DOSEN PENGAMPU
Neni Murniati, M. Pd
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS BENGKULU
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
mencurahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Biologi Dasar, yang berjudul : “Sistem Organ pada Manusia”
i
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................2
3. Tujuan Pembahasan......................................................................2
4. Manfaat Pembahasan....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
1. Sistem Pencernaan.......................................................................3
1.1 Pengertian pencernaan...........................................................3
1.2 Fungsi sistem pencernaan......................................................3
1.3 Proses pada organ utama sistem pencernaan.........................4
1.4 Penyakit pada sistem pencernaan..........................................6
2. Sistem Ekskresi............................................................................7
2.1 Pengertian sistem ekskresi.....................................................7
2.2. Organ pada sistem ekskresi...................................................7
3. Sistem Peredaran Darah.............................................................12
3.1 Pengertian peredaran darah..................................................12
3.2 Komponen sistem peredaran darah......................................12
3.3 Mekanisme peredaran darah................................................14
4. Sistem Saraf...............................................................................14
4.1 Pengertian sistem saraf........................................................14
4.2 Sel saraf................................................................................15
4.3 Macam-macam sel neuron...................................................16
4.4 Macam-macam gerak...........................................................17
ii
5. Sistem Rangka...........................................................................17
5.1 Pengertian rangka...............................................................17
5.2 Jenis-jenis sistem rangka....................................................18
5.3 Sendi...................................................................................19
5.4 Bagian-bagian rangka.........................................................20
5.5 Penyakit yang merusak rangka...........................................20
6. Sistem Otot................................................................................21
6.1 Pengertian otot.....................................................................21
6.2 Klasifikasi otot.....................................................................21
6.3 Kontraksi otot......................................................................22
7. Sistem kelenjar...........................................................................23
7.1 Pengertian sistem endokrin..................................................24
7.2 macam-macam kelenjar.......................................................24
8. Sistem Pernapasan.....................................................................30
8.1 Pengertian sistem pernapasan..............................................30
8.2 Saluran pernapasan..............................................................32
8.3 mekanisme pernapasan........................................................37
8.4 Fungsi sistem pernapasan....................................................37
8.5 Masalah pada sistem pernapasan.........................................37
9. Sistem Reproduksi.....................................................................38
9.1 Alat reproduksi pria.............................................................38
9.2 Alat reproduksi wanita.........................................................41
1. Kesimpulan...............................................................................44
2. Saran.........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tuhan yang Maha Esa telah menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya
yang paling sempurna di muka bumi. Tubuh manusia merupakan struktural yang
tersusun atas organ-organ sebagai pembangun bentuk tubuh manusia tersebut.
Dari kompleksitas tubuh manusia banyak terdapat misteri mengenai kegunaannya.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang
sehingga dapat memecahkan misteri tersebut satu per satu. Saat ini, ilmu yang
mempelajari mengenai struktur tubuh manusia pun banyak terjadi perkembangan
dan percabangan ilmu sehingga membagi tubuh dalam beberapa unit yang
sistematis untuk mempermudah manusia tersebut memahami keadaan dalam
dirinya sendiri.
Dalam tubuh manusia sendiri tersusun atas kumpulan molekul sebagai
pembentuk sifat dari suatu zat yang kemudian membentuk organel. Kemudian
dari organel akan membentuk sel yang bekerja sama untuk membentuk sebuah
jaringan. Sekumpulan jaringan yang memiliki fungsi tertentu akan membentuk
organ yang kemudian sekumpulan organ tersebut dapat membentuk sistem organ
hingga membentuk organisme sebagai individu yang teridentifikasi.
Dari banyaknya penyusun di dalam tubuh manusia terdapat sistem organ
yang membantu menjalankan tugas-tugas organ yang ada di dalam tubuh manusia.
