Oleh :
Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan
Jurusan Kebidanan
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disahakan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan,
Dosen Pengampu
NIP. 198101302002122001
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.
Makalah ini memuat tentang Anatomi Fisioogi. Dengan adanya makalah ini,
kami berharap kita semua bisa mengetahui Keadaan Politik Indonesia Pada Awal
Kemerdekaan. Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata
pelajaran sejarah, kami berharap agar makalah ini mendatangkan wawasan yang
lebih luas kepada pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sekiranya membangun kami terima dengan terbuka. Kami
berharap, penyusunan makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………….. 1
Lembar Pengesahan………………………………………………. 2
Kata Pengantar……………………………………………………. 3
Daftar Isi…………………………………………………………… 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Cerebrum………………………………………………….. 132
B. Cerebellum………………………………………………… 135
4
C. Pons Varolli……………………………………………….. 141
D. Medula Oblongata………………………………………… 144
E. Medulla Spinalis…………………………………………... 149
F. Sistem Saraf Simpatis…………………………………….. 153
G. Sistem Saraf Parasimpatis………………………………… 157
H. Reflex Sederhana dan Kompleks…………………………. 164
I. Perbedaan Kerja Simpatis dan Parasimpatis……………… 170
J. Hubungan Sistem Saraf dengan Reproduksi Wanita……... 176
A. Ginjal…………………………………………………….. 182
B. Ureter…………………………………………………….. 189
C. Vesika Urinaria…………………………………………... 192
D. Urethra…………………………………………………… 196
E. Glomerulus………………………………………………. 202
F. Tubulus…………………………………………………... 208
G. Kelainan Pada Sistem Perkemihan……………………….. 214
H. Hubungan Sistem Perkemihan dengan
Reproduksi Perempuan………………………………….. 221
I. Proses Berkemih dan Hal yang Mempengaruhi………….. 222
J. Sistem Ekskresi Kemih…………………………………… 229
BAB V ENDOKRIN
5
I. Mekanisme Umpan Balik…………………………………….. 287
BAB VI PENUTUP
6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatu
bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya. Dilihat
dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari Anatomi khusus adalah
yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan
yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan
tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh
manusia dehat sehingga sering disebut dengan anatomi deskriptif atau
topograis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli
anatomi manusia professional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini
; sebagian besar memiliki spesialis dibagian tertentu seperti otak atau
bagian dalam
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi
Mahasiswa kesehatan. Sebab ketika sudah berada di rumah sakit sebagai
tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah
makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari anatomi tubuh
manusia. ( Meldaiska. 2012 )
B. Tujuan
1. Mengetahui Anatomi Sistem Musculoskeletal
2. Mengetahui Anatomi Sistem Saraf
3. Mengetahui Anatomi Sistem Perkemihan
4. Mengetahui Anatomi Sistem Endokrin
C. Manfaat
Agar menambah wawasan para pembaca mengenai Anatomi Tubuh
Manusia.
7
BAB II
SISTEM MUSKULOSKLETAL
1. JARINGAN PENUNJANG
Jaringan penunjang adalah jaringan yang berada di antara jaringan lainnya,
sekumpulan sel khususnya yang serupa bentuk , besar dan pekerjaannya yang
berfungsi untuk menunjang dan menyokokng berbagai susunan tubuh sekitanya.
Jaringan Penunjang terdiri dari Jaringan Ikat, Jaringan Tulang Rawan
(kartilago), Jaringan Tulang, Jaringan Ikat Khusus (darah), Jaringan Limfe.
a. Jaringan Ikat
Jaringan ikat diantara selnya banyak terdapat intraseluler yang terdiri dari
serabut serabut kenyal dan kolagen. Substansi intraseluler tidak hidup,
membentuk matrik, memberi kekuatan dan menyokong jaringan yang berfungsi
sebagai perembesan cairan jaringan antara kapiler darah dan sel-sel. Substansi
tersebut terdiri dari :
1) Substansi intersel amorf meliputi glikosaminoglikans
(mukopolisakarida dan glikoprotein. glikosaminoglikans terikat secara
sepasang dengan protein sebagai protoglikans.
2) Substansi intersel fibrosa, memberi kekuatan untuk jaringan yang
tertama dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri dari : at
dan ulet , dallam keadaan segar tampak putih dan disusun oleh satuan
yang kecil (mikrofibril) yang hanya dapat terlihat pada miskroskop
elektron.
a) Serat retikulin , derat kolagen yang sangat halus tersusun
membentuk kerangka penyokong seperti jala , serat ini tidak
mudah terlihat.
b) Serat elastin , berbeda dengan cahaya serat elastin tmpak
homogen dan tidak fibrin ( mengandung benang-benang), serat
elastin mudah diregangkan dan kembali kebentuk semula.
8
Sel jaringan ikat terdiri dari:
9
tanpa arah tertentu. Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat
dibedakan menjadi dua :
10
Jaringan rawan adalah jaringan penunjang yang liat dan lentur , bahan dasar
kandungannya terdiri dari bahan yang kental dan bening , mengandung
glikosaminoglikans.
Pertumbuhan tulang .
11
pengikat rapat tempat fibrosa berdiferensiasi menjadi
kondroblas dan selanjutnya menjadi kondrosit. Fibrokartilagi
terdiri dari berkas-berkas jaringan ikat pada kolagen dan
diantaranya terdapat daerah-daerah kecil dengan matriks
tulang rawan hialin yang tidak mempunyai perikondrium.
Rawan ini terdapat pada ruas tulang belakang dan simfisis.
c. Jaringan Tulang
Jaringan tulang adalah jaringan yang keras dari semua jaringan dalam tubuh
, karena mengandung garam kapur fosfat yang terdiri dari sel-sel dan materi
intersel. Matriksnya mengandung unsur organik trtama serat-serat koagen dan
unsur organik. Garam-garam organik yang bertanggung jawab atas kuku dab
lentur tulang adalah kalsium fospat , kallsium karbonat , sejumlah florida dan
magnesium florida.
1) Jaringan tulang spongeosa : terdiri dari tuberkula atau belokan tulang tidak
teratur , bercabang dan saling berhubungan dengan membentuk snysmsn ,
terdapat pada bagian epifise
2) Tulang kompakta.tampak padat, pada tulang panjang bagian batang dan
mengelilingi rongga sumsum Sel-sel Tulang
1) Osteosit : adalah sel tulang dewasa yang berada dalam kapsul dan
mempunyai benjolan banyak , masuk ke saluran yang bercabang dan
menghubungkan sel lain dan kapsul lainnya.
2) Osteoblas: adalah sel induk tulang guna menyintesis bahan organis
kandungan serat kolagen yang terdaoat didaerah permukaan tulang yang
tersusun seperti lapisan epitel selapis.
3) Osteoklas : adalah sel raksasa yang mempunyai tonjolan yang disebut ruffle.
12
1) Tulang spongeosa : mempunyai struktur sederhana terdiri dari trabekul
(balok) dan lempeng lempeng yang saling berhubungan dan mengandung
osteosit . pada serat-serat kolagen tullang terdapat beberapa anyaman yang
tidak beraturan , tertama untuk tulang yang berkembang cepat pada orang
dewasa untuk menyambung fraktur
2) Tulang Kompakta : tersusun teratur sesuai dengan distribusi pembuluh darah
yang memasoknya.Tulang dilintasi oleh saluran havers secara bebas dan
saling berhubungan melalui saluran melintang.Celah diantara sistem havers
diisi oleh lamel interstisial. Lapisan luar terdiri dari jaringan ikat padat
fibrosa yang mengandung anyaman pembuluh darah.Lapisan dalam terdiri
dari jaringan ikat longgar dan sedikit unsur kolagen memasuki
tulang.Endostium merupakan lapisan halus yang membatasi rongga sumsum
dan meluas sebagai pelapis sistem saluran.Tulang kompakta terdiri dari
jaringan retikular padat yang memiliki kemampuan osteogenik
(pembentukan tulang) dan hemopoietik (pembentukan darah).
1) Tulang mempunyai sistem kanakuli : saluran halus yang meluas dari satu
lakuna ( lekukan kecil ) ke lakuna yang lain dan melas ke permukaan tulang
tempat bermuara ke dalam celah jaringan.Cairan dalam celah ini
berhubungan langsung dengan cairan dlam sistem kanalikuli yang
memungkinkan pertukaran metabolik antara darah dan osteosit.Hal ini
mengakibatkan sel-sel tulang tetap hidup walaupun dikelilingi oleh substansi
yang telah mengapur.
2) Tulang bersifat avaskuler : sistem kanalikuli tidak berfungsi dengan baik bila
jarak satu kapiler melebihi 0,5 mm.Oleh karena itu tulang banyak
mengandung kapiler yang terdapay dalam saluran havers.
3) Tulang hanya dapat tumbuh melalui mekanisme aposisional : pertumbuhan
interstisial seperti tulang rawan, tidak mungkin terjadi karena adanya garam
kapur dalam matriks yang tidak memungkinkan terjadinya perkembangan
dari dalam.
13
4) Arsitektur tulang tidak bersifat elastis : Tulang dihancurkan setempat dan
dibentuk kembali, harus ada proses ekonstruksi yang berlanjut terus.
Unsur darah yang berbentuk umurnya pendek dan terus – menerus dirusak.
Jumlah unsur darah yang berbentuk di dalam darah dipertahankan pada jumlah
yang tetap dengan pembentukan sel-sel yang bau. Proses pembentukan darah
disebut hemopoiesis.
14
1) Sel darah
Dibagi menjadi :
a. c.Plas madarah
3) b.
Kkomponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon,
zat sisa hasil metabolisme, antibody dan lain-lain.
Limfe adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan- jaringan yang kembali
ke aliran darah. Komposisinya sangat beragam, tidak ada unsur selular di dalam
cairan limfe. Sel-selnya sebagian besar terdiri dari limfosit ditambahkan pada
limfe sewaktu limfe melewati limfonodus. Limfonodus juga menambah antibodi
pada limfe dan dari sini masuk ke aliran darah. Limfe yang mengalir dari dinding
usus kecil mirip susu karena mengandung globulin lemak.
2. STRUKTUR TULANG
15
dikarenakan struktur yang keras ini susah untuk ditembus oleh nutrien dan
metabolit. Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen.
Matriks ini di hasilkan oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel yang terdapat didakam
tulang yang juga berfungsi membuat sel-sel tulang baru dan menyerap mineral dari
darah. Matriks mempunyai komponen organik dan inorganik. Komponen organik
memungkinkan tulang untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik
atau komponen mineral menahan tegangan.
Sel lain yang terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai
fungsi yang berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsi nya menghancurkan tulang
dengan cara melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang juga terdapat
pada tulang adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan mineral di dalam darah,
mereka yang mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan mengarahkan
pengembalian mineral ke dalam darah, agar tulang dan tubuh sama-sama
mendapatkan mineral yang cukup. Analogi nya osteosit yang memerintahkan,
kemudian osteoblas dan osteoklas bekerja.
Komponen organik utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang
mengandung protein, salah satunya adalah glikoprotein osteokalsin dan
osteopontin, yang berikatan erat dengan kalsium selama terjadinya mineralisasi
tulang. Protein matriks lainnya adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada
matriks ekstraselular.
Komponen inorganik matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk
kristal hidroksiapatit. Ikatan serat kolagen dengan kristal hidroksiapatit akan
menyebabkan tulang menjadi keras, tahan lama, dan kuat. Komponen mineral ini
akan dipertahankan didalam darah dengan bantuan hormon paratiroid (dari kelenjar
disebelah tiroid) dan kalsitonin (dari kelenjar tiroid).
Sumsum tulang adalah jaringan ikat lunak yang terdapat di dalam tulang
spongiosa, fungsinya untuk menghasilkan sel-sel darah. Juga terdapat periosteum
pada tulang, periosteum ini adalah bagian kuat, yang terdiri dari membran fibrosa
yang menutupi dan melindungi permukaan luar tulang.
16
Gambar 1 Sumber : Syaiffudin,2011
B. TENGKORAK
Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang terdiri atas 28 buah. Tulang
ini mempunyai fungsi yang amat penting. Yaitu melindungi otak, mata, dan telinga
bagian dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungi membentuk wajah, seperti
tulang pipi (os zigomatikus), tulang hidung (osnasale), tulang rahang atas (os
maksila), dan tulang rahang bawah (os mandibularis). (Micro Medical Multimedia)
17
Gambar 2 Sumber: Micro Medical Multimedia
c. Lidah (Lingua)
18
1 tulang lidah — Tulang hyoid (Os hyoideum)
Adalah tulang yang terletak pada bagian wajah depan kepala dan
melebar ke samping hingga ke bagian tengah telinga di atas tulang pelipis.
Tulang dahi berfungsi melindungi organ dalam kepala melalui depan.
Tulang dahi bisa diraba dan diperhatikan karena terletak di bagian luar.
Mempunyai ukuran dan bentuk beragam, sesuai dengan bentuk wajah
seseorang.
19
Tulang yang berbentuk lonjong serta ukurannya kecil. Akan tetapi,
bentuk dan ukuran dari tulang ini dapat memiliki keragaman bergantung
pada ukuran tubuh dari individu itu sendiri. Tulang ini ada dua jumlahnya.
Kedua tulang tersebut memiliki posisi yang saling berdekatan juga
berdampingan, yaitu berada di bagian tengah dan atas wajah. Tulang hidung
berperan sebagai persimpangan antara kedua tulang tersebut. Itulah
sebabnya, tulang hidung dikenal juga sebagai jembatan yang terbuat dari
hidung.
Tulang hidung memiliki fungsi yang berkaitan dalam proses
perlindungan dari tulang hidung itu sendiri. Hidung yang rentan akan
benturan-benturan kecil diketahui dapat dilindungi dengan keberadaan dari
tulang hidung ini. Selain itu, tulang hidung pun diketahui merupakan
penyangga yang dapat membuat hidung terlihat lebih indah.
Keberadaan dari tulang air mata ini dinamakan seperti itu akibat
terdapatnya suatu celah yang dipergunakan untuk menjadi lintasan dari
duktus lakrimal. Tempat ini pun diketahui menjadi tempat dari proses
pengaliran air mata ke rongga nasal berjalan dengan sempurna.
Fungsi dari tulang air mata adalah untuk melekatnya saraf, otot, serta
kelenjar air mata. Selain itu, karena tulang air mata memiliki rongga, maka
rongga ini diketahui berfungsi sebagai celah air mata berada sebelum
dialirkan ke mata.
20
bagian penyusun dari tulang hidung dan tulang langit-langit dalam mulut
manusia.
Keberadaan tulang rahang atas diketahui memiliki sangat banyak
fungsi. Fungsi yang pertama adalah berkaitan dengan keberadaan gigi.
Rahang atas diketahui memiliki fungsi dalam menyokong gigi-gigi yang
berada di bagian atas mulut. Selanjutnya, rahang atas juga diketahui
berfungsi dalam menjaga bentuk tulang hidung tetap ideal. Keberadaan dari
tulang rahang atas ini diketahui juga merupakan penyokong dari keberadaan
tulang langit-langit.
Tulang ini terletak pada bagian tengah atas dan melebar hingga pada
setengah bagian ke belakang dari kepala. Tulang ubun-ubun pada bayi
diketahui tidak boleh dipegang-pegang. Hal ini dilatarbelakangi fakta
bahwa tulang ubun-ubun sangatlah rentan dan dapat mengubah masa depan
anak Anda.
21
Fungsi tulang ubun-ubun tentunya akan mirip dengan fungsi tulang
secara umum yaitu sebagai penopang badan atau sebagai pelindung organ
dalam vital. Itulah mengapa letak dari tulang ubun-ubun sendiri adalah
sangat penting. Jika Anda tidak hati-hati dengan maka tulang ubun-ubun
tidak dapat menjaga otak tengah dan belakang seseorang.
Bagian kepala yang satu ini berlokasi tepat di daerah yang ada di
belakang juga di samping dari dahi dan mata. Secara sederhana, tulang
pelipis pun dapat dijelaskan memiliki posisi di sisi atas dari tulang pipi
(yang membentuk lengkungan yang dinamakan zigomatik) dan di depan
telinga. Ciri-ciri dari tulang pelipis yang paling mencolok adalah berada di
sisi samping kepala dan sering disalah artikan sebagai tulang baji. Jumlah
dari tulang ini adalah 2 buah yaitu di masing-masing sisi kepala, bentuknya
pipih, dan ukurannya pun cukup lebar.
Fungsi dari tulang pelipis secara umum adalah untuk melindungi
saraf juga otak. Sedangkan, secara khusus, tulang pelipis berfungsi sebagai
pelindung lobus froto-temporal. Bagian lobus froto-temporal ini merupakan
bagian depan samping dari otak besar, Selain itu, tulang pelipis juga
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot atau musculus temporalis
dan musculus-musculus ekstrinsik.
22
melindungi juga telinga bagian dalam. Keduanya intinya berfungsi untuk
menjaga keselamatan kita kemana pun berada.
23
4) Muskulus Levator Palpebra Superior, fungsinya menarik sudut
mulut kebawah.
d. Otot Pengunyah
e. Otot Lidah
24
3. Sendi yang terdapat pada tulang Tengkorak
b. Sendi Putar
C. KERANGKA DADA
25
Gambar 4. Anatomi Dada
Sumber : https://images.app.goo.gl/1G5khDrB6mW6Z5TMA
a. Sternum
Berbentuk palang terletak di tengah dada. Bersama dengan tulang
rusuk (ribs) menyusun rongga Thorax. Sternum terbagi 3 :
1) Manubrim, bagian atas sternum bersambungan dengan tulang
iga ke-1 & 2, bergerak sedikit/ringan.
2) Body (korpus), terletak di bagian tengah bersambungan
langsung dengan iga ke-2 sampai 7, dan secara tidak langsung
dengan iga ke-8 sampai 10.
3) The xiphoid process, bagian paling bawah sternum
(Syaifuddin;2011).
26
Gambar 5. Sternum
Sumber : Wesley Norman ; 1999
The ribs (tulang kerangka dada) memiliki struktur yang tipis, datar
dan mengerucut. Terdiri atas 12 pasang (24 tulang). Berfungsi untuk
melindungi jantung, hati, lambung, limfa dan ginjal dari benturan serta
membantu dalam proses pernafasan (Syaifuddin,H;2011).
27
b. Ossis Kostalis (Tulang Iga)
1) The true ribs (iga sejati = os kosta vera): 7 pasang bersambungan
dengan sternum (sendi costal cartilage) dan tulang belakang.
28
c. The Vertebral Column
The vertebral column (tulang belakang = the backbone, spine, or
spinal column). Terdiri atas 26 buah tulang dengan struktur tulang tidak
beraturan (irregularly) disebut vertebrae.
Kategori tulang vertebrae:
29
sternum ke luar dan menaikkan diameter anteroposterior dada. Diameter
transversal sebenarnya sedikit berubah atau tidak sama sekali. Baik
diafragma maupun musculus intercostalis externus sendiri dapat
mempertahankan ventilasi yang cukup pada keadaan istirahat. Pemotongan
transversal medulla spinalis di atas segmen servikal ke tiga adalah fatal bila
tanpa pernapasan buatan, tetapi transeksi di bawah asal nervus phrenicus
yang mempersarafi diafragma (segmen servikal ketiga sampai kelima) tidak
fatal. Sebaliknya, pada penderita dengan kelumpuhan nervus phrenicus
bilateral, respirasi cukup untuk mempertahankan hidup. Muskulus scalenus
dan muskulus sternicleidomastoideus pada leher adalah otot pembantu
inspirasi yang membantu menaikkan rongga toraks selama pernapasan
dalam.
Penurunan volume intratoraks dan ekspirasi yang kuat terjadi bila
otot ekspirasi berkontraksi. Muskulus interkostalis internus mempunyai
kerja ini sebab mereka berjalan miring ke bawah dan posterior dari iga ke
iga dan oleh karena itu menarik rongga toraks ke bawah bila mereka
berkontraksi. Kontraksi otot-otot dinding depan abdomen juga membantu
ekspirasi dengan menarik rongga iga ke bawah dan dalam dan dengan
meningkatnya tekanan intra-abdominal, yang mendorong diafragma ke atas
(Syaifuddin;2011).
30
a) M. pektoralis mayor
Origo: Pars klavikularis bagian sternal, pars strenokostalis, dan korpus
aterni kartilago kosta II-VI ke pars abdominalis bertendo dari aponerosis
otot perut.
Insersi: krista tuberkuli mayoris. Tendo lebar menyerupai kantong terbuka
datar
Persarafan: N. pektoralis medialis lateralis (pleksus brakialis pars
infraklavikularis)
Fungsi: Gerakan adduksi menurunkan lengan yang terangkat, endorotasi
lengan ke permukaan tubuh, antagonis M. latisimus dorsi menarik tubuh ke
atas pada saat senam.
b) M. pektoralis minor
Origo: bertendo dari tulang iga II-V dekat pada batas tulang rawan
Insersi:ujung prosesus korakoideus skapula
Pesarafan: N. pektoralis medialis (pleksus pars supraklavikularis)
Fungsi: mengangkat iga menimbulkan gerakan inspirasi jarang bekerja
sendiri
c) M. subklavius
Origo: bertendo pendek dibatas tulang kartilago iga I
Insersi: ujung akromial klavikula
Pesarafan: N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikula
Fungsi:mengukuhkan letak klavikula pada sendi klavikula
d) M. seratus anterior
Insersi: ujung insersi iga I-IX terdiri dari tiga bagian, bagian tengah lemah,
dan bagian kaudal terkuat
Pesarafan:N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikularis
e) M. interkostalis eksterni
Origo: pada sisi bawah luar sulkus kosta
Insersi: sisi atas iga sebelah dalam
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu inspirasi
f) M. interskostalis interni
31
Origo: sisi atas iga
Insersi: sisi bawah iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu
ekspirasi
g) M. subkostalis
Origo: bertendo pada sisi iga antara tuberkulum dan angulus kostae
Insersi: sisi dorsal dua iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi
h) M. transversus torasikus
Origo: dorsal prosesus sifoideus dan permukaan berbatasan korpus sterni
Insersi:cabang disisi bawah kartilago kosta II-VI
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menegangkan dinding dada pada ekspirasi (Syaifuddin;2011).
3. Sendi pada Dada
a) Amfiartrosis adalah persendian dimana gerakan yang terjadi amat
terbatas. Misalnya hubungan antar tulang rusuk dengan ruas-ruas tulang
belakang. Tulang-tulang tersebut dapat menimbulkan gerakan pada saat
kita bernapas.
b) Sinartrosis Sinkondrosis adalah hubugan antar tulang dengan jaringan
tulang rawan. Contoh sendi sinkondrosis adalah tulang-tulang vertebrae,
antara tulang dada dengan tulang rusuk/iga (Syaifuddin;2011).
D. TULANG BELAKANG
32
tulang ekor, 5 ruas tulang sacral, 5 ruas tulang lumbal, 12 ruas tulang dada,
serta 7 ruas tulang leher.
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang,
ligamen, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar
tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah hingga panggul dan
tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta
pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya. (Sumber :Ruang guru 2018).
2. Bagian Struktur Tulang Belakang
33
berhubungan dengan tulang rusuk. Bagian ini dikenal juga sebagai "tulang
punggung dorsal". Keduabelas tulang tersebut diberi nomor sesuai dengan
urutannya dari T1-T12 (T = thorax).
34
memberikan kekuatan dan stabilitas pada tubuh. Bagian lumbar
memiliki tugas untuk menopang sebagian besar berat badan dan
memungkinkan gerakan lebih fleksibel tapi tidak berputar.
Tulang belakang memiliki struktur yang sangat baik untuk
menopang tubuh yang membuatnya mampu menyesuaikan bentuk
dengan tubuh kita yang berubah-ubah, seperti saat kehamilan atau
bertambahnya berat badan.
c. Melindungi Saraf
35
Sedangkan, sumsum tulang kuning mengandung sel-sel lemak tingkat
tinggi dan juga menghasilkan sel darah putih.
e. Peredam Getaran
a. Otot Leher
b. Tulang Punggung
36
1) Otot yang ikut menggerakkan lengan, yaitu :
37
b) Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di
samping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya
memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan
pergerakan dari ruas tulang belakang.
c) Mukulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka
dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra
lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian
belakang rongga perut.
(Sumber: WWW.honestdocs.com)
E. PANGGUL
38
2) 1 tulang tungging/tulang ekor (os cocygis)
3) 2 tulang pangkal paha (os coxea)
1). OS SACRUM
Merupakan tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar dibagian atas dan
meruncing dibagian bawah.
Batas-batas dari Os Sacrum yaitu :
1. Articulation sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
2. Prosseus lumbal ke-5 ( batas belakang atas )
3. Cocygis ( batas bawah )
4. Promontorium ( batas depan atas )
39
Gambar 12. anatomi tulang panggul bagian sacrum, os coxae dan os coccygis
(Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
40
anastesi local ke canalis sacralis caudalis untuk menghilangkan rasa sakit akibat
kontraksi uterus. Saraf-saraf dibawah vertebra sacralis ke-2 dilumpuhkan
sementara. Namun pasien masih sadar sepenuhnya dan dapat bekerjasama.
2). OS COXAE ( TULANG PANGKAL PAHA )
Tulang Coxae terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain.
