervical bertanggung jawab menopang bagian
tegkorak, sedangkan bagian thorax bertanggung jawab untuk

34

memberikan kekuatan dan stabilitas pada tubuh. Bagian lumbar
memiliki tugas untuk menopang sebagian besar berat badan dan
memungkinkan gerakan lebih fleksibel tapi tidak berputar.
Tulang belakang memiliki struktur yang sangat baik untuk
menopang tubuh yang membuatnya mampu menyesuaikan bentuk
dengan tubuh kita yang berubah-ubah, seperti saat kehamilan atau
bertambahnya berat badan.

b. Membuat Tubuh Lentur dan Fleksibel dalam Bergerak

Struktur tulang belakang yang tidak beraturan dengan susunan otot,


tendon, ligamen, dan sebagainya yang menjadi pendukung untuk
membantu tubuh bergerak lebih lentur dan fleksibel seperti
membungkuk, meregang, berputar dan bersandar.
Bagian tulang belakang cervical bertanggung jawab untuk
membantu pergerakan kepala dan leher karena adanya kombinasi unik
kedua tulang pada bagian cervical, yaitu atlas dan sumbu.

c. Melindungi Saraf

Fungsi tulang belakang yang selanjutnya adalah memberikan


perlindungan pada saraf halus dan sumsum tulang belakang. Sumsum
tulang belakang merupakan bagian yang penting dalam mengendalikan
fungsi organ utama kita. Selain itu, bentuk dan posisi tertentu dari tulang
belakang juga ligamen dapat membentuk jaringan perlindungan yang
dapat menjaga sumsum tulang belakang agar tidak terluka.

d. Menghasilkan Sel Darah Merah

Tulang belakang memiliki sumsum tulang yang banyak


menghasilkan sel darah merah dan mineral (Ingat, yang dimaksud disini
bukan sumsum tulang belakang atau medula spinalis). Sumsum tulang
terletak pada rongga interior tulang dan terdiri atas dua jenis, yaitu
sumsum merah dan sumsum kuning. Sumsum merah bertanggung jawab
untuk memproduksi sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih.

35

Sedangkan, sumsum tulang kuning mengandung sel-sel lemak tingkat
tinggi dan juga menghasilkan sel darah putih.

e. Peredam Getaran

Tulang belakang memiliki efek peredam getaran ketika tubuh kita


bergerak seperti berdiri, jongkok dan duduk. Hal tersebut dikarenakan
adanya bantalan berupa cakram intervertebralis diantara tulang
belakang dan juga mencegah terjadinya gesekan antara tulang yang satu
dengan yang lainnya. Selain itu, cakram intervertebralis juga
mengandung zat yang mampu meredam.
1. Pelindung Organ Utama
Fungsi tulang belakang lainnnya adalah melindungi organ utama.
Kerangka ini mengelilingi dan melindungi organ utama tubuh kita.
Semua tulang rusuk manusia menempel pada tulang belakang, tapi
hanya 7 pasang teratas yang menempel pada sternum. Tulang rusuk
membentuk kerangka di sekitar jantung dan paru-paru.
(Sumber : www.sridiianti.com)
4. Otot dan Sendi

a. Otot Leher

1) Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian


dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan
mengerutkan kulit bibir.
2) Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu
tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan
ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan
fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan..
3) Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari
belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk
menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

b. Tulang Punggung

36

1) Otot yang ikut menggerakkan lengan, yaitu :

a) Trapezius (otot kerudung) terdapat di semua ruas-ruas tulang


punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya
mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik
skapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian
lateral.
b) Muskulus latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal
pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia
lumboid, tepi tulang punggung dan iga III di bawah, gunanya
menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan
memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
c) Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju
duri, dari tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sisni
menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya
menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.

2) Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu


pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu:

a) Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang


bawah). Terletak di bawah otot pungung lebar, berpangkal
di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah.
Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
b) Muskulus seratus posterior superior, terletak di bawah otot
belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam
dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang kedua.
Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.

3) Otot punggung sejati

a) Muskulus interspinalis transversi dan muskulus


semispinalis, terdapat di antara kiri-kanan prosesus
transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan
pergerakan tulang belakang.

37

b) Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di
samping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya
memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan
pergerakan dari ruas tulang belakang.
c) Mukulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka
dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra
lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian
belakang rongga perut.
(Sumber: WWW.honestdocs.com)

E. PANGGUL

1. Pengertian Sistem Muskuloskeletal Tulang Panggul (Pelvis)

Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu dibicarakan panggul


wanita yang memegang peranan penting dalam proses kehamilan, persalinan, dan
hingga kala nifas. Sistem muskuloskeletal tulang panggul merupakan bagian dari
sistem muskuloskeletal yang mengkaji sistem otot/ muskulo dan tulang / skeletal
yang menyusun kerangka panggul. Tulang panggul merupakan sebuah cicin tulang
yang di temukan diantara tulang punggung dan tungkai bawah dalam anatomi
tubuh manusia. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan
dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Berat tubuh
dihantarkan lewat pelvis ke kedua tungkai. Pelvis bersendi dengan vertebra
lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri pada
acetabulum yang sesuai. Berat tubuh dihantarkan lewat pelvis ke kedua tungkai.
Bentuk pelvis serupa dengan mangkok yang terbentuk dari tulang, dari sini nama
pelvis berasal, dan pelvis membentuk suatu gelang untuk memberikan perlindungan
kepada alat-alat di dalam pelvis ( Heni Puji Wahyuningsih & Yuni Kusmiyati.
2009)

2. Bagian-Bagian Anatomi Tulang Panggul (Pelvis)

a. Bagian keras yang dibentuk oleh :

1) 1 tulang kelangkang (os sacrum)

38

2) 1 tulang tungging/tulang ekor (os cocygis)
3) 2 tulang pangkal paha (os coxea)

Gambar 11 struktur pembagian anatomi tulang panggul,


(Sumber : Powerpoint slide anatomi fisiologi panggul mahasiswa kebidanan
poltekkes kelompok 4)

1). OS SACRUM
Merupakan tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar dibagian atas dan
meruncing dibagian bawah.
Batas-batas dari Os Sacrum yaitu :
1. Articulation sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
2. Prosseus lumbal ke-5 ( batas belakang atas )
3. Cocygis ( batas bawah )
4. Promontorium ( batas depan atas )

39

Gambar 12. anatomi tulang panggul bagian sacrum, os coxae dan os coccygis
(Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC

Os sacrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis, bagian dari os


sacrum terdiri atas promonorium, foramen sacralis dan artikulasio sacrailiaka.
Bentuknya seperti segitiga dengan puncaknya menghadap kebawah dan terletak
sedemikian rupa seperti suatu baji di antara os cosae kanan dan kiri, dengan tulang-
tulang tersebut os sacrum bersendi. Empat pasang foramen terbentuk pada
perlekatan vertebra dan keempat foramen ini berhubungan dengan canalis sacralis.
Saraf-saraf dari medulla spinalis melewati foramina ini, Bersama dengan
pembuluh-pembuluh darah dan limfe. Os sacrum membentuk dinding belakang
rongga pelvis. Cekungan os sacrum (facies pelvica) adalah permukaan depan
sacrum yang cekung. Cekungan ini membantu meningkatkan kapasitas pelvis vera.
Alae (tunggal ala) sacralis meluas ke luar di kanan kiri vertebra sacralis pertama.
Promontorium adalah titik pusat tepi atas vertebra sacralis pertama dengan dasar
(basis) vertebra lumbalis ke-5, dan menonjol diatas cekung sacrum. Canalis sacralis
berjalan longitidunal melewati pusat sacrum dan terbuka pada setinggi vertebra
sacralis ke-5. Canalis sacralis ini merupakan jalan nervus cranialis yang menyebar
keluar setinggi vertebra sacralis ke-2 dan ke-3 untuk membentuk cauda equina.
Selama proses persalinan, beberapa dokter ahli kebidanan memberikan obat

40

anastesi local ke canalis sacralis caudalis untuk menghilangkan rasa sakit akibat
kontraksi uterus. Saraf-saraf dibawah vertebra sacralis ke-2 dilumpuhkan
sementara. Namun pasien masih sadar sepenuhnya dan dapat bekerjasama.
2). OS COXAE ( TULANG PANGKAL PAHA )
Tulang Coxae terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain.
Batas Os Coxae dari Articulation Sakroiliaka. Sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu adalah :
• Tulang usus ( Os Illium )
• Tulang duduk (Os Ischium )
• Tulang Kemaluan ( Os Pubis )
1). Tulang Usus ( Os Illium )
Os illium terletak dari Articulation Sakroilliaka sampai pinggir atas
acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang
disebut Crista Illiaca. Ujung depan maupun belakang dari Crista
Illiaka menonjol terdiri atas 4 spina :

a. Spina illiaka anterior superior (SIAS)


b. Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
c. Spina illiaka posterior superior (SIPS)
d. Spina illiaka posterior inferior (SIPI)

1) Tulang Duduk (Os Ischium)


Os ischium terletak dari Foramen Obsturatorium Sampai
Pada Pinggir Atas Acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium
yaitu Spina
Ischiadica. Tulang yang tebal yang menyangga berat badan
pada saat duduk adalah Tuber Ischadicum. Bagian yang cekung
besar sebelah atas disebut Inchisura Isciadica Mayor. Bagian yang
cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura Ischiadica Minor.

2) Tulang Kemaluan Kemaluan (Os Pubis )


Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang
panggul dinamakan Foramen Obturatorium. Bagian atas yang

41

menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior, cekungannya
dinamakan Linea Inominataatau Linea Terminalis. Pertemuan
kedua ramus superior dinamakan Tepi Atas Simfisis. Pada bagian
bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus
inferior membentuk Tepi Bawah Simfisis. Pada ramus inferior
membentuk sudut yang disebut Arcus Pubis yang sudutnya tidak
boleh kurang dari 90 derajat.

3). OS COCCYGIS
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran
pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur,
kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
4). COCCYX (Tulang Ekor)
Merupakan empat ruas vertebra yang bersatu, yang merupakan
bangunan berbentuk segitiga dengan dasar (basis) dibagian atas dan
bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligamenta melekat pada puncaknya
dan dapat terdorong kebelakang saat melahirkan kurang lebih 2 cm.
5). OS INNOMINATA KANAN DAN KIRI
Os Sacrum membentuk suatu baji yang terletak diantara os coxae
kanan dan kiri yang terletak di kedua sisi os sacrum. Pada orang dewasa os
coxae tampak sebagai satu tulang besar tidak teratur bentuknya, tetapi
sebelum individu berumur 25 tahun tulang ini belum mengalami penulangan
secara sempurna dan sebelumnya terbentuk dari tulang-tulang yang
berkembang dari 3 pusat penulangan primer. Ketiga bagian tersebut disebut
ilium (os illi), ischium (os iscii), dan pubis (os pubis). Ketiga tulang tersebut
bertemu pada cekungan yang berbentuk mangkok yang disebut acetabulum.
6). ILIUM
Ilium diatas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat dipalpasi atau
diraba dengan mudah apabila tangan diletakkkan pada pinggang. Crista
iliaca berakhir didepan pada spina iliaca anterior. Kira-kira 25 cm,
dibawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Disebelah belakang, crista

42

iliaca berakhir pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan dikanan
dan kiri tepat diatas celah gluteus merupakan tanda letak kedua spina
tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai tepi atas incisura isciadica
major yang dilewati oleh nervus isciadicus. Ilium mebentuk 2/5 bagian atas
acetabulum dan merupakan bagian atas oscoxae. Permukaan dalamnya
halus dan cekung, tetapi permukaan luarnya kasar dan merupakan tempat
perlekatan otot-otot pada gluteus.
7). ISCHIUM/Tulang duduk
Ischium bagian paling bawah os coxae dan membentuk 2/5 bagian
bawah acetabulum. Tuber isciadicum merupakan daerah tulang yang
menebal dari tulang yang membentuk corpus ossis ichii. Berat tubuh
tertumpu pada tuber isciadicum apabila seseorang dalam posisi duduk.
Spina isciadica terletak kira-kira 25 cm diatas tuber isciadicum,
memisahkan incisura isciadica major dan minor.

Gambar 13. Ischium (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta :
EGC

8). PUBIS (OS PUBIS)


Pubis merupakan komponen yang paling kecil dari ketiga komponen yangb
membentuk os coxae, dan membentuk 1/5 bagian bawah acetabulum. Pubis
kanan dan kiri Bersatu di bagian depan pada corpus ossis pubis yang

43

berbentuk segi empat. Tulang-tulang tersebut disatukan oleh bantalan
cartilage ( tulang rawan) yang disebut symphysis pubis. Ramus superior,
yang merupakan perluasan keatas dari amsing-masing corpus pubis, Bersatu
denagn ilium pada eminentia illiopectinea. Ramus inferior meluas kebawah
untuk bersatu dengan iscium. Ramus inferior (descendens) kanan dan kiri
membentuk arcus pubis. Suatu foremen yang dikelilingi oleh iscium dan
pubis disebut foramen opturatorium. Beberapa tanda atau bangunan tersebut
tampaknya tidak relevan untuk peserta didik bidan yang bekerja di Inggri.
Di daerah terpencil di negara dunia ketiga dimana alat-alat radiologi dan
ultrasonografi tidak bisa diperoleh dengan mudah, maka tanda-tanda
tersebut benar-benar mempunyai nilai praktis. Dengan demikian para
peserta didik harus memaksakan diri untuk menyadari dan mengenali
dimana harus mendapatkan tanda-tanda tersebut, tidak hanya pada pantum,
tetapi pada sibjek hidup suatu ketika tanda (bangunan) tersebut mungkin
merupakan satu-satunya cara penilaian pelvis yang dapat dilakukan.
9). PANGGUL KECIL (PELVIS MINOR)
Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti yang penting
karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan
lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda
sehingga dapat menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang
melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah :
Terdiri dari 4 bidang :
a) Pintu atas panggul
b) Bidang terluas panggul
c) Bidang tersempit panggul
d) Pintu bawah panggul
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :
a) Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm.
b) Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm.
c) Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah
berputar 900.

44

d) Bidang putar atas panggulmenjadi pintu bawah panggul terjadi
pada bidang tersempit.
e) Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi dua
segitiga dengan dasar pada :
Segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan
ujung belakangnya os sacrum (tulang belakang). Segitiga
depannya dengan ujung (puncak) pada simfisis pubis.
10). PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping
dan dibatasi oleh: Promotorium, Sayap os sacrum, Linia terminalis
kanan dan kiri
Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri

a) Pinggir atas simfisis pubis

Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan tiga ukuran


penting, yaitu ukuran muka belaang (koyungata vera),
ukuran lintang (diameter transversa), dan ukuran serong
(diameter obliqua).

b) Konyugata vera

Panjangnya sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara


langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan pengukuran
konyugata diagonalis. Panjang konugata diagnolis antara
promotorium dan tepi bawah simfisis pubis. Konyugata vera
(CV): CD-1,5 cm. Konyugata obstetrika: ukuran antara
promotorium dengan tonjolan simpisis pubis.

c) Ukuran lintang

Jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm).


Ukuran oliqua

45

Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum
pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat
diukur ada wanita yang masih hidup.

Gambar 14. bentuk PAP dgn ukuran-ukurannya (Sumber : Verralls,


Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC

d) Bidang luas panggul

Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan


simpisis menuju pertemuan tulang belakang (os sacrum) kedua dan
ketiga. Dalam proses persalinan bidang ini tidak menimbulkan
kesukaran.

e) Bidang sempit panggul

Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir. Bidang


ini merupakan titik putar dari pintu atas panggul menjadi pintu bawah
panggul. Pada kesempitan pintu bawah panggul, bidang ini mengalami
penyempitan.
11). PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul buknlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari
dua segitiga dengan dasar yang sama.
Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus
pubis.

46

Segitiga belakang : dasranya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi
oleh ligaentum kanan dan kiri.

Gambar 15. tulang-tulang panggul PBP (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997).


Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa,
Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC

3. Bagian-Bagian Lunak Panggul

Bagian lunak pada panggul terdiri dari otot, jaringan lunak dan ligamen.
a) Otot Otot-otot yang menyusun kerangka penopang organ-organ di dalam pelvis.
1). Musculus Sfingter Ani Ekternus
Otot ini merupakan cincin otot yang melingkari anus. Otot ini
terbentuk dari gabungan serabut otot dari lapisan superficial dan profundal
commisurra posterior dan kulit perineum sebagian menutupi musculus
sfingter ani ekternus.
2). Musculus Bulbokavernosus
Otot ini merupakan otot yang berasal dari pusat perinium dan
memberikan serabut-serabut longitudinal pada kedua sisi uretra dan vagina.
Musculus bulbokavernosus mengelilingi vulva yang bertujuan untuk
membantu kontraksi dinding vagina saat melakukan koitus. Serabut ini juga
mengelilingi ostia sebelum berinsersi pada corpus clitoridis. Serabut-
serabut anterior memungkinkan terjadinya ereksi klitoris pada saat aktivitas
seksual. Otot ini juga sebagai penunjang musculus levator ani yang terletak
lebih dalam dari otot ini.

47

3). Musculus Transversus Parinea Suferfisialis
Otot ini berasal dari permukaan dalam masing-masing tuber
ischiadika danberjalan transversal melintasi pintu keluar pelvis. Serabut-
serabut darimasing-masing otot akan menyatu dan menyilangdengan
jaringan superfisial corpus perinei. Musculus transversus parinea
suferfisialis sama halnya seperti musculus bulbokavernosus berfungsi untuk
menopang muskulus levator ani yang terletak lebih dalam.
4). Musculus Transversus Parinea Profundus
Para transversus perinei profundus (atau perineal melintang dalam)
muncul dari rami inferior ischium dan berjalan ke garis tengah, di mana ia
interlaces dalam tendon raphe dengan sesama dari sisi yang berlawanan.
Itu terletak pada bidang yang sama sebagai sfingter uretra membranaceae.
Sebelumnya dua otot digambarkan bersama-sama sebagai uretra
Constrictor.
5). Musculus Stingfer Uretra
Otot ini merupakan muara dari uretra. Sfingter ini analog dengan
sfingter pada pria, dan mempunyai nama yang sama. Namun di bandingkan
dengan pria sfingter pada wanita lebih lemah dan merupakan struktur yang
kurang penting. Ostium ini harus di bedakan dari klitoris yang harus
diidentifikasi terlebih dahulu.
6). Musculus Pubokoksigeus
Merupakan otot yang paling penting di antara semua otot dasar
pelvis. Otot ini merupakan otot yang mengelilingi dan memperkuat uretra,
vagina dan rectum. Otot ini juga merupakan penentu miksi, defekasi serta
fungsi seksual yang normal.
7). Musculus Iliococcygeus
Otot ini berasal dari linea alba faciae pada permukaan dalam
masing-masing os. Illium dari masing-masing spina isciadika, serta berjalan
ke belakang ke os. Coccygis.
8). Musculus Ischiococcygeus

48

Berasal dari masing-masing spina ischiadika kemudian berlanjut ke
bagian atas coccygis dan tepi bawah sakrum. Dilanjutkan ke posterior,
sehingga diaphragma pelvis hampir tertutup. Otot-otot ini membantu
menstabilkan articulatio sacro-illiaca dan articulatio sacrococcygea.
Diafragma pelvis, dibentuk oleh :

a) Ligamentum sacrotuberosum terentang dari tepi bawah sacrum sampai


tuber ischiadicum.

b) Ligamentum sacrospinosum terentang dari tepi bawah sakrum sampai spina


ischiadicum. (Semua ligamentum tersebut secara normal membatasi
gerakan sacrum)

c) Symphisis pubis adalah cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4


cm. Facies articularis dari corpus ossis pubis ditutupi oleh kartilngo hialin,
dan suatu discus carteusaginosa yang menggabungkan caprora kedua
tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat
melakukan gerakan yang minimum.

d) Articulatio saccrococcygea, Juga merupakan articulatio cartilaginosa


sekunder yang dihentuk oleh tepi bawah sakrum dan tepi atas coccyx. Sendi
ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum sacrococcygeum dan dapat
melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saat defekasi
danmelahirkan.

e) Ligamentum Poupart juga disebut ligamentum inguinale terentang antara


spina iliaca anterior superior dan corpus ossis pubis. Membrana obturstoria:
Membran obturatoria menutup foramen obturatorium dan padanya terdapat
celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.
Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakan selama kehamilan
karena terjadi elastisitas (kelenturan) ligamen yang memperkuat sendi
tersebut akibat adanya hormon relaksin.

f) Pars muskularis levator yang terdiri dari :

1) Muskulus pubococcygeus dari pubis ke septum anococcygeum

49

2). Muskulus iliococcygeus dari arkus tendineus muskulus levator ani
ke oscocygis dan septum anococcysigeum
3). Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os
sacrum dan os coccygis

g). Pars membranase

1). Hiatus urogenitalis = Terletak antara kedua muskulus


pubococcygeus, berbentuk segitiga

2). Diafragma urogenitalis = Menutupi hiatus urogenitalis, dan dibagian


depannya ditembus oleh uretra dan vagina
3). Region perineum merupakan bagian permukaan pintu bawah
panggul terbagi menjadi : bagian anal : (sebelah belakang), terdapat
muskulus sfingier ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang
senggama bagian bawah
4). Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinci
superfisialis.

4. Pengukuran Tulang Panggul (PELVIS)

a. Pintu Masuk Pelvis

1) Diameter Anteroposterior (conjugate vera)


Merupakan jarak antara promotorium dengan bagian dalam margo superior
symphysis pubis dan pada wanita normal jaraknya tidak boleh kurang dari
11 cm.
2) Diameter Obliqua

50

Merupakan jarak antara articulation sacroiliaca dengan eminentia
iliopectineal yang bersebrangan, dan jaraknya tidak boleh kurang dari 12
cm.
3) Diameter SacrocotyIoedea
Merupakan ukuran pelvis yang diambil antara promontorium dengan salah
satu eminentia iliopectineal, dan paling tidak panjangnya harus 9,5 cm.
4) Diameter Transversa
Merupakan jarak yang terpanjang antara dua titik pada pintu masuk, dan
paling tidak harus sepanjang 13 cm. Pada pelvis wanita diameter transversa
ini lurus melintasi pusat pintu masuk.

Gambar Rongga Pelvis / Cavitas Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997).


Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa,
Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC

5) Diameter anteroposterior

Diukur dari persatuan vertebra sacralis ke-2 dan 3 ke titik tengah symphysis
pubis.

6) Diameter Transversa

Merupakan suatu ukuran yang diambil antara kedua titik yang terpisah
paling jauh pada dinding lateral pelvis. Rongga pelvis bulat maka semua
diameter tentunya sama dan semua diameter tersebut paling tidak
panjangnya 12 cm.

51

b. Pintu Keluar Pelvis

1) Diameter Anteroposterior
Diukur dari tepi bawah symphysis pubis ke tepi bawah sacrum seharusnnya
berukuran tidak kurang dari 13 cm.
2) Diameter Obliqua
Tidak mungkin diukur secara tepat karena ligamentum sacrotuberosum
meregang apabila diregangkan oleh kepala. Walaupun demikian, diameter
obliqua dianggap teretak sejajar dengan diameter obliqua pintu pelvis dan
rongga pelvis, dan ukurannya paling tidak harus 12 cm.

3) Diameter Transversa
Ditaksir antara kedua tuber ischiadicum atau spina ischiadica (kedua ukuran
tersebut sama pada pelvis normal), dan diameter ini paling tidak harus
mempunyai ukuran 11 cm.

Gambar Pintu Keluar Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku


Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-
Ed.3.-Jakarta : EGC
II. Konjugata diagnosis

52

Konjugata diagnosis merupakan jarak antara tepi bawah symphysis pubis
dengan promotoriumDapat dinilai dengan pemeriksaan vaginal dan
menunjukkan ukuran pintu masuk pelvis.
III. Konjugata Obstetrik
Merupakan ukuran yang dibuat antara permukaan dalam (facies interna) di
tengah-tengah symphisis pubis dengan promotorium.

5. Ukuran-Ukuran Panggul

Ukuran panggul penting diketahui terutama pada kehamilan pertama.


Sehingga ramalan terhadap jalannya persaliann daqpat persalinan dapat ditentukan.
Ukuran panggul luar tidak banyak artinya, untuk kepentingan ramalan persalinan,
dan ditetapkan melalui pemeriksaan :

a. Secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan dalam

b. Ritgen abdomen dan pelvis

c. Ultrasonografi

Pemeriksaan foto rotgen panggul sudah lama ditinggalkan karena dapat


memebahyakan janin sehingga pemeriksaan dalam menjadi lebih penting
penting untuk menentukan persalinan.

Ukuran-ukuran secara klinis :

a. Ukuran pintu atas panggul

Ukuran pintu atas panggul yang utama adalah konyugata vera, yang
dapat diukure secara tidak langsung. Dengan pemeriksaan dalam, dapat
diukur panjang konyugata diagonalis sehingga konyugata vera = CD –
1,5cm. pada panggul normal promontorium tidak teraba. Bila ukuran
CV di atas 10 cm dianggap panggul dalam batas normal.
b. Ukuran panggul tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
c. Ukuran pintu bawah panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber ossis iskium dari luar.

53

6. Fungsi Umum Panggul Wanita

Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut :

a. Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi :

1) Panggul besar (pelvis mayor) untuk menyangga isi abdomen (perut)

2) Panggul kecil (pelvis minor) untuk membentuk jalan lahir dan sebagai
tempat alat genetalia

b. Bagian lunak panggul wanita berfungsi :

1) Membentuk lapisan dalam jalan lahir

2) Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas.

3) Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri.

7. Bentuk Panggul Wanita

Menurut Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita.
Bentuk panggul ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan.
Bentuk-bentuk tersebut adalah :

a. Panggul ginekoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir bulat.
Panjang diameter antero-posterior kra-kira sama dengan diameter
transversal. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
b. Panggul android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis
seperti ini, panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter
transversal, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati sakrum.
Dengan demikian, bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan
bagian depannya menyempit ke muka. Jenis ini ditemukan pada 15%
wanita.
c. Panggul anthropoid

54

Bentuk pintu atas panggul ini agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
antero-posterior lebih besar daripada diameter transversal. Jenis ini
ditemukan pada 35% wanita.
d. Panggul platipeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Tidak jarang dijumpai jenis kombinasi keempat jenis klasik ini.


Disinilah letak kegunaan pelvimetri rotgen, untuk mengetahui jenis, bentuk,
dan ukuran-ukuran pelvis secara cepat. Untuk menyebut jenis pelvis
kombinasi, disebutkan jenis pelvis bagian belakang dahulu, kemudian
bagian depan. Misalnya, jenis android – ginekoid : itu berarti jenis pelvis
bagian belakang adalah jenis android dan bagian depan adalah ginekoid.
Dapat disini dikemukan bahwa pelvimetri rotgen itu hanya dilakukan pada
indikasi tertentu, misalnya adanya dugaan ketidakseimbangan antara janin
dan panggul (feto-pelvic disproportion) adanya riwayat trauma atau
penyakit tuberkolosis pada tulang panggul, bekas SC dan akan direncanakan
partus pervaginam pada letak sungsang, presentasi muka atau kelainan letak
lain. Pembatasan pemakaian sinar rontgen berdasarkan pengaruhnya
terhadap sel-sel kelamin janin yang masih amat muda itu serta ovaria ibu.
Dewasa ini dapat digunakan MRI (Magnetic Resonance Imagine).

55

Gambar bentuk PAP dari empat tipe dasar panggul wanita Sumber :
https://academia.edu.gambarbentukpanggulmanusia

8. Pemeriksaan dalam Panggul

Pada waktu melakukan pemeriksaan dapat diperkirakan ukuran panggul bagian


dalam dengan memperhatikan apa yang harus diperiksa :

a. Apakah promotorium dapat diraba dan berapa jaraknya.


b. Apakah linea terminalis dapat diraba seluruhnya atau sebagian.
c. Bagaimana bentuk dinding samping jalan lahir.
1) Lurus-sejajar
2) Divergen
3) Konvergen
4) Terdapat benjolan tambahan

d. Apakah spina ischiadica menonjol dan berapa jaraknya.

e. Bagaimana keadaan tulang kelangkang.

1) Melengkung atau merata


2) Terdapat benjolan

f. Bagaimana sudut arkus pubis.

56

1) Tumpul
2) Runcing atau tajam

Gambar mengukur konjugata diagonalis. Sumber :


https://www.academia.edu.makalahanatomifisiologipanggulmanusia

9. Sumbu Panggul atau Sumbu Jalur Lahir

Dengan menghubungkan titik tengah bidang pada jalan lahir akan dijumpai
garis melengkung ke depan mulai dari spina ischiadica. Jalan lahir merupakan
silinder yang melengkung ke depan, dari intu atas panggul sampai menjadi pintu
bawah panggul dengan perbedaan panjang 4,5 cm di bagian depan dan 12,5 cm di
bagian belakang.

Di samping itu terdapat perubahan ukuran pintu atas panggul yang


lebih panjang ke samping, dan menjadi pintu bawah panggul dengan ukuran
muka belakangnya lebih panjang. Situasi demikian seolah-olah terjadi
perputaran sebilan puluh derajat dari pintu atas panggul menjadi pintu
bawah panggul.

57

Gambar : jalan lahir yang lengkap (diagram) Sumber :
https://www.academia.edu/36056691/Anatomi_Fisiologi_Anatomi_Pangg
ul_danPosisi_Janin

Garis hitam menandai sumbu jalan lahir. Perhatikan lengkungan


tajam pada bidang sempit panggul. Di atas lingkaran retraksi terdapat bagian
uterus yang berkontraksi dan beretraksi, di bawahnya terdapat bagian yang
berdilatasi.

Gambar : sumbu panggul Sumber :


https://www.academia.edu/36056691/Anatomi_Fisiologi_Anatomi_Pangg
ul_danPosisi_Janin

10. Sistem Bidang Hodge

58

Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar
panggul. Hodge menentukan bidang penurunan sebagai berikut:

HI : bidang yang sama dengan pintu atas panggul

H II : bidang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah simfisis

H III : bidang sejajar dengan H I setinggi spina ischiadica

H IV : bidang sejajar dengan H I setinggi ujung tulang kelangkung (os


sacrum)

Dengan menetukan penurunan sesuai dengan bidang hodge dapat


ditetapkan kemungkinan persalinan melalui vaginal, atau persalinan dengan
operasi seksio sesarea.

Gambar : turunnya kepala menurut bidang hodge Sumber :


https://www.academia.edu/36056691/Anatomi_Fisiologi_Anatomi_Pangg
ul_danPosisi_Janin

Bila kepala atau bagian terendah masih tinggi, di atas bidang H II,
persalinan pervaginam sulit dilakukan tanpa trauma persalinan.

Persalinan pervaginam yang aman, dengan trauma minimal, bila penurunan


terendah telah melampaui batas H III.

59

F. EKSTREMITAS ATAS

Ekstremitas atas atau superior dapat dianggap sebagai pengungkit bersendi


banyak yang dapat bergerak bebas pada tubuh melalui articulation humeri. pada
ujung distal extremitas superior terdapat organ yang penting yaitu tangan. Banyak
fungsi penting dari tangan bergantung pada fungsi pollex yang seperti penjepit,
yang memungkinkan seseorang mencengkram benda diantara pollex dan index
(Danang. 2019). Ekstremitas superior dapat dibagi menjadi bahu (hubungan antara
tubuh dan lengan atas), lengan atas ,siku ,lengan bawah ,regio carvalis, dan tangan.

1. Kerangka anggota gerak atas


Tulang – tulang yang membentuk Ekstremitas Atas antara lain :

a. Tulang Skapula
b. Tulang Klavikula
c. Tulang Humerus
d. Tulang Ulna
e. Tulang Radius
f. Tulang Karpal

a. Tulang Skapula
Skapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang tulang bahu dan
terletak dibelakang toraks yang lebih dekat ke permukaan dari pada iga. Bentuknya
segitiga pipih dan memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi (Danang.
2019)

60

Gambar 2.1 Os Scapula (Danang. 2019)

Gambar 2.2 Os Scapula (Danang. 2019)

Scapula membentuk bagian posterior dari gelang bahu. Berbentuk pipih dan
seperti segitiga. Secara anatomis, memiliki dua permukaan (fascia), 3 pinggir
(margo), dan 3 sudut (angulus). Pada bagian anterior, terdapat fossa (alur)
subscapularis, di mana tempat melekatnyaotot subscapularis (Danang. 2019)

Bagian permukaan posterior dibagi oleh spina scapula menjadi fossa


suprapinosus dan fossa infraspinosus. Pada manusia dan beberapa karnivora, pada

61

ujung spina scapula terdapat bagian acromion. Bagian khas lainnya yaitu processus
coracoideusyakni tonjolan yang berasal dari bagian utama scapula sendiri (bukan
spina). Ujung dari processus ini dilekati oleh banyak ototseperti otot
coracobrachialis. Di dekat bagian bawah processus coracoideus terdapat angulus
lateralis, dan sebuah bagian seperti cekungan yang disebut cavitas glenoidales. Di
cavitas inilah tempat melekatnya bonggol kepala dari humerus. Skapula bersendi
dengan klavikula pada acromion (Danang. 2019)

b Tulang Klavikula

Gambar 2.3 Klavikuka (Danang. 2019)

Dalam anatomi manusia, tulangclavicula adalah tulang yang


membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Klavicula
berbentuk kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang
memanjang horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk pertama

Pada ujung medial, clavicula bersendi pada manubrium


dari sternum (tulang dada) padasendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral
bersendi. dengan acromion dari scapula (tulang belikat) dengan sendi
acromioclavicularis. Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang
melengkung, dan permukaannya lebih halus (Danang. 2019)

62

Clavicula berguna untuk:
– Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada
supaya lengan
dapat bergerak leluasa.
– Meneruskan goncangan dari anggota gerak atas ke kerangka tubuh (aksial).

c. Tulang Humerus

Gambar 2.4 Tulang Humerus (Danang. 2019)

bahasa Latin : humerus,umerus


bahasa Yunani : ōmos, lengan atas adalah tulang panjang pada lengan yang terletak
antara bahu dan siku.

Caput humeri bersendi dengan cavitas glenoidales dari scapula. Penyambungan ini
dikenal dengan sendi bahu yang memiliki jangkauan gerak yang luas. Pada
persendian ini terdapat dua bursa yaitu pada bursa subacromialis (membatasi otot
supraspinatus dan otot deltoideus) dan bursa subscapularis (memisahkan fossa
subscapularis dari tendon otot subscapularis). Otot rotator cuff membantu
menstabilkan persendian ini (Danang. 2019). Pada bagian siku, terdapat persendian
dengan ulna sehingga memungkinkan gerak fleksi dan ekstensi.Terdapat banyak
otot yang melekat pada humerus. Khusus otot rotator cuff melekati bagian atas
humerus agar dapat melakukan rotasi serta abduksi pada bahu.

63

d Tulang Ulna

Tulang Ulna atau hasta adalah tulang yang menyimpan banyak mineral dan
menghasilkan sel – sel darah pada sum – sum tulang. Tulang hasta ini juga dikenal
dengan nama ulna. Tulang ulna tersebut bersama dengan jari – jari tangan berfungsi
dalam memungkinkan terjadinya gerakan berputar pada pergelangan tangan
(Danang. 2019)

Ulna atau tulang hasta ini adalah salah satu dari dua tulang yang membentuk
lengan bawah.

Gambar 2.5 Tulang Hasta (Danang. 2019)

Tulang hasta atau ulna berbentuk seperti sebuah pipa yang mempunyai sebuah
batang dan dua ujung. Tulang ini terletak di sebelah medial lengan bawah dengan
ukuran lebih panjang daripada radius atau tulang penumpil. Kepala tulang hasta ini
terletak pada bagian bawah.

64

Gambar 2.6 Tulang Ulna (Danang. 2019)

Tulang Ulna merupakan tulang panjang di bagian medial lengan bawah. Terletak
sejajar dengan tulang radius. Ujung atasnya bersendi dengan tulang lengan
atas (humerus) pda sendi siku, dan dengan caput radii (kepala bonggol tulang
pengumpil) pada persendian (Danang. 2019)

e Tulang Radius

Gambar 2.7 Tulang Radius (Danang. 2019)

65

Tulang radius adalah tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian siku
dengan tangan di sisi ibu jari. Tulang radius terletak di sisi lateral tulang ulna.
Bentuk badan tulang radius semakin ke bawah semakin membesar yang akan
membentuk persendian pergelangan tangan.
Ujung atasnya bersendi dengan tulang lengan atas (humerus) pada persendian siku
dan dengan tulang radius di persendian radioulnaris superior. Ujung bawahnya
bersendi dengan tulang scaphoideum dan lunatum (salah satu tulang pergelangan
tangan), serta dengan tulang ulna pada persendian radioulnaris inferior (Danang.
2019)

f. Carpal

Tulang pergelangan tangan disebut tulang karpal. Terdiri dari tulang kecil
jumlahnya ada 8 yang membuat sendi sinovial satu sama lain dan dengan demikian
menambah mobilitas tangan manusia (Danang. 2019)

Gambar 2.8 Tulang Carpal (Danang. 2019)

66

1. Struktur Otot di Dalam Ekstremitas Atas
1. Regio Humeri et Axillaris

a. Otot-otot Pectoralis

Gambar 2.9 Otot Pectoralis (Mardatillah. 2018)

1) Otot pectoralis major adalah otot tebal, berbentuk seperti kipas, dan tertletak di
anterior dari dinding dada. Otot ini membentuk dada pada pria dan terletak di bawah
payudara pada wanita (Mardatillah. 2018)

2) Otot pectoralis minor adalah otot tipis beberntuk segitiga (triangular) berada di
posterior dari otot pectoralis major (Mardatillah. 2018)

67

3) Otot subclavius adalah otot kecil berbentuk segitiga yang terletak di antara
clavicula dan tulang rusuk pertama. Otot ini disokong dengan tendon tebal dan
pendek serta tulang rawan dari tulang rusuk pertama di depan ligamentum
costoclavicularis (Mardatillah. 2018)

4) Otot serratus anterior adalah otot yang besar, tipis yang berada di dinding lateral
dada (Mardatillah. 2018)

b. Otot-otot Punggung Superficial

Gambar 2.10 Otot Punggung Superfisial (Mardatillah. 2018)

68

1) Otot trapezius adalah otot yang menyusun struktur punggung manusia.
Dinamakan trapezius, sebab bentuknya mirip dengan bangun trapezium; sudut-
sudutnya berada di leher, dua berada di kedua bahu, dan satu sudut lainnya
melekat ditulangpunggung T12. Seseorang dapat merasakan otot ini bekerja
dengan meraba punggung dengan satu tangan dan memegang otot di antara leher
dan bahu (Mardatillah. 2018)

2) Otot latissimus dorsi adalah otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan
terletak di belakang lengan (Mardatillah. 2018)

3) Otot levator scapulae adalah otot yang terletak pada bagian punggung dan leher
(Mardatillah. 2018)

4) Otot rhomboideus minor adalah salah satu otot yang menyusun bagian lengan
atas sedangkan Otot rhomboideus major adalah salah satu otot yang menyusun
bagian lengan atas (Mardatillah. 2018)

c. Otot-otot Bahu

Gambar 2.11 Otot Bahu (Mardatillah. 2018)

1) Otot deltoideus adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Dinamakan deltoideus, sebab bentuknya mirip seperti alfabet Yunani Delta
(segitiga) (Mardatillah. 2018).

69

2) Otot subscapularis adalah otot yang besar berbentuk segitiga yang menyusun
fossa subscapularis. Tendon otot ini terpisah dari bagian leher scapula oleh sebuah
bursa yang besar (Mardatillah. 2018)

3) Otot suprspinatus adalah otot yang relatif kecil pada lengan atas. Namanya
berasal dari tempat perlekatannya di fossa supraspinosus, superior dari scapula.
Termasuk dalam salah satu otot rotator cuff. Spina scapula memisahkan otot
supraspinatus dari otot infraspinatus (Mardatillah. 2018)

4) Otot Infraspinatus adalah otot pemutar (rotator) pada sendi bahu dan adduktor
lengan. Infraspinatus adalah otot tebal berbentuk segitiga yang melekati sebagian
besar fossa infraspinatus. Biasanya serat ototnya terlihat bergabung dengan otot
teres minor (Mardatillah. 2018)

5) Otot teres major adalah otot pada lengan atas yang menyusun kelompok otot
pada sekitar scapula (tulang belikat) dan humerus (tulang lengan atas) (Mardatillah.
2018)

6) Otot teres minor adalah otot kecil yang terdapat di bagian bahu. Teres minor
merupakan salah satu dari kelompok otot rotator cuff. Letaknya bersebelahan
dengan otot teres mayor dan otot infraspinatus (Mardatillah. 2018)

2. Regio Brachii et Cubiti

70

a. Ventral

Gambar 2.12 Bagian Otot Ventral (Mardatillah. 2018)

1) Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun
ada beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala
dua karena berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan
atas. Dua caput tersebut adalah: Caput longum (panjang) (Mardatillah.
2018).

