Anda di halaman 1dari 5

Sebab Bandung Lautan Api

1. Datangnya Sekutu Diboncengi oleh NICA

Hal utama yang menyebabkan peristiwa ini terjadi adalah kabar bahwa pihak Sekutu dan Nica yang
akan datang ke Tanah Jawa, kemudian berencana untuk mengambil alih Bandung. Mendengar kabar
bahwa sekutu datang saja sudah membuat rakyat Bandung khawatir, dan kembali memutar otak
untuk mengetahui apa motif dibelakang kedatangan Sekutu ke Bandung. Tak lama kemudian
diketahui bahwa datangnya sekutu ke Bandung disertai dengan niatan untuk mengubah kota
Bandung yang damai menjadi salah satu pusat militer Sekutu di Jawa Barat. Tentunya hal ini
menimbulkan permasalahan dalam internal rakyat Bandung sendiri, mereka berpikir bagaimana cara
yang efektif agar Sekutu gagal mencapai tujuannya.

Kemudian digagaslah ide untuk membakar kota Bandung, karena nampaknya tidak memungkinkan
untuk mereka melawan sekutu dengan persenjataan dan anggota yang sedikit

2. Rasa Berkorban Rakyat Bandung yang Besar

Selain keberanian, aksi tadi tidaklah jauh dari yang namanya pengorbanan. Di sini kita bisa
membayangkan kita pada posisi yang dihadapkan dengan opsi yang teramat sulit. Membiarkan
sekutu berkuasa, atau menghancurkan tanah kelahiran sendiri. Untuk mengalahkan musuh kita,
tidak ada pilihan lain yang harus kita pilih. Mau tidak mau, kota tempat kita tumbuh harus
dihancurkan. Hal itulah yang dialami oleh rakyat Bandung, dimana mereka mengorbankan harta
yang tak ternilai harganya, yaitu Kota Bandung. Kota dimana mereka lahir dan berkembang hingga
berkeluarga. Harta yang mereka rela “keluarkan” tidak akan mampu dibeli oleh apapun. Tempat
yang selalu dicintai dan berharga di hati harus dimusnahkan pada akhirnya. Demi untuk mencegah
langkah lebih besar yang akan dilakukan oleh pihak lawan kita, Sekutu.

3. Menjunjung Harga Diri

Alasan ketiga sekaligus yang terakhir menyangkut harga diri yang dimiliki rakyat Bandung sebagai
warga Indonesia. Daripada harus bertekuk lutut melayani kekejaman sekutu, lebih baik
menghancurkan apa yang diinginkan oleh pihak sekutu, agar mereka merugi dan rakyat Bandung
bisa tetap selamat.

Tokoh bandung lautan api

1. Kolonel Abdul Haris Nasution


Nasution yang waktu itu menjabat Panglima Divisi I Siliwangi melalui beberapa pertemuan
dengan Kolonel Hunt yang menjabat Staf Divisi Sekutu di Bandung, menolak pengosongan
tentara dari Bandung. Pihak Sekutu waktu itu meminta TRI keluar sampai radius 10 km dari
kota Bandung.

Akhirnya Nasution mengeluarkan perintah agar semua pegawai dan rakyat keluar kota
Bandung sebelum pukul 24.00. Kemudia tentara ia perintahkan untuk melakukan bumi
hangus semua bangunan yang ada di kota Bandung. Akibatnya, pasukan Sekutu tidak bisa
lagi memanfaatkan bandung sebagai markas mereka.
Tindakan Nasution yang memerintahkan bumi hangus kota Bandung dipertanyakan divisi TRI
Yogyakarta. Nasution oleh Kolonel Hidayat yang diutus Jenderal Kartasasmita dianggap tidak
mau mempertahankan Bandung sampai titik darah penghabisan.

Nasution beralasan tidak mau mengorbankan 4 divisi yang ia miliki. "Kalau musuh akan
menduduki, mereka akan menerima puing. Tapi empat batalyon saya tetap utuh dan tiap
malam melakukan gerilya di dalam kota," kata Nasution di buku Sekitar Perang
Kemerdekaan.

2. Mohammad Toha dan Ramdan


adalah seorang komandan Barisan Rakjat Indonesia, sebuah kelompok milisi pejuang yang
aktif dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh pahlawan
dalam peristiwa Bandung Lautan Api di Kota Bandung, Indonesia tanggal 24 Maret 1946.
Toha meninggal dalam kebakaran dalam misi penghancuran gudang amunisi milik Tentara
Sekutu bersama rekannya, Ramdan, setelah meledakkan dinamit dalam
gudang amunisi tersebut.

3. Atje Bastaman
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946.
Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan
pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak
itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan
memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan
judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api".

4. Rukana dan sutan syahrir


Arti “Bandung Lautan Api” muncul dari dua orang yang cukup berperan strategis. Yang
pertama yaitu Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Ketika itu, berdasar pada
pengakuan A. H. Nasution, ia berbincang dengan Sutan Syahrir serta Rukana. Muncullah
pendapat dari Rukana, “Mari kita bikin Bandung Selatan jadi lautan api.”