Batas Os Coxae dari Articulation Sakroiliaka. Sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu adalah :
• Tulang usus ( Os Illium )
• Tulang duduk (Os Ischium )
• Tulang Kemaluan ( Os Pubis )
1). Tulang Usus ( Os Illium )
Os illium terletak dari Articulation Sakroilliaka sampai pinggir atas
acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang
disebut Crista Illiaca. Ujung depan maupun belakang dari Crista
Illiaka menonjol terdiri atas 4 spina :
41
menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior, cekungannya
dinamakan Linea Inominataatau Linea Terminalis. Pertemuan
kedua ramus superior dinamakan Tepi Atas Simfisis. Pada bagian
bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus
inferior membentuk Tepi Bawah Simfisis. Pada ramus inferior
membentuk sudut yang disebut Arcus Pubis yang sudutnya tidak
boleh kurang dari 90 derajat.
3). OS COCCYGIS
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran
pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur,
kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
4). COCCYX (Tulang Ekor)
Merupakan empat ruas vertebra yang bersatu, yang merupakan
bangunan berbentuk segitiga dengan dasar (basis) dibagian atas dan
bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligamenta melekat pada puncaknya
dan dapat terdorong kebelakang saat melahirkan kurang lebih 2 cm.
5). OS INNOMINATA KANAN DAN KIRI
Os Sacrum membentuk suatu baji yang terletak diantara os coxae
kanan dan kiri yang terletak di kedua sisi os sacrum. Pada orang dewasa os
coxae tampak sebagai satu tulang besar tidak teratur bentuknya, tetapi
sebelum individu berumur 25 tahun tulang ini belum mengalami penulangan
secara sempurna dan sebelumnya terbentuk dari tulang-tulang yang
berkembang dari 3 pusat penulangan primer. Ketiga bagian tersebut disebut
ilium (os illi), ischium (os iscii), dan pubis (os pubis). Ketiga tulang tersebut
bertemu pada cekungan yang berbentuk mangkok yang disebut acetabulum.
6). ILIUM
Ilium diatas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat dipalpasi atau
diraba dengan mudah apabila tangan diletakkkan pada pinggang. Crista
iliaca berakhir didepan pada spina iliaca anterior. Kira-kira 25 cm,
dibawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Disebelah belakang, crista
42
iliaca berakhir pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan dikanan
dan kiri tepat diatas celah gluteus merupakan tanda letak kedua spina
tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai tepi atas incisura isciadica
major yang dilewati oleh nervus isciadicus. Ilium mebentuk 2/5 bagian atas
acetabulum dan merupakan bagian atas oscoxae. Permukaan dalamnya
halus dan cekung, tetapi permukaan luarnya kasar dan merupakan tempat
perlekatan otot-otot pada gluteus.
7). ISCHIUM/Tulang duduk
Ischium bagian paling bawah os coxae dan membentuk 2/5 bagian
bawah acetabulum. Tuber isciadicum merupakan daerah tulang yang
menebal dari tulang yang membentuk corpus ossis ichii. Berat tubuh
tertumpu pada tuber isciadicum apabila seseorang dalam posisi duduk.
Spina isciadica terletak kira-kira 25 cm diatas tuber isciadicum,
memisahkan incisura isciadica major dan minor.
Gambar 13. Ischium (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta :
EGC
43
berbentuk segi empat. Tulang-tulang tersebut disatukan oleh bantalan
cartilage ( tulang rawan) yang disebut symphysis pubis. Ramus superior,
yang merupakan perluasan keatas dari amsing-masing corpus pubis, Bersatu
denagn ilium pada eminentia illiopectinea. Ramus inferior meluas kebawah
untuk bersatu dengan iscium. Ramus inferior (descendens) kanan dan kiri
membentuk arcus pubis. Suatu foremen yang dikelilingi oleh iscium dan
pubis disebut foramen opturatorium. Beberapa tanda atau bangunan tersebut
tampaknya tidak relevan untuk peserta didik bidan yang bekerja di Inggri.
Di daerah terpencil di negara dunia ketiga dimana alat-alat radiologi dan
ultrasonografi tidak bisa diperoleh dengan mudah, maka tanda-tanda
tersebut benar-benar mempunyai nilai praktis. Dengan demikian para
peserta didik harus memaksakan diri untuk menyadari dan mengenali
dimana harus mendapatkan tanda-tanda tersebut, tidak hanya pada pantum,
tetapi pada sibjek hidup suatu ketika tanda (bangunan) tersebut mungkin
merupakan satu-satunya cara penilaian pelvis yang dapat dilakukan.
9). PANGGUL KECIL (PELVIS MINOR)
Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti yang penting
karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan
lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda
sehingga dapat menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang
melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah :
Terdiri dari 4 bidang :
a) Pintu atas panggul
b) Bidang terluas panggul
c) Bidang tersempit panggul
d) Pintu bawah panggul
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :
a) Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm.
b) Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm.
c) Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah
berputar 900.
44
d) Bidang putar atas panggulmenjadi pintu bawah panggul terjadi
pada bidang tersempit.
e) Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi dua
segitiga dengan dasar pada :
Segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan
ujung belakangnya os sacrum (tulang belakang). Segitiga
depannya dengan ujung (puncak) pada simfisis pubis.
10). PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping
dan dibatasi oleh: Promotorium, Sayap os sacrum, Linia terminalis
kanan dan kiri
Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
b) Konyugata vera
c) Ukuran lintang
45
Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum
pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat
diukur ada wanita yang masih hidup.
46
Segitiga belakang : dasranya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi
oleh ligaentum kanan dan kiri.
Bagian lunak pada panggul terdiri dari otot, jaringan lunak dan ligamen.
a) Otot Otot-otot yang menyusun kerangka penopang organ-organ di dalam pelvis.
1). Musculus Sfingter Ani Ekternus
Otot ini merupakan cincin otot yang melingkari anus. Otot ini
terbentuk dari gabungan serabut otot dari lapisan superficial dan profundal
commisurra posterior dan kulit perineum sebagian menutupi musculus
sfingter ani ekternus.
2). Musculus Bulbokavernosus
Otot ini merupakan otot yang berasal dari pusat perinium dan
memberikan serabut-serabut longitudinal pada kedua sisi uretra dan vagina.
Musculus bulbokavernosus mengelilingi vulva yang bertujuan untuk
membantu kontraksi dinding vagina saat melakukan koitus. Serabut ini juga
mengelilingi ostia sebelum berinsersi pada corpus clitoridis. Serabut-
serabut anterior memungkinkan terjadinya ereksi klitoris pada saat aktivitas
seksual. Otot ini juga sebagai penunjang musculus levator ani yang terletak
lebih dalam dari otot ini.
47
3). Musculus Transversus Parinea Suferfisialis
Otot ini berasal dari permukaan dalam masing-masing tuber
ischiadika danberjalan transversal melintasi pintu keluar pelvis. Serabut-
serabut darimasing-masing otot akan menyatu dan menyilangdengan
jaringan superfisial corpus perinei. Musculus transversus parinea
suferfisialis sama halnya seperti musculus bulbokavernosus berfungsi untuk
menopang muskulus levator ani yang terletak lebih dalam.
4). Musculus Transversus Parinea Profundus
Para transversus perinei profundus (atau perineal melintang dalam)
muncul dari rami inferior ischium dan berjalan ke garis tengah, di mana ia
interlaces dalam tendon raphe dengan sesama dari sisi yang berlawanan.
Itu terletak pada bidang yang sama sebagai sfingter uretra membranaceae.
Sebelumnya dua otot digambarkan bersama-sama sebagai uretra
Constrictor.
5). Musculus Stingfer Uretra
Otot ini merupakan muara dari uretra. Sfingter ini analog dengan
sfingter pada pria, dan mempunyai nama yang sama. Namun di bandingkan
dengan pria sfingter pada wanita lebih lemah dan merupakan struktur yang
kurang penting. Ostium ini harus di bedakan dari klitoris yang harus
diidentifikasi terlebih dahulu.
6). Musculus Pubokoksigeus
Merupakan otot yang paling penting di antara semua otot dasar
pelvis. Otot ini merupakan otot yang mengelilingi dan memperkuat uretra,
vagina dan rectum. Otot ini juga merupakan penentu miksi, defekasi serta
fungsi seksual yang normal.
7). Musculus Iliococcygeus
Otot ini berasal dari linea alba faciae pada permukaan dalam
masing-masing os. Illium dari masing-masing spina isciadika, serta berjalan
ke belakang ke os. Coccygis.
8). Musculus Ischiococcygeus
48
Berasal dari masing-masing spina ischiadika kemudian berlanjut ke
bagian atas coccygis dan tepi bawah sakrum. Dilanjutkan ke posterior,
sehingga diaphragma pelvis hampir tertutup. Otot-otot ini membantu
menstabilkan articulatio sacro-illiaca dan articulatio sacrococcygea.
Diafragma pelvis, dibentuk oleh :
49
2). Muskulus iliococcygeus dari arkus tendineus muskulus levator ani
ke oscocygis dan septum anococcysigeum
3). Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os
sacrum dan os coccygis
50
Merupakan jarak antara articulation sacroiliaca dengan eminentia
iliopectineal yang bersebrangan, dan jaraknya tidak boleh kurang dari 12
cm.
3) Diameter SacrocotyIoedea
Merupakan ukuran pelvis yang diambil antara promontorium dengan salah
satu eminentia iliopectineal, dan paling tidak panjangnya harus 9,5 cm.
4) Diameter Transversa
Merupakan jarak yang terpanjang antara dua titik pada pintu masuk, dan
paling tidak harus sepanjang 13 cm. Pada pelvis wanita diameter transversa
ini lurus melintasi pusat pintu masuk.
5) Diameter anteroposterior
Diukur dari persatuan vertebra sacralis ke-2 dan 3 ke titik tengah symphysis
pubis.
6) Diameter Transversa
Merupakan suatu ukuran yang diambil antara kedua titik yang terpisah
paling jauh pada dinding lateral pelvis. Rongga pelvis bulat maka semua
diameter tentunya sama dan semua diameter tersebut paling tidak
panjangnya 12 cm.
51
b. Pintu Keluar Pelvis
1) Diameter Anteroposterior
Diukur dari tepi bawah symphysis pubis ke tepi bawah sacrum seharusnnya
berukuran tidak kurang dari 13 cm.
2) Diameter Obliqua
Tidak mungkin diukur secara tepat karena ligamentum sacrotuberosum
meregang apabila diregangkan oleh kepala. Walaupun demikian, diameter
obliqua dianggap teretak sejajar dengan diameter obliqua pintu pelvis dan
rongga pelvis, dan ukurannya paling tidak harus 12 cm.
3) Diameter Transversa
Ditaksir antara kedua tuber ischiadicum atau spina ischiadica (kedua ukuran
tersebut sama pada pelvis normal), dan diameter ini paling tidak harus
mempunyai ukuran 11 cm.
52
Konjugata diagnosis merupakan jarak antara tepi bawah symphysis pubis
dengan promotoriumDapat dinilai dengan pemeriksaan vaginal dan
menunjukkan ukuran pintu masuk pelvis.
III. Konjugata Obstetrik
Merupakan ukuran yang dibuat antara permukaan dalam (facies interna) di
tengah-tengah symphisis pubis dengan promotorium.
5. Ukuran-Ukuran Panggul
c. Ultrasonografi
Ukuran pintu atas panggul yang utama adalah konyugata vera, yang
dapat diukure secara tidak langsung. Dengan pemeriksaan dalam, dapat
diukur panjang konyugata diagonalis sehingga konyugata vera = CD –
1,5cm. pada panggul normal promontorium tidak teraba. Bila ukuran
CV di atas 10 cm dianggap panggul dalam batas normal.
b. Ukuran panggul tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
c. Ukuran pintu bawah panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber ossis iskium dari luar.
53
6. Fungsi Umum Panggul Wanita
2) Panggul kecil (pelvis minor) untuk membentuk jalan lahir dan sebagai
tempat alat genetalia
2) Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas.
Menurut Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita.
Bentuk panggul ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan.
Bentuk-bentuk tersebut adalah :
a. Panggul ginekoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir bulat.
Panjang diameter antero-posterior kra-kira sama dengan diameter
transversal. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
b. Panggul android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis
seperti ini, panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter
transversal, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati sakrum.
Dengan demikian, bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan
bagian depannya menyempit ke muka. Jenis ini ditemukan pada 15%
wanita.
c. Panggul anthropoid
54
Bentuk pintu atas panggul ini agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
antero-posterior lebih besar daripada diameter transversal. Jenis ini
ditemukan pada 35% wanita.
d. Panggul platipeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
55
Gambar bentuk PAP dari empat tipe dasar panggul wanita Sumber :
https://academia.edu.gambarbentukpanggulmanusia
56
1) Tumpul
2) Runcing atau tajam
Dengan menghubungkan titik tengah bidang pada jalan lahir akan dijumpai
garis melengkung ke depan mulai dari spina ischiadica. Jalan lahir merupakan
silinder yang melengkung ke depan, dari intu atas panggul sampai menjadi pintu
bawah panggul dengan perbedaan panjang 4,5 cm di bagian depan dan 12,5 cm di
bagian belakang.
57
Gambar : jalan lahir yang lengkap (diagram) Sumber :
https://www.academia.edu/36056691/Anatomi_Fisiologi_Anatomi_Pangg
ul_danPosisi_Janin
58
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar
panggul. Hodge menentukan bidang penurunan sebagai berikut:
Bila kepala atau bagian terendah masih tinggi, di atas bidang H II,
persalinan pervaginam sulit dilakukan tanpa trauma persalinan.
59
F. EKSTREMITAS ATAS
a. Tulang Skapula
b. Tulang Klavikula
c. Tulang Humerus
d. Tulang Ulna
e. Tulang Radius
f. Tulang Karpal
a. Tulang Skapula
Skapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang tulang bahu dan
terletak dibelakang toraks yang lebih dekat ke permukaan dari pada iga. Bentuknya
segitiga pipih dan memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi (Danang.
2019)
60
Gambar 2.1 Os Scapula (Danang. 2019)
Scapula membentuk bagian posterior dari gelang bahu. Berbentuk pipih dan
seperti segitiga. Secara anatomis, memiliki dua permukaan (fascia), 3 pinggir
(margo), dan 3 sudut (angulus). Pada bagian anterior, terdapat fossa (alur)
subscapularis, di mana tempat melekatnyaotot subscapularis (Danang. 2019)
61
ujung spina scapula terdapat bagian acromion. Bagian khas lainnya yaitu processus
coracoideusyakni tonjolan yang berasal dari bagian utama scapula sendiri (bukan
spina). Ujung dari processus ini dilekati oleh banyak ototseperti otot
coracobrachialis. Di dekat bagian bawah processus coracoideus terdapat angulus
lateralis, dan sebuah bagian seperti cekungan yang disebut cavitas glenoidales. Di
cavitas inilah tempat melekatnya bonggol kepala dari humerus. Skapula bersendi
dengan klavikula pada acromion (Danang. 2019)
b Tulang Klavikula
62
Clavicula berguna untuk:
– Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada
supaya lengan
dapat bergerak leluasa.
– Meneruskan goncangan dari anggota gerak atas ke kerangka tubuh (aksial).
c. Tulang Humerus
Caput humeri bersendi dengan cavitas glenoidales dari scapula. Penyambungan ini
dikenal dengan sendi bahu yang memiliki jangkauan gerak yang luas. Pada
persendian ini terdapat dua bursa yaitu pada bursa subacromialis (membatasi otot
supraspinatus dan otot deltoideus) dan bursa subscapularis (memisahkan fossa
subscapularis dari tendon otot subscapularis). Otot rotator cuff membantu
menstabilkan persendian ini (Danang. 2019). Pada bagian siku, terdapat persendian
dengan ulna sehingga memungkinkan gerak fleksi dan ekstensi.Terdapat banyak
otot yang melekat pada humerus. Khusus otot rotator cuff melekati bagian atas
humerus agar dapat melakukan rotasi serta abduksi pada bahu.
63
d Tulang Ulna
Tulang Ulna atau hasta adalah tulang yang menyimpan banyak mineral dan
menghasilkan sel – sel darah pada sum – sum tulang. Tulang hasta ini juga dikenal
dengan nama ulna. Tulang ulna tersebut bersama dengan jari – jari tangan berfungsi
dalam memungkinkan terjadinya gerakan berputar pada pergelangan tangan
(Danang. 2019)
Ulna atau tulang hasta ini adalah salah satu dari dua tulang yang membentuk
lengan bawah.
Tulang hasta atau ulna berbentuk seperti sebuah pipa yang mempunyai sebuah
batang dan dua ujung. Tulang ini terletak di sebelah medial lengan bawah dengan
ukuran lebih panjang daripada radius atau tulang penumpil. Kepala tulang hasta ini
terletak pada bagian bawah.
64
Gambar 2.6 Tulang Ulna (Danang. 2019)
Tulang Ulna merupakan tulang panjang di bagian medial lengan bawah. Terletak
sejajar dengan tulang radius. Ujung atasnya bersendi dengan tulang lengan
atas (humerus) pda sendi siku, dan dengan caput radii (kepala bonggol tulang
pengumpil) pada persendian (Danang. 2019)
e Tulang Radius
65
Tulang radius adalah tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian siku
dengan tangan di sisi ibu jari. Tulang radius terletak di sisi lateral tulang ulna.
Bentuk badan tulang radius semakin ke bawah semakin membesar yang akan
membentuk persendian pergelangan tangan.
Ujung atasnya bersendi dengan tulang lengan atas (humerus) pada persendian siku
dan dengan tulang radius di persendian radioulnaris superior. Ujung bawahnya
bersendi dengan tulang scaphoideum dan lunatum (salah satu tulang pergelangan
tangan), serta dengan tulang ulna pada persendian radioulnaris inferior (Danang.
2019)
f. Carpal
Tulang pergelangan tangan disebut tulang karpal. Terdiri dari tulang kecil
jumlahnya ada 8 yang membuat sendi sinovial satu sama lain dan dengan demikian
menambah mobilitas tangan manusia (Danang. 2019)
66
1. Struktur Otot di Dalam Ekstremitas Atas
1. Regio Humeri et Axillaris
a. Otot-otot Pectoralis
1) Otot pectoralis major adalah otot tebal, berbentuk seperti kipas, dan tertletak di
anterior dari dinding dada. Otot ini membentuk dada pada pria dan terletak di bawah
payudara pada wanita (Mardatillah. 2018)
2) Otot pectoralis minor adalah otot tipis beberntuk segitiga (triangular) berada di
posterior dari otot pectoralis major (Mardatillah. 2018)
67
3) Otot subclavius adalah otot kecil berbentuk segitiga yang terletak di antara
clavicula dan tulang rusuk pertama. Otot ini disokong dengan tendon tebal dan
pendek serta tulang rawan dari tulang rusuk pertama di depan ligamentum
costoclavicularis (Mardatillah. 2018)
4) Otot serratus anterior adalah otot yang besar, tipis yang berada di dinding lateral
dada (Mardatillah. 2018)
68
1) Otot trapezius adalah otot yang menyusun struktur punggung manusia.
Dinamakan trapezius, sebab bentuknya mirip dengan bangun trapezium; sudut-
sudutnya berada di leher, dua berada di kedua bahu, dan satu sudut lainnya
melekat ditulangpunggung T12. Seseorang dapat merasakan otot ini bekerja
dengan meraba punggung dengan satu tangan dan memegang otot di antara leher
dan bahu (Mardatillah. 2018)
2) Otot latissimus dorsi adalah otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan
terletak di belakang lengan (Mardatillah. 2018)
3) Otot levator scapulae adalah otot yang terletak pada bagian punggung dan leher
(Mardatillah. 2018)
4) Otot rhomboideus minor adalah salah satu otot yang menyusun bagian lengan
atas sedangkan Otot rhomboideus major adalah salah satu otot yang menyusun
bagian lengan atas (Mardatillah. 2018)
c. Otot-otot Bahu
1) Otot deltoideus adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Dinamakan deltoideus, sebab bentuknya mirip seperti alfabet Yunani Delta
(segitiga) (Mardatillah. 2018).
69
2) Otot subscapularis adalah otot yang besar berbentuk segitiga yang menyusun
fossa subscapularis. Tendon otot ini terpisah dari bagian leher scapula oleh sebuah
bursa yang besar (Mardatillah. 2018)
3) Otot suprspinatus adalah otot yang relatif kecil pada lengan atas. Namanya
berasal dari tempat perlekatannya di fossa supraspinosus, superior dari scapula.
Termasuk dalam salah satu otot rotator cuff. Spina scapula memisahkan otot
supraspinatus dari otot infraspinatus (Mardatillah. 2018)
4) Otot Infraspinatus adalah otot pemutar (rotator) pada sendi bahu dan adduktor
lengan. Infraspinatus adalah otot tebal berbentuk segitiga yang melekati sebagian
besar fossa infraspinatus. Biasanya serat ototnya terlihat bergabung dengan otot
teres minor (Mardatillah. 2018)
5) Otot teres major adalah otot pada lengan atas yang menyusun kelompok otot
pada sekitar scapula (tulang belikat) dan humerus (tulang lengan atas) (Mardatillah.
2018)
6) Otot teres minor adalah otot kecil yang terdapat di bagian bahu. Teres minor
merupakan salah satu dari kelompok otot rotator cuff. Letaknya bersebelahan
dengan otot teres mayor dan otot infraspinatus (Mardatillah. 2018)
70
a. Ventral
1) Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun
ada beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala
dua karena berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan
atas. Dua caput tersebut adalah: Caput longum (panjang) (Mardatillah.
2018).
2) Otot coracobrachialis adalah otot terkecil dari tiga otot yang melekati processus
coracoideus pada scapula. Dua otot lainnya adalah otot pectoralis minor dan otot
biceps brachii. Otot coracobrachialis terletak pada bagian atas-medial lengan atas
(Mardatillah. 2018)
3) Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini
kurang tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata triceps), adalah otot besar
berkepala (caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak
disepanjang lengan atas (Mardatillah. 2018)
– Caput medial
– Caput lateralis
71
b. Dorsal
Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini kurang
tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata triceps), adalah otot besar
berkepala (caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak di
sepanjang lengan atas (Mardatillah. 2018)
– Caput medial
– Caput lateralis
3. Regio Antebrachii
a. Grup Anterior
72
1) Otot Pronator Teres. Otot Pronator Teres adalah otot yang berada di lengan
bawah. Sesuai dengan namanya, salah satu fungsinya adalah untuk melakukan
gerakan pronasi lengan bawah. Salah satu kelainan yang sering terjadi berkaitan
dengan otot ini adalah sindrom otot pronator teres (Mardatillah. 2018)
2) Otot palmaris longus adalah otot fleksor dari sendi metacarpophalangeal yang
berdegenerasi. Umumnya dipersarafi oleh percabangan dari saraf medius. Fungsi
otot ini untuk gerakan fleksi pada tangan (Mardatillah. 2018)
3) Otot flexor digtorum superficialis adalah otot flexor ekstrinsik pda jari tangan
(Mardatillah. 2018)
4) Otot flexor carpi ulnaris adalah otot yang menyusun lengan bawah pada bagian
depan (Mardatillah. 2018)
b. Grup Posterior
73
Gambar 2.15 Gambar Otot Bagian Posterior
2) Otot ekstensor carpi radialis longus adalah satu dari lima otot utama yang
mengatur pergerakan pergelangan tangan. Sesuai dengan namanya (Latin longus:
panjang), otot ini berukuran cukup panjang (Mardatillah. 2018)
3) Otot extensor digiti minimi adalah otot yang terletak di lengan bawah. Terletak
di sisi medial otot extensor digitorum communis (Mardatillah. 2018)
4) Otot extensor carpi ulnaris adalah otot yang terletak di lengan bawah yang
berfungsi pada pergerakan pergelangan tangan. Sebagai otot ekstensor, extensor
carpi ulnaris berada di sisi posterior lengan bawah (Mardatillah. 2018)
5) Otot extensor carpi ulnaris adalah otot yang terletak di lengan bawah yang
berfungsi pada pergerakan pergelangan tangan. Sebagai otot ekstensor, extensor
carpi ulnaris berada di sisi posterior lengan bawah (Mardatillah. 2018).
74
4. Regio Manus
a. Thenar
b. Hipothenar
c. Volamanus
75
2. Sendi yang Ada di Ekstremitas Atas
76
G. EKTREMITAS BAWAH
Sumber : google.co.id
1. Pelvis
Sumber : google.co.id
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu
ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk
artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior,
77
dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut
sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan
pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur.
2. Femur
Sumber : google.co.id
Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major
dan trochanter minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan
berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae.
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat
perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris
dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.
78
wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut
ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit.
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan
batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica
di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan
padanya terdapat tuberculum quadratum.
79
i. Sebagai tempat memproduksi sel darah merah
j. Tempat melengkatnya tempurung lutut
3. Tibia
Sumber : google.co.id
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai
bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia adalah tulang pipa
dengan sebuah batang dan dua ujung.
80
sebelah belakang di pisahkan oleh lekukan popliteum. Tuberkel dari tibia ada di
sebelah depan tepat dibawah kondil- kondil ini. Bagian depan memberi kaitaan
kepada tendon patella, yaitu tendon dari insersi otot ekstensor kwardisep. Bagian
bawah dari Tuberkel itu adalah subkutaneus dan sewaktu berlutut menyangga
berat badan.