Sistem organ yang ada di dalam tubuh manusia antara lain sistem pernapasan,
sistem ekskresi, sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem rangka, sistem otot,
sistem kelenjar, sistem pernapasan, dan sistem reproduksi. Keseluruhan sistem
organ tersebutlah yang memiliki tugas untuk saling bekerja sama dalam
membentuk individu baru.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering merasakan ada hal yang
sedikit menggangu pada tubuhnya. Beberapa individu ada yang merasakan sakit
pada bagian tertentu pada tubuh mereka. Sehingga pemahaman mengenai keadaan
tubuh sangat penting untuk kesehatan individu itu sendiri. Maka dari itu, kami
akan menjelaskan sedikit mengenai sistem organ yang berfungsi pada tubuh
1
manusia yang mana diharapkan mampu memberi manfaat bagi berbagai pihak
dalam memahami sistem organ pada tubuh manusia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa peran sistem organ terhadap kinerja tubuh manusia dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari?
2. Bagaimana sistem organ bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas
organ yang ada dalam tubuh manusia?
3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembahasan ini yaitu :
1. Mengetahui peran dari sistem organ terhadap kinerja tubuh manusia
dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
2. Mengetahui cara sistem organ bekerja sama dalam menjalankan
tugas-tugas organ yang ada dalam tubuh manusia.
4. Manfaat Pembahasan
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam mempelajari
dan mendalami ilmu mengenai sistem organ yang memiliki peranan
penting bagi tubuh manusia.
2. Bagi pembaca
Diharapkan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan mengenai
pentingnya untuk memahami sistem organ pada tubuh manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Pencernaan
1.1 Pengertian sistem pencernaan
Pencernaan adalah pemecahan makanan menjadi bentuk yang lebih
sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh untuk dijadikan sebagai
bahan baku dalam membangun energi tubuh kita yang dilakukan secara
mekanik dan juga kimiawi. Saluran pencernaan tubuh kita dimulai dari
mulut hingga ke anus. Organ pencernaan sendiri terdiri dari mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan lubang anus. Dan
terdapat organ pelengkap dalam saluran pencernaan yaitu gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas.
3
- Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang sudah tidak
dapat dicerna lagi oleh tubuh dan juga bakteri yang akan dikeluarkan
dari saluran pencernaan dalam bentuk feses.
1.3.1 Mulut
Mulut merupakan awal dari proses pencernaan. Di dalam mulut,
makanan akan dipotong dan digiling oleh gigi secara mekanik agar
makanan dapat menjadi potongan-potongan yang lebih kecil agar lebih
mudah untuk dicerna. Di dalam mulut, makanan akan tercampur dengan
air liur yang kemudian akan memecah makanan dari molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dan digunakan
oleh tubuh. Kelenjar saliva yang terdapat dalam mulut bertugas
melarutkan makanan secara kimiawi untuk pengecapan rasa. Dan, saliva
juga membantu melembabkan dan melumasi makanan agar lebih mudah
untuk ditelan. Saat menelan makanan, lidah bertugas untuk mendorong
makanan melewati faring lalu ke kerongkongan.
4
1.3.2 Kerongkongan
Setelah melewati mulut, makanan melewati saluran tenggorokan
menuju kerongkongan. Pada proses ini katup epiglotis pada tenggorokan
akan menutup sehingga mencegah masuknya makanan ke saluran
pernapasan yang dapat membuat tersedak. Kemudian dengan adanya
kontraksi atau gerakan peristaltik mengantarkan makanan menuju ke perut.
1.3.3 Lambung
Makanan kemudian masuk ke dalam lambung yang terletak pada
bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Lambung akan
menyimpan makanan selama proses pencampuran dan penggilingan
makanan menjadi bubur dengan bantuan enzim di dalam lambung.
5
dan kolon sigmoid, yang terhubung ke bagian rektum. Usus besar akan
bertugas dalam memproses zat sisa atau limbah dari hasil proses
pencernaan. Limbah tersebut melewati usus besar diawal dalam keadaan
cair, namun kemudian limbah atau kotoran tersebut akhirnya berbentuk
padat. Kotoran tersebut akan di simpan di usus sigmoid hingga adanya
desakan untuk segera mengosongkannya. Gerakan peristaltiklah yang akan
mendorong limbah tersebut ke dalam rectum.
1.3.6 Rektum
Tugas dari rektum yaitu menerima limbah dari usus besar dan
memberi sinyal akan adanya limbah yang harus dikeluarkan.
1.3.7 Anus
Anus merupakan bagian akhir dari proses pencernaan. Sebagai
tempat untuk mengevakuasi kotoran yang akan keluar.