2) Otot coracobrachialis adalah otot terkecil dari tiga otot yang melekati processus
coracoideus pada scapula. Dua otot lainnya adalah otot pectoralis minor dan otot
biceps brachii. Otot coracobrachialis terletak pada bagian atas-medial lengan atas
(Mardatillah. 2018)

3) Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini
kurang tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata triceps), adalah otot besar
berkepala (caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak
disepanjang lengan atas (Mardatillah. 2018)

Tiga kepala (caput) tersebut adalah:

– Caput longum (panjang)

– Caput medial

– Caput lateralis

71

b. Dorsal

Gambar 2.13 Otot Dorsal (Mardatillah. 2018)

Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini kurang
tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata triceps), adalah otot besar
berkepala (caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak di
sepanjang lengan atas (Mardatillah. 2018)

Tiga kepala (caput) tersebut adalah:

– Caput longum (panjang)

– Caput medial

– Caput lateralis

3. Regio Antebrachii

a. Grup Anterior

Gambar 2.14 Bagian Otot Grup Anterior (Mardatillah. 2018)

72

1) Otot Pronator Teres. Otot Pronator Teres adalah otot yang berada di lengan
bawah. Sesuai dengan namanya, salah satu fungsinya adalah untuk melakukan
gerakan pronasi lengan bawah. Salah satu kelainan yang sering terjadi berkaitan
dengan otot ini adalah sindrom otot pronator teres (Mardatillah. 2018)

2) Otot palmaris longus adalah otot fleksor dari sendi metacarpophalangeal yang
berdegenerasi. Umumnya dipersarafi oleh percabangan dari saraf medius. Fungsi
otot ini untuk gerakan fleksi pada tangan (Mardatillah. 2018)

3) Otot flexor digtorum superficialis adalah otot flexor ekstrinsik pda jari tangan
(Mardatillah. 2018)

4) Otot flexor carpi ulnaris adalah otot yang menyusun lengan bawah pada bagian
depan (Mardatillah. 2018)

b. Grup Posterior

73

Gambar 2.15 Gambar Otot Bagian Posterior

1) Otot brachioradialis; berfungsi utama dalam stabilisasi elbow, berperan dalam


fleksi elbow saat midposisi lengan bawah (Mardatillah. 2018)

2) Otot ekstensor carpi radialis longus adalah satu dari lima otot utama yang
mengatur pergerakan pergelangan tangan. Sesuai dengan namanya (Latin longus:
panjang), otot ini berukuran cukup panjang (Mardatillah. 2018)

3) Otot extensor digiti minimi adalah otot yang terletak di lengan bawah. Terletak
di sisi medial otot extensor digitorum communis (Mardatillah. 2018)

4) Otot extensor carpi ulnaris adalah otot yang terletak di lengan bawah yang
berfungsi pada pergerakan pergelangan tangan. Sebagai otot ekstensor, extensor
carpi ulnaris berada di sisi posterior lengan bawah (Mardatillah. 2018)

5) Otot extensor carpi ulnaris adalah otot yang terletak di lengan bawah yang
berfungsi pada pergerakan pergelangan tangan. Sebagai otot ekstensor, extensor
carpi ulnaris berada di sisi posterior lengan bawah (Mardatillah. 2018).

74

4. Regio Manus

a. Thenar

b. Hipothenar

c. Volamanus

Gambar 2.16 Bagian Otot Thenar (Mardatillah. 2018)

75

2. Sendi yang Ada di Ekstremitas Atas

a. Sendi Sterno klavikuler : sendi meluncur yang dibentuk ujung besar


disebelah sternym klavikula dan yang bersendi dengan faset untuk klavikula
diatas sternum (Pearce. 2009)
b. Sendi Akromio-klavikuler : dibentuk diujung luar klavikula yang bersendi
dengan prosesus akromion scapula (Pearce. 2009)
c. Humero-skapuler(sendi bahu) : sendi synovial variasi sendi putar.
d. Sendi siku : sendi engsel, antara permukaan troklear diatas ujung bawah
humerus dan lekukan troklear ulna (Pearce. 2009)
e. Sendi radio-ulnaris : antara radius dan ulna terdapat dua buah sendi yang
dapat bergerak,yaitu sendi-ulnaris superior dan interior (Pearce. 2009)
f. Sendi radio-karpa (Sendi pergelangan tangan) : sendi kondiloid antara
ujung bawah radius dan diskus persendian dibawah kepala ulna, yang
bersama-sama membentuk konkaf(cekung) untuk menerima sisi atas
skafoid(navikular,lunar,dan tulang-tulang trikuetrum) (Pearce. 2009)
g. Sendi karpo-metakarpol : sendi meluncur yang terbentuk antara sisi distal
baris bawah tulang-tulang karpal setiap tulang dari tulang metacarpal
h. Sensi metakarpao-falangeal : sendi jenis kondiloid (Pearce. 2009)
i. Sendi interfalangeal : sendi engsel. Sendi ini terbentuk oleh kepala falang
proksimal yang diterima dalam permukaan persendian diatas basis falang
distal (Pearce. 2009)

76

G. EKTREMITAS BAWAH

Sumber : google.co.id

Gambar 1.1 ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula,


tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.

1. Pelvis

Sumber : google.co.id

Gambar 1.2 Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu
ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk
artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior,

77

dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut
sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan
pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur.

2. Femur

Sumber : google.co.id

Gambar 1.3 Femur

Femur merupakan tulang paha, yang di bagian proksimal berartikulasi


dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di
daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan
trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal
anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan
tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat
fossa intercondylar.

Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major
dan trochanter minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan
berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae.
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat
perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris
dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.

Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan


ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada

78

wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut
ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit.

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan
batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica
di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan
padanya terdapat tuberculum quadratum.

Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia


licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya
terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke
bawah.Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris medialis
menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.Tepian lateral menyatu
ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior
batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke
bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung
distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya,
disebut fascia poplitea.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di


bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior
condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut
membentuk articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan
medialis. Tuberculum adductorium berhubungan langsung dengan epicondylus
medialis. Salah satu fungsi penting tulang paha adalah

a. Sebagai tulang terkuat untuk menopang badan


b. Tempat melengkatnya otot dan pigmen
c. Sebagai penghubung antara tulang bokong dan tulang paha
d. Sebagai tempat produksi sel darah merah pada sumsum
tulangnya,
e. Merupakan tulang terbesar dan tulang terkuat dalam tubuh ,
f. Sebagai penghubung tubuh bagian pinggul dan lutut
g. Bersama lutut , tulang paha dapat membuat sendi condylar
h. Alat gerak bagian badan bawah

79

i. Sebagai tempat memproduksi sel darah merah
j. Tempat melengkatnya tempurung lutut

3. Tibia

Sumber : google.co.id

Gambar : 1.4 Tibia dan Fabula

Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai
bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia adalah tulang pipa
dengan sebuah batang dan dua ujung.

Ujung atasnya sangat melebar sehingga menciptakan permukaan yang


sangat luas untuk menahan berat badan. Bagian ini mempunyai dua masa yang
menonjol yang disebut kondilus medialis dan kondilus lateralis. Kondil-kondil
ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang. Permukaan
superiornya memperlihatkan dua daratan permukaan persendian untuk femur
dalam formasi sendi lutut. Permukaan- permukaan tersebut halus dan diatas
permukaan yang datar terdapat tulang rawan semilunar (setengah bulan) yang
membuat permukaan persendian lebih dalam untuk penerimaan kondil femur. Di
antara kedua kondilus terdapat daerah kasar yang menjadi tempat pelekatan
ligament dan tulang rawan sendi lutut.

Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian


dengan kepala fibula pada sendi tibio fibuler superior. Kondil –kondil ini di

80

sebelah belakang di pisahkan oleh lekukan popliteum. Tuberkel dari tibia ada di
sebelah depan tepat dibawah kondil- kondil ini. Bagian depan memberi kaitaan
kepada tendon patella, yaitu tendon dari insersi otot ekstensor kwardisep. Bagian
bawah dari Tuberkel itu adalah subkutaneus dan sewaktu berlutut menyangga
berat badan.

Batang dalan irisan melintang bentuknya segitiga, sisi anteriornya paling


menjulang dan sepertiga sebelah tengah terletak subkutan. Bagian ini
membentuk Krista tibia. Permukaan medial adalah subcutaneous pada hampir
seluruh panjangnya dan merupakan daerah berguna darimana dapat diambil
serpihan tulang untuk transplantasi (bone graft). Permukaan posterior ditandai
oleh garis soleal untuk linea poplitea, yaitu garis meninggi di atas tulang yang
kuata dan berjalan ke bawah dan medial.Ujung bawah masuk dalam formasi
persendian mata kaki. Tulangnya sedikit melebar dan kebawah sebelah medial
menjulang menjadi maleolus medial dan maleolus tibiae. Sebelah depan tibia
halus dan tendon – tendon menjulur di atasnya ke arah kaki. Permukaan lateral
dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio fibuler inferior.
Tibia membuat sendi dengan tiga tulang yaitu femur, fibula dan talus. Fungsi
tibia (tulang kering) adalah

a. Penyambung Lutut dan Pergelangan Kaki


b. Penyangga Otot Tungkai Kaki
c. Penyangga Berat Badan
d. Menjaga Keseimbangan Tubuh
e. Penggerak Pergelangan Kaki

81

4. Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral


dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia.
Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk
artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

5. Tarsal

Sumber : google.co.id

Gambar :1.5 Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan


tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu
calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan
sebagai tulang penyanggah berdiri..

82

6. Metatarsal

Sumber : google.co.id Gambar : 1.6 Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di


proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1
(ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

7. Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu


jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana
di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan. (
Joko Irwandi.2012)

83

2. OTOT EKSTREMITAS BAWAH

Sumber : google.co.id

Gambar : 1.7 Otot Ekstremitas Bawah

84

1. Otot-Otot Glutea

sumber : Snow white education.2018


Gambar 1.8 Otot-otot glutea
a. M. Gluteus maksimus, otot besar superfisial di belakang
panggul yang membentuk bagian terbesar bagian bokong,
terletak antara kolumna vertebra bagian bawah dan paha bagian
superior.
b. M. Gluteus medius, otot yang sebagian superfisual pada
panggul bagian superior (pelvis); otot terletak di bagian atas sisi
lateral tulang pelvis dan sisi superior tulang femur; otot bagian
bawah di lapisi otot gluteus maksimus.
c. Gluteus minimus, otot posterior berbentuk kipas angin di antra
sisi lateral pelvis bagian atas dan femur superior; terletak bagian
belakang panggul dan lebih dalam dari gluteus medius; paling
kecil di antara otot gluteal lainnya.
d. M. tensor fasia latae, otot panggul lateral superfasial
e. M. Piriformis, otot piramidal di antara sacrum dan femur
superior; terletak di sepanjang gluteus medius inferior sampai
gluteus minimus
f. M. Obturatorius internus, Membungkus sebagian besar
foramen obturator
g. M. Gemelus superior dan inferior, tendon M. abductor internus
fossa trokhanterika

85

h. M. Quadratus femoris, Krista intra trokhanterika.
2. Otot-Otot Femoris

sumber : Snow white education.2018


gambar 1.9 Otot-otot Femuris

a. M. ilio psoas
1) M.iliakus, otot triangular pipih yang terletak dipermukan
terdalam dipanggul dan disisi lateral psoas mayor
2) M. psoas mayor,otot panjang yang besar terletak disisi lateral
vertebra lmbang dan melawati pelvis kebagian medial paha
(femur) superiors
3) M. psoas minor,otot kecilyang terletak disisi anterior
psoasmayor. Otot ini sering kali tidak ada.
4) M. Sartorius,otot super visial yang panjang berbentuk pita yang
berasaldari bagian atas ssisi lateral pelvis,melewati paha secara
mlintang ,melewati paha secara melintang ,dan berdesenden ke
lutut; otot terpanjang dalam tubuh

b. Otot permukaan venter femur


1) M. Rektus femoris, seluruh fasies proksimal ligamentum patella
dan tuberositas tibia

86

2) M. Vastus, ligamentum patella, retinakula patella pada
tuberositas tibia
3) M. Artikularis genu

c. Adduktor femur

sumber : Snow white education.2018


Gambar : 1.10 otot-otot femoris medial dan pasterior

1) M. pektineus , linea pektini femur


2) M. adduktor longus, bagian tengah linea asperaa labium medial
3) M. adduktor brevis, linea aspera labium medial
4) M. adduktor magnus, tuberositas gluteus epikondilus medialis
femoralis
5) M. adduktor minus, bigian atas linea aspera labium medial
6) M. grasilis, bertendon panjang pada sisi medial toberositas tibia
7) M. obtorator eksternus, bertendon ke dalam fosa trokhanter femur

d. Otot –otot fleksor femur

1) M. biseps femoris, kaput fibula bertendon kuat


2) M. semi tendinosus, bertendon panjang medial tuberositas tibia

87

3) M. semi membranosus, kondilus medialis tibia ligamntum
poplitem obligues
e. Otot – otot ventral krusis

1) M.Tibialis anterior, basis metatarsalis I (sisi medial) dan os


kunaiformi mediale

2) M.Ekstensor halusis longus, permukaan dorsal jari kaki yang


besar bertendon

3) M. Ekstensor digitorum longus, bersama keempat tendon ke


dalam apneurosis dorsal keempat jari lateral kaki

4) M. Peroneus fibularis tertius, permukaan dorsal kelima tonjolan


tulang pada tengah kaki bertendon datar

f. Otot-otot kruris lateralis

1) M. Peroneus fiburalis longus, plantar pedis dan sulkus tendinius


muskuli fibularis dan tubrrositas ossi metatarsal I-II oskunaiformi
medial.

2) M. Peroneus fibularis brevis, tuberositas ossis metatarsalis V,


jalur tendon sampai kelingking kaki

g. Otot-otot superfisial kruris dorsal

1) M. Trisep surae

2) M. Gastroknemius, tuber kalkanei dan tendon kalkanius

3) M. Solues

4) M. Plantaris, lapisan dalam fasia kruris dan tendon


kalkanenusyang tipis dan panjang

5) M. Popliteus,fasies posterior tibia di atas linea muskuli solei

88

h. Otot-otot kruris profunda lateralis

1) M. Tibiallis posterior, tuberositas ossis nafikulare, permukaan


plantar os kunaiformi medial, os sakunaiformi intermedium
lateral dan basis metatarsal II-IV

2) M. Fleksor digitorum longus, falang akhir jari kaki ke II-V

3) M. Fleksor lalius longus, falang terakhir dari ibu jari kaki

i. Otot-otot dorsalis pedis

1) Ekstensor digitorum brevis, aponeurosis dorsal jari kaki


bagian tengah

2) M. Ekstensor halusis brevis, falang ibu jari kaki

3) M. Interosei dorsalis I-IV, sisi medial dasar falang distal III-


V sampai aponeurosa ekstensi jari kaki bersangkutan

4) M. Interosei plantaris I-III, sisi medial falang distal III-V


sampai aponerosa ekstensi jari kaki

5) Otot-otot ibu jari kaki

6) M. Abduktor halusis, falang proksimal ibu jari kaki

7) M. Fleksor halusis brevis, dua kaput tulang sesamoid dan


falang proksimal ibu jari kaki

8) M. Adduktor hallusis, bagian lateral tulang sesamoid dan


falang proksimal ibu jari kaki

9) Otot kelingking kaki

10) M. Abduktor digiti minimi, sisi lateral falang proksimal


kelingking

11) M. Fleksor digiti minimi brevis, bagian falang proksimal


kelingking

89

12) M. Oppeneus digiti minimi, sisi lateral os metatarsal V.

j. Otot-otot plantar pedis


1) Fleksor digitorum brevis, empat tendon M. fleksor digitorum
longus sampai pada falang tengah jari kaki II-IV
2) M. Quadratus plantaris (M. Fleksor asesorius), sisi lateral
tendon M. fleksor digitorum longus.

( Kuran Atika 2015 )

3. SENDI DI DALAM EKSTREMITAS BAWAH

1. Sendi Panggul adalah jenis sendi putar. Gerakan yang terjadi


pada sendi panggul adalah fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, serta
rotasi medial dan lateral.
2. Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan yang dibentuk
oleh kedua kondil femur yang bersendi dengan permukaan
superior dari kondil-kondil tibia.
3. Sendi tibio-fibuler. Sendi-sendi ini dibentuk antara ujung atas
dan ujung bawah kedua tulang tungkai bawah.
4. Sendi pergelangan kaki adalah sendi engsel yang dibentuk antara
ujung tibia beserta maleolus medialisnya, dan maleolus lateralis
tibula, yang sama-sama membentuk sebuah lubang untuk
menerima badan talus.

H. KLASIFIKASI SENDI BERDASARKAN GERAKAN

1. Pengertian

Sendi, persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk


menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka sehingga
tulang dapat digerakkan dan juga merupakan struktur khusus pada tubuh yang
berfungsi sebagai penggerak hubungan antar tulang. Jadi, sendi adalah daerah
tempat dua tulang menyatu. Tulang di dalam tubuh juga dapat berhubungan

90

secara erat atau tidak erat. Hubungan antar tulang itu selanjutnya disebut dengan
artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi. Terbentuknya
sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi.

2. Klasifikasi

Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan kemungkinan geraknya, yaitu


sendi yang tidak dapat bergerak, sendi yang sedikit bergerak dan sendi yang
bergerak luas. Tiga kelompok besar sendi adalah fibrous, cartilagineus dan
synovial.

a. Sendi yang tidak dapat Bergerak

1) Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura
tulang tengkorak. Di klasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a) Synarthrosis, mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan


fibrosa. Sub klasnya yaitu sutura secara berkelok-kelok saling
bersesuaian, dengan sedikit jaringan fibrosa dan praktis tidak ada
gerakan. Ada 3 macam sutura, yaitu:

• Sutura serrata, hubungan antar tulang seperti gigi gergaji.


• Sutura squamosa, hubungan antar tulang saling menipis dan
saling bersesuaian.
• Sutura harmoniana/plana, hubungan lurus tersusun tepi menepi.

91

Gambar 2.1 Sutura (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

b) Syndemosis, hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yang


banyak dan hanya sedikit terjadi gerakan. Contoh : hubungan tibia dan
fibula (syndenmosis distal tibiafibularis), hubungan antara radius dan
ulna (syndemosis distal radioulnaris)

Gambar 2.2 Syndemosis (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

92

c) Gomphosis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong).
Contoh: hubungan gigi dengan tulang rahang
(articulatiodentoalveolaris)

Gambar 2.3 Gomphosis (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

b Sendi yang Sedikit Bergerak

1) Cartilaginea, hubungan antar tulang disatukan oleh tulang rawan


cartilagohyalinatau fibro cartilago. Ada beberapa sub klas, yaitu :

a) Syncondrosis, hubungan antar tulang bersifat temporer, dimana


tulang rawan yang terjadi saat embryonal dapat berkembang menjadi
tulang keras pada masa dewasa, dan dapat melayani pertumbuhan dari
tulang yang bersendi. Contohnya, yaitu hubungan antar tulang-tulang
tengkorak.

b) Symphisis, hubunganantar tulang di satukan oleh jaringan


fibrocartilago. Contoh: Symphisis pubis, Symphisis intervertebralis, dan
Symphisis manubriosternali.

93

Gambar 2.4 Symphisis (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)
3 Sendi yang Bergerak Luas

Articulatiosynovialis(dhiarthrosis), mempunyai karakteristik terdapat


ruangan spesifik yang memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas. Pada ruang
ini terdapat cairan “Synovialis” yang berfungsi sebagai pelumas, yang
dihasillan oleh lapisan dalam pembungkus sendi (Capsule joint) yang disebut
membrana synovialis. Ujung-ujung tulang yang ditutupi tulang rawan dan di
perkuat dibagian luarnya oleh kapsula sendi dan ligamentum. Kapsula sendi
ada dua lapisan, yaitu:

a) Bagian luar disebut stratum(membrana) fibrosum.


b) Bagian dalam disebut stratum (membrana)synovialis.

Gambar 2.5 Kapsula Sendi (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

94

2. Sendi Diarthrosis yang Bergerak Bebas

a. Sendi peluru atau art. Globaidea (ball dan socket).

Sendi ini memberikan gerakan yang terbesar. Kepala sendi yang agak bulat
dari tulang panjang masuk ke dalam rongga yang sesuai berbentuk cekung
memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, dan gerak
panduan atau sirkumduksi. Jenis sendi ini digolongkan ke dalam sendi
bersumbu tiga. Contoh sendi ini adalah art humeri dan art coxae.

Gambar 2.6 Sendi Peluru (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

b. Sendi bujur telur atau art. Ellipsoidea (ellipsoid).

Sendi ini merupakan modifikasi dari sendi peluru. Gerakan sedikit terbatas
dan tergolong ke dalam sendi bersumbu dua. Meskipun dapat fleksi, ekstensi,
abduksi dan adduksi, namun tidak rotasi. Sebagai contoh sendi-sendi metacarpo
phalangea dan jari-jari tangan.

95

Gambar 2.7 Sendi Bujur Telur (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

c. Sendi geser (gliding, atrhrodial, plane).

Permukaan-permukaan sendi berbentuk tak beraturan, biasanya datar atau


sedikit lengkung. Satu-satunya gerakan yang dapat dilakukan adalah
menggeser, karenanya disebut nonaxial. Contoh-contoh terdapat dalam tulang-
tulang tarsal dan carpal, dan juga processus articularis dari verterbrae.

d. Sendi putaratau art. Trocoidea (trocoid).

Gerakan pada sendi jenis ini terjadi di dalam bidang transversal dengan
longitudinal. Contoh-contoh dari sendi ini ialah art, radioulnar dan art.
Atlantoepistrophica pada rotasikepala.

e. Sendi engsel atau art. Throchlearis (ginglysum).

Gerakan pada sendi ini ada di dalam bidang sagital


dengan sumbu transversal. Fleksi dan ekstensi terjadi
pada siku, pergelangan kaki dan sendi interphalangea.

Gambar 2.8 Sendi Engsel (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

96

f. Sendi pelana atau art. Sellaris (sellar).

Sendi ini berbentuk seperti pelana. Sendi bersumbu dua yang dapat bergerak
fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi. Satu-satunya sendi pelana yang asli ialah
art. Carpometacarpal dari ibu jari.

Gambar 2.9 Sendi Pelana (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

3. Tipe dan Gerak yang dapat dilakukan

a. Sendi Peluru

Sumbu gerak : tri axial, gerakan yang bisa dilakukan : fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, internal rotation, eksternal rotation, circumduksi. Contoh:
glenohumeral joint, sternoclavicular joint dan coxal joint.

Gambar 2.10 Sendi Peluru (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

b. Sendi Engsel

Sumbu gerak : unaxial, gerakan yang bisa dilakukan: fleksi dan ekstensi.
Contoh: humeroulnar joint, inter phalangeal joint dan tibio fibular joint.

97

Gambar 2.11(sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

c. Sendi Putar

Sumbu gerak : uniaxial, gerakan yang bisa dilakukan : rotasi. Contoh: tulang
atlas.

Gambar 2.11 Sendi Putar (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

d. Sendi Bujur Telur

Sumbu gerak : biaxial, gerakan yang dapat dilakukan : fleksi, ekstensi,


abduksi, adduksi. Contoh: radiocarpal joint, metacarpo phalangeal joint.

Gambar 2.12 Sendi Bujur Telur (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

98

e. Sendi Pelana

Sumbu gerak: biaxial, gerakan yang dapat dilakukan: fleksi, ekstensi,


abduksi, dan adduksi. Contoh: 1 stcarpo metacarpal joint (tumb).

Gambar 2.13 Sendi Pelana (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

f. Sendi Geser

Sumbu gerak: noaxial, gerakan yang bisa dilakukan : bergeser. Contoh:


acromio clavicular joint.

Gambar 2.14 Sendi Geser (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)

4. Gerak yang Terjadi pada Sendi

a. Gerakan meluncur, dimana dua permukaan ceper bergerak bergeseran satu


sama lain, seperti dalam gerakan antar tulang-tulang karpal dan tarsal.
b. Gerakan bersudut (anguler), yang diterangkan sesuai dengan arah dari
gerakan, misal: fleksi, dan ekstensi.
c. Gerakan rotasi adalah dimana satu tulang bergerak mengitari tulang yang
lain atau di dalam tulang lain seperti pada sendi putar.

Lapisan Sendi

99

Kapsul sendi tersebut adalah sturktur tipis namun kuat yang terdapat di dalam
sendi yang berperan untuk menahan ligament yang terdapat dalam sendi tersebut.
Kapsul itu sendiri berasal dari bahasa Latin , yaitu “ kapsa” yang berarti “ kotak “ .

Namun secara harfiah kapsul tersebut merujuk pada bentuk atau struktur yang
menyelubungi atau mewadahi. Nah karena disebut sebagai mewadahi, itulah yang
mengakibatkan munculnya kapsul sendi tersebut. Adapun beberapa fungsi dari
kapsul sendi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Sebagai piranti yang mempunyai fungsi sebagai penghubung ujung tulang


agar tulang dapat lebih stabil.
b. Sebagai piranti yang mempunyai fungsi untuk melapisi sendi sehingga sendi
tidak akan kaku namun mudah untuk digerakkan.
c. Sebagai piranti yang mempunyai fungsi untuk melancarakan pergerakan
dari bagian persendian.
d. Sebagai piranti yang mempunyai fungsi untuk melapisi bagian rongga
sendi.

Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi
(artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular.

1. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna
putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi.

a. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang


kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
b. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui
envaginasi kapsul.
1. Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang melapisi
keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
a. Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih
seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan

100

merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat),
protein, dan lemak.
b. Cairan Synovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada
kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk
mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang
cidera atau terinfeksi.
1) Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat
diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang
berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau
untuk meredam goncangan. Cedera pada diskus artikular lutut biasanya
disebut robekan kartilago
2. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan
ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau
otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau
otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar
pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.

Gambar 2.15 Lapisan Sendi (sumber : slideshare)

101

G. Sutura

Sutura atau hubungan tulang tengkorak pada janin belum rapat sehingga
kemungkinan mendekat saat persalinan tanpa membahayakan jaringan otak,
disebut moulage. Celah-celah diantara tulang tengkorak yang ditutup dengan
jaringan ikat disebut sutura.

1. Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.


2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan
tulangparietalis.
3. Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
4. Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.

Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-


ubun (fontanella).

1. Ubun-ubun besar (fontanella mayor)


a. Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura
sagitalis, dan sutura koronaria, dan sutura frontalis.
b. Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
c. Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2. Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
a. Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
b. Sebagai petunjuk letak belakang kepala.

“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”

Gambar 2.17 Sutura (sumber : slideshare)

102

I. KLASIFIKASI SENDI BERDASARKAN STRUKTUR

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkin tulang-tulang


tersebut dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan,
tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah
memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan
berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasifikasi sendi
berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. (Pearce, Evelyn C:2006)

I. Klasifikasi Sendi Berdasarkan Strukturnya di bagi menjadi 3 yaitu


A. Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat bergerak
atau merekat ikat, maka tiada mungkin gerakan antara tulang-tulangnya :
1. Sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak, sutura korona sendi
yang menyatukan tulang frontal dan parietal. Sutura sagitalis
berjalan dari depan kebelakang, menyatukan kedua tulang parietalis,
dan sutura lamboid menyatukan kedua parietal dan tulang oksipital.
2. Sendi kaitan dan sendi kantong (gomposes) gigi di dalam
kantongnya
3. Sindesmoses dimana permukaan persendian di hubungkan oleh
membran seperti pada sendi tibio-fibuler inferior

Gambar 1. Sinartrosis Sinfibrosis pada tulang tengkorak

103

Sumber: Jun’s blog,2015,Macam-Macam Sendi (Sinartrosis, Diartrosis,
Amfiartrosis) |JumlahSendiManusia,Biomagz,dilihat
pada2015<http://www.biomagz.com/2015/10/macam-macam-sendi-
sinartrosis.html>

B. Sendi tulang rawan atau amfiartroses


Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.
Contoh sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan,
sindesmosis ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung atau
sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendiannya di pisahkan oleh
bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan misalnya:
1. Simpisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang rawan
mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi intervertebral dangan
cakram intervertebral dari pada tulang rawan fibro. Sendi antara
manubrium dan badan sternum. Simpisis adalah istilah yang
digunakan untuk melukiskan sebuah persendian yang hanya dapat
bergerak sedikit, sedangkan ujung-ujung tulang dipisihkan oleh
sebuah bantalan tulang rawan fibrotik.
2. Sendi temporer (sementara) atau sendi tulang rawan primer dijumpai
antara diafisis den epifises tulang-tulang pipa sebelum pertumbuhan
penuhnya sempurna.

104

Gambar 2. Amfiartrosis pada ruas-ruas tulang belakang

Sumber : Jun’s blog,2015,Macam-Macam Sendi (Sinartrosis, Diartrosis,


Amfiartrosis) | Jumlah Sendi Manusia,Biomagz,dilihat pada 2015
<http://www.biomagz.com/2015/10/macam-macam-sendi-sinartrosis.html>

Sendi sinovial atau diartroses (sendi dengan pergerakan bebas) adalah


persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya. Semua mempunyai
cirinya yang sama. Karena pada sendi ini terdapat diskontinuitet diantara tulang-
tulang yang bersendi atau adanya rongga sendi. Ciri-ciri sendi ini adalah
1. Ujung tulang bersendinya dibedakan atas tulang caput articularis
dan capitas glenoidales.
2. Memiliki cavum articularis yang merupakan rongga yang terdapat
di ujung-ujung tulang.
3. Rongga sendi di batasi oleh membran synovial yang berjalan dari
permukaan sendi yang satu ke yang lainnya.
4. Disebelah luar membran synovial dilindungi oleh kapsula sendi
(articularis)
5. Permukaan sendi dilimasi oleh cairan kental yaitu cairan synovial.
6. Memiliki alat-alat khusus yang membantu seperti discus/meniscus
articularis, bantalan lemak, bursa mukosa, selubung synovial, dan
ligamen.
Berdasarkan jenis sendi sinovial terdapat enam jenis yaitu :

a. Sendi datar atau sendi geser. Dua permukaan datar dari tulang saling meluncur
satu atas lainnya. Pergerakan terbatas, sedikit miring dan rotasi. Misalnya karpus
dan tarsus.

b. Sendi peluru (globaidea) dimana sebuah ujung bulat tempat masuk di sebuah
rongga cawan tulang lain yang mengizinkan gerakan ke segala arah, seperti bola di
dalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul dan sendi bahu. Jenis sendi
ini di golongkan kedalam sendi bersumbu tiga.

105

c. Sendi engsel (gynglysum) didalam jenis ini satu permukaan buntar diterima oleh
yang lain sedemikian rupa sehingga hanya mungkin gerakan dalam satu bidang,
seperti gerakan engsel pintu contohnya sendi siku, lutut, dan mata kaki.

d. Sendi berporos (trokoidea) atau sendi putar ialah yang hanya mungkin
perputaran, seperti pada gerakan kepala, dimana atlas yang berbentuk cincin
berputar sekitar prosesus yang berbentuk paku dari axis (servikal kedua atau
epistrofeus), contoh lain ialah gerakan radius sekitar ulna waktu pronasi (putar
kedepan) dan supinasi (putar kebelakang) dari lengan bawah.

e. Sendi kondiloid mirip dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang,
lateral, kebelakang dan kedepan, sehingga flexi dan extensi dan abduksi dan
adduksi (kesamping dan ketengah) dan sedikit sirkumduksi, seperti pada
pergelangan tangan tetapi bukan rotasi (perputaran).

f. Sendi pelana (sellaris) sendi yang timbal balik menerima misalnya sendi antara
trapezium (multangulum mayus) dan tulang metakarpal pertama dari ibu jari
memberi banyak kebebasan bergerak, memungkinkan ibu jari berhadapan dengan
jari-jari lainnya.

Gambar 3. Jenis-jenis persendian diartrosis

Sumber : Jun’s blog,2015,Macam-Macam Sendi (Sinartrosis, Diartrosis,


Amfiartrosis) | Jumlah Sendi Manusia,Biomagz,dilihat pada 2015
<http://www.biomagz.com/2015/10/macam-macam-sendi-sinartrosis.html>

106

J. MEKANISME GERAK TUBUH

1. PENGERTIAN MEKANISME GERAK TUBUH

Mekanisme berasal dari bahasa Yunani “Mechane” memiliki arti


Instrumen,mesin pengangkat beban , Perangkat . Mekanisme bisa di simpulkan
sebagai sebuah proses pelaksanaan suatu kegiatan yang di laksanakan oleh
seseorang atau beberapa orang menggunakan tatanan atau aturan serta adanya alur
komunikasi dan pembagian tugas sesuai dengan profesionalitas.

Gerak adalah Perubahan posisi suatu benda pada suatu benda terhadap titik acuan.
Titik acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.

Jadi , mekasime gerak tubuh adalah suatu proses pergerakan tubuh yang melibatkan
otot sebagai alat gerak aktifnya yang di laksanakan oleh seseorang terhadap titik
acuan nya tersendiri.

2. JENIS-JENIS MEKANISME

a. Rotasi pada pelvis ( pelvic rotation)

Pada saat kakimelayang, pelvis berputar ke depan. Saat kaki melangkah, pusat
gravitasi pindah ke depan.

107

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

b. kemiringan pada pelvis ( pelvic tilt)

Pelvis miring kea rah bawah, selama kurun waktu berdiri terjadi
memendekan kaki. Fungsinya untuk menegah pusat gravitasi agar tidak terlalu
tinggi-tinggi.

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

c. Fleksi pada lutut (flexion at the knee)

Terjadi ekstensi penuh pada lutut, kemudian teradi fleksi pada lutut.
Fungsinya untuk mencega grafitasi agar tidak turun.

108

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

1) Pergerakan kaki dan tarsus

Kaki dan tarsus membatu melancarkan jalur pusat gravitasi pada saat
terjadinya hantaman pada kaki.

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

2) Pergerakan pada lutut (knee mation)

109

Refleksi pada lutut

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

3) Gerakan lateral pada pelvis

Terjadinya adduksi pada femur (kembalinya tulang paha ke posisi


siap)kemudian tibia sedikit valgus (mengarah ke luar).

(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)

d. mekanisme kontraksi pada otot

110

Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal
dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode). Seperti pada
gambar dibawah ini. (1)Kontraksi otot dipicu oleh impuls saraf. (2) struktur miosin
dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot.

(sumber: biology discovering, life 1991)

Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat impuls datang,
sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-
kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot.
Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang
menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen
tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi
aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges).Segera
setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi
dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan
filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang
mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini,

111

maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan
relaksasi kembali. Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik.
Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada
rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan
tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat
memanjang berelaksasi.

3. PENGERTIAN GERAK BIASA DAN GERAK REFLEKS

a. Gerak biasa

Gerak biasa merupakan gerakan yang disadari, contoh gerak biasa


diantaranya saat kita melangkahkan kaki menuju sebuah tempat, berlari,
menyapu dan lain sebagainya. Mekanisme terjadinya hantaran impuls pada
gerak biasa dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsang. Impuls tersebut
kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk kemudian diolah otak.
Respons dari otak kemudian dihantarkan ke efektor oleh saraf motorik sehingga
terjadlah gerakan.

GERAK BIASA Rangsangan > reseptor > neuron sensorik> otak>neuron


motorik>efektor>gerak.

Contoh gerak biasa yaitu: melipat tangan, berjalan, berlari, memukul,bedug,


menaiki tangga dll. Proses gerak biasa yaitu

Hantaran implus yang dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsang.


Implus tersebut kemudian diolah di otak. Respons dari otak kemudian
olah saraf motorik dihantaran ke efektor sehingga terjadilah gerakan.

b. Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari
otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari
terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti
mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri,
berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.

112

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada
sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan
cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks
sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi)
terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat
ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila
sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks
pada lutut.

Ciri gerak refleks yaitu:


1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui
impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan

Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla
(pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks
superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta
refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Jalan pendek yang ditempuh oleh rangsangan mengakibatkan gerak refleks yang
disebut dengan lengkung refleks. Jenis refles tergantung pada saraf penghubungya
apakah itu terdapat disumsum tulang belakang atau di otak. Jika refleksnya hanya
melibatkan sumsum tulang belakang maka disebut dengan Refleks cerebllear.

113

Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor
untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan
(respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses
perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.

K. KLASIFIKASI OTOT

1. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel otot (serat otot) dan
miofibril (serabut halus). Penyusun jaringan otot mengandung filamen aktin dan
miosin, dua jenis protein kontraktil yang memungkinkan jaringan otot
menjalankan fungsinya sebagai jaringan yang dapat berkontraksi, memanjang dan
memendek. Antar sel-sel dalam jaringan otot dibatasi oleh sarkolema atau lapisan
membran yang mengelilingi sel otot.
2. Macam Macam Jaringan Otot
Jaringan otot dapat dibedakan berdasarkan sifatnya dalam melakukan
mekanisme gerak pasif menjadi 2, yaitu jaringan otot volunter dan jaringan otot
involunter.

114

a. Jaringan Otot Volunter
Jaringan otot volunter adalah jaringan otot yang bekerja atau berkontraksi di
bawah pengaruh ke sadaran karena dilengkapi dengan jaringan saraf yang langsung
terhubung ke bagian otak. Jaringan otot volunter juga kerap disebut otot sadar
karena aktivitas dan gerakan jaringan otot ini dapat sesuai dengan keinginan dan
kesadaran kita. Otot volunter bisa bekerja dengan cepat dan kuat, akan tetapi kerja
otot ini bisa menimbulkan rasa lelah. Jaringan otot di tubuh manusia yang memiliki
sistem otot volunter di antaranya adalah otot rangka atau otot lurik.
b. Jaringan Otot Involunter
Jaringan otot involunter adalah jaringan otot yang bekerja atau berkontraksi
di luar pengaruh kesadaran karena tidak dilengkapi dengan jaringan saraf sensorik.
Gerakan jaringan otot ini sendiri dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Jaringan
otot involunter juga kerap disebut otot tak sadar karena aktivitas dan gerakan
jaringan otot ini tidak dapat disesuaikan dengan keinginan kita. Otot volunter
umumnya bekerja dengan lambat, akan tetapi kerja otot ini bisa berlangsung dalam
jangka waktu yang sangat lama tanpa menimbulkan rasa lelah. Jaringan otot di
tubuh manusia yang memiliki sistem otot involunter di antaranya adalah otot
jantung dan otot polos.
3. Struktur, Lokasi dan Fungsi Jaringan Otot
Berdasarkan fungsi dan struktur penyusunnya, jaringan otot dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Masing-
masing jaringan otot ini memiliki fungsi, ciri-ciri, dan sistem kerja yang berbeda-
beda. Selain itu, letak jaringan-jaringan otot tersebut juga saling berpisah.
a. Jaringan Otot Polos (Tissue Muscle)

Gambar 2.1 Jaringan Otot Polos.

115

(sumber: eBIOLOGI, 2017)

Jaringan otot polos adalah jaringan otot bersifat involunter yang terletak di
dinding organ-organ dalam tubuh, seperti saluran organ pencernaan manusia, organ
pernapasan, reproduksi, pembuluh darah, dan saluran ekskresi. Gerakan otot polos
tidak dapat dikendalikan oleh kesadaran karena hanya dipersarafi oleh sistem saraf
otonom. Karena bekerja di luar kesadaran, aktivitas gerak otot ini tidak akan
menimbulkan rasa lelah, sekalipun dilakukan terus menerus dalam jangka waktu
yang lama. Jaringan otot polos memiliki beberapa ciri spesifik yang
membedakannya dengan jaringan otot lain. Ciri ciri jaringan otot polos tersebut
yaitu:
Sel pada jaringan berbentuk gelendong dan melancip di kedua ujungnya.
1) Memiliki sebuah nukleus di bagian tengah selnya.
2) Serabut halus yang melintang pada jaringan tidak terlihat.
3) Bekerja secara tidak sadar sehingga termasuk jenis otot involunter.
4) Bereaksi lambat namun bekerja tanpa lelah dalam waktu yang lama.
Adapun fungsi dari otot polos berdasarkan letaknya adalah:
1) Otot polos yang berada di dalam rahim akan membantu proses kelahiran
bayi dengan mendorong keluarnya bayi dari rahim.
2) Otot polos yang berada di kandung kemih akan membantu mengeluarkan
urin dari tubuh.
3) Dalam pembuluh darah, otot polos akan membantu menentukan aliran darah
di dalam arteri.
4) Di dalam saluran pencernaan, otot polos membantu proses perpindahan
makanan.
5) Di bagian mata manusia, otot polos membantu proses menyusutnya pupil
saat proses penglihatan terjadi.
6) Dalam pembuluh darah arteri, otot polos membantu mempertahankan
diameter pembuluh arteri.
7) Pada paru-paru, otot polos membantu mengatur aliran udara dan membantu
memperluas kontak yang diperlukan oleh paru-paru.
8) Pada testis, otot polos akan membantu proses pengaturan suhu dengan
berkontraksi.

116

9) Pada arteri dan vena, otot polos membantu mengatur tekanan darah.

b. Jaringan Otot Lurik (Skeletal Muscle)

Gambar 2.2 Jaringan Otot Lurik.

(sumber: eBIOLOGI, 2017)

Jaringan otot lurik adalah jaringan otot bersifat volunter yang terletak melekat
di bagian rangka. Oleh karena itu, jenis jaringan otot ini juga kerap disebut jaringan
otot rangka. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh kesadaran, oleh karena itu ia
tidak mampu bekerja lama karena akan menimbulkan rasa lelah. Selain untuk
menggerakan tulang dan sistem rangka, fungsi otot lurik juga terkait dengan sarana
pelindung rangka dari benturan luar dan tempat melekatnya jaringan lemak.
Jaringan otot lurik memiliki beberapa ciri spesifik yang membedakannya dengan
jaringan otot lain. Ciri ciri jaringan otot lurik tersebut yaitu:
1) Sel pada jaringan berbentuk silindris memanjang dan kedua ujungnya tidak
bercabang.
2) Memiliki banyak nukleus di bagian sisi tepi selnya.
3) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat, tapi tidak jelas.
4) Bekerja secara sadar sehingga termasuk jenis otot volunter.
5) Bereaksi cepat, namun dapat menimbulkan rasa lelah.
Fungsi dari otot lurik adalah, menggerakkan rangka tubuh manusia sehingga
membuat kita mampu bergerak sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan, serta
membantu kita untuk dapat melakukan kerja keras dan dengan cepat.

117

c. Jaringan Otot Jantung (Cardiac Muscle)

Gambar 2.1 Jaringan Otot Jantung.

