Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA KESEHATAN

“FISIKA PADA TULANG”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Kesehatan

Disusun oleh:

SOFIA CCHRISTINE SAMOSIR


(RSA1C316011)

Dosen pengampu:

Dra. Astalini M.si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fisika pada
tulang ”. Makalah ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang “Fisika pada tulang “
yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Penulis menyadari bahawa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini sekian dan terimakasih.

Jambi, 6 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Gaya pada tubuh dan didalam tubuh ............................................ 3
2.1.1 Statica ................................................................................... 4
2.1.2 Gaya Gesekan ....................................................................... 9
2.1.3 Dinamik ................................................................................ 10
2.2 Fisika Tulang ............................................................................... 13
2.2.1 Komposisi Penyususn Tulang .............................................. 14
2.2.2 Kekuatan Tulang .................................................................. 15
2.2.3 Pelumas Sendi-Sendi Tulang................................................ 18
2.2.4 Pengukuran Mineral Tulang Pada Tubuh ............................. 18
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 20
3.1 Simpulan ...................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.


Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan
kita untuk dapat melakukan pergerakkan dan melakukan pekerjaan. ilmu mekanika yang
berhubungan dengan teknik analisa sistem kerangka otot manusia disebut dengan
Biomekanika. Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari.
Ahli fisika mengenal empat gaya pokok, yaitu gravitasi, listrik, nuklir lemah dan
nuklir kuat. Hanya gaya gravitasi dan gaya listrik yang kita pelajari yamg memepengaruhi
tubuh manusia. Gaya listrik penting pada tingkat molekular dan selular yang memepengaruhi
ikatan pada tulang dan dan kontraksi dari otot. Sedangkan gaya gravitasi, meskipun cukup
lemah dibandingkan gaya listrik penting sebagai hasil dari massa besar relatif dari tubuh
manusia
Gaya adalah besaran fisika berupa tarikan atau dorongan yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada suatu benda. Gaya juga dapat di definisikan dengan apapun yang
dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan. Gaya termasuk besaran
vektor karena selain memiliki nilai juga memiliki arah. Gaya mengatur semua gerakan di
dunia. Kita sering tidak menyadari betapa pentingnya gaya yang telah membantu tubuh kita
untuk bergerak. Gaya yang bekerja pada tubuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu gaya
yang bekeraja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.
Tulang merupakan hal yang menarik dalam bidang fisika dan teknik. Hal ini
dikarenakan tulang merupakan organ tubuh yang berhubungan langsung dengan masalah
tipek teknis yang berhubungan dengan usaha statis dan dinamis yang timbul selama berdiri,
berjalan, berlari, mengangkat dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukan beberapa rumusan masalah
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya pada tubuh pada keadaan statis?
2. Apa yang dimaksud dengan gaya pada tubuh pada keadaan dinamis?
3. Apa yang dimaksud dengan gaya gesekan pada tubuh?
4. Apa saja komposisi penyusun tulang?

4
5. Bagaimana kekuatan tulang?
6. Bagaimana pelumasan sendi-sendi tulang
7. Bagaimana pengukuran mineral tulang pada tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetehuai apa yang dimaksud dengan gaya pada tubuh pada keadaan statis
dan dinamis
2. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan gaya gesekan pada tubuh
3. Untuk mengetahui apa saja komposisi penyusun tulang
4. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan tulang
5. Untuk mengetahui bagaimana pelumasan sendi-sendi tulang
6. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran mineral tulang pada tubuh

BAB II
5
PEMBAHASAN

2.1 Gaya Pada Tubuh dan Di Dalam Tubuh

Gaya merupakan suatu konsep umum yang dapata dirasakan secara intuisi bagi
fisikawan atau seorang ilmuwan. Gaya mengatur semua gerakan di dunia. Kita menyadari
gaya pada tubuh ketika kita menabrak sebuah objek. kita biasanya tidak menyadari gaya yang
lebih penting dalam tubuh kita, seperti gaya otot yang menyebabkan peredaran darah dan
paru-paru yang memperoleh udara. Gaya yang lebih halus adalah yang menentukan apakah
atom tertentu atau molekul dapat menetap dalam bagian tubuh. Sebagai contoh, didalam
tulang terdapat banyak kristal mineral tulang (calcium hydroxyapatite) yang memebutuhkan
kalsium. Sebuah atom kalsium akan menjadi bagian kristal bila terlalu dekat dengan bagian
dasar dimana gaya listrik cukup kuat untuk menangkap atom kalsium tersebut. Atom kalsium
akan tetap menetap di tempat tersebut hingga perubahan kondisi lokal dan gaya listrik tidak
dapat lagi menahannya. Hal ini dapat terjadi jika kristal tulang dihancurkan oleh kanker.

