Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS

MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR


FISIOLOGI SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI

Kelompok 12 :

Vania. P. A. M. Yosowardoyo 202223100


Veronika Adelia Triwidyasari 202223101
Vitalia Andrea Grace 202223102
Yuliana Lima 202223103
Yustina Maharani 202223104

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022
LAPORAN TUGAS MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK
DASAR
FISIOLOGI SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI

Laporan Tugas
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pengampu :
Bapak Paulus Subiyanto, M.Kep., Sp.KMB

Oleh : Kelompok 12
Vania. P. A. M. Yosowardoyo 202223100
Veronika Adelia Triwidyasari 202223101
Vitalia Andrea Grace 202223102
Yuliana Lima 202223103
Yustina Maharani 202223104

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmatnya sehingga (kami) penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Tugas mengenai “Fisiologi Sistem Rangka, Otot, dan Sendi” tepat pada waktunya.
Laporan tugas yang bersangkutan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari
Bapak Paulus Subiyanto, M.Kep., Sp.KMB. Semoga laporan tugas ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis berterima kasih kepada Bapak Paulus Subiyanto, M.Kep., Sp.KMB.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang penulis
tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan tugas ini, sehingga laporan tugas ini
dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak akan penulis terima dengan
senang hati untuk perbaikan dan evaluasi kedepannya.

Yogyakarta, 11 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................6
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................6
1.3 TUJUAN.................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................7
2.1 PENGERTIAN SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI................................7
2.1.1 SISTEM RANGKA.........................................................................................7
2.1.2 SISTEM OTOT...............................................................................................7
2.1.3 SISTEM SENDI...............................................................................................8
2.2 BAGIAN-BAGIAN DALAM SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI..........8
2.2.1 SISTEM RANGKA.........................................................................................8
2.2.2 SISTEM OTOT.............................................................................................10
2.2.3 SISTEM SENDI.............................................................................................10
2.3 CARA KERJA SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI...............................11
2.3.1 SISTEM RANGKA.......................................................................................11
2.3.2 SISTEM OTOT.............................................................................................12
2.3.3 SISTEM SENDI.............................................................................................12
2.4 PENYAKIT YANG MENYERANG SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI
.....................................................................................................................................13
2.4.1 SISTEM RANGKA.......................................................................................13
2.4.2 SISTEM OTOT.............................................................................................14
2.4.3 SISTEM SENDI.............................................................................................15
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
3. 1 KESIMPULAN....................................................................................................15
3. 2 SARAN.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kerangka adalah suatu sistem yang fungsinya menyimpan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh lunak
dan menopang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, korset
bahu, tulang panggul, tulang tubuh bagian atas dan bawah. Sebanyak 206 tulang
membentuk kerangka manusia dewasa.
Tulang adalah kerangka tubuh yang memungkinkan tubuh untuk berdiri
tegak, tempat otot melekat untuk melewati pembuluh darah, untuk sumsum
tulang dan saraf yang melindungi jaringan lunak, dan tulang adalah organ yang
dibutuhkan orang untuk mengangkat dan mengambil hal-hal yang berat.
Sendi adalah bagian yang menghubungkan tulang-tulang dan
memungkinkan untuk bergerak. Sendi terdiri dari jaringan ikat dan tulang rawan
dan dilumasi dengan baik untuk memungkinkan tulang bergerak dengan benar.
Otot adalah jaringan yang terdiri dari sekelompok sel yang berfungsi
sebagai alat gerak. Jaringan otot membentuk sekitar 40% dari berat badan. Otot
melakukan semua gerakan tubuh. Otot memiliki sel-sel panjang dan tipis yang
mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa) menjadi
gerakan dan panas. Ada lebih dari 600 otot dalam tubuh manusia. Sebagian besar
otot-otot ini melekat pada tulang kerangka oleh tendon dan sebagian kecil
melekat di bawah permukaan kulit. Otot terdiri dari otot tendon dan ligament.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari sistem rangka, otot, dan sendi pada manusia ?
2. Apa saja bagian-bagian pada sistem rangka, otot, dan sendi pada manusia ?
3. Bagaimana cara kerja sistem pada rangka, otot, dan sendi ?
4. Apa saja penyakit pada manusia yang menyerang pada sistem rangka, otot,
dan sendi ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian sistem rangka, otot, dan sendi
2. Mengetahui bagian-bagian pada sistem rangka, otot, dan sendi
3. Mengetahui cara kerja pada sistem rangka, otot, dan sendi
4. Mengetahui penyakit pada manusia yang menyerang pada sistem rangka,
otot, dan sendi