1.4.2 Gastritis
Penyakit ini terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan
terhadap mukosa karena aktivitas nervus vagus yang menyebabkan
kelenjar menghasilkan asam lambung yang akan terangsang.
1.4.3 Sembelit
6
Sembelit merupakan penyakit yang terjadi karena penurunan
kinerja usus yang mana menyebabkan terjadinya susah dalam buang air
besar. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat adalah
salah satu cara dapat menimbulkan penyakit sembelit.
2. Sistem Ekskresi
2.1 Pengertian sistem ekskresi
Sistem ekskresi adalah sistem yang membuang limbah atau
metabolit, seperti karbon dioksida, urea, racun, dan lain-lain, dalam
organisme melalui sistem ekskresi. Ada proses pembakaran sari makanan
di dalam tubuh untuk mendapatkan nutrisi atau energi yang berguna bagi
tubuh. Manusia butuh makan, minum, dan bernafas setiap hari. Makanan
dan minuman serta udara diekstraksi oleh tubuh untuk memperoleh nutrisi
dan energi dalam proses yang disebut oksidasi (pembakaran). Residu
makanan dan minuman serta udara yang tidak lagi berguna bagi tubuh
akan diperlakukan sebagai “sampah”. Limbah yang dihasilkan dalam
proses ekskresi meliputi urin, empedu, karbon dioksida, uap air dan
keringat.
Organ yang bertanggung jawab adalah ginjal, hati, paru-paru dan
kulit. Ginjal bertanggung jawab untuk buang air kecil, hati bertanggung
jawab untuk menghilangkan sisa empedu, paru-paru bertanggung jawab
untuk menghilangkan sisa karbon dioksida (CO2) dan uap air, dan kulit
berkeringat.
7
dan energi dalam proses yang disebut oksidasi (pembakaran). Residu
makanan dan minuman serta udara yang tidak lagi berguna bagi tubuh
akan diperlakukan sebagai “sampah”.
8
1. Filtrasi
2. Reabsorbsi
9
ini dilakukan oleh tubulus proksimal. Cairan akan bergerak
secara osmosis, yaitu dari konsentrasi yang tinggi ke rendah.
Selama mereka bergerak, zat yang masih berguna akan diserap
kembali oleh pembuluh kapiler. Setelah melalui proses ini,
terbentuklah pre-urine atau calon urine.
3. Augmentasi
2.2.2 Kulit
10
kalium, garam, asam, urea, dan amonia, yang merupakan produk limbah
metabolisme nitrogen dalam tubuh. Pada saat yang sama, kelenjar apokrin
menghasilkan keringat yang mengandung protein lemak.
Peran organ kulit dalam sistem ekskresi manusia juga dalam hal
mengeluarkan kulit-kulit mati yang dapat mengganggu proses
perkembangan sel kulit yang baru.
2.2.3 Hati
Organ hati adalah organ selain ginjal yang berperan dalam sistem
ekskresi pada manusia yang bertugas untuk menyaring darah. Organ hati
terletak di dalam tulang rusuk dan berada di bagian kanan perut.Organ hati
menyaring darah yang berasal dari organ pencernaan sebelum diedarkan
ke seluruh tubuh. Kotoran dan racun tersebut akan dimasukkan ke dalam
cairan empedu dan memasuki usus untuk dikeluarkan dalam bentuk tinja.
Kotoran dan racun juga dapat dimasukkan ke darah yang akan disaring
oleh ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk pee.
2.2.4 Paru-paru
11
Organ paru-paru tidak hanya membantu mengisi asupan oksigen
untuk tubuh Anda, tetapi juga membantu mengeluarkan karbon dioksida
yang bersifat racun bagi tubuh.Sistem ekskresi pada manusia di organ
paru-paru akan terjadi ketika Anda mulai bernapas dengan hidung atau
mulut. Udara yang masuk melalui hidung atau mulut akan melewati
tenggorokan dan menuju trakea.
3.2.1 Jantung
Dilansir dari Encyclopedia Britannica(2015), fungsi dari jantung
adalah sebagai organ pompa untuk mengedarkan darah. Jantung bisa
berupa tabung lurus, seperti laba-laba dan cacing annelid atau struktur
yang agak lebih rumit. Jantung terdiri dari empat ruang yang terbagi
dengan ukuran yang sama rata, yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik
(ventrikel). Terletak dalam rongga dada sebelah kiri diatas diafragma.