Fisikawan suka mempertimbangkan asal mula gaya yang sangat mendasar. Gaya
dasar pertama menggambarkan gaya gravitasi. Newton merumuskan hukum gravitasi
universal. Hukum ini menyatakan gaya tarik diantara dua benda: berat badan merupakan gaya
tarik antara bumi dan tubuh kita. Gaya gravitasi lebih kecil di bulan. Salah satu efek medis
dari grafitasi yang penting adalah varises pada kaki karena darah dalam vena bergerak
melawan gaya gravitasi saat menuju jantung. Efek medis dari grafitasi lannya yaitu pada
tulang. Gaya gravitasi pada kerangka dengan berbagai cara berkontribusi pada “Tulang yang
sehat.” jika seseorang menjadi “tak berbobot” seperti satelit yang mengorbit, ia mungkin
kehilangan sebagian mineral tulang dan ini bisa menjadi masalah yang serius untuk jangka
panjang. istirahat jangka panjang menghilangkan banyak gaya berat tubuh dari tulang dan
dapat mengakibatkan kerapuhan tulang yang serius.

Gaya dasar kedua yang digambarkan oleh fisikawan adalah gaya listrik. Gaya ini
lebih rumit dari pada gaya garvitasi karena melibatkan gaya tarik dan gaya tolak antara
muatan listrik statis serta gaya magnet yang dihasilkan dengan memindahkan muatan listrik
(arus listrik). Gaya listrik sangat besar dibandingkan gaya gravitasi. Sebagai contoh, gaya
listrik antara elektron dan proton dalam atom hidrogen kira-kira lebih besar 1039 dari gaya
gravitasi diantara keduanya.

6
Tubuh kita pada dasarnya adalah mesin listrik. Gaya yang dihasilkan oleh otot
disebabkan oleh muatan listrik yang menarik atau memukul balik muatan listrik lainnya.
Kontrol dan dan aksi otot pada dasarnya bersifat listrik. Setiap bagian dari bertriliyun-triliyun
sel dalam tubuh memiliki perbedaan potensial listrik yang diuraikan oleh membran sel. Ini
disebabkan karena ketidak seimbangan ion-ion sumber positif dan negatif didalam dan diluar
dinding sel. Resultan beda potensial sekitar 0,1 V, tetapi akibat didinding sel yang sangat
tipis mungkin menghasilkan potensial sebesar 107 V/m.

Belut listrik dan hewan laut lainnya dapat menambahkan potensial listrik dari banyak
sel secara bersamaan untuk menghasilkan tegangan kejut sekitar beberapa ratus volt. “Sel
baterai” khusus ini berada pada 80% panjang tubuh belut! Karena belut hampir tidak
berbobot didalam air, belut dapat menghasilkan kekayaan ini. Hewan darat, kecuali manusia
belum mengembanhkan senjata listrik untuk pertahanan atau penyerangan.

Ada dua jenis masalah yang melibatkan gaya pada tubuh. Dimana tubuh berada dalam
kesetimbangan (statika) dan dimana tubuh dipercepat (dinamika) serta gesekan yang terlibat
dalam gaya statika dan dinamika.

2.1.1 Statika

Bila benda bersifat stasioner (statis), maka benda itu berada dalam keadaan
setimbang, jumlah gaya dari berbagai arah adalah sama dengan nol, dan jumlah torsi sama
dengan nol. Banyak sistem otot dan tulang pada tubuh yang bertindak sebagai pengungkit.
Pengungkit diklasifikasikan sebagai sistem kelas satu, dua dan tiga (gambar 2.1). Pengungkit
ketiga paling umum terdapat pada tubuh, Pengungkit kelas kedua berada pada tingkat
berikutnya, dan pengungkit kelas satu jarang ada. Sebuah contoh sederhana sistem
pengungkit pada tubuh adalah kasus otot bisep dan tulang jari yang bekerja untuk menopang
berat W ditangan (gambar 2.2a). gambar 2.2b menujukkan gaya dan dimensi suatu lengan.
kita dapat menemukan gaya yang dihasilkan oleh bisep jika kita menjumlahkan semua torsi
yang ada pada poros di sendi.

