TUBUH
6TTUYHJ
Penulis
Kelompok 02
1
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu
dari tugas mata kuliah Fisiologi dengan materi “ Peristiwa Reflek dan Gerak Postur Tubuh”
Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai Peristiwa Reflek dan Gerak Postur
Tubuh, Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin
Wassalammualaikum Wr.Wb
Metro, 28 Agustus 2022
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................................5
B. Tujuan penulis...........................................................................................................5
3
C. Yang berperan dalam kontraksi otot dan mekanisme otot ......................................12
1.Jenis-jenis kontraksi..............................................................................................12
2. Mekanisme molekular kontraksi otot rangka.......................................................14
3. Sifat molekular filamen-filamen kontraktil.........................................................14
4. Interaksi filamen aktin dan miosin untuk menyebabkan kontraksi.....................16
5. Hubungan antara filamen aktin dan miosin dan tegangan yang ditimbulkan oleh
otot yang berkontraksi..............................................................................................17
6. Sifat -sifat kontraksi keseluruhan otot.................................................................18
7. Mekanika kontraksi otot rangka...........................................................................18
8. Kelelahan otot......................................................................................................19
9. Kontraksi Otot Polos............................................................................................19
10.Jenis-jenis otot polos...........................................................................................19
11.Proses kontraksi pada otot polos.........................................................................20
12.Potensial membran dan potensial aksi pada otot polos.......................................21
13. Penggabungan eksitasi-kontraksi-peranan-ion kalsium.....................................22
14. Kontraksi otot jantung........................................................................................23
D. Akivitas reflek..........................................................................................................24
1. Refleks Monosinaps : Refleks Regang................................................................24
2. Refleks Polisinaps : Refleks Tarik Mundur.........................................................26
3. Mekanisme gerak tubuh.......................................................................................27
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Postur adalah posisi ketika akan menahan tubuh dengan baik dan benar saat berdiri dan
duduk.Dengan kata lain, postur adalah tempat atau kombinasi dari sendi-sendi tubuh pada waktu
tertentu. Secara umum, posisi tubuh yang kuat adalah posisi yang memberikan dukungan minimal
kepada setiap individu.
Sel-sel otot (seperti neuron) dapat dimanipulasi secara kimiawi, dan mekanis untuk memicu aksi
potensial yang tertunda hingga membran sel pecah. Ia mengandung protein kontraktil dan, seperti
neuron, memiliki mekanisme kontraktil yang diaktifkan oleh aksi potensial.
Biasanya, otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis: rangka, jantung, dan polos, meskipun otot polos
bukanlah kategori yang homogen. Otot rangka terdiri dari sejumlah besar otot somatik. Ia kendali
volunter dengan garis lintang yang berkembang baik, normalnya tidak berkontraksi tanpa rangsangan
saraf, tanpa hubungan anatomi dan fungsional antara masing-masing serabut otot. Otot jantung jugak
ada lintang garis, tetapi ia bersifat sinisial secara fungsional dan berkontraksi secara berirama tanpa
persarafan luar kehadiran karena sel pacu jantung di dalam miokardium yang melepaskan.
B. TUJUAN PENULIS
1.Untuk mengetahui postur tubuh
2. Untuk mengatahui jenis jenis otot rangka
3. Untuk mengatahui sel-sel yang berperan dalam kontraksi otot
4. Untuk mengetahui mekanisme otot
5. Untuk mengetahui aktIivitas gerak
6. Untuk mengetahui mekanisme gerak tubuh
5
BAB II
TINJAU PUSTAKA
b.Sistem Hormonal
Terdapat delapan endokrin utama yang menyekresi bahan kimia an kimia yangdisebut yang
disebut hormon. Hormon dapat diangkut dalam hormon. Hormon dapat diangkut dalam cairan
ekstrase cairan ekstrasel menuju keseluruh l menuju keseluruh tubuh untuk membantu mengatur
fungsi sel. Misalnya fungsi tiroid meningkatkan kecepa meningkatkan kecepatan sebagian besar kimia
tan sebagian besar kimia dalam sel. Hormon dalam sel. Hormon merupakan merupakan sistem
pengatur yang melengkapi sistem saraf, terutama mengatur aktivitas otot, dan fungsi metabolisme.
Sel yaitu bagian yang terkecil dari Sel yaitu bagian yang terkecil dari makhluk hidup (makhluk hidup
(manusia) yang hanya manusia) yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Jaringan yaitu
sekumpulan sel-sel yang serupa bentuknya, besarnya dan serupa pekerjaannya yang terikat menjadi
satu. Organ yaitu sekumpulan bermacam-macam jaringan yang menjadi satu di satu yang mempunya
mempunyai fungsi i fungsi khusus. Susunan tubuh yaitu suatu khusus. Susunan tubuh yaitu suatu
susunan dari orga susunan dari organ-organ-organ yang mempunyai pekerjaan tertentu yang terdiri
dari :
- Susunan kerangka (skeleton)
- Susunan otot (sistem Susunan otot (sistem muskularis) muskularis)
- Susunan saraf (sistem nervus)
- Susunan peredaran darah (sistem sirkulasi)
- Susunan pencernaan (sistem digestif)
- Susunan kelenjar buntu (sistem Susunan kelenjar buntu (sistem endokrin) endokrin)
- Susunan pernapasan (sistem respirasi)
- Susunan Perkemihan (sistem urinarius)
- Kulit
- pancaindera
2.Gerak refleks
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot maupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau
tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas
sekurang-kurangnya dua neuron, membentuk suatu busur reflex (Frandson, 1992). Gerak refleks
disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki
6
menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika
kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh
neuron perantara (neuron penghubung penghubung).Hal ini ).Hal ini berbeda berbeda sekali dengan
ekanisme gerak biasa. Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motorik sehingga
terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atau dikontrol oleh otak. Sehingga
oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang didasari. Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu
melakukan gerak. Bahkan seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan
gerak Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang
disebabkanoleh kontrasi otot. Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen –komponen tubuh yang terlibat dalam
gerak ini Byang terlibat dalam gerak ini itu disadari maupu tu disadari maupun tidak disadari.tidak
disadari . Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari
luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghan
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls ole taran impuls oleh saraf. Dan dalam melakukan
gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain. Hal ini
menunjukkan suatu kerja sama yang siergis. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah
lorong yang gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu
sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu, dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks
melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari.
Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.Seluruh mekanisme gerak yang
terjadi di tubuh Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan tak lepas
dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-
sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya
hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima
rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga
tulang belakang). SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena ngan sel saraf
indera,karena berhubunga berhubungan dengan alat n dengan alat indra.
b. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju kelenjar tubuh. Sel saraf motorik
disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubunga berhubungan erat dengan otot n erat
dengan otot sebagai alat gerak. sebagai alat gerak.
c. Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya
meneruskan rangsang disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke
ari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.Namun pada hakikatnya hakikatnya sebenarny sebenarnya
system a system saraf terbagi me terbagi menjadi dua njadi dua kelompok kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
system saraf yang mengatu tau Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasi
mengkoordinasikan semua kegiatan yang kan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan
kita
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
7
a).Saraf pusat
terdiri dari :
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga -
rongga tengkorak.
-Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta
mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang,yakni dari ruas – ruas
tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat
simpul – simpul gerak refleks.
b). Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum
ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh
yang melayani organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah dan lain-
lain.
8
pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada
saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut :organ
sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan inpuls
tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan dan selanjutnya
serabut sel-sel akan meneruskan imp meneruskan impuls-impuls menuju subtansi uls-impuls menuju
subtansi pada kornu posterior medula pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang spinalis.
Sumsum tulang belakang menghubungkan belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu
medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui
serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls impuls saraf
motorik. saraf motorik. Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.
Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai
organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks
adalah respons yang tidak berubah terhadap perangsang terhadap perangsangan yang terjadi an yang
terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini mer diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi
organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan
sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa
peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau
dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang
cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan
tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat seberapa besar peran sistem saraf
pusat dapat menga dapat mengatur kehidupan organisme. kehidupan organisme.
4. Lengkung Refleks
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan t Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu
di sebut lengkung entu di sebut lengkung
refleks. Komponen-kompone refleks. Komponen-komponen yang dilalui n yang dilalui refleks :
refleks :
a. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit
b. Neuron aferen (sensoris) yang dapat Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan i
menghantarkan impuls menuju mpuls menuju kesusunan saraf (medula spinalis-batang otak)
c. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masukya sensoris dan dianalisis kembali ke neuron
aferen.
d. Neuron aferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
e. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu leh suatu
serat otot atau kelenjar. Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu bentuk
energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi menjadi aksi-aksi potensial listrik atau impuls-
impuls saraf. Efektor, pencabangan akhir serat-serat eferon (motorik) di dalam otot serat lintang, otot
polos, dan kelenjar (alat efektor)
5. Waktu refleks
Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada reseptor sampai timbul jawaban di
efektor, atau masa pemberian rangsangan hingga timbul jawaban. jawaban. Waktu refleks refleks ini
ditentukan ditentukan oleh perlambatan perlambatan pusat yang dialami dialami terutama bila melalui
sinaps, gangguan pada masing-masing bagian lengkung refleks dapat mempengaruhi waktu refleks.
Sering terjadi refleks terus berlangsung meskipun rangsangan sudah lama dihentikan. Hal ini di sebut
lama refleks atau aksi ikutan refleks. Hal ini terjadi karena adanya susunan hubungan neuron berupa
9
rantai tertutup atau rantai terbuka terbuka impuls yang berputar-putar berputar-putar antar – neuron
tersebut, meskipun rangsangan sudah dihentikan serat aferen terus mendapat rangsangan dari
interneuron sehingga menyebabka interneuron sehingga menyebabkan jawaban refleks n jawaban
refleks akan tetap terjadi. akan tetap terjadi.
6. Kekuatan Refleks
Ditentukan oleh kekuatan rangsangan serta lama pemberian rangsangan. Bila diberikan
dengan kekuatan yang lebih besar maka lebih banyak reseptor. Serabut saraf motorik membentuk akar
anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior bersama saraf sensorik pada
akar posterior bersama membentu membentuk saraf spinalis gabungan. k saraf spinalis gabungan.
Penyatuan initerjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen intervertebralis, segera setelah itu
membagi diri lagi menjadi serabut primer anterior dan serabut primer posterior melayani kulit dan oto
panggung. Sedangkan serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi pleksus
saraf anggota gerak dan membentuk saraf interkostalis pada daerah toraks.
B. MACAM-MACAM OTOT
1. otot kerangka
Otot kerangka disusun dari serabut-serabut otot yang merupakan "unsur-unsur bangunan"
sistem perototan seperti halnya neuron merupakan unsur-unsur bangunan bagi sistem persanifan,
Sebagian besar otot kerangka berasal dan berakhir pada urat (urat tendon), dan serabut-serabut otot
tersusun berjajar antara ujung-ujung sehingga ke kuatan kontraksi dari unit-unit berjumlah Tiap-tiap
serabut otot adalah satu sel tunggal, ber inti banyak, berbentuk panjang dan silindrik. Tidak terdapat
jembatan ainsitium antara sel-sel. Serabut-serabut otot tersusun dari fibril-fibril, seperti diperlihatkan
pada Gambar 3-1, dan fibril dapat dipisah-pisahkan dalam filamen-filamen. Filamen-filamen terdiri
dari berbagai protein kon traktil. Otot mengandung protein miosin (berat mo lekul 460.000), aktin
(berat molekul 43,000, tro pomiosin (berat molekul 70.000), dan troponin, Troponin terdiri atas 3
subunit, troponin 1. tropo nin T. dan troponin C. Ketiga subunit mempunyai berat molekul yang
berkisar dari 18.000 sampai 35.000. Garis Sifat garis melintang yang khas dari otot ke rangka
disebabkan karena perbedaan indeks bias dari berbagai bagian serabut otot.
Gambar 1-1. Otot rangka mammalia. Serabut otot tunggal yang dikelilingi oleh sarkolemanya telah dipotong
untuk memper lihatkan miofibril tersendiri. (1) Permukaan irisan miofibril memperlihatkan susunan filamen
tebal dan tipis. Retikulum sarkoplasma (2) dengan sistema terminalisnya (3) mengelilingi masing-masing
miofibril. Sistem T tubulus (4) (yang berin vaginasi dan sarkolema) berkontak dengan miofibril di antara pita A
dan I sebanyak dua kali dalam tiap sarkomer. Sistem T dan sisterna berdekatan dari retikulum sarkoplasma
membentuk suatu trias. Lamina basalis (5) mengelilingi sarkolema. (6) Mitokondria. (Disadur dengan izin dari
Krstic RV: Ultrastructure of the Mamalian Cell, Springer-Verlag, 1979.)