81
4. Fibula
5. Tarsal
Sumber : google.co.id
82
6. Metatarsal
7. Phalangs
83
2. OTOT EKSTREMITAS BAWAH
Sumber : google.co.id
84
1. Otot-Otot Glutea
85
h. M. Quadratus femoris, Krista intra trokhanterika.
2. Otot-Otot Femoris
a. M. ilio psoas
1) M.iliakus, otot triangular pipih yang terletak dipermukan
terdalam dipanggul dan disisi lateral psoas mayor
2) M. psoas mayor,otot panjang yang besar terletak disisi lateral
vertebra lmbang dan melawati pelvis kebagian medial paha
(femur) superiors
3) M. psoas minor,otot kecilyang terletak disisi anterior
psoasmayor. Otot ini sering kali tidak ada.
4) M. Sartorius,otot super visial yang panjang berbentuk pita yang
berasaldari bagian atas ssisi lateral pelvis,melewati paha secara
mlintang ,melewati paha secara melintang ,dan berdesenden ke
lutut; otot terpanjang dalam tubuh
86
2) M. Vastus, ligamentum patella, retinakula patella pada
tuberositas tibia
3) M. Artikularis genu
c. Adduktor femur
87
3) M. semi membranosus, kondilus medialis tibia ligamntum
poplitem obligues
e. Otot – otot ventral krusis
1) M. Trisep surae
3) M. Solues
88
h. Otot-otot kruris profunda lateralis
89
12) M. Oppeneus digiti minimi, sisi lateral os metatarsal V.
1. Pengertian
90
secara erat atau tidak erat. Hubungan antar tulang itu selanjutnya disebut dengan
artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi. Terbentuknya
sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi.
2. Klasifikasi
1) Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura
tulang tengkorak. Di klasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
91
Gambar 2.1 Sutura (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)
92
c) Gomphosis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong).
Contoh: hubungan gigi dengan tulang rahang
(articulatiodentoalveolaris)
93
Gambar 2.4 Symphisis (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)
3 Sendi yang Bergerak Luas
94
2. Sendi Diarthrosis yang Bergerak Bebas
Sendi ini memberikan gerakan yang terbesar. Kepala sendi yang agak bulat
dari tulang panjang masuk ke dalam rongga yang sesuai berbentuk cekung
memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, dan gerak
panduan atau sirkumduksi. Jenis sendi ini digolongkan ke dalam sendi
bersumbu tiga. Contoh sendi ini adalah art humeri dan art coxae.
Sendi ini merupakan modifikasi dari sendi peluru. Gerakan sedikit terbatas
dan tergolong ke dalam sendi bersumbu dua. Meskipun dapat fleksi, ekstensi,
abduksi dan adduksi, namun tidak rotasi. Sebagai contoh sendi-sendi metacarpo
phalangea dan jari-jari tangan.
95
Gambar 2.7 Sendi Bujur Telur (sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)
Gerakan pada sendi jenis ini terjadi di dalam bidang transversal dengan
longitudinal. Contoh-contoh dari sendi ini ialah art, radioulnar dan art.
Atlantoepistrophica pada rotasikepala.
96
f. Sendi pelana atau art. Sellaris (sellar).
Sendi ini berbentuk seperti pelana. Sendi bersumbu dua yang dapat bergerak
fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi. Satu-satunya sendi pelana yang asli ialah
art. Carpometacarpal dari ibu jari.
a. Sendi Peluru
Sumbu gerak : tri axial, gerakan yang bisa dilakukan : fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, internal rotation, eksternal rotation, circumduksi. Contoh:
glenohumeral joint, sternoclavicular joint dan coxal joint.
b. Sendi Engsel
Sumbu gerak : unaxial, gerakan yang bisa dilakukan: fleksi dan ekstensi.
Contoh: humeroulnar joint, inter phalangeal joint dan tibio fibular joint.
97
Gambar 2.11(sumber : Hedi Ardiyanto Hermawan)
c. Sendi Putar
Sumbu gerak : uniaxial, gerakan yang bisa dilakukan : rotasi. Contoh: tulang
atlas.
98
e. Sendi Pelana
f. Sendi Geser
Lapisan Sendi
99
Kapsul sendi tersebut adalah sturktur tipis namun kuat yang terdapat di dalam
sendi yang berperan untuk menahan ligament yang terdapat dalam sendi tersebut.
Kapsul itu sendiri berasal dari bahasa Latin , yaitu “ kapsa” yang berarti “ kotak “ .
Namun secara harfiah kapsul tersebut merujuk pada bentuk atau struktur yang
menyelubungi atau mewadahi. Nah karena disebut sebagai mewadahi, itulah yang
mengakibatkan munculnya kapsul sendi tersebut. Adapun beberapa fungsi dari
kapsul sendi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi
(artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular.
1. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna
putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi.
100
merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat),
protein, dan lemak.
b. Cairan Synovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada
kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk
mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang
cidera atau terinfeksi.
1) Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat
diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang
berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau
untuk meredam goncangan. Cedera pada diskus artikular lutut biasanya
disebut robekan kartilago
2. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan
ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau
otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau
otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar
pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
101
G. Sutura
Sutura atau hubungan tulang tengkorak pada janin belum rapat sehingga
kemungkinan mendekat saat persalinan tanpa membahayakan jaringan otak,
disebut moulage. Celah-celah diantara tulang tengkorak yang ditutup dengan
jaringan ikat disebut sutura.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
102
I. KLASIFIKASI SENDI BERDASARKAN STRUKTUR
103
Sumber: Jun’s blog,2015,Macam-Macam Sendi (Sinartrosis, Diartrosis,
Amfiartrosis) |JumlahSendiManusia,Biomagz,dilihat
pada2015<http://www.biomagz.com/2015/10/macam-macam-sendi-
sinartrosis.html>
104
Gambar 2. Amfiartrosis pada ruas-ruas tulang belakang
a. Sendi datar atau sendi geser. Dua permukaan datar dari tulang saling meluncur
satu atas lainnya. Pergerakan terbatas, sedikit miring dan rotasi. Misalnya karpus
dan tarsus.
b. Sendi peluru (globaidea) dimana sebuah ujung bulat tempat masuk di sebuah
rongga cawan tulang lain yang mengizinkan gerakan ke segala arah, seperti bola di
dalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul dan sendi bahu. Jenis sendi
ini di golongkan kedalam sendi bersumbu tiga.
105
c. Sendi engsel (gynglysum) didalam jenis ini satu permukaan buntar diterima oleh
yang lain sedemikian rupa sehingga hanya mungkin gerakan dalam satu bidang,
seperti gerakan engsel pintu contohnya sendi siku, lutut, dan mata kaki.
d. Sendi berporos (trokoidea) atau sendi putar ialah yang hanya mungkin
perputaran, seperti pada gerakan kepala, dimana atlas yang berbentuk cincin
berputar sekitar prosesus yang berbentuk paku dari axis (servikal kedua atau
epistrofeus), contoh lain ialah gerakan radius sekitar ulna waktu pronasi (putar
kedepan) dan supinasi (putar kebelakang) dari lengan bawah.
e. Sendi kondiloid mirip dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang,
lateral, kebelakang dan kedepan, sehingga flexi dan extensi dan abduksi dan
adduksi (kesamping dan ketengah) dan sedikit sirkumduksi, seperti pada
pergelangan tangan tetapi bukan rotasi (perputaran).
f. Sendi pelana (sellaris) sendi yang timbal balik menerima misalnya sendi antara
trapezium (multangulum mayus) dan tulang metakarpal pertama dari ibu jari
memberi banyak kebebasan bergerak, memungkinkan ibu jari berhadapan dengan
jari-jari lainnya.
106
J. MEKANISME GERAK TUBUH
Gerak adalah Perubahan posisi suatu benda pada suatu benda terhadap titik acuan.
Titik acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.
Jadi , mekasime gerak tubuh adalah suatu proses pergerakan tubuh yang melibatkan
otot sebagai alat gerak aktifnya yang di laksanakan oleh seseorang terhadap titik
acuan nya tersendiri.
2. JENIS-JENIS MEKANISME
Pada saat kakimelayang, pelvis berputar ke depan. Saat kaki melangkah, pusat
gravitasi pindah ke depan.
107
(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)
Pelvis miring kea rah bawah, selama kurun waktu berdiri terjadi
memendekan kaki. Fungsinya untuk menegah pusat gravitasi agar tidak terlalu
tinggi-tinggi.
Terjadi ekstensi penuh pada lutut, kemudian teradi fleksi pada lutut.
Fungsinya untuk mencega grafitasi agar tidak turun.
108
(sumber: sasanthy kusumaningtyas, departemen anatomi, FKUI)
Kaki dan tarsus membatu melancarkan jalur pusat gravitasi pada saat
terjadinya hantaman pada kaki.
109
Refleksi pada lutut
110
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal
dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode). Seperti pada
gambar dibawah ini. (1)Kontraksi otot dipicu oleh impuls saraf. (2) struktur miosin
dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot.
Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat impuls datang,
sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-
kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot.
Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang
menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen
tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi
aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges).Segera
setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi
dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan
filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang
mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini,
111
maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan
relaksasi kembali. Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik.
Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada
rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan
tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat
memanjang berelaksasi.
a. Gerak biasa
b. Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari
otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari
terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti
mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri,
berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
112
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada
sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan
cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks
sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi)
terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat
ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila
sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks
pada lutut.
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla
(pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks
superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta
refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Jalan pendek yang ditempuh oleh rangsangan mengakibatkan gerak refleks yang
disebut dengan lengkung refleks. Jenis refles tergantung pada saraf penghubungya
apakah itu terdapat disumsum tulang belakang atau di otak. Jika refleksnya hanya
melibatkan sumsum tulang belakang maka disebut dengan Refleks cerebllear.
113
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor
untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan
(respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses
perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
K. KLASIFIKASI OTOT
1. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel otot (serat otot) dan
miofibril (serabut halus). Penyusun jaringan otot mengandung filamen aktin dan
miosin, dua jenis protein kontraktil yang memungkinkan jaringan otot
menjalankan fungsinya sebagai jaringan yang dapat berkontraksi, memanjang dan
memendek. Antar sel-sel dalam jaringan otot dibatasi oleh sarkolema atau lapisan
membran yang mengelilingi sel otot.
2. Macam Macam Jaringan Otot
Jaringan otot dapat dibedakan berdasarkan sifatnya dalam melakukan
mekanisme gerak pasif menjadi 2, yaitu jaringan otot volunter dan jaringan otot
involunter.
114
a. Jaringan Otot Volunter
Jaringan otot volunter adalah jaringan otot yang bekerja atau berkontraksi di
bawah pengaruh ke sadaran karena dilengkapi dengan jaringan saraf yang langsung
terhubung ke bagian otak. Jaringan otot volunter juga kerap disebut otot sadar
karena aktivitas dan gerakan jaringan otot ini dapat sesuai dengan keinginan dan
kesadaran kita. Otot volunter bisa bekerja dengan cepat dan kuat, akan tetapi kerja
otot ini bisa menimbulkan rasa lelah. Jaringan otot di tubuh manusia yang memiliki
sistem otot volunter di antaranya adalah otot rangka atau otot lurik.
b. Jaringan Otot Involunter
Jaringan otot involunter adalah jaringan otot yang bekerja atau berkontraksi
di luar pengaruh kesadaran karena tidak dilengkapi dengan jaringan saraf sensorik.
Gerakan jaringan otot ini sendiri dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Jaringan
otot involunter juga kerap disebut otot tak sadar karena aktivitas dan gerakan
jaringan otot ini tidak dapat disesuaikan dengan keinginan kita. Otot volunter
umumnya bekerja dengan lambat, akan tetapi kerja otot ini bisa berlangsung dalam
jangka waktu yang sangat lama tanpa menimbulkan rasa lelah. Jaringan otot di
tubuh manusia yang memiliki sistem otot involunter di antaranya adalah otot
jantung dan otot polos.
3. Struktur, Lokasi dan Fungsi Jaringan Otot
Berdasarkan fungsi dan struktur penyusunnya, jaringan otot dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Masing-
masing jaringan otot ini memiliki fungsi, ciri-ciri, dan sistem kerja yang berbeda-
beda. Selain itu, letak jaringan-jaringan otot tersebut juga saling berpisah.
a. Jaringan Otot Polos (Tissue Muscle)
115
(sumber: eBIOLOGI, 2017)
Jaringan otot polos adalah jaringan otot bersifat involunter yang terletak di
dinding organ-organ dalam tubuh, seperti saluran organ pencernaan manusia, organ
pernapasan, reproduksi, pembuluh darah, dan saluran ekskresi. Gerakan otot polos
tidak dapat dikendalikan oleh kesadaran karena hanya dipersarafi oleh sistem saraf
otonom. Karena bekerja di luar kesadaran, aktivitas gerak otot ini tidak akan
menimbulkan rasa lelah, sekalipun dilakukan terus menerus dalam jangka waktu
yang lama. Jaringan otot polos memiliki beberapa ciri spesifik yang
membedakannya dengan jaringan otot lain. Ciri ciri jaringan otot polos tersebut
yaitu:
Sel pada jaringan berbentuk gelendong dan melancip di kedua ujungnya.
1) Memiliki sebuah nukleus di bagian tengah selnya.
2) Serabut halus yang melintang pada jaringan tidak terlihat.
3) Bekerja secara tidak sadar sehingga termasuk jenis otot involunter.
4) Bereaksi lambat namun bekerja tanpa lelah dalam waktu yang lama.
Adapun fungsi dari otot polos berdasarkan letaknya adalah:
1) Otot polos yang berada di dalam rahim akan membantu proses kelahiran
bayi dengan mendorong keluarnya bayi dari rahim.
2) Otot polos yang berada di kandung kemih akan membantu mengeluarkan
urin dari tubuh.
3) Dalam pembuluh darah, otot polos akan membantu menentukan aliran darah
di dalam arteri.
4) Di dalam saluran pencernaan, otot polos membantu proses perpindahan
makanan.
5) Di bagian mata manusia, otot polos membantu proses menyusutnya pupil
saat proses penglihatan terjadi.
6) Dalam pembuluh darah arteri, otot polos membantu mempertahankan
diameter pembuluh arteri.
7) Pada paru-paru, otot polos membantu mengatur aliran udara dan membantu
memperluas kontak yang diperlukan oleh paru-paru.
8) Pada testis, otot polos akan membantu proses pengaturan suhu dengan
berkontraksi.
116
9) Pada arteri dan vena, otot polos membantu mengatur tekanan darah.
Jaringan otot lurik adalah jaringan otot bersifat volunter yang terletak melekat
di bagian rangka. Oleh karena itu, jenis jaringan otot ini juga kerap disebut jaringan
otot rangka. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh kesadaran, oleh karena itu ia
tidak mampu bekerja lama karena akan menimbulkan rasa lelah. Selain untuk
menggerakan tulang dan sistem rangka, fungsi otot lurik juga terkait dengan sarana
pelindung rangka dari benturan luar dan tempat melekatnya jaringan lemak.
Jaringan otot lurik memiliki beberapa ciri spesifik yang membedakannya dengan
jaringan otot lain. Ciri ciri jaringan otot lurik tersebut yaitu:
1) Sel pada jaringan berbentuk silindris memanjang dan kedua ujungnya tidak
bercabang.
2) Memiliki banyak nukleus di bagian sisi tepi selnya.
3) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat, tapi tidak jelas.
4) Bekerja secara sadar sehingga termasuk jenis otot volunter.
5) Bereaksi cepat, namun dapat menimbulkan rasa lelah.
Fungsi dari otot lurik adalah, menggerakkan rangka tubuh manusia sehingga
membuat kita mampu bergerak sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan, serta
membantu kita untuk dapat melakukan kerja keras dan dengan cepat.
117
c. Jaringan Otot Jantung (Cardiac Muscle)
Jaringan otot jantung adalah jaringan otot bersifat involunter yang hanya dapat
ditemukan di jantung. Jaringan otot jantung memiliki struktur yang mirip dengan
otot lurik, tapi memiliki mekanisme kerja seperti otot polos. Jaringan otot ini
bekerja di luar kesadaran karena gerakannya dipengaruhi oleh sel saraf otonom,
oleh karena itu jantung kita tidak pernah lelah, meski berpuluh-puluh tahun terus
bergerak memompa darah ke seluruh tubuh. Jaringan otot jantung memiliki
beberapa ciri spesifik yang membedakannya dengan jaringan otot lain. Ciri ciri
jaringan otot jantung tersebut yaitu:
1) Sel pada jaringan berbentuk silindris memanjang dengan kedua ujungnya
bercabang.
2) Memiliki satu nukleus di bagian tengah selnya.
3) Serabut halus yang melintang pada jaringan terlihat jelas.
4) Bekerja secara tidak sadar sehingga termasuk jenis otot involunter.
5) Bereaksi sedang, namun bekerja tanpa lelah dalam waktu yang lama.
Berikut ini beberapa fungsi dari otot jantung:
1) Membantu memompa aliran darah ke seluruh bagian tubuh.
2) Membantu proses metabolisme dengan membuang karbondioksida.
3) Otot jantung membantu kontraksi otot lainnya.
4) Cara pemompaan ventrikel pada jantung dipengaruhi oleh otot jantung.
118
5) Otot jantung berfungsi untuk meremas sehingga darah dapat dikeluarkan
dari jantung saat proses kontraksi, dan dapat mengambil darah saat proses
relaksasi terjadi.
6) Dari berbagai fungsi di atas, kesimpulannya otot jantung berfungsi untuk
menunjang kinerja jantung manusia.
L. MEKANISME REFLEKS
Lengkung Refleks
Unit dasar aktivitas refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks
initerdiri atas alat indera, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya
terdapat di pusatintegrasi sentral, neuron eferen, dan efektor. Pada mamalia,
hubungan (sninaps) antara neuronsomatik aferen dan eferen biasanya terdapat di
otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferenmasuk susunan saraf pusat melalui
radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis,sedangkan badan
selnya akan terdapat di ganglion dorsalis atau di ganglion-ganglion homolognervi
kranialis. Serat neuron eferen keluar melalui radiks ventralis atau melalui nervus
cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik
dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hukum Bell-Magendie.
119
e. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespon.
a. Rangsangan Adekuat
120
c. Berbagai Keadaan Eksitasi dan Inhibisi Sentral
121
hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di susunan
saraf pusat, dan aktivitas di lengkung refleks merupakan aktivitas yang
termodifikasi oleh berbagai rangsangan yang terkumpul (konvergen) di
neuron eferen.
Gerak refleks terdiri dari 2 macam, yaitu refleks fisiologis dan refleks
patologis.
a. Refleks fisiologis
1) Refleks Somatik.
Contoh klinis:
122
Ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella, karena
ketukan pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Ketika patella
diberi ketukan secara refleks kaki akan bergerak ke depan seakan menendang.
Perubahan postur:gerak pada kaki tersebut karena adanya mekanisme pengatur
postur atau gerak pada kaki tersebut. Perubahan postur atau gerak pada kaki
tersebut karena adanya mekanisme pengatur postur yang terdiri dari rangkaian
nukleus dan berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks
serebrum. Sistem ini tidak saja berperan dalam postur statik tetapi juga bersama
system kortikospinalis dan kortikobulbaris, berperan dalam pencetusan dan
pengendalian gerakan .Penyesuaian postur dan gerakan volunter tidak mungkin
di pisahkan secara tegas, tetapi dapat diketahui serangkaian refleks postur yang
tidak saja mempertahankan posisi tubuh tetapi tegak dan seimbang tapi juga
penyesuaian untuk mempertahankan latar belakang postur yang stabil untuk
aktivitas volunter. Penyesuaian ini mencakup 2 refleks yaitu :
Mekanismenya adalah :
Tendon patella diketuk > serabut tendon tertarik > otot dan serabut
kumparan teregang >mengaktifkan refleks regangan.
123
Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron
diantara neuron aferen dan eferen dan jumlah sarafnya beragam
antara dua sampai beberapa ratus. Refleks menarik diri merupakan
jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya rangsangan nyeri
di kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respon yang timbul adalah
kontraksi otot flexor dan penghambatan otot ekstensor sehingga
bagian yang terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari
rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan yang kuat pada
ekstremitas, respon yang timbul bukan hanya berupa fleksi dan
menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi pada
ekstremitas kontralateral. Respon ekstensor silang ini merupakan
refleks menarik diri. Pada dasarnya adalah refleks potensi untuk
menjauhi rangsangan yang membahayakan artinya refleks untuk
menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan atau
membahayakan.
Contoh klinis :
1. Refleks Otonomik
Contoh Klinis
a) Refleks batuk
124
sedemikian peka sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi
lainmenimbulkan refleks batuk. "arink dan karina sangat peka, dan
bronkiolus terminalis serta alveolus terutama peka terhadap
rangsnag kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls
aferen dari saluran pernapasan terutama berjalan melalui nervus
vagus ke medulla oblongata. Di sana, suatu rangkaian peristisa
otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata,
sehingga menyebabkan efek-efek sebagai berikut : pertama, kira-
kira 2,5 L udara dihirup. Kedua, epiglottis menutup, dan pita suara
menutup erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru. Ketiga, otot
peut berkontraksi dengan kuat. Sebagai akibatnya tekanan di dalam
paru- paru meningkat menjadi 100 mmHg atau lebih. Keempat, pita
suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara
bertekanan tinggi di dalam paru-paru meletus keluar.
a) Refleks bersin
2. Refleks Patologis
125
Refleks Babinski
Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak
refleks merupakan mekanisme untuk mengelak dari rangsangan yang berbahaya.
Adapun aksi-aksi yang terjadi saat gerak refleks adalah sebagai berikut.
126
Gambar 1. Mekanisme gerak refleks (Sumber: www.studyblue.com
)
M. AKTIVASI REFLEK
127
Proses terjadinya gerak yaitu dari hantaran impuls yang dimulai dari
rangsangan diterima oleh reseptor kemudian impuls tersebut diterima oleh
neuron sensorik lalu diolah pasa otak pusat. Respons dari otak diatarkan
oleh neuron motorik menuju efektor sehingga terjadi gerakan.
2. Pengertian refleks
128
motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak
refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu
neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah
kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada
gerak sadar. Gerak refleks merupakan mekanisme untuk mengelak dari
rangsangan yang berbahaya. Adapun aksi-aksi yang terjadi saat gerak refleks
adalah. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor kemudian impuls-impuls
saraf neuron sensorik yang ada pada reseptor dilanjutkan ke sistem saraf
pusat yaitu sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang ini
kemudian impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik menuju
ke neuron motorik. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke
efektor lalu efektor dirangsang untuk berkontraksi sehingga terjadi gerakan
secara spontan misalnya menarik kaki sambil berteriak, tiba-tiba mengelak
129
130
BAB III
SISTEM SARAF
A. CEREBRUM
Sumber: seputarpengetahuan.co.id
Otak besar atau cerebrum yaitu masa embrionik, sistem saraf pusat
yang membuat kanal pusat yang dangkal ventrikel dan membentuk bagian
putih dan abu-abu. Bagian abu-abu ini terdiri badan sel neuron, dendrit, dan
akson yang tidak bermielin, kemudian bagian putih terdapat akson yang
terbungkus mielin, menjadikan neuron tersebut berwarna putih.
131
Otak besar adalah bagian paling besar pada otak. Untuk orang
dewasa, berat otak besar yakni sekitar 1 kg atau 2/3 dari berat seluruh otak.
Otak besar tersusun dari bagian kanan dan kiri.Bagian kanan otak besar
fungsinya mengontrol fungsi tubuh sebelah kiri dan bagian kiri otak besar
fungsinya untuk mengontrol fungsi tubuh sebelah kanan. Sebagai struktur
terbesar otak, otak besar mempunyai fungsi yang sangat penting untuk
tubuh manusia.Dan juga sebagai bagian utama sistem saraf cerebrum
mempunyai ratusan neuron yang mengirim informasi ke bagian tubuh
lainnya.
3. Fungsi Otak Besar ( Cerebrum )
Sumber:seputarpengetahuan.co.id
132
1. Menurut Strukturnya
Berdasarkan strukturnya, otak besar dibagi menjadi dua bagian utama,
yakni korteks cerebrum (bagian luar) dan ganglia dasar (bagian dalam)
a. Korteks Cerebrum
Korteks adalah lapisan tipis yang warnanya abu-abu dengan
badan sel saraf milyaran. Korteks disebut juga dengan area grey
matter. Sel saraf yang saling berkaitan satu sama lain membentuk
seperti untaian rantai menjadikan informasi yang diterima oleh satu
sel saraf dapat diteruskan melalui komunikasi dengan sel saraf lain.
Korteks dibedakan menjadi tiga area utama, antara lain:
b. Ganglia Dasar
Ganglia dasar adalah area dengan warna putih yang banyak
kandungan dendrit dan juga akson. Lapisan ini lebih tebal daripada
korteks. Fungsi ganglia dasar adalah melakukan koordinasi gerakan,
pengaturan gerakan tak sadar, fungsi kognisi dan fungsi emosional.