7
Disana hanya terdapat dua torsi: yang diakibatkan oleh berat W (yang setara dengan
30 W searah dengan jarum jam), dan yang dihasilkan oleh gaya otot M ( yang berlawanan
arah jarumn jam yang besarnya 4M). Saat lengan setimbang, maka 4M-30W= 0 dan M= 7,5
W atau diperlikan gaya otot sebesar 7,5 kali berat. Untuk berat 100N kita butuh gaya 750 N.

8
Dalam permasalahan yang sederhana, kita mengabaikan berat dari lengan bawah dan
tangan. berat ini tidak ada pada titik tertentu dan tidak terdistribusikan keseluruh lengan dan
tangan. Metode yang lebih baik adalah menemukan pusat gravitasi untuk berat lengan bawah
dan tangan dan menentukan berat pada titik tersebut. Gambar 2.2c menunjukkan gambaran
yang lebih benar untuk masalah dengan berat dari lengan bawah dan termasuk H tangan.
Nilai dari H adalah 15 N. Dengan menjumlahkan torsi disetiap sendi, didapatkan M = 3,5 H +
7,5 W, ini berarti gaya yang dihasilkan otot bisep harus lebih besar dari pada yang diindikasi
oleh kalkulasi pertama kita dengan jumlah 3,5 H= 52,5N

Sekarang kita mempertimbangkan efek pada gaya otot yang dibutuhkan saat lengan
mengubah sudut seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3a. gambar 2.3b menunjukkan gaya
pada sembarang sudut.

9
Jika kita mengambil torsi pada sendi kita menemukan M tetap konstan ketika α
berubah bagaimanapun juga, panjang otot biseb berubah sesuai dengan sudutnya. Pada
umumnya, setiap otot memilki panjang minimum untuk berkontraksi dan panjang maksimum
untuk meregang. Pada dua titik ini gaya yang digunakan otot sangat kecil. Pada beberapa titik
diantaranya, otot dapat menghasilkan gaya maksimum (gambar 2.4).

Jika otot bisep tertarik secara vertikal sudut lengan bawah tidak mempengaruhi gaya
yang dibutuhkan, tetapi mempengaruhi panjang otot bisep yang mempengaruhi kemampuan
otot untuk menyediakan gaya yang dibutuhkan. sebagian dari kita menyadari keterbatasan
bisep bila kita mencoba mengangkat tubuh setinggi dagu. Dengan lengan kita memanjang

10
sepenuhnya kita mengalami kesulitan, dan saat dagu menyentuh batangan, otot yang
memendek kehilangan kemampuan untuk menghasilkan gaya.

Bagian tubuh yang sering disalahgunakan adalah bagian lumbar (punggung bawah),
ditunjukkan secara skematis pada gambar 2.6a . Gaya yang dihitung pada vetebrata lumbar
kelima dengan tubuh membungkuk kedepan sekitar 60 ֩ dari posisi vertikal dan terdapat
beban 225N pada tangan, gaya konpresif dapat mendekati 3800 N.

Tidak mengejutkan bahwa mengangkut objek yang berat dengan tidak benar
merupakan penyebab utama sakit pinggang bagian bawah. Karena nyeri punggung bawah
dapat menjadi hal yang serius dan tidak dapat dipahami dengan baik, ahli fisika tertarik untuk
mengetahui seberapa sesungguhnya gaya didaerah lumbar pada punggung.

perhitungan tekanan pada lempeng telah dilakukan. jarum yang berlubang dan
terhubung dengan transducer penyesuai tekana dimasukkan pada pusat bergelatin dari
lempeng invertebral. mesin ini mengukur tekanan dalam lempeng. Tekana pada lumbar
ketiga dari seorang dewasa ditunjukkan pada gamabr 2.7 a dan b.

11
Bahkan ketika berdiri tegak terdapat tekanan yang relatif besar pada lempeng akibat
efek kombinasi berat dan tekanan otot. Jika lempeng mengalami kelebihan beban seperti pada
pengangkatan yang salah, lempeng dapat rusak, menyebabkan nyeri baik akibat kerusakan
atau akibat material dari dalam yang mendesak keluar lempeng.

