Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perang Medan Area yang terjadi di Kota Medan 15 Februari 1947, dinilai lebih
menggambarkan sikap kepahlawanan dari beberapa perang lainnya melawan kolonialisme
Belanda.Sekretaris Pusat Sudi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan,
Erond Damanik, mengatakan berdasarkan pengkajian yang dilakukan, maka perang Medan Area
tidak kalah penting jika dibanding dengan perang lainnya di Surabaya, 10 November 1945 yang
akhirnya memunculkan sebutan "Arek-Arek Suroboyo".
Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa
pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution  adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan
di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika ), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan
Sjahrir  di Jakarta , memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah
menerima ultimatum Inggris tersebut.Peristiwa yang terjadi di tanah Pasundan itu berawal dari
pertempuran antara para pemuda dan TKR melawan tentara Jepang pada bulan September dan
Oktober 1945. Pada tanggal 9 Oktober 1945, pertempuran yang terjadi antara rakyat Bandung
dan TKR melawan tentara Jepang dapat diselesaikan dengan damai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui peristiwa
pertempuran di bandung ?
2. Apa dampak dari mempertahankan kemerdekaan melalui peristiwa pertempuran di bandung ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menguraikan sejarah tentang peristiwa pertempuran di bandung.
2. Menjelaskan tentang damapak akibat peristiwa pertempuran di bandung.
3. Menjelaskan cara perjuangan Indonesia dalam mempertahan kemerdekaannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perjuangan Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Peristiwa


Pertempuran Di Bandung

Mengenal sejarah Indonesia, salah satunya ada peristiwa pertempuran dibandung atau lebih
dikenal Bandung Lautan Api. Peristiwa yang terjadi di tanah Pasundan itu berawal dari
pertempuran antara para pemuda dan TKR melawan tentara Jepang pada bulan September dan
Oktober 1945.Pada tanggal 9 Oktober 1945, pertempuran yang terjadi antara rakyat Bandung dan
TKR melawan tentara Jepang dapat diselesaikan dengan damai. Rakyat Bandung dan TKR
berhasil mendapatkan senjata dari pabrik senjata dan mesiu di Kiaracondong.Akan tetapi,
bersamaan dengan itu datanglah tentara sekutu memasuki Kota Bandung pada tanggal 21
Oktober 1945. Kedatangan pasukan sekutu itu membuat suasana Kota Bandung menjadi tegang.
Pertempuran-pertempuran kecil pun tak terhindarkan.
Ketika pasukan sekutu merasa terdesak, sekutu memberika ultimatum agar seluruh rakyat
Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945, pukul 12 untuk meninggalkan Bandung
Utara. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, rakyat Bandung tidak mematuhinya.Pada
tanggal 24 Maret 1946, sekutu mengeluarkan ultimatum lagi agar rakyat Bandung meninggalkan
Kota Bandung. Namun, lagi-lagi ultimatum itu tidak digubris. Akibatnya, pertempuran pun tak
dapat dihindarkan. Ribuan orang mulai meninggalkan Kota Bandung. Tentara Republik
Indonesia sengaja membakar gedung-gedung pemerintahan yang terdapat di Kota Bandung.
Maksudnya, agar sekutu tidak dapat menggunakannya lagi. Asap membumbung tinggi. Kota
Bandung menjadi lautan api.
Kota bandung dimasuki inggris pada bulan oktober 1945 sekutu meminta hasil lucutan
tentara jepang oleh TKR diserahkan kepada sekutu pada tanggal 21 november 1945 sekutu
mengultimatum agar kota bandungdikosongkan hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat
indonesia,Perintah ultimatum tsb diulang tanggal 23 maret 1946 . pemerintah RI di jakarta
memerintah supaya TRI mengosongkan bandung, tetapi pimpinan TRI di yogjakarta
menginstruksikan supaya bandung tidak dikosongkan akhirnya dengan barat hati TRI
mengosongkan kota bandung, sebelum keluarBandung pada tanggal 23 maret 1946 para pejuang
RI menyerang markas sekutu dan membumihanguskan bandung bagian selatan. Untuk
mengenang peristiwa tersebur ismail marzuki mengabadikan dalam sebuah lagu halo-halo
bandung
Pasukan Inggris  bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12
Oktober  1945 . Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka
menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi ,
diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan
mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan
bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 24 November  1945,
TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan
Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann  dan Hotel Preanger yang mereka gunakan
sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur
Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan
bersenjata.Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia  (TRI, TNI  kala itu)
meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi " bumihangus ". Para
pejuang pihak Republik Indonesia  tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu
dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung  diambil melalui
musyawarahMadjelis Persatoean Perdjoangan Priangan  (MP3) di hadapan semua kekuatan
perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 24 Maret  1946 [2] . Kolonel Abdoel Haris
Nasoetion  selaku Komandan Divisi III TRI  mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan
memerintahkan evakuasi Kota Bandung pada hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung
mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak
dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam
mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang
sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di
Desa Dayeuhkolot , sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi  besar milik
Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Muhammad Toha  dan Ramdan , dua anggota milisi BRI
(Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut.
Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit . Gudang besar itu
meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota
Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka
pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat
itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api
masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia  karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan
kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama
milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami
lagu Halo, Halo Bandung  yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan .
Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi
kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu,
menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api (Sule, 2015).

Perjuangan Indonesia dalam mempertahan kan kemerdekaan

Anda mungkin juga menyukai