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI


2.1.1 SISTEM RANGKA
Kerangka tulang merupakan bagian terkeras dan terkuat pada tubuh manusia
karena terdiri dari berbagai mavam mineral seperti kalsium , kerangka tersebut
juga dapat menjadi tempat melekatnya tulang, dan juga untuk melindungi organ
tubuh seperti jantung dan paru paru. Tulang juga memiliki jaringan yang terdiri
atas beberapa bagian jaringan tersebut , seperti jaringan osseus, cartilago, jaringan
penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan saraf yang tersusun jadi satu. Tulang
dapat diklasifikasikan menjadi tulang panjang, tulang pendek, iregular, pipih dan
juga sesamoid. Tulang panjang ini meliputi femur, tibia, dan fibula lalu pada
tulang pendek, iregular, pipih, dan sesamoid tidak memiliki batang atau
ekstremitas dan mempunyai berbagai ukuran, seperti pada tulang pendek (karpal),
iregular (vertebra), tulang pipih( sternum dan sebagaian tulang tengkorak), tulang
sesamoid ( Patela). Fungsi dari kerangka manusia ini yaitu sebagai pemberi
bentuk, menopang tubuh manusia, sebagai alat gerak pasif, tempat melekatnya
otot seperti pada tulang kering. (Erlansyah, 2020)
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang
rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang
pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem
rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk
dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara
semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu
karena tulang. The 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-
tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi
paling murni di dalam tubuh.

2.1.2 SISTEM OTOT


Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau
penting bagi organisme. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan
rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan
memendekkan dirinya kearah tertentu.

2.1.3 SISTEM SENDI


Sendi adalah tempat dimana dua tulang atau lebih membentuk persendian.
Sendi memungkinkan fleksibilitas dan gerakan rangka serta memfasilitasi
pelekatan di antara tulang.