133
2. Menurut Lobusnya
Berdasarkan lobusnya, otak besar dibagi menjadi empat bagian,
antara lain Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Temporal, dan
Lobus Oksipital
a. Lobus Frontal
Lobus ini berada dibagian depan otak besar. Fungsi dari lobus
frontalis ini adalah sebagai pengatur aktivitas motorik (gerakan)
secara sadar, kemampuan berbicara, kemampuan berpikir
(memecahkan masalah) dan emosi.
b. Lobus Pariental
Lobus ini berada dibelakan lobus frontal dibagian atas otak
besar. Fungsi utama lobus pariental adalah sebagai pusat
sensorik atau penerimaan rangsangan seperti sentuhan, tekanan,
suhu, rasa sakit dan lain sebagainya.
c. Lobus Temporal
Lobus ini berada dibawah lobus pariental tepatnya di bagian sisi
otak besar. Fungsi utama lobus temporalis adalah sebagai pusat
mendengar dan fungsi bahasa.
d. Lobus Oksipital
Lobus ini berada dibagian belakang otak besar. Fungsi utama
lobus oksipital adalah sebagai pusat visual (penglihatan).
B. CEREBELLUM
Otak kecil (Cerebellum) merupakan salah satu bagian otak yang terletak di atas
batang otak. Fungsi utama dari otak kecil adalah untuk mengontrol gerakan dan
keseimbangan tubuh manusia. Otak kecil ini bentuknya seperti otak besar,
mengkerut di bagian tengah, berat otak kecil kurang lebih sekitar 1/8 dari berat otak
secara keseluruhan, sedangkan ukurannya hampir sekepalan tangan. Otak kecil
134
akan menerima informasi sensorik mengenai posisi dari sendi dan dan panjang dari
otot, sama baiknya dengan masukkan dari auditorik dan sistem visual. Jika otak
kecil rusak, maka mata akan mengikuti gerak benda tetapi tidak akan berhenti tepat
di mana benda itu berhenti. (dr. Kevin Adrian, 2017).
1. Sistem Saraf
Sumber : ruangguru.co.id
135
2. Melakukan pengendalian otot untuk pergerakan tubuh, fungsinya adalah
melakukan perintah terhadap kerja otak dan sendi untuk menjalankan
tugasnya dengan baik menjadikan tubuh bisa bergerak bebas tanpa
adanya rasa sakit.
3. Sebagai pengatur postur tubuh dan gerak bola mata, manusia bisa berdiri
tegap sebab perintah dari otak kecil. Bola mata bisa bergerak seperti
melirik, dan hal itu adalah tanggung jawab dan dikontrol oleh otak kecil.
Otak kecil memiliki mekanisme bertindak lebih cepat daripada bagian otak-
otak lain karena disusun oleh lebih dari 40 juta serat saraf. Otak Kecil (Cerebellum)
tersusun atas dua hemisfer (sama seperti otak besar) yang membaginya menjadi dua
bagian, kira dan kanan. Sama seperti banyak struktur yang menjadi bagian dari
sistem saraf pusat, otak kecil disusun oleh 2 jaringan yaitu sebagai berikut ini :
1. Grey Matter (Materi Abu – Abu) yakni sebuah materi abu-abu ini
merupakan komponen utama dalam sistem saraf pusat, yang
mengandung bagian badan sel saraf, sel glia dan pembuluh kapiler.
Graymatter berfungsi sebagai pusat menganalisa informasi.
136
2. WhiteMatter (Materi Putih) ialah salah satu materi putih merupakan
komponen sistem saraf pusat yang terdiri dari akson bermielin.
Fungsi utama whitematter ini adalah untuk menghubungkan pusat-
pusat informasi yang didapatkan oleh otak.
Sama seperti kebanyakan bagian dari salah satu sistem saraf, bagian luar dari otak
kecil iini dapat disebut sebagai korteks dan bagian yang lebih dalam disebut
medulla. Bagian korteksnya memiliki tiga lapisan yakni seperti berikut ini :
a) Lapisan Molekular ialah sebuah lapisan terluar yang mengandung sel saraf
kecil, sel saraf tak bermielin, dan sel glia.
c) Lapisan Granular merupakan salah satu lapisan terdalam yang tersusun atas
sel – sel kecil dengan sekitar 3 – 6 dendrit.
c) Lobus Flocculonodular
Ketiga lobus tersebut dipisahkan oleh dua fisura yaitu Primary Fissure dan
PosterolateralFissure.
b) Zona Intermediate
c) Lateral Hemisfer
137
Diantara zona intermediate dengan zona lateral hemisfer ini yang tidak memiliki
sebuah perbedaan secara strukturnya.
a) Cerebrocerebellum
b) Spinocerebellum
c) Vestibulocerebellum
138
5. Perbedaan Otak Besar Dan Otak Kecil
1. Otak besar ialah bagian terbesar dari otak. Otak kecil ialah bagian
terbesar kedua dari otak.
2. Otak besar ialah bagian otak yang terdapat didepan. Otak kecil ialah
bagian otak yang terdapat dibelakang.
Bagian otak kecil bekerja dengan peran dari seluruh bagian sel syaraf yang
terdapat di dalamnya, bagian terbesar dari otak kecil (cerebellum) menerima
informasi tentang gerakan yang diinginkan dari kontraksi otot. Informasi terus
menerus dapat diperbaharui dari pinggiran sel tentang suatu keadaan otot dan
gerakan yang diinginkan, ia juga akan mendorong kinerja yang sangat tepat dan
memunculkan gerakan yang dikirim dari pusat syaraf. Bagian Otak kecil memiliki
kapasitas yang unik untuk menerima berbagai macam informasi dari area motor
pusat syaraf, daerah kognitif, daerah sensorik, daerah bahasa, dan daerah yang
terlibat dalam fungsi emosional, semuanya terletak pada bagian yang terhubung
dengan otak kecil.
139
C. PONS VAROLLI
Pons Varolli merupakan bagian yang sangat dari otak karena ukurannya
2,5 cm atau 1 inci. Meskipun berukuran kecil namun pons varolli
merupakan bagian yang sangat penting karena sebagai jalur otak. (Muhlisin,
J: 2019)
140
Gambar 2. Medulla Oblongata
141
e. Pons juga berperan dalam mengatur fungsi tak sadar seperti pernapasan.
Suatu daerah pada bagian pons, yang dikenal dengan sistem retikular
juga mengatur siklus tidur manusia.
Secara garis besar pons dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu :
Pada pons terdapat beberapa nukleus saraf yang memilliki peran penting
dalam tubuh, yaitu :
142
D. MEDULA OBLONGATA
143
Gambar bagian-baian otak (Sumber :
https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1
144
Gambar anatomi medulla oblongata, Sumber :
https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-dan -Fungsi-Medula-
Obllongata-adalah.html?m=1
145
c. Nucleus Saraf Spina
Terdapat 3 nukleus atau inti saraf di dalam medulla oblongata, yaitu
Nucleus hipoglosus (yang merupakan inti saraf) untuk mempersarafi
bagaian lidah), Nucleus motoric dorsalis darifagus (mengontrol Gerakan
motoric) dan Nucleus daritraktus solitaris.
3. Fungsi medula oblongata
a. Sebagai penghubung antara otak dan saraf tulang belakang
b. Mengatur gerak reflex fisiologis seperti kecepatan napas, denyut
jantung, suhu tubuh, tekanan darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari
c. Merangsang terjadinya rasa haus
d. Mengatur emosi
e. Bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi otonomik
f. Mempengaruhi produksi hormone di kelenjar hipofisis di otak
g. Pengendali kegiatan tidur
h. Mengontrol kembali fungsi pembuluh darah
i. Mendeteksi derajat keasaman darah, sebagai pusat pengatur denyut
jantung
j. Membantu ritme pernafasan
k. Mengatur sirkulasi darah
l. Mengatur suhu tubuh
4. Cara kerja susunan saraf di dalam medula oblongata
a. Medula oblongata berperan sebagai pusat pernafasan di dua tempat yaitu
:
1). Dorsal Group, yaitu kelompok susunan saraf yang membentuk
pernafasan otomatis
2) Ventral Group , yaitu kelompok susunan saraf yang mempersarafi
otot-otot pernafasan.
146
2). Cardioinhibitori Center, yang bekerja untuk menurunkan denyut
jantung ke pancemaker nervus vagus (saraf parasimpatis)
147
Organ tubuh medulla oblongata sama seperti organ-organ yang lain di
dalam tubuh manusia mempunyai pembuluh darah yang khusus membawa
darah untuk medulla oblongata itu sendiri. Terdapat beberapa cabang
pembuluh darah yang memperdarahi medulla oblongata,
diantaranya adalah :
1). Arteri anterior tulang belakang
pembuluh darah arteri ini memperdarahi hampir seluruh bagian dari medulla
oblongata. Maka jika pembuluh darah ini tersumbat kemungkinan akan
menyebabkan persrafan ke lidah ikut terganggu.
2). Posterior inferior Cerebelar Arteri (PICA)
Arteri ini merupakan cabang utama yang berhubungan dengan arteri
anterior tulang belakang. Pembuluh darah ini memberikan pasokan darah
kebagian belakang agak kesamping (posterolateral) medulla oblongata.
E.MEDULA SPINALIS
1. Medula Spinalis
148
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Medulla
Spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada oblongata, menjulr kea
rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir di antara vertebra
lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai
konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia meter yang
disebut filum termilane, yang menembus kantong dura mater, bergerak
menju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar
45 cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam,
sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura sempit (Ambar. 2019)
Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu
penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-
pleksus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah, dan
plektus dari darah toraks membentuk saraf-saraf interkostalis. Sebuah irisan
melintang pada sumsum tulang belakang memperlihatkan susunan substans
kelabu yang membentuk huruf H. Kanalis spinalis berikut isinya, yaitu
cairan serebro-spinal, melintas persis ditengah-tengah huruf H tersebut
(Ambar. 2019)
Kauda ekuina. Disebut demikian karena kemiripannya dengan ekor
kuda; kauda artinya ekor, dan ekuina artinya kuda. Kauda ekuina ini
merupakan berkas yang terdiri atas akar-akar saraf spinalis yang bergerak
turun dari tempat kaitannya pada sumsum tulang belakang, melalui kanalis
spinalis, untuk kemudian muncul melalui foramina intervertebrales.
Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang
saraf servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang
saraf sacral dan 1 pasang saraf coxigeal. Akar saraf lumbal dan sacral
terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina (Pearce. 2009)
149
4. Menjadi inti gerak spontan(gerak refleks) dan memberi keleluasaan
jalan sekilas gerak spontan (Pearce. 2009)
150
impuls menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla
spinalis (Pearce. 2009)
3. Sumsum tulang belakang(medulla spinalis), tempat serabut-
serabut saraf penghubung menghantarkan implus-implus itu
menuju kornu anterior medulla spinalis (Pearce. 2009)
4. Sel saraf motorik,dalam kornu anterior medulla spinalis yang
menerima dan mengalihkan implus tersebut melalui serabut
saraf otak (Pearce. 2009)
5. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang
oleh implus daraf motoric (Pearce. 2009)
4. Saraf-saraf spinalis.
Tiga puluh satu pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari
segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar
posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar anterior yang berpadu
dengan serabut sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf
spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf melintasi
foramen invertebralis, tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi
serabut primer anterior dan serabut primer posterior (Saleh. 2019)
151
Serabut primer posterior melayani kulit dan oto punggung, sedangkan
serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi plektus
saraf anggota gerak, dan membentuk saraf-saraf interkostalis pada daerah
toraks (Saleh. 2019)
152
terletak di depan kolumna vertebrata,lantas berakhir dalam pelvis di depan
koksigis, sebagai ganglion koksigieus. Ganglion-ganglion itu tersusun
berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut :
153
Sumber : google.co.id
Gambar 1.1 Parasimpatik dan Simpatik
Sumber : google.co.id
Gambar 1.2 Sistem Saraf Simpatik dan Sistem Saraf Parasimpatik
Fungsi saraf simpatis ada beberapa seperti mata pada pupil, hati
dengan meningkatkan tingkat dan kekuatan kontraksi, paru-paru dengan
melebarkan bronkiolus melalui sirkulasi adrenalin, pembuluh darah
dengan melebarkan di otot rangka (pada hewan), kelenjar keringat
dengan mengaktifkan sekresi keringat, saluran pencernaan dengan
menghambat peristaltis, ginjal dengan meningkatkan renin sekresi,
testis dengan meningkatkan detumescence, dan ductus deferens dengan
meningkatkan emisi sebelum ejakulasi. ( Dosen pendidikan.2019 )
154
1. Mempercepat denyut jantung
2. Mempersempit diameter pembuluh darah
3. Memperlambat proses pencernaan
4. Memperkecil bronkus
5. Menurunkan tekanan darah
6. Memperlambat gerak peristaltis
7. Memperlebar pupil
8. Menghambat sekresi empedu
9. Menurunkan sekresi ludah ( Hedi Sasrawan.2013 )
Sumber : google.co.id
Gambar 1.3 Saraf Parasimpatik dan Saraf Simpatik
Cara kerja sistem saraf simpatis berlawanan dengan cara
kerja sistem saraf parasimpatis. Keduanya mengontrol sebagian
besar organ dalam tubuh. Ada dua jenis neuron yang terlibat dalam
transmisi impuls (sinyal) melalui saraf simpatis yaitu pre-ganglionik
dan pos-ganglionik. Neuron preganglionik berasal dari daerah
torakolumbalis dari sumsum tulang belakang dan menuju ke
ganglion dimana mereka bersinapsis dengan neuron posganglionik.
Disana, neuron postganglionik memanjang ke sebagian
besar tubuh. Pada sinapsis dalam ganglia, neuron preganglionik
melepaskan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang mengaktifkan
155
reseptor nicotinic acetylcholine pada neuron postganglionik. Untuk
mencapai organ dan kelenjar target, akson harus menempuh
perjalanan jauh dalam tubuh. ( Dosen pendidikan.2019 ).
156
simpatik yang postganglionnya bersifat adregenik karena melepaskan
adrenaline atau norepinephrine.
Saraf para simpatik memiliki dua reseptor, yaitu reseptor muskarinik
dan reseptor nikotik.Reseptor muskarinik terdapat pada neuron
postganglion. Reseptor muskarinik di aktivasi oleh neotransmitter
asetikolin. Reseptor nikotinik adalah reseptor yang berada di ujung
myoneral dan ganglio saraf otonom. Reseptor ini juga distimulasi oleh
asetikolin.
Mekanisme yang dilakukan oleh saraf parasimpatik sering di
asosiasikan dengan istilah rest-and-digest.Hal ini disebabkan karena
aktifitas saraf parasimpatik cenderung berhubungan dengan pengaturan
organ tubuh saat dalam posisi istirahat dan membantu dalam mengendalikan
proses pencernaan dan ekskresi.
Saraf parasimpatik dimulai di medula otak dan di daerah tengah
tulang belakang, yang berisi sumsum tulang belakang. Salah satu saraf di
medulla adalah saraf vagus, yang merupakan bagian dari tubuh yang
membantu mengendalikan jantung, paru-paru, dan organ pencernaan. Otak
dan sumsum tulang belakang adalah struktur penting dalam sistem saraf;
bersama-sama, mereka membentuk sistem saraf pusat (SSP). Saraf dari
Sistem saraf parasimpatik yang berasal dari otak disebut saraf kranial.
Ganglia, atau kelompok badan sel saraf, adalah perluasan saraf dari Sistem
saraf parasimpatik, dan ditemukan di dekat atau di organ tubuh agar sinyal
dikirim ke area target mereka.
Sistem saraf parasimpatik dan simpatik mengatur banyak bagian
tubuh seperti otot jantung, pembuluh darah, otot sistem pencernaan, dan
kelenjar seperti kelenjar air liur dan kelenjar adrenalin (yang menghasilkan
epinefrin, juga disebut adrenalin, selama darurat). Selama periode
pertarungan atau terbang, pupil melebar untuk memungkinkan kita melihat
lebih jelas dan membuat keputusan lebih cepat. Selama istirahat dan
dicerna, PSNS menyebabkan pupil menyempit. PSNS juga menyebabkan
meningkatnya pencernaan makanan, peningkatan air liur dan produksi
lendir, dan peningkatan sekresi urin dari ginjal.
157
Parasimpatik dan perifer
Sistem saraf parasimpatik tidak menjadi bingung dengan sistem
saraf perifer. Seperti yang disebutkan sebelumnya, otak dan sumsum tulang
belakang membentuk SSP. Saraf perofer terdiri dari semua bagian dari
sistem saraf yang bukan otak dan sumsum tulang belakang; dengan kata
lain, semua saraf dan ganglia yang tidak ada di otak dan sumsum tulang
belakang adalah bagian dari sistem saraf perifer.
Saraf parasimpatik berasal di otak atau sumsum tulang belakang,
tetapi sebagian besar sistem saraf parasimpatik tidak terletak di daerah ini,
dan itu mempengaruhi area lain dari tubuh, sehingga sistem saraf
parasimpatik dianggap bagian dari sistem saraf perifer. Tetapi tidak semua
sistem saraf perifer adalah sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf perifer
juga termasuk sistem saraf simpatis dan sistem saraf somatik, yang
mengontrol gerakan tubuh secara sadar.
Untuk meringkas berbagai divisi dari sistem saraf: sistem saraf
parasimpatis mengontrol tindakan “istirahat dan cerna”, dan sistem saraf
simpatetik mengontrol tindakan “darurat”. Sistem-sistem ini membentuk
sistem saraf otonom, yang mengendalikan tindakan-tindakan tubuh tak
sadar. Sistem saraf somatik mengontrol semua gerakan tubuh secara sadar,
seperti berjalan atau menangkap bola. Bagian dari semua sistem ini
membentuk sistem saraf perifer, yang merupakan bagian dari sistem saraf
yang tidak termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang membentuk sistem saraf pusat.
158
Susunan saraf parasimpatik terdiri jaring – jaring yang berhubung-
hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat syarafnya
menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada medulla
oblongata dan pada daerah sacrum dari medulla spinalis. Oleh karena itulah
saraf parasimpatik disebut juga saraf craniosacral. Saraf sensoris
parasimpatik memiliki ganglion di suatu tempat yang terletak antara organ
visceral dengan saraf pusat, sedangkan saraf motorisnya tidak membentuk
rantai saraf seperti saraf motoris simpatik dan ganglion yang terbentuk
antara saraf satu dengan yang kedua terletak berdekatan dengan organ
visceral yang disarafinya.
159
m. Meninurunkan sekresi adrenalin.
n. Merangsang aktivitas kelenjar kelamin.
o. Merangsang pembentukan urin.
3. Migran
Adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang
terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang
160
meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya
pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan).
4. Parkinson
Penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator
dopamin pada dasar ganglion dalam gejala tangan gemetaran sewaktu
istirahat (tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur), sulit bergerak,
kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah – olah
bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
5. Amnesia
Yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali
kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya
kelainan ini akibat guncangan batin atau cidera otak.
6. Cutter
Kelainan dimana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada
saat depresi, stress atau bingung.
7. Alzheimer atau pikun
Bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom
dengan apotosis sel – sel otak pada saat yang hampir bersamaan,
161
sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga
dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
8. Bell’s Palsy
Adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga
menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi
disfungsi saraf VII (saraf fascialis). Berbeda dengan stroke, kelumpuhan
pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot
wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb.
Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell’s Palsy berupa virus herpes
yang membuat saraf menjadi bengkak akibat infeksi.
9. Ayan atau Epileps
Penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik (impuls) pada
neuron-neuron otak. Epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang
menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan.pada
penderita ayan, sinyal-siyal yang berhubungan dengan perasaan
penglihatan, berfikir dan bergerak tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
10. Meningitis
Adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat (meninges).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker
atau obat-obatan tertentu.
11. Sindrom Kleine-Levin
Adalah penyakit saraf yang langka dimana penderita tidak bisa
mengontrol rasa kantuknya. Penderita bisa tidur selama berjam-jam,
berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan,
tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul/kambuh.
162
Gambar 2.4 Sindrom Kleine-Levin (sumber : https://images.app.goo.gl/)
12. Rabies
Adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat
ditularkan dari hewan ke manusia.
163
Gambar 1. Mekanisme Reflek (sumber: pengajar.co.id)
Gerak Refleks
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari
peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang
di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf
tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas
2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia. Adapun berdasarkan
fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atastigajenis:
164
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).Sel saraf sensorik disebut
juga dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indra.
1) Otak
165
2) Sumsum tulang belakang
b) Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar
system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang).
Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar
pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ
tubhtertentu,sepetikulit,persendian,otot,kelenjar,saluran
darah dan lain-lain.
166
berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan
gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan
neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks
tertentu.
167
2. Refleks sederhana , apabila refleks ini hanya menyertakan satu
efektor. Misalnya apabila seseorang sedang menonton bola voli
dan tiba-tiba bola voli tersebut mengarah ke tubuhnya maka ia
akan mencoba menangkis bola tersebut dengan tanganya.
Contoh gerak refleks adalah gerak refleks pada pupil mata dan
tangan yang berusaha menjauh dari api. Jadi, penyebab terjadinya gerak
refleks adalah terjadinya suatu rangsangan di bagian tubuh tertentu yang
168
dapat berupa aroma,mengejutkan atau menyakitkan yang biasanya
dating secara tiba-tiba.
Sistem saraf otonom atau saraf tak terkait bagian dari sistem saraf (SST) yang
disediakan pada sumsum tulang belakang jantung, otot-otot polos, dan dihitung
secara permanen. Yang dimaksud, sistem saraf yang dimaksud adalah melayani
struktur dalam tubuh. Misalnya, jantung. paru-paru, saluran pencernaan,
pembuluh darah, kantong kemih, dan bantalan keringat. Disebut sistem saraf
otonom karena sifat kerja sistem saraf ini tidak sesuai dengan kemauan atau
169
kehendak kita. Sistem ini merupakan sistem saraf eferen (motorik) yang
mempersarafi organ viseral umum, mengatur, menyelaraskan, dan
mengkoordinasikan aktivitas visel vital, termasuk pencernaan.suhu badan, tekanan
darah dan berbagai perspektif emosional lainnya. Sistem saraf yang disebut sebagai
sistem saraf otonomik. Sistem ini membantu tekanan arteri, motilitas, dan sekresi
gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan
berbagai informasi lainnya, seperti yang dapat dilihat oleh sistem saraf otonom.
Salah satu ciri yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan atau
intensitas yang ada di sistem saraf ini dapat mengubah fungsi viseral (refleks
otonom). Dalam waktu beberapa detik tidak disadari dapat timbul keringat dan
terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi, sistem saraf yang bekerja melalui serat-
serat saraf otonomik dapat dengan cepat dan efektif sebagian besar atau seluruh
fungsi internal tubuh. Sistem saraf otonom, sebagian besar diaktifkan oleh pusat-
pusat yang terletak pada medula spinalis, batang otak dan hipotalamus. Sistem saraf
otonom ini berfungsi sebagai refleks viseral. Jadi, sinyal pusat di ganglion
otonomik, medula, batang otak atau hipotalamus, pusat-pusat ini sebaliknya akan
menjalarkan respons refleks yang sesuai dengan organ-organ viseral dan organ
organ-organ tersebut. Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan
di antara penggantian olch urat-urat saraf eferen dan saraf eferen ini sebagai-olah
raga sebagai sistem saraf pusat saraf otonom mahal berkenaan dengan organ-organ
sesuai dengan kebutuhan, terdiri dari dua bagian oleh saraf simputis dan saraf
parasimpatis.(Siana.2018)
170
sepanjang tulang belakang yang ditempelkan di sumsum tulang belakang, sehingga
memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut posting ganglion yang panjang.
Serabut pra-ganglion adalah serabut saraf yang disebut serabut post-gangli dan
serabut saraf yang keluar dari Saraf simpatis terbagi menjadi dua bagian yang terdiri
dari saraf otonom kranial dan saraf otonom sakral.Terletak di depan columna
vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-scrabut
saraf. (Lestariningsih.2018)
171
dikuasai olch susunan saraf simpatik. Saraf parasimpatis adalah saraf yang
berpangkal pada medula oblongata dan pada daerah sakrum dari medulla
spinalis. Oleh karena itu memutar saraf parasimpatis, tetapi juga saraf
kraniosakral. Saraf sensoris parasimpatis memiliki ganglion di suatu tempat
yang terletak di antara organ visceral dengan saraf pusat, sedang saraf
motorisnya tidak membentuk rantai saraf seperti saraf motoris simpatis dan
ganglion yang terbentuk antara saraf satu dengan yang lain yang terhubung
dengan organ visceral yang disarafinya. (Lestariningsih.2018)
b. Memperlebar bronkus
e. Mempersempit pupil
Perbedaan Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik Perbedaan Saraf Simpatik dan
Saraf Parasimpatik dapat dilihat dalam 3 cara yaitu berdasarkan gangglion,
interaksi, dan fungsi-fungsi dari saraf yang sesuai dengan berikut ;
172
pacaganglionnya meningkat panjang Saraf Parasimpatik: Serabut
praganglion saraf parasimpatik memilliki ukuran pada serabut
pacaganglion pendek. yang panjang. Sedangkan Ganglia neuron
parasimpatik terletak atau berada di dalam orang.