Saat gaya ditransmisiskan keberbagai arah dan disekitar sudut oleh tali dan sistem
katrol, gaya pada otot dalam tubuh ditransmisikan oleh tendon. Tendon meminimalkan
tekanan pada sendi. Sebagai contoh, otot yang menggerakkkan jari untuk menggenggam
objek berlokasi pada ketiak, dan tendon yang panjang terhubung pada bagian tertentu pada
tulang jari. Pada kaki tendon memlalui alur dibawah tempurung lutut (patellar) dan terhubung
dengan tulang garas (tibia). Dengan kaki dalam keadaan lurus, kita dapat menggerakkan
patellar dengan tangan, tetapi kita bisa melakukannya ketika lutut dalam keadaan menegang.
Ketika seseorang berjongkok, tekanan pada tendon yang melalui patellar akan dua kali lebih
besar dibandingkan berat tubuh orang tersebut (gambar 2.8).

12
2.1.2 Gaya Gesekan

Gesekan dan hilangnya gerak mekanis akibat gesekan dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Gesekan membatasi efesiensi mesin seperti generator listrik dan
mobil. Di sisi lain, kami memanfaatkan gesekan pada perangkat seperti ban karet dan rem
mobil. Pada tubuh, efek gesekan sangatlah penting. Ketika seseorang berjalan, tumit kaki
menyentuh tanah dan gaya diteruskan dari kaki ketanah (gambar 2.9a). Kita dapat mengubah
gaya ini menjadi komponen horizontal dan vertical. Gaya vertikal berasal dari permukaan
ditandai dengan N (Gaya normal). Komponen horizontal berasal dari gaya gesek. Gaya
gesekan maksimum selalu di gambarkan dengan𝑓 = 𝜇𝑁, diamana adalah gaya normal dan 𝜇
adalah koefisien gesekan antara dua permukaan. Nilai 𝜇 bergantung pada bahan yang saling
bersentuhan dan pada dasarnya tidak bergantung pada luas permukaan.

Pengukuran telah dibuat dari komponen gaya horizontal saat tumit menjejak tanah
ketika seseorang berjalan (gambar 2.9a) dan sudah didapatkan sekitar 0.15 W, dimana W
adalah berat seseorang. Jumlah ini merupakan besar gaya gesek yang harus diberikan untuk
mencecah tumit tergelincir. Bila kita membuat persamaan N = W, kemudian kita
mengaplikasikan gaya sebesar 𝑓 = 𝜇𝑊. Untuk tumit karet pada permukaan aspal kering,
gaya gesekan maksimum dapat sebesar 𝑓 = 𝑊 lebih besar dari pada komponen gaya
horizontal yang dibutuhkan (0.15 W). Pada umum nya, gaya gesekan cukup besar, naik saat
tumit menyetuh kebawah dan saat ujung kaki meninggalkan permukaan (gambar 2.9b).
Kadang-kadang seseorang tergelincir pada permukaan es, basah atau berminyak ketika 𝜇
kurang dari 0.15.

13
Gesekan harus diatasi ketika sendi bergerak, tetapi untuk sendi normal gesekan sangat
kecil. Koefisien gesekan pada sendi tulang sangat kecil dibandingkan jenis bahan industri
(tabel 2.1). Pada sendi yang berpenyakit, gesekan dapat menjadi lebih besar. Cairan sinovial
pada sendi terlibat dalam pelumasan. Ludah yang bercampur dengan makanan ketika
mengunyah makanan merupakan pelumas, kebanyakan organ besar dalam tubuh melakukan
gerakan konstan, seluruh organ ini dilumasi oleh lendir licin yang melindungi untuk
meminimalisasi gesekan.

2.1.3 Dinamik

Tinjau gaya pada tubuh dimana percepatan atau perlambatan dilibatkan: untuk lebih
sederhananya, kita biasanya mempertimbangkan kasus dimana perceptan atau perlambatan
konstan. Jika kita membatasi diri pada gerakan satu dimensi, kita dapat menggunakan hukum
Newton Kedua, gaya sebanding dengan massa dikali percepatan, dapat ditulis sebagai

𝐹 = 𝑚𝑎

Ini bukanlah cara awal Newton menuliskan hukum: ia mengatakan gaya sebanding dengan
laju perubahan momentum ∆(mv) selama selang waktu ∆t atau

∆(𝑚𝑣)
𝐹=
∆𝑡

Contoh gaya dinamis dalam tubuh adalah adalah pertambahan berat saat jantung berdetak
kencang. Sekitar 60 g darah dipercepat keatas sekitar 1 m/s dalam 0.1 sekon. Momentum
keatas yang diberkan pada massa darah adalah (0.06 kg m/s)/ 0.1 atau sektar 0.6 N. Reaksi
tersebut cukup besar untuk menimbulkan goncangan yang terdeteksi pada timbangan per
yang sensitif.

14
Karena kecepatan mobil modern besar, maka pengendara memilki momentum yang
besar dibandingkan saat berjalan kaki. Dalam sebuah kecelakaan, mobil sering berhenti
dalam waktu singkat, hal ini menimbulkan gaya yang sangat besar. Gaya yang besar ini dapat
menyebabkan penumpang menglalami patah tulang, pendarahan dalam bahkan juga
menyebabkan kematian. Seseorang yang duduk dalam sebuah mobil yang ditabarak dari
belakang akan mengalami cidera pada leher. Ketika mobil ditabrak, gaya yang bekerja pada
kursi akan mendorong tubuh kedepan (gambar 2.10a), sedangakan inersia pada kepala akan
memepertahankan posisi, hal ini menyebabkan peregangan parah pada leher (gambar2.10b).
pada milisekon selanjutnya kepala akan terdorong kedepan.

Meskipun sabuk pengaman yang ada pada mobil dapat mengurangi luka akibat
kecelakaan, seseorang yang menggunakan sabuk pengaman akan tetap mengalami cidera
kepala yang parah dalam sebuah kecelekaan. Gambar 2.11a dan b menunjukkan mobil
melaju dengan kecepatan 15 m/s dan berhenti pada 0.5 m saat mengalami tubrukan: kepala
dan tubuh penumpang akan terlempar kedasbor kemudian berhenti (gambar2.11c). jika
dasbor empuk, maka efek perlambatan bisa diminimalkan, dan jika dasbor tidak empuk atau
kepala menabrak permukaan logam, maka tidak menutup kemungkinan akan mengalami
cidera kepala parah bahkan kematian. Kantong udara atau sabuk pengaman efektif
mengurangi kemungkinan terjadinya cidera ini. karena bahaya dari tabrakan mobil, maka
hukum federal mengharuskan sejumlah peralatan ada dalam mobil. Termasuk sabuk
pengaman pada sandaran kepala, bangku dan bahu (tiga titik bahaya yang mencegah
seseorang terlontar dari mobil).

15
Kecepatan tubuh dapat menimbulkan sejumlah efek seperti (1) peningkatan atau
penurunan pada berat badan, (2) perubahan tekana hidrostatis internal, (3) Distorsi jaringan
elastis tubuh, dan (4) kecenderungan benda padat dengan kepadatan yang berbeda terpisah
dari cairan. Jika kecepatan pada tubuh besar, maka tubuh akan kehilangan kontrol. Hal ini
disebabkan karena tubuh tidak memiliki gaya otot yang cukup untuk melawan gaya
kecepatan yang besar. Pada kondisi tertentu, darah dapat berkumpul di beragam tempat dalam
tubuh. Lokasi berkumpulnya darah bergantung pada arah kecepatan. Jika seseorang
mengalami kecepatan pada kepala terlebih dahulu, Maka kekeurangan suplay darah ke otak
akan menyebabkan gangguan dan hilang kesadaran. Setiap organ tubuh masing-masing
memiliki frekuensi resonansi tertentu, tergantung pada massa dan gaya elatis setiap organ
tersebut. Nyeri atau ketidaknyamana terjadi pada organ apabila organ tersebut digetarkan
pada frekuensi resonansinya (lihat gambar 2.13)

2.2 Fisika Tulang

Tulang memilki paling tidak enam fungsi dalam tubuh: (1) pendukung/ penopang, (2)
penggerak, (3) pelindung berbagai organ, (4) penyimpanan bahan kimia, (5) nourishment, (6)
pengirim suara (pada telinga tengah). fungsi tulang sebagai penopang terlihat jelas pada kaki.
Otot-otot tubuh terhubung dengan tulang melalui tendon dan ligamen serta sistem penulangan
dan otot-otot pendukung tubuh. Sendi pada tulang memudahkan pergerakan satu tulang tanpa
mengganggu tulang lainnya. Sendi-sendi atau sambungan ini, sangat penting saat berjalan
sebagaiman pergerkan-pergerakan tubuh lainnya. Sebagai pelindung organ tubuh yang lunak,
merupakan salah satu fungsi tulang. Tulang kepala yang melindungi otak dan beberapa
sistem sensorik tubuh (mata dan telinga) adalah wadah yang sangat kuat. Tulang iga sebagai
pelindung jantung dan paru-paru. Tulang juga berperan sebagai “bank” kimi yang
menyimpan elemen-elemen yang akan digunakan oleh tubuh. Sebagai contoh, tingkat

16
minimum kalsium yang dibutuhkan dalam darah, apabila menurun atau terlali rendah, maka
“sensor kalsium” akan menyebabkan kelenjar parathyroid melepaskan sebagain
parathormone kedarah dan hal ini menyebabkan tulang melepaskan kalsium yang
dibutuhkan.

Gigi merupakan tulang spesial yang dapat memotong, merobek dan menghaluskan
makanan. Pada manusia terdapat dua masa pertumbuhan gigi yaitu gigi susu dan gigi tetap.
Karena tulang merupakan jaringan hidup, maka tulang melakukan pergantian dalam
kehidupannya. Proses yang berkelanjutan dalam menghancurkan tulang-tulang tua dan
membentuk tulang-tulang baru disebut dengan pembentukan ulang tulang. Hal ini dilakukan
oleh sel-sel tulang khusus. Osteoklas berperan menghancurkan tulang dan ostoeblas berperan
membangun tulang. Dibandingka proses-proses dalam tubuh lainnya, kerja pembentukan
tulang cukup lambat. Kita memilki tulang-tulang baru setiap 7 tahun sekali: setiap hari
osteoklas menghancurkan tulang yang mengandung sekitar 0.5 gram kalsium (tulang-tulang
memilki sekitar 1000 gram kalsium) dan osteoblas membentuk tulang baru dengan jumlah
kalsium yang sama. Pada tubuh yang masih muda osteoblas melakukan lebih banyak
pekerjaan dibandingkan osteoklas, tetapi setelah berumur 35 sampai 40 tahun aktifitas
osteoklas lebih besar dari pada osteoblas, menghasilkan penurunan bertahap pada massa
tulang dan berlanjut hingga kematian.

2.2.1 Komposisi Tulang

Komponen kimia tulang secara detail disajikan pada tabel 3.1. Perhatikan persentase
besar kalsium (Ca) dalam tulang. Oleh karena kalsium memiliki nukleus yang lebih besar dari
pada sebagian besar elemen dalam tubuh, maka Kalsium dapat menyerap sinar-X lebih baik
dari pada jaringan-jaringan halus yang melingkupinya. Berikut adalah alasan mengapa sinar-
X dapat menunjukkan bentuk tulang dengan baik (gambar 3.2)

17
Tulang terdiri dari dua material yang berbeda ditambah dengan air: Kolagen, bagian
organik yaitu sekitar 40% dari berat tulang padat dan 60% dari volumenya , serta mineral
tulang, Komponen non-organik yaitu sekitar 60% dari berat tulang dan 40% dari volume
tulang. Tidak satupun komponen-komponen dari tulang ini dapat dihilangkan dari tulang.
Kolagen memiliki tekanan yang stabil, kolagen dapat membengkok dan mudah ditekan.
Ketika kolagen dihilangkan dari tulang, maka nineral tulang yang tersisa akan sangat rapuh.
Kolagen diproduksi oleh sel-sel osteoblas: Mineral akan dimasukkan kedalam kolagen untuk
memproduksi tulang. Kolagen pada tulang tidak sama dengan kolagen yang ditemukan pada
bagian tubuh lannya seperti kulit. Struktur kolagen tampak seperti dimensi yang rumit
dimana kristal-kristal mineral tulang tersusun dengan tepat dan membentuk pola.

Mineral tulang terbentuk dari kalsium hydroxiapatite- Ca10(PO4)6(OH)2. Kristal


sejenis yang terdapat dialam adalah fluorapatite. Berbeda dari penyusunan hydroxiapatite,
fluorine menggantikan kedudukan OH. fluorine yang terdapat dalam air minum dapat
mencegah pengeroposan – pelubangan pada gigi dengan cara mengubah daerah miskrokopis
pada gigi menjadi batu fluorapatite yang lebih stabil dibandingkan dengan mineral tulang.