(sumber: eBIOLOGI, 2017)

Jaringan otot jantung adalah jaringan otot bersifat involunter yang hanya dapat
ditemukan di jantung. Jaringan otot jantung memiliki struktur yang mirip dengan
otot lurik, tapi memiliki mekanisme kerja seperti otot polos. Jaringan otot ini
bekerja di luar kesadaran karena gerakannya dipengaruhi oleh sel saraf otonom,
oleh karena itu jantung kita tidak pernah lelah, meski berpuluh-puluh tahun terus
bergerak memompa darah ke seluruh tubuh. Jaringan otot jantung memiliki
beberapa ciri spesifik yang membedakannya dengan jaringan otot lain. Ciri ciri
jaringan otot jantung tersebut yaitu:
1) Sel pada jaringan berbentuk silindris memanjang dengan kedua ujungnya
bercabang.
2) Memiliki satu nukleus di bagian tengah selnya.
3) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat jelas.
4) Bekerja secara tidak sadar sehingga termasuk jenis otot involunter.
5) Bereaksi sedang, namun bekerja tanpa lelah dalam waktu yang lama.
Berikut ini beberapa fungsi dari otot jantung:
1) Membantu memompa aliran darah ke seluruh bagian tubuh.
2) Membantu proses metabolisme dengan membuang karbondioksida.
3) Otot jantung membantu kontraksi otot lainnya.
4) Cara pemompaan ventrikel pada jantung dipengaruhi oleh otot jantung.

118

5) Otot jantung berfungsi untuk meremas sehingga darah dapat dikeluarkan
dari jantung saat proses kontraksi, dan dapat mengambil darah saat proses
relaksasi terjadi.
6) Dari berbagai fungsi di atas, kesimpulannya otot jantung berfungsi untuk
menunjang kinerja jantung manusia.

L. MEKANISME REFLEKS

1. MEKANISME GERAK REFLEKS

Lengkung Refleks

Unit dasar aktivitas refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks
initerdiri atas alat indera, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya
terdapat di pusatintegrasi sentral, neuron eferen, dan efektor. Pada mamalia,
hubungan (sninaps) antara neuronsomatik aferen dan eferen biasanya terdapat di
otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferenmasuk susunan saraf pusat melalui
radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis,sedangkan badan
selnya akan terdapat di ganglion dorsalis atau di ganglion-ganglion homolognervi
kranialis. Serat neuron eferen keluar melalui radiks ventralis atau melalui nervus
cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik
dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hukum Bell-Magendie.

Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen yang sama.

a. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.


b. Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke
otak atau medulla Spinalis.
c. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi
abu-abu SSP. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya atau
dihambat pada bagian ini.
d. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke
efektor, yang akan merespons impuls eferen sehingga
menghasilkan aksi yang khas.

119

e. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespon.

Sifat Umum Refleks

a. Rangsangan Adekuat

Rangsangan yang memicu terjadinya refleks umumnya sangat tepat


(presisi).Rangsangan ini dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks
tersebut. Suatu contoh yang jelasadalah refleks menggaruk pada anjing.
Refleks spinal ini timsbul akibat rangsangan yangadekuat melalui
rangsangan raba linier multiple, yang misalnya karena terdapat serangga
yangmerayap di kulit. Respons yang timbul adalah garukan hebat pada
daerah yang terangsang(sementara itu, ketepatan gerakan kaki yang
menggaruk ke tempat yang teriritasi itu merupakancontoh sinyal lokal
yang baik). Bila rangsangan raba multiple itu terpisah jauh atau tidak
dalamsatu garis, rangsangan yang adekuat tidak akan timbul dan tidak
terjadi garukan. Lalat merayap,tetapi juga dapat melompat dari satu tempat
ke tempat lain. Lompatan ini memisahkanrangsangan raba tersebut
sehingga tidak terbentuk rangsangan adekuat untuk refleks menggaruk.

b. Jalur Bersama Akhir


Neuron motorik yang mempersarafi serabut ekstrafusal otot rangka
merupakan bagian eferen dari berbagai lengkung refleks. Seluruh
pengaruh persarafan yang memengaruhikontraksi otot pada akhirnya akan
tersalur melalui lengkung refleks ke otot tersebut, dan karenaitu
dinamakan jalur bersama akhir (final common path). Sejumlah besar
masukan impuls bertemu di tempat tersebut. Memang, permukaan neuron
motorik dan dendritnya rata-rata menampung sekitar 10.000 simpul
sinaps. Sedikitnya terdapat lima masukan dari segmen spinalyang sama
untuk neuron motorik spinal tertentu. Di samping yang umumnya
dipancarkanmelalui interneuron, dari berbagai bagian medulla spinalis lain
dan traktus descendens yangpanjang dan multipel dari otak. Seluruh jaras
ini berkumpul dan menentukan aktivitas jalur bersama akhir.

120

c. Berbagai Keadaan Eksitasi dan Inhibisi Sentral

Istilah keadaan eksitasi sentral dan keadaan inhibisi sentral digunakan


untuk
menggambarkan keadaan berkepanjangan yang memperlihatkan pengaruh
eksitasi mengalahkan pengaruh inhibisi atau sebaliknya. Bila keadaan
eksitasi sentral kuat, impuls eksitasi tidak sajamenyebar ke berbagai
daerah somatic medulla spinalis melainkan juga ke daerah otonom.
Padaorang yang mengalami paraplegia kronis, misalnya, rangsangan
noksius yang lemah dapatmenimbulkan refleks kencing, defekasi,
berkeringat, dan tekanan darah yang fluktuatif.

1) Habituasi dan Sensitisasi Respon Refleks

Kenyataan bahwa respon refleks bersifat stereotipik tidak


menghilangkankemungkinan bahwa respons tersebut dapat berubah
melalui pengalaman.

2) Proses Terjadinya Gerak Refleks

Aktivitas di lengkung refleks dimulai di reseptor sensorik, berupa


potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang.
Potensial reseptor membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal
atau tuntas disaraf aferen. Jumlah potensial aksi sebanding dengan
besarnya potensial generator. Di sistem saraf pusat terjadi respons
bertahap berupa potensial pascasinaps eksitatorik dan potensial pasca
sianaps inhibitorik yang kemudian bangkit di saraf tertaut-taut sinaps.
Respon yang kemudian bangkit di saraf eferen adalah respon yang
bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini mencapai efektor, akan
terbangkit lagi respons bertahap. Di efektor yang berupa otot polos,
responnya akan bergabung untuk kemudian mencetuskan potensial aksi
di otot polos. Tetapi bila efektornya berupa otot rangka, respons
bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi
yang mampu menimbulkan kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa

121

hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di susunan
saraf pusat, dan aktivitas di lengkung refleks merupakan aktivitas yang
termodifikasi oleh berbagai rangsangan yang terkumpul (konvergen) di
neuron eferen.

2. MACAM-MACAM GERAK REFLEKS

Gerak refleks terdiri dari 2 macam, yaitu refleks fisiologis dan refleks
patologis.

a. Refleks fisiologis

1) Refleks Somatik.

Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat dibagi menjadi:

a) Refleks Monosinaptik (refleks renggang)

Lengkung refleks yang paling sederhana, mempunyai sinaps tunggal


diantara neuron aferen dan Meferen. Hanya ada satu sinaps yang terjadi
antaraneuron sensorik dan neuron motorik. Bila otot rangka dengan persyarafan
yang utuh direnggangkan, otot ini akan berkontraksi.Respons seperti ini disebut
refleks renggang. Rangsangan yang menimbulkan efek regang adalah regangan
pada otot, dan responnya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat
indranya adalah kumparan otot. Impuls yang tercetus di kumparan otot
dihantarkan ke SSP (Sistem Saraf Pusat) melalui serabut saraf sensorik
penghantar cepat. Impuls kemudian secara langsung akan diteruskan ke neuron
motorik yang mempersarafi otot yang teregang. Neurotransmitter di sinaps
adalah glutamate. Reflek regang merupakan reflek monosinaptik didalam tubuh
yang paling banyak diketahui dan dipelajari.

Contoh klinis:

Refleks Patella (knee jerk)

122

Ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella, karena
ketukan pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Ketika patella
diberi ketukan secara refleks kaki akan bergerak ke depan seakan menendang.
Perubahan postur:gerak pada kaki tersebut karena adanya mekanisme pengatur
postur atau gerak pada kaki tersebut. Perubahan postur atau gerak pada kaki
tersebut karena adanya mekanisme pengatur postur yang terdiri dari rangkaian
nukleus dan berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks
serebrum. Sistem ini tidak saja berperan dalam postur statik tetapi juga bersama
system kortikospinalis dan kortikobulbaris, berperan dalam pencetusan dan
pengendalian gerakan .Penyesuaian postur dan gerakan volunter tidak mungkin
di pisahkan secara tegas, tetapi dapat diketahui serangkaian refleks postur yang
tidak saja mempertahankan posisi tubuh tetapi tegak dan seimbang tapi juga
penyesuaian untuk mempertahankan latar belakang postur yang stabil untuk
aktivitas volunter. Penyesuaian ini mencakup 2 refleks yaitu :

v Refleks tatik : mencakup konstraksi menetap otot


v Refleks fasik : melibatkan gerakan - gerakan sesaat

Keduanya terintegrasi di dalam sistem saraf pusat, dari


medulla spinalis sampai korteksserebrum.Faktor utama dalam
kontrol postur adalah adanya variasi ambang refleks regang spinal,
yang disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan neuron
motorik dan secara tidak langsung merubah kecepatan lepas muatan
oleh neuron eferen ke kumparan otot. Sehingga makin keras ketukan
yang di berikan maka refleks regang yang terjadi semakin kuat dan
terjadi gerak sesaat yang lebih tegas (pada refleks patella kaki akan
bergerak menendang lebih keras atau sesuai dengan besar rangsang
yang di berikan).

Mekanismenya adalah :

Tendon patella diketuk > serabut tendon tertarik > otot dan serabut
kumparan teregang >mengaktifkan refleks regangan.

b) Refleks Polisinaptik (Refleks Menarik Diri)

123

Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron
diantara neuron aferen dan eferen dan jumlah sarafnya beragam
antara dua sampai beberapa ratus. Refleks menarik diri merupakan
jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya rangsangan nyeri
di kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respon yang timbul adalah
kontraksi otot flexor dan penghambatan otot ekstensor sehingga
bagian yang terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari
rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan yang kuat pada
ekstremitas, respon yang timbul bukan hanya berupa fleksi dan
menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi pada
ekstremitas kontralateral. Respon ekstensor silang ini merupakan
refleks menarik diri. Pada dasarnya adalah refleks potensi untuk
menjauhi rangsangan yang membahayakan artinya refleks untuk
menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan atau
membahayakan.

Contoh klinis :

Sensasi panas atau tajam mengenai tungkai kiri

Mekanismenya adalah : stimuli merangsang serabut nyeri > kolateral


ikut terangsang >interneuron teraktivasi > eksitasi neuron motorik
>otot fleksor tungkai kiri kontraksi. Sedangkan otot fleksor tungkai
kanan mengalami hambatan penghambatan (crosswed extensor
reflex). Dalam kejadian nyata kita melihat tungkai kiri diangkat,
tungkai kanan tegak kuat berpijak agar tubuh tidak jatuh.

1. Refleks Otonomik

Contoh Klinis

a) Refleks batuk

Refleks batuk penting sekali bagi kehidupan, karena batuk


merupakan cara dengan mana saluran udara paru$paru
dipertahankan bebas dari benda asing.Bronkus dan trakea

124

sedemikian peka sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi
lainmenimbulkan refleks batuk. "arink dan karina sangat peka, dan
bronkiolus terminalis serta alveolus terutama peka terhadap
rangsnag kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls
aferen dari saluran pernapasan terutama berjalan melalui nervus
vagus ke medulla oblongata. Di sana, suatu rangkaian peristisa
otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata,
sehingga menyebabkan efek-efek sebagai berikut : pertama, kira-
kira 2,5 L udara dihirup. Kedua, epiglottis menutup, dan pita suara
menutup erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru. Ketiga, otot
peut berkontraksi dengan kuat. Sebagai akibatnya tekanan di dalam
paru- paru meningkat menjadi 100 mmHg atau lebih. Keempat, pita
suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara
bertekanan tinggi di dalam paru-paru meletus keluar.

a) Refleks bersin

Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada saluran


hidung, impuls aferennya berjalan di dalam saraf kelima ke medulla
oblongata dimana refleks ini digerakkan. Terjadi serangkaian reaksi
yang mirip dengan yang terjadi pada refleks batuk, tetapi uvula
tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat
melalui hidung, dan juga melalui mulut sehingga membantu
membersihkan saluran hidung dari benda asing.

2. Refleks Patologis

Refleks patologis adalah refleks - refleks yang tidak dapat di bangkitkan


pada orang sehat,kecuali pada bayi dan anak kecil. Refleks - refleks patologis
sebagian besar bersifat refleks dalam dan sebagian lainnya bersifat refleks
superfisial. Reaksi yang di perlihatkan oleh refleks patologis sebagian besar
adalah sama tetapi mempunyai nama bermacam - macam karena di
bangkitkan dengan cara yang berbeda - beda.
Contoh klinis:

125

Refleks Babinski

Lakukan goresan di ujung palu refleks pada telapak kaki pasien.


Goresan di mulai pada tumitmenuju ke atas dengan menyusuri bagian lateral
telapak kaki, setelah sampai pada pangkal kelingking, goresan di belokan ke
medial sampai akhir pada pangkal jempol kaki. Refleks babinski positif jika
ada respon dorsofleksi ibu jari yang di sertai pemekaran jari - jari yang lain.
Kerusakan traktus kortikospinalis lateral pada manusia menimbulkan tanda
Babinski: fleksi dorsal jempol kaki dan mekarnya jari-jari kaki lainnya
sewaktu bagian lateral telapak kaki digores. Kecuali pada bayi, respon
normal terhadap rangsangan ini adalak fleksor plantar semua jari kaki. Tanda
babinski dianggap merupakan refleks menarik pada fleksor yang secara norm
alditahan oleh sistem kortikospinalis lateral. Tanda ini berguna dalam
mencari tempat proses penyakit, tetapi makna fisiologisnya tidak diketahui.

Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak
refleks merupakan mekanisme untuk mengelak dari rangsangan yang berbahaya.
Adapun aksi-aksi yang terjadi saat gerak refleks adalah sebagai berikut.

a. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor.


b. Impuls-impuls saraf neuron sensorik yang ada pada
reseptor kemudian dilanjutkan ke sistem saraf pusat yaitu
sumsum tulang belakang.
c. Di sumsum tulang belakang ini kemudian impuls
dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik menuju
ke neuron motorik.
d. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke
efektor lalu efektor dirangsang untuk berkontraksi sehingga
terjadi gerakan secara spontan misalnya menarik kaki
sambil berteriak, tiba-tiba mengelak.

Rangsang - reseptor - saraf sensorik - sumsum tulang belakang (medula spinalis) -


saraf motorik- efektor (otot). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.

126

Gambar 1. Mekanisme gerak refleks (Sumber: www.studyblue.com
)

M. AKTIVASI REFLEK

Gerak merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


perpindahan yang terjadi pada suatu benda terhadap benda lainnya. Suatu
benda hanya dapat dikatakan bergerak apabila benda tersebut berpindah
tempat atau pun berubah posisinya. Gerak adalah suatu tanggapan tehadap
rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak
merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf misalnya menulis, berjalan, menoleh ketika
disapa, makan dan membaca. Gerak tanggapan merupakan suatu gerakan
yang terjadi secara sadar maka terkadang gerak tanggapan juga disebut
gerak sadar. Pada gerak sadar impuls yang diterima oleh reseptor akan
dibawa ke otak oleh saraf sensorik. Sesampainya di otak, impuls akan
diterjemahkan dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik ke efektor sehingga
timbul suatu respons.

1. Proses terjadi gerak

127

Proses terjadinya gerak yaitu dari hantaran impuls yang dimulai dari
rangsangan diterima oleh reseptor kemudian impuls tersebut diterima oleh
neuron sensorik lalu diolah pasa otak pusat. Respons dari otak diatarkan
oleh neuron motorik menuju efektor sehingga terjadi gerakan.

2. Pengertian refleks

Refleks merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara refleks atau


spontan tanpa disadari karena hantaran impuls pada gerak refleks mirip seperti
gerak biasa namun, impuls pada gerak refleks tidak akan melalui oleh pusat
saraf. Neuron pada otak hanya berfungsi sebagai konektor saja. Pusat dari
gerak spontan terdapat pada sumsum tulang belakang. Refleks merupakan
suatu gerak mekanisme respon dalam usaha melindungi tubuh atau mengelak
dari rangsangan yang membahayakan tubuh. Gerak refleks berlangsung
sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron

128

motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak
refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu
neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah
kesadaran dan kemauan seseorang.

3. Proses terjadi refleks

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada
gerak sadar. Gerak refleks merupakan mekanisme untuk mengelak dari
rangsangan yang berbahaya. Adapun aksi-aksi yang terjadi saat gerak refleks
adalah. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor kemudian impuls-impuls
saraf neuron sensorik yang ada pada reseptor dilanjutkan ke sistem saraf
pusat yaitu sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang ini
kemudian impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik menuju
ke neuron motorik. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke
efektor lalu efektor dirangsang untuk berkontraksi sehingga terjadi gerakan
secara spontan misalnya menarik kaki sambil berteriak, tiba-tiba mengelak

129

130

BAB III

SISTEM SARAF

A. CEREBRUM

1. Pengertian Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh
aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang
belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput
meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah,
dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal,
selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia
terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, danduramater.
2. Pengertian Otak Besar ( Cerebrum )

Sumber: seputarpengetahuan.co.id

Otak besar atau cerebrum yaitu masa embrionik, sistem saraf pusat
yang membuat kanal pusat yang dangkal ventrikel dan membentuk bagian
putih dan abu-abu. Bagian abu-abu ini terdiri badan sel neuron, dendrit, dan
akson yang tidak bermielin, kemudian bagian putih terdapat akson yang
terbungkus mielin, menjadikan neuron tersebut berwarna putih.

131

Otak besar adalah bagian paling besar pada otak. Untuk orang
dewasa, berat otak besar yakni sekitar 1 kg atau 2/3 dari berat seluruh otak.
Otak besar tersusun dari bagian kanan dan kiri.Bagian kanan otak besar
fungsinya mengontrol fungsi tubuh sebelah kiri dan bagian kiri otak besar
fungsinya untuk mengontrol fungsi tubuh sebelah kanan. Sebagai struktur
terbesar otak, otak besar mempunyai fungsi yang sangat penting untuk
tubuh manusia.Dan juga sebagai bagian utama sistem saraf cerebrum
mempunyai ratusan neuron yang mengirim informasi ke bagian tubuh
lainnya.
3. Fungsi Otak Besar ( Cerebrum )

Otak besar (Cerebrum) adalah pengontrol pusat sebagian besar


kegiatan manusia. Otak besar memiliki peran dalam pengaturan gerak sadar
(otot lurik atau otot rangka), memori, emosi, persepsi terhadap rangsangan,
fungsi belajar, mengatur alat Indera, dan lain-lain. Tetapi fungsi yang paling
utama otak besar (cerebrum) adalah sebagai pusat mengatur kesadaran dan
pusat memori.
4. Struktur dan Bagian Otak Besar ( Cerebrum )

Sumber:seputarpengetahuan.co.id

132

1. Menurut Strukturnya
Berdasarkan strukturnya, otak besar dibagi menjadi dua bagian utama,
yakni korteks cerebrum (bagian luar) dan ganglia dasar (bagian dalam)

a. Korteks Cerebrum
Korteks adalah lapisan tipis yang warnanya abu-abu dengan
badan sel saraf milyaran. Korteks disebut juga dengan area grey
matter. Sel saraf yang saling berkaitan satu sama lain membentuk
seperti untaian rantai menjadikan informasi yang diterima oleh satu
sel saraf dapat diteruskan melalui komunikasi dengan sel saraf lain.
Korteks dibedakan menjadi tiga area utama, antara lain:

1) Area Sensorik. Adalah area yang tugasnya mengartikan


informasi sensorik (rangsangan), seperti: cahaya,
pengecapan dan suara.
2) Area Motorik. Adalah area yang tugas sebagai pengendali
otot menjadikan adanya suatu gerakan, seperti ketika
menginjak duri, maka akan terjadi refleks dengan
bergeraknya kaki menjauhi duri itu.
3) Area Asosiasi. Adalah area yang fungsinya dalam merekam
pengalaman yang dialami oleh tubuh (memori), kemauan
dan kecerdasan dan juga mengatur beberapa fungsi bahasa.

b. Ganglia Dasar
Ganglia dasar adalah area dengan warna putih yang banyak
kandungan dendrit dan juga akson. Lapisan ini lebih tebal daripada
korteks. Fungsi ganglia dasar adalah melakukan koordinasi gerakan,
pengaturan gerakan tak sadar, fungsi kognisi dan fungsi emosional.

133

2. Menurut Lobusnya
Berdasarkan lobusnya, otak besar dibagi menjadi empat bagian,
antara lain Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Temporal, dan
Lobus Oksipital

a. Lobus Frontal
Lobus ini berada dibagian depan otak besar. Fungsi dari lobus
frontalis ini adalah sebagai pengatur aktivitas motorik (gerakan)
secara sadar, kemampuan berbicara, kemampuan berpikir
(memecahkan masalah) dan emosi.
b. Lobus Pariental
Lobus ini berada dibelakan lobus frontal dibagian atas otak
besar. Fungsi utama lobus pariental adalah sebagai pusat
sensorik atau penerimaan rangsangan seperti sentuhan, tekanan,
suhu, rasa sakit dan lain sebagainya.
c. Lobus Temporal
Lobus ini berada dibawah lobus pariental tepatnya di bagian sisi
otak besar. Fungsi utama lobus temporalis adalah sebagai pusat
mendengar dan fungsi bahasa.
d. Lobus Oksipital
Lobus ini berada dibagian belakang otak besar. Fungsi utama
lobus oksipital adalah sebagai pusat visual (penglihatan).

B. CEREBELLUM

1. Pengertian Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil (Cerebellum) merupakan salah satu bagian otak yang terletak di atas
batang otak. Fungsi utama dari otak kecil adalah untuk mengontrol gerakan dan
keseimbangan tubuh manusia. Otak kecil ini bentuknya seperti otak besar,
mengkerut di bagian tengah, berat otak kecil kurang lebih sekitar 1/8 dari berat otak
secara keseluruhan, sedangkan ukurannya hampir sekepalan tangan. Otak kecil

134

akan menerima informasi sensorik mengenai posisi dari sendi dan dan panjang dari
otot, sama baiknya dengan masukkan dari auditorik dan sistem visual. Jika otak
kecil rusak, maka mata akan mengikuti gerak benda tetapi tidak akan berhenti tepat
di mana benda itu berhenti. (dr. Kevin Adrian, 2017).

1. Sistem Saraf

Gambar Otak Kecil Manusia

Sumber : ruangguru.co.id

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan luar maupun dalam. Pada sistem
saraf pusat pada otak kecil (cerebellum) yang terletak diatas batang otak. Dimana
fungsinya yaitu untuk mengontrol gerak dan dan kesetimbangan dan membantu
belajar dan mengingat kemampuan motorik. (IlfasaNurlmani, 2017)

2. Fungsi Otak Kecil (Cerebellum)

1. Sebagai pengontrol gerakan dan keseimbangan tubuh manusia, yaitu


gerakan tubuh secara dalam keseharian misalnya memberi perintah
untuk berjalan dan berlari, dan juga melakukan kesimbangan tubuh
manusia untuk selalu dapat berdiri dan menahan berat tubuh.

135

2. Melakukan pengendalian otot untuk pergerakan tubuh, fungsinya adalah
melakukan perintah terhadap kerja otak dan sendi untuk menjalankan
tugasnya dengan baik menjadikan tubuh bisa bergerak bebas tanpa
adanya rasa sakit.

3. Sebagai pengatur postur tubuh dan gerak bola mata, manusia bisa berdiri
tegap sebab perintah dari otak kecil. Bola mata bisa bergerak seperti
melirik, dan hal itu adalah tanggung jawab dan dikontrol oleh otak kecil.

4. Membantu fungsi kognitif yakni seperti bahasa, emosi, dan juga


perhatian seseorang. Otak kecil mempunyai peranan atas sebuah
ungkapan bahasa dan emosi menajdi sesuatu yang dapat dipahami oleh
orang lain dan juga merekamnya dari pengalaman atau peristiwa yang
menjadi perhatiannya.

5. Sebagai pengatur gerakan dan informasi dari rangsangan supaya bisa


melakukan gerakan yang tepat. Sel-sel pada otak kecil sebagai pengatur
supaya tubuh melakukan hal yang tepat di semua keadaan, misalnya
menghindar dari cahaya, tersenyum pada saat bahagia dan lain
sebagainya.

3. Struktur Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil memiliki mekanisme bertindak lebih cepat daripada bagian otak-
otak lain karena disusun oleh lebih dari 40 juta serat saraf. Otak Kecil (Cerebellum)
tersusun atas dua hemisfer (sama seperti otak besar) yang membaginya menjadi dua
bagian, kira dan kanan. Sama seperti banyak struktur yang menjadi bagian dari
sistem saraf pusat, otak kecil disusun oleh 2 jaringan yaitu sebagai berikut ini :

1. Grey Matter (Materi Abu – Abu) yakni sebuah materi abu-abu ini
merupakan komponen utama dalam sistem saraf pusat, yang
mengandung bagian badan sel saraf, sel glia dan pembuluh kapiler.
Graymatter berfungsi sebagai pusat menganalisa informasi.

136

2. WhiteMatter (Materi Putih) ialah salah satu materi putih merupakan
komponen sistem saraf pusat yang terdiri dari akson bermielin.
Fungsi utama whitematter ini adalah untuk menghubungkan pusat-
pusat informasi yang didapatkan oleh otak.

Sama seperti kebanyakan bagian dari salah satu sistem saraf, bagian luar dari otak
kecil iini dapat disebut sebagai korteks dan bagian yang lebih dalam disebut
medulla. Bagian korteksnya memiliki tiga lapisan yakni seperti berikut ini :

a) Lapisan Molekular ialah sebuah lapisan terluar yang mengandung sel saraf
kecil, sel saraf tak bermielin, dan sel glia.

b) Lapisan Purkinje (Ganglioner) yaitu sesuai dengan namanya, lapisan ini


disusun oleh banyak sel purkinje besar yang bentuknya seperti botol.
Dendrit dari sel ini dapat bercabang dan juga memasuki lapisan molekular.

c) Lapisan Granular merupakan salah satu lapisan terdalam yang tersusun atas
sel – sel kecil dengan sekitar 3 – 6 dendrit.

4. Bagian – Bagian Otak Kecil (Cerebellum)

1. Bagian Otak Kecil Berdasarkan Lobusnya Secara Anatomi

a) Lobus Anterior (Depan)

b) Lobus Posterior (Belakang)

c) Lobus Flocculonodular

Ketiga lobus tersebut dipisahkan oleh dua fisura yaitu Primary Fissure dan
PosterolateralFissure.

2. Bagian Otak Kecil Berdasarkan Zonanya

a) Vermis yaitu sebuah zona yang memisahkan otak kecil


menjadi dua hemisfer, kiri dan kanan.

b) Zona Intermediate

c) Lateral Hemisfer

137

Diantara zona intermediate dengan zona lateral hemisfer ini yang tidak memiliki
sebuah perbedaan secara strukturnya.

3. Bagian Otak Kecil Berdasarkan Fungsinya

a) Cerebrocerebellum

Cerebrocerebellum yaitu suatu bagian terbesar dari otak


kecil. Fungsi utama bagian Cerebrocerebellum yaitu untuk
mengatur pergerakan motorik dan evaluasi terhadap
informasi sensoris agar bisa melakukan gerakan yang tepat.
Cerebrocerebellum menerima input informasi dari korteks
serebral otak besar.

b) Spinocerebellum

Spinocerebellum ialah sebuah bagian otak kecil yang


berfungsi untuk mengatur pergerakan tubuh melalui sistem
propriosepsi, yaitu sensasi yang didapatkan tubuh melalui
stimulasi dan aktivitas otot tertentu. Propriosepsi ini
dipantau oleh proprioreseptor yang terdapat di ujung saraf,
otot, tendon, dan sendi. Informasi yag diterima dari bagian
ini dapat berasal dari sumsum tulang belakang,
nervustrigeminal dan sistem auditory (pendengaran).

c) Vestibulocerebellum

Vestibulocerebellum yakni salah satu bagian otak kecil yang


berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan gerakan
bola mata. Untuk pengaturan keseimbangan tubuh, bagian
ini menerima input dari sistem vestibular dari semicircular
kanal di telinga. Sedangkan untuk pergerakan bola mata,
bagian ini menerima informasi dari korteks visual.

138

5. Perbedaan Otak Besar Dan Otak Kecil

1. Otak besar ialah bagian terbesar dari otak. Otak kecil ialah bagian
terbesar kedua dari otak.

2. Otak besar ialah bagian otak yang terdapat didepan. Otak kecil ialah
bagian otak yang terdapat dibelakang.

3. Otak besar berfungsi untuk dapat mengontrol fungsi sadar dan


kecerdasan, kekuatan kehendak, memori dan lain sebagainya. Otak
kecil juga berfungsi dalam hal mengkoordinasikan fungsi sadar dan
juga mengontrol keseimbangan.

4. Dalam perkembangan evolusi, otak kecil juga dapat berkembang


jauh lebih cepat dibandingkan dengan otak besar.

5. Otak kecil mengandung 50% jumlah neuron di otak. Sehingga otak


kecil memiliki lebih bnyak neuron dari pada otak besar.

6. Cara Kerja dari Otak Kecil

Bagian otak kecil bekerja dengan peran dari seluruh bagian sel syaraf yang
terdapat di dalamnya, bagian terbesar dari otak kecil (cerebellum) menerima
informasi tentang gerakan yang diinginkan dari kontraksi otot. Informasi terus
menerus dapat diperbaharui dari pinggiran sel tentang suatu keadaan otot dan
gerakan yang diinginkan, ia juga akan mendorong kinerja yang sangat tepat dan
memunculkan gerakan yang dikirim dari pusat syaraf. Bagian Otak kecil memiliki
kapasitas yang unik untuk menerima berbagai macam informasi dari area motor
pusat syaraf, daerah kognitif, daerah sensorik, daerah bahasa, dan daerah yang
terlibat dalam fungsi emosional, semuanya terletak pada bagian yang terhubung
dengan otak kecil.

139

C. PONS VAROLLI

1. Pengertian Sistem Saraf Pusat Pons Varolli

Pons Varolli merupakan bagian yang sangat dari otak karena ukurannya
2,5 cm atau 1 inci. Meskipun berukuran kecil namun pons varolli
merupakan bagian yang sangat penting karena sebagai jalur otak. (Muhlisin,
J: 2019)

Gambar 1. Pons Varolli


Sumber :Neni Ucihasparkyu,2014,Pons Varolli (Jembatan
Varoll),blogspot,dilihat pada 2014,
<http://nenisparkyu.blogspot.com/2014/05/pons-varolli-jembatan-
varol.html>

Pons varolli merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil


bagian kiri dan kanan serta menghubungkan otak besar dengan sumsum
tulang belakang. Pons varolli berfungsi menghantarkan rangsangan dari
kedua bagian serebelum

140

Gambar 2. Medulla Oblongata

Sumber : Ahablogweb,2017,Pons Otak : Pengertian, Struktur, Fungsi,Ilmu


dasar,dilihat pada 2017,< https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-
Struktur-dan-Fungsi-Otak-adalah.html>

2. Fungsi Pons Varollin


Fungsi utama pons adalah bertindak sebagai jalur transfer sinyal
antara otak besar dengan sumum tulang belakang, dan juga otak kecil.

a. Saraf Trigeminal, seperti yang telah kami singgung sebelumnya, pada


pons terdapat nukleus sensorik dan motori saraf trigeminal. Fungsinya
adalah untuk mengatur sensai dan gerakan pada wajah, juga
bertanggung jawab dalam proses mengunyah dan menelan.
b. Saraf Abdusen, fungsi dari saraf abdusen ini adalah untuk mengatur
gerakan mata.
c. Saraf Fasial, berfungsi untuk mempengaruhi otot-otot wajah, sehingga
kita mampu untuk tersenyum, mengangkat alis, dan menunjukkan
berbagai ekspresi pada wajah.
d. Serabut Vestibulocochlear, saraf ini berfungsi untuk mengatur transmisi
suara dari telinga ke otak dan membantu menjaga keseimbangan serta
koordinasi tubuh.

141

e. Pons juga berperan dalam mengatur fungsi tak sadar seperti pernapasan.
Suatu daerah pada bagian pons, yang dikenal dengan sistem retikular
juga mengatur siklus tidur manusia.

3. Struktur dan bagian bagian Pons Varollin

Secara garis besar pons dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu :

1. Bagian Basilar Pons, terletak pada bagian ventral fungsiny berhubungan


dengan aktivitas motorik tubuh.
2. Bagian Pontine Tegmentum, terletak pada bagian dorsal fungsinya
berhubungan dengan sistem homeostasis dan lintasan refleks.

Gambar 3. Struktur Pons


Sumber : Ahablogweb,2017,Pons Otak : Pengertian, Struktur, Fungsi,Ilmu
dasar,dilihat pada 2017,< https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-
Struktur-dan-Fungsi-Otak-adalah.html>

Pada pons terdapat beberapa nukleus saraf yang memilliki peran penting
dalam tubuh, yaitu :

a. Nukleus Sensorik dan Motorik dari nervus trigeminal.


b. Nukleus dari nervus abdusen.
c. Nukleus dari nervus fasial.
d. Nukleus dari nervus vestibulocochlear.

142

D. MEDULA OBLONGATA

1. Pengertian sistem saraf pusat “Medula Oblongata”

Gambar Letek Medula Oblongata (Sumber :


https://gurupendidikan.co.id/penjelasan-fungsi-medula-oblongata-dalam-biologi/)
Medula oblongata merupakan salah satu bagian dari batang otak yang
berada dibawah pons caroli dan merupakan sum-sum lanjutan atau sum-sum
penghubung yang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan dalam dan luar yang
berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih,
berisi neurit dan dendrit. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai
medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen
magnum tengkorak. Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam
pengendalian funsi seperti frekuensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk,
menelan dan muntah. Neclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI, XII
terletak di dalam medulla. Medula oblongata ini sendiri berperan dalam
mengontrol fungsi-fungsi otonomi (fungsi yang tidak disadari) seperti pernafasan,
pencernaan, detak jantung, fungsi pembuluh darah serta menelan dan bersin.
Medula oblongata juga merupakan suatu organ yang dapat menghantarkan signal-
signal yang datang dari otak sebelum disampaikan ke saraf-saaraf tulang belakang
atau medulla spinalis. Oleh karena itu, medulla obllongata merupakan satu kesatuan
yang sangat penting didalam tubuh manusia. (Sumber :
https://gurupendidikan.co.id/penjelasan-fungsi-medula-oblongata-dalam-biologi/)

143

Gambar bagian-baian otak (Sumber :
https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1

Gambar letak medulla oblongata (Sumber :


https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1
2. Struktur medula oblongata

144

Gambar anatomi medulla oblongata, Sumber :
https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1

Medula oblongata (susmsum lanjutan atau sumsum sambung) juga


mempunyai beberapa struktur atau bagian yang tentunya mempunyai ciri
dan tugas masing-masing, bagian-bagian tersebut adalah:
a. Traktus Decendens
Merupakan jalur saraf yang berasal dari otak dan melewati medul
ablongata untuk selanjutnya akan berjalan kebawah sampai ke medulla
spinalis. Traktus decendens ini berfungsi untuk membawa impuls atau
signal saraf yang diterima dari otak untuk dihantarkan ke medulla
spinalis selemum dilanjutkan ke organ tubuh
b. Traktus Acendens
Merupakan kebalikan dari traktus decendens. Jika traktus decendens
berasal dari otak maka Trakus acendens berasal dari bagian lebih bawah
yaitu medulla spinalis, dan berfungsi untuk membawa impuls atau
signal saraf yang berasal dari organ-organ tuibuh melalui medulla
spinalis dan masuk melalui medulla oblongata melalui traktus acendens.

145

c. Nucleus Saraf Spina
Terdapat 3 nukleus atau inti saraf di dalam medulla oblongata, yaitu
Nucleus hipoglosus (yang merupakan inti saraf) untuk mempersarafi
bagaian lidah), Nucleus motoric dorsalis darifagus (mengontrol Gerakan
motoric) dan Nucleus daritraktus solitaris.
3. Fungsi medula oblongata
a. Sebagai penghubung antara otak dan saraf tulang belakang
b. Mengatur gerak reflex fisiologis seperti kecepatan napas, denyut
jantung, suhu tubuh, tekanan darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari
c. Merangsang terjadinya rasa haus
d. Mengatur emosi
e. Bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi otonomik
f. Mempengaruhi produksi hormone di kelenjar hipofisis di otak
g. Pengendali kegiatan tidur
h. Mengontrol kembali fungsi pembuluh darah
i. Mendeteksi derajat keasaman darah, sebagai pusat pengatur denyut
jantung
j. Membantu ritme pernafasan
k. Mengatur sirkulasi darah
l. Mengatur suhu tubuh
4. Cara kerja susunan saraf di dalam medula oblongata
a. Medula oblongata berperan sebagai pusat pernafasan di dua tempat yaitu
:
1). Dorsal Group, yaitu kelompok susunan saraf yang membentuk
pernafasan otomatis
2) Ventral Group , yaitu kelompok susunan saraf yang mempersarafi
otot-otot pernafasan.

b. Medula Oblongata sebagai pusat pengaturan jantung yaitu,

1). Cardioacelerator Center, yang bekerja untuk meningkatkan denyut


jantung dan kekuatan kontraksi jantung

146

2). Cardioinhibitori Center, yang bekerja untuk menurunkan denyut
jantung ke pancemaker nervus vagus (saraf parasimpatis)

c. Medula Oblongata sebagai pusat fasomotor

Medula sebagai pusat fasomotor artinya medulla oblongata berfungsi


mengontrol diameter pembuluh darah melalui saraf simpatis dalam
pengukuran tekanan darah.

d. Medula Oblongata sebagai pusat reflex no vital


Dalam hal ini medulla oblongata berfungsi dalam pengaturan menelan,
muntah, batuk, bersin, sampai tersedak.

Gambar fungsi medulla oblongata (Sumber :


https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1

5. Sistem sirkulasi medula oblongata

147

Organ tubuh medulla oblongata sama seperti organ-organ yang lain di
dalam tubuh manusia mempunyai pembuluh darah yang khusus membawa
darah untuk medulla oblongata itu sendiri. Terdapat beberapa cabang
pembuluh darah yang memperdarahi medulla oblongata,
diantaranya adalah :
1). Arteri anterior tulang belakang
pembuluh darah arteri ini memperdarahi hampir seluruh bagian dari medulla
oblongata. Maka jika pembuluh darah ini tersumbat kemungkinan akan
menyebabkan persrafan ke lidah ikut terganggu.
2). Posterior inferior Cerebelar Arteri (PICA)
Arteri ini merupakan cabang utama yang berhubungan dengan arteri
anterior tulang belakang. Pembuluh darah ini memberikan pasokan darah
kebagian belakang agak kesamping (posterolateral) medulla oblongata.

E.MEDULA SPINALIS

1. Medula Spinalis

Gambar 2.1. Anatomi Medulla Spinalis (Ambar. 2019)

Medulla spinalis adalah saraf tipis yang merupakan perpanjangan


dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh
tulang belakang. Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi
pemasukan rangsangan antara perifer dan otak (Ambar. 2019)

148

Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Medulla
Spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada oblongata, menjulr kea
rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir di antara vertebra
lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai
konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia meter yang
disebut filum termilane, yang menembus kantong dura mater, bergerak
menju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar
45 cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam,
sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura sempit (Ambar. 2019)
Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu
penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-
pleksus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah, dan
plektus dari darah toraks membentuk saraf-saraf interkostalis. Sebuah irisan
melintang pada sumsum tulang belakang memperlihatkan susunan substans
kelabu yang membentuk huruf H. Kanalis spinalis berikut isinya, yaitu
cairan serebro-spinal, melintas persis ditengah-tengah huruf H tersebut
(Ambar. 2019)
Kauda ekuina. Disebut demikian karena kemiripannya dengan ekor
kuda; kauda artinya ekor, dan ekuina artinya kuda. Kauda ekuina ini
merupakan berkas yang terdiri atas akar-akar saraf spinalis yang bergerak
turun dari tempat kaitannya pada sumsum tulang belakang, melalui kanalis
spinalis, untuk kemudian muncul melalui foramina intervertebrales.
Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang
saraf servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang
saraf sacral dan 1 pasang saraf coxigeal. Akar saraf lumbal dan sacral
terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina (Pearce. 2009)

2. Fungsi sumsum tulang belakang atau medulla spinalis.


Fungsi sumsum tulang belakang adalah
1. Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh .
2. Menghubungkan impuls dari indera menuju ke otak
3. Menghubungkan otak dengan semua tubuh

149

4. Menjadi inti gerak spontan(gerak refleks) dan memberi keleluasaan
jalan sekilas gerak spontan (Pearce. 2009)

Gambar 2.2 Sumsum Tulang Belakang (Anonim. 2019)

Gambar 2.3. Anatomi Sumsum Tulang Belakang (Ambar. 2019)

3. Struktur-struktur yang mengakibatkan gerak refleks.


Untuk terjadinya gerak refleks, dibutuhkan struktur-struktur sebagai
berikut:
1. Organ sensorik, yang menerima impuls, misalnya kulit (Pearce.
2009)
2. Serabut saraf sensorik , yang menghantarkan impuls-impuls
tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radiks posterior, dan
selanjutnya serabut serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-

150

impuls menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla
spinalis (Pearce. 2009)
3. Sumsum tulang belakang(medulla spinalis), tempat serabut-
serabut saraf penghubung menghantarkan implus-implus itu
menuju kornu anterior medulla spinalis (Pearce. 2009)
4. Sel saraf motorik,dalam kornu anterior medulla spinalis yang
menerima dan mengalihkan implus tersebut melalui serabut
saraf otak (Pearce. 2009)
5. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang
oleh implus daraf motoric (Pearce. 2009)

gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh


yang terjadi jauh lebih cepat dari pada gerak sadar, misalnya menutup mata
pada saat terkena debu. Gerak refleks dapat dihambat kemauan sadar,
misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan
sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce. 2009)

4. Saraf-saraf spinalis.
Tiga puluh satu pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari
segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar
posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar anterior yang berpadu
dengan serabut sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf
spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf melintasi
foramen invertebralis, tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi
serabut primer anterior dan serabut primer posterior (Saleh. 2019)

Gambar 2.4 Saraf Spinalis


(Saleh. 2019)

151

Serabut primer posterior melayani kulit dan oto punggung, sedangkan
serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi plektus
saraf anggota gerak, dan membentuk saraf-saraf interkostalis pada daerah
toraks (Saleh. 2019)

Jalur saraf motorik. Implus berjalan dan korteks serebri menuju


sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur menurun yang disebut taktus
serebro spinalis atau taktus poramidalis (Pearce. 2009)

Jalur saraf sensorik. Implus saraf sensorik bergerak melintasi taktus


menaik yang terdiri atas 3 neuron. Yang pertama, neuro yang paling tepi
dan memiliki badan sel dalam ganglion sensorik. Yang kedua, timbul dalam
nukleus, kemudian melintang melintasi garis tengah dan yang ketiga,
bermula dalam talamusbergerak melalui kapsul interna untuk mencapai
daerah sensorik korteks serebri (Pearce. 2009)

F. SISTEM SARAF SIMPATIS

1. Definisi Sistem Saraf Simpatis

Saraf Simpatis adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang


belakang di daerah dada dan juga pinggang. Saraf Simpatis adalah bagian
dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap
sistem saraf parasimpatis dan umumnya berfungsi untuk memacu dan
mempercepat kerja organ-organ tubuh manusia, contohnya mempercepat
detak jantuk dan menyebabkan kontrasi pembuluh darah.

Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang


sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatis diaktifkan terutama dalam
kondisi stres. Sistem saraf simpatis disebut juga sistem saraf torakolumbar,
karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai
dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf
yang terdapat di sumsum tulang belakang. ( Hedi Sasrawan.2013 )

Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat kembar yang bermuatan


ganglion-ganglion,. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang

152

terletak di depan kolumna vertebrata,lantas berakhir dalam pelvis di depan
koksigis, sebagai ganglion koksigieus. Ganglion-ganglion itu tersusun
berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut :

Daerah leher : Tiga pasang ganglion servikal

Daerah dada : Sebelas pasang ganglion torakal

Daerah pinggang : Empat pasang ganglion lumbal

Di depan koksigis : Ganglion koksigens

Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui


sumsum tulang belakang, dengan memepergunakan cabang-cabang penghubung
yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion,dan dari
ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang.

Ganglion simpatis lainnya berhbungan dengan dua rangkaian besar ganglia


ini, dan bersama serabut-serabutnya membentuk plekus-plekus simpatis.

1. Plekus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-


cabangnya ke paru-paru.
2. Plekus seliaka terletak di sebelah belakang lambung, dan melayani
organ-organ dalam rongga abdomen.
3. Plekus mesenterikus (plekus hipogatilus) terletak di depan sekrum dan
melyani organ-organ pelvis.

Fungsi serabut-serabut saraf simpatis menyarafi otot jantung, otot-otot


tak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat dalam, seperti
lambung,pankreas,dan usus. ( Maria Poppy.2012 )

2. Fungsi Sistem Saraf Simpatis

153

Sumber : google.co.id
Gambar 1.1 Parasimpatik dan Simpatik

Sumber : google.co.id
Gambar 1.2 Sistem Saraf Simpatik dan Sistem Saraf Parasimpatik

Fungsi saraf simpatis ada beberapa seperti mata pada pupil, hati
dengan meningkatkan tingkat dan kekuatan kontraksi, paru-paru dengan
melebarkan bronkiolus melalui sirkulasi adrenalin, pembuluh darah
dengan melebarkan di otot rangka (pada hewan), kelenjar keringat
dengan mengaktifkan sekresi keringat, saluran pencernaan dengan
menghambat peristaltis, ginjal dengan meningkatkan renin sekresi,
testis dengan meningkatkan detumescence, dan ductus deferens dengan
meningkatkan emisi sebelum ejakulasi. ( Dosen pendidikan.2019 )

Berikut ini Fungsi dari sistem saraf simpatis secara lengkap :

154

1. Mempercepat denyut jantung
2. Mempersempit diameter pembuluh darah
3. Memperlambat proses pencernaan
4. Memperkecil bronkus
5. Menurunkan tekanan darah
6. Memperlambat gerak peristaltis
7. Memperlebar pupil
8. Menghambat sekresi empedu
9. Menurunkan sekresi ludah ( Hedi Sasrawan.2013 )

3. Cara Kerja Sistem Saraf Simpatis

Sumber : google.co.id
Gambar 1.3 Saraf Parasimpatik dan Saraf Simpatik
Cara kerja sistem saraf simpatis berlawanan dengan cara
kerja sistem saraf parasimpatis. Keduanya mengontrol sebagian
besar organ dalam tubuh. Ada dua jenis neuron yang terlibat dalam
transmisi impuls (sinyal) melalui saraf simpatis yaitu pre-ganglionik
dan pos-ganglionik. Neuron preganglionik berasal dari daerah
torakolumbalis dari sumsum tulang belakang dan menuju ke
ganglion dimana mereka bersinapsis dengan neuron posganglionik.
Disana, neuron postganglionik memanjang ke sebagian
besar tubuh. Pada sinapsis dalam ganglia, neuron preganglionik
melepaskan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang mengaktifkan

155

reseptor nicotinic acetylcholine pada neuron postganglionik. Untuk
mencapai organ dan kelenjar target, akson harus menempuh
perjalanan jauh dalam tubuh. ( Dosen pendidikan.2019 ).

G. SISTEM SARAF PARASIMPATIS

1. Pengertian Sistem Saraf Parasimpatik


Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum
lanjutan (medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-
ganglion dan post-ganglion. Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan
sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak
dan daerah sakral. Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang
saling berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Serabut saraf pada sistem saraf parasimpatik menuju ke alat-alat tubuh yang
bekerja di bawah pengaruh sistem saraf simpatik. Sistem saraf mengirim
sinyal ke dan dari bagian tubuh yang berbeda melalui saraf. Sistem saraf
parasimpatik bertanggung jawab atas semua aktivitas tubuh yang terjadi
ketika hewan sedang beristirahat. Untuk alasan ini, Sistem saraf parasimpati
dikenal sebagai bagian dari sistem saraf “istirahat dan mencerna”.

2. Cara Kerja Sistem Saraf Parasimpatik


Sinyal saraf parasimpatik ditransmisikan dari sistem saraf pusat ke
organ tujuan melalui sistem dua neuron yaitu lewat neuron pregangloinik
dan postganglionik. Akson pada sel saraf preganglion parasimpatik
biasanya sangat panjang, bermula dari sistem saraf cranial ke ganglion,
sangat dekat dengan organ target yang dibantunya. Hal ini menyebabkan
neuron postganglion parasimpatik menjadi sangat pendek.
Serabut saraf preganglionik pada saraf parasimpatik juga
memproduksi asetilkolin, produsi asetilkolin ini yang membuat sifat sel
saraf preganglionik disebut koligernik. Terdapat perbedaan pada rilisan
neurotransmitter dari saraf postganglionik. Pada sistem saraf parasimpatik,
neron postganglioniknya memiliki sifat koligernik berbeda pada sistem

156

simpatik yang postganglionnya bersifat adregenik karena melepaskan
adrenaline atau norepinephrine.
Saraf para simpatik memiliki dua reseptor, yaitu reseptor muskarinik
dan reseptor nikotik.Reseptor muskarinik terdapat pada neuron
postganglion. Reseptor muskarinik di aktivasi oleh neotransmitter
asetikolin. Reseptor nikotinik adalah reseptor yang berada di ujung
myoneral dan ganglio saraf otonom. Reseptor ini juga distimulasi oleh
asetikolin.
Mekanisme yang dilakukan oleh saraf parasimpatik sering di
asosiasikan dengan istilah rest-and-digest.Hal ini disebabkan karena
aktifitas saraf parasimpatik cenderung berhubungan dengan pengaturan
organ tubuh saat dalam posisi istirahat dan membantu dalam mengendalikan
proses pencernaan dan ekskresi.
Saraf parasimpatik dimulai di medula otak dan di daerah tengah
tulang belakang, yang berisi sumsum tulang belakang. Salah satu saraf di
medulla adalah saraf vagus, yang merupakan bagian dari tubuh yang
membantu mengendalikan jantung, paru-paru, dan organ pencernaan. Otak
dan sumsum tulang belakang adalah struktur penting dalam sistem saraf;
bersama-sama, mereka membentuk sistem saraf pusat (SSP). Saraf dari
Sistem saraf parasimpatik yang berasal dari otak disebut saraf kranial.
Ganglia, atau kelompok badan sel saraf, adalah perluasan saraf dari Sistem
saraf parasimpatik, dan ditemukan di dekat atau di organ tubuh agar sinyal
dikirim ke area target mereka.
Sistem saraf parasimpatik dan simpatik mengatur banyak bagian
tubuh seperti otot jantung, pembuluh darah, otot sistem pencernaan, dan
kelenjar seperti kelenjar air liur dan kelenjar adrenalin (yang menghasilkan
epinefrin, juga disebut adrenalin, selama darurat). Selama periode
pertarungan atau terbang, pupil melebar untuk memungkinkan kita melihat
lebih jelas dan membuat keputusan lebih cepat. Selama istirahat dan
dicerna, PSNS menyebabkan pupil menyempit. PSNS juga menyebabkan
meningkatnya pencernaan makanan, peningkatan air liur dan produksi
lendir, dan peningkatan sekresi urin dari ginjal.

157

Parasimpatik dan perifer
Sistem saraf parasimpatik tidak menjadi bingung dengan sistem
saraf perifer. Seperti yang disebutkan sebelumnya, otak dan sumsum tulang
belakang membentuk SSP. Saraf perofer terdiri dari semua bagian dari
sistem saraf yang bukan otak dan sumsum tulang belakang; dengan kata
lain, semua saraf dan ganglia yang tidak ada di otak dan sumsum tulang
belakang adalah bagian dari sistem saraf perifer.
Saraf parasimpatik berasal di otak atau sumsum tulang belakang,
tetapi sebagian besar sistem saraf parasimpatik tidak terletak di daerah ini,
dan itu mempengaruhi area lain dari tubuh, sehingga sistem saraf
parasimpatik dianggap bagian dari sistem saraf perifer. Tetapi tidak semua
sistem saraf perifer adalah sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf perifer
juga termasuk sistem saraf simpatis dan sistem saraf somatik, yang
mengontrol gerakan tubuh secara sadar.
Untuk meringkas berbagai divisi dari sistem saraf: sistem saraf
parasimpatis mengontrol tindakan “istirahat dan cerna”, dan sistem saraf
simpatetik mengontrol tindakan “darurat”. Sistem-sistem ini membentuk
sistem saraf otonom, yang mengendalikan tindakan-tindakan tubuh tak
sadar. Sistem saraf somatik mengontrol semua gerakan tubuh secara sadar,
seperti berjalan atau menangkap bola. Bagian dari semua sistem ini
membentuk sistem saraf perifer, yang merupakan bagian dari sistem saraf
yang tidak termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang membentuk sistem saraf pusat.

3. Anatomi dan Susunan Saraf Parasimpatik

Gambar 2.1 Anatomi Saraf Parasimpatik (sumber : Lia. 2016)

158

Susunan saraf parasimpatik terdiri jaring – jaring yang berhubung-
hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat syarafnya
menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada medulla
oblongata dan pada daerah sacrum dari medulla spinalis. Oleh karena itulah
saraf parasimpatik disebut juga saraf craniosacral. Saraf sensoris
parasimpatik memiliki ganglion di suatu tempat yang terletak antara organ
visceral dengan saraf pusat, sedangkan saraf motorisnya tidak membentuk
rantai saraf seperti saraf motoris simpatik dan ganglion yang terbentuk
antara saraf satu dengan yang kedua terletak berdekatan dengan organ
visceral yang disarafinya.

4. Fungsi Sistem Saraf Parasimpatik


a. Membatasi aliran darah ke otot rangka dan paru-paru.
b. Mempercepat gerakan peristaltik usus.
c. Mempercepat kontraksi pada kantung kemih (Fungsi kelenjar prostat
dan cowper).
d. Mempercepat mekanisme gerakan peristaltik.
e. Mempercepat produksi empedu dan mempercepat sekresi saliva.
f. Mempercepat proses pencernaan.
g. Memperkecil bronkus paru-paru ketika kebutuhan tubuh akan oksigen
telah berkurang dan pada saat tubuh dalam keadaan istirahat.
h. Memperkecil pupil mata untuk menghalau cahaya yang masuk ke mata
terlalu banyak.
i. Memperlebar diameter pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah
ke saluran pencernaan sehingga mendukung kinerja usus dalam proses
mencerna makanan.
j. Mendukung sintesis glikogen (hormone pemecah glukosa otot)
k. Mengembangkan kulit rambut.
l. Menghambat percepatan detak jantung dan membatasi percepatan aliran
darah ke otot dan rangka dan paru-paru.

159

m. Meninurunkan sekresi adrenalin.
n. Merangsang aktivitas kelenjar kelamin.
o. Merangsang pembentukan urin.

5. Gangguan Kesehatan Pada Sistem saraf


1. Stroke (Cerebro Vascular Accident (CVA) atau Cerebral apoplexy)
Adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya
pembuluh darah otak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya
penyempitan pembuluh darah (arteiosklerosis). Selain itu, bisa juga
karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang tampak dari penderita
stroke misalnya wajah yang tidak simetris.
2. Poliomielitis
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang
neuron – neuron motoris sistem saraf (otak dan medula spinalis). Agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).

Gambar 2.2 Gejala Penyakit Polio (sumber : http://dinkes.agamkab.go.id/)

3. Migran
Adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang
terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang

160

meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya
pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan).
4. Parkinson
Penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator
dopamin pada dasar ganglion dalam gejala tangan gemetaran sewaktu
istirahat (tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur), sulit bergerak,
kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah – olah
bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku.

Gambar 2.3 Penyakit Parkinson (sumber : https://images.app.goo.gl/)

5. Amnesia
Yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali
kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya
kelainan ini akibat guncangan batin atau cidera otak.
6. Cutter
Kelainan dimana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada
saat depresi, stress atau bingung.
7. Alzheimer atau pikun
Bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom
dengan apotosis sel – sel otak pada saat yang hampir bersamaan,

161

sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga
dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
8. Bell’s Palsy
Adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga
menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi
disfungsi saraf VII (saraf fascialis). Berbeda dengan stroke, kelumpuhan
pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot
wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb.
Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell’s Palsy berupa virus herpes
yang membuat saraf menjadi bengkak akibat infeksi.
9. Ayan atau Epileps
Penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik (impuls) pada
neuron-neuron otak. Epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang
menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan.pada
penderita ayan, sinyal-siyal yang berhubungan dengan perasaan
penglihatan, berfikir dan bergerak tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
10. Meningitis
Adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat (meninges).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker
atau obat-obatan tertentu.
11. Sindrom Kleine-Levin
Adalah penyakit saraf yang langka dimana penderita tidak bisa
mengontrol rasa kantuknya. Penderita bisa tidur selama berjam-jam,
berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan,
tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul/kambuh.

162

Gambar 2.4 Sindrom Kleine-Levin (sumber : https://images.app.goo.gl/)

12. Rabies
Adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat
ditularkan dari hewan ke manusia.

.H. REFLEKS SEDERHANA DAN KOMPLEKS

1. Pengertian Gerak Refleks

Gerak refleks maupun juga tindakan refleks merupakan suatu


gerakan spontan dari setiap organ ataupun bagian tubuh yang telah
menerima stimulus.Hal ini terjadi tanpa kesadaran apapun dan langsung.
Refleks melindungi tubuh dari bahaya. Jadi bagaimana refleks yang
terjadi setelah Anda menyentuh kompor? Di tangan Anda ujung saraf
yang mengambil stimulus dan membawanya ke tulang belakang dan
otak. Akhir saraf (dalam hal ini terbakar tangan Anda) disebut neuron
sensorik (juga dikenal sebagai neuron aferen) karena dibutuhkan
stimulus – panas ke tangan – ke kolom tulang belakang dan otak untuk
interpretasi. Otak kemudian menafsirkan stimulus dan mengirim pesan
kembali ke otot-otot di tangan oleh neuron motorik (juga disebut neuron
eferen). Proses ini disebut lengkung refleks.

163

Gambar 1. Mekanisme Reflek (sumber: pengajar.co.id)

2. Refleks-refleks sederhana dan kompleks

Gerak Refleks

Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit


dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen –
komponen tubuh yang terlibat dalam grakiniBaik itu disadari maupun
tidak disadari.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari


dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi
yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh
saraf.

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari
peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang
di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf
tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas
2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia. Adapun berdasarkan
fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atastigajenis:

a. Sel saraf sensorik

164

Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).Sel saraf sensorik disebut
juga dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indra.

b. Sel saraf Motorik

Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa


tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang
belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut
juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan
otot sebagai alat gerak.

c. Sel saraf penguhubung.

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf


konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan
rangsangan dari sel saraf sensorikke sel saraf motorik.Namun pada
hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi dua kelompok
besar :

a) Sistem saraf sadar :

Adalah system saraf yang mengatutau mengkoordinasikan


semua kegiatanyang dapat diatur menurut kemauan
kita.Contohnya,melemparbola,berjalan,berfikir,menulis,berbic
ara dan lain-lain.Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

a) Saraf pusat terdiri dari :

1) Otak

Merupakan pusat kesadaran,yangletaknya di rongga


tengkorak.

165

2) Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan


impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta
mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada
ruas-ruas tulang belakang,yakni dari ruas – ruas tulag
leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Dan dalam sumsum ini terdapat simpul – simpul gerak
refleks.

b) Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar
system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang).
Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar
pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ
tubhtertentu,sepetikulit,persendian,otot,kelenjar,saluran
darah dan lain-lain.

a) Susunan saraf tak sadar.

b) Susunan saraf simpati.

c) Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula


gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada
gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf
sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak.
Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak
atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya

166

berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan
gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan
neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks
tertentu.

Gerak refleks yang paling sederhanahanyamemerlukandua


tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak
refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan
seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,
kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh
set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung
dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak
mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam
sumsumtulang belakang misalnya refleks pada lutut

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf


yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron
sensor,interneuron,dan neuron motor,yangmngalirkan impuls saraf
untuk tipe reflektertentu.Gerak refleks yang paling Berdasarkan
reaksi yang terjadi dari suatu refleks, refleks dibedakan menjadi dua,
yaitu :

1. Refleks kompleks, apabila refleksi ini menyertakan banyak


efektor. Misalnya seseorang yang sedang menonton bola voli
akan coba mengangkis bola volis tersebut dan menggeser posisi
tubuhnya untuk menghindari terkena bola voli tersebut apabila
secara tiba-tiba volinya mengarah ke tubuhnya.

167

2. Refleks sederhana , apabila refleks ini hanya menyertakan satu
efektor. Misalnya apabila seseorang sedang menonton bola voli
dan tiba-tiba bola voli tersebut mengarah ke tubuhnya maka ia
akan mencoba menangkis bola tersebut dengan tanganya.

Secara singkatnya proses terjadinya gerak refleks adalah sebagai


berikut :
Impuls dari reseptot -> saraf sensorik -> sumsum tulang belakang -
> saraf motorik -> efektor.
Gerak Refleks sederhana hanya memerlukan dua tipe sel
saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.Gerak refleks
disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan
dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga
terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur
tanpa disadari.

3. Penyebab Terjadinya Gerak Refleks

Penyebab terjadinya gerak refleks pada manusia


Secara sederhana, gerak refleks adalah gerakan yang tidak di sadari.
Gerakan yang melalui perjalanan impuls (rangsang) pendek dan tanpa
diolah oleh otak serta, menimbulkan tanggapan dari anggota tubuh.
Gerak refleks pada tubuh manusia dapat terjadi akibat hal-hal tertentu.
Misalnya, gerakan saat kaget, tangan atau kaki menyetuh benda tajam,
mencium bau makana enak sehingga liur keluar tanpa di sadari, gerakan
pupil mata membesar dan kepala menjauh ketika telunjuk di arahkan
secara tiba-tiba kearah mata dan menaarik tangan serta berteriak ketika
tangan mendekati apidiuji.

Contoh gerak refleks adalah gerak refleks pada pupil mata dan
tangan yang berusaha menjauh dari api. Jadi, penyebab terjadinya gerak
refleks adalah terjadinya suatu rangsangan di bagian tubuh tertentu yang

168

dapat berupa aroma,mengejutkan atau menyakitkan yang biasanya
dating secara tiba-tiba.

1. Bagian mana saja yang terlibat dalam gerak refleks pada


manusia
Bagian tubuh yang terlibat dalam gerak refleks manusia adalah
sebagai berikut:

a. Reseptoradalah alat indra yang berupa mata, telinga, kulit,


hidung dan lidah.

b. Neuron sensoriadalah sel saraf atau neuron yang berfungsi


membawa rangsangan ke sistem saraf pusat.

2. Sum-sum tulang belakangadalah lanjutan dari medulla


oblongata terus kebawah sampai tulang punggung, tepatnya
sampai ruas kedua tulang pinggang dan menyerupai tali putih
kemilau dari dasar otak ke tulang belakang. Fungsi utama sum-
sum tulang belakang adalah menghubungkan impuls (rangsang)
dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada
gerak refleks.Neuron motoradalah sel saraf atau neuron yang
berfungsi membawa/meneruskan impuls (rangsang) dari sistem
saraf pusat ke efektor agar bagian tubuh tertentu bertindak
melakukan gerak refleks.

I. PERBEDAAN KERJA SIMPATIS DAN PARASIMPATIS

1. Sistem Syaraf Sistem Otonom

Sistem saraf otonom atau saraf tak terkait bagian dari sistem saraf (SST) yang
disediakan pada sumsum tulang belakang jantung, otot-otot polos, dan dihitung
secara permanen. Yang dimaksud, sistem saraf yang dimaksud adalah melayani
struktur dalam tubuh. Misalnya, jantung. paru-paru, saluran pencernaan,
pembuluh darah, kantong kemih, dan bantalan keringat. Disebut sistem saraf
otonom karena sifat kerja sistem saraf ini tidak sesuai dengan kemauan atau

169

kehendak kita. Sistem ini merupakan sistem saraf eferen (motorik) yang
mempersarafi organ viseral umum, mengatur, menyelaraskan, dan
mengkoordinasikan aktivitas visel vital, termasuk pencernaan.suhu badan, tekanan
darah dan berbagai perspektif emosional lainnya. Sistem saraf yang disebut sebagai
sistem saraf otonomik. Sistem ini membantu tekanan arteri, motilitas, dan sekresi
gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan
berbagai informasi lainnya, seperti yang dapat dilihat oleh sistem saraf otonom.
Salah satu ciri yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan atau
intensitas yang ada di sistem saraf ini dapat mengubah fungsi viseral (refleks
otonom). Dalam waktu beberapa detik tidak disadari dapat timbul keringat dan
terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi, sistem saraf yang bekerja melalui serat-
serat saraf otonomik dapat dengan cepat dan efektif sebagian besar atau seluruh
fungsi internal tubuh. Sistem saraf otonom, sebagian besar diaktifkan oleh pusat-
pusat yang terletak pada medula spinalis, batang otak dan hipotalamus. Sistem saraf
otonom ini berfungsi sebagai refleks viseral. Jadi, sinyal pusat di ganglion
otonomik, medula, batang otak atau hipotalamus, pusat-pusat ini sebaliknya akan
menjalarkan respons refleks yang sesuai dengan organ-organ viseral dan organ
organ-organ tersebut. Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan
di antara penggantian olch urat-urat saraf eferen dan saraf eferen ini sebagai-olah
raga sebagai sistem saraf pusat saraf otonom mahal berkenaan dengan organ-organ
sesuai dengan kebutuhan, terdiri dari dua bagian oleh saraf simputis dan saraf
parasimpatis.(Siana.2018)

2. Saraf Simpatis (Torakolumbal)


Saraf simpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang ditujukan pada
sistem saraf parasimpatik, seperti halnya detak jantung dan juga kontraksi.
Kerusakan dan pemulihan dalam hati. Sistem saraf yang sederhana.
Membandingkan sistem saraf parasimpatik Saraf simpatis merupakan rangkaian
dua buah neuron. Neuron yang keluar sumsum tulang belakang tidak langsung
menuju kesuatu organ tubuh, tetapi berakhir pada suatu sinapsis yang ada di dalam
ganglion. Dari ganglion baru kemudian dengan perantaraan neuron yang lain
menuju ke organ tubuh Sistem simpatis memiliki ganglion yang dipasang di

170

sepanjang tulang belakang yang ditempelkan di sumsum tulang belakang, sehingga
memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut posting ganglion yang panjang.
Serabut pra-ganglion adalah serabut saraf yang disebut serabut post-gangli dan
serabut saraf yang keluar dari Saraf simpatis terbagi menjadi dua bagian yang terdiri
dari saraf otonom kranial dan saraf otonom sakral.Terletak di depan columna
vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-scrabut
saraf. (Lestariningsih.2018)

3. Fungsi saraf simpatis

a. Mempercepat denyut jantung


b. Mempersempit diameter darah
c. Memperlambat proses pencernaan
d. Memperkecil bronkus
e. Menurunkan tekanan darah
f. Memperlambat gerak peristaltis
g. Memperlebar pupil
h. Menghambat sekresi empedu
i. Menurunkan sekresi ludah
j. Meningkatkan sekresi adrenalin (Lestariningsih.2018)

4. Pengertian saraf parasimpatis

Pengertian Saraf Parasimpatis Saraf parasimpatik terdiri dari saraf yang


berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakum yang
merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion. sistem saraf ini di sebut juga
dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah
otak dan daerah sakral. Fungsi dari saraf. Susunan saraf parasimpatik ben
jaring jaring yang menjalin hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Urat sarafnya menuju organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
simpatik. Anatomi dan Susunan Saraf Prasimpatis Susunan saraf parasimpatik
terdiri dari jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang
terhubung di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang

171

dikuasai olch susunan saraf simpatik. Saraf parasimpatis adalah saraf yang
berpangkal pada medula oblongata dan pada daerah sakrum dari medulla
spinalis. Oleh karena itu memutar saraf parasimpatis, tetapi juga saraf
kraniosakral. Saraf sensoris parasimpatis memiliki ganglion di suatu tempat
yang terletak di antara organ visceral dengan saraf pusat, sedang saraf
motorisnya tidak membentuk rantai saraf seperti saraf motoris simpatis dan
ganglion yang terbentuk antara saraf satu dengan yang lain yang terhubung
dengan organ visceral yang disarafinya. (Lestariningsih.2018)

5. Fungsi saraf parasismatis

a. Memperambat denyut janttung

b. Memperlebar bronkus

c. Menaikkan tekanan darah

d. Mempercepat gerak piristaltik

e. Mempersempit pupil

f. Mempercepat sekresi empedu

g. Menaikkan sekresi ludah

h. Menurunkan sekresi adrenalin (Lestariningsih.2018)

6. Peerbedaan saraf simpatis dengan parasimpatis

Perbedaan Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik Perbedaan Saraf Simpatik dan
Saraf Parasimpatik dapat dilihat dalam 3 cara yaitu berdasarkan gangglion,
interaksi, dan fungsi-fungsi dari saraf yang sesuai dengan berikut ;

a) Berdasarkan Letaknya Saraf Simpatik: Berpangkal pada medula


spinalis (sumsum tulang belakang) Saraf Parasimpatik: Berpangkal
pada medula oblongata (sumsum lanjutan)

b) Berdasarkan Ganglion Saraf Simpatik Ganglion saraf simpatik


berada dekat dengan sumsum tulang belakang. Serabut pada saraf
simpatik memiliki ukuran yang pendek, sedangkan dari

172

pacaganglionnya meningkat panjang Saraf Parasimpatik: Serabut
praganglion saraf parasimpatik memilliki ukuran pada serabut
pacaganglion pendek. yang panjang. Sedangkan Ganglia neuron
parasimpatik terletak atau berada di dalam orang.

c) Berdasarkan Cara Kerjanya Saraf Simpatik: Merangsang / Percepat


kerja organ-organ tubuh Saraf Parasimpatik Menghambat kerja
organ-organ Sistem saraf simpatikGanglion saraf simpatik berada
dekat sumsum tulang belakang, sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran
pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran
panjang.Saraf simpatik keluar dari bagian bawah otak Sistem saraf
parasimpatik. Memiliki urat praganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan nervus vagus bersama cabang-
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung. Dan memiliki serabut pascaganglion yang
pendek. Ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat atau di dalam
organ target. Saraf parasimpatik keluar dari bagian tengah dan
bawah sumsum tulang belakang. Apabila dilihat dari cara kerjanya
seperti sistem saraf simpatik merangsang kerja organ. Sedangkan
sistem saraf parasimpatik menghambat kerja organ Peranan utama
komponen simpatik dan parasimpatik sistem saraf otonom pada
divisi motoris dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Pada
saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara
sistem saraf pusat dan efektor yang dinamakan ganglion.Cara Kerja
Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik Saraf Simpatik.Terdapat
dua jenis neuron (sel saraf) yang terlibat dalam menyalurkan sinyal
(impuls) dari sistem saraf simpatis, yaitu sel saraf post-ganglionic
dan sel saraf pre-ganglionic. Sistem kerjanya adalah neuron (sel
saraf) pre-ganglionik akan melepaskan senyawa kimia berupa
asetilkolin ke dalam neuron post-ganglionik. Setelah neuron post-
ganglionik terangsang, maka ia akan melepaskan norepinephrine

173

yang akan mengaktifkan reseptor (penerima sinyal) di organ yang
dituju. Saraf Parasimpatik Cara kerja saraf parasimpatik sebenarnya
hampir sama dengan saraf simpatis, tetapi yang menjadi perbedaan
adalah sinyal yang dikeluarkan oleh neuron post-ganglionik adalah
bersifat kolinergik (norepinephrine), bukan bersifat adrenergic
(epinephrine). Jadi, sifat kolinergik inilah yang membuat kerja
parasimpatik terbalik dengan simpatik.Oleh karena sinyal yang
dikeluarkan berbeda, maka mekanisme yang dilakukan oleh sistem
saraf parasimpatik sering juga disebut dengan rest and digest. Hal ini
karena pengaturan tubuh oleh saraf parasimpatik berhubungan
dengan pengaturan saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat dan
membantu dalam mengendalikan proses pencernaan dan juga proses
eksresi. Jalur Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik Jalur saraf
otonom (simpatik dan parasimpatik) melibatkan dua sel saraf yaitu
satu sel terletak di batang otak, sedangkan yang satunya lagi terletak
di sumsum tulang belakang. Sel saraf ini dihubungkan dengan sel
saraf yang lain yang terletak di gugusan sel saraf (ganglion otonom)
melalui serabut saraf. Serabut saraf dari ganglion inilah yang
terhubung ke organ-organ di dalam tubuh.Sebagian besar ganglion
pada saraf simpatis berada di sumsum tulang belakang pada kedua
sisinya. Saraf simpatik disebut juga dengan sistem torakolumbar,
Karena saraf nya yang keluar dari sumsum tulang belakang
setentang dengan ruas tulang dada (thoraks) dan pinggang (lumbal).
Sistem saraf simpatik memiliki 25 ganglion atau simpul saraf yang
terdapt di sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
parasimpatik berpangkal pada sumsum tulang lanjutan (medula
oblongata) dan dari tulang sacrum, sehingga saraf parasimpatik
disebut juga dengan sistem kraniosakral. Ganglion untuk saraf
parasimpatik terletak di dekat organ yang
dipersarafinya.(Siana.2018).

174

J. HUBUNGAN SISTEM SARAF DENGAN REPRODUKSI WANITA

1. Peran Saraf pada Proses Persalinan


Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
cairan amnion dari dalam uterus menuju jalan lahir, kontraksi uterus seperti
gelombang peristaltik, mulai dari fundus ke bawah dan berakhir dengan
pengeluaran fetus. Kontraksi uterus sebagai salah satu penentu kemajuan
persalinan. Selain itu, kontraksi uterus menjadi sumber kekuatan penting yang
menghasilkan dilatasi serviks, menjadikan fetus keluar dan lepasnya plasenta. Otot
di bagian serviks mudah tertarik dan membuka karena tidak memiliki terlalu bayak
otot. Penipisan dan pembukaan jalan lahir terjadi jika ada tekanan dari bagian janin
yang keras misalnya kepala. Relaxin dihasilkan oleh ovarium meningkat jumlahnya
di saat akhir kehamilan, sehingga otot-otot ibu tidak menjadi terlalu lelah dan
memperkenankan ibu yang sedang bersalin meredakan nyeri persalinan (Buroughs
dan Leifer, 2001).
Rasa nyeri saat kontraksi menuntut Ganong (2008), disebabkan oleh iskemi
dalam korpus uteri yang diteruskan serabut saraf melalui saraf sensorik di pleksus
hipogastrik ke sistem saraf pusat. Selain itu, timbulnya kontrksi saraf diakibatkan
dari faktor saraf ganglion servikalis. Ganglion servikalis meraangsang timbulnya
kontraksi pada uterus karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul
sehingga menekan dan menggesek ganglion servikalis. Adpun teori nyeri dari
Melzak dan Wall. Beliau mengemukakan teori yang bernama teori pengendalian
gerbang (gate control theory). Teori ini lebih konprehensip dalam menjelaskan
transmisi dan persepsi nyeri. Rangsangan atau inpuls nyeri yang disampaikan oleh
saraf perifer ke korda spinalis dapat dimodifikasi sebelum transmisi ke otak. Sinaps
dalam dorsal medulla spinalis berktifitas seperti pintu untuk mengizinkan inpuls
masuk ke otak. Kerja kontrol gerbang ini menguntungkan dari kerja serat saraf
besar dan kecil yang keduanya berada dalam rangsangan akar ganglion dorsalis.
Rangsangan pada serat akan meningkatkan aktifitas substansi gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu sehingga katifitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rasa nyeri terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat
langsung merangsang ke korteks serebi dan hasil persepsinya akan dikembalikan
ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi

175

aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansi
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T meningkat yang
akan menghantarkan ke otak atau sistem saraf pusat. Jadi seksio oleh fakator saraf
yang sampai pada sistem saraf pusat lalu menghantarkan rangsangan berupa nyeri
untuk mendorong janin keluar.

2. Faktor Saraf dalam Mekanisme Persalinan Normal


Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik si ibu maupun janin
(Saifuddin, 2006). Saraf yang bekerja dalam proses ini yaitu saraf sensorik
dipleksus hipogastrik, saraf ganglion servikalis, hipose anterior, hipofise
posterior, hipotalamus dan sistem saraf pusat.
Mekanisme persalinan normal yaitu rahim berhasil mendorong janin keluar.
Rahim memiliki lapisan dinding rahim yang bernama lapisan miometrium yang
berfungsi mendorong janin keluar. Lapisan ini adalah lapisan tengah dari
dinding rahim yang terdiri dari sel-sel otot polos dan mendukung perubahan
uterus serta serviks. Lapisan miometrium didukung oleh saraf yang ada di
reproduksi wanita, contohnya yaitu saraf ganglion servikalis. Saraf ganglion
servikalis bekerja aktif untuk menghantarkan sinyal menuju otak atau sistem
saraf pusat. Hal ini akan menimbulkan rangsangan yaitu nyeri karena janin
menekan ganglion servikalis (saraf ganglion servikalis) dan terjadilah kontraksi.
Kontraksi ini merupakan tekanan dan penggesekan akibat besarnya kepala janin
menuju serviks. Akibat dari kontraksi tersebut, si ibu menjadi mengejan dan
bayi pun dapat keluar.
Mekanisme Kerja Saraf dalam Persalinan Normal

Ganglion Servikalis Saraf Ganglion Sistem Saraf


ditekan oleh Janin Servikalis Pusat

Kontraksi Sistem Saraf Pusat


Mengantar Sinyal
176 Berupa Nyeri

Gambar 2.1 Bagan

3. Faktor Saraf dalam Mekanisme Persalinan Seksio Seksarea

Gambar 2.2 Seksio Seksaria.


(sumber: Wordpress, 2013)

Mekanisme kerja saraf dalam persalinan seksio sama seperti persalinan normal.
Timbulnya nyeri kontraksi karena sistem saraf pusat mengirim sinyal berupa nyeri
ke saraf ganglion servikalis. Hal ini karena ganglion servikalis mengalami
penekanan dan gesekan akibat janin yang akan keluar. Oleh karena itu, nyeri
kontraksi yang dialami wanita dengan persalinan seksio sama seperti persalinan
normal. Hanya saja, ada suatu tindakan yang membedakan. Mekanisme kerja saraf
yang menimbulkan nyeri kontraksi pada persalinan normal akan reda dengan
sendirinya. Jika dalam persalinan seksio, mekanisme kerja saraf yang menimbulkan
nyeri kontraksi bisa mereda dengan anestesi. Dimana persalinan seksio adalah
persalinan yang memerlukan proses operasi bedah karena ada suatu hal emergency
yang dapat mempengaruhi proses lahir normal dari ibu dan bayi, misalnya seperti
terlilitnya tali pusar pada janin.

177

4. Massage atau Pijatan untuk Meredakan Nyeri Persalinan
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls rasa sakit yang di bawah oleh saraf yang
berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls
diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls
rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan
sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa
usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan
awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang
berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Beberapa macam massage yang dapat
dilakukan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu :

1. Metode Effleurage

Gambar 2.3 Metode Effleurage.


(sumber: Tujuh Lapan, 2016)

Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk


stimulasi kulit yang digunakan selama proses persalinan dalam menurunkan
nyeri secara efektif. Effleurage berasal dari bahasa Prancis. Ketika catatan
dari Dr. Fernand Lamazes diterjemahkan dari bahasa Prancis ke dalam
bahasa Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage (Mons Dragon,
2004).
Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat,
dan panjang atau tidak putus. Teknik ini menimbulkan relaksasi. Dalam

178

persalian, effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang
lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat,
tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permuaan kulit. Pijatan effleurage
dapat juga dilakukan di punggung. Tujuan utamanya adalah relaksasi.
Ilustrasi gate control theory dapat ditemukan di teknik effleurage,
bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan
perjalanan sensasinya lebih lambat daripada serabut sentuhan yang luas.
Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan
ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri
dirasakan dalam otak. Effleurage atau pijatan pada abdomen yang teratur
dengan latihan pernapasan selama kontraksi digunakan untuk mengalihkan
wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya massage yang
mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan
endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat membuat pasien
lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot (Monsdragon, 2004).

179

2. Metode Massage Abdominal Lifting

Gambar 2.4 Metode Massage Abdominal Lifting.


(sumber: Tujuh Lapan, 2016).

Pemberian massage abdominal lifting dapat diberikan pada ibu


inpartu kala 1 fisiologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dengan
memperhatikan keadaan dan kondisi ibu. Pijatan dapat menenangkan dan
merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan. Pijatan
pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman.
Usapan pelan pada perut (abdominal liftng) juga akan terasa nyaman saat
kontraksi. Rencana untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai
dalam persalinan dapat dipilih sebagai berikut : sentuhan pelan dengan
ketukan berirama, usapan keras, pijatan untuk melemaskan otot-otot yang
kaku, dan pijatan keras atau gosokan di punggung (Simkin., Walley., dan
Keppler, 2008). Metode massage abdominal lifting adalah dengan cara
membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak
tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien,
kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah
puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulangi lagi dan begitu
seterusnya (Gadysa, 2009).

180

BAB IV

SISTEM PERKEMIHAN

A. GINJAL

1. PENGERTIAN GINJAL

Ginjal adalah salah satu organ penting tubuh yang berfungsi untuk
menyaring darah. Ginjal terletak di sepanjang dinding otot bagian
belakang (otot posterior) rongga perut. Bentuk ginjal menyerupai
kacang yang berukuran sekepalan tangan. Ginjal dilengkapi dengan
sepasang ureter, sebuah kandung kemih dan uretra yang membawa urin
keluar.

Manusia memiliki sepasang ginjal yang bagian kirinya terletak


sedikit lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena adanya organ hati
yang mendesak ginjal kanan. Ginjal juga dilindungi oleh tulang rusuk
dan otot punggung. Selain itu, jaringan adiposa (jaringan lemak)
mengelilingi ginjal dan berperan sebagai bantalan pelindung ginjal.

Posisi ginjal | Sumber: opentextbc.ca

181

2. STRUKTUR GINJAL

Sumber: opentextbc.ca

Secara umum, anatomi ginjal manusia dibagi menjadi tiga bagian


dari yang paling luar ke paling dalam, yaitu korteks ginjal, medula
ginjal, dan pelvis ginjal.

1. Korteks (Cortex)

Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks
ginjal dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak, untuk
melindungi bagian dalam ginjal.

2. Medula (medulla)

Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang halus dan dalam.


Medula berisi lengkung Henle serta piramida ginjal, yaitu
struktur kecil yang terdapat nefron dan tubulus.Tubulus ini
mengangkut cairan ke ginjal yang kemudian bergerak menjauh
dari nefron menuju bagian yang mengumpulkan dan
mengangkut urine keluar dari ginjal.

182

3. Pelvis ginjal (renal pelvis)

Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong di bagian paling


dalam dari ginjal. Ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam
perjalanan ke kandung kemih. Bagian pertama dari pelvis ginjal
mengandung calyces. Ini adalah ruang berbentuk cangkir kecil
yang mengumpulkan cairan sebelum bergerak ke kandung
kemih.

Hilum adalah lubang kecil yang terletak di bagian dalam ginjal,


di mana ia melengkung ke dalam untuk menciptakan bentuk
seperti kacang yang berbeda. Pelvis ginjal melewatinya, serta:

a. Arteri ginjal, membawa darah yang kaya akan oksigen


dari jantung ke ginjal untuk proses filtrasi.
b. Vena ginjal, membawa darah yang disaring dari ginjal
kembali ke jantung.

Ureter adalah tabung otot yang mendorong urine ke dalam


kandung kemih.

Sumber: opentextbc.ca

183

Nefron adalah bagian anatomi ginjal yang bertanggung jawab untuk
penyaringan darah. Nefron mengambil darah, memetabolisme nutrisi, dan
membantu mengedarkan produk limbah hasil penyaringan.

Nefron meluas melewati area korteks dan medulla ginjal. Setiap ginjal
memiliki sekitar satu juta nefron, yang masing-masing memiliki struktur internal
sendiri. Berikut adalah bagian dari nefron:

A. Badan malphigi

Setelah darah masuk ke nefron, darah masuk ke badan malpighi


(korpus ginjal). Badan malphigi mengandung dua struktur tambahan yaitu:

1. Glomerulus, kelompok kapiler yang menyerap protein dari


darah yang melalui badan malphigi.
2. Kapsul Bowman, kantong yang membungkus glomerulus.

B. Tubulus ginjal

Tubulus ginjal adalah serangkaian tabung yang dimulai


setelah kapsul Bowman dan berakhir di tubulus pengumpul
(collecting duct). Setiap tubulus memiliki beberapa bagian:

1. Tubulus proksimal merupakan tubulus yang paling


dekat dengan glomerulus, bentuk tubulus ini berbelit-
belit. Berfungsi untuk menyerap air, natrium, dan
glukosa kembali ke dalam darah.
2. Lengkungan Henle (loop of henle) merupakan bagian
dari tubulus ginjal yang membentuk lengkungan ke
bawah, dan berada di antara tubulus proksimal dan

184

distal. Berfungsi menyerap kalium, klorida, dan natrium
ke dalam darah.
3. Tubulus distal merupakan tubulus yang berada di akhir
rangkaian tubulus ginjal yang bentuknya berbelit-belit.
Berfungsi untuk menyerap lebih banyak natrium ke
dalam darah dan mengambil kalium serta asam.

Limbah atau cairan yang disaring dari nefron


dilewatkan ke dalam tubulus pengumpul, yang mengarahkan
urine ke pelvis ginjal. Pelvis ginjal dengan ureter
memungkinkan urine mengalir ke kandung kemih untuk
ekskresi.

C. CARA KERJA GINJAL

Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk menyaring darah


dan membuat urin.Setiap hari, dua ginjal menyaring sekitar 120-150
liter darah untuk memproduksi sekitar 1-2 liter urine, terdiri dari limbah
dan cairan ekstra. Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui
ureter, yang ada di setiap sisi kandung kemih, untuk disimpan.

Berikut adalah cara kerja ginjal saat menyaring darah dan memproduksi
urine:

1. Filtrasi ( Penyaringan )

Proses pembentukan urine diawali dengan penyaringan


(filtrasi) darah, yang dilakukan oleh glomerulus pada darah
yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan
Malpighi.Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer,
yang mengandung air, glukosa, garam serta urea. Zat-zat
tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam kapsul
Bowman.

185

2. Reabsorpsi ( Penyerapan Kembali )

Setelah urine primer tersimpan sementara dalam kapsul


Bowman, kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam
perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses
pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi.Zat-zat yang
masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam
tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung
Henle. Penyerapan kembali dari urine primer akan
menghasilkan urine sekunder. Urine sekunder memiliki ciri
berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.

3. Augmentasi ( Pengeluaran Zat )

Proses pembentukan urine yang terakhir adalah pengeluaran


zat (augmentasi). Urine sekunder yang dihasilkan tubulus
proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus
distal.Urine sekunder akan melalui pembuluh kapiler darah
untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi
tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya yang
disusun oleh zat urea, amonia, sisa-sisa metabolisme protein,
dan zat racun di dalam darah.

D. HORMON PADA GINJAL

1. Hormon yang bekerja pada ginjal :

a. Hormon Antidiuretik ( ADH atau Vasopressin )

Merupakan petida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis


posterior, hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada
duktus kolektifus.

b. Hormon Aldosteron

186

Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks
adrenal, hormone ini meningkatkan reabsorpsi natrium
pada duktus kolektifus.

c. Hormon Peptida Natriuetik ( NP )

Diproduksi oleh sel jantung dan meningkatkan ekskresi


natrium pada duktus kolektifus.

d. Hormon Paratiroid

Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar


paratiroid, hormon ini meningkatkan ekskresi fosfat,
reabsorpsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.

2. Hormon yang dihasilkan Ginjal

a. Renin

Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus


jukstaglomerular, hormone ini menyebabkan pembentukan
angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada
tubulus proksimal dan bekerja melalui aldosteron ada
tubulus distal.

b. Vitamin D

Merupakan hormon steroid yang di metabolisme di ginjal,


berperan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari
usus.

c. Eritropoeitein

Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormone ini


meningkatan pembentukan sel darah merah di sumsum
tulang.

187

d. Prostaglandin

Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada


tonus pembuluh darah ginjal.

B. URETER

1. Definisi Ureter
Ureter merupakan bagian dari sistem perkemihan yang berperan
dalam proses pembentukan dan pembuangan sisa metabolisme dan
kelebihan cairan dalam bentuk urine. Ureter adalah suatu saluran muskuler
berbentuk silinder atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih, ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang berjalan menuju
distal dan kemudian bermuara pada kandung kemih menjadi satu. Ureter
terdiri dari dua saluran terletak di kanan dan kiri, ureter memiliki panjang
sekitar 20-30 cm dan dengan diameter 0,5 cm sedangkan diameter
maksimalnya 1,7 cm, ureter ini berada dekat dengan kandung kemih.
Pada ureter pria terdapat di dalam visura seminalis atas yang
disilangi oleh duktus deferens dan dielilingi oleh plekus vesikalis.
Kemudian ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm didalam dinding kandung
kemih pada sudut lateral dari trigono vesika. Sedangkan pada wanita ureter
terdapat pada belakang fossa ovarika yang berjalan ke bagian medial dan ke
depan ke bagian lateral serviks uteri di bagian atas vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya ureter didampingi oleh arteri
uteria sepanjang 2,5 cm dn selanjutnya menyilang ureter dan menuju ke atas
di antara lapisan ligamentum. (Muhlisin, 2019)
2. Bagian-bagian Struktur Ureter

188

(Sumber : Onoini, 2018)
Ureter terletak dekat dengan kandung kemih, dimulai dari hilus
ginjal mengarah pada kandung kemih. Lebih dari itu ureter dibedakan
menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut :
1. Pelvis Intravesikalis
2. Pars Abdominalis

Dinding yang menyusun ureter yaitu mukosa yang telah disusun


dengan sel transisional oleh otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat
bergerak kontraksi dapat dilepaskan urine ke buli-buli. Selanjutnya ureter
ini juga memiliki dua bagian yaitu ureter pars pelvika dan ureter pars
abdominalis. Pars ureter palvika berada pada persilangan vasa iliaka sampai
pada dalam buli-buli. Kemudian ureter pars abdominalis diletakkan pada
pelvis renalis sampai pada menyilang di vasa iliaka, setelah itu dilihat dari
sisi radiologis maka ureter dibedakan menjadi 3 bagian yaitu ureter
proksimal, ureter medial, dan ureter distas. (Muhlisin, 2019)

3. Fungsi Ureter
Dalam ginjal manusia, ureter mempunyai fungsi antara lain sebagai
berikut :
1. Sebagai penghubung ginjal dan kandung kemih.
2. Mendorong pergerakan urine dengan bantuan kontraksi (gerak
peristaltik) dari otot olos.
3. Melakukan pencegahan kembalinya urine dari kandung kemih
yang di bantu oleh katup (vulva).

189

Sebagai penghubung ureter berfungsi untuk mengirimkan urine dari
ginjal lalu di tamping dikandung kemih, lalu urine akan keluar jika sudah
mencapai 300 cc. Pada lapisan dari dinding ureter tersusun atas otot polos
sirkuler dan longitudinal yang mengakibatkan munculnya gerakan
peristaltik atau kontaksi yang terjadi secara terus menerus dengan waktu
setiap 5 menit sekali. Tujuan dari kontraksi tersebut adalah supaya air kemih
yang kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk pancaran, kemudian melalui
osteum uretrakus.

Dalam tubuh manusia fungsi ureter berperan sangat penting pada


proses ekskresi. Ureter merupakan bagian yang berfungsi mengirimkan
urine dari ginjal ke kandung kemih dan juga berfungsi sebagai penghubung
antara ginjal dan kandung kemih. (Onoini, 2018)

4. Perjalanan Ureter
1. Ureter bagian atas berjalan dari ginjal sebagai pelvis renal. Pelpis renal
berbentuk sebagai corong yang mengalami pembesaran. Terletak di
dalam hilum ginjal dan menerima kaliks mayor.
2. Pelvis renal berubah menjadi ureter saat keluar dari hilum ginjal. Ureter
berjalan secara vertikal ke arah bawah di belakang peritoneum parietal
pada muskulus psoas (Muskulus psoas memisahkan ureter dari ujung
prosesus transversal vertebrae lumbar). Ureter memasuki pelvis dengan
menyebrangi bifurcatio arteri iliaka komunis di depan sendi sakroiliaka.
Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju
ragio spina ischiadika, dan ureter saat di ragio spina ischiadika akan
berbelok ke arah depan dan memasuki vesika urinaria sudut lateral.
(Micro Medical Multimedia)
5. Perbedaan Perjalanan Berdasarkan Jenis Kelamin (Dibagian Pelvis)
1. Pria
Ureter memasuki pelvis dengan menyebrangi bifurcatio arteri iliaka
komunis di depan sendi sakroiliaka. Ureter berjalan ada dinding lateral
pelvis di depan arteri iliaka internal ke regio spina ischial dan berbelok
ke arah depan dan memasuki vesika urinaria pada sudur lateral. Saat

190

akan berakhir, ureter menyebrangi vas deferens. Kemudian ureter
berjalan secara oblik menembus dinding vesika urinaria sedalam 1,9 cm
sebelum membuka ke dalam vesika urinaria.
2. Wanita
Ureter menyebrang jalan masuk pelvis (Pelvic inlet) di depan bifuracito
arteri iliaka komunis. Ureter berjalan ke bawah dan belakang di depan
arteri iliaka internal dan di belakang ovarium hingga mencapai regio
spina ischal. Ureter akan belok ke arah depan dan medial diantara basis
ligamen besar, dimana ureter akan menyebrangi arteri uterin. Ureter
kemudian berjalan ke depan, terletak lateral terhdap fornix lateral vagina
dan memasuki vesiaka urinaria. (Micro Medical Multimedia )

Sumber : Micro Medical Multimedia

C. VESIKA URINARI

1. Pengertian Vesika Urinaria


Kandung kemih, dalam anatomi mamalia, adalah organ tubuh yang
mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air
kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra.
Kandung kemih atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3
lapisan otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang pubis
di dalam rongga pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin orang dewasa
pada umumnya kurang lebih 500 ml. Secara anatomi kandung kemih terdiri atas

191

3 permukaan, yaitu permukaan superior, permukaan inferiolateral dan
permukaan post erior (Wikipedia:2017).

Gambar 1. Kandung Kemih/Vesika Urinaria

Sumber: Ahablogweb,2017, Kandung Kemih (Vesika Urinaria) : Pengertian,


Struktur, Fungsi, Ilmu dasar, dilihat pada 2017
<https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Struktur-Fungsi-Kandung-
Kemih-Vesika-Urinaria-adalah.html>

2. Fungsi Vesika Urinaria


Fungsi dari Vesika Urinaria memiliki beberapa faktor penting bagi tubuh
yaitu :
a. Temp at penyimpanan sementara urin atau air kencing sementara sebelum
dikeluarkan dari dalam tubuh
b. Dapat mencegah tekanan dari urin jika urin bertambah sehingga bisa
menyimpan urin lebih banyak.
c. Jika sudah penuh Vesika Urinaria memberikan impuls ke otak untuk buang
air kecil
d. Dapat mencegah urin keluar sendiri jika Vesika Urinaria penuh
e. Membantu proses buang air kecil dengan kontraksi otot.

192

3. Bagian-B agian Dan Struktur Vesika Urinaria
1. Bagi an-bagian yang terdapat di dalam Vesika Urinaria yaitu :
a. Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,
bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi o
leh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
b. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks yaitu bagian yang runcing kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
2. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan
a. Lapisan sebelah luar (peritonium)
b. Tunika muskularis (lapisan otot)
c. Tunika submukosa
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)

3. Struktur Vesika Urinaria

193

Gambar 2. Struktur Vesika Urinaria
Sumber: Ahablogweb,2017, Kandung Kemih (Vesika Urinaria) : Pengertian,
Struktur, Fungsi, Ilmu dasar, dilihat pada 2017
<https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Struktur-Fungsi-Kandung-
Kemih-Vesika-Urinaria-adalah.html>

Bagian utama dari kantung kemih adalah otot detrusor yang terdiri dari otot
spiral, longitudinal dan sirkular. Ketika hendak mengeluarkan urin, maka otot
ini akan melakukan kontraksi dengan mengirimkan sinyal parasimpatik.
Lapisan dari vesika urinari dari luar ke dalam adalah Lapisan Seroa (Peritoneum
Parietal), Lapisan Subserosa (Fascia Endopelvina), Lapisan Otot (M.
Detrussor), Lapisan Submukosa, dan Lapisan Mukosa. Bagian puncak (apex)
dari kandung kemih menghadap ke bagian simpisis pubis, sedangkan bagian
dasarnya berhadapan dengan dengan rektum pada pria dan vagina pada wanita.
Bagian leher terdapat pada sisi bawah dimana vesika urinaria tampak
menyempit ke arah uretra. Bagian Tubuh atau badan merupakan bagian terbesar
pada kandung kemih. Pada kandung kemih terdapat bagian yang disebut
Trigone, yaitu suatu wilayah yang membentuk struktur seperti segitiga pada
dinding belakang kandung kemih. Trigone ini disusun oleh dua orifisia uretra
(bukaan uretra tempat masuknya kateter) dan interlal uretral orifisia (bagian
awal uretra).

194

Bagian leher kandung kemih disusun oleh otot detrusor yang membentuk
uretral sphincter internal. Sphincter ini akan menutup saat proses ejakulasi
untuk mencegah masuknya semen ke dalam kandung kemih. Sphincter ini
dikontrol secara tidak sadar. Juga terdapat Sphincter uretral externa yang
berfungsi untuk menahan urin sementara, spinchter ini dapat dikontrol secara
sadar (voluntary).

D. URETHRA

1. DEFINISI URETHRA
Urethra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan urin ke luar. Dalam anatomi, Urethra
adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar
tubuh. Urethra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih
atau ekskresi dan sistem seksual. ( widya.2014 )

2. STRUKTUR URETHRA PADA PRIA

Sumber : ( Daniel S. Wibowo. 2009 )

Uretra pria dari orifisium uretra interna di dalam visika urinaria sampai
orifisium uretra eksterna pada penis, panjangnya 17,5-20cm yang terdiri dari :

195

Sumber : ( Daniel S. Wibowo. 2009 )

a. Uretra Prospatika
merupakan saluran terlebar, panjangnya 3cm, berjalan hampir
vertikal melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih
dekat ke permukaan anterior. Pada dinding posterior terdapat krista uretralis
yang kadang-kadang melanjutkan diri ke uvula yang terdapat disebelah atas
dan mencapai uretra pars membranacea di sebelah bawah. Colliculus
seminalis adalah suatu penonjolan berbentuk avoid dari krista uretralis.
Pada puncak colliculus seminalis terdapat invaginasi kecil dari utriculus
prostaticus yang merupakan sisa ductus paramesonephros. Muara ductus
ejaculatorius terdapat pada kedua sisi utriculus. Sinus prostaticus
merupakan cekungan atau alur pada sisi krista uretralis dan sebagian besar
ductus prostaticus bermuara disitu.
( Daniel S. Wibowo. 2009 )
b. Urethra Membranacea
Bagian urethra ini mulai dari apex prostatae sampai bulbus penis,
berjalan kedepan bawah menembus diafragma pelvis dan diafragma
urogenitalis. Panjangnya sekitar 2cm terdapat di dalam diafragma
urogenitalis serta dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae, sehingga
merupakan bagian yang paling pendek dan sempit serta sukar dilebarkan
dari urethra laki-laki. Urethra ini beralih ke bulbus penis dengan sudut yang

196

hampir tegak lurus dan dindingnya menjadi lebih tipis dan lebar. ( Daniel S.
Wibowo. 2009 )

c. Urethra Pars Kavernosus

Saluran terpanjang dari urethra terdapat di dalam korpus kavernosus


urethra ke orifisium superfisialis, panjangnya kira-jira 15cm mulai dari pars
membranacea sampai diafragma urogenitalis. Pada keadaan penis
berkontraksi, urethra bagian ini akan membelok ke bawah dan ke depan.
Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis (6mm) dan
berdilatasi kebelakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang
akan membentuk fossa navfikularis urethra. ( Drs. H. Syaifuddin, AMK.
2007 )

d. Orifisium Urethra Eksterna

Merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi, berupa sebuah


celah vertikal. Kedua sisi ditutup oleh dua bibir kecil, panjangnya 6 mm. Ke
dalam urethra bermuara glandula urethralis dan dibagi dalam dua bagian :
a. Glandula yang terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus
kavernosus urethra ( glandula pars urethralis )
b. Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar di p
ermukaan atas disebut lakuna magma. Orifisium dari lakuna ini
menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung
keteter yang dilalui sepanjang saluran. ( Drs. H. Syaifuddin, AMK.
2007 )

3 . STRUKTUR URETHRA PADA WANITA

197

S umber : google.co.id
U rethra pada perempuan lebih pendek daripada laki-laki, panjangnya ha
nya sekitar 4cm dan sangat mudah dilebarkan tanpa mengurangi kerusakan.
Urethra ini dimulai dari collum vesicae, berjalan ke depan dan ke bawah
menuju ostium urethrae externum yang terletak diantara Labium Minus
Pudendi dan di depan ostium vaginae. Dalam perjalanna ini, urethra
menembus diaphragma pelvis. Dan diaphragma urogenitalis. Lumen urethra
akan tertutup bila tidak dilalui urine dan pada dinding posterior terdapat
lipatan longitudinal yang disebut crista urethralis. Dinding belakang urethra
bersatu dengan dinding depan vagina sehingga lebih mudah mengalami
kerusakan bila terjadi kesulitan saat melahirkan anak. Sphincter urethrae
externum pada perempuan tidak lengkap sehingga lebih sering mengalami
stress incontinence dibandingkan dengan laki-laki. Glandulae urethrales
bermuara lansung pada urehtra sedangkan glandula paraurethrales (skene)
mempunyai saluran yang bermuara pada vestibulum vaginae disisi ostium
urethrae externum.
( Daniel S. Wibowo. 2009 )

198

4. FUNGSI URETHRA

Uretra adalah tabung yang bertanggung jawab untuk memungkinkan


urin dapat meninggalkan tubuh dengan mengosongkan dari kandung kemih.
Pada pria, air mani juga meninggalkan tubuh melalui uretra. Fungsi utama
dari uretra pada wanita adalah untuk membawa urin dari tubuh. Pada pria,
fungsi uretra adalah untuk mengangkut semen dan urin dari tubuh. Ketika
organ kelamin laki-laki menegang, aliran urin diblokir dari uretra sehingga
membiarkan hanya semen yang akan keluar saat hubungan intim.Karena
perbedaan antara alat kelamin pria dan wanita, uretra sedikit berbeda di
setiap gender. Uretra wanita lebih pendek daripada laki-laki. Infeksi virus
dan bakteri cenderung menyebabkan uretritis, yang ditandai dengan
peradangan dan nyeri buang air kecil.

Setelah kandung kemih pria penuh, uretra membawa urin saluran


kencing untuk dikeluarkan. Uretra laki-laki juga membawa air mani dan
sperma keluar dari tubuh selama tindakan kegiatan intim. Uretra laki-laki
jauh lebih panjang daripada wanita. Namun, tabung pada wanita tidak
bertanggung jawab untuk memindahkan urine dan air mani. Sfingter uretra
mengontrol secara sadar dan tidak sadar saat buang air kecil. Otot-otot
termasuk otot sfingter uretra internal dan eksternal. Uretra laki-laki terbuat
dari empat bagian utama: uretra preprostatic, uretra prostat, uretra membran
dan uretra spons.

Pada laki-laki dan perempuan manusia, seperti halnya variasi


struktural, Anda akan melihat fungsi uretra yang berbeda. Pada wanita,
tabung kemih hanya berfungsi sebagai saluran keluar air seni dari kandung
kemih ke wilayah dekat organ intim wanita, sedangkan pada laki-laki; ia
terlibat dalam fungsi ganda yang merupakan pengalihan urin keluar dari
tubuh. Proses buang air kecil dikendalikan oleh baik tindakan sengaja dan
tidak sengaja di mana sfingter uretra eksterna bertanggung jawab atas
perintah yang disengaja atas ekskresi cairan urin. ( Hisham.2019 )

199

5. PENYAKIT PADA URETHRA

Tes Urine, cystoscope dan teknik x-Ray yang digunakan untuk menentukan
gangguan kritis organ ini yang, jika tepat waktu terdeteksi, dapat dengan mudah
disembuhkan. Tapi, karena lokasi infeksi pada daerah sensitif, pasien biasanya
sangat pemalu untuk mengungkapkan hal tersebut kepada penyedia layanan
kesehatan mereka. Beberapa kondisi medis umum struktur termasuk striktur
uretra, kanker, peradangan, infeksi, gangguan menular seksual, kelainan
bawaan, dan sebagainya. Uretritis disebabkan oleh infeksi mikroba dan
mengarah ke pembengkakan pada dinding batas tabung kemih, sedangkan
penyempitan pembukaan uretra disebut sebagai striktur uretra.

Sumber : google.co.id

Beberapa gejala umum di antara banyak dari gangguan ini sakit parah,
kesulitan dalam buang air, debit dan perdarahan, dll. Obat dan terapi bedah
merupakan tindakan pengobatan sering direkomendasikan, tapi pilihan ter
gantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan.

200

E. GLOMERULUS

1. Pengertian glomerulus ginjal

Gambar anatomi badan malphigi dan glomerulus (Sumber : Longenbaker,2011)

Glomerulus merupakan gulungan atau anyaman kapiler darah yang terletak


di dalam kapsula bowman (ujung buntu tubulus ginjal yang bentuknya seperti
kapsula cekung menutupi glomerulus yang saling melilitkan diri ). Glomerolus
menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah ke system vena melalui
areteriola eferen. Natrium secara bebas difiltrasi dalam glomerulus sesuai dengan
konsentrasi dalam plasma dan juga kalium difiltrasi secara bebas. Glomerulus pada
ginjal; ,merupakan sebutan yang namanya diberikan oleh ahli anatomi yang berasal
dari Italia, Marselo Malphighi (1628-1694). Struktur glomerulus disebut sel darah
malphigian. “Glomerulus” sendiri juga berasal dari bahasa lat in “glomus” yang
berarti “ bola dari benang”. Secara harfiah seperti “ sedikit b ola benang”. Namun
glomerulus juga berasal dari kata Yunani yang bverrti f ilter. Jamak dari glomerulus
disebut glomeruli.

201

Berdasarkan elektromikroskopis glomerolus berdiameter 200 μm, dibentuk
oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula bowman,
mempunyai dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari dalam kapiler
glomerulus dan filtrat dalam kapsula bowman, yaitu lapisan endotel kapiler dan
lapisan epitel khusus yang terletak diatas kapiler glomeroluus
Pada palaksanaan asuhan kebidanan kehamilan, terdapat perubahan pola
perkemihan, Ibu hamil trisemester III cenderung mengeluh sering kencing, maka
dalam penatalaksanaannya kita perlu memperhatikan bahwa perubahan pola
perkemihan sering kencing (poliuri)tersebut terjadi karena penurunan bagian
terendah janin. Kita perlu mengidentifikasi upaya penatalaksanaan keluhan system
sering kencing tersebut dengan perubahan antomi fisiologi system perkemihan pada
ibu hamil. Maka terdapat perubahan dalam homeostatis atau kesetimbangan dari
fisiologi system perkemihan manusia., seperti makhluk hidup lainnnya, berusaha
untuk mempertahankan homeostatis (kesetimbangan). Otak dan organ tubuh
lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen, keseimbangan cairan dan variable lainnya. Sistem kemih memainkan
peran eksretoris dan homeostatis penting. Sistem perkemihan mempunyai kaitan
erat dengan kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara nor mal bergantung
pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. (Sumber:Heni Puji, 2017)

2. Hubungan glomerulus dengan ginjal pada sistem eksresi manusia


Setiap hari 2 ginjal menyaring sekitar 120 hingga 150 liter darah
untuk menghasikan sekitar 1-2 liter urine, terdiri dari limbah dan cairan
ekstra. Darah memasuki ginjal melalui arteri cabang di dalam ginjal dalam
kelompok kecil pembuluh darah. Ada sekitar 1 ju ta glomeruli (kumpulan
glomerulus) atau filter pada setiap ginjal. Glomerulus melekat pada
pembukaan tabung cairan dan terkumpul di suatu tempat yang disebut
tubulus. Darah disaring terlebih dahulu di glomerulus dan cairan limbah
ekstramasuk, kemudian kedalam tubulus dan menjadi urine.

202

Gambar tahapan eksresi pada ginjal (Sumber : Oleh Tantri Alim, 2013)
3. Peran glomerulus pada proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi pada simpai bowman
berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus
ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada
glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal dan berlajut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal
darah yang terdiri dari bagian yang padat yaitu sel drah dan plasma darah.
Tahap pembentukan urine yang pertama disebut dengan proses filtrasi,
terjadi di g lomerulus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen, maak terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagaian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, diteruskan ke tubulus ginjal.
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan, arteri
renalis bercabang menjadi arteri interloburalis kemudian menjadi arteri
arkuata, arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yan g disebut glomerulus.

203

Glomerolus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman yang
terjadi penyaringan pertama dari kapiler darah yang meninggalkan simpai
bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena inferior.

4. Letak Glomerulus

Sebelum mengusik bagian glomerulus ginjal, kita perlu mengetahui letak


spesifik dari glomerulus pada sebuh ginjal. Secara umum, anatomi ginjal menusia
terdiri dari tiga bagian, yaitu korteks renal, medulla renal, dan pelvis renal.

1. Korteks renal/ kulit ginjal merupakan bagian terluar dari ginjal. Bagian ini
dikelilingi oleh kapsul renal dan lapisan lemak yang berfungsi untuk
melindungi struktur dalam organ dari kerusakan.
2. Medula renal merupakan jaringan ginjal yang halus. Bagian ini terdiri dari
lengkung henle seta piramida renal, yaitu struktur kecil yang berisi nefron
dan tubulus. Tubulus inilah yang berfungsi untuk mengangkut cairan yang
masuk dan mengeluarkan urine dari renal.
3. Pelvis renal/rongga ginjal merupakan bagian terdalam ginjal yang
berbentuk corong. Fungsi bagian ini adalah sebagai jalur bagi cairan untuk
berpindah dari renal menuju kandung kemih. Pelvis renal terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama pelvis renal terdiri atas calyces, yaitu ruang
berbentuk cangkir yang berfungsi untuk mengumpulkan cairan sebelum ke
kandung kemih. Selanjutnya cairan tersebut akan masuk ke hilum, yaitu
lubang kecil yang akan mengalirkan cairan tadi menuju kandung kemih.

Selain bagian ginjal diatas, ginjal juga tersusun atas nefron. Nefron/alat
penyaring terketak di sepanjang korteks hingga medulla renal. Fungsi nefron itu
sendiri adalah untuk menyaring darah, menyerap nutrisi, dan mengalirkan zat-zat
buangan ke urine.

Nefron terdiri atas beberapa bagian, yaitu :

1. Badan malphigi atau korpus renal. Badan malphigi terdiri ayas dua bagian,
yaitu glomerulus atau kumpulan kapiler yang menyerap protein dari darah,
dan kapsula bowman.

204

2. Tubulus renal, yaitu kumpulan tabung yang menjalar dari kapsul bowman
menuju tabung pengumpl (tubulus kolektivus). Kumpulan tabung ini terdiri
atas tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal.

Glomerulus merupakan gulungan pembuluh darah kapiler yang berada di dalam


sebuah kapsul sirkuler, yang disebut kapsula bowman. Zat yang di saring/ difiltrasi
pada glomerulus adalah ; darah, air (mineral), garam, glukosa, asam amino, urea,
dan limbah . Secara bersamaan , glomerulus dan kapsula bowman disebut dengan
korpuskulum renalis. Ginjal manusia memiliki sekitar satu juta glomerulus di
dalamnya. Glomerulus terdiri atas tiga tipe sel instrinsik yaitu ; sel endotel kapiler,
sel epitel yang dipisahkan dari sel endotel oleh mebrana basalis glomerular, serta
mesangial. Struktur glomerulus dapat dilihat seperti pada Gambar dibawah.
Glomerulus adalah tempat penyaring darah yang berperan dalam menyaring air,
garam, asam amino, glukosa dan urea. Serta menghasilkan urine primer.

5. Fungsi Glomerulus

Gambar proses filtrasi pada ginjal (Sumber : Shier et al.2002)

Fungsi utama atau paling penting glomerulus adalah sebagai alat penyaring/filtrasi
dimana ini adalah proses pertama darah disaring untuk mengahasilkan urine.
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk
kedalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke
glomerulus, tekanan darahpun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat
yang emmilki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan
filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat) tersusun atas :

205

1. Urobilin

2. Urea

3. Glukosa

4. Air

5. Asam amino

6. Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor

Urine primer yang berasal dari glomerulus akan diangkut ke tubulus kontortus
proksimal yang juga salah satu bagian dari nefron ginjal dan akan dilanjutkan ke
tahap penyerapan kembali (augmentasi).

Fungsi umum dari glomerulus yaitu :

1. Sebagai penyaring air, asam amino, glukosa, dan urea

2. Sebagai pengatur tekanan dan volume darah dengan sel jukstaglomerular

3. Menjalankan proses penyaringan atau filtrasi yang merupakan bagian dari


proses penyringan darah di nefron ginjal

4. Melakukan eleminasi atau racun pada darah

5. Sebagai penghasil urine primer yang harus diproses pada tahap berikutnya

6. Sebagai pencegah molekul dengan ukuran besar seperti protein masuk ke


nefron

7. Melakukan pembersihan zat kimia yang masuk melalui makanan atau


minuman, contoh ; seperti pemutih, penjernih, pengawet, pengental,
pewarna, penyedap, ataupun pemanis buatan.

8. Mensekresikan limbah nitrogen dari hasil metabolisme protein seperti urea


atau BUN, serta kretanin dan asam urat baik yang bersumber dari makanan
atau kerusakan otot.

9. Mempertahankan zat yang bermafaat seperti albumin (protein darah) dan


glukosa (gula darah) supaya kedua zat tersebut tidak tertukar.

206

F. TUBULUS

A. Susunan umum dari ginjal.

Gambar 2.1 Gambar anatomi ginjal

(Sumber : Shabrina.2018)


Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan
sisicekungnya menghadap kemedial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal
yaitutempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf
dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal. Manusia memiliki sepasang
ginjal yang bagian kirinya terletak sedikit lebih tinggi daripada ginjal kanan,
karena adanya organ hati yang mendesak ginjal kanan. Ginjal juga
dilindungi oleh tulang rusuk dan otot pu nggung. Selain itu, jaringan adiposa
(jaringan lemak) mengelilingi ginjal dan berperan sebagai bantalan
pelindung ginjal. Secara umum, anatomi ginjal manusia dibagi menjadi tiga
bagian dari yang paling luar ke paling dalam, yaitu korteks ginjal, medula
ginjal, dan pelvis ginjal.(Saiffuddin. 2009).

207

1. Korteks (Cortex)

Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar


korteks ginjal dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak,
untuk melindungi bagian dalam ginjal. (Shabrina.2018)

2. Medula (medulla)

Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang halus dan dalam.


Medula berisi lengkung Henle serta piramida ginjal, yaitu struktur
kecil yang terdapat nefron dan tubulus. Tubulus ini mengangkut
cairan ke ginjal yang kemudian bergerak menjauh dari nefron
menuju bagian yang mengumpulkan dan mengangkut urine keluar
dari ginjal. (Shabrina.2018)

3. Pelvis ginjal (renal pelvis)

Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong di bagian paling


dalam dari ginjal. Ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam
perjalanan ke kandung kemih. Bagian pertama dari pelvis ginjal
mengandung calyces. Ini adalah ruang berbentuk cangkir kecil yang
mengumpulkan cairan sebelum bergerak ke kandung kemih.
(Shabrina.2018). Hilum adalah lubang kecil yang terletak di bagian
dalam ginjal, di mana ia melengkung ke dalam untuk menciptakan
bentuk seperti kacang yang berbeda. Pelvis ginjal melewa tinya,
serta:

• Arteri ginjal, membawa darah yang kaya akan oksigen dari


jantung ke ginjal untuk proses filtrasi.
• Vena ginjal, membawa darah yang disaring dari ginjal k
embali ke jantung. (Shabrina.2018)

208

Gambar 2.2 gambar bagian ginjal

( Sumber : dedaunan.com)

B. Tubulus yang terdapat dalam ginjal.


Tubulus ginjal adalah serangkaian tabung yang dimulai setelah kapsul
Bowman dan berakhir di tubulus pengumpul (collecting duct). Setiap
tubulus memiliki beberapa bagian:

• Tubulus proksimal merupakan tubulus yang paling dekat dengan


glomerulus, bentuk tubulus ini berbelit-belit. Berfungsi
untuk menyerap air, natrium, dan glukosa kembali ke dalam
darah.
• Lengkungan Henle (loop of henle) merupakan bagian dari
tubulus ginjal yang membentuk lengkungan ke bawah, dan
berada di antara tubulus proksimal dan distal. Berfungsi
menyerap kalium, klorida, dan natrium ke dalam darah.
• Tubulus distal merupakan tubulus yang berada di akhir
rangkaian tubulus ginjal yang bentuknya berbelit-belit.
Berfungsi untuk menyerap lebih banyak natrium ke dalam darah
dan mengambil kalium serta asam.

209

• Tubulus koligens (collectives) Urin berjalan dari tubulus
kontortusdistal ke tubulus koligens yangapabila bersatu
membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus
papilaris Bellini. Tubulus koligens merupakan unsur
utamamedulla berjalan lurus.

C. Jenis-jenis dan fungsi dari Tubulus.


1. Tubulus Kontortus Proksimal (TKP)
Tubulus kontortus proksimal merupakan saluran panjang yang
berkelok-kelok mulai pada korpuskulum renalis kemudian menurun
ke dalam medulla dan menjadi lengkung Henle (loop of Henle).
Tubulus kontortus proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan
melintang korteks. TKP dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan
apeks sel menghadap lumentubulus memiliki banyak mikrovili
membentuk brush border (Eroschenko, 2003). Tubulus kontraktus
proksimal sebagai bagian nefron yang paling panjang dan paling
lebar membentuk isi kortek, didalamnya filtrat glomerulus mulai
berubah menjadi kemih oleh absorbsi beberapa zat dan penambahan
sekresi zat-zat lain. Salah satu fungsi utama dari tubulus kontraktus
proksimal adalah menyekresi kreatinin, albumin, protein,
karbohidrat dan substansi asing bagi organisme seperti penisilin. Hal
tersebut merupakan proses aktif yang disebut sekresi tubulus
(Junqueiraet al., 2007). Jumari (2007) menambahkan bagian tubulus
ginjal berfungsi memproses hasil filtrasi dari glomerulus untuk
direasorbsi atau dibuang dalam bentuk urin.
2. Lengkung Henle (LH)
Lengkung Henle (LH) merupakan saluran panjang berbentuk
seperti huruf U dapat dibedakan menjadi segmen tipis dan segmen
tebal. Lengkung henle memiliki lubang lebih lebar dari pada tubulus

210

kontortus distal karena dinding LH terdiri dari sel-sel gepeng dengan
inti menonjok ke dalam lumen. Bagian tipis lengkung Henle
merupakan kelanjutan dari tubulus kontortus proksimal, sebagian
besar berjalan turun (descenden) dan bagian tebal berjalan ke atas
(ascenden). Bagian tipis menyerupai kepiler darah sehingga sukar
dibedakan (Eroschenko, 2003). Lengkung Henle tebal strukturnya
sama dengan tubulus kontortus distal. Bagian descenden lengkung
henle bersifat permeabel terhadap air dan ion-ion, sehingga
memungkinkan pergerakan bebas air, Na+ dan Cl-. Sedangkan
bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan sangat aktif
mentranspor klorida ke cairan insterstitial. Bertanggung jawab
langsung pada hipertonisitas cairan insterstitial daerah medula
sebagai akibat kehilangan natrium dan klorida. Oleh karena itu,
cairan dalam tubulus yang mencapai tubulus kontortus distal adalah
hipotonik. Fungsi lengkung henle adalah mengatur tingkat osmotik
darah dan hipertonik (Eroschenko, 2003).

3. Tubulus Kontortus Distal (TKD)


Tubulus kontraktus distal seperti halnya tubulus kontraktus
proksimal tempatnya terdapat di kortek perbedaannya didasarkan
atas ciri-ciri tertentu yaitu pada sel tubulus kontraktus proksimal
lebih besar dari pada sel tubulus distal, sel tubulus kontraktus
proksimal memiliki brush border, yang tidak terdapat pada tubulus
distal. Lumen tubulus distallebih besar, dan karena sel-sel tubulus
distal lebih gepeng dan lebih kecil dari yang ada di tubulus
proksimal, maka tampak lebih banyak sel dan inti pada dinding
tubulus distal (Junqueraet al., 2007). Tubulus kontortus distal lebih
pendek dan tidak begitu berkelok dibandingkan dengan tubulus
kontortus proksimal.

211

Sel-sel tubulus kontortus distal secara aktif mereabsorpsi ion-ion Na
dari filtrat glomerular dan dimasukkan ke dalam
interstitium.Aktivitasreabsorpsi ini berlangsungbersamaan dengan
ekskresi ion H+ atau K+ ke dalam filtrat atau urin tubular
(Junqueraet al., 2007). Fungsi tubulus kontortus distal adalah untuk
menghasilkan urin sesungguhnya.
4. Tubulus koligens(collectives).
Tubulus koligens (tubulus collectivus) Urin berjalan dari
tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu
membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus
papilaris Bellini. Tubulus koligens merupakan unsur utama medulla
berjalan lurus. Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel
kubus, Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah untuk
menghasilkan urin sekunder dengan kadar urea tinggi, sedangkan
garis tengah duktus koligens terdiri atas sel-sel berwarna muda.
Tubulus yang besar dengan tubulus koligens yang lebih kecil yang
berasal masing-masing medullary ray ternyata saling mengadakan
hubungan tegak lurus mulai pada tubulus distal tetapi yang penting
pada tubulus koligens adalah mekanisme yang tergantung pada
hormon anti diuretik (ADH) untuk pemekatan atau pengenceran
terakhir urin. Dinding tubulus distal dan tubulus koligens sangat
mudah ditembusair bila terdapat ADH atau pengenceran terakhir
urin (Eroschenko, 2003)

212

Gambar 2.3 gambar tubulus

(Sumber : hisham.2019)

G. KELAINAN PADA SISTEM PERKEMIHAN

1. Pengertian Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut urogenital adalah suatu


sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dakam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Adapun susunan
sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal,
ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini bisa saja
terjadi gangguan-gangguan. Infeksi saluran urogenital umunya disebabkan
oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh proteus,
klebsieella, dan staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter.

2. Gangguan Sistem Perkemihan

213

1. Retensi Urine
Retensi urine adalah keadaan dimana penderita tidak dapat kencing
padahal kandung kemih. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan
mekanis pada uretra atau gangguan fungsional kandung kemih dan
sfingternya, misalnya pasca bedah setelah penderita bangun dari biusan.
Retensi urine kronik disebabkan obstruksi uretra yang semakin
hebat, sehingga akhirnya kandumg kemih mengalami dilatasi. Pada
keadaan ini kemih keluar terus menerus karena kapasitas kemih
terlampaui. Penderita tidak mampu berkemih lagi, tetapi urine keluar
terus tanpa terkendali . Sering penderita dianggap inkontinensia tetapi
kandung kemih yang penuh dapat diraba. Dan fundusnya mendekati
pusat pada palpasi perut. Penanganan terdiri dari katerisasi kandung
kemih untuk mengosongkannya dan kemudian harus diambil tindakan
untuk mencegah kambuhan.

Gambar 2.1 Retensi Urine (sumber : medkes.com)

2. Uretritis Akut

214

Gambar 2.2 Uretritis Akut (sumber : wordpress.com)

Uretritis akut biasanya disebabkan oleh infeksi gonore


atau Chlamydia trachomatus. Fase akut biasanya disertai disuria.
Kadang gejala dan tanda agak samaran serta tidak terlalu mengganggu.
Pada gonore kadang gejalanya lebih berat sampai bernanah. Infeksi
gonore yang disebabkan oleh diplokokus Neisseria
gonorrhoeae, merupakan penyakit penting sebab dapat menyebabkan
stritur fibrosa di uretra pasterior karena jaringan parut. Selain uretritis
akut yang bernanah, dapat pula menyebabkan prostatitis, epididimitis
akut dan proktitis. Secara hematogen menyebabkan arthritis akut.
Pada perempuan selain radang akut bernanah saluran kemih bawah,
sering juga ditemukan bartholinitis, yaitu radang kelenjar bartolin atau
glandula vestibularis mayor. Terapinya berupa pemberian antibiotik
berdasarkan biakan nanah, eksudat, atau endapan kemih sebab basil
Neisser sering resisten antibotik.