Dua atrium sebagai ruang penerima untuk darah memasuki jantung,
sedangkan ventrikel memompa darah keluar jantung.
Walaupun jantung itu satu organ, namun jantung bisa dibilang
sebagai dua pompa yang mendorong darah melalui dua jalur yang
berbeda. Atrium kanan menerima darah vena dari kepala, dada, dan
12
lengan melalui vena besar yang biasa disebut sebagai vena cava
superior (pembuluh balik besar atas). Kemudian menerima darah dari
perut, sekitar panggul, dan kaki melalui vena cava interior (pembuluh
balik besar bawah). Lalu darah melewati katup trikuspid ke ventrikel
kanan sehingga terjadinya dorongan melalui arteri ke paru-paru. Di
paru-paru darah vena berpaut dengan udara yang terhirup, mengikat
oksigen, dan melepaskan karbon dioksida.
Darah yang tadinya terikat oleh oksigen, dikembalikan ke atrium
kiri melalui vena paru-paru. Fungsi katup pada jantung untuk
memungkinkan darah mengalir dengan satu arah saja dan membantu
menjaga tekanan yang diperlukan untuk memompa darah. Jantung
dilapisi oleh kantung pericardium yang terdiri dari dua lembar. Lamina
panistalis di bagian luar dan lamina viseralis yang menempel pada
dinding jantung.
13
3.3 Mekanisme peredaran darah
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah
tertutup.Dikatakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Setelah itu, darah mengalir
melewati jantung sebanyak 2 kali, sehingga disebut sebagai peredaran
darah ganda. Dan terdiri dari dua macam, yakni peredaran darah panjang
dan peredaran darah pendek.
3.3.1 Peredaran darah Panjang (Sistemik)
Peredaran darah panjang (sistemik) adalah peredaran yang
mengalirkan darah yang terikat dengan oksigen dari bilik(ventrikel)kiri
jantung. Selanjutnya diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbon dioksida pada jaringan tubuh. Lalu darah yang
sudah terikat dengan karbon dioksida itu dibawa melewati vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.
4. Sistem Saraf
4.1 Pengertian sistem saraf
Sistem saraf merupakan suatu bagian penyusun sistem koordinasi
yang tugasnya sebagai penerima rangsangan. Kemudian menyalurkan
rangsangan ke seluruh bagian tubuh. Dan memberi respons terhadap
rangsangan yang ada. Yang mengatur penerima rangsangan adalah alat
14
indera,sedangkan yang mengolah rangsangan adalah saraf pusat.
Kemudian rangsangan diteruskan untuk ditanggapi oleh sistem saraf dan
alat indera. Bersumber dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), bagian-bagian penyusun dari sistem saraf,
yaitu : sel saraf(neuron), sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.
- Dendrit
Dendrit adalah serabut pendek bercabang atau tonjolan dari
sitoplasma. Dendrit memiliki badan sel dan mitokondria. Dendrit
berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan sel.
- Akson
Akson adalah serabut panjang dari badan sel. Akson memiliki
fungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel ke ujung akson.
Serabut pada akson itu tipis namun bentuknya panjang. Di dalam
akson ada mitokondria, neurofibril tetapi tidak memiliki badan sel.
Oleh sebab itu, akson tidak memiliki keterkaitan dalam sintesis
protein.
15
Akson diselubungi substansi lemak warna putih kekuningan yang
disebut dengan selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai
isolator atau melindungi akson dari tekanan dan luka. Dan selubung
mielin juga memiliki fungsi lain untuk memberi nutrisi pada akson dan
mempercepat jalannya impuls.
16
Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah
polarisasi akan timbul aliran listrik lokal. Arus tersebut membuat
depolarisasi di daerah sebelahnya, lalu diikuti arus lokal dan
depolarisasi didaerah sebelahnya demikian seterusnya.
Depolarisasi akan mengalir disepanjang serabut saraf. Sehingga
disebut dengan impuls saraf.
- Gerakan sadar
Yang dimaksud dengan gerakan sadar adalah gerak yang melalui
alur impuls. Dari reseptor yang menerima rangsangan ke saraf
sensorik sebagai penghantar impuls dan diteruskan ke saraf pusat yaitu
otak untuk diolah. Dan akhirnya muncul respon untuk disampaikan ke
saraf motorik menuju ke efektor yaitu berupa gerakan yang disadari.