Jalannya peristiwa bandung lautan api

Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu mendarat di
Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober
1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta
kekuasaan dari tangan Jepang.

Hubungan pemerintah RI dengan sekutu juga sedang tegang. Di saat seperti itu, pihak sekutu
menuntut agar seluruh senjata api yang ada di tangan masyarakat, kecuali TKR serta polisi,
diserahkan pada pihak sekutu.

Tetapi, sekutu yang baru tiba ini meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan seluruh
senjata hasil pelucutan Jepang ini. Hal ini ditegaskan lewat ultimatum yang dikeluarkan pihak
Sekutu. Isi ultimatum itu yaitu agar senjata hasil pelucutan Jepang segera diserahkan pada
Sekutu serta masyarakat Indonesia segara mengosongkan kota Bandung paling lambat
tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat.

Ditambah lagi, orang- orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan juga mulai
melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan rakyat. Hal semacam ini juga
semakin mendorong adanya bentrokan bersenjata pada Inggris serta TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) jadi tidak dapat dijauhi.

Saat malam tanggal 21 November 1945, TKR serta sebagian badan perjuangan Indonesia
melancarkan serangan pada kedudukan-kedudukan Inggris di wilayah Bandung bagian utara.
Hotel Homann serta Hotel Preanger yang dipakai musuh sebagai markas juga tidak luput dari
serangan.

Menanggapi serangan ini, tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum pada
Gubernur Jawa Barat. Ultimatum ini berisi agar Bandung Utara dikosongkan oleh masyarakat
Indonesia, termasuk juga dari pasukan bersenjata.

Masyarakat Indonesia yang mendengar ultimatum ini tak menghiraukannya. Karena itu,
pecahlah pertempuran pada sekutu serta pejuang Bandung di tanggal 6 Desember 1945.

Lalu, di tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengulang ultimatumnya. Sekutu


memerintahkan agar TRI (Tentara Republik Indonesia) segera meninggalkan kota Bandung.
Mendengar ultimatum itu, pemerintah Indonesia di Jakarta kemudian menginstrusikan agar
TRI mengosongkan kota Bandung untuk keamanan rakyat.

Walau demikian, perintah ini berbeda dengan yang diberikan dari markas TRI di Yogyakarta.
Dari Yogyakarta, keluar instruksi agar terus bertahan di Bandung. Dalam masa ini, sekutu
juga membagi Bandung dalam dua sektor, yaitu Bandung Utara serta Bandung Selatan. Lalu,
sekutu meminta masyarakat Indonesia untuk meninggalkan Bandung Utara.

Kondisi di kota Bandung jadi semakin genting. Situasi kota ini jadi mencekam serta dipenuhi
orang -orang yang panik. Para pejuang juga bingung dalam mengikuti instruksi yang berbeda
dari pusat Jakarta serta Yogyakarta. Pada akhirnya, para pejuang Indonesia memutuskan
untuk melancarkan serangan besar-besaran pada sekutu di tanggal 24 Maret 1946.

Para pejuang Indonesia menyerang pos-pos sekutu. Mereka juga membakar semua isi kota
Bandung Utara. Setelah berhasil membumihanguskan kota Bandung Utara, barulah mereka
pergi mengundurkan diri dari Bandung Utara. Aksi ini dilakukan oleh 200.000 orang selama 7
jam.

Keadaan Bandung yang dipenuhi dengan kobaran api laksana lautan inilah yang membuat
peristiwa tersebut dijuluki dengan sebutan Bandung Lautan Api.
Arti penting bandung lautan api
Nilai-nilai moral yang dapat diambil dari peristiwa Bandung Lautan Api adalah semangat
perjuangan mempertahankan kemerdekaan walaupun harus mengorbankan hal yang lain
seperti rumah dan harta benda yang mereka sayangi. Sikap rela berkorban juga sangat
penting dalam peristiwa ini. Mereka bahkan sampai mempertaruhkan nyawa mereka demi
menggagalkan belanda untuk menguasai bandung. Sifat patriotik para Tentara Rakyat
Indonesia (TRI) dan keberanian mereka juga patut kita teladani, dan mereka yang paling
berkorban demi mencapai kemerdekaan Indonesia. Tanpa memperdulikan keluarga, nyawa,
harta, dll. Sifat kekokohan dan kebersamaan juga dapat dipetik dari peristiwa ini. Jika satu
orang egois dan hanya ingin semaunya, tidaklah akan merdeka Indonesia. Indonesia itu satu,
tidak dapat terpisahkan. Seperti apa yang tertulis di kaki burung garuda “Bhineka Tunggal
Ika”, berbeda-beda tapi tetap satu. Sifat patriotik mereka pun juga dapat kita teladani di
kehidupan sehari – hari contohnya dengan membela yang benar. Contoh lainnya adalah kita
harus bisa mengorbankan apa yang milik kita demi kepentingan bersama

Halo-Halo bandung
Halo-halo Bandung
Ibukota periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Share lyrics on Facebook

Anda mungkin juga menyukai