3. Pielonefritis

215

Gambar 2.3 Pielonefritis(sumber : nurulnetku.blogspot.com)

Pielonefritisa akut merupakan infeksi saluran kemih asendens


biasanya terjadi melalui refluks vesiko ureter. Selain itu pielonefritis
akut ini dapat disebabkan oleh statis, benda asing, cedera, atau
instrumasi.
Esensi diagnosis adalah demam, menggigil, nyeri pinggang, disuria,
polakisuria, piuria, bakteriuria dan biakan kemih positif.

4. Infeksi Saluran Urogenital


Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan
Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:

a. Sistitis

216

Gambar 2.4 Sititis (sumber : pusatmedik.org)

Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak


menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra
dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah
bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan
kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila
berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih
ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis
akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering
berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah
suprapubis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling
sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih
yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan
ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu
Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat
menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di
kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine,
yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal
menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
5. Penyakit Glomerular

217

a. Glomerulonefritis

Gambar 2.5 Glomerulonefritis(sumber : es.dreanstime.com)

Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan


oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih
sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut,
oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan
hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena
terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh
itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
b. Sindrom Nefrotik (nefrosis)

Gambar 2.6 Sindrom Nefrotik (sumber : mas.golden.blogspot.com)

Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang


dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein
akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus.

218

Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema
generalisata.

6. Obstruksi Saluran Kemih


Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu
ginjal dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan
disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak
diatasi.
a. Hipertrofi Prostat

Gambar 2.7 HipertrofiProstat (sumber : id.wikipedia.org)

Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin


pria dan wanita, yang terjadinya dengan meningkatnya usia.
Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan
membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol.
Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia
biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja
independen dengan menimbulkan efek berlawanan dengan
androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun,
testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat
timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.

H. HUBUNGAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN SISTEM


REPRODUKSI PEREMPUAN

219

A. Pengertian sistem perkemihan

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). (Arista.2016)

B. Pengertian sistem reproduksi perempuan

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi
(tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja,
Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja.Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan
interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang
biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Jadi anatomi fisiologi
sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.(Sarni.2018)

C. Hubungan sistem perkemihan dengan sistem reproduksi perempuan

Keduanya sangat berhubungan khususnya secara anatomi, pada wanita uretra


berdekatan dengan vagina dan terletak pada vesti bulum di vulva, selain itu vesica
urinaria berada di depan uterus. Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan
mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi atau sebaliknya. Laju filtrasi
glomerulus (glomerular filtration rate, GFR) maternal dan aliran plasma ginjal
(renal plasma flow, RPF) mulai meningkat pada awal kehamilan. Pada pertengahan
kehamilan, GFR maternal meningkat sebesar 50%; dan tetap meningkat selama
kehamilan. Sebaliknya RPF maternal mulai menurun pada trisemester ketiga. Ini
menyebabkan fraksi filtrasi ginjal meningkat selama sepertiga akhir kehamilan.
Akibat peningkatan GRF, kreatinin dan ureum serum pada kehamilan lebih rendah
dibandingkan pada keadaan tidak hamil. Bersihan kreatinin meningkat.

220

Peningkatan natrium yang terfiltrasi sebesar 60-70% juga menyertai peningkatan
GFR. Progesteron menyebabkan terjadinya buangan natrium dengan cara
mempengaruhi resorpsi natrium pada tubulus proksimal ginjal. Sebagai responnya,
aldosteron meningkat sekitar 2-3 kali kadar normal. Kapasitas reabsorpsi tubulus
ginjal yang relatif tetap disertai dengan peningkatan GFR menyebabkan penurunan
reabsorpsi glukosa dari tubulus proksimal pada ginjal wanita hamil. Dengan
demikian glukosa dapat terdeteksi dalam urin pada 15% wanita hamil yang normal.
Namun setiap wanita hamil dengan glikosuria harus diperiksa apakah mengalami
diabetes atau tidak.Volume cairan urin yang terdapat di dalam pelvis ginjal dan
ureter dapat meningkat dua kali lipat pada separuh akhir kehamilan. Sistem
pengumpul ginjal berdilatasi selama kehamilan akibat obstruksi mekanis oleh
uterus yang hamil disertai dengan efek relaksasi dari progesteron terhadap otot
polos. Dilatasi ini menurunkan kecepatan aliran urin di sepanjang sistem renal dan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal akut pada ibu. Hubungan ligament
sistem perkemihan dengan reproduksi perempuan yaitu sebagai pelindung organ-
organ refroduksi yang sebagai alur sistem perkemihan. Ligamentum Ovarii
Proprium atau Ligamentum Ovarium atau Ovarian Ligament merupakan serat
ligamen yang menghubungkan antara ovarium dengan wilayah permukaan lateral
pada rahim. Letak ligamen ini adalah dari wilayah ovarium fundus uteri bagian
belakang.(Devinta dan Andi.2018)

I. PROSES BERKEMIH DAN HAL YANG MEMPENGARUHI

A. Proses Berkemih

Proses berkemih normal memerlukan koordinasi fisiologik berurutan yang


dibagi menjadi 2 fase , yaitu fase penyimpanan dan fase pengosongan. Proses ini
melibatkan mekanisme volunter dan involunter karena secara anatomis sistem
saluran kemih bagian bawah mendapatkan innervasi dari serabut saraf aferen yang
berasal dari vesica urinaria dan uretra serta serabut saraf eferen berupa sistem
parasimpatik , simpatik, dan somatik. Spincter urethra external dan otot dasar
panggul berada dibawah kontrol volunter yang diperantarai oleh N. Pudendus,
sedangkan m. Detrusor vesicae dan spinchter urethra interna berada dibawah
kontrol sistem saraf otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak.

221

Proses berkemih dibagi menjadi 2 fase yaitu:

1. Pengisian Kandung Kemih


Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun spiral, memanjang
dan melingkar, tetapi batas lapisan yang jelas tidak ditemukan. Kontraksi
peristaltik yang teratur timbul 1-5 kali tiap menit akan mendorong urine dari
pelvis renal menuju kandung kemih, dan akan masuk secara periodic sesuai
dengan gelombang peristaltik. Ureter menembus dinding kandung kemih
secara miring, dan meskipun tidak ada sfingter ureter, kemiringan ureter ini
cenderung menjepit ureter sehingga ureter tertutup kecuali selama adanya
gelombang peristaltik, dan refluks urine dari kandung kemih ke ureter dapat
dicegah.
2. Pengosongan Kandung
Kemih Otot polos kandung kemih, seperti pada ureter, tersusun secara
spiral, memanjang, melingkar dan karena sifat dari kontraksinya otot ini
disebut muskulus detrusor, terutama berperan dalam pengosongan kandung
kemih selama berkemih. Susunan otot berada di samping kiri dan kanan
uretra, dan serat ini disebut spingter uretra interna, meskipun tidak
sepenuhnya melingkari uretra sepenuhnya. Lebih distal, terdapat spingter
pada uretra yang terdiri dari otot rangka, yaitu spingter uretra membranosa
(spingter uretra eksterna). Epitel kandung kemih tersusun dari lapisan
superfisial yang terdiri dari sel-sel gepeng dan lapisan dalam yang terdiri
dari sel kubus.
Susunan saraf pusat yang mengatur kandung kemih berpusat pada
lobus frontalis pada daerah yang disebut dengan area detrusor piramidalis.
Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa kontrol terpenting
terutama berasal dari daerah yang disebut dengan pembentukan retikular
mesensefalik pontin, yang kemudian disebut sebagai pusat berkemih pontin.
Sistem ini ditunjang oleh sistem reflex sakralis yang disebut dengan pusat
berkemih sakralis. Jika jalur persarafan antara pusat pontin dan sakralis
dalam keadaan baik, proses berkemih akan berlangsung baik akibat reflex
berkemih yang menghasilkan serangkaian kejadian berupa relaksasi otot

222

lurik uretra, kontraksi otot detrusor, dan pembukaan dari leher kandung
kemih dan uretra.
Sistem saraf perifer dari saluran kemih bawah terutama terdiri dari
sistem saraf otonom, khususnya melalui sistem parasimpatis yang
mempengaruhi otot detrusor terutama melalui transmisi kolinergik.
Perjalanan parasimpatis melalui nervus pelvikus dan muncul dari S2-S4.
Transmisi simpatis muncul dari T10-T12 membentuk nervus hipogastrikus
inferior yang bersama-sama dengan saraf parasimpatis membentuk pleksus
pelvikus. Persarafan parasimpatis dijumpai terutama di kandung kemih dari
dindingnya sangat kaya akan reseptor kolinergik. Otot detrusor akan
berkontraksi atas stimulasi asetil kolin. Serabut simpatis-adrenergik
mempersarafi kandung kemih dan uretra. Reseptor adrenergik di kandung
kemih terdiri dari reseptor alfa dan beta. Bagian trigonum kandung kemih
tidak mempunyai reseptor kolinergik karena bagian ini terbentuk dari
mesodermis, tetapi kaya akan reseptor adrenergic alfa dan sedikit reseptor
beta. Sementara uretra memiliki ketiga reseptor. Berkemih pada dasarnya
merupakan reflex spinal yang akan difasilitasi dan dihambat oleh pusat
susunan saraf yang lebih tinggi, dimana fasilitasi dan inhibisi dapat bersifat
volunteer. Urine yang memasuki kandung kemih tidak begitu meningkatkan
tekanan intravesika sampai telah terisi penuh. Selain itu, seperti juga jenis
otot polos lainnya, otot vesika memiliki sifat elastis, bila diregang,
ketegangan yang mulamula timbul tidak akan dipertahankan. Hubungan
antara tekanan intravesika dan volume vesika dapat dipelajari dengan cara
memasukkan kateter dan mengosongkan vesika, kemudian dilakukan
pencatatan tekanan saat vesika diisi oleh air atau udara dengan penambahan
50ml setiap kalinya (sistometri). Grafik antara tekanan intravesika dengan
volume vesika urinearia disebut sistometrogram. Kurva yang dihasilkan
menunjukkan adanya peningkatan kecil pada pengisian awal, kemudian
disusul oleh segmen yang panjang dan hampir rata pada pengisian
selanjutnya. Akhirnya timbul peningkatan tekanan yang tajam akibatnya
tercetus reflex berkemih. Keinginan pertama untuk berkemih timbul bila

223

volume kandung kemih sekitar 150 cc, dan rasa penuh timbul pada
pengisian sekitar 400 cc.
Pada kandung kemih, ketegangan akan meningkat dengan
meningkatnya isi organ tersebut, tetapi jari-jarinya pun bertambah. Oleh
karena itu, peningkatan tekanan hanya akan sedikit saja sampai organ
tersebut relatif penuh. Selama proses berkemih, otot perineum dan spingter
uretra eksterna relaksasi, otot detrusor berkontraksi dan urine akan mengalir
melalui uretra. Mekanisme awal yang menimbulkan proses berkemih
volunter belum diketahui secara pasti. Salah satu peristiwa awal adalah
relaksasi otot-otot dasar panggul, dan hal ini mungkin menimbulkan tarikan
ke bawah yang cukup besar pada otot detrusor untuk merangsang kontraksi.
Kontraksi otot perineum dan spingter eksterna dapat dilakukan secara
volunter, sehingga dapat menghentikan aliran urine saat sedang berkemih.
Melalui proses belajar seorang dewasa dapat mempertahankan kontraksi
spingter eksterna sehingga mampu menunda berkemih sampai saat yang
tepat.

224

Gambar 1. Refleks dan kontrol volunter berkemih ( sumber: sherwood,
lauralee.fisiologi manusia dari sel ke sistem.edisi 6.)

B. Faktor yang mempengaruhi proses berkemih


1. Faktor perkembangan
a. Janin : ginjal janin mulai mengekskresikan urin saat berusia antara
11 dan 12 minggu gestasi.
b. Bayi : kemampuan untuk memekatkan urine minimal ;urine
berwarna kuning jernih imaturitas neuromuscular menyebabkan
kontrol urin secara volunter tidak ada.
c. Anak : fungsi ginjal mencapai kematangan usia 1-2 tahun , urine
dipekatkan secara efektif, kontrol volunter ada, dan urin yang di
hasilkan 400-500 ml/hari.
d. Dewasa : ginjal mencapai ukuran maksimal usia 35 dan 40
tahun,urine yang di ekskresikan 1500-1600 ml/hari, setelah 50
tahun ukuran dan fungsi ginjal menurun, sebagian besar

225

penyusutan terjadi di korteks ginjal karena satu per satu nefron
hilang.
e. Lansia : sekitar 30% nefron hilang pada usia 80 tahun, aliran darah
ginjal menurun, kemampuan memekatkan urine berkurang, tonus
otot kandung kemih berkurang.
2. Faktor sosiokultural
Berhubungan dengan adat istiadat privasi berkemih berbeda-beda.
Seperti di Amerika Utara fasilitas berkemih merupakan hal privasi,
sedangkan budaya eropa fasilitas berkemih digunakan bersama-sama .
3. Faktor psikologis
Ansietas dan stres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk
berkemih dan frekuensi berkemih meningkat atau individu tidak mampu
berkemih sampai tuntas dikarenakan sfingter uretra eksternal tidak
berelaksasi secara total.
4. Kebiasaan pribadi
Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih penting untuk individu,
beberapa individu memerlukan ditraksi agar rileks.
5. Tonus otot
Lemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi
kandung kemih dan kontrol sfingter uretra ekstema, selain itu
penggunaan kateter urine yang lama dapat menyebabkan hilangnya
tonus kandung kemih atau kerusakan pada sfingter uretra.
6. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menyebabkan penurunan pemberian obat
anestesi, menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat mempengaruhi
jumlah produksi urin.
7. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian
diuretik dapat meningkatkan jumlah urin, sedangkan pemberian obat an
tikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urin.

226

8. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit memengaruhi produksi urin, seperti diabetes melitus.
C. Sifat air kemih (urine)
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam kurang lebih 1500cc tergantung dari
pemasukan cairan dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat obatan dan
sebagainya
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam, bila lama lama menjadi alkalis, juga akan tergantung dari
pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi
asam )
7. Komposisi kemih , terdiri dari :
a. Air kemih terdiri dari kira kira 95% air.
b. Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein,asam urea
amoniak,elektrolit, natrium, kalsium,NH3, bikarbonat, fosfat
dan sulfat.
c. Pagmen (bilirubin dan urobilin)
d. Toksin

227

J. SISTEM EKSKRESI KEMIH

1. Sistem Ekskresi

(Sumber : Ekosistem.co.id, 2019).


Sis tem ekskresi adalah sistem dalam tubuh yang berfungsi mengeluarkan
zat buan gan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh
organisme. Zat sisa hasil metabolisme adalah hasil perombakan zat makanan
bermolekul kompleks yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Zat-zat
metabolisme tersebut perlu dikeluarkan tidak hanya untuk mencegahnya menjadi
beracun, tetapi juga agar keseimbangan dalam tubuh (homeostatis) terus terjaga.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis tubuh dengan cara mengatur
konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat-zat sisa yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh di antaranya adalah karbon dioksida, air yang
berlebih, dan urea. Semua zat ini jika tidak dikeluarkan akan sangat berbahaya bagi
tubuh (Wikipedia).
Sistem ekskresi dalam menjalankan fungsinya didukung oleh alat-alat
ekskresi. Alat ekskresi ini berupa beberapa organ dalam tubuh yang saling berkaitan
membentuk sistem dalam menjalankan tugas ekskresi. Contohnya pada manusia,
alat-alat ekskresi yang ada dalam tubuhnya adalah kulit, paru-paru, hati, dan ginjal.
Masing-masing organ ini memiliki cara ekskresi tersendiri, seperti kulit deng an
cara mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan CO2 dan uap air, ginj al
mengeluarkan urine, dan hati mengeluarkan bilirubin (zat warna empedu).

228

2. Sistem Ekskresi di Kemih

(Sumbe r : Arieldo Anhar, 2010).


Sistem kemih di manusia terdiri dari dua ginjal, dua ureter, satu kandung
kemih, dan satu uretra. Tubuh mengambil nutrisi dari makanan dan mengubahnya
menjadi energi. Setelah tubuh mengambil komponen makanan yang dibutuhkan,
produk-produk limbah tertinggal di usus dan di dalam darah. Sistem kemih manusia
membantu tubuh menyaring dan mengeluarkan produk sisa tersebut (limbah) serta
menjaga bahan kimia yang masih diperlukan tubuh. Saluran ureter
menghubungkan ginjal ke kandung kemih. Lalu urine akan disimpan di dalam
kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra. Selain menyaring dan
mengeluarkan zat sisa tubuh, sistem kemih juga mempertahankan homeostasis
(keseimbangan) air, ion, pH, tekanan darah, kalsium dan sel darah merah
(Wikipedia). Ekskresi yang terjadi di kemih adalah urine, berikut penjelasan
terciptanya urine.

229

3. Pengertian Urine
a. Proses Terjadinya Urine

(Sumber : idschool.net, 2018).


Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Namun ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra. Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Pembentukan urine terdiri dari tiga proses
yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengumpulan) atau sekresi.
a) Filtrasi (penyaringan)
Setiap ginjal memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan
tempat pembentukan urine. Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah
akan melalui ginjal untuk disaring sehingga tubuh dapat menghilangkan zat-
zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan
kadar darah. Bagian pertama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi
yaitu proses penyaringan darah yang mengandung zat sisa metabolisme
yang dapat menjadi racun untuk tubuh. Filtrasi terjadi di badan malphigi
yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus menyaring

230

air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya untuk melewati
kapsul Bowman. Hasil filtrasi ini menghasilkan urine primer. Urine primer
termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul
ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.
b) Reabsorpsi
Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi, tetapi sebagian
besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi di
tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal
dan tubulus pengumpul. Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi
lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi
tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses
pembentukan urine ini adalah urine sekunder. Biasanya semua glukosa
diserap kembali. Namun, pada orang dengan diabetes, kelebihan glukosa
tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion lain diserap kembali secara
tidak lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika
lebih banyak dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah
yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transport aktif di mana ion
seperti natrium dan fosfor diserap kembali.
c) Sekresi atau augmentasi
Sekresi adalah tahap terakhir dalam pembentukan urine, yaitu ketika
urine akhirnya dibuang. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di
sekitar tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul
(collecting tubule) ke tubulus tersebut. Sekresi alias pembuangan ion
hidrogen melalui proses ini adalah bagian dari mekanisme tubuh untuk
menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan asam dan basa tubuh. Ion
kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti
beberapa obat. Ini supaya komposisi kimia darah tetap seimbang dan
normal. Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti
kalium dan kalsium ketika konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan
reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika tingkatnya rendah. Urine yang
dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang

231

disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian
tersimpan di kandung kemih. Dari kandung kemih, urine selanjutnya
mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar saat buang air kecil.
4. Sifat Urine
a) Volume urine pada orang dewasa normal 600-2.500 mL. Dibentuk
setiap hari.
b) Volume urine berkurang pada iklim panas
c) Berat jenis antara 1,003-1,030
d) Reaksi urine biasanya adalah asam dengan pH berkisar antara 4,7-8,0
e) Urine menjadi alkali bila dibiarkan
f) Urine berwarna kuning pucat apabila normal
g) Urine segar beraroma, tetapi baunya dapat berubah oleh zat-zat yang ada
dalam makanan
(Harper, 1961)

5. Ciri-Ciri Urine Normal


Jumlah rata-rata satu sampel dua liter sehari namum berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya akan bertambah
pula apabila terlampaui banyak protein yang dimakan sehingga tersedia
cukup aliran yang diperlukan untuk mengalirkan ureanya. Warnanya bening
oranye pucat tanpa endapan tetapi kalanya terdapat lendir tipis nampak
terapung di dalamnya, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap
lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenis berkisar antara, 1,010 sampai
1,028.(Harper, 1961)

6. Komposisi Urine
Secara umum urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi

232

pembentuk urine berasa l dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting bagi tubuh misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui urinalis. Urea yang dikandung
oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompo. Urine seseorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang
sehat. (Popy, 2008)
Komponen utama penyusun urine pada manusia terdiri dari :
Perkiraan nisbah kons
Komponen Garam per 24 Jam
Urine
Glukosa < 0,05 < 0,05
Asam Amino 0,80 1,0
Amonia 0,80 100
Urine 25 70
Kreatinin 1,5 70
Asama Urat 0,7 20
H+ pH 5-8 Sampai 300
Na+ 3,0 1,0
K+ 1,7 15
Ca2+ 0,2 5
Mg2+ 0,15 2
Cl- 6,3 1,5
HPO42- 1,2 g P 25
SO42- 1,4 g S 50
HCO3- 0,3 0,2

Volume dan komposisi urine 24 jam bervariasi tergantung pada jumlah cairan yang
masuk ke tubuh. Data di atas berlaku bagi rata-rat 24 jam spesimen dengan total
volume 1.200 mL.

233

7. Unsur-Unsur Abnormal dalam Urine
a) Protein
Proteinuria (albume urea) adalah adanya albumim dan globulin dalam urine
dalam konsentrasi yang abnormal-normal tidak lebih dari 30-200 mg protein
diekstrasi setiap hari dalam urine. Protein dalam urine juga memiliki
sejumlah fungsi penting. Protein akan melindungi tubuh dari infeksi,
membantu pembekuan darah, dan menjaga jumlah cairan yang tepat agar
beredar di seluruh tubuh.
Kadar Protein Normal : < 150 mg
Kadar Protein Tidak Normal : > 150 mg
b) Glukosa
Normal, tidak lebih dari satu gram diekstrasi setiap hari. Fungsi glukosa
yaitu menyerap energi dalam makanan. Adapun glukosaria terjadi bila
melebihi jumlah tersebut. Glukosaria dapat disebabkan adanya stres dan
emosi. Glukosaria tidak disebabkan oleh diabetes tetapi dapat menunjukkan
adanya diabetes.
Kadar Glukosa Normal : 108 mg/dl
Kadar Glukosa Tidak Normal : > 108 mg/dl
Adapun kadar glukosa yang lebih spesifik yaitu :
Normal (tidak menderita diabetes) :di bawah 108 mg/dl.
Prediabetes :108-125 mg/dl.
Diabetes :di atas 125 mg/dl.
c) Benda-Benda Keton
Pada keadaan normal, umumnya hanya diekskresikan keton sebanyak 3-15
mg setiap hari, jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan
metabolisme karbohidrat, kehamilan dan beberapa jenis alkoholis. Fungsi
keton yaitu menjaga keseimbangan rendah dan tingginya kadar karbohidrat
untuk menghasilkan kalori dan nutrisi bagi tubuh.
Kadar Benda Keton Normal : 3-15 mg
Kadar Benda Keton Tidak Normal : > 15 g

234

(Harper, 1961)
8. Unsur-Unsur Normal dalam Urine
a) Urea
Merupakan hasil akhir utama metabolisme protein pada mamalia. Biasanya
merupakan 80%-90% dan nitrogen urine total tetap pada diet rendah, protein
urea jumlahnya rendah karena unsur nitrogen lain secara relatif tidak d
ipengaruhi oleh diet. Sekresi urea meningkat seperti demam, diabetes atau
aktivitas korteks berlebih. Fungsi urea dalam tubuh yaitu sebagai hasil
saringan dari ginjal terhadap protein yang mengandung nitrogen. Ja di
dalam arti singkat, urea membawa nitrogen dari protein yang telah disaring
oleh ginjal, selanjutnya dikeluarkan bersama urin. Kadar ur ea darah tiap
orang bisa berbeda, tergantung usia dan jenis kelamin.
Kadar Urea Normal
Laki-laki dewasa : 8-20 mg/dL.
Wanita dewasa : 6-2 0 mg/dL.
Kadar Urea Tidak Normal
Laki-laki dewasa : > 20 mg/dL.
Wanita dewasa : > 20 mg/dL.
(Harper,
1961)
b) Amonia
Amonia terdiri dari nitrogen dan hidrogen. A monia, atau azane, adalah
senyawa nitrogen dan hidrogen dengan rumus NH₃. Amonia adalah
senyawa yang stabil yang paling sederhana dari unsur-unsur dan berfungsi
sebagai bahan awal untuk produksi senyawa nitrogen yang penting secara
komersial. Secara normal, jumlah amonia dala m urine sedikit. Namun jika
terdapat diabetes melitus maka jumlah amonia yang terkandung sangat
tinggi. Fungsi amonia yaitu menciptakan aroma atau bau pada urin.
Kadar Amonia Normal : 15 sampai 45 µ/dL ( 11 sampai 32 µmol/L).
Kadara Amonia Tidak Normal : > 45 µ/dL
(Harper,
1961)

235

c) Kreatin dan Kreatinin
Kreatinin adalah molekul limbah kimia has il metabolisme otot serta
konsumsi daging yang terbentuk dari kreat in, molekul penting untuk
produksi energi otot. Zat yang mengalir melalui pembuluh darah ini disaring
oleh ginjal untuk kemudian dibuang bersama urine. Koefisien kreatin ini
dapat digunakan sebagai metode (indeks) mengenai jumlah urine yang
dikumpulkan dalam 24 jam. Kreatinin diukur secara kolorimeter dengan
menambahkan alkali pikrat dalam urine. Fungsi kreatin dan kreatinin yaitu
menjadi indikator baik tidaknya fungsi ginjal. Jika kadar kreatinin tinggi,
maka akan besar kemungkinan menjadi penyakit dalam ginjal.
Kadar Normal Kreatin dan Kreatinin
Pria dewasa kira-kira adalah 0,6-1,2 miligram per deciliter (mg/dL).
Wanita dewasa 0,5-1,1 mg/dL
Kadar Tidak Normal Kreatin dan Kreatinin
Pria dewasa kira-kira adalah > 1,2 miligram per deciliter (mg/dL).
Wanita dewasa > 1,1 mg/dL
(Harper, 1961)
d) Asam Urat
Asam urat adalah hasil akhir yang penting dalam oksidasi urine yang sukar
larut dalam air, tetapi membentuk garam y ang larut dalam alkali. Oleh
karena itu asam urat mudah mengendap dalam urine bila dibiarkan, warna
biru diberikan asam urat bila terdapat seanofofongisat. Fungsi asam urat
dalam urin yaitu, sebagai bahan untuk met abolisme zat purin di dalam
tubuh. Dimana zat purin dihasilkan dari sisa makanan yang dikonsumsi. Jika
tidak ada asam urat, maka zat purin tidak bisa melakukan metabolisme dan
penyakit pun terbentuk, seperti penyakit batu ginjal dan penyakit asam urat
yang dikarenakan kadar asam urat terlalu tinggi.
Kadar Asam Urat Normal
Wanita : 2,5-7,5 mg/dL
Pria : 4-8,5 mg/dL
Bila diukur dari urine, kadar asam urat normal orang dewasa adalah 250-
750 mg per total urine selama 24 jam.

236

Kadar Asam Urat Tidak Normal
Wanita : > 7,5 mg/dL
Pria : > 8,5 mg/dL
Bila diukur dari urine, kadar asam urat normal orang dewasa adalah > 750
mg per total urine selama 24 jam.
(Harper, 1961)
e) Asam Amino
Asama amino adalah senyawa penyusun protein yang penting bagi
metabolisme tubuh. Asam amino yang keluar dari urine sangat sedikit
karena ambang batas urine untuk zat ini sangat tinggi. Fungsi asam aminio
yaitu menguraikan makanan dan penjadi protein serta menjadi energi bagi
tubuh,
Kadar Asam Amino Normal : 0.80-1 gram
Kadar Asam Amino Tidak Normal : > 1 gram
(Harper, 1961)

BAB V

SISTEM ENDOKRIN

A. HIPOFISIS

1. PENGERTIAN KELENJAR HIPOFISIS

237

sumber : Maharani, 2019

Kelenjar Hipofisis atau Pituitari yaitu kelenjar endokrin yang


letaknya pada dasar otak dan memproduksi banyak hormon yang
penting untuk tubuh. Kelenjar hipofisis ini biasa dinamakan dengan
Master of Gland atau kelenjar pengendali, hal tersebut karena hormon
yang diseleksi olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Kelenjar ini
berukuran sekitar 1,25 cm dengan berat sekitar 0,5 gram.
(Maharani,2019)

2. FUNGSI KELENJAR HIPOFISIS

Fungsi dari Kelenjar Hipofisis, yaitu:

1. Menghasilkan hormon pertumbuhan.


2. Mengatur sistem endokrin.
3. Menghasilkan hormon yang berpengaruh terhadap fungsi otot
dan ginjal.
4. Menghasilkan hormon yang mengontrol kelenjar endokrin lain.
5. Sebagai penyimpanan hormon yang dihasilkan hipotalamus.

3. ANATOMI STRUKTUR KELENJAR HIPOFISIS

Berdasarkan struktural dan fungsional, kelenjar Pituitari dibagi


menjadi tiga bagian yakni anterior, intermediate, dan posterior.

1. Adenohipofisis ( Hipofisis Anterior )

238

Adenohipofisis atau hipofisis anterior tersusun atas
banyak jaringan epitel kelenjar. Bersama dengan
hipotalamus hipofisis anterior membuat sistem
neuroendokrin yang terdiri dari kumpulan neuron
neurosekretorik yang badan selnya berada di antara dua
kelompok di hipotalamus yaitu nukleus supraoptika dan
nukleus para ventrikel.

Hormon-hormon yang bekerja pada adenohipofisis:

a. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone


Somatotropin)
Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai
pengatur pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
b. Thyroid Stimulating Hormon/ Tirotropin (TSH)
Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai
pengatur sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan
kelenjar tiroid.
c. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai
pengatur sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan
pertumbuhan korteks adrenal
d. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Pada pria hormon ini mempunyai fungsi sebagai
penghasil sperma, sedangkan pada wanita hormon ini
memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan sel ovum.
e. Leteinizing Hormone (LH)
Pada pria hormon ini memiliki fungsi sebagai
perangsang produksi hormon testosteron, sedangkan
pada wanita hormon ini memiliki fungsi sebagai
pengatur produksi hormon estrogen dan progesteron
dan juga berperan penting dalam proses ovulasi.

239

f. Prolaktin
Adalah hormon yang fungsinya sebagai pengatur
pertumbuhan dan perkembagan payudara dan juga
memproduksi air susu pada wanita. Sedangkan pada
pria hormon ini masih belum begitu nyata fungsinya,
kemungkinan besar berkaitan dengan pertumbuhan
organ seks pria.
2. Neurohipofisis ( Hipofisis Posterior )
Neurohipofisis atau hipofisis posterior adalah bagian
dari sekelompok sel kelenjar antara pembuluh darah kapiler
yang luas. Neurohipofisis berisikan banyak akson saraf dari
hipotalamus. Ada dua bagian utama neurohipofisis, yaitu:
a. Pars Nervosa. Ini adalah bagian belakang
neurohipofisis tempat menyimpan oksitosin dan
vasopressin.
b. Pars Infundibular (Infundibulum). Adalah bagian
tempat terhubungnya kelenjar hipotalamus dan
kelenjar hipofisis.

Hormon-hormon yang bekerja pada Neurohipofisis :

a. Hormon Oksitosin
Fungsi dari hormon oksitosin ini banyak berkaitan
dengan persiapan organ reproduksi untuk proses
kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada
wanita. Target penting hormon oksitosin pada wanita
yaitu sel-sel otot rahim dan sel otak kelenjar mamae
atau kelenjar susu. Pada pria, hormon oksitosin
memiliki fungsi sebatai perangsang pertumbuhan
organ seksual sekunder. Dan juga hormon oksitosin
bisa berpengaruh pada perasaan seseorang karena itu
hormon oksitosin biasa dinamakan juga dengan
hormon cinta.

240

b. Hormon Vasopressin (Antidiuretik)
Hormon ini dapat ditemukan pada seluruh mamalia.
Hormon vasopressin atau biasa disebut juga dengan
VP atau ADH (Antidiuretik Hormon)Vasopressin
yaitu hormon peptida yang fungsinya untuk
mengatur penyerapan kembali molekul yang melalui
ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas dinding
tubulus ginjal. Vasopressin akan mengatur
keseimbangan antara natrium dan air pada darah
ataupun urin menjadikan dapat mengatur volume
darah atau urin dalam tubuh. Dan juga, fungsi
hormon vasopressin adalah bisa mempengaruhi
tekanan darah pada manusia.
3. Hipofisis Intermediet
Bagian ini akan mengalami kemunduran atau tidak
digunakan lagi ketika dewasa.Hipofisis ini ada pada saat
bayi, menghasilkan hormon Melanotropin atau MSH, yaitu
berfungsi mempengaruhi warna kulit individu.

B. KELENJAR TIROID

1. Definisi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan
terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.

241

Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlalu terlihat dan hampir tidak
teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu
benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun (Febri, 2019).
2. Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia
prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh
darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrakealis
dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat
kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukan belakang kelenjar tiroid,
tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri karotis komunis, vena
jugularis internal dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di
latero dorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasian
media dan prevertebralis (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).

Gambar 1. Anatomi kelenjar tiroid (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005)

Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber antara lain arteri
karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksternal kanan dan kiri dan
kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. Kadang kala
dijumpai arteri tiroid eaima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri
atas vena tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di
sebelah lateral dan vena tiroidea inferior. Terdapat dua macam saraf yang mensarafi
laring dengan pita suara (plicavocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus
laringeus superior (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).

242

Gambar 2.Vaskularisasi kelenjar tiroid (Ellis, 2006).

3. Fisiologi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang
kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium
nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid.
Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang
sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan
disimpan dalam bentuk koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan
dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian
mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu
globulin pengikat tiroid Thyroid Binding Globulin (TBG) atau preal bumin
pengikat albumin Thyroxine Binding Preal bumine (TBPA). Hormon stimulator
tiroid Thyroid Stimulating Hormone (TSH) memegang peranan terpenting untuk
mengatur sekresi dari kelenjar tiroid.
Proses yang dikenal sebagai umpan balik negatif sangat penting dalam
proses pengeluaran hormone tiroid ke sirkulasi. Pada pemeriksaan akan terlihat
adanya sel para folikular yang menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk
mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap
tulang. (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
Sekresi hormone tiroid dikendalikan oleh kadar hormone perangsang tiroid
yaitu Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh

243

kadar hormone tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negative
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin
yaitu Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus (Guyton & Hall,
2006).
Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau
tidak langsung oleh hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu (Sherwood, 2011)
1. Efek pada laju metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal tubuh secara
keseluruhan. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat
konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat.
2. Efek kalorigenik
Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi
panas.
3. Efek pada metabolisme perantara
Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang
terlibat dalam metabolisme bahan bakar. Efek hormon tiroid pada bahan
bakar metabolic bersifat multifaset, hormone ini tidak saja
mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein,
tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek
yang bertentangan.
4. Efek simpatomimetik
Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat perantara kimiawi yang
digunakan oleh system saraf simpatis dan hormon dari medula adrenal.

5. Efek pada system kardiovaskuler

Hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontrak si


jantung sehingga curah jantung meningkat.

6. Efek pada pertumbuhan

244

Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormone pertumbuhan,
tetapi juga mendorong efek hormone pertumbuhan (somatomedin)
padas intesis protein structural baru dan pertumbuhan rangka.

7. Efek pada sistem saraf

Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal system


saraf terutama Sistem Saraf Pusat (SSP). Hormon tiroid juga sangat
penting untuk aktivitas normal SSP pada orang dewasa.

4. Proses Pembentukan Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan
bagian tengah faring, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan
pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan
kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I. Pada
minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui
saluran yang disebut ductus thyroglossus. Kelenjar tiroid akan mencapai
kematangan pada akhir bulan ke-3 &, dan ductus thyroglossus akan menghilang.
Posisi akhir kelenjar tiroid terletak didepan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7. Namun
pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal
lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain (Febri,
2019).

C. KELENJAR PARATIROID

1. Pengertian Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang berada di leher dimana kelenjar


ini berada bersamaan dengan adanya kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid sering
disebut sebagai kelenjar anak gondok. Kelenjar paratiroid akan menghasilkan
hormon paratiroid (parathormon). Kelenjar paratiroid terletak di posterior
(belakang) lobus fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memiliki bentuk seperti
biji kacang dengan jumlah ada 2 (pasang) kelenjar atau setara dengan jumlah
sebanyak 4. Hasil sekresi dari hormon paratiroid tidak diatur oleh tiroid melainkan
melalui mekanisme umpan balik sehingga kadar kalsium pada tubuh menurun maka

245

jumlah hormon paratiroid banyak. Kemudian saat jumlah hormon paratiroid
menurun maka jumlah kadar kalsium pada tubuh lebih banyak.(Nida,2018)

Gambar 1. Kelenjar Paratiroid

Sumber: 2018,Pengertian Kelenjar Paratiroid,Fungsi dan Struktur Kelenjar


Paratiroid Terlengkap,Pelajaran.co.id,dilihat pada 9 maret 2018,<
https://www.pelajaran.co.id/2018/09/pengertian-kelenjar-paratiroid-fungsi-dan-
struktur-kelenjar-paratiroid-terlengkap.html>

2. Anatomi Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing berukuran


sebesar biji apel terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan di pisahkan
dari kelenjar tiroid oleh kapsul jaringan ikat. Selama bertahun-tahun telah diketahui
bahwa peningkatan aktifitas kelenjar paratiroid menyebabkan absorpsi garam-
garam kalsium yang cepat dari tulang dengan akibat hiperkalsemia pada cairan
ekstrasel,sebaliknya hipofungsi kelenjar paratiroid menyebabkan hipokalsemia
sering dengan akibat tetani. Hormone paratiroid juga penting pada metabolisme
fosfat serta metabolisme kalsium. Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar
paratiroid pada manusia; kelenjar ini terletak tepat dibelakang tiap kutub atas dan
tiap belakang kutub bawah setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid kira-kira

246

panjang 6 mm lebar 3 mm dan tebal 2 mm dan mempunyai gambaran makroskopik
lemak coklat tua, oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar di tentukan tempatnya.
Kelenjar paratiroid manusia dewasa mengandung sel-sel utama
dan oksifil.(Gustika uty,2015)

Fisiologi Kelenjar Paratiroid

A. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma


B. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
C. Mempercepat absorpsi kalsium di intestine
D. Kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi reabsorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
E. Menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui membrane
sel.

3. Struktur Kelenjar Paratiroid

Pada kelenjar paratiroid ada 2 sel penyusun yakni sel oksifil dan sel prinsipal.

A. Sel oksifil ialah memiliki ukuran yang besar dan terdapat dalam jumlah yang
sedikit. Sel oksifil mengandung granula oksifil dan mitokondria dalam
sitoplasma sebagai salah satunya. Namun untuk fungsi dari sel oksifil masih
banyak para ahli yang belum mengetahui, kemungkinan bahwa sel oksifil
merupakan modifikasi dari sel prinsipal.
B. Sel prinsipal ialah sel yang menghasilkan dan menggetahkan parathormon,
sel prinsipal bisa bekerja karena terdapat aparatus golgi.

247

Gambar 2. Struktur Kelenjar Paratiroid

Sumber: 2019,Gangguan Kelenjar Paratiroid : Pengertian, Struktur, Fungsi,


Penyebab, Gejala, Penyakit Dan Penanganannya,ruangbiologi,dilihat pada 24
Maret 2019,< https://www.ruangbiologi.co.id/gangguan-kelenjar-paratiroid/>

4. Cara Kerja Kelenjar Paratiroid

Kelenjar Paratiroid di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid


diatur dan diawasi secara langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah
konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi
PTH akan meningkat apabila kadar kalsium didalam plasma menurun. Didalam
keadaan fisiologis normal, kadar kalsium dalam plasma berada dalam
pengawasan hoemostatik dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini
dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang
dengan darah. Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon
paratiroid adalah suatu hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar
paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak di permukaan belakang
kelenjar tiroid Hormon Paratiroid bersama-sama dengan vitamin D dan
kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid hormon
dikendaMkan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar
kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. Seperti aldosteron,
hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon paratiroid

248

adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam
beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat
asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan.
Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan
kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga
hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini
juga bekerja menurunkan konsentrasi fosfat plasma.

5. Gangguan dan Kelainan pada Kelenjar Paratiroid

Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan


dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon
paratiroid dari biasanya. Hiperparatiroidisme dapat menimbulkan berbagai
gejala sepertitulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu,
kadar ion kalsium yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan
mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal
sehingga menyumbat saluran air seni. Jika jumlah hormon paratiroid yang
disekresi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan maka ini disebut
hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi lebih banyak karena
kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut hiperparatiroidisme sekunder.
Hiperparatiroidisme primer berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul
fraktur spontan, sering nyari pada tulang, tumor tulang. Bagian yang sering
terkena adalah tulang panjang.

Kelainan pada Kelenjar Paratiroid

a. Kelainan traktus urinarius : defek (kegagalan) pada tubulus ginjal biasanya


reversible (bisa kembali), batu ginjal, kadang-kadang neprokalsinosis
(deposisi kalsium dalam nepron).
b. Manifestasi dari sistem saraf sentral (defresi, konfusi dan koma).
Kelemahan neuromuskular, tenaga otot berkurang, hipotonik (penurunan
tonus) otot, fatigue (hilang tenaga), dan kadang-kadang terjadi aritmia
kardiak.

249

c. Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, nausea, muntah
(vomitus) dan konstipasi.
d. Hiperparatiroidisme sekunder, pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan
hiperfungsi kelenjar paratiroid yang disebabkan : gagal ginjal kronik dan
kurang efektifhya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D dan
kelainan gastrointestinal.

