Anda di halaman 1dari 16

Tugas

Sejarah
bandung lautan api
kelompok 2
Anggota Kelompok
Bima dzakki pratama
Rafly Akbar
Tomi Zulfikar
Fathiyah nur'adilah
Zhaila Gestiana Sari
Nadien Fatika Sari
Keysha Putri Fazila
Latar belakang
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di
Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan
mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut
agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di
tangan penduduk, kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat),
diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru
dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-
tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya,
bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) tidak dapat dihindari. Selain itu, Adapun
salah satu markas peninggalan persenjataan Jepang Di
bandung yang ingin di perebutkan juga oleh Inggris.
Bandung lautan api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran
besar yang terjadi di Bandung, provinsi Jawa Barat,
Indonesia pada 23 Maret 1946. Sekitar 200.000 penduduk
Bandung membakar kediaman mereka sendiri dalam peristiwa
tersebut, kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan
di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah tentara Sekutu yang dapat menggunakan kota
Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran dan Pembumi-
hangusan
Malam tanggal 21 November 1945, TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) dan badan-badan
perjuangan melancarkan serangan terhadap
kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara,
termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger
yang mereka gunakan sebagai markas Inggris.
Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan
ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar
Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk
Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.
Pertempuran dan Pembumi-
hangusan
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan
bagi TNI pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk
melakukan operasi "bumi hangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia
tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Keputusan untuk membumi-hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah
Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) di hadapan semua
kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946.
[3] Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI
mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota
Bandung.[4] Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir
panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota
berlangsung.
Pertempuran dan Pembumi-
hangusan
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud
agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas
strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi
di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang
sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar
terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana
terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam
pertempuran ini Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan, dua anggota
milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk
menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil
meledakkan gudang tersebut dengan dinamit.
Pertempuran dan Pembumi-
hangusan
Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama
kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan
kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di
dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka
pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan
yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu,
kurang lebih pukul 12 Malam, Bandung Selatan telah
kosong dari penduduk dan TRI. Namun, api masih
membubung membakar kota, sehingga Bandung pun
menjadi lautan api.
Penyebab bandung lautan api
Penyebab Bandung Lautan Api
Sebelum Bandung Lautan Api memuncak, pada 12 Oktober 1945, pasukan Inggris dari
Brigade MacDonald tiba di Bandung.
Mereka berniat menguasai Bandung untuk dijadikan markas strategis militer.
Mereka menuntut agar semua senjata api yang dirampas dari tentara Beladna
dikembalikan.
Selain itu, tawanan Belanda yang baru saja dibebaskan juga kembali berulah dan
melakukan tindakan yang mengganggu keamanan.
Akibatnya, terjadi bentrokan bersenjata antara pihak Inggris dan tentara Indonesia.
Tiga hari setelahnya, MacDonald memberi ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat,
agar wilayah Bandung Utara segera dikosongkan
Setelah ultimatum dikeluarkan, terjadi pertempuran sporadis di berbagai daerah.
Sementara itu, Sekutu yang mulai terdesak kembali mengeluarkan ultimatum kedua
agar pasukan Indonesia segera meninggalkan Bandung, paling lambat pada 24 Maret
1946 pukul 24.00.
Mendengar ultimatum tersebut, tentara Indonesia pun segera mengatur strategi.
Karena jumlah tentara pihak Indonesia lebih sedikit dibanding Sekutu, tentara
Indonesia memutuskan untuk merancang operasi "Bumi Hangus".
Akibat
Pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang
tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan
milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA
yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi
rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung.
Peristiwa ini menginspirasi Ismail Marzuki beserta para pejuang
Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu
Halo, Halo Bandung menjadi lebih patriotis dan membakar semangat
perjuangan. Beberapa tahun kemudian, lagu Halo, Halo Bandung menjadi
kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta
mereka yang telah menjadi lautan api.
Dampak
Kota Bandung mengalami kerusakan parah akibat
pembakaran tersebut. Banyak bangunan
bersejarah dan berharga yang hilang atau rusak
akibat api. Banyak pula penduduk Bandung yang
kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga,
atau nyawa mereka akibat peristiwa tersebut.
Akhir dari peristiwa bandung
lautan api
Pada tanggal 23 Maret 1946, sekutu menyampaikan ultimatum
kedua kepada Perdana Menteri Syahrir agar selambat-
lambatnya mulai pukul 24.00 pada 24 Maret 1946, pasukan
Indonesia harus sudah meninggalkan Bandung Selatan sejauh
10 sampai 11 kilometer dari pusat kota
Dengan alasan menyelamatkan Tentara Republik Indonesia
(TRI) dari kehancuran, Syahrir mendesak Nasution agar
memenuhi Ultimatum tersebut. Namun, Syahrir berpendapat
bahwa TRI belum mampu menandingi kekuatan pasukan Sekutu.
Akhir dari peristiwa bandung lautan api
Kemudian pada malam tanggal 24 Maret 1946 mulai
pukul 21.00 Bumi Bandung mulai dihanguskan dengan
meledakkan Gedung Bank Rakyat. Lalu disusul dengan
pembakaran tempat seperti Banceuy, Cicadas, Braga
dan Tegalega
Dengan berat hati dan demi terbebas dari penjajahan,
rakyat beserta pasukan bersenjata akhirnya
meninggalkan kota Bandung. Sejak peristiwa malam itu,
tanggal 24 Maret 1946 kemudian dikenal dengan
Bandung Lautan Api.
Dokumentasi
Situasi pertempuran bandung lautan api
Apakah ada
pertanyaan?
Semoga kami bisa menjawab
Terima
Kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai