Anda di halaman 1dari 10

NAMA : MADINA NADIYANA STEFANI

KELAS : 10 IPA 1
NO ABSEN : 17

Peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa


Barat, Indonesiapada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk
Bandung[1] membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di
daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan
tentara NICABelanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer
dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Latar belakang
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12
Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka
menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan
kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai
melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan
bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari.

Malam tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan


serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel
Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian,
MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara
dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat


itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para
pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu
dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui
musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan
perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946[2].

Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil


musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung Hari itu juga, rombongan
besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu
pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu
tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap
hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai
menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di
Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik
Tentara Sekutu.

Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan


Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut.
Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu
meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota
Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka,
maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung.
Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan
TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan
api.

Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat


dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak
sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah
peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar
Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih
menjadi bahan perdebatan.
Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api

Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu
mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di
Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-
gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang.

Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan
sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade
MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat
itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan
Jepang.

Hubungan pemerintah RI dengan sekutu juga sedang tegang. Di saat seperti


itu, pihak sekutu menuntut agar seluruh senjata api yang ada di tangan
masyarakat, kecuali TKR serta polisi, diserahkan pada pihak sekutu.

Tetapi, sekutu yang baru tiba ini meminta pihak Indonesia untuk
menyerahkan seluruh senjata hasil pelucutan Jepang ini. Hal ini ditegaskan
lewat ultimatum yang dikeluarkan pihak Sekutu. Isi ultimatum itu yaitu agar
senjata hasil pelucutan Jepang segera diserahkan pada Sekutu serta
masyarakat Indonesia segara mengosongkan kota Bandung paling lambat
tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat.

Ditambah lagi, orang- orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp
tawanan juga mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu
keamanan rakyat. Hal semacam ini juga semakin mendorong adanya
bentrokan bersenjata pada Inggris serta TKR (Tentara Keamanan Rakyat)
jadi tidak dapat dijauhi.

Saat malam tanggal 21 November 1945, TKR serta sebagian badan


perjuangan Indonesia melancarkan serangan pada kedudukan-kedudukan
Inggris di wilayah Bandung bagian utara. Hotel Homann serta Hotel Preanger
yang dipakai musuh sebagai markas juga tidak luput dari serangan.

Menanggapi serangan ini, tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan


ultimatum pada Gubernur Jawa Barat. Ultimatum ini berisi agar Bandung
Utara dikosongkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk juga dari pasukan
bersenjata.

Masyarakat Indonesia yang mendengar ultimatum ini tak menghiraukannya.


Karena itu, pecahlah pertempuran pada sekutu serta pejuang Bandung di
tanggal 6 Desember 1945.

Lalu, di tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengulang ultimatumnya.


Sekutu memerintahkan agar TRI (Tentara Republik Indonesia) segera
meninggalkan kota Bandung. Mendengar ultimatum itu, pemerintah
Indonesia di Jakarta kemudian menginstrusikan agar TRI mengosongkan
kota Bandung untuk keamanan rakyat.

Walau demikian, perintah ini berbeda dengan yang diberikan dari markas TRI
di Yogyakarta. Dari Yogyakarta, keluar instruksi agar terus bertahan di
Bandung. Dalam masa ini, sekutu juga membagi Bandung dalam dua sektor,
yaitu Bandung Utara serta Bandung Selatan. Lalu, sekutu meminta
masyarakat Indonesia untuk meninggalkan Bandung Utara.
Kondisi di kota Bandung jadi semakin genting. Situasi kota ini jadi
mencekam serta dipenuhi orang -orang yang panik. Para pejuang juga
bingung dalam mengikuti instruksi yang berbeda dari pusat Jakarta serta
Yogyakarta. Pada akhirnya, para pejuang Indonesia memutuskan untuk
melancarkan serangan besar-besaran pada sekutu di tanggal 24 Maret 1946.

Para pejuang Indonesia menyerang pos-pos sekutu. Mereka juga membakar


semua isi kota Bandung Utara. Setelah berhasil membumihanguskan kota
Bandung Utara, barulah mereka pergi mengundurkan diri dari Bandung
Utara. Aksi ini dilakukan oleh 200.000 orang selama 7 jam.

Keadaan Bandung yang dipenuhi dengan kobaran api laksana lautan inilah
yang membuat peristiwa tersebut dijuluki dengan sebutan Bandung Lautan
Api.

Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi
kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami
saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan
api.

ASAL ISTILAH

Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa


pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang
dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali
dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan
dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.

"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam
pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah,
disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia
berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut
lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, 1 Mei 1997
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26
Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan
pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di
sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang
memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis


berita dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun karena kurangnya
ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng
Laoetan Api".

TOKOH YANG TURUT TERLIBAT DALAM


PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
Setidaknya ada beberapa tokoh yang terlibat dalam peristiwa Halo-Halo Bandung tersebut,
diantaranya adalah sebagai berikut;

1.Presiden Sukarno

Jasa yang telah di lakukan oleh Presiden pertama kita ini yaitu Presiden Sukarno memang sudah
tidak perlu diragukan lagi. Fakta Sukarno ini merasa sangat prihatin oleh bangsa Asia Afrika yang
belum merdeka. hingga akhirnya presiden Sukarno membentuk sebuah perkumpulan atau
mengadakan sebuah Konferensi yang di sebut juga sebagai KAA Yaitu Konferensi Asia Afrika yang di
laksanakan di kota Bandung.
Dalam Konferensi yang di lakukan ini menghasilkan Dasa Sila Bandung. karena jasa yang di lakukan
oleh Presiden Sukarno maka negara Asia Afrika ini angsung banyak sekali yang merdeka. Bukan
hanya itu saja bangsa Asia Afrika saat itu menjadikan Kota Bandung sebagai ibukota dari bangsa Asia
Afrika itu sendiri. Hal ini dikarena adanya konferensi Asia Afrika tersebut hingga sampai saat ini bukti
dari keberhasilan Presiden Sukarno dalam KAA dapat di rasakan

2.Nurtanio Pringgoadisuryo

Nurtanio Pringgoadisuryo ini adalah seorang yang lahir pada tanggal 3 Desember 1923 di kota
Kandangan lebih tepatnya di Kalimantan Selatan. Nurtanio Pringgoadisuryo ini adalah seorang yang
dapat membuat pesawat pertama kali.