(Gambar 1-1). Jalur I yang terang dibagi oleh sepomiosin, dan troponin. buah garis gelap Z, dan jalur
A yang gelap mem- punyai jalur H yang lebih terang pada tengahnya. Tampak pula garis M yang
10
letak transversal pada tengahnya jalur. Garis M ini ditambah daerah sempit yang terang pada kedua
tepinya kadang-kadang dinamakan daerah pseudo-H. Daerah antara 2 garis 2 yang berdekatan
dinamakan sarkomer. Su- unan filamen kasar dan halus yang menimbulkan garis-garis (striation) tadi
dilukiskan pada Gambar 3-3. Filamen kasar, yang mempunyai diameter.
Filamen tebal merupakan barisan yang memben tuk pita A, sedangkan susunan filamen tipis mem
bentuk pita I yang kurang padat. Pita H yang lebih terang pada pusat pita A merupakan daerah
dimana, bila otot relaksasi, filamen tipis tidak menutupi flamen tebal. Garis Z memotong fibril-fibril
dan berhubungan dengan filamen tipis. Bila potongan melintang melalui pita A diperiksa di bawah mi
kroskop elektron, masing-masing filamen tebal. ditemukan dikelilingi oleh 6 filamen tipis dalam
bentuk heksagonal yang teratur. Molekul-molekul miosin pada otot adalah asi metris, dengan bagian
terminal c membentuk ke pala globular. Kepala mengandung tempat peng ikatakan aktin dan tempat
katalitik yang menghi drolisis ATP (lihat bawah). Molekul-molekul tersusun seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 3-3, dan ikatan melintang terdapat antara kepala molekul miosin dan
molekul aktin. Molekul mio sin tersusun secara simetrik pada kedua sisi dari per tengahan sarkomer,
dan susunan inilah yang me nimbulkan jalur-jalur pada daerah -H. Garis M disebabkan karena
tonjolan di perte ngahan tiap-tiap filamen kasar. Pada titik ini ter dapat hubungan melintang yang
halus yang mem pertahankan filamen tebal dalam susunan yang tepat. Pada tiap-tiap segmen tebal
terdapat beberapa ratus molekul myosin.
2.Otot polos
Otot polos dibedakan secara anatomi dari tot rangka dan jantung karena ia tanpa garis lintang
yang terlihat. Ada suatu retikulum sarkoplasma, tetapi ia berkembang buruk. Otot mengandung aktin,
misin dan tropomiosin, tetapi jelas tidak mengandung troponin. Dalam otot polos usus, unit kontraktil
dibentuk oleh berkas kecil filamen tebal dan tipis yang berinter digitasi, yang tersusun secara acak dan
berbentuk tak teratur. Bila otot berkontraksi, maka filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama
lain. Ada hetero genitas dalam struktur protein otot, seperti yang terjadi dalam otot rangka dan
jantung. Pada umumnya otot polos mengandung beberapa mitokondria dan tergantung dalam derajat
besar atas glikolisis bagi kebutuhan metaboliknya, Ada berbagai jenis otot polos di dalam tubuh. Pada
umumnya otot polos dapat dibagi ke otot polos visera dan otot polos multi-unit. Otot polos visera
muncul dalam lembaran besar, mempunyai jembatan bertahanan rendah di antara sel otot tersendiri
dan ber fungsi dalam bentuk sinsisial. Jembatan ini (seperti dalam otot jantung) merupakan
sambungan, tempat membrana 2 sel berdekatan bersatu untuk membentuk suatu membrana tunggal.
Otot polos visera terutama ditemukan dalam dinding visera berongga. Otot usus, uterus dan ureter
merupakan contohnya. Otot polos multi-unit dibentuk dari unit tersendiri tanpa jembatan yang saling
menghubungkan. Ia ditemukan dalam struktur seperti iris mata, tempat timbul kontraksi hu lus
bertingkat. Biasanya ia tidak di bawah kendali volunter, tetapi ia mempunyai banyak kemiripan
fungsional dengan otot rangka. Otot polos yang terdiri dari. serabut-serabut yang jauh lebih kecil dari
serabut-sera but otot rangka biasanya garis tengahnya 2 sampai 5 mikron dan hanya 50 sampai 200
mikron panjang. nya berbeda dengan serabut otot rangka yang be sarnya 20 kali (garis tengahnya) dan
ribuan kali pan jangnya. Walaupun demikian, banyak prinsip kon traksi yang sama digunakan pada
otot polos dan otot rangka. Yang paling penting, zat-zat kimia yang me nyebabkan kontraksi pada otot
polos sama seperti pada otot rangka, tetapi susunan fisik serabut-serabut otot polos seluruhnya
berbeda, Dasar Kimia Kontraksi. Penyelidikan kimia telah memperlihatkan bahwa filamen aktin dan
miosin yang berasal dari otot polos berinteraksi satu dengan yang lain dengan cara yang sama seperti
aktin dan miosin yang berasal dari otot rangka.proses kontraktilitas diaktivasi oleh ion kalsium dan
degradasi ATP ke ADP memberikan energi untuk kontraksi. Di pihak lain, ada perbedaan besar dalam
susunan fisik otot polos dan otot rangka maupun perbedaan dalam hal fungsi otot polos lain seperti
11
pasangan eksitasi-kontraksi, pengontrolan proses kontraktilitas oleh ion kalsium, lamanya kontraksi
dan jumlah energi yang diperlukan untuk proses kontraktilitas.
3.Otot jantung
Garis-garis di dalam otot jantung serupa dengan yang di dalam otot rangka serta ada garis 7.
Serabut otot bercabang dan berinterdigitasi, tetapi masing masingnya suatu unit lengkap yang
dikelilingi oleh suatu membrana sel. Tempat ujung satu serabut otot berbatasan pada yang lain,
membrana kedua serabut sejajar satu sama lain melalui seri lipatan yang luas Area ini yang selalu
timbul pada garis Z, dinamakan diskus interkalatus . Ia memberikan penyatuan kuat di antara serabut.
yang memper tahankan kobesi sel-ke-sel, sehingga tarikan satu unit kontraktil dapat dihantarkan
sepanjang sumbunya ke yang berikutnya. Sepanjang sisi serabut otot di sebe lah discus, membrana sel
dari serabut berdekatan ber fusi untuk jarak yang besar. Taut celah ini mem berikan jembatan
bertahanan rendah untuk penyebaran eksitasi dari satu serabut ke yang lain. Ia memungkinkan otot
jantung berfungsi seolah olah ia suatu sinsitium, bahkan walaupun tak ada jem batan protoplasma di
antara sel. Sistem T di dalam otot jantung terletak pada garis Z ketimbang pada sambungan A-I
(seperti dalam otot rangka mammalia). Seperti otot rangka,otot jantung mengandung mio sin, aktin,
tropomiosin dan troponin. Ia juga memper lihatkan heterogenitas dan mengandung banyak mito
kondria memanjang yang berkontak erat dengan fibril.