173
yang akan mengaktifkan reseptor (penerima sinyal) di organ yang
dituju. Saraf Parasimpatik Cara kerja saraf parasimpatik sebenarnya
hampir sama dengan saraf simpatis, tetapi yang menjadi perbedaan
adalah sinyal yang dikeluarkan oleh neuron post-ganglionik adalah
bersifat kolinergik (norepinephrine), bukan bersifat adrenergic
(epinephrine). Jadi, sifat kolinergik inilah yang membuat kerja
parasimpatik terbalik dengan simpatik.Oleh karena sinyal yang
dikeluarkan berbeda, maka mekanisme yang dilakukan oleh sistem
saraf parasimpatik sering juga disebut dengan rest and digest. Hal ini
karena pengaturan tubuh oleh saraf parasimpatik berhubungan
dengan pengaturan saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat dan
membantu dalam mengendalikan proses pencernaan dan juga proses
eksresi. Jalur Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik Jalur saraf
otonom (simpatik dan parasimpatik) melibatkan dua sel saraf yaitu
satu sel terletak di batang otak, sedangkan yang satunya lagi terletak
di sumsum tulang belakang. Sel saraf ini dihubungkan dengan sel
saraf yang lain yang terletak di gugusan sel saraf (ganglion otonom)
melalui serabut saraf. Serabut saraf dari ganglion inilah yang
terhubung ke organ-organ di dalam tubuh.Sebagian besar ganglion
pada saraf simpatis berada di sumsum tulang belakang pada kedua
sisinya. Saraf simpatik disebut juga dengan sistem torakolumbar,
Karena saraf nya yang keluar dari sumsum tulang belakang
setentang dengan ruas tulang dada (thoraks) dan pinggang (lumbal).
Sistem saraf simpatik memiliki 25 ganglion atau simpul saraf yang
terdapt di sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
parasimpatik berpangkal pada sumsum tulang lanjutan (medula
oblongata) dan dari tulang sacrum, sehingga saraf parasimpatik
disebut juga dengan sistem kraniosakral. Ganglion untuk saraf
parasimpatik terletak di dekat organ yang
dipersarafinya.(Siana.2018).
174
J. HUBUNGAN SISTEM SARAF DENGAN REPRODUKSI WANITA
175
aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansi
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T meningkat yang
akan menghantarkan ke otak atau sistem saraf pusat. Jadi seksio oleh fakator saraf
yang sampai pada sistem saraf pusat lalu menghantarkan rangsangan berupa nyeri
untuk mendorong janin keluar.
Mekanisme kerja saraf dalam persalinan seksio sama seperti persalinan normal.
Timbulnya nyeri kontraksi karena sistem saraf pusat mengirim sinyal berupa nyeri
ke saraf ganglion servikalis. Hal ini karena ganglion servikalis mengalami
penekanan dan gesekan akibat janin yang akan keluar. Oleh karena itu, nyeri
kontraksi yang dialami wanita dengan persalinan seksio sama seperti persalinan
normal. Hanya saja, ada suatu tindakan yang membedakan. Mekanisme kerja saraf
yang menimbulkan nyeri kontraksi pada persalinan normal akan reda dengan
sendirinya. Jika dalam persalinan seksio, mekanisme kerja saraf yang menimbulkan
nyeri kontraksi bisa mereda dengan anestesi. Dimana persalinan seksio adalah
persalinan yang memerlukan proses operasi bedah karena ada suatu hal emergency
yang dapat mempengaruhi proses lahir normal dari ibu dan bayi, misalnya seperti
terlilitnya tali pusar pada janin.
177
4. Massage atau Pijatan untuk Meredakan Nyeri Persalinan
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls rasa sakit yang di bawah oleh saraf yang
berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls
diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls
rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan
sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa
usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan
awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang
berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Beberapa macam massage yang dapat
dilakukan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu :
1. Metode Effleurage
178
persalian, effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang
lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat,
tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permuaan kulit. Pijatan effleurage
dapat juga dilakukan di punggung. Tujuan utamanya adalah relaksasi.
Ilustrasi gate control theory dapat ditemukan di teknik effleurage,
bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan
perjalanan sensasinya lebih lambat daripada serabut sentuhan yang luas.
Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan
ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri
dirasakan dalam otak. Effleurage atau pijatan pada abdomen yang teratur
dengan latihan pernapasan selama kontraksi digunakan untuk mengalihkan
wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya massage yang
mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan
endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat membuat pasien
lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot (Monsdragon, 2004).
179
2. Metode Massage Abdominal Lifting
180
BAB IV
SISTEM PERKEMIHAN
A. GINJAL
1. PENGERTIAN GINJAL
Ginjal adalah salah satu organ penting tubuh yang berfungsi untuk
menyaring darah. Ginjal terletak di sepanjang dinding otot bagian
belakang (otot posterior) rongga perut. Bentuk ginjal menyerupai
kacang yang berukuran sekepalan tangan. Ginjal dilengkapi dengan
sepasang ureter, sebuah kandung kemih dan uretra yang membawa urin
keluar.
181
2. STRUKTUR GINJAL
Sumber: opentextbc.ca
1. Korteks (Cortex)
Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks
ginjal dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak, untuk
melindungi bagian dalam ginjal.
2. Medula (medulla)
182
3. Pelvis ginjal (renal pelvis)
Sumber: opentextbc.ca
183
Nefron adalah bagian anatomi ginjal yang bertanggung jawab untuk
penyaringan darah. Nefron mengambil darah, memetabolisme nutrisi, dan
membantu mengedarkan produk limbah hasil penyaringan.
Nefron meluas melewati area korteks dan medulla ginjal. Setiap ginjal
memiliki sekitar satu juta nefron, yang masing-masing memiliki struktur internal
sendiri. Berikut adalah bagian dari nefron:
A. Badan malphigi
B. Tubulus ginjal
184
distal. Berfungsi menyerap kalium, klorida, dan natrium
ke dalam darah.
3. Tubulus distal merupakan tubulus yang berada di akhir
rangkaian tubulus ginjal yang bentuknya berbelit-belit.
Berfungsi untuk menyerap lebih banyak natrium ke
dalam darah dan mengambil kalium serta asam.
Berikut adalah cara kerja ginjal saat menyaring darah dan memproduksi
urine:
1. Filtrasi ( Penyaringan )
185
2. Reabsorpsi ( Penyerapan Kembali )
b. Hormon Aldosteron
186
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks
adrenal, hormone ini meningkatkan reabsorpsi natrium
pada duktus kolektifus.
d. Hormon Paratiroid
a. Renin
b. Vitamin D
c. Eritropoeitein
187
d. Prostaglandin
B. URETER
1. Definisi Ureter
Ureter merupakan bagian dari sistem perkemihan yang berperan
dalam proses pembentukan dan pembuangan sisa metabolisme dan
kelebihan cairan dalam bentuk urine. Ureter adalah suatu saluran muskuler
berbentuk silinder atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih, ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang berjalan menuju
distal dan kemudian bermuara pada kandung kemih menjadi satu. Ureter
terdiri dari dua saluran terletak di kanan dan kiri, ureter memiliki panjang
sekitar 20-30 cm dan dengan diameter 0,5 cm sedangkan diameter
maksimalnya 1,7 cm, ureter ini berada dekat dengan kandung kemih.
Pada ureter pria terdapat di dalam visura seminalis atas yang
disilangi oleh duktus deferens dan dielilingi oleh plekus vesikalis.
Kemudian ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm didalam dinding kandung
kemih pada sudut lateral dari trigono vesika. Sedangkan pada wanita ureter
terdapat pada belakang fossa ovarika yang berjalan ke bagian medial dan ke
depan ke bagian lateral serviks uteri di bagian atas vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya ureter didampingi oleh arteri
uteria sepanjang 2,5 cm dn selanjutnya menyilang ureter dan menuju ke atas
di antara lapisan ligamentum. (Muhlisin, 2019)
2. Bagian-bagian Struktur Ureter
188
(Sumber : Onoini, 2018)
Ureter terletak dekat dengan kandung kemih, dimulai dari hilus
ginjal mengarah pada kandung kemih. Lebih dari itu ureter dibedakan
menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut :
1. Pelvis Intravesikalis
2. Pars Abdominalis
3. Fungsi Ureter
Dalam ginjal manusia, ureter mempunyai fungsi antara lain sebagai
berikut :
1. Sebagai penghubung ginjal dan kandung kemih.
2. Mendorong pergerakan urine dengan bantuan kontraksi (gerak
peristaltik) dari otot olos.
3. Melakukan pencegahan kembalinya urine dari kandung kemih
yang di bantu oleh katup (vulva).
189
Sebagai penghubung ureter berfungsi untuk mengirimkan urine dari
ginjal lalu di tamping dikandung kemih, lalu urine akan keluar jika sudah
mencapai 300 cc. Pada lapisan dari dinding ureter tersusun atas otot polos
sirkuler dan longitudinal yang mengakibatkan munculnya gerakan
peristaltik atau kontaksi yang terjadi secara terus menerus dengan waktu
setiap 5 menit sekali. Tujuan dari kontraksi tersebut adalah supaya air kemih
yang kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk pancaran, kemudian melalui
osteum uretrakus.
4. Perjalanan Ureter
1. Ureter bagian atas berjalan dari ginjal sebagai pelvis renal. Pelpis renal
berbentuk sebagai corong yang mengalami pembesaran. Terletak di
dalam hilum ginjal dan menerima kaliks mayor.
2. Pelvis renal berubah menjadi ureter saat keluar dari hilum ginjal. Ureter
berjalan secara vertikal ke arah bawah di belakang peritoneum parietal
pada muskulus psoas (Muskulus psoas memisahkan ureter dari ujung
prosesus transversal vertebrae lumbar). Ureter memasuki pelvis dengan
menyebrangi bifurcatio arteri iliaka komunis di depan sendi sakroiliaka.
Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju
ragio spina ischiadika, dan ureter saat di ragio spina ischiadika akan
berbelok ke arah depan dan memasuki vesika urinaria sudut lateral.
(Micro Medical Multimedia)
5. Perbedaan Perjalanan Berdasarkan Jenis Kelamin (Dibagian Pelvis)
1. Pria
Ureter memasuki pelvis dengan menyebrangi bifurcatio arteri iliaka
komunis di depan sendi sakroiliaka. Ureter berjalan ada dinding lateral
pelvis di depan arteri iliaka internal ke regio spina ischial dan berbelok
ke arah depan dan memasuki vesika urinaria pada sudur lateral. Saat
190
akan berakhir, ureter menyebrangi vas deferens. Kemudian ureter
berjalan secara oblik menembus dinding vesika urinaria sedalam 1,9 cm
sebelum membuka ke dalam vesika urinaria.
2. Wanita
Ureter menyebrang jalan masuk pelvis (Pelvic inlet) di depan bifuracito
arteri iliaka komunis. Ureter berjalan ke bawah dan belakang di depan
arteri iliaka internal dan di belakang ovarium hingga mencapai regio
spina ischal. Ureter akan belok ke arah depan dan medial diantara basis
ligamen besar, dimana ureter akan menyebrangi arteri uterin. Ureter
kemudian berjalan ke depan, terletak lateral terhdap fornix lateral vagina
dan memasuki vesiaka urinaria. (Micro Medical Multimedia )
C. VESIKA URINARI
191
3 permukaan, yaitu permukaan superior, permukaan inferiolateral dan
permukaan post erior (Wikipedia:2017).
192
3. Bagian-B agian Dan Struktur Vesika Urinaria
1. Bagi an-bagian yang terdapat di dalam Vesika Urinaria yaitu :
a. Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,
bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi o
leh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
b. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks yaitu bagian yang runcing kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
2. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan
a. Lapisan sebelah luar (peritonium)
b. Tunika muskularis (lapisan otot)
c. Tunika submukosa
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
193
Gambar 2. Struktur Vesika Urinaria
Sumber: Ahablogweb,2017, Kandung Kemih (Vesika Urinaria) : Pengertian,
Struktur, Fungsi, Ilmu dasar, dilihat pada 2017
<https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Struktur-Fungsi-Kandung-
Kemih-Vesika-Urinaria-adalah.html>
Bagian utama dari kantung kemih adalah otot detrusor yang terdiri dari otot
spiral, longitudinal dan sirkular. Ketika hendak mengeluarkan urin, maka otot
ini akan melakukan kontraksi dengan mengirimkan sinyal parasimpatik.
Lapisan dari vesika urinari dari luar ke dalam adalah Lapisan Seroa (Peritoneum
Parietal), Lapisan Subserosa (Fascia Endopelvina), Lapisan Otot (M.
Detrussor), Lapisan Submukosa, dan Lapisan Mukosa. Bagian puncak (apex)
dari kandung kemih menghadap ke bagian simpisis pubis, sedangkan bagian
dasarnya berhadapan dengan dengan rektum pada pria dan vagina pada wanita.
Bagian leher terdapat pada sisi bawah dimana vesika urinaria tampak
menyempit ke arah uretra. Bagian Tubuh atau badan merupakan bagian terbesar
pada kandung kemih. Pada kandung kemih terdapat bagian yang disebut
Trigone, yaitu suatu wilayah yang membentuk struktur seperti segitiga pada
dinding belakang kandung kemih. Trigone ini disusun oleh dua orifisia uretra
(bukaan uretra tempat masuknya kateter) dan interlal uretral orifisia (bagian
awal uretra).
194
Bagian leher kandung kemih disusun oleh otot detrusor yang membentuk
uretral sphincter internal. Sphincter ini akan menutup saat proses ejakulasi
untuk mencegah masuknya semen ke dalam kandung kemih. Sphincter ini
dikontrol secara tidak sadar. Juga terdapat Sphincter uretral externa yang
berfungsi untuk menahan urin sementara, spinchter ini dapat dikontrol secara
sadar (voluntary).
D. URETHRA
1. DEFINISI URETHRA
Urethra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan urin ke luar. Dalam anatomi, Urethra
adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar
tubuh. Urethra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih
atau ekskresi dan sistem seksual. ( widya.2014 )
Uretra pria dari orifisium uretra interna di dalam visika urinaria sampai
orifisium uretra eksterna pada penis, panjangnya 17,5-20cm yang terdiri dari :
195
Sumber : ( Daniel S. Wibowo. 2009 )
a. Uretra Prospatika
merupakan saluran terlebar, panjangnya 3cm, berjalan hampir
vertikal melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih
dekat ke permukaan anterior. Pada dinding posterior terdapat krista uretralis
yang kadang-kadang melanjutkan diri ke uvula yang terdapat disebelah atas
dan mencapai uretra pars membranacea di sebelah bawah. Colliculus
seminalis adalah suatu penonjolan berbentuk avoid dari krista uretralis.
Pada puncak colliculus seminalis terdapat invaginasi kecil dari utriculus
prostaticus yang merupakan sisa ductus paramesonephros. Muara ductus
ejaculatorius terdapat pada kedua sisi utriculus. Sinus prostaticus
merupakan cekungan atau alur pada sisi krista uretralis dan sebagian besar
ductus prostaticus bermuara disitu.
( Daniel S. Wibowo. 2009 )
b. Urethra Membranacea
Bagian urethra ini mulai dari apex prostatae sampai bulbus penis,
berjalan kedepan bawah menembus diafragma pelvis dan diafragma
urogenitalis. Panjangnya sekitar 2cm terdapat di dalam diafragma
urogenitalis serta dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae, sehingga
merupakan bagian yang paling pendek dan sempit serta sukar dilebarkan
dari urethra laki-laki. Urethra ini beralih ke bulbus penis dengan sudut yang
196
hampir tegak lurus dan dindingnya menjadi lebih tipis dan lebar. ( Daniel S.
Wibowo. 2009 )
197
S umber : google.co.id
U rethra pada perempuan lebih pendek daripada laki-laki, panjangnya ha
nya sekitar 4cm dan sangat mudah dilebarkan tanpa mengurangi kerusakan.
Urethra ini dimulai dari collum vesicae, berjalan ke depan dan ke bawah
menuju ostium urethrae externum yang terletak diantara Labium Minus
Pudendi dan di depan ostium vaginae. Dalam perjalanna ini, urethra
menembus diaphragma pelvis. Dan diaphragma urogenitalis. Lumen urethra
akan tertutup bila tidak dilalui urine dan pada dinding posterior terdapat
lipatan longitudinal yang disebut crista urethralis. Dinding belakang urethra
bersatu dengan dinding depan vagina sehingga lebih mudah mengalami
kerusakan bila terjadi kesulitan saat melahirkan anak. Sphincter urethrae
externum pada perempuan tidak lengkap sehingga lebih sering mengalami
stress incontinence dibandingkan dengan laki-laki. Glandulae urethrales
bermuara lansung pada urehtra sedangkan glandula paraurethrales (skene)
mempunyai saluran yang bermuara pada vestibulum vaginae disisi ostium
urethrae externum.
( Daniel S. Wibowo. 2009 )
198
4. FUNGSI URETHRA
199
5. PENYAKIT PADA URETHRA
Tes Urine, cystoscope dan teknik x-Ray yang digunakan untuk menentukan
gangguan kritis organ ini yang, jika tepat waktu terdeteksi, dapat dengan mudah
disembuhkan. Tapi, karena lokasi infeksi pada daerah sensitif, pasien biasanya
sangat pemalu untuk mengungkapkan hal tersebut kepada penyedia layanan
kesehatan mereka. Beberapa kondisi medis umum struktur termasuk striktur
uretra, kanker, peradangan, infeksi, gangguan menular seksual, kelainan
bawaan, dan sebagainya. Uretritis disebabkan oleh infeksi mikroba dan
mengarah ke pembengkakan pada dinding batas tabung kemih, sedangkan
penyempitan pembukaan uretra disebut sebagai striktur uretra.
Sumber : google.co.id
Beberapa gejala umum di antara banyak dari gangguan ini sakit parah,
kesulitan dalam buang air, debit dan perdarahan, dll. Obat dan terapi bedah
merupakan tindakan pengobatan sering direkomendasikan, tapi pilihan ter
gantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan.
200
E. GLOMERULUS
201
Berdasarkan elektromikroskopis glomerolus berdiameter 200 μm, dibentuk
oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula bowman,
mempunyai dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari dalam kapiler
glomerulus dan filtrat dalam kapsula bowman, yaitu lapisan endotel kapiler dan
lapisan epitel khusus yang terletak diatas kapiler glomeroluus
Pada palaksanaan asuhan kebidanan kehamilan, terdapat perubahan pola
perkemihan, Ibu hamil trisemester III cenderung mengeluh sering kencing, maka
dalam penatalaksanaannya kita perlu memperhatikan bahwa perubahan pola
perkemihan sering kencing (poliuri)tersebut terjadi karena penurunan bagian
terendah janin. Kita perlu mengidentifikasi upaya penatalaksanaan keluhan system
sering kencing tersebut dengan perubahan antomi fisiologi system perkemihan pada
ibu hamil. Maka terdapat perubahan dalam homeostatis atau kesetimbangan dari
fisiologi system perkemihan manusia., seperti makhluk hidup lainnnya, berusaha
untuk mempertahankan homeostatis (kesetimbangan). Otak dan organ tubuh
lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen, keseimbangan cairan dan variable lainnya. Sistem kemih memainkan
peran eksretoris dan homeostatis penting. Sistem perkemihan mempunyai kaitan
erat dengan kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara nor mal bergantung
pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. (Sumber:Heni Puji, 2017)
202
Gambar tahapan eksresi pada ginjal (Sumber : Oleh Tantri Alim, 2013)
3. Peran glomerulus pada proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi pada simpai bowman
berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus
ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada
glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal dan berlajut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal
darah yang terdiri dari bagian yang padat yaitu sel drah dan plasma darah.
Tahap pembentukan urine yang pertama disebut dengan proses filtrasi,
terjadi di g lomerulus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen, maak terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagaian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, diteruskan ke tubulus ginjal.
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan, arteri
renalis bercabang menjadi arteri interloburalis kemudian menjadi arteri
arkuata, arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yan g disebut glomerulus.
203
Glomerolus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman yang
terjadi penyaringan pertama dari kapiler darah yang meninggalkan simpai
bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena inferior.
4. Letak Glomerulus
1. Korteks renal/ kulit ginjal merupakan bagian terluar dari ginjal. Bagian ini
dikelilingi oleh kapsul renal dan lapisan lemak yang berfungsi untuk
melindungi struktur dalam organ dari kerusakan.
2. Medula renal merupakan jaringan ginjal yang halus. Bagian ini terdiri dari
lengkung henle seta piramida renal, yaitu struktur kecil yang berisi nefron
dan tubulus. Tubulus inilah yang berfungsi untuk mengangkut cairan yang
masuk dan mengeluarkan urine dari renal.
3. Pelvis renal/rongga ginjal merupakan bagian terdalam ginjal yang
berbentuk corong. Fungsi bagian ini adalah sebagai jalur bagi cairan untuk
berpindah dari renal menuju kandung kemih. Pelvis renal terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama pelvis renal terdiri atas calyces, yaitu ruang
berbentuk cangkir yang berfungsi untuk mengumpulkan cairan sebelum ke
kandung kemih. Selanjutnya cairan tersebut akan masuk ke hilum, yaitu
lubang kecil yang akan mengalirkan cairan tadi menuju kandung kemih.
Selain bagian ginjal diatas, ginjal juga tersusun atas nefron. Nefron/alat
penyaring terketak di sepanjang korteks hingga medulla renal. Fungsi nefron itu
sendiri adalah untuk menyaring darah, menyerap nutrisi, dan mengalirkan zat-zat
buangan ke urine.
1. Badan malphigi atau korpus renal. Badan malphigi terdiri ayas dua bagian,
yaitu glomerulus atau kumpulan kapiler yang menyerap protein dari darah,
dan kapsula bowman.
204
2. Tubulus renal, yaitu kumpulan tabung yang menjalar dari kapsul bowman
menuju tabung pengumpl (tubulus kolektivus). Kumpulan tabung ini terdiri
atas tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal.
5. Fungsi Glomerulus
Fungsi utama atau paling penting glomerulus adalah sebagai alat penyaring/filtrasi
dimana ini adalah proses pertama darah disaring untuk mengahasilkan urine.
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk
kedalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke
glomerulus, tekanan darahpun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat
yang emmilki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan
filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat) tersusun atas :
205
1. Urobilin
2. Urea
3. Glukosa
4. Air
5. Asam amino
Urine primer yang berasal dari glomerulus akan diangkut ke tubulus kontortus
proksimal yang juga salah satu bagian dari nefron ginjal dan akan dilanjutkan ke
tahap penyerapan kembali (augmentasi).
5. Sebagai penghasil urine primer yang harus diproses pada tahap berikutnya
206
F. TUBULUS
(Sumber : Shabrina.2018)
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan
sisicekungnya menghadap kemedial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal
yaitutempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf
dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal. Manusia memiliki sepasang
ginjal yang bagian kirinya terletak sedikit lebih tinggi daripada ginjal kanan,
karena adanya organ hati yang mendesak ginjal kanan. Ginjal juga
dilindungi oleh tulang rusuk dan otot pu nggung. Selain itu, jaringan adiposa
(jaringan lemak) mengelilingi ginjal dan berperan sebagai bantalan
pelindung ginjal. Secara umum, anatomi ginjal manusia dibagi menjadi tiga
bagian dari yang paling luar ke paling dalam, yaitu korteks ginjal, medula
ginjal, dan pelvis ginjal.(Saiffuddin. 2009).
207
1. Korteks (Cortex)
2. Medula (medulla)
208
Gambar 2.2 gambar bagian ginjal
( Sumber : dedaunan.com)
209
• Tubulus koligens (collectives) Urin berjalan dari tubulus
kontortusdistal ke tubulus koligens yangapabila bersatu
membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus
papilaris Bellini. Tubulus koligens merupakan unsur
utamamedulla berjalan lurus.
210
kontortus distal karena dinding LH terdiri dari sel-sel gepeng dengan
inti menonjok ke dalam lumen. Bagian tipis lengkung Henle
merupakan kelanjutan dari tubulus kontortus proksimal, sebagian
besar berjalan turun (descenden) dan bagian tebal berjalan ke atas
(ascenden). Bagian tipis menyerupai kepiler darah sehingga sukar
dibedakan (Eroschenko, 2003). Lengkung Henle tebal strukturnya
sama dengan tubulus kontortus distal. Bagian descenden lengkung
henle bersifat permeabel terhadap air dan ion-ion, sehingga
memungkinkan pergerakan bebas air, Na+ dan Cl-. Sedangkan
bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan sangat aktif
mentranspor klorida ke cairan insterstitial. Bertanggung jawab
langsung pada hipertonisitas cairan insterstitial daerah medula
sebagai akibat kehilangan natrium dan klorida. Oleh karena itu,
cairan dalam tubulus yang mencapai tubulus kontortus distal adalah
hipotonik. Fungsi lengkung henle adalah mengatur tingkat osmotik
darah dan hipertonik (Eroschenko, 2003).
211
Sel-sel tubulus kontortus distal secara aktif mereabsorpsi ion-ion Na
dari filtrat glomerular dan dimasukkan ke dalam
interstitium.Aktivitasreabsorpsi ini berlangsungbersamaan dengan
ekskresi ion H+ atau K+ ke dalam filtrat atau urin tubular
(Junqueraet al., 2007). Fungsi tubulus kontortus distal adalah untuk
menghasilkan urin sesungguhnya.
4. Tubulus koligens(collectives).
Tubulus koligens (tubulus collectivus) Urin berjalan dari
tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu
membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus
papilaris Bellini. Tubulus koligens merupakan unsur utama medulla
berjalan lurus. Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel
kubus, Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah untuk
menghasilkan urin sekunder dengan kadar urea tinggi, sedangkan
garis tengah duktus koligens terdiri atas sel-sel berwarna muda.