2.2 BAGIAN-BAGIAN DALAM SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI


2.2.1 SISTEM RANGKA
Rangka terbentuk dari rangkaian tulang-tulang dan komponen lain seperti
tulang rawan ligament, dan tendon. Dan tulang merupakan alat gerak pasif yang
menyusun sistem gerak pada manusia. Selain tempat untuk melekatnya otot,
rangka juga berfungsi untuk melindungi organ dalam. Rangka juga membentuk
sistem gerak yang memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu, rangka tersusun dari banyak tulang dan masing-masing memiliki
fungsi yang beragam. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh kita terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial
meliputi 80 tulang, sedangkan rangka apendikular terdiri dari 126 tulang. Jadi,
total tulang yang ada di tubuh manusia ada 206 tulang.
2.2.1.1 RANGKA AKSIAL
Rangka aksial adalah rangka yang berupa sumbu Y pada tubuh, yang
berfungsi untuk melindungi organ dan memelihara postur tubuh. Ada beberapa
struktur tulang yang membentuk rangka aksial. Total tulang aksial ada 80 tulang.
2.2.1.1.1 SKULL / TULANG TENGKORAK / CRANIUM
Kranium dibentuk oleh sejumlah tulang pipih dan ireguler yang memberikan
perlindungan bagi otak. Tulang cranium terdiri atas : 1 tulang frontal, 2 tulang
parietal, 2 tulang temporal, 1 tulang oksipital, 1 tulang sfenoid, dan 1 tulang
etmoid.
2.2.1.1.2 FACE / TULANG WAJAH
Tulang fasial atau tulang pembentuk wajah. Kerangka wajah dibentuk oleh
13 tulang, selain tulang frontal. DItunjukkan hubungan antara tulang : 2 tulang
zigomatik(tulang pipi), 1 maksila (awalnya 2), 2 tulang hidung (nasal), 2 tulang
lakrimal, 2 tulang palatin, 2 konka inferior, dan 1 mandibula.
2.2.1.1.3 TULANG HYOID
Tulang hyoid adalah tulang berbentuk mirip tapal kuda yang terletak di
sekitar leher antara dagu dan kartilage thyroid. Tulang ini unik karena menjadi
satu-satunya tulang di tubuh manusia yang tidak terhubung langsung ke tulang
lainnya.
2.2.1.1.4 AUDITORY OSSICLES / TULANG PENDENGARAN
Tulang pendengaran terdapat pada rongga udara di belakang
gendang telinga, yang meliputi, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus,
landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Jadi total tulang pendengaran ada
6.
2.2.1.1.5 VERTEBRAL COLUMN / KOLOM VERTEBRA
Terdapat 26 tulang di kolum vertebra. Sebanyak 24 vertebra memanjang
dari tulang oksipital kebawah, kemudian terdapat sakrum, yang dibentuk 5 tulang
yang paling terakhir koksigis.
2.2.1.1.6 THORAX / STERNUM
Tulang dada atau disebut dengan sternum adalah tulah pipih panjang dengan
bentuk seperti dasi yang ada pada bagian tengah dada. Tulang dada dan tulang
rusuk saling terhubung karena tulang rawan. Tulang dada ini dibagi menjadi 3
area yakni manubrium, tubuh dan juga proses xifoideus.
2.2.1.1.7 RIBS / TULANG IGA
Tulang iga manusia terdiri atas 12 pasang, yang terdiri dari 7 pasang tulang
iga sejati, 3 pasang tulang iga palsu, dan 2 pasang tulang iga melayang. Jadi, total
tulang iga pada umumnya ada 24.
2.2.1.2 RANGKA APENDIKULAR
Rangka apendikular dari kata appendage yaitu sesuatu yang ditambahkan ke
hal lain yang lebih utama. Rangka apendikular menempel pada rangka aksial
tubuh. Total tulang apendikular ada 126 tulang.
2.2.1.2.1 PECTORAL SHOULDER KLAVIKULA
Klavikula atau lebih dikenal dengan sebutan tulang selangka,
adalah tulang panjang yang membentang antara tulang belikat
dan tulang dada. Tulang ini terletak di bagian atas dada, antara leher dan bahu.
Fungsinya adalah menjaga tulang belikat tetap pada posisinya. Jumlah tulang
klavikula ada 2.
2.2.1.2.2 SCAPULA / SKAPULA
Tulang belikat atau scapula (shoulder blade) adalah termasuk jenis
tulang pipih. Bentuk tulang belikat seperti segitiga dan letaknya di tubuh bagian
belakang atas (posterior). Total tulang scapula ada 2.
2.2.1.2.3 UPPER LIMBS
Tulang lengan atau alat gerak atas terdiri dari beberapa tulang, : 2 tulang
humerus, 2 tulang radius, 2 tulang ulna, 16 tulang karpal, 10 tulang metakarpal,
dan 28 tulang falang. Jumlah total tulang yang ada di lengan adalah 60.
2.2.1.2.4 PELVIC GRIDLE / TULANG PEMEBENTUK PELVIS
Tulang panggul terdiri dari tiga tulang, yaitu tulang pinggul, sakrum,
dan tulang ekor (coccyx).
2.2.1.2.5 LOWER LIMBS
Tulang-tulang yang membentuk kaki mannusia terdiri dari : 2 tulang femur,
2 tulang patella, 2 tulang tibia, 2 tulang fibula, 14 tulang tarsal, 10 tulang
metatarsal, 28 tulang falang.

2.2.2 SISTEM OTOT


Manusia dapat bergerak dengan bantuan alat gerak, yaitu tulang dan
otot. Tulang merupakan alat gerak pasif, sedangkan otot merupakan alat gerak
aktif. Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot manusia dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. 
2.2.2.1 OTOT RANGKA / OTOT LURIK
Otot rangka atau otot lurik merupakan massa yang besar menyusun jaringan
otot somatic. Otot rangka melekat pada tulang dan berperan sebagai sistem
perototan yaitu menggerakan tubuh. Gambaran garis lintang itu sangat jelas, tidak
berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari saraf, tidak ada hubungan anatomic
dan fungsional sel-selnya dan secara umum di kendalikan oleh kehendak
(volunter). Otot dalam arti yang sama dengan neuron merupakan balok penyusun
sistem saraf. Bagian luar dari otot ini dilapisi jaringan ikat yang disebut
epimisium. Otot terdiri dari gugusan kecil di sebut fasikulus. Pada fasikulus di
lapisi oleh jaringan ikat disebut ferimisium dan dibentuk oleh kumpulan serabut
otot (muscle fiber) yang jumlahnya dapat mencapai ratusan. Setiap serat di
lengkapi dengan jaringan ikat yang di sebut endomisium.
2.2.2.2 OTOT JANTUNG
Otot jantung juga berpola garis lintang, tetapi membentuk sinsitum
fungsional, dapat berkontraksi ritmis walaupun tanpa persarafan eksternal, karena
adanya sel-sel picu di miokardium yang dapat mencetuskan implus spontan.
2.2.2.3 OTOT POLOS
Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang dan di temukan
hampir di semua bagian organ tubuh yang berada di dalam yang berongga,
membentuk sinsitum fungsional dan memiliki sel- sel picu yang melepaskan
implus tidak teratur.

2.2.3 SISTEM SENDI


Merupakan sendi mati yang tidak dapat bergerak, yang letak tulang-tulang
tersebut berdekatan, karena susunan sendi tersebut menybabkan tidak dapat
bergerak, sepeti sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2.2.3.1 SENDI FIBROSA / SENDI MATI
Sendi terbentuk oleh bantalan fibro-kartilgo dan ligament. Merupakan jaringan
keras tepi fleksibel yang memiliki jenis utama jaringan ikat didalam tubuh. Sendi
ini dihubungkkan rawan sehingga membuat sedikit gerak akibat elasisitas tulang
rawan, seperti tulang rusuk dan tulang dada
2.2.3.2 SENDI SINOVIAL
Sendi ini dapat ditandai dengan adanya kapsul dan ruang diantara tulang
yang membentuk persendian. Sendi ini merupakan sendi yang dpaat di gerakan
bebas tulang sendi sinovial juga disabungkan oleh beberapa ligamen dan gerakan
yang bisa dihasilkan pada sinvial meski terbatas, misalhnya seperti sendi sendi
metakaral
2.2.3.2.1 JENIS-JENIS SENDI SINOVIAL
a. Sendi engsel, sendi yang hanya di gerakkan satu arah karena pada
permukaan konkaf pada kedua tulang seperti pada siku dan lutut
b. Sendi spherodial terjadi dari sebuah tulang yang masuk ke rongga
berbrntuk cangkir ditulang lain seperti pada sendi pinggul dan bahu
c. Sendi kondiloid merupakan sendi tan memiliki gerakan kedua arah pada
sudu kanan setiap tulang , contohnya pada sendi antar tulang radius dan
tulang karpal
d. Sendi peluru, sendi yang dapat diarahkan kesemua arah ( sendi pada
bahu, pangkal paha)
e. Sendi pelana, sendi yang dapat digerakkan kedua arah ( telapak tangan
atau pagkal ibu jari)
f. Sendi putar, sendi yang memungkinkan unruk berotasi ( gerakan kepala
berotasi)
g. Sendi kondiloid, gerakannya meliputi fleksi, ekstensi,aduksi ( kondil
tulang oksipital)
h. Sendi selongsor, permukaan gepeng atau sangat melengkung ( tulang
tarsal dikaki)
(Zahroni & Mahariani, 2021)(Buku & Terpadu, 2021)