D. KELENJAR PANKREAS

1. Pengertian kelenjar pankreas

Gambar pankreas manusia (Sumber : Sri Widayati, 2017)


Kelenjar pankreas merupakan salah satu organ aksesoris pada sistem
pencernaan yang memilki dua fungsi utama yaitu sebagai kelenjar endokrin
dan kelenjar eksokrin. Dikatakan sebagai kelenjar eksokrin karena pankreas
mensekresi enzim pencernaan yang meliputi enzim amilase, tripsin, dan
lipase untuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak secara berurutan.
Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas mengahsilkan benerapa
hormone yang mengendalikan metaolisme glukosa dalam tubuh diantaranya
hormone insulin, glukagon dan somatostatin. Kelenjar endokrin pankreas
merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas dan yang dikenal
dengan pulau-pulau Langerhans yang berupa sekelompok sel kecil yang

250

tersebar di seluruh area pankreas dan sangat kaya akan pembuluh darah.
(Sumber : Sri Widayati, 2017)
Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian
kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum (usus 12 jari). Produk
enzim akan disalurkan dari pancreas ke duodenum melalui saluran pancreas
utama. Pankreas diidentififkasi oleh dokter bedah Yunani Herophilus yang
hidup di tahun 335-280 SM. Pankreas adapat didefinisikan sebagai organ
kelenjar yang hadir dalam endokrin dan sistem pencernaan dari semua
vertebrata. Pankreas berbentuk seperti spons dengan warna kekuningan.
Pankreas ini memiliki panjang sekitar 15 cm dan lebar sekitar 3,8 cm pada
manusia dewasa. Pankreas meluas sampai ke bagian belakang perut,
dibelakang daerah perut dan melekat ke bagian pertama dari duodenum
(usus 12 jari). Sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormone
seperti insulin, somatostatin, dan glucagon dan juga sebagai kelenjar
eksokrin yang mensintesis dan mengeluarkan cairan pankreas yang
mengandung enzim pencernaan yang selanjutnya diteruskan ke usus kecil.
Enzim-enzim pencernaan berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat,
lemak, dan protein yang terkandung dalam makanan yang dicerna. (Sumber
: Sri Widayati, 2017)

Pankreas yang disebut dengan kelenjar ganda :

1. Sebagai Kelenjar Endokrin karena :


a. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukogen,
yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat
tingkat pelepasan dari hati
b. Pengurangan kadar gula dalam darah, dengan menegkuarkan insulin
yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh,
terutana otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa
menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
c. Bagian dari pankreas yang melakukan fungsi endokrin terbetuk dari
jutaan cluster sel. Cluster sel dikenal sebagai pulau Langerhans,
pulau ini terdiri dari empat jenis sel, yang diklasifikasikan

251

berdasarkan hormon yang mereka keluarkan. Sel mensekresi
glukagon disebut sel alfa. Sel-sel yang mensekresikan insulin
dikenal sebagai sel beta. Sementara somatostatin disekresikan oleh
sel-sel delta. Polipeptida pankreas disekresikan oleh sel-sel PP.
Struktur pulau terdiri dari kelenjar endokrin diatur dalam kabel dan
cluster. Kelenjar endokrin yang saling silang dengan rantai tebal
kapiler. Kapiler yang berbaris lapisan sel endokrin yang berada
dalam kontak langsung dengan pembuluh darah. Beberapa sel
endokrin berada dalam kontak langsung sementara yang lain
terhubung melalui proses sitoplasma.
d. Sebagai Kelenjar Eksokrin karena :
Sebagai kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan 3 jenis enzim
pencernaan, diantaranya ; enzim amilase yang berfungsi mengubah
amilum menjadi maltose dan glukosa, enzim lipase steapsin yang
mengemulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol dan enzim
tripsin yang mengubah peton menjadi polipeptida (asam amino).
(Sumber : Arifin.Wijaya, 2018)

2. Struktur Anatomi Pankreas

Gambar struktur anatomi pankreas (Sumber : Romy, 2013, dosenbiologi.com)

252

1. Kepala Pankreas : merupakan bagian yang paling lebar, terletak
disebelah kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum
2. Badan pankreas : merupakan bagian utama pada organ pankreas yang
terletak dibelakang lambung dan di depan vertebrae lumbalis pertama
3. Ekor pankreas : merupakan bagian yang runcing terletak di sebelh kiri
rongga abdomen dan menyentuh limpa
Jaringan pankreas terdiri atas :
1. Acini yang berfungsi mengeluarkan cairan pencernaan ke duodenum,
2. Pulau Langerhans yang berfungsi mensekresi insulin dan glukagon
langsung ke dalam darah. Pankreas manusia memiliki 1-2 juta pulau
Langerhans yang berdiameter +-0,3 mm, dikelilingi oleh kapiler-kapiler
kecil.

Gambar jaringan penyusun pankreas (Sumber : DosenPendidikan.com, 2014)

3. Letak Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal (ronga perut) rongga abdomen


atas dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya
sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm . Mendapat asupan darah dari arteri
mesenterika superior dan spelenikus.

253

4. Fungsi Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ


endokrin dikarenakan di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang
terdiri atas 3 jenis sel yaitu sel beta, (B) 75 % (berfungsi menghasilkan
hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa dalam
darah., sel alfa (A) 25 % yang menghasilkan hormon glukagon yang
berperan dalam produksi glukosa dalam darah, dan sel delta (D) 5 %.
Sekresi hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau
Langerhans berdiameter 75-150 mikon. Sel alfa menghasilkan glukagon dan
sel beta merupakan sumber insulin, sedangkan sel delta mengeluarkan
somatostatin, gastrin, dan polipeptida pankreas. Glukagon juga dihasilkan
oleh mulkosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis dalam hati dan
mengeluarkan glukosa kedalam aliran aliran sel ke jaringan utama terutama
sel otot, fibroblast, dan jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak
akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan
acidosis. Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon
merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukogenolisis (pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolissi (pemecahan lemak).

254

Gambar (Pengaturan Kadar Gula Darah) Sumber : Opie_Cute, 2009 )

- Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk


mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah
kita makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik
karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makan tersebut.
Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan
insulin untuk menyeimbangkan pada kadar normal. Sebaliknya
glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon
berfungsi mengubah glikogen menjdi glukosa sehingga kadar glukosa
naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak
mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh
mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa
tersebut.
- Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes
melitus (kencing manis). Insulin berperan mengubah glukosa menjadi
glikogen agar dapat menurunkan kadar gula darah. Jika seseorang tidak

255

dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah
karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya
urine yang dikeluarkan mengandung glukosa.
(Sumber : Andreson, 1999; Syarifudin, 2012; pearce, 2007; Guyton &
Hall, 2012).
- Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagi berikut :
1. Efek pada hepar ( hati ), yaitu meningkatkan sintesa dan penimpanan
glukosa, menghambat glikogenolisis, glukogenolisis dan
ketogenesis meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
di hepar.
2. Efek pada otot, yaitu meningkatkan sisntesis protein, meningkatkan
tranfortasi asam amino dan meningkatkan glikogenesis
3. Efek pada jaringan lemak, yaitu meningkatkan sintesa trigliserida
dari asam lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigliserida dan
menurunkan lipolysis.
Fungsi dari kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas memiliki beberapa
fungsi yang cukup penting dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga
keseimbangan metabolisme tubuh secra keseluruhan, yakni sebagai
berikut :
1. Menghasilkan getah kelenjar pankreas. Setelah getah kelenjar
tersebut dihasilkan, kemudian dialirkan ke dalam saluran
pencernaan pada duodenum melalui ductus coledochus Bersama
cairan empedu. Getah kelenjar pankreas tersebut mengandung
beberapa komponen sepeti lipase, garam karbonat, dan juga
trypsinogen.
2. Sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Hormon insulin dan glukagon bekerja secara berlawanan
untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Biar kadar glukosa
dalam darah tinggi, maka kelenjar pankreas akan mensekresikan
hormon insulin tersebut yang berfungsi sebagai perangsang hati
untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen.
Namun sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun atau

256

rendah, maka hormon glukagon akan mengubah glikogen menjadi
glukosa.
3. Membantu proses produksi hormon. Sebagai kelenjar yang
memproduksi hormon dan enzim yang berguna untuk
menghancurkan makanan yang ada dalam perut manusia. Apabila
manusia memasukan makanan ke perutnya maka yang bekerja keras
untuk menghancurkannya sebelum diproses ke proses pencernaan
selanjutnya adalah kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan
diantaranya : 1. Hormon Insulin yang berfungsi menurunkan kadar
gula dalam darah. 2. Hormon glukagon yang berfungsi menaikkan
kadar gula dalam darah, dan hormon somatostatin yang berfungsi
mengahalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
(sumber : Dosen biologi.com)

5. Cara Kerja Kelenjar Pankreas


- Pankreas menghasilkan hormon insulin yang langsung dialirkan ke
dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelnjar yang menghasilkan
insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini
berbentuk seperti pulau-pulau yang disebut pulau Langerhans.
- Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk
kelenjar eksokrin. Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum
melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papilla vateri
yang terletak pada dinding duodenum.
- Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan
darahnya ke vena kava inferior melalui vena pankreatika. Jaringan
pankreas ini tersidiri atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun
mengitari saluran-saluran halus. Saluran ini mulai dari sambungan
saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas
dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan. Saluran kecil ini
menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk
membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.

257

(Sumber : Pearce, 2007 )

6. Kelainan Kelenjar Pankreas

1. Pankreatitis/inflamasi pankreas
Merupakan penyakit serius yang terjadi pada bagian kelenjar pankreas
yang menimbulkan rasa nyeri dimana enzim pankreas diaktifkan secara
prematur dan mengakibatkan autodigestive dari pankreas.
2. Kanker pankreas. Merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pada bagian pankreas. Kanker pankreas ini secara
umum seringkali terjadi pada pria.

- Beberapa gejala klinis yang muncul akibat gangguan dari hormon yang
dihasilkan oleh pankreas

3. Hipoglikemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa darah


kurang dari 50 mg/100ml darah. Hipoglikemia dapat terjadi akibat puasa
yang disertai aktivitas tubuh yang berlebihan, atau akibat dari kelebihan
dosis insulin pada penderita diabetes dependen insulin. Hipoglikemia
ditandai dengan munculnya gejala berupa rasa lapar, keringat dingin,
peningkatan denyut nadi (takikardi), nyeri kepala, gelisah, dan bahkan
koma.

4. Hiperglikemia, merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan


kadar glukosa darah melebihi ambang normal. Hiperglikemia dapat
disebabkan oleh karena defisiensi insulin., seperti yang terjadi pada
diabetes mellitus tipe I atau karena penurunan responsitifitas sel
terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada diabetes mellitus tipe II.
Kelebihan hormon prolaktin, tiroid, dan hormon pertumuhan juga dapat
menyebabbkan peningkatan glukosa darah. Hormon-hormon tersebut
merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta
pulau Langerhans, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan respon
sel terhadap insulin. Gejala hiperglikemia dapat muncul berupa
peningakatan pengeluaran urine (poliuri), peningkatan rasa haus
(polidisi) dan peningkatan rasa lapar (polifagi), mudah lelah dan mudah

258

terkena infeksi. Gejala lain yang dapat timbul akibat hiperglikemia
adalah berat badan menurun, kelelahan yang berkepanjangan,
penglihatan kabur, dan infeksi berulanag terutama pada kulit.

- Pada diabetes tipe I, terjadi kerusakan pada sel-sel beta pankreas,


sehingga produksi insulin tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh.
Akibatnya penderita diabetes tipe I menjadi tergantung pada insulin
yang disuplai dari luar tubuh, disebut juga dengan diabetes meliter
tergantung insulin atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM).
Diabetes tipe ini biasanya ditemukan sejak masa anak-anak atau remaja,
sehingga disebut juga dengan diabetes muda. Gejala klinis yang terjadi
pada penderita diabetes tipe I biasanya lebih komplkes, karena kadang-
kadang penderita tidak dapat mengahsilkan insulin sama sekali.
Akibatnya, penderita tidak dapat memperoleh energi dari sumber selain
glukosa. Sel-sel hati akan meningkatkan produksi glukosa dari substrat
lain, salah satunya adalag protein. Asam amino hasil perombakan
ditransminasi sehingga dapat mengahsilkan senyawa antara dalam
pembentukan glukosa. Peristiwa ini berlangsung secara terus-menerus
dapat mengakibatkan terbentuknya keton, sehingga penderitanya
mengalami ketoasidosis yang dapat menyebabkan penderita koma dan
meninggal.
- Pada diabetes tipe II, terjadi resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitivitas sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang
ditandai pula dengan peningkatan kadar gula di dalam darah. Diabetes
tipe II disebut juga dengan disbetes mellitus tidak tergantung insulin
atau non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM). Pada penderita
ini tidak terjadi ketoasidosis, tetapi dapat terjadi peningkatan kadar
lemak tidak diimbangi dengan kecepatan penyimpanannya pada
jaringan lemak. ( Sumber : Andreson, 1999)

E. KELENJAR ADRENAL

1. Pengertian Kelenjar Adrenal.

259

Gambar 2.1 Gambar Kelenjar Adrenal diatas ginjal
( Sumber : asiancancer.com )
Kelenjar Adrenal merupakan organ retroperitoneal berwarna kuning
yang terletak pada bagian atas ginjal, diselubungi oleh fascia renal, tetapi
dipisahkan oleh lemak dan perirenal. Kelenjar Adrenal memiliki struktur
majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar dan medula pada
bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia merupakan benda pipih yang juga
disebut sebagai kelenjar suprarenalis. Masing-masing mempunyai berat
kira-kira 4 gram, tinggi 15 cm, lebar 2,5 cm pada bagian dasarnya dan tebal
1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari pada sisi kanan dan lebih berbentuk bulan
sabit. (docplayer.info).

Bentuk Kelenjar Adrebal antara lain :

1. Kelenjar Adrenal kanan : berbentuk seperti pyramid, dan pada bagian


atas ginjal kanan. Terletak dibelakang lobus kanan hepar dan
memanjang ke arah medial dibelakang vena cava inferior. Terletak
diposterior pada diafragma.
2. Kelenjar Adrenal kiri : berbentuk seperti bulan sabit, dan memanjang di
sepanjang batas medial ginjal kiri dari bagian atas ke hilus. Terletak
dibelakang pancreas, sakus kecil dan perut. Terletak di posterior pada
diafragma.

2. Bagian-bagian dan Fungsi dari Kelenjar Adrenal.


1. Kelenjar adrenal terdiri atas 2 bagian utama, yaitu :

260

Gambar 2.2 Struktur Kelenjar Adrenal.
(Sumber : ahablogweb.2017)
a. Korteks Adrenal
Korteks adrenal merupakan bagian luar dari kelenjar ini.
Bagian korteks merupakan penyusun terbesar kelenjar adrenal, 90%
massa kelenjar disusun oleh bagian korteks. Korteks adrenal dapat
dibagi menjadi 3 zona yaitu :
1) Zona glomerulosa
Zona terluar yang menghasilkan
mineralokortikoid. Fungsi utama dari mineralokortikoid
adalah untuk mengatur kadar natrium dan keseimbangan
cairan dalam tubuh. Hormon mineralokortikoid yang
paling penting adalah aldosteron yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi natrium, dalam urin, keringat, air
ludah dan 3 pankreas. Kerja dari aldosteron berhubungan
erat dengan tekanan darah. Tanpa aldosteron, maka
tubuh akan kehilangan natrium dan dapat menyebabkan
dehidrasi yang parah.

2) Zona fasikulata
Zona tengah yang memproduksi glukokortikoid.
Fungsi utama dari glukokortikoid adalah untuk
meningkatkan glukosa di dalam darah serta mengurangi

261

respon inflamasi tubuh. Ada tiga hormon glukokortikoid
utama, yaitu Kortisol, Kortikosteron, Kortison. Hormon
glukokortikoid merangsang pembentukan glukosa
melalui proses glukoneogenesis yaitu proses membuat
komponen non-karbohidrat menjadi glukosa. Proses ini
dilakukan oleh sel sel hati.

3) Zona retikularis
Zana terdalam yang berfungsi untuk
memproduksi Gonadokortikoid. Gonadokortikoid
merupakan hormon seks. Hormon gonadokortikoid
utama adalah androgen, diproduksi dalam jumlah kecil
oleh kelenjar adrenal. Efek yang ditimbulkan oleh
androgen yang diproduksi kelenjar adrenal tidak lah kuat
dan tidak memberikan banyak perubahan fisik.
b. Medula Adrenal
Medula Adrenal merupakan bagian dalam yang bentuknya
tidak beraturan, berhubungan erat dengan pembuluh darah dan
pembuluh saraf. Ada dua jenis sel sekretori utama pada bagian
medula adrenal, yaitu sel yang mensekresikan hormon epinefrin
(Adrenalin) dan sel yang mensekresikan norepinefrin
(noradrenalin). Epinefrin

merupakan hormon utama pada medula, mencapai 75 – 80 % dari


hasil sekresi. Fungsi dari epinefrin dan norepinefrin berhubungan
dengan saraf simpatis. Mereka berperan dalam pengaturan denyut
jantung, laju pernapasan, kontraksi otot jantung, tekanan darah, dan
kadarh glukosa darah. (ilmudasar.com).
2. Fungsi dari kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal ini sebenarnya tidak
bisa dipisahkan dengan fungsi dari hormon – hormon yang mereka
produksi. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya.
Bagian Hormon Fungsi

262

Glukokortikoid Meningkatkan kadar glukosa dalam darah
melalui perubahan glikogen dalam hati menjadi
glukosa dalam darah.
Androgen Bekerja sama dengan hormon yang dihasilkan
Korteks gonad untuk menentukan sifat dan karakter
kelamin sekunder.
Mineralkortikoid Mengatur volume darah, tekanan darah, serta
kadar natrium (Na+) dan kalium (K+) dalam
darah.
Adrenalin (epineferin) Membantu metabolisme dengan mengubah
glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam
Medula Suprenalis darah.
Nonadrenalin Menaikan tekanan darah dengan jalan
(norepineferin) merangsang serabut otot di dalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi.

Table 2.1 hormon yang terkandung dalam kelenjar adrenal

3. Cara Kerja Kelenjar Adrenal.

Kelenjar adrenal atau suprarenalis adalah kelenjar yang terletak di atas


ginjal dan berbentuk seperti topi. Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu
korteks (luar) dan medulla (dalam). Kelenjar adrenal bagian korteks
dipengaruhi oleh ACTH dari kelenjar hipofisis dan menghasilkan hormon
kortison berupa glukokortikoid dan mineralokortikoid. Kelenjar adrenal bagian
medulla menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin. Hormon adrenalin
dan noradrenalin adalah hormon yang bekerja secara antagonis. Keduanya
berfungsi secara umum untuk mengatur metabolisme glukosa dalam
tubuh.Pengaturan glukosa oleh hormon adrenalin dan noradrenalin dilakukan
dengan mekanisme fight or flight bersama hormon glukagon dan
insulin(Wordpress.com).

263

adrenalin
glikogen→glukosa

noradrenalin

4. Target Organ Pada Kelenjar Adrenal


1. Korteks adrenal (luar)

Hormon Organ target Fungsi Defisiensi Kelebihan


lambatnya Cepatnya
Glukokortikoid/ sel-sel tubuh, mengatur
metabolisme metabolisme
Kortisol/Kortikosteron tubulus ginjal metabolisme glukosa
glukosa,penyakit glukosa,sindrom
Addison Cushing
reabsorpsi air dan reabsorpsi air dan
Mineralokortikoid/ mengatur
tubulus ginjal mineral pada mineral pada
Aklosteron metabolisme
ginjal kurang ginjal berlebihan
mineral

Tabel 2.2 Tabel Target Organ Korteks Adrenal (Wordpress.com)

2. Medulla adrenal (dalam)

Hormon Organ target Fungsi Defisiensi Kelebihan


1. Mempersempit pembuluh darah naiknya kadar
pusing,
2. Mempersempit bronkiolus gula darah dan
penurunan
Adrenalin/ Reseptor tekanan darah,
3. Meningkatkan denyut jantung, tekanan berat badan
epinefrin saraf simpatik jantung
darah dan frekuensi pernapasan
berdebar-
4. Mempercepat laju perubahan glikogen
debar
menjadi glukosa

264

1. Memperlebar pembuluh darah naiknya
pusing,
2. Memperlebar bronkiolus kadar gula
penurunan
reseptor saraf darah dan
3. Mengurangi denyut jantung, tekanan berat badan,
Noradrenalin parasimpatik tekanan
darah, dan frekuensi pernapasan mudah
/norepinefrin
4. Mempercepat laju perubahan glukosa darah, kelelahan
jantung
menjadi glikogen
berdebar-
debar

Tabel 2.3 Tabel Target Organ Medulla Adrenal (Wordpress.com)

F. KELENJAR PADA TESTIS

1. DEFINISI

Gambar 1.1 Testis dan Tubulus seminiferus


Sumber : google.co.id

Testis secara anatomi merupakan bagian pars genitalies masculina interna.


Kelenjar testis terletak di bagian interstisial te stis. Testis merupakan organ
reproduksi khusus yang sangat penting pada laki-laki tempat spermatozoa dan
hormon laki-laki dibentuk. Testis disebut juga dengan Gonad pada laki-laki.
Wujudnya berbentuk oval, berjumlah sepasang, diameter sekitar 5 cm, ditutupi oleh
skrotum, dan tersusun atas pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus
seminiferus. ( Afifa.2013 )

265

Testis merupakan kelenjar eksokrin dan juga kelenjar endokrin karena di dalam
testis terdapat tubulus seminiferus dan sel-sel leydig. Tubulus semeniferus
berfungsi pada proses pembentukan sel sperma (
spermatogenesis) , sedangkan sel-sel leydig berfungsi untuk menghasilkan hormon
testosteron. Testosteron berfungsi menghasilkan dan memelihara kelangsungan
tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suara membesar, tumbuhnya kumis, dan
tumbuhnya jakun. ( Afifa.2013 )

Tterletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang


kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam yang tersimpan di skrotum
masing-masing di tunika albugenia testis, selaput ini agak menebal sehingga
membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis. Selama masa pubertas
testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.

Ukuran testis tergantung pada produksi sperma cairan intersisial, dan produksi
cairan dari sel Sertoli. Pada umunya, kedua testis tidak sama besar, hali ini
diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan testis
kanan. (marchong.2015)

2. STRUKTUR KELENJAR PADA TESTIS

Sumber: google.co.id
Gambar 1.2 bagian sagital dari testis yang menunjukan tubulus semineferus

266

Sumber : google.co.id
Gambar 1.3 bagian lateral dan sagital testis beserta strukturnya

Testis merupakan organ kuat mudah bergerak dan terletak di dalam skrotum.
Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah dibandingkan testis dextra. Stuktur
anatomi testis jika dipotong dari margo anterior ke margo posterior maka akan
terlihat tunica albuginea. Tunica albuginea ini memberi lanjutan-lanjutan ke dalam
parenchim testis, yang disebut septula testis. Septula testis ini membagi testis
menjadi beberapa lobus testis. Pada daerah dekat margo posterior yang tidak
dicapai oleh septula testis, tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang memadat yang
disebut mediastinum testis. Parenkim testis yang terletak dalam lobulus testis terdiri
atas tubulus seminiferus contortus, ini merupakan daerah yang nampak seperti
benang-benang halus yang berkelok-kelok. Tubulus seminiferus yang mendekati
mediastinum testis bergabung membentuk tubukus seminiferi recti. Beberapa
tubulus seminiferi recti memasuki mediastinum dan berhubungan satu sama lain,
sehingga membentuk anyaman yang disebut rete testis. Dari rete testis dibentuk
saluran-saluran yang memasuki caput epididimis yang disebut ductus efferents
testis. ( Afifa.2013 )

267

Testis merupakan kelenjar tubuler komplek yang memiliki dua fungsi yaitu
untuk reproduksi dan hormonal. Tubulus seminiferus, merupakan bagian testis yang
berisi sel berlapis kompleks, bergaris tengah sekitar 150-250 um dan panjang 30-
70 cm. Tubulus seminiferus dapat bercabang berujung buntu. Pada ujung-ujung
apikal tiap tubulus, lumen menyempit dan epitel yang membatasi dengan segera
berubah menjadi lapisan selapis kubis yang mempunyai satu flagela. Segmen yang
pendek ini dikenal sebagai tubulus rectus, menghubungkan tubulus seminiferus
dengan saluran-saluran anastomose yang dibatasi oleh epitel labirin, rete testis. Rete
testis yang terdapat dalam jaringan penyambung mediastinum dihubungkan dengan
bagian sefalik epididimis oleh 10-20 ductus efferens, yang nantinya didistal
menyatu pada duktus epididimis. ( Afifa.2013 )

Tubulus seminiferus terdiri atas unsur-unsur berikut :

1. Tunika fibrosa. Terdiri atas beberapa lapisan fibroblas. Lapisan paling


dalam yang melekat pada jaringan penyambung dekat dengan lamina
basalis.
2. Lamina basalis yang berbatas tegas
3. Epitel germinativum. Pada daerah epitel germinativum terdapat 2 jenis sel
yaitu sel-sel sertoli (penyongkong) dan sel-sel yang merupakan turunan
spermatozoatogenik atau seminal. ( Afifa.2013 )

Pada tubulus seminiferus terjadi proses spermatozoatogenesis dan dapat dibagi


menjadi 3 fase :
1. Spermatozoatogenesis, dimana spermatozoatogonia membelah berturut-
turut menghasilkan keturunan sel yang akhirnya menghasilkan
spermatozoatosit.
2. Meiosis, dimana spermatozoatosit mengalami 2 pembelahan yang berurutan
dengan pengurangan setengan jumlah kromosom dan jumlah DNA persel
mengahasilkan spermatozoatid.
3. Spermiogenesis, dimana spermatozoatid melalui suatu proses
sitodiferensiasi yang rumit mengahsilkan spermatozoa.
Pada sistem reproduksi pria selain testis dirancang untuk menyalurkan sperma
ke reproduksi wanita. Pada dasarnya sistem reproduksi diluar testis terdiri dari :

268

1. Suatu saluran bekelok-kelok yang mengangkut sperma dari testis keluar
tubuh.
2. Beberapa kelenjar mensekresi zat yang penting untuk viabilitas dan
motilitas sperma.
3. Penis dirancang untuk menembus dan meletakkan sperma didalam vagina
wanita.
Setelah sperma dihasilkan ditubulus seminiferus, sperma akan disapu
kedalam epididimis sebagai akibat adanya tekanan –tekanan yang diciptakan
oleh sekresi cairan tubulus secara terus-menerus oleh sel sertoli. Kemudian
duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk membentuk sebuah saluran
berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus deferens. ( Afifa.2013 )
Duktus-duktus tersebut melaksanakan beberapa fungsi penting sebagai
jalan keluar sperma dari testis. Sewaktu keluar meninggalkan testis, sperma
belum mampu bergerak atau membuahi. Sperma memperoleh kedua
kemampuan tersebut dalam perjalanannya melintasi epididimis. Di epididimis
proses pematangan sperma ini dirangsang oleh hormon testosteron yang
tertahan didalam cairan tubulus oleh protein pengikat androgen. Kapasitas
sperma semakin ditingkatkan oleh pajanan ke sekresi saluran saluran reproduksi
wanita. Selain itu epididimis juga memekatkan sperma beberapa ratus kali lipat
dengan sebagian besar cairan yang masuk tubulus seminiferus. ( Afifa.2013 )
Sperma matang secara perlahan bergerak melintasi epididimis kedalam
duktus deferen akibat kontraksi ritmik otot polos didinding saluran tersebut.
Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang penting
karena sperma yang terkemas rapat relatif inaktif dan kebutuhan metaboliknya
juga rendah, sperma dapat disimpan dalam duktus deferens selama beberapa
hari meskipun tidak terdapat pasokan nutrien dari darah dan sperma hanya
mendapat makanan dari gula-gula sederhana yang dapat disekresi
tubulus.Selain saluran-saluran diatas juga terdapat kelenjar seks tambahan yang
berpengaruh pada motilitas sperma yaitu vesikula seminalis. Pada vesikula
seminalis dihasilkan fruktosa yang berfungsi sebagai sumber energi utama
untuk sperma yang dikeluarkan, selain itu vesikula seminalis juga
mengeluarkan prostaglandin yang merangsang kontraksi otot polos disaluran

269

reproduksi pria dan wanita , sehingga sperma lebih mudah dipindahkan
ketempat pembuahan oviduk wanita ( Afifa.2013 ).

3. FUNGSI TESTIS

Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi


testis:
a. memproduksi sperma (spermatozoa)
b. memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar


pituitari bagian anterior:

a. luteinizing hormone (LH)


b. follicle-stimulating hormone (FSH)
1. Sperma
Sperma diproduksi dalam tubulus seminiferus dari testis. Ada
sekitar 700 tabung ini di masing-masing testis, masing-masing adalah
sepanjang lengan dan lebar beberapa rambut, seluruh koleksi tubulus
lebih panjang dari lapangan sepak bola! Setelah sperma diproduksi
dalam tubulus seminiferus mereka masuk ke dalam epididimis, sebuah
tabung melingkar yang panjang di mana sperma matang karena mereka
disampaikan sepanjang itu. Mereka kemudian siap dikeluarkan pada
saat ejakulasi melalui saluran sperma. ( Marchong.2015 )
2. Hormon Testosteron

Hormon utama yang disekresi oleh testis adalah testosteron,


hormon androgenik. Testosteron disekresikan oleh sel-sel yang terletak
di antara tubulus seminiferus, yang dikenal sebagai sel Leydig. Di testis
juga memproduksi inhibin B dan hormon anti-Mullerian dari sel Sertoli,
dan insulin-seperti faktor 3 dan estradiol dari sel-sel Leydig.

Testosteron penting pada tahap pertama pengembangan organ


reproduksi laki-laki pada janin. Hal ini juga menyebabkan
perkembangan karakteristik pria seperti pertumbuhan rambut wajah,

270

pendalaman suara dan percepatan pertumbuhan yang terjadi selama
masa pubertas. Testosteron penting dalam menjaga karakteristik ini
sekunder laki-laki sepanjang hidup seseorang. Dari seterusnya pubertas,
testosteron memberikan stimulus utama untuk produksi sperma. (
Marchong.2015 )

4. KELAINAN PADA TESTIS


Beberapa gangguan dan penyakit yang lebih umum mempengaruhi
testis adalah sebagai berikut:
1. Trauma testis
Karena testis berada di dalam skrotum yang menggantung di
luar tubuh, maka mereka tidak memiliki perlindungan otot dan
tulang. Hal ini membuat testis lebih mudah untuk terserang,
terpukul, tertendang, atau tertabrak, terutama jika melakukan
olahraga. Trauma pada buah zakar dapat menyebabkan sakit parah,
memar, atau bengkak. Dalam kebanyakan kasus, buah zakar dapat
menyerap trauma dari cedera tanpa kerusakan yang serius. Sebuah
tipe yang jarang dari trauma buah zakar adalah testis pecah, ini dapat
terjadi ketika buah zakar menerima pukulan langsung atau tergencet
pada permukaan panggul yang keras. Cedera ini menyebabkan darah
bocor ke dalam skrotum. ( Adinda Rudystina.2017)
2. Kanker testis
Sama seperti kanker lainnya, kanker testis terjadi ketika sel-
sel buah zakar mengalami mutasi sel yang menyebabkan mereka
memperbanyak diri dengan sembarangan dan menyerang daerah
yang harusnya tidak mereka masuki. Pada kanker buah zakar, proses
ini biasanya menciptakan benjolan yang tumbuh lambat atau
ketegangan pada salah satu buah zakar. Dalam kebanyakan kasus,
orang-orang telah menyadarinya dari awal, sehingga jika seorang
pria mendapatkan perhatian medis sedini mungkin, maka kanker
testis hampir selalu dapat disembuhkan. ( Adinda Rudystina.2017)
3. Torsi testis

271

Dalam skrotum, testis dilindungi oleh struktur yang disebut
sebagai korda sistematika. Pada kasus ini korda tersebut akan
berputar dan menghentikan suplai darah ke buah zakar. Gejala torsi
buah zakar termasuk rasa nyeri yang luar biasa dan mendadak,
pembesaran bagian buah zakar yang terkena, nyeri, dan bengkak.
Gangguan ini paling sering terjadi pada laki-laki berusia 12-18 tahun
akibat cedera pada buah zakar atau aktivitas yang berat, namun hal
ini terkadang juga dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. ( Adinda
Rudystina.2017)
4. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu
tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis. Ia berfungsi
dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sel sperma
yang diproduksi di testis. Epididimis menghubungkan testis dengan
vas deferens (saluran yang membawa sperma). Epididimitis sering
disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit kelamin klamidia. Gejala
epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada skrotum.
Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya
yang saling berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses
(pengumpulan nanah). ( Adinda Rudystina.2017)
5. Varikokel
Varikokel adalah penyebaran dan pembesaran pembuluh
vena di atas buah zakar dan biasanya tidak berbahaya.
Bagaimanapun, terkadang varikokel dapat merusak kesuburan atau
menyebabkan nyeri yang ringan hingga sedang. Jika Anda memiliki
tonjolan di atas buah zakar Anda, terutama ketika Anda sedang
berdiri atau melakukan aktivitas terlalu lama, maka Anda harus
memeriksakan diri ke dokter Anda. ( Adinda Rudystina.2017)
6. Hidrokel
Hidrokel mengacu pada pengumpulan cairan yang
mengelilingi buah zakar dan biasanya bersifat jinak. Tetapi jika ia
makin membesar, hal ini akan menyebabkan rasa sakit atau tekanan.

272

Meskipun sebagian pria mengembangkan hidrokel setelah cedera,
namun sebagian lagi memiliki hidrokel tanpa memiliki trauma atau
penyebab yang jelas. ( Adinda Rudystina.2017)
7. Hipogonadisme
Salah satu fungsi buah zakar adalah untuk mengeluarkan
hormon testosteron. Hormon ini memainkan peran penting dalam
pengembangan dan pemeliharaan karakteristik fisik laki-laki. Ini
termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang,
produksi sperma, dan dorongan seks. ( Adinda Rudystina.2017)

Hipogonadisme pada pria adalah gangguan yang terjadi


ketika buah zakar (gonad) tidak menghasilkan cukup hormon
testosteron. Hipogonadisme primer terjadi bila ada masalah atau
kelainan pada buah zakar itu sendiri. Hipogonadisme sekunder
terjadi ketika ada masalah dengan kelenjar hipofisis di otak, yang
mengirimkan pesan kimia pada buah zakar untuk memproduksi
testosteron. ( Adinda Rudystina.2017).

G. KELENJAR OVARIUM

1. Pengertian Kelenjar Ovarium

273

Gambar 1.1 Gambar Ovarium (sumber : ahablogweb. 2017)

Ovarium atau indung telur ialah salah satu organ reproduksi pada
wanita yang berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon. Manusia
khususnya wanita memiliki dua buah ovarium, di kiri dan kanan. (sumber :
seputar pengetahuan 2015)
Ovarium memiliki bentuk oval dan memiliki panjang sekitar 4 cm,
lebar 3 cm dan diameter sekitar 2 cm. warna ovarium itu sendiri biasanya
abu kemerahan dan memiliki permukaan yang tidak rata. (sumber : seputar
pengetahuan 2015)

2. Struktur dan bagian – bagian ovarium

Gambar 2.2 Gambar Lapisan Ovarium (sumber : ahablogweb. 2017)

Ovarium memiliki 3 lapisan utama yaitu :

274

1. Bagian permukaan, merupakan bagian terluar dari ovarium yang
disusun oleh epitel kuboid selapis atau yang biasa disebut epitel
germinal.
2. Korteks, merupakan bagian yang terletak setelah bagian permukaan.
Sebagian besar disusun oleh jaringan ikat. Korteks merupakan tempat
ditemukannya sel folikel dan oosit.
3. Medulla, merupakan bagian terdalam dari ovarium yang disusun oleh
jaringan neovaskular.

(sumber : ahablogweb)

3. Fungsi Kelenjar ovarium

1. Fungsi Reproduksi
Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur. Pada
proses ini sel telur akan disertai dengan sekelompok sel yang disebut sel
folikel (sel yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur).
Perkembangan dari sel folikel ini akan dirangsang oleh Hormon Follicle
Stimulating Hormone (FSH). Sejak masa embrio, sudah terjadi
perkembangan oogonium menjadi oosit, sedangkan oosit tidak akan
berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya masa
pubertas.
Setelah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang sudah matang
akan dilepas dari sel volikel dan dikeluarkan dari ovarium ke uterus
(rahim). Sel ovum siap untuk dibuahi sel sperma pria. Apabila sel
tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
menstruasi, yaitu luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel
ovum yang tidak dibuahi. Sedangkan apabila sel ovum berhasil dibuahi
oleh sel sperma, maka hasil pertemuan keduanya atau yang biasa disebut
hasil fertilisasi akan tumbuh dan berkembang di uterus (rahim) menjadi
embrio.

(sumber : ahablogweb 2017)

275

4 . Fungsi Endokrin

Selain berperan untuk memproduksi ovum, ovarium juga memiliki


fungsi lain sebagai kelenjar endokrin. Ovarium dapat menghasilkan 2
hormon yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga kesehatan
reproduksi dan kesuburan. Kedua hormon tersebut ialah ;
a. Estrogen
Estrogen merupakan hormon seks yang penting untuk
perkembangan seksual dan reproduksi. Secara kimia, estron
mengacu pada hormon yang terdiri dari estrone, estradiol dan estriol.
Beberapa fungsi Estrogen bagi wanita adalah :
1) Merangsang perkembangan organ seks sekunder seperti
pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan ketiak.
2) Mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan
dinding rahim selama masa menstruasi.
3) Berperan dalam pembentukan tulang serta pembekuan darah.
4) Dapat mempengaruhi kulit, rambut, selaput lendir, dan otot
panggul.
b. Progesteron
Progesteron adalah hormon golongan steroid yang fungsi
utamanya berhubungan dengan siklus menstruasi, kehamilan dan
perkembangan embrio. Beberapa fungsi progesteron antara lain :
1) Mengubah dinding endometrium rahin untuk mempersiapkan
tempat yang nyaman untuk pertumbuhan janin.
2) Menurunkan respon kekebalan tubuh wanita selama terjadinya
proses pembuahan untuk mempersiapkan kehamilan.
3) Progesteron bekerja sama dengan hormone prolaktin untuk
mematangkan payudara agar dapat memproduksi asi.
4) Meningkatkan gairah seksual pada wanita.
5) Membantu perkembangan saraf otak serta berperan dalam
melindungi dan pemulihan cedera jaringan otak dari kerusakan.

276

(sumber : ahablogweb 2017)

5. Cara Kerja Ovarium

Ovum atau sel telur setiap bulan melakukan perjalanan di dalam tubuh
wanita. Proses nya sebagai berikut :
1. Berawal dari ovarium. Ovum berasal dari ovarium atau indung telur.
Ada dua ovarium dalam tubuh wanita, yakni di kanan dan kiri. Dalam
ovarium yang hanya sebesar ibu jari ini terdapat puluhan ribu ovum.
Saat lahir, wanita sudah memiliki 750.000 ovum yang terus berkurang
seiring bertambahnya usia ovarium hingga akhirnya punah saat
menopause.
2. “ditangkap” Fimbria. Setiap bulan, ooganium atau sel telur muda
berebut menuju ke saluran tuba falopi. Jika berhasil masuk, akan
ditangkap oleh fimbria, organ di ujung tuba falopi yang berbentuk
seperti tangan dan diarahkan ke tuba falopi.
3. Santai di tuba falopi. Dalam saluran tuba falopi sepanjang 7,5-10 cm ini,
terdapat silla atau sel yang ujungnya berbentuk seperti rambut yang
bergerak mendorong ovum menuju rahim. Ovum akan bertahan selama
satu hari di tuba falopi. Jika bertemu dengan sperma maka ovum akan
bersatu membentuk zigot.
4. Menempel terus di rahim. Zigot akan turun ke rongga rahim, lalu
menempel di lapisan dindingnya dan berkembang menjadi janin.
Dinding rahim terdiri dari miometrium-jaringan otot di bagian luar
berupa otot polos berlapis tiga yang dapat berkontraksi dan berelaksasi
dan endometrium-selaput lendir di bagian dalam. Bentuk rahim tidak
selalu normal seperti buah pir atau avokad gepeng. Rahim juga bisa
berbentuk:
a. Uterus Septus, dari luar terlihat normal, tapi di dalamnya ternyata
ada sekat, baik sebagian atau menyeluruh yang membagi rahim jadi
dua bagian.

277

b. Uterus Bikornis, menyerupai bentuk hati. Ada sekat di bagian
dalamnya dan terlihat terbagi dua dari luar.
c. Uterus Dildefis, bisa dikatakan ada dua rahim atau rahim ganda.
Terkadang hingga ke bagian vaginanya ada sekatnya juga yang
memisahkan vagina menjadi dua bagian.
5. Bila tidak menjadi zigot. Jika tidak berhasil menjadi zigot, ovum akan
tetap turun ke rongga rahim. Endometrium yang sudah menebal dan siap
sebagai zigot menanamkan dirinya akan luruh, lalu beranjak keluar
rahim dalam bentuk yang kita kenal sebagai darah haid.
6. Pintu perbatasan serviks. Antara rahim dan vagina, terdapat serviks atau
leher rahim yang sempit sekali. Serviks ini seperti pintu yang bisa
terkunci selama kehamilan sehingga janin tidak dapat melewatinya dan
baru akan terbuka dan meregang saat proses persalinan. Serviks akan
menghalangi bakteri dan virus dari luar masuk lebih dalam ke bagian
organ reproduksi.
7. Lorong panjang vagina. Setelah melalui serviks, ovum akan sampai di
lorong vagina. Panjang dinding depan dan belakang vagina tidak sama.
Dengan posisi rahim ke arah depan, panjang dinding sekitar 7,5 cm dan
dinding belakang sekitar 11,5 cm. Lorong berkerut-kerut ini juga bisa
memanjang dan melebar bila ada rangsangan. Di ujung vagina, terdapat
lubang atau liang vagina yang merupakan tempat keluarnya darah haid.
Bila darah haid sudah keluar, beakhirlah perjalanan ovum. Perjalanan
serupa akan terjadi setiap bulan.