Tubulus yang besar dengan tubulus koligens yang lebih kecil yang
berasal masing-masing medullary ray ternyata saling mengadakan
hubungan tegak lurus mulai pada tubulus distal tetapi yang penting
pada tubulus koligens adalah mekanisme yang tergantung pada
hormon anti diuretik (ADH) untuk pemekatan atau pengenceran
terakhir urin. Dinding tubulus distal dan tubulus koligens sangat
mudah ditembusair bila terdapat ADH atau pengenceran terakhir
urin (Eroschenko, 2003)
212
Gambar 2.3 gambar tubulus
(Sumber : hisham.2019)
213
1. Retensi Urine
Retensi urine adalah keadaan dimana penderita tidak dapat kencing
padahal kandung kemih. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan
mekanis pada uretra atau gangguan fungsional kandung kemih dan
sfingternya, misalnya pasca bedah setelah penderita bangun dari biusan.
Retensi urine kronik disebabkan obstruksi uretra yang semakin
hebat, sehingga akhirnya kandumg kemih mengalami dilatasi. Pada
keadaan ini kemih keluar terus menerus karena kapasitas kemih
terlampaui. Penderita tidak mampu berkemih lagi, tetapi urine keluar
terus tanpa terkendali . Sering penderita dianggap inkontinensia tetapi
kandung kemih yang penuh dapat diraba. Dan fundusnya mendekati
pusat pada palpasi perut. Penanganan terdiri dari katerisasi kandung
kemih untuk mengosongkannya dan kemudian harus diambil tindakan
untuk mencegah kambuhan.
2. Uretritis Akut
214
Gambar 2.2 Uretritis Akut (sumber : wordpress.com)
3. Pielonefritis
215
Gambar 2.3 Pielonefritis(sumber : nurulnetku.blogspot.com)
a. Sistitis
216
Gambar 2.4 Sititis (sumber : pusatmedik.org)
217
a. Glomerulonefritis
218
Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema
generalisata.
219
A. Pengertian sistem perkemihan
Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi
(tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja,
Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja.Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan
interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang
biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Jadi anatomi fisiologi
sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.(Sarni.2018)
220
Peningkatan natrium yang terfiltrasi sebesar 60-70% juga menyertai peningkatan
GFR. Progesteron menyebabkan terjadinya buangan natrium dengan cara
mempengaruhi resorpsi natrium pada tubulus proksimal ginjal. Sebagai responnya,
aldosteron meningkat sekitar 2-3 kali kadar normal. Kapasitas reabsorpsi tubulus
ginjal yang relatif tetap disertai dengan peningkatan GFR menyebabkan penurunan
reabsorpsi glukosa dari tubulus proksimal pada ginjal wanita hamil. Dengan
demikian glukosa dapat terdeteksi dalam urin pada 15% wanita hamil yang normal.
Namun setiap wanita hamil dengan glikosuria harus diperiksa apakah mengalami
diabetes atau tidak.Volume cairan urin yang terdapat di dalam pelvis ginjal dan
ureter dapat meningkat dua kali lipat pada separuh akhir kehamilan. Sistem
pengumpul ginjal berdilatasi selama kehamilan akibat obstruksi mekanis oleh
uterus yang hamil disertai dengan efek relaksasi dari progesteron terhadap otot
polos. Dilatasi ini menurunkan kecepatan aliran urin di sepanjang sistem renal dan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal akut pada ibu. Hubungan ligament
sistem perkemihan dengan reproduksi perempuan yaitu sebagai pelindung organ-
organ refroduksi yang sebagai alur sistem perkemihan. Ligamentum Ovarii
Proprium atau Ligamentum Ovarium atau Ovarian Ligament merupakan serat
ligamen yang menghubungkan antara ovarium dengan wilayah permukaan lateral
pada rahim. Letak ligamen ini adalah dari wilayah ovarium fundus uteri bagian
belakang.(Devinta dan Andi.2018)
A. Proses Berkemih
221
Proses berkemih dibagi menjadi 2 fase yaitu:
222
lurik uretra, kontraksi otot detrusor, dan pembukaan dari leher kandung
kemih dan uretra.
Sistem saraf perifer dari saluran kemih bawah terutama terdiri dari
sistem saraf otonom, khususnya melalui sistem parasimpatis yang
mempengaruhi otot detrusor terutama melalui transmisi kolinergik.
Perjalanan parasimpatis melalui nervus pelvikus dan muncul dari S2-S4.
Transmisi simpatis muncul dari T10-T12 membentuk nervus hipogastrikus
inferior yang bersama-sama dengan saraf parasimpatis membentuk pleksus
pelvikus. Persarafan parasimpatis dijumpai terutama di kandung kemih dari
dindingnya sangat kaya akan reseptor kolinergik. Otot detrusor akan
berkontraksi atas stimulasi asetil kolin. Serabut simpatis-adrenergik
mempersarafi kandung kemih dan uretra. Reseptor adrenergik di kandung
kemih terdiri dari reseptor alfa dan beta. Bagian trigonum kandung kemih
tidak mempunyai reseptor kolinergik karena bagian ini terbentuk dari
mesodermis, tetapi kaya akan reseptor adrenergic alfa dan sedikit reseptor
beta. Sementara uretra memiliki ketiga reseptor. Berkemih pada dasarnya
merupakan reflex spinal yang akan difasilitasi dan dihambat oleh pusat
susunan saraf yang lebih tinggi, dimana fasilitasi dan inhibisi dapat bersifat
volunteer. Urine yang memasuki kandung kemih tidak begitu meningkatkan
tekanan intravesika sampai telah terisi penuh. Selain itu, seperti juga jenis
otot polos lainnya, otot vesika memiliki sifat elastis, bila diregang,
ketegangan yang mulamula timbul tidak akan dipertahankan. Hubungan
antara tekanan intravesika dan volume vesika dapat dipelajari dengan cara
memasukkan kateter dan mengosongkan vesika, kemudian dilakukan
pencatatan tekanan saat vesika diisi oleh air atau udara dengan penambahan
50ml setiap kalinya (sistometri). Grafik antara tekanan intravesika dengan
volume vesika urinearia disebut sistometrogram. Kurva yang dihasilkan
menunjukkan adanya peningkatan kecil pada pengisian awal, kemudian
disusul oleh segmen yang panjang dan hampir rata pada pengisian
selanjutnya. Akhirnya timbul peningkatan tekanan yang tajam akibatnya
tercetus reflex berkemih. Keinginan pertama untuk berkemih timbul bila
223
volume kandung kemih sekitar 150 cc, dan rasa penuh timbul pada
pengisian sekitar 400 cc.
Pada kandung kemih, ketegangan akan meningkat dengan
meningkatnya isi organ tersebut, tetapi jari-jarinya pun bertambah. Oleh
karena itu, peningkatan tekanan hanya akan sedikit saja sampai organ
tersebut relatif penuh. Selama proses berkemih, otot perineum dan spingter
uretra eksterna relaksasi, otot detrusor berkontraksi dan urine akan mengalir
melalui uretra. Mekanisme awal yang menimbulkan proses berkemih
volunter belum diketahui secara pasti. Salah satu peristiwa awal adalah
relaksasi otot-otot dasar panggul, dan hal ini mungkin menimbulkan tarikan
ke bawah yang cukup besar pada otot detrusor untuk merangsang kontraksi.
Kontraksi otot perineum dan spingter eksterna dapat dilakukan secara
volunter, sehingga dapat menghentikan aliran urine saat sedang berkemih.
Melalui proses belajar seorang dewasa dapat mempertahankan kontraksi
spingter eksterna sehingga mampu menunda berkemih sampai saat yang
tepat.
224
Gambar 1. Refleks dan kontrol volunter berkemih ( sumber: sherwood,
lauralee.fisiologi manusia dari sel ke sistem.edisi 6.)
225
penyusutan terjadi di korteks ginjal karena satu per satu nefron
hilang.
e. Lansia : sekitar 30% nefron hilang pada usia 80 tahun, aliran darah
ginjal menurun, kemampuan memekatkan urine berkurang, tonus
otot kandung kemih berkurang.
2. Faktor sosiokultural
Berhubungan dengan adat istiadat privasi berkemih berbeda-beda.
Seperti di Amerika Utara fasilitas berkemih merupakan hal privasi,
sedangkan budaya eropa fasilitas berkemih digunakan bersama-sama .
3. Faktor psikologis
Ansietas dan stres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk
berkemih dan frekuensi berkemih meningkat atau individu tidak mampu
berkemih sampai tuntas dikarenakan sfingter uretra eksternal tidak
berelaksasi secara total.
4. Kebiasaan pribadi
Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih penting untuk individu,
beberapa individu memerlukan ditraksi agar rileks.
5. Tonus otot
Lemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi
kandung kemih dan kontrol sfingter uretra ekstema, selain itu
penggunaan kateter urine yang lama dapat menyebabkan hilangnya
tonus kandung kemih atau kerusakan pada sfingter uretra.
6. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menyebabkan penurunan pemberian obat
anestesi, menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat mempengaruhi
jumlah produksi urin.
7. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian
diuretik dapat meningkatkan jumlah urin, sedangkan pemberian obat an
tikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urin.
226
8. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit memengaruhi produksi urin, seperti diabetes melitus.
C. Sifat air kemih (urine)
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam kurang lebih 1500cc tergantung dari
pemasukan cairan dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat obatan dan
sebagainya
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam, bila lama lama menjadi alkalis, juga akan tergantung dari
pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi
asam )
7. Komposisi kemih , terdiri dari :
a. Air kemih terdiri dari kira kira 95% air.
b. Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein,asam urea
amoniak,elektrolit, natrium, kalsium,NH3, bikarbonat, fosfat
dan sulfat.
c. Pagmen (bilirubin dan urobilin)
d. Toksin
227
J. SISTEM EKSKRESI KEMIH
1. Sistem Ekskresi
228
2. Sistem Ekskresi di Kemih
229
3. Pengertian Urine
a. Proses Terjadinya Urine
230
air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya untuk melewati
kapsul Bowman. Hasil filtrasi ini menghasilkan urine primer. Urine primer
termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul
ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.
b) Reabsorpsi
Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi, tetapi sebagian
besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi di
tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal
dan tubulus pengumpul. Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi
lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi
tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses
pembentukan urine ini adalah urine sekunder. Biasanya semua glukosa
diserap kembali. Namun, pada orang dengan diabetes, kelebihan glukosa
tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion lain diserap kembali secara
tidak lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika
lebih banyak dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah
yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transport aktif di mana ion
seperti natrium dan fosfor diserap kembali.
c) Sekresi atau augmentasi
Sekresi adalah tahap terakhir dalam pembentukan urine, yaitu ketika
urine akhirnya dibuang. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di
sekitar tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul
(collecting tubule) ke tubulus tersebut. Sekresi alias pembuangan ion
hidrogen melalui proses ini adalah bagian dari mekanisme tubuh untuk
menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan asam dan basa tubuh. Ion
kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti
beberapa obat. Ini supaya komposisi kimia darah tetap seimbang dan
normal. Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti
kalium dan kalsium ketika konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan
reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika tingkatnya rendah. Urine yang
dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang
231
disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian
tersimpan di kandung kemih. Dari kandung kemih, urine selanjutnya
mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar saat buang air kecil.
4. Sifat Urine
a) Volume urine pada orang dewasa normal 600-2.500 mL. Dibentuk
setiap hari.
b) Volume urine berkurang pada iklim panas
c) Berat jenis antara 1,003-1,030
d) Reaksi urine biasanya adalah asam dengan pH berkisar antara 4,7-8,0
e) Urine menjadi alkali bila dibiarkan
f) Urine berwarna kuning pucat apabila normal
g) Urine segar beraroma, tetapi baunya dapat berubah oleh zat-zat yang ada
dalam makanan
(Harper, 1961)
6. Komposisi Urine
Secara umum urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi
232
pembentuk urine berasa l dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting bagi tubuh misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui urinalis. Urea yang dikandung
oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompo. Urine seseorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang
sehat. (Popy, 2008)
Komponen utama penyusun urine pada manusia terdiri dari :
Perkiraan nisbah kons
Komponen Garam per 24 Jam
Urine
Glukosa < 0,05 < 0,05
Asam Amino 0,80 1,0
Amonia 0,80 100
Urine 25 70
Kreatinin 1,5 70
Asama Urat 0,7 20
H+ pH 5-8 Sampai 300
Na+ 3,0 1,0
K+ 1,7 15
Ca2+ 0,2 5
Mg2+ 0,15 2
Cl- 6,3 1,5
HPO42- 1,2 g P 25
SO42- 1,4 g S 50
HCO3- 0,3 0,2
Volume dan komposisi urine 24 jam bervariasi tergantung pada jumlah cairan yang
masuk ke tubuh. Data di atas berlaku bagi rata-rat 24 jam spesimen dengan total
volume 1.200 mL.
233
7. Unsur-Unsur Abnormal dalam Urine
a) Protein
Proteinuria (albume urea) adalah adanya albumim dan globulin dalam urine
dalam konsentrasi yang abnormal-normal tidak lebih dari 30-200 mg protein
diekstrasi setiap hari dalam urine. Protein dalam urine juga memiliki
sejumlah fungsi penting. Protein akan melindungi tubuh dari infeksi,
membantu pembekuan darah, dan menjaga jumlah cairan yang tepat agar
beredar di seluruh tubuh.
Kadar Protein Normal : < 150 mg
Kadar Protein Tidak Normal : > 150 mg
b) Glukosa
Normal, tidak lebih dari satu gram diekstrasi setiap hari. Fungsi glukosa
yaitu menyerap energi dalam makanan. Adapun glukosaria terjadi bila
melebihi jumlah tersebut. Glukosaria dapat disebabkan adanya stres dan
emosi. Glukosaria tidak disebabkan oleh diabetes tetapi dapat menunjukkan
adanya diabetes.
Kadar Glukosa Normal : 108 mg/dl
Kadar Glukosa Tidak Normal : > 108 mg/dl
Adapun kadar glukosa yang lebih spesifik yaitu :
Normal (tidak menderita diabetes) :di bawah 108 mg/dl.
Prediabetes :108-125 mg/dl.
Diabetes :di atas 125 mg/dl.
c) Benda-Benda Keton
Pada keadaan normal, umumnya hanya diekskresikan keton sebanyak 3-15
mg setiap hari, jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan
metabolisme karbohidrat, kehamilan dan beberapa jenis alkoholis. Fungsi
keton yaitu menjaga keseimbangan rendah dan tingginya kadar karbohidrat
untuk menghasilkan kalori dan nutrisi bagi tubuh.
Kadar Benda Keton Normal : 3-15 mg
Kadar Benda Keton Tidak Normal : > 15 g
234
(Harper, 1961)
8. Unsur-Unsur Normal dalam Urine
a) Urea
Merupakan hasil akhir utama metabolisme protein pada mamalia. Biasanya
merupakan 80%-90% dan nitrogen urine total tetap pada diet rendah, protein
urea jumlahnya rendah karena unsur nitrogen lain secara relatif tidak d
ipengaruhi oleh diet. Sekresi urea meningkat seperti demam, diabetes atau
aktivitas korteks berlebih. Fungsi urea dalam tubuh yaitu sebagai hasil
saringan dari ginjal terhadap protein yang mengandung nitrogen. Ja di
dalam arti singkat, urea membawa nitrogen dari protein yang telah disaring
oleh ginjal, selanjutnya dikeluarkan bersama urin. Kadar ur ea darah tiap
orang bisa berbeda, tergantung usia dan jenis kelamin.
Kadar Urea Normal
Laki-laki dewasa : 8-20 mg/dL.
Wanita dewasa : 6-2 0 mg/dL.
Kadar Urea Tidak Normal
Laki-laki dewasa : > 20 mg/dL.
Wanita dewasa : > 20 mg/dL.
(Harper,
1961)
b) Amonia
Amonia terdiri dari nitrogen dan hidrogen. A monia, atau azane, adalah
senyawa nitrogen dan hidrogen dengan rumus NH₃. Amonia adalah
senyawa yang stabil yang paling sederhana dari unsur-unsur dan berfungsi
sebagai bahan awal untuk produksi senyawa nitrogen yang penting secara
komersial. Secara normal, jumlah amonia dala m urine sedikit. Namun jika
terdapat diabetes melitus maka jumlah amonia yang terkandung sangat
tinggi. Fungsi amonia yaitu menciptakan aroma atau bau pada urin.
Kadar Amonia Normal : 15 sampai 45 µ/dL ( 11 sampai 32 µmol/L).
Kadara Amonia Tidak Normal : > 45 µ/dL
(Harper,
1961)
235
c) Kreatin dan Kreatinin
Kreatinin adalah molekul limbah kimia has il metabolisme otot serta
konsumsi daging yang terbentuk dari kreat in, molekul penting untuk
produksi energi otot. Zat yang mengalir melalui pembuluh darah ini disaring
oleh ginjal untuk kemudian dibuang bersama urine. Koefisien kreatin ini
dapat digunakan sebagai metode (indeks) mengenai jumlah urine yang
dikumpulkan dalam 24 jam. Kreatinin diukur secara kolorimeter dengan
menambahkan alkali pikrat dalam urine. Fungsi kreatin dan kreatinin yaitu
menjadi indikator baik tidaknya fungsi ginjal. Jika kadar kreatinin tinggi,
maka akan besar kemungkinan menjadi penyakit dalam ginjal.
Kadar Normal Kreatin dan Kreatinin
Pria dewasa kira-kira adalah 0,6-1,2 miligram per deciliter (mg/dL).
Wanita dewasa 0,5-1,1 mg/dL
Kadar Tidak Normal Kreatin dan Kreatinin
Pria dewasa kira-kira adalah > 1,2 miligram per deciliter (mg/dL).
Wanita dewasa > 1,1 mg/dL
(Harper, 1961)
d) Asam Urat
Asam urat adalah hasil akhir yang penting dalam oksidasi urine yang sukar
larut dalam air, tetapi membentuk garam y ang larut dalam alkali. Oleh
karena itu asam urat mudah mengendap dalam urine bila dibiarkan, warna
biru diberikan asam urat bila terdapat seanofofongisat. Fungsi asam urat
dalam urin yaitu, sebagai bahan untuk met abolisme zat purin di dalam
tubuh. Dimana zat purin dihasilkan dari sisa makanan yang dikonsumsi. Jika
tidak ada asam urat, maka zat purin tidak bisa melakukan metabolisme dan
penyakit pun terbentuk, seperti penyakit batu ginjal dan penyakit asam urat
yang dikarenakan kadar asam urat terlalu tinggi.
Kadar Asam Urat Normal
Wanita : 2,5-7,5 mg/dL
Pria : 4-8,5 mg/dL
Bila diukur dari urine, kadar asam urat normal orang dewasa adalah 250-
750 mg per total urine selama 24 jam.
236
Kadar Asam Urat Tidak Normal
Wanita : > 7,5 mg/dL
Pria : > 8,5 mg/dL
Bila diukur dari urine, kadar asam urat normal orang dewasa adalah > 750
mg per total urine selama 24 jam.
(Harper, 1961)
e) Asam Amino
Asama amino adalah senyawa penyusun protein yang penting bagi
metabolisme tubuh. Asam amino yang keluar dari urine sangat sedikit
karena ambang batas urine untuk zat ini sangat tinggi. Fungsi asam aminio
yaitu menguraikan makanan dan penjadi protein serta menjadi energi bagi
tubuh,
Kadar Asam Amino Normal : 0.80-1 gram
Kadar Asam Amino Tidak Normal : > 1 gram
(Harper, 1961)
BAB V
SISTEM ENDOKRIN
A. HIPOFISIS
237
sumber : Maharani, 2019
238
Adenohipofisis atau hipofisis anterior tersusun atas
banyak jaringan epitel kelenjar. Bersama dengan
hipotalamus hipofisis anterior membuat sistem
neuroendokrin yang terdiri dari kumpulan neuron
neurosekretorik yang badan selnya berada di antara dua
kelompok di hipotalamus yaitu nukleus supraoptika dan
nukleus para ventrikel.
239
f. Prolaktin
Adalah hormon yang fungsinya sebagai pengatur
pertumbuhan dan perkembagan payudara dan juga
memproduksi air susu pada wanita. Sedangkan pada
pria hormon ini masih belum begitu nyata fungsinya,
kemungkinan besar berkaitan dengan pertumbuhan
organ seks pria.
2. Neurohipofisis ( Hipofisis Posterior )
Neurohipofisis atau hipofisis posterior adalah bagian
dari sekelompok sel kelenjar antara pembuluh darah kapiler
yang luas. Neurohipofisis berisikan banyak akson saraf dari
hipotalamus. Ada dua bagian utama neurohipofisis, yaitu:
a. Pars Nervosa. Ini adalah bagian belakang
neurohipofisis tempat menyimpan oksitosin dan
vasopressin.
b. Pars Infundibular (Infundibulum). Adalah bagian
tempat terhubungnya kelenjar hipotalamus dan
kelenjar hipofisis.
a. Hormon Oksitosin
Fungsi dari hormon oksitosin ini banyak berkaitan
dengan persiapan organ reproduksi untuk proses
kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada
wanita. Target penting hormon oksitosin pada wanita
yaitu sel-sel otot rahim dan sel otak kelenjar mamae
atau kelenjar susu. Pada pria, hormon oksitosin
memiliki fungsi sebatai perangsang pertumbuhan
organ seksual sekunder. Dan juga hormon oksitosin
bisa berpengaruh pada perasaan seseorang karena itu
hormon oksitosin biasa dinamakan juga dengan
hormon cinta.
240
b. Hormon Vasopressin (Antidiuretik)
Hormon ini dapat ditemukan pada seluruh mamalia.
Hormon vasopressin atau biasa disebut juga dengan
VP atau ADH (Antidiuretik Hormon)Vasopressin
yaitu hormon peptida yang fungsinya untuk
mengatur penyerapan kembali molekul yang melalui
ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas dinding
tubulus ginjal. Vasopressin akan mengatur
keseimbangan antara natrium dan air pada darah
ataupun urin menjadikan dapat mengatur volume
darah atau urin dalam tubuh. Dan juga, fungsi
hormon vasopressin adalah bisa mempengaruhi
tekanan darah pada manusia.
3. Hipofisis Intermediet
Bagian ini akan mengalami kemunduran atau tidak
digunakan lagi ketika dewasa.Hipofisis ini ada pada saat
bayi, menghasilkan hormon Melanotropin atau MSH, yaitu
berfungsi mempengaruhi warna kulit individu.
B. KELENJAR TIROID
241
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlalu terlihat dan hampir tidak
teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu
benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun (Febri, 2019).
2. Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia
prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh
darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrakealis
dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat
kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukan belakang kelenjar tiroid,
tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri karotis komunis, vena
jugularis internal dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di
latero dorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasian
media dan prevertebralis (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber antara lain arteri
karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksternal kanan dan kiri dan
kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. Kadang kala
dijumpai arteri tiroid eaima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri
atas vena tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di
sebelah lateral dan vena tiroidea inferior. Terdapat dua macam saraf yang mensarafi
laring dengan pita suara (plicavocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus
laringeus superior (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
242
Gambar 2.Vaskularisasi kelenjar tiroid (Ellis, 2006).
243
kadar hormone tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negative
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin
yaitu Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus (Guyton & Hall,
2006).
Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau
tidak langsung oleh hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu (Sherwood, 2011)
1. Efek pada laju metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal tubuh secara
keseluruhan. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat
konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat.
2. Efek kalorigenik
Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi
panas.
3. Efek pada metabolisme perantara
Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang
terlibat dalam metabolisme bahan bakar. Efek hormon tiroid pada bahan
bakar metabolic bersifat multifaset, hormone ini tidak saja
mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein,
tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek
yang bertentangan.
4. Efek simpatomimetik
Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat perantara kimiawi yang
digunakan oleh system saraf simpatis dan hormon dari medula adrenal.
244
Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormone pertumbuhan,
tetapi juga mendorong efek hormone pertumbuhan (somatomedin)
padas intesis protein structural baru dan pertumbuhan rangka.
C. KELENJAR PARATIROID
245
jumlah hormon paratiroid banyak. Kemudian saat jumlah hormon paratiroid
menurun maka jumlah kadar kalsium pada tubuh lebih banyak.(Nida,2018)
246
panjang 6 mm lebar 3 mm dan tebal 2 mm dan mempunyai gambaran makroskopik
lemak coklat tua, oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar di tentukan tempatnya.
Kelenjar paratiroid manusia dewasa mengandung sel-sel utama
dan oksifil.(Gustika uty,2015)
Pada kelenjar paratiroid ada 2 sel penyusun yakni sel oksifil dan sel prinsipal.
A. Sel oksifil ialah memiliki ukuran yang besar dan terdapat dalam jumlah yang
sedikit. Sel oksifil mengandung granula oksifil dan mitokondria dalam
sitoplasma sebagai salah satunya. Namun untuk fungsi dari sel oksifil masih
banyak para ahli yang belum mengetahui, kemungkinan bahwa sel oksifil
merupakan modifikasi dari sel prinsipal.
B. Sel prinsipal ialah sel yang menghasilkan dan menggetahkan parathormon,
sel prinsipal bisa bekerja karena terdapat aparatus golgi.
247
Gambar 2. Struktur Kelenjar Paratiroid
248
adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam
beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat
asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan.
Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan
kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga
hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini
juga bekerja menurunkan konsentrasi fosfat plasma.
249
c. Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, nausea, muntah
(vomitus) dan konstipasi.
d. Hiperparatiroidisme sekunder, pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan
hiperfungsi kelenjar paratiroid yang disebabkan : gagal ginjal kronik dan
kurang efektifhya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D dan
kelainan gastrointestinal.
D. KELENJAR PANKREAS
250
tersebar di seluruh area pankreas dan sangat kaya akan pembuluh darah.
(Sumber : Sri Widayati, 2017)
Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian
kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum (usus 12 jari). Produk
enzim akan disalurkan dari pancreas ke duodenum melalui saluran pancreas
utama. Pankreas diidentififkasi oleh dokter bedah Yunani Herophilus yang
hidup di tahun 335-280 SM. Pankreas adapat didefinisikan sebagai organ
kelenjar yang hadir dalam endokrin dan sistem pencernaan dari semua
vertebrata. Pankreas berbentuk seperti spons dengan warna kekuningan.
Pankreas ini memiliki panjang sekitar 15 cm dan lebar sekitar 3,8 cm pada
manusia dewasa. Pankreas meluas sampai ke bagian belakang perut,
dibelakang daerah perut dan melekat ke bagian pertama dari duodenum
(usus 12 jari). Sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormone
seperti insulin, somatostatin, dan glucagon dan juga sebagai kelenjar
eksokrin yang mensintesis dan mengeluarkan cairan pankreas yang
mengandung enzim pencernaan yang selanjutnya diteruskan ke usus kecil.
Enzim-enzim pencernaan berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat,
lemak, dan protein yang terkandung dalam makanan yang dicerna. (Sumber
: Sri Widayati, 2017)
251
berdasarkan hormon yang mereka keluarkan. Sel mensekresi
glukagon disebut sel alfa. Sel-sel yang mensekresikan insulin
dikenal sebagai sel beta. Sementara somatostatin disekresikan oleh
sel-sel delta. Polipeptida pankreas disekresikan oleh sel-sel PP.
Struktur pulau terdiri dari kelenjar endokrin diatur dalam kabel dan
cluster. Kelenjar endokrin yang saling silang dengan rantai tebal
kapiler. Kapiler yang berbaris lapisan sel endokrin yang berada
dalam kontak langsung dengan pembuluh darah. Beberapa sel
endokrin berada dalam kontak langsung sementara yang lain
terhubung melalui proses sitoplasma.
d. Sebagai Kelenjar Eksokrin karena :
Sebagai kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan 3 jenis enzim
pencernaan, diantaranya ; enzim amilase yang berfungsi mengubah
amilum menjadi maltose dan glukosa, enzim lipase steapsin yang
mengemulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol dan enzim
tripsin yang mengubah peton menjadi polipeptida (asam amino).
(Sumber : Arifin.Wijaya, 2018)
252
1. Kepala Pankreas : merupakan bagian yang paling lebar, terletak
disebelah kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum
2. Badan pankreas : merupakan bagian utama pada organ pankreas yang
terletak dibelakang lambung dan di depan vertebrae lumbalis pertama
3. Ekor pankreas : merupakan bagian yang runcing terletak di sebelh kiri
rongga abdomen dan menyentuh limpa
Jaringan pankreas terdiri atas :
1. Acini yang berfungsi mengeluarkan cairan pencernaan ke duodenum,
2. Pulau Langerhans yang berfungsi mensekresi insulin dan glukagon
langsung ke dalam darah. Pankreas manusia memiliki 1-2 juta pulau
Langerhans yang berdiameter +-0,3 mm, dikelilingi oleh kapiler-kapiler
kecil.
253
4. Fungsi Kelenjar Pankreas
254
Gambar (Pengaturan Kadar Gula Darah) Sumber : Opie_Cute, 2009 )
255
dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah
karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya
urine yang dikeluarkan mengandung glukosa.
(Sumber : Andreson, 1999; Syarifudin, 2012; pearce, 2007; Guyton &
Hall, 2012).
- Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagi berikut :
1. Efek pada hepar ( hati ), yaitu meningkatkan sintesa dan penimpanan
glukosa, menghambat glikogenolisis, glukogenolisis dan
ketogenesis meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
di hepar.
2. Efek pada otot, yaitu meningkatkan sisntesis protein, meningkatkan
tranfortasi asam amino dan meningkatkan glikogenesis
3. Efek pada jaringan lemak, yaitu meningkatkan sintesa trigliserida
dari asam lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigliserida dan
menurunkan lipolysis.
Fungsi dari kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas memiliki beberapa
fungsi yang cukup penting dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga
keseimbangan metabolisme tubuh secra keseluruhan, yakni sebagai
berikut :
1. Menghasilkan getah kelenjar pankreas. Setelah getah kelenjar
tersebut dihasilkan, kemudian dialirkan ke dalam saluran
pencernaan pada duodenum melalui ductus coledochus Bersama
cairan empedu. Getah kelenjar pankreas tersebut mengandung
beberapa komponen sepeti lipase, garam karbonat, dan juga
trypsinogen.
2. Sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Hormon insulin dan glukagon bekerja secara berlawanan
untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Biar kadar glukosa
dalam darah tinggi, maka kelenjar pankreas akan mensekresikan
hormon insulin tersebut yang berfungsi sebagai perangsang hati
untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen.
Namun sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun atau
256
rendah, maka hormon glukagon akan mengubah glikogen menjadi
glukosa.
3. Membantu proses produksi hormon. Sebagai kelenjar yang
memproduksi hormon dan enzim yang berguna untuk
menghancurkan makanan yang ada dalam perut manusia. Apabila
manusia memasukan makanan ke perutnya maka yang bekerja keras
untuk menghancurkannya sebelum diproses ke proses pencernaan
selanjutnya adalah kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan
diantaranya : 1. Hormon Insulin yang berfungsi menurunkan kadar
gula dalam darah. 2. Hormon glukagon yang berfungsi menaikkan
kadar gula dalam darah, dan hormon somatostatin yang berfungsi
mengahalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
(sumber : Dosen biologi.com)
257
(Sumber : Pearce, 2007 )
1. Pankreatitis/inflamasi pankreas
Merupakan penyakit serius yang terjadi pada bagian kelenjar pankreas
yang menimbulkan rasa nyeri dimana enzim pankreas diaktifkan secara
prematur dan mengakibatkan autodigestive dari pankreas.
2. Kanker pankreas. Merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pada bagian pankreas. Kanker pankreas ini secara
umum seringkali terjadi pada pria.
- Beberapa gejala klinis yang muncul akibat gangguan dari hormon yang
dihasilkan oleh pankreas
258
terkena infeksi. Gejala lain yang dapat timbul akibat hiperglikemia
adalah berat badan menurun, kelelahan yang berkepanjangan,
penglihatan kabur, dan infeksi berulanag terutama pada kulit.
E. KELENJAR ADRENAL
259
Gambar 2.1 Gambar Kelenjar Adrenal diatas ginjal
( Sumber : asiancancer.com )
Kelenjar Adrenal merupakan organ retroperitoneal berwarna kuning
yang terletak pada bagian atas ginjal, diselubungi oleh fascia renal, tetapi
dipisahkan oleh lemak dan perirenal. Kelenjar Adrenal memiliki struktur
majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar dan medula pada
bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia merupakan benda pipih yang juga
disebut sebagai kelenjar suprarenalis. Masing-masing mempunyai berat
kira-kira 4 gram, tinggi 15 cm, lebar 2,5 cm pada bagian dasarnya dan tebal
1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari pada sisi kanan dan lebih berbentuk bulan
sabit. (docplayer.info).
260
Gambar 2.2 Struktur Kelenjar Adrenal.
(Sumber : ahablogweb.2017)
a. Korteks Adrenal
Korteks adrenal merupakan bagian luar dari kelenjar ini.
Bagian korteks merupakan penyusun terbesar kelenjar adrenal, 90%
massa kelenjar disusun oleh bagian korteks. Korteks adrenal dapat
dibagi menjadi 3 zona yaitu :
1) Zona glomerulosa
Zona terluar yang menghasilkan
mineralokortikoid. Fungsi utama dari mineralokortikoid
adalah untuk mengatur kadar natrium dan keseimbangan
cairan dalam tubuh. Hormon mineralokortikoid yang
paling penting adalah aldosteron yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi natrium, dalam urin, keringat, air
ludah dan 3 pankreas. Kerja dari aldosteron berhubungan
erat dengan tekanan darah. Tanpa aldosteron, maka
tubuh akan kehilangan natrium dan dapat menyebabkan
dehidrasi yang parah.
2) Zona fasikulata
Zona tengah yang memproduksi glukokortikoid.
Fungsi utama dari glukokortikoid adalah untuk
meningkatkan glukosa di dalam darah serta mengurangi
261
respon inflamasi tubuh. Ada tiga hormon glukokortikoid
utama, yaitu Kortisol, Kortikosteron, Kortison. Hormon
glukokortikoid merangsang pembentukan glukosa
melalui proses glukoneogenesis yaitu proses membuat
komponen non-karbohidrat menjadi glukosa. Proses ini
dilakukan oleh sel sel hati.
3) Zona retikularis
Zana terdalam yang berfungsi untuk
memproduksi Gonadokortikoid. Gonadokortikoid
merupakan hormon seks. Hormon gonadokortikoid
utama adalah androgen, diproduksi dalam jumlah kecil
oleh kelenjar adrenal. Efek yang ditimbulkan oleh
androgen yang diproduksi kelenjar adrenal tidak lah kuat
dan tidak memberikan banyak perubahan fisik.
b. Medula Adrenal
Medula Adrenal merupakan bagian dalam yang bentuknya
tidak beraturan, berhubungan erat dengan pembuluh darah dan
pembuluh saraf. Ada dua jenis sel sekretori utama pada bagian
medula adrenal, yaitu sel yang mensekresikan hormon epinefrin
(Adrenalin) dan sel yang mensekresikan norepinefrin
(noradrenalin). Epinefrin
262
Glukokortikoid Meningkatkan kadar glukosa dalam darah
melalui perubahan glikogen dalam hati menjadi
glukosa dalam darah.
Androgen Bekerja sama dengan hormon yang dihasilkan
Korteks gonad untuk menentukan sifat dan karakter
kelamin sekunder.
Mineralkortikoid Mengatur volume darah, tekanan darah, serta
kadar natrium (Na+) dan kalium (K+) dalam
darah.
Adrenalin (epineferin) Membantu metabolisme dengan mengubah
glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam
Medula Suprenalis darah.
Nonadrenalin Menaikan tekanan darah dengan jalan
(norepineferin) merangsang serabut otot di dalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi.
263
adrenalin
glikogen→glukosa
noradrenalin
264
1. Memperlebar pembuluh darah naiknya
pusing,
2. Memperlebar bronkiolus kadar gula
penurunan
reseptor saraf darah dan
3. Mengurangi denyut jantung, tekanan berat badan,
Noradrenalin parasimpatik tekanan
darah, dan frekuensi pernapasan mudah
/norepinefrin
4. Mempercepat laju perubahan glukosa darah, kelelahan
jantung
menjadi glikogen
berdebar-
debar
1. DEFINISI
265
Testis merupakan kelenjar eksokrin dan juga kelenjar endokrin karena di dalam
testis terdapat tubulus seminiferus dan sel-sel leydig. Tubulus semeniferus
berfungsi pada proses pembentukan sel sperma (
spermatogenesis) , sedangkan sel-sel leydig berfungsi untuk menghasilkan hormon
testosteron. Testosteron berfungsi menghasilkan dan memelihara kelangsungan
tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suara membesar, tumbuhnya kumis, dan
tumbuhnya jakun. ( Afifa.2013 )
Ukuran testis tergantung pada produksi sperma cairan intersisial, dan produksi
cairan dari sel Sertoli. Pada umunya, kedua testis tidak sama besar, hali ini
diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan testis
kanan. (marchong.2015)
Sumber: google.co.id
Gambar 1.2 bagian sagital dari testis yang menunjukan tubulus semineferus
266
Sumber : google.co.id
Gambar 1.3 bagian lateral dan sagital testis beserta strukturnya
Testis merupakan organ kuat mudah bergerak dan terletak di dalam skrotum.
Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah dibandingkan testis dextra. Stuktur
anatomi testis jika dipotong dari margo anterior ke margo posterior maka akan
terlihat tunica albuginea. Tunica albuginea ini memberi lanjutan-lanjutan ke dalam
parenchim testis, yang disebut septula testis. Septula testis ini membagi testis
menjadi beberapa lobus testis. Pada daerah dekat margo posterior yang tidak
dicapai oleh septula testis, tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang memadat yang
disebut mediastinum testis. Parenkim testis yang terletak dalam lobulus testis terdiri
atas tubulus seminiferus contortus, ini merupakan daerah yang nampak seperti
benang-benang halus yang berkelok-kelok. Tubulus seminiferus yang mendekati
mediastinum testis bergabung membentuk tubukus seminiferi recti. Beberapa
tubulus seminiferi recti memasuki mediastinum dan berhubungan satu sama lain,
sehingga membentuk anyaman yang disebut rete testis. Dari rete testis dibentuk
saluran-saluran yang memasuki caput epididimis yang disebut ductus efferents
testis. ( Afifa.2013 )
267
Testis merupakan kelenjar tubuler komplek yang memiliki dua fungsi yaitu
untuk reproduksi dan hormonal. Tubulus seminiferus, merupakan bagian testis yang
berisi sel berlapis kompleks, bergaris tengah sekitar 150-250 um dan panjang 30-
70 cm. Tubulus seminiferus dapat bercabang berujung buntu. Pada ujung-ujung
apikal tiap tubulus, lumen menyempit dan epitel yang membatasi dengan segera
berubah menjadi lapisan selapis kubis yang mempunyai satu flagela. Segmen yang
pendek ini dikenal sebagai tubulus rectus, menghubungkan tubulus seminiferus
dengan saluran-saluran anastomose yang dibatasi oleh epitel labirin, rete testis. Rete
testis yang terdapat dalam jaringan penyambung mediastinum dihubungkan dengan
bagian sefalik epididimis oleh 10-20 ductus efferens, yang nantinya didistal
menyatu pada duktus epididimis. ( Afifa.2013 )
268
1. Suatu saluran bekelok-kelok yang mengangkut sperma dari testis keluar
tubuh.
2. Beberapa kelenjar mensekresi zat yang penting untuk viabilitas dan
motilitas sperma.
3. Penis dirancang untuk menembus dan meletakkan sperma didalam vagina
wanita.
Setelah sperma dihasilkan ditubulus seminiferus, sperma akan disapu
kedalam epididimis sebagai akibat adanya tekanan –tekanan yang diciptakan
oleh sekresi cairan tubulus secara terus-menerus oleh sel sertoli. Kemudian
duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk membentuk sebuah saluran
berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus deferens. ( Afifa.2013 )
Duktus-duktus tersebut melaksanakan beberapa fungsi penting sebagai
jalan keluar sperma dari testis. Sewaktu keluar meninggalkan testis, sperma
belum mampu bergerak atau membuahi. Sperma memperoleh kedua
kemampuan tersebut dalam perjalanannya melintasi epididimis. Di epididimis
proses pematangan sperma ini dirangsang oleh hormon testosteron yang
tertahan didalam cairan tubulus oleh protein pengikat androgen. Kapasitas
sperma semakin ditingkatkan oleh pajanan ke sekresi saluran saluran reproduksi
wanita. Selain itu epididimis juga memekatkan sperma beberapa ratus kali lipat
dengan sebagian besar cairan yang masuk tubulus seminiferus. ( Afifa.2013 )
Sperma matang secara perlahan bergerak melintasi epididimis kedalam
duktus deferen akibat kontraksi ritmik otot polos didinding saluran tersebut.
Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang penting
karena sperma yang terkemas rapat relatif inaktif dan kebutuhan metaboliknya
juga rendah, sperma dapat disimpan dalam duktus deferens selama beberapa
hari meskipun tidak terdapat pasokan nutrien dari darah dan sperma hanya
mendapat makanan dari gula-gula sederhana yang dapat disekresi
tubulus.Selain saluran-saluran diatas juga terdapat kelenjar seks tambahan yang
berpengaruh pada motilitas sperma yaitu vesikula seminalis. Pada vesikula
seminalis dihasilkan fruktosa yang berfungsi sebagai sumber energi utama
untuk sperma yang dikeluarkan, selain itu vesikula seminalis juga
mengeluarkan prostaglandin yang merangsang kontraksi otot polos disaluran
269
reproduksi pria dan wanita , sehingga sperma lebih mudah dipindahkan
ketempat pembuahan oviduk wanita ( Afifa.2013 ).
3. FUNGSI TESTIS
270
pendalaman suara dan percepatan pertumbuhan yang terjadi selama
masa pubertas. Testosteron penting dalam menjaga karakteristik ini
sekunder laki-laki sepanjang hidup seseorang. Dari seterusnya pubertas,
testosteron memberikan stimulus utama untuk produksi sperma. (
Marchong.2015 )
271
Dalam skrotum, testis dilindungi oleh struktur yang disebut
sebagai korda sistematika. Pada kasus ini korda tersebut akan
berputar dan menghentikan suplai darah ke buah zakar. Gejala torsi
buah zakar termasuk rasa nyeri yang luar biasa dan mendadak,
pembesaran bagian buah zakar yang terkena, nyeri, dan bengkak.
Gangguan ini paling sering terjadi pada laki-laki berusia 12-18 tahun
akibat cedera pada buah zakar atau aktivitas yang berat, namun hal
ini terkadang juga dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. ( Adinda
Rudystina.2017)
4. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu
tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis. Ia berfungsi
dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sel sperma
yang diproduksi di testis. Epididimis menghubungkan testis dengan
vas deferens (saluran yang membawa sperma). Epididimitis sering
disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit kelamin klamidia. Gejala
epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada skrotum.
Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya
yang saling berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses
(pengumpulan nanah). ( Adinda Rudystina.2017)
5. Varikokel
Varikokel adalah penyebaran dan pembesaran pembuluh
vena di atas buah zakar dan biasanya tidak berbahaya.
Bagaimanapun, terkadang varikokel dapat merusak kesuburan atau
menyebabkan nyeri yang ringan hingga sedang. Jika Anda memiliki
tonjolan di atas buah zakar Anda, terutama ketika Anda sedang
berdiri atau melakukan aktivitas terlalu lama, maka Anda harus
memeriksakan diri ke dokter Anda. ( Adinda Rudystina.2017)
6. Hidrokel
Hidrokel mengacu pada pengumpulan cairan yang
mengelilingi buah zakar dan biasanya bersifat jinak. Tetapi jika ia
makin membesar, hal ini akan menyebabkan rasa sakit atau tekanan.
272
Meskipun sebagian pria mengembangkan hidrokel setelah cedera,
namun sebagian lagi memiliki hidrokel tanpa memiliki trauma atau
penyebab yang jelas. ( Adinda Rudystina.2017)
7. Hipogonadisme
Salah satu fungsi buah zakar adalah untuk mengeluarkan
hormon testosteron. Hormon ini memainkan peran penting dalam
pengembangan dan pemeliharaan karakteristik fisik laki-laki. Ini
termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang,
produksi sperma, dan dorongan seks. ( Adinda Rudystina.2017)
G. KELENJAR OVARIUM
273
Gambar 1.1 Gambar Ovarium (sumber : ahablogweb. 2017)
Ovarium atau indung telur ialah salah satu organ reproduksi pada
wanita yang berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon. Manusia
khususnya wanita memiliki dua buah ovarium, di kiri dan kanan. (sumber :
seputar pengetahuan 2015)
Ovarium memiliki bentuk oval dan memiliki panjang sekitar 4 cm,
lebar 3 cm dan diameter sekitar 2 cm. warna ovarium itu sendiri biasanya
abu kemerahan dan memiliki permukaan yang tidak rata. (sumber : seputar
pengetahuan 2015)
274
1. Bagian permukaan, merupakan bagian terluar dari ovarium yang
disusun oleh epitel kuboid selapis atau yang biasa disebut epitel
germinal.
2. Korteks, merupakan bagian yang terletak setelah bagian permukaan.
Sebagian besar disusun oleh jaringan ikat. Korteks merupakan tempat
ditemukannya sel folikel dan oosit.
3. Medulla, merupakan bagian terdalam dari ovarium yang disusun oleh
jaringan neovaskular.
(sumber : ahablogweb)
1. Fungsi Reproduksi
Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur. Pada
proses ini sel telur akan disertai dengan sekelompok sel yang disebut sel
folikel (sel yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur).
Perkembangan dari sel folikel ini akan dirangsang oleh Hormon Follicle
Stimulating Hormone (FSH). Sejak masa embrio, sudah terjadi
perkembangan oogonium menjadi oosit, sedangkan oosit tidak akan
berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya masa
pubertas.
Setelah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang sudah matang
akan dilepas dari sel volikel dan dikeluarkan dari ovarium ke uterus
(rahim). Sel ovum siap untuk dibuahi sel sperma pria. Apabila sel
tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
menstruasi, yaitu luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel
ovum yang tidak dibuahi. Sedangkan apabila sel ovum berhasil dibuahi
oleh sel sperma, maka hasil pertemuan keduanya atau yang biasa disebut
hasil fertilisasi akan tumbuh dan berkembang di uterus (rahim) menjadi
embrio.
275
4 . Fungsi Endokrin
276
(sumber : ahablogweb 2017)
Ovum atau sel telur setiap bulan melakukan perjalanan di dalam tubuh
wanita. Proses nya sebagai berikut :
1. Berawal dari ovarium. Ovum berasal dari ovarium atau indung telur.
Ada dua ovarium dalam tubuh wanita, yakni di kanan dan kiri. Dalam
ovarium yang hanya sebesar ibu jari ini terdapat puluhan ribu ovum.
Saat lahir, wanita sudah memiliki 750.000 ovum yang terus berkurang
seiring bertambahnya usia ovarium hingga akhirnya punah saat
menopause.
2. “ditangkap” Fimbria. Setiap bulan, ooganium atau sel telur muda
berebut menuju ke saluran tuba falopi. Jika berhasil masuk, akan
ditangkap oleh fimbria, organ di ujung tuba falopi yang berbentuk
seperti tangan dan diarahkan ke tuba falopi.
3. Santai di tuba falopi. Dalam saluran tuba falopi sepanjang 7,5-10 cm ini,
terdapat silla atau sel yang ujungnya berbentuk seperti rambut yang
bergerak mendorong ovum menuju rahim. Ovum akan bertahan selama
satu hari di tuba falopi. Jika bertemu dengan sperma maka ovum akan
bersatu membentuk zigot.
4. Menempel terus di rahim. Zigot akan turun ke rongga rahim, lalu
menempel di lapisan dindingnya dan berkembang menjadi janin.
Dinding rahim terdiri dari miometrium-jaringan otot di bagian luar
berupa otot polos berlapis tiga yang dapat berkontraksi dan berelaksasi
dan endometrium-selaput lendir di bagian dalam. Bentuk rahim tidak
selalu normal seperti buah pir atau avokad gepeng. Rahim juga bisa
berbentuk:
a. Uterus Septus, dari luar terlihat normal, tapi di dalamnya ternyata
ada sekat, baik sebagian atau menyeluruh yang membagi rahim jadi
dua bagian.
277
b. Uterus Bikornis, menyerupai bentuk hati. Ada sekat di bagian
dalamnya dan terlihat terbagi dua dari luar.
c. Uterus Dildefis, bisa dikatakan ada dua rahim atau rahim ganda.
Terkadang hingga ke bagian vaginanya ada sekatnya juga yang
memisahkan vagina menjadi dua bagian.
5. Bila tidak menjadi zigot. Jika tidak berhasil menjadi zigot, ovum akan
tetap turun ke rongga rahim. Endometrium yang sudah menebal dan siap
sebagai zigot menanamkan dirinya akan luruh, lalu beranjak keluar
rahim dalam bentuk yang kita kenal sebagai darah haid.
6. Pintu perbatasan serviks. Antara rahim dan vagina, terdapat serviks atau
leher rahim yang sempit sekali. Serviks ini seperti pintu yang bisa
terkunci selama kehamilan sehingga janin tidak dapat melewatinya dan
baru akan terbuka dan meregang saat proses persalinan. Serviks akan
menghalangi bakteri dan virus dari luar masuk lebih dalam ke bagian
organ reproduksi.
7. Lorong panjang vagina. Setelah melalui serviks, ovum akan sampai di
lorong vagina. Panjang dinding depan dan belakang vagina tidak sama.
Dengan posisi rahim ke arah depan, panjang dinding sekitar 7,5 cm dan
dinding belakang sekitar 11,5 cm. Lorong berkerut-kerut ini juga bisa
memanjang dan melebar bila ada rangsangan. Di ujung vagina, terdapat
lubang atau liang vagina yang merupakan tempat keluarnya darah haid.
Bila darah haid sudah keluar, beakhirlah perjalanan ovum. Perjalanan
serupa akan terjadi setiap bulan.