2.3 CARA KERJA SISTEM RANGKA, OTOT, DAN SENDI


2.3.1 SISTEM RANGKA
Tidak seperti organ lainnya di dalam tubuh, komposisi tulang kuat dan
padat. Tulang juga berfungsi dalam memproduksi sel-sel darah, serta memiliki
saraf dan pembuluh getah bening sendiri. Fungsi sistem rangka manusia adalah
sebagai berikut:
a. Menopang dan memberi bentuk tubuh: Tulang memberikan bentuk tubuh
seperti bentuk rahang dan tinggi badan.
b. Sebagai alat gerak: Tulang bersama-sama dengan ototdan sendi
mendukung pergerakan tubuh, sehingga manusia dapat menjalani aktivitas
sehari-hari, seperti berjalan, menulis, dan makan.
c. Memproduksi sel darah: Sumsum tulang merupakan bagian tulang yang
berfungsi menghasilkan sel darah. . Selain menghasilkan sel darah,
sumsum tulang juga membantu menghancurkan sel-sel darah yang sudah
tua.
d. Menyimpan mineral: Sistem rangka manusia menyimpan dua mineral
penting, yakni kalsium dan fosfor. Namun jika cadangan kalsium dan
fosfor sudah menipis karena terlalu sering diambil, tulang akan menjadi
keropos sehingga rentan mengalami patah tulang.  

2.3.2 SISTEM OTOT


2.3.2.1 OTOT RANGKA / OTOT LURIK
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut
dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh
rangsangan saraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar,
karena itu disebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut
otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot
lurik terhadap perangsang cepattapi tidak tahan kelelahan.
2.3.2.2 OTOT JANTUNG
Mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
2.3.2.3 OTOT POLOS
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot
menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang,
maka reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh
karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar
kesadaran kita.

2.3.3 SISTEM SENDI


a. Fleksi yaitu gerakan membengkok yang mengurangi sudut persendian 12
pada bidang anterior - posterior.
Contoh membengkokan siku,lutut dan kepala.
b. Ekstensi, yaitu gerakan lurus (kebalikan fleksi) yang meningkatkan sudut
persendian.
Contoh : pelurusan pada siku atau lutut dari posisi fleksi.
c. Abduksi, yaitu gerakan pada sebagian tubuh dari aksis tubuh, dari bidang
midsagital atau pada arah lateral.
d. Adduksi, yaitu gerakan sebagian tubuh kearah aksis utama tubuh
(kebalikan abduksi)
Contoh : dalam posisi anatomis, lengan dan kaki adduksi terhadap bidang
lengan tubuh.
e. Rotasi, yaitu gerakan pada tulang mengitari aksisnya sendiri. Rotasi ada 2,
internal dan eksternal. Rotasi internal adalah memutar bagian tubuh
kedalam terhadap aksis utama tubuh, sedangkan rotasi eksternal adalah
memutar bagian tubuh keluar aksis utama.
f. Sirkumduksi, yaitu gerakan sirkuler, gerakan seperti kerucut dari bagian
tubuh. Bagian distal ekstremitas dengan jelas membentuk gerakan
pertemuan proksimal dengan sumbu.
Contoh : persendian bahu, pergelangan tangan, batang tubuh, pinggul dan
pergelangan kaki.
g. Inversi, yaitu gerakan telapak kaki kedalam atau secara medial.
h. Eversi, yaitu gerakan dari telapak kaki keluar atau secara lateral
i. Pronasi, yaitu gerakan rotasi lengan dari lengan bawah dimana palmar
tangan dibalik secara posterior.
j. Supinasi, yaitu gerakan rotasi dari lengan bawah dimana palmar tangan
dibalik secara anterior.
2.4 PENYAKIT YANG MENYERANG SISTEM RANGKA, OTOT, DAN
SENDI
2.4.1 SISTEM RANGKA
2.4.1.1 OSTEOPOROSIS
Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit tulang ditandai
penurunan massa dan densitas tulang di sertai kelainan bangunan tulang normal.
Risiko terjadinya fraktur akan meningkat karena berkurangnya kekuatan tulang.
Penderita osteoporosis paling banyak memiliki fraktur. Penderita osteoporosis
dengan adanya riwayat fratur paling banyak pada kelompok usia 50-59 tahun.
2.4.1.2 PATAH TULANG
Fraktur akut biasanya disebabkan oleh trauma, meskipun kondisi tersebut
juga dapat dikaitkan dengan kanker tulang. Patah tulang juga tergantung usia
orang yang mengalaminya. Misalnya, anak-anak lebih berisiko mengalami patah
tulang pergelangan tangan ketika jatuh saat berolahraga atau bermain. Namun,
patah tulang yang dialami anak-anak lebih cepat sembuh, karena tulang mereka
lebih fleksibel dan kuat.
Sedangkan orang dewasa yang lebih tua, rentan mengalami jatuh dan cedera
pinggul karena masalah keseimbangan. Oleh karena tulang mereka lebih rapuh,
orangtua juga lebih berisiko mengalami patah tulang pinggul.
2.4.1.2 PENYAKIT TULANG METABOLIK
Osteoporosis sebenarnya termasuk salah satu dari beberapa kelainan pada
tulang metabolik. Penyakit ini adalah gangguan kekuatan tulang yang disebabkan
oleh kekurangan mineral atau vitamin (seperti vitamin D, kalsium, atau fosfor)
yang mengakibatkan massa atau struktur tulang yang tidak normal.
Jenis penyakit tulang metabolik, antara lain osteomalasia (pelunakan
tulang), hiperparatiroidisme (rendahnya kalsium tulang akibat kelenjar yang
terlalu aktif), penyakit Paget tulang dan gangguan perkembangan tulang yang
memengaruhi anak-anak.

