DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya, terutama atas diberikannya kesehatan dan kenikmatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul APLIKASI
BIOMEKANIKA DALAM KEHIDUPAN dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Biologi dengan bahan
kajian “aplikasi biomekanika dalam kehidupan”
Akhir kata, penulis menyadari makalah ini masih jauh dai kesempurnaan dan terdapat
banyak kekurangan, namun semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................4
C. Tujuan penelitian.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian biomekanika......................................................................................5
B. Prinsip biomekanika ...........................................................................................6
C. Contoh penerapan aplikasi biomekanika..............................................................8
D. Konsep biomekanika dalam asuhan keperawatan................................................8
Kesimpulan ...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
1.Menyelesaikan tugas Fisika Biologi yang diberikan dosen
2.Mengetahui pengertian biomekanika
3.Mengetahui pengantar konsep biomekanika
4.Mengetahui penerapan aplikasi biomekanika dalam kehidupan
5. Mengetahui konsep biomekanika dalam asuhan keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian biomekanika
Secara terminologi, terdiri atas :
kata “Bio” = makhluk hidup
kata “Mekanikal” = gerakan.
5
Chaffin (1991) membuat istilah biomekanika kerja (Occupational
Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:
PENGUKURAN.
Membandingkan kuantitas.
Besaran pokok dan turunan dan SATUAN
Proses pengukuran.
1. Pengukuran berulang : nilai pernafasan rata-rata
2. Pengukuran sekali : Potensial aksi pd sel saraf
Faal Positif
6
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal
tidak
Faal negatif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal menderita suatu
penyakit
Untuk menghindari :
1. Dalam pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya
4. Kalibrasi terhadap alat.
Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang berkolaborasi
untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ tubuh yakni kolaborasi
antara Tulang, Jaringan penghubung (Connective Tissue) dan otot
7
C. Contoh penerapan aplikasi biomekanika
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
Cara:
1. Dudukkan pasien
8
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi
semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat).
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
Posisi Sims
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Pelaksanaan :
a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi
badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke
dada.
2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas
tempat tidur.
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki
kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas
tempat tidur
Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik
atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan genitalia,
pelaksanaan perasat pasang kateter, vulva hygiene.
9
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka.
2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan
renggangkan kedua kaki.
3. Pasang selimut
Posisi Litotomi
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi
Posisi Trendelenburg
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Posisi Genu Pectoral
10
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid
11
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post
operasi mulut atau tenggorokan.
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian
tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)
12
2. TRAKSI
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas
dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh.,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon.Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan
ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi
untuk perawatan rumah sakit yang lebih.
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan
mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan hal ini
masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk
pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan
pengecualian yang lebih jauh.
13
1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap
seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual
digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama
pembedahan.
2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke
sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih
besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada
bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://ccaritugas.blogspot.com/2015/05/makalah-bio-mekanika-dalam-keperawatan.html
16