Jenis penerapan budaya anti korupsi dalam kehidupan keluarga
1. Menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak sejak usia dini.
Penanaman kejujuran bukan berarti anak tidak boleh berbuat salah. Anak hanya diarahkan untuk selalu bersikap jujur dalam segala hal. Misalnya, saat anak berbuat salah dengan mengambil alat tulis temannya, maka tak perlu dimarahi. Orang tua hanya perlu memintanya untuk mengembalikan barang tersebut. Karena bukan haknya, orang tua juga mesti memberikan penjelasan dan pemahaman tentang dampak yang dapat ditimbulkan kemudian hari. Dari sinilah akan terbentuk persepsi bahwa jujur itu mudah dan tidak menakutkan. Ikatan antara orang tua dan anak menjadi sesuatu yang potensial untuk menanamkan nilai kejujuran berbasis keluarga. 2. Menjalin sikap keterbukaan antaranggota keluarga. Anak perlu diajak dialog dengan anggota keluarga lainnya, terutama tentang hal-hal yang menyangkut dirinya. Dengan perlibatan semacam ini antaranggota keluarga akan mampu menciptakan suasana yang harmonis dan hidup lebih mengutamakan kepada kepentingan orang banyak. 3. Menerapkan gaya hidup sederhana. Hal ini perlu diterapkan pada anak usia dini tentang bagaimana pentingnya hidup sederhana. Lingkungan keluarga harus berada di garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai kesederhanaan. Perlu menyadarkan kepada anak-anak bahwa perilaku korup disebabkan juga oleh gaya hidup mewah. Sebab, gaya hidup semacam ini jika tidak terpenuhi, maka akan melakukan berbagai cara seperti korupsi. Hidup sederhana dengan ketenteraman mesti selalu meliputi setiap langkah kehidupan, dari pada hidup bergelimangan harta tapi selalu diliputi oleh kecemasan.