2.4.2 SISTEM OTOT


Aktifitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan otot bekerja secara lebih
yang membuat otot menjadi lebih dipaksa, cedera yang membuat otot terkilir dan
ketegangan, yang membuat rasa tidak nyaman pada otot seperti nyeri dan kejang.
Nyeri otot biasanya terjadi pada daerah betis, yang menyebabkan nyeri lokal atau
nyeri radikular(Septian & Merijanti, 2018).
Nyeri tumit juga disebabkan oleh tumbukan terus menerus pada kaki, hal
tersebut dapat mengakibatkan kaki penderita pincang, bengkak, dan sakit jika
disentuh. Cidera yang sering terjadi seperti kelelahan , keram otot, ketegangan,
dan pegal yang membuat terasa nyeri(Subhan & Graha, 2019) Dan penyakit otot
yang menyerang jantung disebut Penyakit jantung koroner (PJK) hal tersebut
terjadi karena berkurangnya suplai oksigen ke otot-otot jantung karena adanya
penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah koroner yang biasa di sebut
aterosklerosis arteri koronaria. (Naufalza, 2021)

2.4.3 SISTEM SENDI


2.4.3.1 RHEUMATOID ARTHRITIS
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
adanya inflamasi sistemik kronik dan progresif, yang sendi merupakan target
utama dari penyakit ini. Banyak orang tidak peduli akan penyakit rheumatoid
arthritis dan menganggap penyakit ini sebagai radang sendi biasa, sehingga
mereka terlambat melakukan pengobatan. Rheumatoid arthritis tidak boleh di
abaikan karena termasuk kategori penyakit. Peradangan ini menyebabkan nyeri
sendi, kekakuan, dan pembengkakan yang menyebabkan hilangnya fungsi sendi
karena kerusakan tulang yang berujung pada kecacatan progresif. Dalam waktu
dua hingga lima tahun, jari penderita bisa bengkok-bengkok. Penyakit ini bisa
menyerang organ tubuh lainnya di antaranya jantung, mata, dan paru-paru. Bukan
hanya penyakit persendian, tetapi bisa menurunkan fungsi organ tubuh lainnya
sehngga dalam waktu sepuluh tahun, pasien harus di bantu orang lain dalam
aktivitas sehari-hari.
2.4.3.2 OSTEOARTHRITIS
Osteoarthritis merupakan penyakit dengan gejala nyeri dan kaku pada
persendian yang menyebabkan penderita mengalami gangguan pada alat gerak
yang mengakibatkan masalah angguan mobilitas fisik. Osteoarthritis terjadi akibat
ketidak rataan tulang rawan sendi dengan di susul ulserasi dan hilangnya tulang
rawan sendi sehingga terbentuknya kista subkodral, osteofit di tepi tulang dan
respons radang dalam membran synovial. Penebalan membrane synovial,
regangnya ligament, serta pembengkakan sendi dan kapsul sendi, menyebabkan
ketidakstabilan. Otot yang ada di sekitar sendi menjadi tidak berdaya karena emisi
synovial dan mengabaikan pembusukan di satu sisi dan kecocokan otot di sisi lain
dan disuse atropi sisi dan kecocokan otot di sisi lain.