Pembelajaran Menggunakan hamburan sinar X telah mengindikasikan bahwa krital-


kristal mineral tulang berbentuk tangkai dengan diameter 2-7 nm dengan panjang 5-10 nm.
Karena ukuran kristal yang kecil, meneral tulang memilki daerah permukaan yang luas.
Disekitar tiap kristal terdapat selaput air berisi senyawa kimia yang dibutuhkan oleh tubuh.
Daerah luas pada dari kristal mineral tulang yang terbuka memudahkan tulang berhubungan
secara cepat dengan bahan-bahan kimia dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Dalam
beberapa menit setelah sejunlah kecil radioaktif fluorine (18F) disuntikkan pada pasien, maka
akan didistribusikan keseluruh tulang dalam tubuh. Tumor tulang yang belum dapat dilihat
pada hasil sinar-X dapat diidentifikasi dengan metode ini.

2.2.2 Kekuatan Tulang

Bila kita mengelompokkan hampir sekitar 200 tulang pada tubuh menjadi beragam
kelompok sesuai dengan bentuknya, maka kita akan menemukan 5 kelompok: kelompok
kecil dari tulang-tulang pipih, tulang yang berbentuk piringan seperti tulang bahu (scapula),
dan beberapa tulang pada kepala; kelompok kedua adalah tulang-tulang panjang berongga

18
seperti yang ditemukan pada lengan, kaki dan jari; kelompok ketiga adalah tulang-tulang
yang kurang lebih berbentuk silinder seperti tulang belakang (vertebrae); kelompok keempat
adalh tulang-tulang tak tersusun seperti berasal dari pergelangan tangan dan kaki; dan
kelompok kelima adalah tulang-tulang seperti iga yang tidak termasuk dalam kelompok
tulang manapun.

Bila kita memotong bebreapa tulang menjadi terpisah kita akan menemukan bahwa
tulang-tulang tersebut terbentuk dari dua tulang yang berbeda, yaitu tulang padat atau tulang
keras dan tulang lunak atau tulang concellous terbentuk dari trabeculae tipis serupa benang-
tulang trabecular. Gambar 3.4a menunjukkan dua tipe tulang pada tulang paha dewasa yang
dipotong sepanjang sumbunya. Tulang trabecular secara dominan ditemukan disepanjang
ujung tulang, sementara sebagian ujung tulang keras berada di bagian tengah. Gambar 3.4b
menunjukkan daerah tumpang tindih pada tulang punggung normal. Tulang trabucular lebih
lemah dibandingkan tulang keras dikarenakan pengurangan volume pada tulang. Tulang
osteoporosis ditunjukkan pada gambar 3.4c.

Tekanan pada tulang dapat dianalisa dengan cara yang sama dengan tekanan balok
pada bangunan. Gambar 3.5a menunjukkan balok horizontal yang kedua ujung di topang dan
diberikan gaya tekanan ditengah balok tersebut. tekanan-tekanan dalam balok (ditunjukkan
oleh panah) meregang padah bagian bawah dan memadat pada bagian atas. Terdapat tekanan
yang relatif kecil pada bagian tengah balok. untuk alasan ini biasanya digunakan balok I yang

19
memiliki bagian atas yang tebal dan bagian bawah yang disatukan dengan jaring tipis sebagai
balok pendukung pada bangunan (gambar 3.5b). Ketika usaha datang dari berbagai arah,
silinder berobgga digunakan untuk mencapai kekuatan maksimum dengan jumlah materi
yang minimum (gambar 3.5c). Tulang keras yang paling pada paha tebal terletak dibagian
tengah dan yang paling tipis terletak pada bagian ujungnya (gambar 3.4a)

Pola trabecular pada ujung tulang paha juga dioptimalkan untuk gaya yang ditujukan
pada tulang. gambar 3.6a menunjukkan secara skematis garis-garis tekanan dan pemadatan
pada kepala dan leher tulang paha akibat berat pada kepala. Gambar 3.6b menunjukkan
bagian tumpang tindih pada tulang paha, perhatikan bahwa trabecular melintang sepanjang
garis gaya yang ditunjukkan dalam gambar3.6a. Tulang trabecular memberikan kekuatan
yang dibutuhkan dengan materi yang lebih sedikit dibandingkan tulang keras. Karena
trabecular cukup fleksibel, maka tulang trabecular dapat menyerap lebih banyak energi
ketika gaya yang lebih besar dilibatkan seperti berjalan, berlari dan melompat.