12
sempurna di antara rangsangan sumasi Selama tetanus sempurna, tegangan yang dihasil kan adalah
kira-kira 4 kali tegangan pada kontraksi kerutan tunggal. Timbulnya tetanus sempurna dan tidak
sempuma sebagai respons terhadap perangsangan dengan frekuensi yang berangsur-angsur dinaikkan
diperlihatkan pada Gambar 1-3. Frekuensi perangsangan yang menghasilkan sumasi dari kontraksi
ditentukan oleh masa kerutan dari masing-masing otot tertentu yang sedang dipe lajari. Misalnya, bila
masa kerutan adalah 10 ms, frekuensi kurang dari 1 per 10 ms (100/s) akan menghasilkan respons-
respons tunggal diselangi relaksasi sempurna, dan frekuensi lebih besar dari 100/s akan menyebabkan
sumtasi.Treppe Apabila serangkaian rangsangan maksimum di berikan pada otot kerangka dengan
frekuensi te pat dibawah frekuensi yang menimbulkan tetani, tampaklah kenaikkan tegangan pada
tiap-tiap sam pal, setelah beberapa kontraksi, dicapai tegangan uniform per kontraksi. Peristiwa ini
dikenal sebagal "Treppe" ( tangga) atau peristiwa "tangga" (Jerman Treppe tangga). Ini juga terjadi
pada otot jantung. Treppe diduga disebabkan karena kenaikkan terse dianya Ca2+ untuk diikat pada
troponin C.
Ini hendaknya tidak dikacaukan dengan sumasi kon traksi dan tetanus.
Gambar 1-2. A: Sediaan otot yang disusun untuk pencatatan kontraksi isotonik. B: Sediaan yang
disusun untuk pencatatan kontrakasi iometrik, Pada A. otot diikatkan pada penulis yang berarun pada
poros. Pada B, otot diikatakan ada tranduser elektronik yang mengukur tenaga yang ditimbulkan taboa
memunginkan otot memendek
13
Gambar 1-3. Atas: Kontrakal isotonik (bebas), biceps me mendek dengan bebas, beban terangkat.
Bawah: kontraksi isometrik. Biceps mengeluarkan gaya tetapi tidak dapat memendek
dan menaikkan beban.
14
Gambar 1-4. A, Molekul miosin. B, Gabungan banyak mo lekul miosin membentuk filamen miosin. Juga
menunjukkan jembatan penyeberang dan interaksi antara kepala jembatan penyeberang dengan filamen aktin
yang berdekatan.
dalam bagian B Gambar 1-4 diilustrasikan bagian sentral filamen miosin. Badan filamen ini terdiri
dari utas meromiosin ringan yang sejajar. Bagian meromiosin berat dari molekul miosin menonjol
dari semua sisi filamen miosin, seperti dilukiskan dalam gambar. Penonjolan-penonjolan tersebut
membentuk jembatan-penyeberang. Kepala jembatan-penyeberang terletak aposisi dengan filamen
aktin, sedangkan ba gian batang jembatan penyebarang bertindak sebagai lengan yang memungkinkan
kepala meluas jauh ke luar dari badan filamen miosin atau terletak dekat dengan badan, pada bagian
tengah filamen miosin, sepanjang sekitar 0,2 mikron tidak terdapat kepala jembatan penyeberang.
Panjang total filamen miosin adalah 1,6 mikron,dan 200 molekul miosin memungkinkan
pembentukan 100 pasang jembatan penyeberang 50 pasang pada tiap-tiap ujung filamen miosin.
Sekarang, untuk melengkapi gambar, filamen miosin terpuntir sehingga untuk setiap tiga pasang
jembatan penyeberang ia membuat putaran yang leng kap. Tiap-tiap puntiran mempunyai panjang
42,9 nanometer, dan tiap-tiap pasang jembatan penyebe rang aksisnya dipindahkan dari pasangan
sebelumnya sekitar 120°C.Filamen Aktin. Filamen aktin juga kompleks, la terdiri dari tiga unsur, ak
tin, tropomiosin, dan tropo Tulang punggung filamen aktin adalah mole kul protein F-aktin berutas
ganda, dilukiskan dalam Gambar 1-5. Kedua ruas melilit dalam suatu heliks, seperti molekul miosin
tetapi dengan putaran lengkap tiap 70 nanometer.Tiap utas heliks ganda F-aktin terdiri dari poli
merisasi molekul G-aktin, masing-masing mempunyai berat molekul 47.000. Terdapat sekitar 13
molekul ini dalam tiap putaran tiap utas heliks. Dan pada tiap tiap molekul G-aktin melekat satu
molekul ADP. Diduga molekul ADP ini merupakan "active site" fila men aktin di mana jembatan
penyeberang filamen miosin saling mengadakan interaksi untuk menyebab kan kontraksi otot. "Active
site" pada dua utas he liks ganda F-aktin berurutan, mengakibatkan jarak se tiap "active site" yang
terdapat pada semua filamen aktin kira-kira 2,7 nanometer.Utas Tropomyosin. Filamen aktin juga
mengan. dung utas protein tambahan yang merupakan poli mer molekul tropomiosin, tiap-tiap
molekul mempu nyai berat molekul 70.000 dan membentang sepan jang 40 nanometer. Dianggap tiap
utas trepomiosin. terikat longgar ke utas aktin-F dan bahwa dalam keadaan istirahat secara fisik ia
menutupi "active sites" utas aktin, sehingga, tak terjadi interaksi an tara aktin dan miosin untuk
menimbulkan kontraksi.Troponin dan Peranannya dalam Kontraksi Otot. Yang melekatkan tiap
molekul tropomiosin kira-kira di dua pertiga panjangnya merupakan kompleks tiga molekul protein
globular yang dinamai troponin. Salah satu dari protein globular mempunyai afinitas kuat terhadap
aktin, yang lain terhadap tropomiosin dan yang ketiga terhadap lon kalsium. Dianggap kompleks ini
melekatkan tropomiosin ke aktin. Aktivittas kuat troponin terhadap lon kalsium dianggap sebagai
pemulai proses kontraksi yang akan dijelaskan dalam bagian berikut.
15
Gambar 1-5, Filamen aktin, terdiri atas dua utas heliks Faktin, dan dua utas tropomiosin yang terletak dalam
celeh antara utas-utas aktin Pada perlekatan tropomiasin ke aktin terdapat beberapa kompleks troponin,
Gambar 2-1melukiskan postulat mekanisme kontraksi roda pasak, yang menunjukkan kepala kedua
jembatan penyeberang yang melekat pada dan terlepas dari "active site" filamen aktin. Dike mukakan
bahwa bila kepala melekat pada "active site", perlekatan ini mengubah hebat tenaga intramo lekular
16
secara serentak antara kepala dan lengan jem batan penyeberang. Keselarasan tenaga yang baru me
nyebabkan kepala miring ke arah pertengahan filamen miosin, dan menarik filamen aktin bersama
dengan nya. Miringnya kepala jembatan penyeberang ini dinamakan 'power stroke'. Kemudian, segera
setelah miring, kepala secara otomatis dilepaskan dari "active site" dan kembali ke arah tegak
lurusnya yang normal. Pada posisi ini, ia selanjutnya berikatan de ngan "active site" berikutnya
sepanjang filamen aktin sebagai penggerak roda pasak. kemudian gerak miring yang sama
berlangsung lagi untuk menyebabkan 'power stroke" yang baru, dan filamen aktin bergerak lebih
lanjut. Jadi, kepala jembatan penyeberang membengkok bolak balik dan langkah demi langkah
menarik filamen aktin ke arah pusat filamen miosin. Jadi, pergerakan jembatan penyeberang
menggunakan "active site" filamen aktin sebagai penggerak roda pasak. Tiap-tiap jembatan
penyeberang diduga bekerja secara bebas satu sama lainnya, tiap-tiap perlekatan dan penarikan yang
terus berlangsung, berganti-gan ti menimbulkan siklus roda pasak. Oleh karena itu, makin besar
jumlah jembatan penyeberang meng. adakan kontak dengan filamen aktin, secara teoritis makin besar
kekuatan kontraksi. ATP Sebagai Sumber Energi untuk Kontraksi. Bila otot berkontraksi melawan
beban, dilakukan kerja, dan diperlukan energi. Selama proses kontraksi. sejumlah besar ATP
dipecahkan membentuk ADP. Walaupun masih belum diketahui dengan pasti bagai mana ATP
digunakan untuk menyediakan energi kontraksi, dianggap bahwa sekali kepala jembatan
penyeberangan melengkapi "power stroke"nya, maka sekarang posisi kepala yang miring memberikan
suatu tempat pada kepala, untuk tempat pengikatan ATP. Sehingga satu molekul ATP terikat pada
kepala ini dan sebaliknya pengikatan ini menyebabkan pelepas an kepala ini dari "active site".
Tambahan lagi ATP sendiri segera pecah oleh aktivitas ATP yang sangat kuat dari meromiosin berat.
Diperkirakan energi yang dilepaskan memiringkan kepala kembali ke keadaan tegak lurus yang
normal dan secara teori tis mengokang kepala dalam posisi ini. Kemudian bila kepala yang terkokang
dengan energi yang disim pannya, yang berasal dari pemecahan ATP, terikat dengan "active site" baru
pada filamen aktin, ia men jadi tak terkokang dan sekali lagi menyediakan "power stroke" yang lain.
5.Hubungan antara filamen aktin dan miosin dan tegangan yang ditimbulkan oleh otot yang
berkontraksi
Gambar 2-2 melukiskan hubungan antara pan jang sarkomer dan tegangan yang ditimbulkan
oleh satu serabut otot terisolasi yang sedang berkontraksi. Dari sebelah kanan dilukiskan berbagai
derajat tumpang tindih filamen miosin dan aktin pada ber bagai panjang sarkomer. Pda titik D yang
terdapat pada diagram, filamen aktin telah tertarik sepenuh nya ke ujung-ujung filamen miosin tanpa
tumpang tindih sama sekali. Pada titik ini tegangan yang ditim bulkan oleh otot yang teraktivasi
adalah nol. Kemu dian, waktu sarkomer memendek dan filamen aktin yang tumpang tindih dengan
filamen miosin secara progresif makin lama makin banyak, tegangan meningkat secara progresif
sampai panjang sarkomer berkurang sampai sekitar 2,2 mikron. Pada titik ini filamen aktin telah
menumpang-tindih semua jem batan penyeberang filamen miosin tetapi belum men capai pusat
filamen miosin. Pada pemendekan selan jutnya, sarkomer mempertahankan tegangan penuh nya
sampai titik B pada panjang sarkomer kira-kira 2 mikron. Pada titik ini ujung-ujung kedua filamen
aktin mulai tumpang tindih. Waktu panjang sarkomer berkurang dari 2 mikron sampai sekitar 1,65
mikron pada titik A, kekuatan kontraksi berkurang. Pada ti tik ini kedua membran Z sarkomer
berbatasan dengan ujung-ujung filamen miosin. Kemudian, bila berlangsung kontraksi yang lebih
memendekkan panjang sarkomer, ujung-ujung filamen sebenarnya ku sut, tetapi, seperti dilukiskan
dalam Gambar 2-2, kekuatan kontraksi dengan segera juga menurun.
17
Gambar 2-2. Diagram panjang-tegangan untuk satu
18
dan mempu nyai relatif banyak serabut saraf yang menuju ke tiap-tiap otot. Sebaliknya, otot
besar yang tidak me merlukan pengawasan yang sangat halus, seperti M. Gastrocnemius
mungkkin hanya mempunyai bebera pa ratus serabut otot dalam setiap unit motorik. Gam
baran rata-rata untuk semua otot tubuh dapat diduga sekitar 150 serabut otot untuk
satu unit motorik.
8. Kelelahan Otot
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal
sebagai kele lahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidak mampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama.
Saraf terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-
saraf masuk ke dalam serabut-serabut otot, dan malahan potensial aksi normal menyebar ke
serabut serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut-serabut
otot sendiri ke kurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang
berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot.
19
Persarafannya, dan fungsinya. Untuk penyederhana.an, otot polos pada umumnya dapat
dibagi dalam dua jenis utama, yang dilukiskan dalam Gambar 3-3 otot polos multiunit dan
otot polos viseral.Jenis otot polos ini terdiri dari serabut-serabut otot polos yang tegas. Tiap
tiap serabut bekerja seluruhnya secara independen satu sama lainnya, dan seringkali
dipersarafi oleh satu ujung saraf seperti yang terdapat pada serabut-serabut otot rangka. Ini
berlawanan dari otot polos viseral, yang lebih banyak dikontrol oleh sitmuli bukan saraf.