BAB III

PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Dengan diketahuinya fisiologi sistem rangka, otot, dan sendi, dapat diambil
kesimpulan bahwa system ini sangat diperlukan bagi tubuh manusia, karena
system ini memberi bentuk tubuh, menegakkan tubuh, melindungi organ tubuh
yang penting, membantu menghubungkan tulang, dan membantu tubuh untuk
bergerak. Setelah dikupas menggunakan ilmu fisiologi , system rangka, otot, dan
sendi memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup seseorang.
3. 2 SARAN
Saran yang bisa penulis sampaikan, adalah untuk memahami system rangka,
otot, dan sendi yang akan dipelajari semakin mendalam melalui ilmu fisiologi.
Serung mencari referensi yang tepat dengan banyak membaca. Selain dapat
memahami system rangka, otot, dan sendi, kita dapat menerapkan gaya hidup
sehat, agar terhindar dari berbagai penyakit-penyakit sehingga tetap sehat dan
dapat melaksanakan fungsinya dengan semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Erlansyah, D. (2020). Interactive Learningkerangka Tubuh Manusia Berserta


Fungsinya Berbasis Multimedia Interaktif. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 6(1), 11.
http://poltekanika.ac.id/journal/index.php/inf/article/view/133/121

Francisco, A. R. L. (2013). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),


1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004. (2013).
Anatomi dan Fisiologi Otot Rangka. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Irawan, A. B. (2013). Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia.
Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika Dan Komputer FTI UNSA, 7–
13.

Manusia, A. O. (2015). Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan. File UPI Edu,
1, 38–48.

Mustiadi, I. (2017). Klasifikasi sinyal EMG berbasis jaringan syaraf tiruan dan
discrete wavelet transform. Teknoin, 23(3), 223–240.
https://doi.org/10.20885/teknoin.vol23.iss3.art4

Naufalza, A. (2021). Manfaat Daun Sirih pada Pencegahan penyakit Jantung


Koroner. Journal of Hoslistic and Tradisional Medicine, 02(02), 595–599.

Nugroho, G. (2004). SISTEM OTOT PADA MANUSIA. Staff Unila, 1, 1–13.

Septian, Y., & Merijanti, L. T. (2018). Pemakaian sepatu hak tinggi berhubungan
dengan nyeri otot betis pada pramuniaga. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan,
1(2), 158–163. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2018.v1.158-163

Subhan, A., & Graha, S. (2019). Terhadap Nyeri Tumit Dan Nyeri Otot Tibialis
Pada Atlet Futsal Sma Negeri 1 Ciamis. Medikora, XVIII(2), 56–63.

Wangko, S. (2014). JARINGAN OTOT RANGKA Sistem membran dan struktur


halus unit kontraktil. Jurnal Biomedik (Jbm), 6(3).
https://doi.org/10.35790/jbm.6.3.2014.6330

Zahroni, M. F., & Mahariani, Y. R. (2021). Pengembangan ar (augmented reality)


sebagai media pembelajaran kelas v pada sd negeri 1 jepun tentang
pengenalan jenis jenis sendi pada tubuh manusia. Jurnal of Education and
Information Communication Tecnologi, 5(1), 47–57.

Anda mungkin juga menyukai