- Gerakan refleks
Gerakan refleks adalah gerakan yang tidak kita sadari. Impuls saraf
pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alurnya dari reseptor
yang menerima rangsangan, dibawa neuron ke sumsum tulang
belakang, tanpa diolah ke pusat saraf.
5. Sistem Rangka
5.1 Pengertian rangka
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat
melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang
17
tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka
penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota
badan atas dan bawah. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh
manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua
yang terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan
tertentu karena tulang.
18
Fungsi dari rangka apendikular di antaranya :
5.3 Sendi
2. Sendi Peluru. ganti gerakan ke semua arah. Tulang yang satu dapat
berputar pada tulang lainnya. Contoh sendi pada ruas tulang leher
paling atas dan pangkal paha.
19
5.4 Bagian-bagian rangka
1. Rangka Tengkorak
Berfungsi untuk melindungi otak, mata, telinga, hidung, dan saluran
pernapasan bagian atas. Terdiri dari :
Tulang tengkorak wajah
Tulang pelindung otak
2. Rangka Badan
a. Ruas Tulang belakang.
Fungsi:
Fungsi:
20
1. Polio disebabkan oleh virus. Mengalami kelumpuhan sehingga lama
terbakar tulang akan mengecil. pencegahannya dengan pemberian
vaksinasi pada balita.
6. Sistem Otot
6.1 Pengertian otot
Pergerakan dihasilkan pergantian kontraksi dan relaksasi otot,
dimana terjadi perubahan energi kimia (ATP) sebagai energi mekanik.
Secara generik fungsi jaringan otot adalah untuk pergerakan, stabilisasi
posisi tubuh, mengatur volum organ dan termogenesis; diperkirakan 85%
panas tubuh didapatkan ketika kontraksi otot. Sifat jaringan otot adalah
eksitabilitas/ iritabilitas, bisa berkontraksi, bisa diregang tanpa
menghambat jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas.
21
Sebagian besar tendon menyerupai tali, akan tetapi beberapa rata
(flat) yang disebut aponeurosis .
Tendon tersusun dari jaringan ikat yang sangat KUAT Dan
menyatu dengan fascia yang melingkupi otot dan menggunakan
periosteum (jaringan ikat yang melingkupi tulang).
Suatu otot umumnya mempunyai dua urat, masing-masing melekat
dalam dua tulang yang berbeda. Perlekatan yang immobile atau
tidak aktif dianggap origo, sementara perlekatan yang lebih banyak
digerakkan disebut insersio.
Otot itu sendiri melewati sendi berdasarkan ke 2 tulang dimana otot
tersebut menempel, sehingga bila otot tadi berkontraksi, otot akan
menarik penyisipannya dan menggerakkan tulang ke arah tertentu
Struktur otot rangka.
Komponen otot rangka terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia
superfisialis, fasia profunda, epimisium, perimisium, dan
endomisium.
22
Asetilkolin membuat sarkolema lebih permeabel terhadap ion Na
yang kemudian segera masuk ke pada sel.
Sarkolema mengalami depolarisasi, menjadi lebih negatif pada
bagian luar, dan positif pada bagian dalam. Tubulus T membawa
pergantian ionisasi ini ke pada sel otot.
Depolarisasi menstimulasi pelemasan ion Ca2+ dari retikulum
sarkoplasmik. Ion Ca2+ berikatan pada kompleks troponin-
troponiosin yg menggesernya dari filamen aktin.
Miosin memecah ATP buat melepaskan energinya, miosin
kemudian menempel pada filamen aktin & menarik aktin ke tengah
berdasarkan sarkomer, jadi sarkomer memendek.
Semua sarkomer hearts Serat Otot memendek à Serat Otot
Seluruhnya berkontraksi.
Sarkolema mengalami repolarisasi. Ion K Keluar Dari sel, *
Memulihkan Kondisi positif pada luar & negatif pada dalam sel.
Pompa ion lalu mengembalikan Na keluar & K ke dalam sel.
Kolinesterasi pada sarkolema menjadi aktif asetilkolin
Ada impuls saraf selanjutnya akan memperpanjang kontraksi (lebih
banyak asetilkolin yang tayang).
Jika tidak ada impuls saraf lagi , serat otot akan relaksasi dan
kembali ke panjang mula-mula.
7. Sistem endokrin
23
7.1 Pengertian sistem endokrin
24
masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Sistem endokrin mirip dengan
sistem saraf manusia, dan keduanya berperan dalam saling kontrol dan
integrasi. Sistem endokrin mengontrol proses tubuh yang berjalan lambat,
sedangkan sistem saraf mengontrol proses tubuh yang bergerak cepat,
seperti pernapasan dan metabolisme. Meskipun saling mempengaruhi,
kedua sistem tersebut memiliki hubungan yang berbeda.
Sistem saraf dihubungkan oleh impuls saraf dan neurotransmiter,
sedangkan sistem endokrin dihubungkan oleh bahan kimia yang disebut
hormon.
Berbagai kelenjar dalam sistem endokrin meliputi:
a. Kelenjar tiroid
25
Kelenjar pituitari atau kelenjar pituitari adalah kelenjar
yang paling penting dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari
menghasilkan hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar
endokrin lainnya. Ini termasuk hormon prolaktin, yang sangat
penting bagi ibu menyusui, dan hormon luteinizing, yang berperan
dalam mengatur estrogen wanita dan testosteron pria.
d. Kelenjar adrenal
e. Kelenjar pancreas
26
Pankreas menghasilkan dua hormon penting, glukagon dan
insulin. Kedua hormon ini bekerja sama untuk menjaga kadar gula
darah dan menjaga penyimpanan energi di dalam tubuh.
f. Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pria(testis) terletak di skrotum,
sedangkan kelenjar reproduksi wanita (ovarium atau ovarium)
terletak di panggul. Testis menghasilkan hormon testosteron,
sedangkan ovarium menghasilkan hormon wanita, yaitu estrogen
dan progesteron.
27
Kelenjar ludah mempunyai fungsi sebagai penghasil air liur
yang berguna untuk melembabkan rongga mulut, melindungi gigi dan
mulut dari infeksi dan pembusukan, pelumas makanan, membantu
dalam proses berbicara dan mengecap rasa.
a. Kelenjar lambung
28
Kelenjar keringat tersebar hamper diseluruh bagian tubuh,
terutama dibagian telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Adapun
fungsi dari kelenjar keringat adalah :
Mengatur suhu tubuh
Mempelancar metabolisme tubuh
Mengatasi berbagai penyakit ringan
Membuat kulit lembab
c. Kelenjar lakrimal
29
Menjaga kelembaban kulit
Menjaga agar kulit tidak keriput.
8. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan atau juga dikenal sebagai sistem respirasi terdiri dari:
- Paru-paru
- Pembuluh pernapasan bagian atas, yang memungkinkan masuknya
udara atmosfer ke dalam sistem pernapasan, ini melibatkan hidung
(dan mulut), laring (dan faring), dan trakea (tenggorokan).
- Saluran udara pernapasan bagian bawah yang memungkinkan
lewatnya udara atmosfer ke paru-paru itu sendiri, melibatkan bronkus
dan bronkiolus utama.
- Saluran udara pernapasan akhir yang memungkinkan pertukaran gas
terjadi, melibatkan bronkiolus pernafasan, kantung alveolar dan
alveoli.
8.1 Pengertian pernapasan
Pernafasan merupakan peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung O2 dan mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi
dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi
dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi.
Manusia membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk
proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara
oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini
berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen
sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam
tubuh melalui perantaraan alat pernapasan dan pada manusia disebut
alveolus yang terdapat diparu-paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas.
30
Tabel Komponen respirasi dan fungsinya
Komponen Fungsi
Hidung Lubang hidung memungkinkan udara
untuk masuk dan keluar rongga hidung;
filter rongga hidung, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang dihirup
Faring Membawa udara antara rongga hidung
dan laring; filter, menghangatkan, dan
melembabkan udara yang dihirup;
berfungsi sebagai jalan terusan untuk
makanan dari mulut ke kerongkongan;
menyetarakan tekanan udara dengan
telinga tengah melalui tabung
pendengaran
Laring Membawa udara antara faring dan
trakea; mengandung pita suara untuk
menghasilkan suara dalam vokalisasi;
mencegah objek masuk trakea
Trakea Membawa udara antara laring dan
bronkus; filter, menghangatkan, dan
melembabkan udara yang dihirup
Bronkus Membawa udara antara trakea dan
bronkiolus; filter, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang dihirup
31
Bronkiolus Mengatur laju aliran udara melalui
bronkokonstriksi dan bronkodilatasi
Alveoli Memungkinkan pertukaran gas antara
udara di alveoli dan darah dalam
kapiler sekitarnya
8.2.1 Hidung
32
dihidung,udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini
dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus sekresi sel
goblet dan kelenjar mukosa. Lalu gerakan silia mendorong lapisan
mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke superior saluran
pernapasan bagian bawah menuju faring.
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung.
Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan
selaput.
8.2.2 Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis.saluran faring
rnemiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke-6. Faring berada di belakang hidung,
mulut, dan laring serta lebih lebar di bagian atasnya.Dari sini partikel
halus akan ditelan atau di batukkan keluar.Udara yang telah sampai ke
faring telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas
debu,bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak suara
(Laring)
8.2.3 Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan
oleh otot-otot yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga
berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan untuk pembentukan suara
33
dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan
cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan
makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor. Pada waktu menelan,
gerakan laring keatas, penutupan glotis (pemisah saluran pernapasan
bagian atas dan bagian bawah) seperti pintu epiglotis yang berbentuk
pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang
dimiliki laring akan menghalau benda dan sekret keluar dari pernapasan
bagian bawah.
8.2.4 Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas
epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea hanya merupakan suatupipa
penghubung ke bronkus. Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh
karena itu disebut pohon trakeobronkial. tempat trakea bercabang
menjadi bronkus di sebut karina.di karina menjadi bronkus primer kiri
dan kanan, di mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan
kanan),Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan
bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang
34
8.2.5 Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus
primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder
dan tersier dengan diameter yang semakin kecil.Struktur mendasar dari
paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara
berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih
disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru
disebut intrapulmonar.
8.2.6 Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang adalah cabang
batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea) sebelum
paru-paru. Bronkiolus berfungsi untuk menyalurkan udara dari bronkus
ke alveoli. Tanpa adanya bronkiolus maka paru-paru baik hewan
maupun manusia akan mengalami gangguan dan juga kerusakan.Dapat
dikatakan bahwa bronkiolus ini merupakan sebuah batas antara alveoli
35
di dalam paru-paru manusia dengan bronkus yang menjadi percabangan
dari trakea. semua udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Karena
udara dikontrol terlebih dahulu oleh organ bronkiolus ini.
8.2.7 Alveoli
Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi
selubung halus jaringan ikat,yaitu lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh
udara yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih lanjut
bercabang menjadi bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak
alveoli (kantong-kantong udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru
orang dewasa. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat
jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil, dinding
jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat lenyap,
menyisakan lapisan tunggal sel epitelium skuamosa sederhana di duktus
alveolus dan alveoli.
36
mengalarni kolaps saat ekspirasi. Sekresi surfaktan ke saluran napas
bawah dan alveoli dimulai saat janin berusia 35 minggu
37
Adalah defisiensi oksigen, yaitu kondisi berkurangnya kadar
oksigen di badingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan
dan organ.
a. Hipoksia dapat terjadi akibat insufisiensi oksigen dalam atmosfer ;
anemia (insufisiensi sel darah merah); gangguan sirkulasi darah ;
penyakit paru; yang mengganggu ventilasi pulmonary ; atau keberadaan
zat toksik seperti karbonmonoksida atau siania, di dalam tubuh.
b. Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik karena molekul ini
berikatan dengan hemoglobin disis yang sama untuk mengikat oksigen.
Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali
dibadingan daya ikat hemoglobin oksigen dan pelepasannya lebih
lambat. Oleh karena itu sejumlah kecil karbon monoksida dalam udara
dapat mematikan.
8.5.2 Hiperkapnia
Adalah peningktan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering
disertai hipoksia. CO2 berlebih meingkatkan respirasi dan konsentrasi
yang hidrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih).
8.5.3 Hipokapnia
Adalah penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat
hiperventilasi (pernapasan cepat ) dan penghembusan CO2. penurunan
kadar CO2menyebabkan terjadinya alkalosis ( jumlah bikarbonat
berlebih ) dalam cairan tubuh.
9. Sistem Reproduksi
9.1 Alat Reproduksi Pria
38
Alat kelamin dalam pria terdiri atas:
1. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Berjumlah
sepasang, dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam
suatu kantung pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar)
dan terletak diluar rongga perut, berfungsi untuk menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan yaitu
testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut
tubulus seminiferus. Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri
dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium
terdapat :
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma
b) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
c) Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testosteron.
39
a) Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat
di dalam skrotum yang keluar dari testis. Setiap testis
mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya sepasang,
kanan dan kiri. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk
sementara dan menjadi matang sehingga dapat bergerak.
b) Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari
epididimis. Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar
prostat. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan sperma dari
epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).
Kelenjar kelamin Di samping saluran kelamin, alat kelamin
dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas menghasilkan
sekrit (getah) yaitu:
a) Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan
menjadi satu kantong. Dindingnya dapat menghasilkan cairan
berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan
untuk sperma.
b) Kelenjar prostat : kelenjar yang bertugas untuk membuat
cairan yang bersama dengan cairan yang diproduksi oleh
vesikula seminalis. Getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran
sperma.
c) Kelenjar bulbo uretra : menghasilkan getah
d) Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang
diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin
tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen
ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam
penis (alat kelamin luar pria).
2. Urethra
Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang
mempunyai dua fungsi, yaitu:
40
Sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria)
keluar tubuh
sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
41
- Celah luar yang disebut vulva. Vulva merupakan suatu daerah yang
menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia
mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan
saluran kemih.
- Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian
bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena
tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang
gadis beranjak dewasa.
- Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir,
yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
- Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit
(klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan
penis pada pria.
- Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine
(urethra) dan saluran kelamin (vagina).
42
2) Rahim (uterus), merupakan organ yang memiliki peranan
besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi
hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pir, berongga dan
berotot. Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan
yang berhubungan dengan rongga perut
2. Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
3. Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim
tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan
ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
43
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai sistem organ pada manusia yang telah kami
dapatkan dari beberapa sumber, kami menyimpulkan bahwa :
- Sistem organ memiliki peranan yang sangat penting dalam
menjalankan fungsi-fungsi dari organ-organ yang terdapat dalam tubuh
manusia. Karena dari banyaknya sistem organ dalam tubuh manusia,
setiap sistem sudah memiliki tugas yang berbeda-beda dalam
menjalankan perannya.
- Dari banyaknya sistem organ yang ada pada tubuh individu yang
terdiri dari sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem peredaran darah,
sistem saraf, sistem rangka, sistem otot, sistem endokrin, sistem
pernapasan, dan sistem reproduksi, setiap sistem tersebut sudah
memiliki tugas tertentu dan saling bekerja sama untuk membentuk
individu baru.
2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Sehingga saran bahkan kritik yang membangun
dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah
tersebut.
44
DAFTAR PUSTAKA
Saladin, 2003, Anatomy and Physiology – The Unity of Form and Function.
Rodney Rhoades, David R Bell, 2013, Medical physiology principles for clinical
medicine.
Sue Longenbaker, 2010, Understanding Human Anatomy and Physiology Ed. Ke-
7.
Sherwood, L . 2001, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem ( terjemahan ), Edisi 2.
Jakarta,
ECG Eleine Nicpon Mareib, 2013, Human anatomy and Physicology.
45
Grossberg, Lawrence, Ellan Wartella, D. Charles Whitney & J. Macgregor Wise
(2006). Media Making: Mass Media in A Popular Culture. Second
Edition. London: Sage Publications.
Ibrahim, Abdul Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi komunikasi.
Surabaya: Usaha Nasional.
Joseph A.Devito. 1994:259 Human Communication
McQuail, Denis (2005).
McQuail’s Mass Communication Theory. Fifth Edition.
London: Sage Publications.
Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda Rogers, Everett M. Rogers
& D. Lawrence Kincaid (1980). Communication
Networks: Toward A New Paradigm for Research. New York: the Free
46