Kepadatan tulang keras secara mengejutkan bertahan seumur hidup 1,9 x 103 kg/m3
(atau 1,9 kali kepdatan air). Tulang keras yang sehat dapat menyangga tekanan padatan
sekitar 1,7 x 108 N/m sebelum patah. Bagian tengah tulang paha memiliki daerah tumpang
tindih sekitar 3,3 x 10-4 m2 yang akan menahan gaya tekanan sebesar 5,7 x 104 N. Tulang-
tulang tidak secara normal patah akibat pematahan, tulang biasanya patah akibat pemelitiran

20
gambar 3.9a dan b. Penyebab pemelintiran yang sering terjadi adalah ketika kaki berputar
saat jatuh. Patahan akibat terpelintir sering membentuk patahan melingkar (gambar 3.9b)
dimana tulang menembus kulit. Tipe patahan ini lebih mudah terinfeksi dibandingkan
patahan dimana tulang tidak timbul. Tekanan sebesar 1,2 x x108 akan mengakibatkan tulang
patah. Tulang dapat menyangga tekanan yang besar untuk periode yang singkat tanpa patah,
sementara tekanan yang sama namun pada periode yang cukup lama akan mematahkan
tulang.

2.2.3 Pelumasan Sendi-Sendi Tulang

Komponen-komponen utama sandi ditunjukkan pada gambar 4.11. Membran synovial


membungkus sendi dan cairan pelumas synovial. Permukaan sendi merupakan tulang muda
artikular yang merupakan materi lembut dan serupa karet yang dilekatkan pada tulang padat.
Kekentalan cairan synovial menurun dibawah tekanan-tekanan pematah yang ditemukan
dalam sendi-sendi. Bahan pelumas yang baik dari cairan synovial adalah asam hyaluronic dan
mucopolysaccharides.

21
2.2.4 Pengukuran Mineral Tulang Pada Tubuh

Kekuatan tulang bergantung pada besarnya jumlah massa mineral tulang yang ada ,
dan sebagian besar kasus osteoporosis diakibatkan kurangnya jumlah mineral tulang. Teknik
yang didasarkan pada prinsip fisika dikembangkan oleh seorang penemu yang dimulai pada
tahun 1960. Komponen dasar yang digunakan dalam teknik ini disebut photon absortiometry
ditunjukkan dalam gambar 3.14. Dimana, tiga masalah yang berhubungan dengan teknik
sinar x dihapus dengan menggunakan (1) Sinar-X energi tunggal atau sinar gamma, (2)
Penyempitan sinar untuk meminimalisir sebaran atau hamburan radiasi, (3) Detektor yang
berkelip yang mendeteksi semua foton dan memudahkan semua foton tersebut dipisahkan
dan dihitung secara individual.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gaya merupakan suatu konsep umum yang dapata dirasakan secara intuisi bagi
fisikawan atau seorang ilmuwan. Gaya mengatur semua gerakan di dunia. Kita menyadari
gaya pada tubuh ketika kita menabrak sebuah objek. kita biasanya tidak menyadari gaya yang
lebih penting dalam tubuh kita, seperti gaya otot yang menyebabkan peredaran darah dan
paru-paru yang memperoleh udara. Ada dua jenis masalah yang melibatkan gaya pada tubuh.
Dimana tubuh berada dalam kesetimbangan (statika) dan dimana tubuh dipercepat (dinamika)
serta gesekan yang terlibat dalam gaya statika dan dinamika.

Tulang memilki paling tidak enam fungsi dalam tubuh: (1) pendukung/ penopang, (2)
penggerak, (3) pelindung berbagai organ, (4) penyimpanan bahan kimia, (5) nourishment, (6)
pengirim suara (pada telinga tengah). Tulang terdiri dari dua material yang berbeda ditambah
dengan air: Kolagen, bagian organik yaitu sekitar 40% dari berat tulang padat dan 60% dari
volumenya , serta mineral tulang, Komponen non-organik yaitu sekitar 60% dari berat tulang
dan 40% dari volume tulang. Membran synovial membungkus sendi dan cairan pelumas
synovial. . Bahan pelumas yang baik dari cairan synovial adalah asam hyaluronic dan
mucopolysaccharides.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih diperlukan referensi yang lebih sehingga lebih
meyakinkan pembaca dan mempermudah penyusun untuk mendapatkan bahan materi sesuai
dengan topik makalah serta bimbingan atau arahan dari dosen untuk memberikan masukan
mengenai makalah yang telah dibuat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, J. R., Skofronick, J. G., & Grant, R. M. (1992). Medical Physics: physics of the
body. Medical Physics Publishing Corporation.

Cameron, J. R., Skofronick, J. G., & Grant, R. M. (1992). Fisika Tubuh Manusia
Terhemahan Edisi Ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Gabriel. J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai