Anda di halaman 1dari 21

APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM

KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :

EKO SUTRISNO, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. ANISA SUSILOWATI (P27220019144)


2. ARIFAH OKTAFIYANI (P27220019145)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunianya, terutama atas diberikannya kesehatan
dan kenikmatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok
kami yang berjudul APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM
KEHIDUPAN dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Biologi dengan bahan kajian “aplikasi biomekanika dalam kehidupan”
Akhir kata, penulis menyadari makalah ini masih jauh dai kesempurnaan
dan terdapat banyak kekurangan, namun semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Maka dari itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 22 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 3
C. TUJUAN ................................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. Pengertian Biomekanika ...................................................................................... 4
B. Pengantar Konsep Biomekanika ......................................................................... 5
C. Contoh Penerapan Aplikasi Biomekanika .......................................................... 7
D. Konsep Biomekanika Dalam Asuhan Keperawatan .......................................... 7
BAB III ............................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
Kesimpulan .................................................................................................................. 16
Saran ............................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas
pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir
lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat
menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak
mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,
sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan
hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban
dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan
merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun mental.

Salah satu gerakan manusia yang paling sederhana dan


mendasar adalah gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia.
Gerakan tangan manusia merupakan gerakan gabungan antara
sendi yang saling berhubungan antara satu sendi dengan sendi yang
lainnya, yang meliputi sendi pergelangan tangan, sendi siku dan
sendi bahu. Pergerakan sendi pada tangan manusia disebut sebagai
pergerakan anggota gerak atas, yang mana anggota gerak atas
mempunyai fungsi penyeimbang gerak tubuh manusia dalam
menjalankan berbagai aktivitas kehidupan secara normal.

Otot-otot tubuh berfungsi untuk menegakkan tubuh. Saat


tubuh mengangkat beban, terjadilah kerja fisik yang menyebabkan
kontraksi otot. Jika otot diberi beban tambahan maka akan terjadi
kelelahan, otot-otot menegang dan pembuluh darah mengecil. Hal
ini mengurangi aliran darah yang membawa oksigen dan gula ke
seluruh tubuh. Sewaktu menarik beban, bagian tubuh yang paling
berpotensi cedera adalah tulang belakang dan bagian bawah,
akibatnya terasa letih dan otot terasa sakit. Kondisi itu jika
berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan rasa
sakit yang bersifat permanen atau bahkan kelumpuhan.

Menurut Manuaba (2000) dalam Tarwaka dan Solichul H.A


Bakri (2004) bahwa secara umum beban kerja seseorang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, baik internal
maupun eksternal. Faktor internal beban kerja meliputi faktor
somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, dan status gizi,) dan
faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, kepuasan,).
Sedangkan faktor eksternal beban kerja meliputi, tugas-tugas
(kompleksitas pekerjaan, tanggung jawab dan sebagainya,
organisasi kerja (waktu kerja, shift kerja, sistem kerja dan sarana
kerja) dan kondisi lingkungan kerja (lingkungan kerja fisik, kimia,
biologis dan psikologis). Selain itu, pada faktor internal (jenis
kelamin, umur, ukurun tubuh, berat badan, status gizi dan lainnya)

sangat mempengaruhi denyut nadi yang tentu saja akan


berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan konsumsi energi. Pada
batas tertentu, denyut jantung konsumsi oksigen mempunyai
hubungan yang linear dengan pekerjaan yang dilakukan. Denyut
jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik,
kecuali dalam keadaan emosi. Denyut jantung dan konsumsi
oksigen dapat di gunakan untuk menentukan kategori berat
ringannya beban kerja yang diterima oleh tenaga kerja dapat
digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja
dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan
atau kapasitas kerja yang bersangkutan. Dimana semakin berat
beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang
untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti
sebaliknya. Keseimbangan beban kerja sangat diperlukan agar
pekerja dapat bekerja dengan sehat dan aman sehingga efisiensi
dan produktivitas kerja dapat dicapai. Dengan melakukan
pendekatan secara biomekanika kita dapat mengetahui reaksi tubuh
terhadap tekanan beban kerja yang diterima. Pendekatan secara
biomekanika selain dipakai untuk mengenali sumber terjadinya
keluhan otot skeletal, namun dalam penerapannya pendekatan

secara biomekanika lebih banyak digunakan untuk mendesain


tingkat beban dan sikap kerja (metode kerja) yang aman bagi
pekerja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian biomekanika?
2. Bagaimana pengantar konsep biomekanika?
3. Apa sajakah contoh penerapan aplikasi biomekanika?
4. Bagaimana konsep biomekanika dalam asuhan keperawatan?

C. TUJUAN
1.Menyelesaikan tugas Fisika Biologi yang diberikan dosen
2.Mengetahui pengertian biomekanika
3.Mengetahui pengantar konsep biomekanika
4.Mengetahui penerapan aplikasi biomekanika dalam kehidupan
5. Mengetahui konsep biomekanika dalam asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biomekanika
Secara terminologi, terdiri atas :
kata “Bio” = makhluk hidup
kata “Mekanikal” = gerakan.
Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk
hidup, dimana dalam Biomekanik hanya mempelajari gerakan pada
manusia.
Pengertian Biomekanik secara umum/luas :
“adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi
oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural.”
Pengertian Biomekanik secara sempit :
“adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia.”
Pengertian Biomekanik secara ilmiah :
“adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan
beban mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia.”

Menurut para ahli :


Franklin & Nordin (1980) mendefinisikan biomekanika sebagai
berikut:
Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang
bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari.
Chaffin (1991) membuat istilah biomekanika kerja (Occupational
Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:
Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan
peralatan, mesin dan material, sehingga pekerja dapat meningkatkan
performansinya dan di sisi lain dapat meminimalkan resiko cedera kerja
(muskuloskeletal).
Biomekanika sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Biostatik: Yaitu studi tentang struktur mahluk hidup yang berhubungan
dengan gaya-gaya ketika mereka berinteraksi.
2. Biodinamik: Yaitu studi tentang dasar-dasar dan pembagian gerakan
(berhubungan dengan gaya) yang dilakukan mahluk hidup.
3. Bioenergetik: Yaitu studi tentang transformasi energi yang erjadi dalam
tubuh mahluk hidup. Bioenergetik terkait dengan proses
biothermodinamika.

B. Pengantar Konsep Biomekanika

Penggunaan Fisika di Kesehatan :


1. Faal Fisika : untuk menentukan fungsi tubuh meliputi kesehatan dan
penyakit.
2. Pengetahuan tentang benda yang digunakan dlm kesehatan seperti
ultrasonik, laser, radiasi, dll.
PENGUKURAN.
Membandingkan kuantitas.
Besaran pokok dan turunan dan SATUAN
Proses pengukuran.
1. Pengukuran berulang : nilai pernafasan rata-rata
2. Pengukuran sekali : Potensial aksi pd sel saraf

Faal positif dan negative :

Faal Positif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit
padahal
tidak
Faal negatif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal
menderita suatu
penyakit .
Untuk menghindari :
1. Dalam pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya
4. Kalibrasi terhadap alat.
Konsep Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. General Biomechanic
Adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai hukum –
hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic
manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.
General Biomechanic dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya
menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis
lurus dengan kecepatan seragam (uniform ).
b) Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang
berkaitan dengan gambaran gerakan – gerakan tubuh tanpa
mempertim-bangkan gaya yang terjadi (kinematik ) dan gerakan
yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh ( kinetik ).
2. Occupational Biomechanic.
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan
peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem
kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat.

Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang


berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh
organ tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung
(Connective Tissue) dan otot

C. Contoh Penerapan Aplikasi Biomekanika


Dalam bidang kesehatan biomekanika sangat dibutuhkan, karena dari
biomekanika sehingga kita dapat mengetahui gerak dan perubahan yang
terjadi sehingga menimbulkan gaya yang terjadi.

Dalam kegiatan sehari-hari biomekanika berperan :

1.Mengevaluasi pekerjaan, apakah berbahaya atau tidak


2.Merancang kembali pekerjaan yang sudah diterapkan
3.Biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera
yang diakibatkan oleh gerakan
4.Biomekanika membantu menciptakan teknik-teknik baru dalam
menampilkan suatu keterampilan yang menghasilkan efektivitas
yang lebih tinggi Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang
postur atau posisi.

D. Konsep Biomekanika Dalam Asuhan Keperawatan


1. Pengaturan Posisi
Pengertian Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana


bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan
untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan
pasien.
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
Cara:
1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur,
untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat).
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
Posisi Sims

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).
Pelaksanaan :
a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll

Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan
posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan
ditekuk diarahkan ke dada.
2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan
kanan di atas tempat tidur.
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup
dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan
kiri di atas tempat tidur
Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut


ficksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan
genitalia, pelaksanaan perasat pasang kateter, vulva hygiene.
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka.
2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat
tidur dan renggangkan kedua kaki.
3. Pasang selimut
Posisi Litotomi

Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan


menariknya ke atas bagian perut.

Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses
persalinan dan memasang alat kontrasepsi

Posisi Trendelenburg

Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih


rendah daripada bagian kaki.

Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Posisi Genu Pectoral

Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan


dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

Posisi Terlentang (supinasi)

Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang


dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
Tujuan :
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)

Posisi Pronasi (telungkup)

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen


dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien
post operasi mulut atau tenggorokan.

Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)

Posisi Lateral (SIDE LYING)


Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu
sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang
baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)

2. TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.Tujuan dari
traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam
usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian
tubuh., tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang
diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan
mesir menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang
pohon.Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi
hingga 1940 ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate
menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengan
kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk
perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi :


(1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
(2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
(3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.

Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus


menemukan jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan
aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal
tersebut :
(1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
(2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir
melalui tulangnya (traksi tulang).

Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini
dapat dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna
pada kaki. Di lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan,
sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini,
traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih
jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:


1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
terhadap seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan
mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana
sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.
2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam
tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan
fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan
kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk
hidup, dimana dalam Biomekanik hanya mempelajari gerakan pada
manusia.
Biomekanika sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Biostatik: Yaitu studi tentang struktur mahluk hidup yang berhubungan
dengan gaya-gaya ketika mereka berinteraksi.
2. Biodinamik: Yaitu studi tentang dasar-dasar dan pembagian gerakan
(berhubungan dengan gaya) yang dilakukan mahluk hidup.
3. Bioenergetik: Yaitu studi tentang transformasi energi yang erjadi dalam
tubuh mahluk hidup. Bioenergetik terkait dengan proses
biothermodinamika
Konsep Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. General Biomechanic
Adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai hukum –
hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic
manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.
2. Occupational Biomechanic.
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari
interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan
tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktifitas kerja dapat meningkat.
Dalam kegiatan sehari-hari biomekanika berperan
1.Mengevaluasi pekerjaan, apakah berbahaya atau tidak
2.Merancang kembali pekerjaan yang sudah diterapkan
3.Biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera
yang diakibatkan oleh gerakan
Dalam konsep asuhan keperawatan, biomekanika berfungsi untuk
pengaturan posisi dan traksi.

Saran
1. Lebih memahami konsep biomekanika dalam keperawatan
2. Pentingnya mempelajari konsep fisika yang diaplikasikan dalam
konsep biomekanika
3. Lebih berpikir kreatif untuk menemukan alat-alat medis berbasis
biomekanika selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Mulyaningrum Rina Azri.2009.Analisa Angkat Beban dari Aspek


Biomekanika dan Fisiologipada fsp Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Mcver Adhie.2015.Biomekanika 2.Makalah pada school work Adhie

http://eprints.ums.ac.id/16836/2/BAB_1.pdf
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-paper-6685-
09_Biomechanik.pdf

Anda mungkin juga menyukai