H. KELENJAR ENDOKRIN
278
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu yang
berfungsi untuk menghasilkan hormon. Hormon ini kemudian disekresikan
langsung kedalam darah, di alirkan ke sel-sel organ yang berkepentingan sehigga
pesan yang di bawa oleh hormon dapat di terjemahkan menjadi suatu tindakan
.Disebut kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini lansung
disekresikan ke dalam darah tanpa melalui duktus atau saluran lainnya. Kelenjar
endokrin di hasilkan oleh organ-organ endokrin. Kumpulan dari berbagai organ
endokrin membentuk system organ, setiap organ endokrin akan menghasilkan satu
macam hormon yang di sebut dengan istilah hormon tunggal, tetapi ada juga yang
menghasilkan lebih dari satu hormon yang disebut hormon ganda. Hormon ganda
ini biasanya terbentuk untuk pengatur kinerja organ endokrin lainnya sehingga
muncul saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara suatu hormon
terhadap aktivitas kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar endokrin sangat banyak dan
tersebar dari kepala hingga bagian bawah tubuh
279
Kedua hormon ini saling bekerja sama untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel alias sel telur. Mulai dari awal pembentukan, ovulasi atau
pelepasan sel telur dari ovarium, hingga akhir masa menstruasi. Pada awal siklus
menstruasi, kadar hormon FSH dalam tubuh akan meningkat tapi jumlah hormon
LH menurun. FSH ini digunakan untuk merangsang folikel memproduksi hormon
estrogen dan progesteron. Sel telur kemudian akan dimatangkan untuk
mempersiapkan diri menjelang masa subur. Saat masa subur, hormon estrogen akan
mengirimkan sinyal kepada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan
mulai memproduksi banyak LH – kebalikan dari yang tadi. Hormon LH ini akan
memicu ovulasi alias pelepasan sel telur dari ovarium. Folikel sel telur yang sudah
dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum alias folikel kosong. Selanjutnya,
korpus luteum ini akan melepaskan hormon progesteron untuk menebalkan jaringan
dinding rahim, guna berjaga-jaga jika terjadi kehamilan. Namun jika tidak ada
kehamilan, maka kadar progesteron ini akan kembali menurun dan menyebabkan
dinding rahim Anda meluruh. Inilah yang kita sebut dengan menstruasi. Tentang
setiap 28 hari, beberapa produk darah dan lainnya dari disintegrasi lapisan dalam
rahim(endometrium) dikeluarkan dari rahim, proses yang disebut
menstruasi. Selama waktu ini baru folikel mulai berkembang di salah satu ovarium.
Setelah menstruasi berhenti, folikel terus berkembang, mensekresi peningkatan
jumlah estrogen saat melakukannya.
1. Meningkatnya tingkat estrogen menyebabkan endometrium menjadi lebih tebal
dan lebih kaya disertakan dengan pembuluh darah dan kelenjar.
2. Sebuah meningkatnya tingkat LH menyebabkan telur yang berkembang dalam
folikel untuk menyelesaikan pembelahan meiosis pertama ( meiosis I ),
membentuk oosit sekunder.
3. Setelah sekitar dua minggu, ada gelombang tiba-tiba dalam produksi LH.
4. Ini lonjakan LH memicu ovulasi: pelepasan oosit sekunder ke tuba fallopi .
5. Di bawah pengaruh LH terus, folikel-kosong sekarang berkembang
menjadikorpus luteum (maka nama luteinizing hormon LH).
6. Dirangsang oleh LH, korpus luteum mengeluarkan progesteron yang
7. Melanjutkan persiapan endometrium untuk kemungkinan kehamilan
8. Menghambat kontraksi uterus
280
9. Menghambat perkembangan folikel baru
10. Jika pembuahan tidak terjadi (yang biasanya terjadi),
11. Meningkatnya tingkat progesteron menghambat pelepasan GnRH yang, pada
gilirannya,
12. Menghambat produksi progesteron lebih lanjut.
13. Sebagai tingkat progesteron turun,
14. Korpus luteum mulai merosot;
15. Endometrium mulai rusak, sel yang melakukan kematian sel terprogram
( apoptosis );
16. Penghambatan kontraksi uterus diangkat, dan
17. Pendarahan dan kram menstruasi dimulai.
281
b. Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan
menyebabkan persalinan dini.
c. Menyiapkan payudara untuk menyusui.
3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dihasilkan oleh lapisan jaringan luar
yang menyelimuti janin dan trofoblas atau plasenta yang terbentuk pada awal
pertumbuhan janin manfaat:
a. Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur.
Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja
melepaskan sel telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen,
progesteron, dan plasenta terbentuk sepenuhnya.
b. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan
melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya
peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya
kehamilan alias hasil tes positif.
4. Prolaktin diproduksi di dalam kelenjar pituitari manfaatnya untuk meningkatkan
jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI dengan
optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi.
5. HPL (Human Placental Lactogen) diproduksi oleh plasenta membantu
merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
6. Kortisol dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin manfaatnya untuk membantu
janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam
aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.
282
Yang pertama adalah hormon endorfin. Pada saat proses persalinan, maka hormon
endorfin ini akan memberikan efek menenangkan dan meredakan nyeri pada si ibu.
hormon manusia jenis ini seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan
dan akan naik terus serta akan menaik tajam pada saat selama persalinan dan sampai
persalinan selesai tanpa adanya pengobatan.
Adapun tingkan hormon endofrin yang lebih tinggi terjadi selama kehamilan dan
persalinan dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang membantu
seorang ibu dapat melewati proses persalinan tersebut. Selain itu, hormon endorfin
ini juga berperan untuk memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi pada saat
dilahirkan tersebut. Untuk ituah sobat , hormon endorfin ini sangat memiliki peran
penting pada saat ibu melahirkan anaknya.
2. Hormon Prostaglandin
Yang kedua adalah hormon prostaglandin. Pada saat proses persalinan, maka
hormon prostaglandin ini akan membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini sendiri dihasilkan oleh rahim dan
produksinya akan meningkat pada saat akhir kehamilan.
Namun selain itu, wanita juga mendapat hormon prostaglandin ini dari sperma pada
saat melakukan hubungan intin dengan pasangannya. Oleh karena itu, bagi ibu
hamil, yang waktu persalinannya mundur, maka disarankan untuk berhubungan
intim dengan pasangannya untuk mendapatkan pasokan hormon prostaglandin
tersebut sehingga memicu kontraksi uterus yang nanitnya akan memicu kelahiran
si buh hati anda.
3. Hormon Relaksin
Yang ketiga adalah hormon relaksin. Adapun hormon relaksin ini diproduksi oleh
korpus luteum dan juga plasenta. Adapun funsgi hormon yang satu ini adalah untuk
melunakkan serviks dan juga melonggarkan tulang panggul saat akan terjadi proses
persalinan. Hormon yang satu ini juga tergolong penting pada saat persalinan anda
karena akan memperlancar persalinan tersebut.
4. Hormon Oksitosin
Yang keempat adalah hormon oksitosin. Reseptor sel yang memungkinkan seorang
wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap pada
proses kehamilan, dan kemudian akan meningkat tajam pada saat akan bersalin.
283
Hormon oksitosin ini sendiri merupakan simulator paten dari kontraksi yang
membantu untuk membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi,
melahirkan plasenta, dan juga mengurangi pendarahan pada saat perlekatan
plasenta.
284
persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi. Progesteron juga
menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. Pada wanita yang
anovulatori, tidak ada korpus luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering
tidak terhalangi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada endometrium,
menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada fase perimenopause.
Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2) atau inhibin
dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk
dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif
estrogen dan progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi
meningkat dan FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi
FSH dan LH serta berkurangnya kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda
dan gejala menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah
(hot flashes), gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital,
osteopenia/ kepadatan tulang rendah, dan lain-lain. Estrogen secara endogen
memproduksi Estrone (E1), estradiol (E2) dan estriol (E3). Estrone (E1) adalah
bentuk dominan estrogen selama menopause. Ini diproduksi dalam jumlah kecil
oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi perifer
androstenedion dalam jaringan adiposa. Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel
ovarium dominan selama siklus menstruasi bulanan dan merupakan estrogen
alami yang paling ampuh.
285
sistem endokrin baik secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsungnya
adalah minimal dan digambarkan dengan baik oleh efek dari sistem saraf simpatik
pada sekresi medula adrenal. Kontrol tak langsungnya lebih umum dan berpusat di
sekitar peran dari hipotamulus. Hipotamulus mensekresi hormon tertentu dan
menyebarkan hormon ini ke pituitari posterior di tempat hormon tersebut disimpan.
Juga, hipotamulus mensekresi bahan kimiawi, yang dikenal sebagai factor
realizing, yang di lepaskan ke dalam vaskular diantara hipotamulus dan pituitari
anterior. Faktor realizing ini adalah spesifik dan mengatur pelepasan dari hormon-
hormon pituitari. Hormon yang dilepaskan oleh kelenjar target mungkin
mengumpan balik dan mempengaruhi pelepasan atau penghambatan dari hormon
pituitari atau hipotamulus.
Menurut Ramanta (2007), jumlah hormon yang di sekeresi oleh kelenjar
endokrin ditentukan oleh kebutuhan tubuh akan hormon tersebut dalam waktu
tertentu. Pada umumnya sekresi hormon diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan adanya produksi berlebihan atau berkurang. Jadi terdapat suatu
mekanisme kontrol untuk mengatur produksi dan sekresi hormon. Mekanisme
tersebut adalah umpan balik atau feedback.
Menurut despopulos (1998) umpan balik adalah keadaan yang merupakan
respon terhadap suatu sinyal (misalnya sebuah sel terhadap ransangan hormonal)
mempengaruhi sumber sinyal (dalam kasus ini, kelenar penghasil hormon) dapat di
katakan umpan balik terdiri dari dua macam meliputi umpan balik positif dan
umpan balik negatif.
1. Umpan Balik Negatif
Menurut Despopulos (1998), pada umpan balik negatif suatu rangsangan
diturunkan oleh respons. Seperti kebanykan mekanisme pengaturan lainya pada
orgasme, kerja hormon kebanyakan diutamakan untuk umpan balik negatif.
Menurut Rumanta (2007) feedback negative merupakan suatu meknisme dimana
jumlah suatu output (pengeluaran hormon) berperan untuk mengurangi jumlah
input (pemasukan hormon) dengan tujuan untuk mencapai suatu keseimbangan
(homesostatis). Contohnya: hormon insulin berperan dalam meningkatkan difusi
berfasilitas glukosa ke dalam sel, akibatnya kadar glukosa darah akan darah akan
286
turun (output), kadar glukosa darah yang rendah akan mengurangi sekresi insulin
oleh sel-sel beta pancreas (input).
2. Umpan Balik Positif
Menurut Rumanta (2007) mekanisme feedback positive berlawanan dengan
feedback negative, dimana jumlah suatu output yang akan merangsang suatu input.
Proses ini akan menyebabkan suatu ketidakseimbangan. Mekanisme ini jarang
terjadi namun ada beberapa hormon yang bekerja mengikuti mekanisme ini.
Misalnya, oksitosin yang disekresi hipofisis bagian belakang (neurohipofisa) akan
merangsang kontraksi otot rahim sewaktu perslinan, yang berpengaruh pada
terbukanya serviks (leher rahim). Pembukaan serviks ini menimbulkan implus
sensoris ke hipotalamus, yang memerintah hipofisis untuk lebih bnyak menghsilkan
oksitosin sehingga uterus berkontraksi. Proses tersebut sangat penting untuk proses
kehamilan.
287
1. Hormon dapat mempengaruhi organ target pada konsentrasi rendah
sehingga bahkan sejumlah kecil kadang-kadang bisa terlalu banyak.
2. Lamanya waktu selama hormon tetap aktif terbatas sehingga lebih
banyak hormon harus dikeluarkan yang di perlukan untuk
menggantikan mereka yang tidak akitif. Secara umum, hormon dapat
aktif oleh melitasi atau konjugasi dengan asam glukuronat.
288
dalam (kondisi terkontrol) dibawa kembali ke keseimbangan. Artinya, efek
dari stimulus penurunan tingkat darah dari hormon glukokotiroid adalah
kontra-bertindak. Ini adalah contoh dari sistem upan balik negatif. Hormon
glukokotiroid membentuk salah satu dari dua kelompok utama
kortikosteroi. Egs istilah yang digunakan untuk mengambarkan isitem
umpan balik.
Isilah yang digunakan yaitu:
1) Dikontrol kondisi-aspek kondisi tubuh bahwa mekanisme
umpan balik tertentu mengatur, misalnya tingkat kalsium darah.
2) Reseptor-struktur tubuh yang mendeteksi perubahan dalam
kondisi control dan mengirimkan informasi tentang hal itu
(disebut masukan) ke puat control.
3) Efektor-struktur tubuh yang menerima sinyal output dengan
pusat control dan merespon mereka dengan mengambil atau
memproduksi tindakan yang mempengaruhi kondisi umpan
balik.
289
Hormon lain seperti estrogen, progesteron, testosteron, dan kortisol juga diatur oleh
inhibisi umpan balik negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi hormon meliputi:
a. Sekresi hormon lainnya.
b. Konsentrasi ion plasma, bahan kimia atau nutrisi. Misalnya, tingkat gula
darah yang tinggi memicu pelepasan insulin dari sel beta pankreas.
c. Pemicu lingkungan seperti siklus terang dan gelap yang merangsang atau
menghambat pelepasan melatonin dari kelenjar pineal.
d. Stimulasi saraf seperti pelepasan hormos stress.
2. Aksi Hormon
Hormon berinteraksi dengan reseptor target mereka yang terdapat di
permukaan atau di dalam sel. Setelah diaktifkan, reseptor mengaktifkan
jalur transduksi sinyal untuk membawa aktivitas mereka. Hormon steroid
dan hormon tiroid bekerja secara berbeda dari peptida dan protein hormon,
yang menargetkan reseptor yang terletak di membran sel.
Reseptor tiroid berada di dalam sel, sehingga steroid perlu masuk ke
dalam sel dengan melintasi membran sel. Setelah steroid telah terikat
dengan reseptornya, kompleks steroid-reseptor bergerak kedalam inti sel di
mana ia mengikat urutan DNA tertentu. Hal ini dapat merangsang atau
menekan gen tertentu, untuk membawa tindakan yang ditentukan.
3. Fungsi Beberapa Hormon Ipotalamus (Kelenjar Pituitary)
Kelenjar hipofisis adalah kelenjar endokrin yang seukuran kacang
(penghasil hormon) dengan berat sekitar 0.5 gram yang terletak dibagian
bawah tengkorak terjepit diantara saraf optik, pada manusia. Kelenjar
pituitari mensekresi hormon. Hormon adalah bahan kimia yang berjalan
melalui aliran darah. Kelenjar ini disebut juga ‘master’ kelenjar dari istem
endokrin. Karena mengontrol fungsi sistem endokrin lainnya, seperti suhu,
aktivitas tiroid, pertumbuhan selama masa awal kelahiran, produksi urine,
produksi testosteron pada laki-laki dan ovulasi serta produksi estrogen pada
wanita
Kelenjar pituitri secara fungsional dihubungkan ke hipotalamus,
bagian dari otak yang memiliki sejumlah inti sel kecil dengan berbagai
290
fungsi. Hipofisis fossa, dimana kelenjar hipofisis terletak di tulang
sphenoid, tulang berpasangan terletak di dasar otak. Kelenjar ini mensekresi
sembilan hormon yang mengatur homeostatis, baik terbuka atau tertutup,
yang mengatur lingkungan internal dan cenderung mempertahankan kondisi
konstan dan stabil.
Kelenjar pituitari memiliki tiga bagian, meliputi:
a. Hipofisis Anterior/ Adenohypophysis (Bagian Depan)
Hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon yang
mempengaruhi payudara, adrenalin, tiroid, ovarium dan testis, disamping
beberapa hormon lainnya. Hipofisis anterior menerima sinyal yang dari
‘neutron parvoselular’ di otak. Hipofisis anterior mensitetis dan
mengeluarkan hormon endokrin penting, seperti:
1) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), untuk mengaktifkan
kelenjar adrenal. Koristol, yang disebut “hormon stress” sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia. Ini membantu
menjaga tingkat tekanan darah dan glukosa darah.
2) Thiroid-dtymulating hormone (TSH), untuk merangsang
kelenjar tiroid.
3) Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium dan
testis.
4) Hormon pertumbuhan(GH), untuk membantu dalam
pertumbuhan manusia. GH merangsang pertumbuhan dimasa
kecil dan sangat penting untuk menjaga komposisi tubuh yang
sehat dan kebahagiaan pada orang dewasa.
5) Hormon Releasing hormone (GHRH), untuk melepaskan
hormon.
6) Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu setelah kelahiran
anak pada wanita. Hal ini juga mempengaruhi kadar hormon
seks pada ovarium dan testis.
Hormon-hormon ini dilepaskan di hipofisis anterior dibawah pengaruh
hipotalamus. Hormon hipotalamus disekresikan ke lobus anterior melalui cara yang
unik dari sitem kapiler khusus, yang disebut sistem portal hipotalamus-hypophysial.
291
b. Lobus Intermedia (Bagian Tengah)
Lobus intermedia memiliki peranan untuk melepaskan hormon
melanocyte-stimulating hormone (MSH) yang merangsang melanosit, sel
yang mengendalikan pigmentasi, seperti warna kulit, melalui produksi
melanin.
c. Hipofisis Posterior (Bagain Belakang)
Kelenjar utama dipengaruhi oleh hipofisis posterior adalah ginjal.
Hipofisis anterior menerima sinyal dari’neuron magnoselular’ di otak.
Hipofisis posterior menyimpan kelenjar dan melepaskan hormon, seperti:
1) Oksitosin
Memainkan peran utama dalam sistem otak manusia karena
merupakan salah satu dari beberapa hormon untuk
menghasilkan lingkaran reaksi positif. Misalnya, kontraksi
rahim membangkintakn pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior, yang secara berurutan, meningkatkan kontraksi
rahim. Lingkaran reaksi positif ini terus berlanjut di seluruh
proses persalinan pada wanita. Oksitosin juga merangsang
produksi susu pada wanita.
2) Hormon Antideuretik (ADH)
ADH disebut juga sebagai vasopressin. Ini mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika hormon ini tidak di rilis
dengan benar, dapat menyebabkan hormon minim (diabetes
insipidus), atau terlalu banyak hormon (sindrom sekresi ADH).
Kondisi ini mempengaruhi ginjal.
Kedua kelenjar anterior dan posterior secara fungsional terkait dengan
hipotalamus oleh tangkai hipofisis. Hal ini dari hipotalamus bahwa faktor tropik
hipotalamus yang dibuang bergerak kebawah tangkai hipofisis ke kelenjar pituitari
di mana mereka membangkitkan pembuangan hormon hipofisis. Kedua lobus
dikendalikan oleh hipotalamus.
292
Gambar 2.2 Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif.
(Sumber: Academia)
293
merangsang kontraksi lebih lanjut yang menyebabkan kontraksi
meningkat.
d. Pada proses pembekuan darah, trombosit diaktifkan yang
menyebabkan pembekuan darah dapat terjadi lebih cepat.
e. Generasi sinyal saraf adalah contoh lain, di mana membran dari serat
saraf menyebabkan kebocoran sedikit ion natrium melalui saluran
natrium, sehingga perubahan dalam potensial membran
menyebabkan saluran membuka lebih. Jadi hasil sedikit kebocoran
awal dalam ledakan kebocoran natrium menciptakan saraf potensial
aksi.
f. Kontrol lonjakan LH pada saat okulasi.
g. Pada saat orgasme seksual.
294
hal ini menyebabkan pada saat penyaringan di glomerulus sebagai
gula yang lolos dari penyaringan akan keluar bersama urine dan
terjadi peningkatan urine (poliuri) karena banyaknya air yang keluar
dari tubuh lewat urine maka tubuh akan mengalami dehidrasi
akibatnya penderita akan merasa kehausan.
d. Pada penderita diabetes melitus karena kurangnya insulin maka
terdapat banyaknya gula diluar sel, akibatnya sel akan memakan
gula yang ada pada otot untuk mendapat energi, akibatnya penderita
merasa kelelahan dan mudah kelaparan.
e. Mekanisme penginderaan (reseptor) mengenali perubahan keadaan
diluar batas-batas tertentu. Pusat kontrol atau integrator (sering
terdapat diotak) menilai perubahan tersebut dan mengaktifkan
mekanisme kedua (efektor) untuk memperbaiki keadaan. Keadaan
tersebut senantiasa dipantau oleh reseptor dan dievaluasi oleh pusat
kontrol. Ketika pusat kontrol menentukan bahwa keadaan telah
kembali normal, tindakan perbaikan tidak dilanjutkan lagi.
295
ngsung pada hipofisis anterior. Melalui pendekatan ganda ini, kortisol
melakukan kontrol umpan balik negatif untuk menstabilkan konsentrasinya
sendiri dalam plasma. Apabila kadar kortisol mulai turun, efek inhibisi
kortisol pada hipotalamus dan hipofisis anterior berkurang sehingga faktor-
faktor yang merangsang peningkatan sekresi kortisol (CRH-ACTH) akan
meningkat. Sistem ini peka karena produksi kortisol atau pemberian kortisol
atau glukokortikoid sintetik lain secara berlebihan dapat dengan cepat
menghambat aksis hipotalamus-hipofisis dan menghentikan produksi
ACTH.
2. Mekanisme Umpan Balik Dalam Tiroid
Kelenjar tiroid yang bentuknya mirip kupu-kupu, memproduksi
hormone tiroksin yang berfungsi memelihara tingkat metabolisme jaringan
yang optimal untuk fungsi normal sel dan tubuh seutuhnya. Hormon tiroksin
yang mengandung iodium ( I ) merangsang konsumsi O2 sel-sel tubuh, dan
mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan peerkembangan normal tubuh. Hormon tiroksin relatif
tidak esensial untuk kehidupan, tetapi ketiadaannya akan menyebabkan
kemunduran dan melambatnya proses mental dan fisik, individu menjadi
tidak tahan terhadap dingin, dan pada anak menyebabkan retardasi mental
dan kekerdilan. Sebaliknya, kelebihan (ekses) sekresi tiroksin akan
menyebabkan tubuh menjadi kurus, sering gugup, takikardia, tremor, dan
kelebihan produksi panas sehingga sering berkeringat.
296
memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid juga memproduksi hormon kalsitonin,
suatu hormon yang efeknya menurunkan kadar kalsium darah.
297
kembali normal setiap kali mereka mulai menjadi terlalu ekstrim.sedangkan
umpan balik positif jauh lebih umum karena menyebabkan kondisi menjadi
semakin ekstrim. 3. Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada
Hormon Estrogen Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh
aktifnya aksis hipothalamushipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan
hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi
hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon
GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
Pada fase (folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif
feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH
di hipothalamuskadar hormon saat siklus menstruasi Proses di dalam
ovarium bertanggung jawab terhadap naik turunnya kadar hormon yang
memicu ovulasi dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium
disebut siklus ovarium yang terdiri dari fase folikular dan fase luteal. Pada
Awal Fase Folikuler Terjadi Umpan Balik Negatif Estrogen Pada awal fase
folikular, sekresi pulsatil GnRH semakin meningkat frekuensinya dan ini
memicu peningkatan LH dan FSH yang akan berperan dalam perkembangan
folikel di ovarium. Sementara itu, seiring perkembangan folikel karena
pengaruh FSH, estrogen semakin banyak diproduksi sedangkan progesteron
masih rendah. Makin tinggi kadar estrogen akan semakin menekan sekresi
FSH dan LH (umpan balik negatif/negative feedback). Akibatnya,
walaupun frekuensi pulsatil GnRH meningkat namun umpan balik negatif
estrogen menyebabkan hasil akhir berupa stabilisasi atau sedikit penurunan
kadar FSH dan LH (yang sebelumnya di awal fase folikuler meningkat).
Umpan Balik Positif Estrogen Memicu LH Surge Sehingga Terjadi Ovulasi
Umpan balik negatif peningkatan kadar estrogen pada fase luteal tidak
298
berlangsung terus menerus. Peningkatan yang tinggi dampai titik tertentu
tidak berefek menghambat
Namun malah akan menstimulasi peningkatan sekresi FSH dan LH
yang tiba-tiba (LH surge). Ternyata peningkatan LH tiba-tiba ini akan dan
menyebabkan pecahnya folikel sehingga terjadi ovulasi (keluarnya ovum
dari ovarium). Pada Fase Luteal Terjadi Umpan Balik Negatif Progesteron
Dan Estrogen Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi
corpus luteum yang mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat.
Hormon estrogen yang sempat menurun setelah ovulasi, kadarnya akan
meningkat lagi karena corpus luteum juga menghasilkan estrogen. Berbeda
dengan saat fase folikuler akhir, pada fase luteal ini tingginya kadar estrogen
menghambat hypothalamus dan hipofisis sehingga frekuensi pulsatil GnRH
dan kadar FSH/LH menjadi rendah (umpan balik negatif/negative
feedback). Usia corpus luteum adalah 12 hari kemudian masuk proses
degenerasi, akibatnya pada hari ke 14 kadar progesteron dan estrogen
menjadi rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron akan
menstimulasi peningkatan frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi FSH/LH.
Fase siklus ovulasi kemudaian masuk ke fase folikuler lagi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
299
perkembangannya manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh
melalui ilmu anatomi.
B. saran
300
DAFTAR PUSTAKA
H ttps://www.slideshare.net.suanton
Shabrina, 2018, Mengulas Anatomi Ginjal Hingga Proses Penyaringan Darah yang
Terjadi di Dalamnya, < https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-
anatomi-ginjal/ >, diakses pada tanggal 12 September 2019.
301
Harda, 2014, Anatomi dan Fisiologi Ginjal, <
https://www.academia.edu/9091838/Anatomi_dan_Fisiologi_Ginjal >, diakses
pada tanggal 12 September 2019.
302