Sifat tambahannya adalah mereka jarang menunjuk kan kontraksi spontan,Beberapa contoh
otot polos multiunit yang dite mukan pada tubuh adalah serabut otot polos M. ci liaris mata,
iris mata, membran niktitans yang meli puti mata beberapa binatang tingkat rendah, m.
piloerector yang menyebabkan ereksi rambut bila di rangsang oleh sistem saraf simpatis dan
otot polos dari banyak pembuluh darah yang lebih besar. Otot Polos Viseral. Serat-serat otot
polos viseral biasanya tersusun dalam lembaran-lembaran atau bun del-bundel dan membrana
selnya berkontak satu de ngan yang lain pada banyak titik untuk nembentuk banyak "gap
junction" atau neksi, melalui mana ion ion dapat mengalir dengan mudahnya dari dalam satu
serat otot polos ke serat berikutnya. Oleh karena itu, bila sebagian jaringan otot viseral
dirangsang, poten sial aksi biasanya dihantarkan ke serabut-serabut sekitarnya. Jadi serat ini
membentuk sinsitium fung sional yang biasanya berkontraksi dalam area besar sekaligus.
Otot polos viseral ditemukan dalam seba gian besar organ tubuh terutama dinding usus, salur
an empedu, ureter, uterus dan sebagainya.
Gambar 3-4. Susunan filamen-filamen aktin dan miosin dalam sel otot polos, Perhatikan perlekatan
filamen aktin ke 'badan padat, beberapa di antaranya melekat ke membran sel.
20
Di pihak lain, ada perbedaan besar dalam susunan fisik otot polos dan otot rangka maupun
perbedaan dalam hal fungsi otot polos lain seperti pasangan eksi tasi-kontraksi, pengontrolan
proses kontraktilitas oleh ion kalsium, lamanya kontraksi dan jumlah energi yang diperlukan
untuk proses kontraktilitas. Dasar Fisika Kontraksi Otot Polos. Susun an fisik sel otot polos
diilustrasikan dalam Gambar 3-4, yang memperlihatkan sejumlah besar filamen aktin yang
melekat ke yang dinamai badan padat. Sebaliknya beberapa badan melekat ke membrana sel,
sedangkan yang lain tersebar ke keseluruhan sar koplasma. Juga terdapat cukup banyak
perlekatan silang dari satu badan padat ke badan yang lain, un tuk memegangnya dalam
posisi yang relatif tetap di dalam sel. Yang tersebar di antara filamen aktin ada lah beberapa
filamen tebal kira-kira 2,5 kali diameter filamen aktin tipis. Ini dianggap sebagai filamen mio
sin. Tetapi filamen aktin hanya seperduabelas sampai seperlimabelas jumlah filamen miosin
ini. Walaupun filamen miosin relatif sedikit, diang gap bahwa ia mempunyai cukup jembatan
penyebe rangan untuk menarik banyak filamen aktin dan menyebabkan kontraksi dengan
mekanisme pergeseran filamen yang pada pokoknya mirip seperti otot rang ka. Dan yang
terutama menarik perhatian bahwa ke kuatan kontraksi maksimum otot polos kira-kira sama
dengan otot rangka, kira-kira 2 sampai 3 kilogram per sentimeter persegi penampang otot.
Kelambatan Kontraksi dan Relaksasi Otot Polos. Jaringan otot polos yang khas akan mulai
berkontrak si 50 sampai 100 milidetik setelah ia dirangsang dan akan mencapai kontraksi
penuh kira-kira setengah detik kemudian. Kemudian kontraksi ini mundur da lam 1 sampai 2
detik berikutnya, yang memberikan waktu kontraksi total 1 sampai 3 detik, yang kira-ki ra 30
kali waktu satu kontraksi otot rangka. Energi yang Diperlukan untuk Mempertahankan
Kontraksi Otot Polos. Energi yang diperlukan untuk mempertahankan tegangan kontraksi
otot polos sama dengan seperlimaratus kali energi yang diperlu kan pada otot rangka. Ini
mungkin akibat aktivitas ATP ase miosin otot polos yang sangat lambat dan juga dari
kenyataan bahwa jauh lebih sedikit filamen miosin dalam otot polos daripada di dalam otot
rangka. Penghematan penggunaan energi ini oleh otot polos sangat penting bagi keseluruhan
fungsi tubuh karena organ seperti usus, vesika urinaria, vesika felea dan visera lainnya harus
mempertahankan tonus kontraktilitas otot dalam derajat sedang sepanjang hari.
Gambar 3-5A. A, Potensial aksi otot polos khas (potensial pasak) yang ditimbulkan oleh rangsangan luar. B,
Serangkaian potensial aksi pasak yang ditimbulkan oleh gelombang listrik lambat berirama yang terjadi secara
spontan dalam otot polos dinding usus.
21
Gambar 3-5B. Potensial aksi monofasik dari serabut otot polos uterus tikus.
Potensial aksi yang sama seperti yang terdapat pada serabut otot rangka. Akan tetapi, pada
keadaan isti rahat normal, potensial membran biasanya sekitar -50 sampai -60 milivolt, atau
sekitar 30 milivolt kurang negatif daripada otot rangka. Potensial Aksi pada Otot Polos
Viseral. Potensial aksi pasak, seperti yang terdapat pada otot rangka, terdapat pada sebagian
besar otot polos jenis viseral. Lama potensial aksi otot jenis ini biasanya sekitar 10 sampai 50
milidetik, seperti dilukiskan dalam Gambar 3-5A. Potensial aksi seperti ini dapat di
timbulkan melalui banyak cara, seperti dengan pe rangsangan listrik, kerja hormon pada otot
polos, kerja zat transmiter dari serabut saraf, atau pembentuk an spontan dalam serabut otot
itu sendiri, seperti dibicarakan di bawah. Potensial Aksi dengan Plateau. Jenis potensial aksi
lain yang terdapat pada beberapa otot polos se perti dilukiskan dalam Gambar 3-5C. Mulai
potensial aksi ini sama seperti pada potensial pasak khas. Tetapi, sebagai ganti repolarisasi
dihambat selama bebera pa ribų milidetik. Telah dicatat plateau selama 30 detik. Kepentingan
plateau bahwa ia bertanggung ja wab bagi memanjangnya masa kontraksi yang timbul dalam
beberapa jenis otot polos. Potensial Gelombang Lambat pada Otot Polos Viseral dan
Pembentukan Potensial Pasak Spontan. Beberapa otot polos terangsang dengan sendirinya.
Yaitu, potensial aksi yang timbul dalam otot polos itu rangsangan ekstrinsik. Hal ini biasanya
di hubungkan dengan dasar irama gelombang lambat. potensial membran. Gelombang lambat
jenis ini di lukiskan dalam Gambar 3-5B. Gelombang lambat itu sendiri bukan potensial aksi.
Ini bukan suatu proses yang timbul sendiri yang menyebar secara progresif pada membran
serabut otot.
22
kalsium. Pengeluaran ini dilakukan dengan pompa kalsium yang memompa ion kalsium ke
luar serabut otot polos dan kembali ke dalam cairan ekstrasel, atau juga memompa ion
kalsium ke dalam retikulum sarkoplasma. Akan tetapi, pompa ini bekerjanya sangat lambat
dibandingkan dengan pompa retikulum sarkoplasma yang bekerja cepat pada otot rangka.
D. AKTIVITAS REFLEK
23
Ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu refleks regang dari M qua driceps
femoris disebab ketokan pada urat meregang kan otot tersebut, Kontraksi yang sama didapat kan bila
M. quadriceps diregangkan secara manual. Refleks regang juga dapat ditimbulkan pada sebagian
gesar otot-otot besar dari tubuh. Ketokan pada urat) M. triceps brachii, misalnya menyebabkan
jawaban ekstensi dari sendi disebabkan karena refleks kon-traksi triceps; ketokan pada urat Achilles
menyebabkan sentakan pergelangan kaki karena kontraksi M. gastrocnemius, dan ketokan pada
pinggir wajah menyebabkan refleks regang pada M. masseter. Susunan "kumparan otot" (muscle
spindle) Tiap kumparan otot terdiri dari 2-10 serabut otot yang terbungkus dalam kapsula jaringan-
peng ikat. Serabut-serabut ini sifatnya lebih embrional dan mempunyai coretan-coretan yang kurang
tegas dari pada serabut-serabut otot lainnya. Susunan ini dinamakan serabut-serabut kumparan
(intrafusal) untuk membedakannya dari serabut-serabut di luar kumparan, yaitu unit-unit kontraktil
yang biasa dari otot. Serabut-serabut intrafusal tersusun sejajar dengan serabut-serabut otot lainnya
sebab ujung-ujung kapsula kumparan terikat pada umat di kedua ujung otot, atau pada sisi serabut-
serabut ekstrafusal Terdapat 2 jenis serabut intrafusal pada kumparan otot mamalia. Jenis pertama
mengandung banyak inti dalam bagian tengahnya yang melebar dan oleh karenanya dinamakan
"serabut kantong inti" (Gambar 3-1). Jenis kedua adalah serabut rantal inti, lebih kurus dan lebih
pendek dan tidak mempu nyai kantong yang jelas. Ujung-ujung serabut rantal inti berhubungan
dengan sisi serabut kantong-inti. Ujung-ujung serabut intrafusal adalah kontraktil, sedangkan bagian
tengahnya mungkin tidak. Terdapat 2 jenis ujung sensorik pada tiap-tiap kumparan. Ujung saraf
primer (anulospiral-ending) adalah ujung dari serabut aferen golongan Ia yang merupakan penghantar
cepat, yang mengitari bagian tengah kantong inti dan serabut rantai-inti Ujung saraf sekunder fujung
pancaran bunga) adalah ujung serabut-serabut sensorik golongan II dan terletak lebih dekat pada
ujung-ujung serabut intrafusal, mungkin hanya pada serabut rantal-inti. Kumparan mengandung saraf-
saraf motorik sendiri. Saraf ini bergaris tengahnya 3-6 um, terdiri dan kira-kira 30% dari serabut-
serabut dalam radiks ventral, dan termasuk golongan Ay Erlanger dan Gasser, Karena ukurannya yang
khas saraf-saraf ini dinamakan gamma eferen dari Lehsell atau sistem. saraf motorik halus.
Tampaknya terdapat juga penyarafan kumparan oleh serabut motorik yang jarang yang berukuran
sedang. Fungsi persarafan beta ini tidak diketahui.
Gamber 3-1, Diagram kumparan otot (Diaadur dan disalin, dengan izin, dari Stein RB: Peripheral control of
move ment. Physiol Rev 54:113, 1974.)
24
kumparan secara Refleks regang berbalik (Inverse stretch reflex) Sampai batas tertentu, maka makin
kuat otot di regangkan, makin kuat kontraksi refleksnya. Akan tetapi, bila tegangan menjadi cukup
besar, kontraksi mendadak berhenti dan otot melemas. Relaksasi se bagal jawaban terhadap regangan
yang kuat dinama kan refleks regang berbalik, atau hambatan antigen Reseptor untuk refleks regang
berbalik adalah dalam organ urat Golgi. Organ ini terdiri dari ujung-ujung saraf berbutir yang
merupakan jaringan jala sel, tersisip di antara serabut-serabut urat. Terdapat antara 3-25 serabut otot
untuk tiap organ urat. Serabut-serabut dari organ urat Golgi terdiri dari serabut-serabut saraf sensorik
yang termasuk golongan Ib, bermielin, dan menghantarkan secara cepat. Perangsangan pada serabut
Ib ini menim. bulkan PIPS pada motoneuron yang menyarafi otot-otot dari mana serabut-serabut itu
berasal. Serabut-serabut Ib tampaknya berakhir dalam medula spinalis pada intemeuron
penghambatan yang selan jutnya terakhir langsung pada motoneuron . Serabut-serabut itu juga
membuat hubungan yang bersifat perangsangan dengan motoneuron yang menyarafi otot-otot
antagonis. Karena organ urat Golgi tidak seperti kumparan, letak berderet dengan serabut-serabut otot,
dirang sang oleh peregangan pasif dan kontraksi aktif dari otot. Ambang organ urat Golgi adalah
rendah. Perangsangan dengan peregangan pasif tidak kuat sebab serabut otot yang lebih elastis
menyerap banyak regangan, dan inilah sebabnya bahwa diperlukan regangan yang kuat untuk
menghasilkan relaksasi. Akan tetapi, letupan secara teratur dihasilkan oleh kontrak si otot, dan organ
urat Golgi berfungsi sebagal trans duser dalam sirkuit umpan-balik yang mengatur gaya otot, mirip
dengan sirkuit umpan-balik kumparan otot yang mengatur panjangnya otot. Betapa pentingnya ujung
primer pada kumparan, ujung sekon der pada kumparan, dan organ urat Golgi masing-ma sing dalam
mengatur kecepatan kontraksi otot, pan jang otot, dan gaya otot dilukiskan dengan kenyataan.
25
mengatur panjangnya otot. Betapa pen tingnya ujung primer pada kumparan, ujung sekon der pada
kumparan, dan organ urat Golgi masing-ma sing dalam mengatur kecepatan kontraksi otot, pan jang
otot, dan gaya otot dilukiskan dengan kenyataan.
Gambar 3-2. Organ urat Golgi (Disalin, dengan tein, dari Goss CM (editor): Gray's Anatomy of the
Human Body. 19th ed Les & Fabiger, 1915.3)
26
buh. Pola gerakan keempat anggota tubuh ini menyi apkan binatang pada posisi siap untuk lari
menjauhi rangsangan yang menyakitinya. Refleks tarik-diri ada lah prepoten, yaitu refleks ini
menggunakan lintasan spinal mendahului aktivitas refleks lain yang berlansung pada saat yang sama..
Banyak kekhasan refleks polisinaps dapat diperlihatkan dengan mempelajari refleks tarik diri dalam
laboratorium. Rangsangan berbahaya yang lemah.
27
BAB III
RANGKUMAN
Bahwa gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari luar tubuh dimana
jalannya tidak sampai keotak.Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus dari
luar dan berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba. Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita
(tidak didasarkan kemauan).Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak
reflek ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impuls tersebut dibawa oleh
saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian impulsdilanjutkan oleh saraf
motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah respon/tanggapan .Reseptor sensoris
digunakan untuk mengetahui keadaan tubuh dan keadaan lingkungan, misalnya kulit memberitahu
setiap benda tersentuh kulit, mata memberikan gambaran visual tentang lingkungan.Sel yaitu bagian
yang terkecil dari makhluk hidup (manusia) yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Jaringan yaitu
sekumpulan sel-sel yang serupa bentuknya, besarnya dan serupa pekerjaannya yangterikat menjadi
satu.Organ yaitu sekumpulan bermacam-macam jaringan yang menjadi satu.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F .2008 .Buku Ajar Fisiologi kedoteran Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
29
GLOSARIUM
ATP: Adenosina trifosfat adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai
"satuan molekular" pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan
untuk menyimpan dan mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan
penting dalam sintesis asam nukleat.
ADP: Adenosin difosfat, disingkat ADP, adalah sebuah nukleotida. Senyawa ini merupakan
bentuk ester dari asam pirofosforat dengan nukleobasa adenina. ADP terdiri dari
gugus pirofosfat, ribosa gula pentosa, dan nukleobasa adenina. ADP merupakan
produk dari reaksi defosforilasi hidrolisis ATP pada ATPase.
SSP: otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol
seluruh aktifitas tubuh.
30
SOAL
1) Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita banyak melakukan aktivitas, karena fungsi dari
masing masing organ. Apakah yang mengatur fungsi tersebut?
A. Sistem otot
B. Sistem kerangka
C. Sistem kardiovaskuler
D. sistem saraf dan sistem hormone
2) Aktivitas tubuh kita antara lain menyimpan informasi, menghasilkan pikiran menciptakan
ambisi, dan menentukan reaksi yang dibentuk oleh tubuh sebagai respons terhadap sensasi
tersebut. Apakah yang mengatur aktivitas tersebut?
A. Sistem saraf tepi
B. Sistem saraf pusat
C. Sistem otonum
D. Sistem saraf tak sadar
3) Berbagai fungsi organ internal, misalnya pergerakan traktu sgastrointinal, dan sekresi
kelenjar berlangsung terus dalam tubuh kita. Apakah yang mengaturnya?
A. Sistem saraf tepi
B. Sistem saraf pusat
C. Sistem otonum
D. Sistem saraf tak sadar
4) Untuk mempertahankan postur tubuh yang baik perlu menjaga dan melatih tubuh kita
mulai dari cara duduk, berdiri, dan berjalan yang baik dan benar. Apakah keuntungannya
apabila kita memiliki ostur tubuh yang baik?
A. Membuat kita sehat
B. Membuat kita bangga
C. Meningkatkan harga diri
D. Membuat kita mudah beraktivitas.
31
mengalami perubahan pada semua organ terutama pada organ reproduksi yang menjadi
perhatian besar pada saat hamil. Apakah yang mengakibatkan perubahan tersebut?
6) Dalam kehidupan sehari-hari kita sering merasakan gerak yang tidak disadari yang disebut
reflex. Apakah yang menghasilkan gerak refleks tersebut?
A. sel saraf neuron sensor dan neuron motor
B. saraf motor menuju ke efektor.
C. Sekuen neuron motor
D. sel neuron aferen.
7) Apabila rangsangan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke
otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motorik sehingga terjadilah gerakan.
Apakah namanya gerakan tersebut?
A. Gerak biasa yang dikontrol oleh otak.
B. Gerakan yang tidak disadari
C. Gerakan reflex
D. Gerakan otonum
8) Mekanisme gerak refleks adalah dari rangsangan melalui saraf sensorik tidak menuju ke
otak. Apakah yang dilalui oleh rangsangan yang menimbulkan reflex?
A. Melalui saraf pusat
B. Melaui saraf tepi
C. Melalui lengkung refleks
D. Melalui saraf otonum.
9) Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor,yang
megalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya
memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Jalur saraf yang
bagaimana diperlukan oleh gerak reflex?
32
A. Jalur saraf yang paling sederhana
B. Jalur saraf sensoris
C. Jalur saraf motoris
D. Jalur saraf simpatis
10) Waktu refleks ini ditentukan oleh perlambatan pusat yang dialami terutama bila melalui
sinaps. Apakah yang mempengaruhi waktu reflex?
A. Reseptor sampai timbul jawaban di efektor
B. Masa pemberian rangsangan hingga timbul jawaban
C. Gangguan pada masing-masing bagian lengkung refleks
D. Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada
33
Kunci Jawaban
1) D. sistem saraf dan sistem hormon
2) B. Sistem saraf pusat
3) C. Sistem otonum
4) D. Membuat kita mudah beraktivitas
5) A. Pengaruh perubahan hormone dan peningkatan berat badan
6) A. Sel saraf neuron sensor dan neuron motor
7) A. Gerak biasa yang dikontrol oleh otak
8) C. melalui lengkung saraf
9) C. Jalur saraf motorik
10) A. Reseptor sampai timbul jawaban di efek
34