Pesawat pertama yang telah dibuat oleh Nurtanio Pringgoadisuryo ini adalah all
metal dan fighter yang berada di Indonesia yang telah diberinama dengan sikumbang di susul dengan
kunan- kunang dan juga Gelatikdan juga Nurtanio Pringgoadisuryo ini telah memproduksi
pesawatnya yang baru yang akan diberinama dengan sebuatan F-27 tersebut.

Nurtanio Pringgoadisuryo ini adalah seorang yang memiliki jasa tersendiri untuk negara kesatuan
republik Indonesia. Ada sebuah PT yang telah didirikan oleh Nurtanio Pringgoadisuryo ini yang di beri
nama dengan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau biasa disebut juga dengan IPTN yang
sekarang dapat kita sebut sebagai PT Dirgantara Indonesia.

Nama dari Nurtanio Pringgoadisuryo ini telah menjadi nama yang tidak asing lagi bagi kalangan
Indonesia terutama dari kalangan para pejuang Indonesia pada tahun 1970 sampai dengan 1990 an
tersebut.

Karena nama Nurtanio Pringgoadisuryo semakin hari semakin melambung tinggi , hal ini juga
berpengaruh terhadap nama PT yang telah di buat oleh Nurtanio Pringgoadisuryo yaitu PT. Industri
Pesawat Terbang Nurtanio atau biasa disebut juga dengan IPT .

3.Profesor C. P. Wolff Schoemaker

Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini merupakan seorang arsitek yang terkemuka dan
merupakan banyak karya yang telah di buatnya yang ada di Indonesia apalagi untuk Kota
Bandung sendiri. hasil karya dari Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini di jadikan sebagai
monument yang sangat unik dan bagus. selain itu monumen yang berisi karya Profesor C. P.

Wolff Schoemaker ini di jadikan sebagai sebuah ciri khas tersendiri untuk kota Bandung. dalam
hal ini ada beberapa karya yang telah di buat oleh Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini adalah
sebagai berikut: Villa Isola, Hotel Preanger, Gedung Merdeka, Peneropongan Bintang Bosscha,
Bioskop Majestik, selain itu masih banyak lagi peninggalan yang telah di buat dari hasil karya
Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini sensiri seperti, Landmark Building, Gedung Jaarbeurs,
Penjara Sukamiskin, Gereja Bethel, Katredal St. Petrus, Masjid Raya Cipaganti, hasil karya yang
telah di buat oleh Profesor C. P. Wolff Schoemaker memang sangat banyak.
Hal ini lah yang membuat Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini disebut juga sebagai arsitektur
yang handal. bukan hanya itu saja berkat karya dari Profesor C. P. Wolff Schoemaker ini
Indonesia terutama kota Bandung menjadi sebuah kota yang memeiliki daya tarik tersediri
sampai saat ini, banyak orang–orang yang ingin berkunjung di kota Bandung untuk sekedar
berlibur pada saat itu.

4.Mohammad Toha

Mohammad Toha adalah seorang tookoh bandung lautan api yang telah lahir pada tahun 1927
di Kota Bandung. Mohammad Toha adalah seorang tokoh komandan barisan untuk rakyat
Indonesia. Mohammad Toha ini mendapatkan sebuah kelompok milisi pejuang yang memang
aktif pada saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Mohammad Toha ini di sebut sebagai tokoh bandung lautan api pada tanggal 24 maret 1946.
kemudian toha juga meninggal pada saat peristiwa kebakaran yang telah menhancurkan gudang
tersebut.

Hal ini di lakukan oleh bangsa sekutu dan juga temannya tersebut yaitu Muhammad Ramadhan
setelah dinamit yang ada di gudang tersebut meledak, sehingga hal ini menyebabkan kerugian
yang sangat mendalam.

Hal ini lah yang membuat Mohammad Toha dan juga Ramadhan disebut sebagai daftar tokoh
pergerakan Nasional di Indonesia. karena mereka sangat lah aktif dalam membela kemerdekaan
Indonesia.
ANALISIS

1.KONSEP MANUSIA
 1. Kolonel Abdul Haris Nasution (Komandan Divisi III)

Abdul haris adalah komandan Divisi III, ia menyampaikan hasil musyawarah dan
memerintahkan agar masyarakat di kota Bandung harus segera dievakuasi.

 2. Muhammad Toha (anggota BRI)


Ia merupakan anggota militer Indonesia yang ditugaskan dalam misi
menghancurkan gudang senjata/amunisi milik tentara sekutu.

 3. Rukana Komandan Polisi Militer Bandung

 4. Atje Bastaman Tokoh yang membuat/menamakan dengan istilah


Bandung Lautan Api

 5. Sutan Syahrir Bersama Kolonel Abdul Haris Nasution, ia memutuskan


strategi perang

 6. Ismail Marzuki Tokoh pencipta lagu Halo-halo Bandung

2.KONSEP RUANG
 Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar
yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret
1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar
rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah
selatan Bandung
3.KONSEP WAKTU
 Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar
yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23
Maret 1946. 

Anda mungkin juga menyukai