Anda di halaman 1dari 3

MATA KULIAH : AGAMA HINDU

BOBOT : 2 SKS (2 T)
HARI/TANGGAL : Jumat, 23 Agustus 2019
PUKUL : 08.00-09.40 WITA
PERTEMUAN KE : 3 (tiga)
DOSEN PENGAJAR : Dr. Kadek Aria Prima Dewi PF., S.Ag.M.Pd
JUMLAH MAHASISWA : 33 ORANG
METODE : PENUGASAN
MATERI : FILSAFAT KETUHANAN

A. Pengertian Filsafat Ketuhanan


Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan
akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis. Bagi
orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen,
Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha
memikirkannya. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia
dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia
ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, tetapi
mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk
sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

B. Paham-paham Ketuhanan
1. Teisme
Teisme pada umumnya mengajarkan bahwa Tuhan ada secara
realistis, objektif, dan independen. Tuhan diyakini sebagai pencipta
dan pengatur segala hal; mahakuasa dan kekal abadi; personal dan
berinteraksi dengan alam semesta melalui pengalaman religius dan
doa-doa umat-Nya. Teisme menegaskan bahwa Tuhan sukar
dipahami oleh manusia sekaligus kekal selamanya; maka, Tuhan
bersifat tak terbatas sekaligus ada untuk mengurus kejadian di
dunia.
2. Deisme
Deisme mengajarkan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh akal
manusia. Menurut penganut deisme, Tuhan itu ada, tetapi tidak ikut
campur dalam urusan kejadian di dunia setelah Ia selesai
menciptakan alam semesta. Menurut pandangan ini, Tuhan tidak
memiliki sifat-sifat kemanusiaan, tidak serta-merta menjawab doa
umat-Nya dan tidak menunjukkan mukjizat. Secara umum, deisme
meyakini bahwa Tuhan memberi kebebasan kepada manusia dan
tidak mau tahu mengenai apa yang diperbuat manusia. Dua cabang
deisme, pandeisme dan panendeisme mengkombinasikan deisme
dengan panteisme dan panenteisme. Pandeisme dimaksudkan
untuk menjelaskan mengapa Tuhan menciptakan alam semesta
kemudian mengabaikannya, sebagaimana panteisme menjelaskan
asal mula dan maksud keberadaan alam semesta.
3. Agnostisisme
Agnostisisme adalah suatu pandangan bahwa ada atau
tidaknya Tuhan atau hal-hal supranatural adalah suatu yang tidak
diketahui atau tidak dapat diketahui. Definisi lain yang diberikan
adalah pandangan bahwa "alasan yang dimiliki manusia tidak
mampu memberikan dasar rasional yang cukup untuk
membenarkan keyakinan bahwa Tuhan itu ada atau keyakinan
bahwa Tuhan itu tidak ada.
4. Ateisme
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai
keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap
teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan
kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.

C. Nilai-nilai Ketuhanan
Ajaran agama-agama yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
tersebut merupakan suatu kekuatan mutlak. Ajaran tersebut dapat dipakai
untuk menindaklanjuti krisis kemanusiaan jika ajaran tersebut benar-benar
diterapkan oleh pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah krisis kemanusiaan akan bisa teratasi bila semua agama mampu
menerima segala perbedaan yang ada satu dengan yang lainnya. Dalam
menanggulangi masalah krisis kemanusiaan yang begitu luas dan kompleks,
diperlukan penanggulangan secara khusus, yang bisa dilakukan diantaranya
adalah dengan melalui dialog antar umat beragama.
Dialog antar umat beragama didalamnya terkandung kerjasama antar umat
beragama, dengan cara penerapan ajaran nilai-nilai kemanusiaan dalam
agama. Penerapan dialog antar umat beragama bukan tempat untuk
memamerkan ajaran agama kita, melainkan sebagai tempat untuk mencari
solusi atas masalah kemanusiaan berdasarkan ajaran agama.

Anda mungkin juga menyukai