(sumber : ayahbunda 2015)

H. KELENJAR ENDOKRIN

1. Pengertian kelenjar endokrin

278

Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu yang
berfungsi untuk menghasilkan hormon. Hormon ini kemudian disekresikan
langsung kedalam darah, di alirkan ke sel-sel organ yang berkepentingan sehigga
pesan yang di bawa oleh hormon dapat di terjemahkan menjadi suatu tindakan
.Disebut kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini lansung
disekresikan ke dalam darah tanpa melalui duktus atau saluran lainnya. Kelenjar
endokrin di hasilkan oleh organ-organ endokrin. Kumpulan dari berbagai organ
endokrin membentuk system organ, setiap organ endokrin akan menghasilkan satu
macam hormon yang di sebut dengan istilah hormon tunggal, tetapi ada juga yang
menghasilkan lebih dari satu hormon yang disebut hormon ganda. Hormon ganda
ini biasanya terbentuk untuk pengatur kinerja organ endokrin lainnya sehingga
muncul saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara suatu hormon
terhadap aktivitas kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar endokrin sangat banyak dan
tersebar dari kepala hingga bagian bawah tubuh

2. Hormon yang berperan dalam masa pubertas


Semua hormon yang diproduksi pada saat menstruasi atau pubertas dalam
tubuh berasal dari hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian kecil pada pusat otak
yang berhubungan langsung dengan kelenjar pituitari, si “kelenjar master” yang
mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh. Hipotalamus merangsang kelenjar
endokrin untuk memproduksi banyak hormon, salah satunya gonadotropin-
releasing hormone (GnRH). Hormon GnRH ini merupakan induk dari kebanyakan
hormon dalam tubuh, terutama hormon reproduksi laki-laki dan perempuan. Selama
masa produktif, GnRH akan merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan
hormon FSH dan LH. Pada dasarnya, kedua hormon ini memiliki tugas yang tak
jauh berbeda, seringnya saling bekerja sama untuk mengoptimalkan sistem
reproduksi wanita maupun pria. Sederhananya, FSH adalah hormon yang
bertanggung jawab untuk mengatur produksi sel telur pada wanita dan sperma pada
pria. Sementara itu, hormon LH bekerja sama dengan FSH untuk mengatur
kelancaran siklus menstruasi dan menjaga fungsi testis selama masa reproduksi.
Fungsi hormon FSH dan LH pada wanita yang paling utama adalah memastikan
siklus menstruasi berjalan lancar setiap bulannya.

279

Kedua hormon ini saling bekerja sama untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel alias sel telur. Mulai dari awal pembentukan, ovulasi atau
pelepasan sel telur dari ovarium, hingga akhir masa menstruasi. Pada awal siklus
menstruasi, kadar hormon FSH dalam tubuh akan meningkat tapi jumlah hormon
LH menurun. FSH ini digunakan untuk merangsang folikel memproduksi hormon
estrogen dan progesteron. Sel telur kemudian akan dimatangkan untuk
mempersiapkan diri menjelang masa subur. Saat masa subur, hormon estrogen akan
mengirimkan sinyal kepada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan
mulai memproduksi banyak LH – kebalikan dari yang tadi. Hormon LH ini akan
memicu ovulasi alias pelepasan sel telur dari ovarium. Folikel sel telur yang sudah
dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum alias folikel kosong. Selanjutnya,
korpus luteum ini akan melepaskan hormon progesteron untuk menebalkan jaringan
dinding rahim, guna berjaga-jaga jika terjadi kehamilan. Namun jika tidak ada
kehamilan, maka kadar progesteron ini akan kembali menurun dan menyebabkan
dinding rahim Anda meluruh. Inilah yang kita sebut dengan menstruasi. Tentang
setiap 28 hari, beberapa produk darah dan lainnya dari disintegrasi lapisan dalam
rahim(endometrium) dikeluarkan dari rahim, proses yang disebut
menstruasi. Selama waktu ini baru folikel mulai berkembang di salah satu ovarium.
Setelah menstruasi berhenti, folikel terus berkembang, mensekresi peningkatan
jumlah estrogen saat melakukannya.
1. Meningkatnya tingkat estrogen menyebabkan endometrium menjadi lebih tebal
dan lebih kaya disertakan dengan pembuluh darah dan kelenjar.
2. Sebuah meningkatnya tingkat LH menyebabkan telur yang berkembang dalam
folikel untuk menyelesaikan pembelahan meiosis pertama ( meiosis I ),
membentuk oosit sekunder.
3. Setelah sekitar dua minggu, ada gelombang tiba-tiba dalam produksi LH.
4. Ini lonjakan LH memicu ovulasi: pelepasan oosit sekunder ke tuba fallopi .
5. Di bawah pengaruh LH terus, folikel-kosong sekarang berkembang
menjadikorpus luteum (maka nama luteinizing hormon LH).
6. Dirangsang oleh LH, korpus luteum mengeluarkan progesteron yang
7. Melanjutkan persiapan endometrium untuk kemungkinan kehamilan
8. Menghambat kontraksi uterus

280

9. Menghambat perkembangan folikel baru
10. Jika pembuahan tidak terjadi (yang biasanya terjadi),
11. Meningkatnya tingkat progesteron menghambat pelepasan GnRH yang, pada
gilirannya,
12. Menghambat produksi progesteron lebih lanjut.
13. Sebagai tingkat progesteron turun,
14. Korpus luteum mulai merosot;
15. Endometrium mulai rusak, sel yang melakukan kematian sel terprogram
( apoptosis );
16. Penghambatan kontraksi uterus diangkat, dan
17. Pendarahan dan kram menstruasi dimulai.

3. Hormon yang berperan dalam masa kehamilan


Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang
diawali dengan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur
(ovarium) wanita, lalu berlanjut ke pembentukan zigot, perlekatan atau menempel
di dinding rahim, pembentukan plasenta, dan pertumbuhan serta perkembangan
hasil konsepsi sampai cukup waktu (aterm). Hormon yang dihasilkan pada saat
hamil yaitu :
1. Estrogen dihasilkan oleh korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan
plasenta yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuaha
manfaatnya :
a. Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui si buah
hati.
b. Merangsang pertumbuhan kelenjar susu.
c. Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat
bersalin.
d. Melunakkan jaringan-jaringan tubuh.
2. rogesteron dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu
sedang hamil manfaat:
a. Membantu lapisan dinding rahim dalam menyangga plasenta.

281

b. Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan
menyebabkan persalinan dini.
c. Menyiapkan payudara untuk menyusui.
3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dihasilkan oleh lapisan jaringan luar
yang menyelimuti janin dan trofoblas atau plasenta yang terbentuk pada awal
pertumbuhan janin manfaat:
a. Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur.
Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja
melepaskan sel telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen,
progesteron, dan plasenta terbentuk sepenuhnya.
b. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan
melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya
peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya
kehamilan alias hasil tes positif.
4. Prolaktin diproduksi di dalam kelenjar pituitari manfaatnya untuk meningkatkan
jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI dengan
optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi.
5. HPL (Human Placental Lactogen) diproduksi oleh plasenta membantu
merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
6. Kortisol dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin manfaatnya untuk membantu
janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam
aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.

4. Hormon yang berperan dalam masa persalinan


Persalinan adalah terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau post
matur) mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan
sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama)
mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput
pada bagian anterior pelvis terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti forseps) tidak
mencakup komplikasi (seperti pendarahan hebat) mencakup pelahiran plasenta
yang normal. Hormon yang berperan yaitu :
1. Hormon Endorfin

282

Yang pertama adalah hormon endorfin. Pada saat proses persalinan, maka hormon
endorfin ini akan memberikan efek menenangkan dan meredakan nyeri pada si ibu.
hormon manusia jenis ini seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan
dan akan naik terus serta akan menaik tajam pada saat selama persalinan dan sampai
persalinan selesai tanpa adanya pengobatan.
Adapun tingkan hormon endofrin yang lebih tinggi terjadi selama kehamilan dan
persalinan dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang membantu
seorang ibu dapat melewati proses persalinan tersebut. Selain itu, hormon endorfin
ini juga berperan untuk memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi pada saat
dilahirkan tersebut. Untuk ituah sobat , hormon endorfin ini sangat memiliki peran
penting pada saat ibu melahirkan anaknya.
2. Hormon Prostaglandin
Yang kedua adalah hormon prostaglandin. Pada saat proses persalinan, maka
hormon prostaglandin ini akan membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini sendiri dihasilkan oleh rahim dan
produksinya akan meningkat pada saat akhir kehamilan.
Namun selain itu, wanita juga mendapat hormon prostaglandin ini dari sperma pada
saat melakukan hubungan intin dengan pasangannya. Oleh karena itu, bagi ibu
hamil, yang waktu persalinannya mundur, maka disarankan untuk berhubungan
intim dengan pasangannya untuk mendapatkan pasokan hormon prostaglandin
tersebut sehingga memicu kontraksi uterus yang nanitnya akan memicu kelahiran
si buh hati anda.
3. Hormon Relaksin
Yang ketiga adalah hormon relaksin. Adapun hormon relaksin ini diproduksi oleh
korpus luteum dan juga plasenta. Adapun funsgi hormon yang satu ini adalah untuk
melunakkan serviks dan juga melonggarkan tulang panggul saat akan terjadi proses
persalinan. Hormon yang satu ini juga tergolong penting pada saat persalinan anda
karena akan memperlancar persalinan tersebut.
4. Hormon Oksitosin
Yang keempat adalah hormon oksitosin. Reseptor sel yang memungkinkan seorang
wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap pada
proses kehamilan, dan kemudian akan meningkat tajam pada saat akan bersalin.

283

Hormon oksitosin ini sendiri merupakan simulator paten dari kontraksi yang
membantu untuk membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi,
melahirkan plasenta, dan juga mengurangi pendarahan pada saat perlekatan
plasenta.

5. Hormon yang berperan dalam masa menyusui


ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi hingga berusia 6 bulan.
Karenanya, sangat dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif di usia tersebut.
Agar payudara dapat memproduksi ASI, ada hormon-hormon penting yang bekerja
di dalamnya. Salah satunya adalah hormon prolaktin. Buku Breast Friends oleh
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menjelaskan, bahwa hormon prolaktin
mulai bekerja optimal setelah ibu melahirkan. Saat hamil hormon prolaktin tidak
bisa memproduksi ASI karena ditahan oleh hormon progesteron. Setelah
melahirkan, hormon progesteron akan menurun, dan hormon prolaktin akan
bekerja. Saat bayi menyusu pada satu payudara, rangsangan sensorik dari puting
payudara itu dikirim ke otak. Hasilnya, bagian depan kelenjar pituitari akan
mengeluarkan prolaktin. Sebagian besar hormon prolaktik ada di dalam darah
selama sekitar 45 menit setelah penyusuan. Hormon ini akan membuat payudara
memproduksi ASI untuk penyusuan berikutnya. Jumlah prolaktin bisa saja
menyesuaikan dengan intensitas menyusu bayi. Ketika bayi kurang menyusu, maka
jumlah prolaktin menurun, dan ASI yang dihasilkan pun lebih sedikit.Hormon
prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari. Maka dari itu, ibu dianjurkan
untuk menyusui bayi pada malam hari karena bisa membantu menjaga pasokan ASI
di keesokan harinya. Ketika hormon prolaktin bekerja, maka efeknya bisa membuat
Anda merasa tenang dan mengantuk. Di samping itu, hormon yang berkaitan
dengan prolaktin juga bisa menekan terjadinya ovulasi. Sehingga, menyusui
sebetulnya bisa membantu Anda untuk menunda kehamilan baru.

6. Hormon yang berperan dalam masa antar (menopause)

Menopause didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana berhentinya


menstruasi (amenorhea) pada wanita yang terjadi secara permanen. Progesteron
diproduksi oleh korpus luteum dan menyebabkan penebalan endometrium dalam

284

persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi. Progesteron juga
menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. Pada wanita yang
anovulatori, tidak ada korpus luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering
tidak terhalangi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada endometrium,
menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada fase perimenopause.
Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2) atau inhibin
dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk
dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif
estrogen dan progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi
meningkat dan FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi
FSH dan LH serta berkurangnya kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda
dan gejala menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah
(hot flashes), gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital,
osteopenia/ kepadatan tulang rendah, dan lain-lain. Estrogen secara endogen
memproduksi Estrone (E1), estradiol (E2) dan estriol (E3). Estrone (E1) adalah
bentuk dominan estrogen selama menopause. Ini diproduksi dalam jumlah kecil
oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi perifer
androstenedion dalam jaringan adiposa. Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel
ovarium dominan selama siklus menstruasi bulanan dan merupakan estrogen
alami yang paling ampuh.

I. MEKANISME UMPAN BALIK

1. Definisi Mekanisme Umpan Balik


Menurut andorse (1996), hormon disekresi terus menerus, dan frekuensi
dari seresinya diatur oleh tuntutan dari kebutuhan tubuh. Sistem saraf mengontrol

285

sistem endokrin baik secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsungnya
adalah minimal dan digambarkan dengan baik oleh efek dari sistem saraf simpatik
pada sekresi medula adrenal. Kontrol tak langsungnya lebih umum dan berpusat di
sekitar peran dari hipotamulus. Hipotamulus mensekresi hormon tertentu dan
menyebarkan hormon ini ke pituitari posterior di tempat hormon tersebut disimpan.
Juga, hipotamulus mensekresi bahan kimiawi, yang dikenal sebagai factor
realizing, yang di lepaskan ke dalam vaskular diantara hipotamulus dan pituitari
anterior. Faktor realizing ini adalah spesifik dan mengatur pelepasan dari hormon-
hormon pituitari. Hormon yang dilepaskan oleh kelenjar target mungkin
mengumpan balik dan mempengaruhi pelepasan atau penghambatan dari hormon
pituitari atau hipotamulus.
Menurut Ramanta (2007), jumlah hormon yang di sekeresi oleh kelenjar
endokrin ditentukan oleh kebutuhan tubuh akan hormon tersebut dalam waktu
tertentu. Pada umumnya sekresi hormon diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan adanya produksi berlebihan atau berkurang. Jadi terdapat suatu
mekanisme kontrol untuk mengatur produksi dan sekresi hormon. Mekanisme
tersebut adalah umpan balik atau feedback.
Menurut despopulos (1998) umpan balik adalah keadaan yang merupakan
respon terhadap suatu sinyal (misalnya sebuah sel terhadap ransangan hormonal)
mempengaruhi sumber sinyal (dalam kasus ini, kelenar penghasil hormon) dapat di
katakan umpan balik terdiri dari dua macam meliputi umpan balik positif dan
umpan balik negatif.
1. Umpan Balik Negatif
Menurut Despopulos (1998), pada umpan balik negatif suatu rangsangan
diturunkan oleh respons. Seperti kebanykan mekanisme pengaturan lainya pada
orgasme, kerja hormon kebanyakan diutamakan untuk umpan balik negatif.
Menurut Rumanta (2007) feedback negative merupakan suatu meknisme dimana
jumlah suatu output (pengeluaran hormon) berperan untuk mengurangi jumlah
input (pemasukan hormon) dengan tujuan untuk mencapai suatu keseimbangan
(homesostatis). Contohnya: hormon insulin berperan dalam meningkatkan difusi
berfasilitas glukosa ke dalam sel, akibatnya kadar glukosa darah akan darah akan

286

turun (output), kadar glukosa darah yang rendah akan mengurangi sekresi insulin
oleh sel-sel beta pancreas (input).
2. Umpan Balik Positif
Menurut Rumanta (2007) mekanisme feedback positive berlawanan dengan
feedback negative, dimana jumlah suatu output yang akan merangsang suatu input.
Proses ini akan menyebabkan suatu ketidakseimbangan. Mekanisme ini jarang
terjadi namun ada beberapa hormon yang bekerja mengikuti mekanisme ini.
Misalnya, oksitosin yang disekresi hipofisis bagian belakang (neurohipofisa) akan
merangsang kontraksi otot rahim sewaktu perslinan, yang berpengaruh pada
terbukanya serviks (leher rahim). Pembukaan serviks ini menimbulkan implus
sensoris ke hipotalamus, yang memerintah hipofisis untuk lebih bnyak menghsilkan
oksitosin sehingga uterus berkontraksi. Proses tersebut sangat penting untuk proses
kehamilan.

2. Mekanisme Umpan Balik Dalam Anatomi


Mekanisme umpan balik (“sistem umpan balik” atau “umpan balik”) adalah
siklus peristiwa dimana keadaan aspek tertentu dari kondisi tubuh (kondisi
terkendali) misalnya suhu, yang terus dimonitor dan disesuaikan sesuai untuk
menjaga nilai kondisi terkendali dalam kisaran yang aman sehingga tubuh terus
berfungsi berhasil sebagai lawan mengalami kerusakan misalnya karena over-
heating.
pada sistem endokrin, umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan
oleh pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon
oleh suatu sinyal khusus. Setelah dilepaskan, hormon mempengaruhi organ
sasaranya dan menimbulkan respons yang mengurangi pelepasan hormon tersebut
lebih lanjut.
Kadar hormon diatur oleh mekanisme umpan balik, konsentrasi hormon
harus dipertahankan karena hormon memiliki efek yang kuat pada tubuh. sistem
umpan balik merupakan sarana yang ideal untuk mengontrol kadar hormon karena
melibatkan pemantuan konstan dan membuat penyesuaian untuk menjaga kadar
hormon yang stabil.
Yang sangat penting dalam kasus kadar hormon karena:

287

1. Hormon dapat mempengaruhi organ target pada konsentrasi rendah
sehingga bahkan sejumlah kecil kadang-kadang bisa terlalu banyak.
2. Lamanya waktu selama hormon tetap aktif terbatas sehingga lebih
banyak hormon harus dikeluarkan yang di perlukan untuk
menggantikan mereka yang tidak akitif. Secara umum, hormon dapat
aktif oleh melitasi atau konjugasi dengan asam glukuronat.

Gambar 2.1 Mekanisme Umpan Balik Anatomi Manusia.


(Sumber: Academia)

Suatu dari sistem umpan balik umum mengatur sebuah glukokotiroid


hormon.
a. Dikontrol kondisi tingkat glukotiroid dalam darah ( ketat-jumlah atau
konsentrasi hormon glukokotiroid dalam darah dan cairan ekstrasel, ECF)
b. Rangsangan-tingkat darah dari glukokotiroid menurun.
c. Reseptor sel neurosecretory di hipotalamus mengirim sinyal input dalam
bentuk: peningkatan hormon melepaskan hypothalamic dan menurunkan
glukokotiroid.
d. Control center-kelenjar hipofisis anterior mengirimkan sinyal output dalam
bentuk: peningkatan hormon adrenocorticotripic (ACTH)
e. Afektor-adrenal cortex-menskekresi glukokotiroid. Sebagai hasil dari
korteks adrenal (effector) mensekresi glikokotiroid, tingkat glokokotiroid

288

dalam (kondisi terkontrol) dibawa kembali ke keseimbangan. Artinya, efek
dari stimulus penurunan tingkat darah dari hormon glukokotiroid adalah
kontra-bertindak. Ini adalah contoh dari sistem upan balik negatif. Hormon
glukokotiroid membentuk salah satu dari dua kelompok utama
kortikosteroi. Egs istilah yang digunakan untuk mengambarkan isitem
umpan balik.
Isilah yang digunakan yaitu:
1) Dikontrol kondisi-aspek kondisi tubuh bahwa mekanisme
umpan balik tertentu mengatur, misalnya tingkat kalsium darah.
2) Reseptor-struktur tubuh yang mendeteksi perubahan dalam
kondisi control dan mengirimkan informasi tentang hal itu
(disebut masukan) ke puat control.
3) Efektor-struktur tubuh yang menerima sinyal output dengan
pusat control dan merespon mereka dengan mengambil atau
memproduksi tindakan yang mempengaruhi kondisi umpan
balik.

3. Mekanisme Umpan Balik Pada Fisiologi


Hormon yang diproduksi oleh sel-sel dari kelenjar endokrin. Kelenjar ini
mensekresi hormon langsung ke dalam aliran darah, yang membawa mereka ke
situs tindakan mereka. Hormon bertindak sebagai regulator dari berbagai fungsi
tubuh termasuk pelepasan hormon lainnya.
1. Sintesis Hormon
Sintesis hormon dikendalikan ketat oleh sebuah mekanisme homeostatis
yang mencegah atas atau dibawah produksi berbagai hormon. Kebanyakan hormon
diatur oleh sistem umpan balik negatif. Umpan balik negatif ini mencegah
kelebihan sekresi hormon. Misalnya, kelebihan hormon tiroid pada sinyal darah ke
hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior untuk menghentikan rilis masing-
masing dari tiroliberin (THR) dan tyroid stimulating hormone (TSH).
TSH merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin. Penghambatan
TSH adalah contoh hormon self-regulation dan juga disebut umpan balik inhibisi.

289

Hormon lain seperti estrogen, progesteron, testosteron, dan kortisol juga diatur oleh
inhibisi umpan balik negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi hormon meliputi:
a. Sekresi hormon lainnya.
b. Konsentrasi ion plasma, bahan kimia atau nutrisi. Misalnya, tingkat gula
darah yang tinggi memicu pelepasan insulin dari sel beta pankreas.
c. Pemicu lingkungan seperti siklus terang dan gelap yang merangsang atau
menghambat pelepasan melatonin dari kelenjar pineal.
d. Stimulasi saraf seperti pelepasan hormos stress.
2. Aksi Hormon
Hormon berinteraksi dengan reseptor target mereka yang terdapat di
permukaan atau di dalam sel. Setelah diaktifkan, reseptor mengaktifkan
jalur transduksi sinyal untuk membawa aktivitas mereka. Hormon steroid
dan hormon tiroid bekerja secara berbeda dari peptida dan protein hormon,
yang menargetkan reseptor yang terletak di membran sel.
Reseptor tiroid berada di dalam sel, sehingga steroid perlu masuk ke
dalam sel dengan melintasi membran sel. Setelah steroid telah terikat
dengan reseptornya, kompleks steroid-reseptor bergerak kedalam inti sel di
mana ia mengikat urutan DNA tertentu. Hal ini dapat merangsang atau
menekan gen tertentu, untuk membawa tindakan yang ditentukan.
3. Fungsi Beberapa Hormon Ipotalamus (Kelenjar Pituitary)
Kelenjar hipofisis adalah kelenjar endokrin yang seukuran kacang
(penghasil hormon) dengan berat sekitar 0.5 gram yang terletak dibagian
bawah tengkorak terjepit diantara saraf optik, pada manusia. Kelenjar
pituitari mensekresi hormon. Hormon adalah bahan kimia yang berjalan
melalui aliran darah. Kelenjar ini disebut juga ‘master’ kelenjar dari istem
endokrin. Karena mengontrol fungsi sistem endokrin lainnya, seperti suhu,
aktivitas tiroid, pertumbuhan selama masa awal kelahiran, produksi urine,
produksi testosteron pada laki-laki dan ovulasi serta produksi estrogen pada
wanita
Kelenjar pituitri secara fungsional dihubungkan ke hipotalamus,
bagian dari otak yang memiliki sejumlah inti sel kecil dengan berbagai

290

fungsi. Hipofisis fossa, dimana kelenjar hipofisis terletak di tulang
sphenoid, tulang berpasangan terletak di dasar otak. Kelenjar ini mensekresi
sembilan hormon yang mengatur homeostatis, baik terbuka atau tertutup,
yang mengatur lingkungan internal dan cenderung mempertahankan kondisi
konstan dan stabil.
Kelenjar pituitari memiliki tiga bagian, meliputi:
a. Hipofisis Anterior/ Adenohypophysis (Bagian Depan)
Hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon yang
mempengaruhi payudara, adrenalin, tiroid, ovarium dan testis, disamping
beberapa hormon lainnya. Hipofisis anterior menerima sinyal yang dari
‘neutron parvoselular’ di otak. Hipofisis anterior mensitetis dan
mengeluarkan hormon endokrin penting, seperti:
1) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), untuk mengaktifkan
kelenjar adrenal. Koristol, yang disebut “hormon stress” sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia. Ini membantu
menjaga tingkat tekanan darah dan glukosa darah.
2) Thiroid-dtymulating hormone (TSH), untuk merangsang
kelenjar tiroid.
3) Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium dan
testis.
4) Hormon pertumbuhan(GH), untuk membantu dalam
pertumbuhan manusia. GH merangsang pertumbuhan dimasa
kecil dan sangat penting untuk menjaga komposisi tubuh yang
sehat dan kebahagiaan pada orang dewasa.
5) Hormon Releasing hormone (GHRH), untuk melepaskan
hormon.
6) Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu setelah kelahiran
anak pada wanita. Hal ini juga mempengaruhi kadar hormon
seks pada ovarium dan testis.
Hormon-hormon ini dilepaskan di hipofisis anterior dibawah pengaruh
hipotalamus. Hormon hipotalamus disekresikan ke lobus anterior melalui cara yang
unik dari sitem kapiler khusus, yang disebut sistem portal hipotalamus-hypophysial.

291

b. Lobus Intermedia (Bagian Tengah)
Lobus intermedia memiliki peranan untuk melepaskan hormon
melanocyte-stimulating hormone (MSH) yang merangsang melanosit, sel
yang mengendalikan pigmentasi, seperti warna kulit, melalui produksi
melanin.
c. Hipofisis Posterior (Bagain Belakang)
Kelenjar utama dipengaruhi oleh hipofisis posterior adalah ginjal.
Hipofisis anterior menerima sinyal dari’neuron magnoselular’ di otak.
Hipofisis posterior menyimpan kelenjar dan melepaskan hormon, seperti:
1) Oksitosin
Memainkan peran utama dalam sistem otak manusia karena
merupakan salah satu dari beberapa hormon untuk
menghasilkan lingkaran reaksi positif. Misalnya, kontraksi
rahim membangkintakn pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior, yang secara berurutan, meningkatkan kontraksi
rahim. Lingkaran reaksi positif ini terus berlanjut di seluruh
proses persalinan pada wanita. Oksitosin juga merangsang
produksi susu pada wanita.
2) Hormon Antideuretik (ADH)
ADH disebut juga sebagai vasopressin. Ini mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika hormon ini tidak di rilis
dengan benar, dapat menyebabkan hormon minim (diabetes
insipidus), atau terlalu banyak hormon (sindrom sekresi ADH).
Kondisi ini mempengaruhi ginjal.
Kedua kelenjar anterior dan posterior secara fungsional terkait dengan
hipotalamus oleh tangkai hipofisis. Hal ini dari hipotalamus bahwa faktor tropik
hipotalamus yang dibuang bergerak kebawah tangkai hipofisis ke kelenjar pituitari
di mana mereka membangkitkan pembuangan hormon hipofisis. Kedua lobus
dikendalikan oleh hipotalamus.

4. Cara Kerja Mekanisme Umpan Balik

292

Gambar 2.2 Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif.
(Sumber: Academia)

1. Umpan Balik Positif (Positive Feedback)


Umpan balik positif terjadi ketika produk umpan kembali untuk
meningkatkan produksi sendiri. Hal ini menyebabkan kondisi menjadi
semakin ekstrim. Beberapa contoh dari umpan balik positif adalah sebagai
berikut:
a. Produksi susu oleh seorang ibu untuk bayinya. Saat seorang bayi
menyusu, pesan saraf dari puting menyebabkan kelenjar pituitari
mensekresi prolaktin. Prolaktin, pada gilirannya, merangsang
kelenjar susu untuk menghasilkan susu, sehingga bayi menyusu lagi.
Hal ini menyebabkan lebih banyak prolaktin yang akan dikeluarkan
dan lebih banyak susu yang diproduksi.
b. Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan
balik positif pada kadar GnRH untuk mensekresi LH dan FSH
setelah pertengahan siklus, hingga ovum menjadi matang dan terjadi
ovulasi. Ovulasi terjadi di hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah
puncak kadar LH dan 24-36 setelah puncak elsteadiol. Setelah hari
ke-14 korpus luteurn akan mengalami involusi karena disebabkan
oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga terjadi proses
menstruasi.
c. Pada saat terjadi kontraksi pada persalinan, hormon oksitosin yang
di sekresi oleh kelenjar pituitari dilepaskan kedalam tubuh yang

293

merangsang kontraksi lebih lanjut yang menyebabkan kontraksi
meningkat.
d. Pada proses pembekuan darah, trombosit diaktifkan yang
menyebabkan pembekuan darah dapat terjadi lebih cepat.
e. Generasi sinyal saraf adalah contoh lain, di mana membran dari serat
saraf menyebabkan kebocoran sedikit ion natrium melalui saluran
natrium, sehingga perubahan dalam potensial membran
menyebabkan saluran membuka lebih. Jadi hasil sedikit kebocoran
awal dalam ledakan kebocoran natrium menciptakan saraf potensial
aksi.
f. Kontrol lonjakan LH pada saat okulasi.
g. Pada saat orgasme seksual.

2. Umpan Balik Negatif (Negative Feedback)


Umpan balik negatif terjadi ketika produk umpan kembali untuk
mengurangi produksi sendiri. Jenis umpan balik membawa sesuatu kembali
normal setiap kali mereka mulai menjadi terlalu ekstrim.
Contoh dari umpan balik negatif adalah sebagai berikut:
a. Kelenjar tiroid adalah contoh yang baik dari jenis regulasi ini. Hal
ini dikendalikan oleh loop umpan balik negatif yang ditunjuk.
Sedangkan proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi
gonadotropin. Pada wanita terjadi kegagalan pembentukan gonad
primer dan proses menopause disebabkan karena peningkatan kadar
LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka
waktu yang lama.
b. Hipofisis memerintahkan ACTH untuk meningkatkan kortisol pada
adrenalin yang berfungsi dalam metabolisme glukosa, lipid dan
protein kemudian setelah produksi kortisol mencukupi adrenal akan
memerintahkan hipofisis untuk menghentikan produksi ACTH.
c. Pada penderita diabetes melitus terjadi pengingkatan kadar gula
dalam darah karena kurangnya hormone insulin sehingga pada saat
kita mengonsumsi gula yang kita ketahui sifat gula membawa air,

294

hal ini menyebabkan pada saat penyaringan di glomerulus sebagai
gula yang lolos dari penyaringan akan keluar bersama urine dan
terjadi peningkatan urine (poliuri) karena banyaknya air yang keluar
dari tubuh lewat urine maka tubuh akan mengalami dehidrasi
akibatnya penderita akan merasa kehausan.
d. Pada penderita diabetes melitus karena kurangnya insulin maka
terdapat banyaknya gula diluar sel, akibatnya sel akan memakan
gula yang ada pada otot untuk mendapat energi, akibatnya penderita
merasa kelelahan dan mudah kelaparan.
e. Mekanisme penginderaan (reseptor) mengenali perubahan keadaan
diluar batas-batas tertentu. Pusat kontrol atau integrator (sering
terdapat diotak) menilai perubahan tersebut dan mengaktifkan
mekanisme kedua (efektor) untuk memperbaiki keadaan. Keadaan
tersebut senantiasa dipantau oleh reseptor dan dievaluasi oleh pusat
kontrol. Ketika pusat kontrol menentukan bahwa keadaan telah
kembali normal, tindakan perbaikan tidak dilanjutkan lagi.

5. Organ Target Pada Mekanisme Umpan Balik


1. Mekanisme Umpan Balik Dalam Adrenal
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal diatur oleh sistem umpan balik
negatif lengkung panjang yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis
anterior. Pada sistem hipotalamus-hipofisis-adrenal, corticotropin releasing
hormone (CRH) menyebabkan hipofisis melepaskan ACTH. Kemudian
ACTH merangsang korteks adrenal untuk mensekresi kortisol. Selanjutnya
kortisol kembali memberikan umpan balik terhadap aksis hipotalamus-
hipofisis, dan menghambat produksi CRH-ACTH. Sistem mengalami
fluktuasi, bervariasi menurut kebutuhan fisiologis akan kortisol. Jika sistem
menghasilkan terlalu banyak ACTH, sehingga terlalu banyak kortisol, maka
kortisol akan mempengaruhi kembali dan menghambat produksi CRH oleh
hipotalamus serta menurunkan kepekaan sel-sel penghasil ACTH terhadap
CRH dengan bekerja secara la

295

ngsung pada hipofisis anterior. Melalui pendekatan ganda ini, kortisol
melakukan kontrol umpan balik negatif untuk menstabilkan konsentrasinya
sendiri dalam plasma. Apabila kadar kortisol mulai turun, efek inhibisi
kortisol pada hipotalamus dan hipofisis anterior berkurang sehingga faktor-
faktor yang merangsang peningkatan sekresi kortisol (CRH-ACTH) akan
meningkat. Sistem ini peka karena produksi kortisol atau pemberian kortisol
atau glukokortikoid sintetik lain secara berlebihan dapat dengan cepat
menghambat aksis hipotalamus-hipofisis dan menghentikan produksi
ACTH.
2. Mekanisme Umpan Balik Dalam Tiroid
Kelenjar tiroid yang bentuknya mirip kupu-kupu, memproduksi
hormone tiroksin yang berfungsi memelihara tingkat metabolisme jaringan
yang optimal untuk fungsi normal sel dan tubuh seutuhnya. Hormon tiroksin
yang mengandung iodium ( I ) merangsang konsumsi O2 sel-sel tubuh, dan
mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan peerkembangan normal tubuh. Hormon tiroksin relatif
tidak esensial untuk kehidupan, tetapi ketiadaannya akan menyebabkan
kemunduran dan melambatnya proses mental dan fisik, individu menjadi
tidak tahan terhadap dingin, dan pada anak menyebabkan retardasi mental
dan kekerdilan. Sebaliknya, kelebihan (ekses) sekresi tiroksin akan
menyebabkan tubuh menjadi kurus, sering gugup, takikardia, tremor, dan
kelebihan produksi panas sehingga sering berkeringat.

Fungsi kelenjar tiroid dikontrol oleh hormon tropik TSH (thyroid


stimulating hormone atau thyrotropin) yang disekresikan oleh kelenjar
hipofisis anterior. Sebaliknya hormon tropik (Y: trophic = memberi makan)
ini sekresinya juga dikontrol sebagian oleh TRH (thyrotropin releasing
hormon) yang disekresikan oleh hipotalamus. Sebagian juga dikontrol
melalui mekanisme umpan balik negatif oleh hormon tiroksin bebas yang
beredar di dalam darah yang menghambat kerja hipofisis anterior dan
hipotalamus. Melalui jalan ini, perubahan lingkungan dalam dan lingkungan
luar tubuh akan menyebabkan penyesuaian pada sekresi hormon tiroksin
yang berupa T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triiodotironin). Kecuali

296

memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid juga memproduksi hormon kalsitonin,
suatu hormon yang efeknya menurunkan kadar kalsium darah.

3. Mekanisme Umpan Balik Dalam Ovarium


Contohnya pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan
umpan balik positif pada kadar GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan
peningkatan kadar estrogen selama fase folikular merupakan stimulus dari
LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi matang
dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke pada siklus ovulasi setelah
puncak kadar LH dan jam setelah puncakestradiol. Setelah hari ke-14
korpus luteurn akan mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan
estradiol dan progesteron sehinggaterjadi proses menstruasi. Umpan balik
negatif (Negative Feedback) Umpan balik negatif terjadi ketika produk
umpan kembali untuk mengurangi produksi sendiri. Jenis umpan balik
membawa sesuatu kembali normal setiap kali mereka mulai menjadi terlalu
ekstrim. Kelenjar tiroid adalah contoh yang baik dari jenis regulasi ini. Hal
ini dikendalikan oleh loop umpan balik negatif yang ditunjuk. Sedangkan
proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada
wanita terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses
menopause disebabkan karena peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat
ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini
adalah salahs atu contoh dari regulasi tiiroid yang melibatkan umpan balik
negatif. Hipotalamus thyrotropin-releasing hormone, atau TRH. TRH
merangsang kelenjar pituitari untuk
Menghasilkan thyroid-stimulating hormone, atau TSH. TSH, pada
gilirannya, merangsang kelenjar tiroid untuk mengeluarkan hormon
tersebut. Ketika tingkat hormon tiroid sudah cukup tinggi, umpan balik
hormon untuk menghentikan hipotalamus mengeluarkan dari TRH dan
pituitari mensekresi TSH. Tanpa stimulasi TSH, kelenjar tiroid berhenti
mensekresi hormon tersebut. Segera, tingkat hormon tiroid mulai turun
terlalu rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hormon
dikendalikan oleh umpan balik negatif yang mana hormon umpan kembali
untuk mengurangi produksi sendiri. Jenis umpan balik membawa sesuatu

297

kembali normal setiap kali mereka mulai menjadi terlalu ekstrim.sedangkan
umpan balik positif jauh lebih umum karena menyebabkan kondisi menjadi
semakin ekstrim. 3. Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada
Hormon Estrogen Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh
aktifnya aksis hipothalamushipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan
hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi
hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon
GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
Pada fase (folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif
feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH
di hipothalamuskadar hormon saat siklus menstruasi Proses di dalam
ovarium bertanggung jawab terhadap naik turunnya kadar hormon yang
memicu ovulasi dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium
disebut siklus ovarium yang terdiri dari fase folikular dan fase luteal. Pada
Awal Fase Folikuler Terjadi Umpan Balik Negatif Estrogen Pada awal fase
folikular, sekresi pulsatil GnRH semakin meningkat frekuensinya dan ini
memicu peningkatan LH dan FSH yang akan berperan dalam perkembangan
folikel di ovarium. Sementara itu, seiring perkembangan folikel karena
pengaruh FSH, estrogen semakin banyak diproduksi sedangkan progesteron
masih rendah. Makin tinggi kadar estrogen akan semakin menekan sekresi
FSH dan LH (umpan balik negatif/negative feedback). Akibatnya,
walaupun frekuensi pulsatil GnRH meningkat namun umpan balik negatif
estrogen menyebabkan hasil akhir berupa stabilisasi atau sedikit penurunan
kadar FSH dan LH (yang sebelumnya di awal fase folikuler meningkat).
Umpan Balik Positif Estrogen Memicu LH Surge Sehingga Terjadi Ovulasi
Umpan balik negatif peningkatan kadar estrogen pada fase luteal tidak

298

berlangsung terus menerus. Peningkatan yang tinggi dampai titik tertentu
tidak berefek menghambat
Namun malah akan menstimulasi peningkatan sekresi FSH dan LH
yang tiba-tiba (LH surge). Ternyata peningkatan LH tiba-tiba ini akan dan
menyebabkan pecahnya folikel sehingga terjadi ovulasi (keluarnya ovum
dari ovarium). Pada Fase Luteal Terjadi Umpan Balik Negatif Progesteron
Dan Estrogen Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi
corpus luteum yang mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat.
Hormon estrogen yang sempat menurun setelah ovulasi, kadarnya akan
meningkat lagi karena corpus luteum juga menghasilkan estrogen. Berbeda
dengan saat fase folikuler akhir, pada fase luteal ini tingginya kadar estrogen
menghambat hypothalamus dan hipofisis sehingga frekuensi pulsatil GnRH
dan kadar FSH/LH menjadi rendah (umpan balik negatif/negative
feedback). Usia corpus luteum adalah 12 hari kemudian masuk proses
degenerasi, akibatnya pada hari ke 14 kadar progesteron dan estrogen
menjadi rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron akan
menstimulasi peningkatan frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi FSH/LH.
Fase siklus ovulasi kemudaian masuk ke fase folikuler lagi.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anatomi atau susunan tubuh merupakan ilmu yang mempelajari susunan


tubuh dan bentuk tubuh mahluk hidup. Baik disadari atau tidak, tubuh manusia
selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat
gerak pun tetap melakukan gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam

299

perkembangannya manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh
melalui ilmu anatomi.

B. saran

Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali


kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Melalui makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran. Kami harap dengan makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada seluruh pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat perkataan
yang kurang berkenan, dan sumber referensi yang kurang tepat dari topic makalah
ini. Kami ucapakan terima kasih kepada seluruh pembaca dan pihak yang sudah
mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.

300

DAFTAR PUSTAKA

P earce. E. C (2006a). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta pusat. PT


Gr amedia

Arnould W. ( 1998 ) Anatomi of Fisiologi. United kingdom: Nelson Thornes http


s://books.google.co.id/books?isbn

Sinaga . B.H ( 1989 ) Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Purwakarta. RS Er


afina Etaham Purwakarta

H ttps://www.slideshare.net.suanton

Pearce, C.E. 2002 ; Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis ; PT Gramedia P


ustaka Umum, Jakarta.

Andre Yanuar (2002). Anatomi, Fisiologi dan Biomekanika Tulang Belakang ,


Simposium Dokter Periode 142, Surakarta 21 Desember

Danang. 2019. Tulang Estemitas Atas. Tersedia pada :


https://www.slideshare.net/DanangMdf/tulang-ekstremitas-atas. Diakses pada t
anggal 15 Agustus 2019.

Mardatillah. 2018. Tulang Bagian Ekstrimitas Superior Tubuh Manusia. Tersedia


pada : https://julfianajm.wordpress.com/2018/03/03/body-muscles-ekstremitas-s
uperior/. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2019

Wulandani. 2018. Otot Pada Ekstrimit as Superior. Tersedia pada :


https://snw20.blogspot.com/2018/02/ anatomi-otot-pada-ekstremitas-
superior.html. Diakses pada 15 Agustus 2019.

Shabrina, 2018, Mengulas Anatomi Ginjal Hingga Proses Penyaringan Darah yang
Terjadi di Dalamnya, < https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-
anatomi-ginjal/ >, diakses pada tanggal 12 September 2019.

Anonim, 2019, Ginjal, < https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ginja >, diakses pada


tanggal 12 September 2019.

301

Harda, 2014, Anatomi dan Fisiologi Ginjal, <
https://www.academia.edu/9091838/Anatomi_dan_Fisiologi_Ginjal >, diakses
pada tanggal 12 September 2019.

Wibowo, Daniel S. 2009. Anatomi T ubuh Manusia.Graha Ilmu: Jakarta Tersedia


pada buku: Anatomi Tubuh Manusia

302

Anda mungkin juga menyukai