Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

SISTEM ORGAN PADA MANUSIA

DOSEN PENGAMPU
Neni Murniati, M. Pd

DISUSUN OLEH

1. Khairunisa Tiara Sabrina ( A1D021004 )


2. Delia Gustina ( A1D021019 )
3. Mufit Agilman ( A1D021025 )
4. Henny Astuti ( A1D021028 )
5. Shintya Hafifah Sari ( A1D021049 )

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
mencurahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Biologi Dasar, yang berjudul : “Sistem Organ pada Manusia”

Di kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih kami kepada


dosen mata kuliah Biologi Dasar yang telah memberikan tugas ini terhadap kami.
Serta, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan


dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu,
kami sangat membutuhkan saran serta masukan atau bahkan kritik yang dapat
membangun dari berbagai berbagai pihak. Kami berharap agar makalah ini dapat
memberi manfaat di dunia pendidikan.

Bengkulu, September 2021

i
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1. Latar Belakang..............................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................2
3. Tujuan Pembahasan......................................................................2
4. Manfaat Pembahasan....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

1. Sistem Pencernaan.......................................................................3
1.1 Pengertian pencernaan...........................................................3
1.2 Fungsi sistem pencernaan......................................................3
1.3 Proses pada organ utama sistem pencernaan.........................4
1.4 Penyakit pada sistem pencernaan..........................................6
2. Sistem Ekskresi............................................................................7
2.1 Pengertian sistem ekskresi.....................................................7
2.2. Organ pada sistem ekskresi...................................................7
3. Sistem Peredaran Darah.............................................................12
3.1 Pengertian peredaran darah..................................................12
3.2 Komponen sistem peredaran darah......................................12
3.3 Mekanisme peredaran darah................................................14
4. Sistem Saraf...............................................................................14
4.1 Pengertian sistem saraf........................................................14
4.2 Sel saraf................................................................................15
4.3 Macam-macam sel neuron...................................................16
4.4 Macam-macam gerak...........................................................17

ii
5. Sistem Rangka...........................................................................17
5.1 Pengertian rangka...............................................................17
5.2 Jenis-jenis sistem rangka....................................................18
5.3 Sendi...................................................................................19
5.4 Bagian-bagian rangka.........................................................20
5.5 Penyakit yang merusak rangka...........................................20
6. Sistem Otot................................................................................21
6.1 Pengertian otot.....................................................................21
6.2 Klasifikasi otot.....................................................................21
6.3 Kontraksi otot......................................................................22
7. Sistem kelenjar...........................................................................23
7.1 Pengertian sistem endokrin..................................................24
7.2 macam-macam kelenjar.......................................................24
8. Sistem Pernapasan.....................................................................30
8.1 Pengertian sistem pernapasan..............................................30
8.2 Saluran pernapasan..............................................................32
8.3 mekanisme pernapasan........................................................37
8.4 Fungsi sistem pernapasan....................................................37
8.5 Masalah pada sistem pernapasan.........................................37
9. Sistem Reproduksi.....................................................................38
9.1 Alat reproduksi pria.............................................................38
9.2 Alat reproduksi wanita.........................................................41

BAB III PENUTUP....................................................................................44

1. Kesimpulan...............................................................................44
2. Saran.........................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................45

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tuhan yang Maha Esa telah menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya
yang paling sempurna di muka bumi. Tubuh manusia merupakan struktural yang
tersusun atas organ-organ sebagai pembangun bentuk tubuh manusia tersebut.
Dari kompleksitas tubuh manusia banyak terdapat misteri mengenai kegunaannya.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang
sehingga dapat memecahkan misteri tersebut satu per satu. Saat ini, ilmu yang
mempelajari mengenai struktur tubuh manusia pun banyak terjadi perkembangan
dan percabangan ilmu sehingga membagi tubuh dalam beberapa unit yang
sistematis untuk mempermudah manusia tersebut memahami keadaan dalam
dirinya sendiri.
Dalam tubuh manusia sendiri tersusun atas kumpulan molekul sebagai
pembentuk sifat dari suatu zat yang kemudian membentuk organel. Kemudian
dari organel akan membentuk sel yang bekerja sama untuk membentuk sebuah
jaringan. Sekumpulan jaringan yang memiliki fungsi tertentu akan membentuk
organ yang kemudian sekumpulan organ tersebut dapat membentuk sistem organ
hingga membentuk organisme sebagai individu yang teridentifikasi.
Dari banyaknya penyusun di dalam tubuh manusia terdapat sistem organ
yang membantu menjalankan tugas-tugas organ yang ada di dalam tubuh manusia.
Sistem organ yang ada di dalam tubuh manusia antara lain sistem pernapasan,
sistem ekskresi, sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem rangka, sistem otot,
sistem kelenjar, sistem pernapasan, dan sistem reproduksi. Keseluruhan sistem
organ tersebutlah yang memiliki tugas untuk saling bekerja sama dalam
membentuk individu baru.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering merasakan ada hal yang
sedikit menggangu pada tubuhnya. Beberapa individu ada yang merasakan sakit
pada bagian tertentu pada tubuh mereka. Sehingga pemahaman mengenai keadaan
tubuh sangat penting untuk kesehatan individu itu sendiri. Maka dari itu, kami
akan menjelaskan sedikit mengenai sistem organ yang berfungsi pada tubuh

1
manusia yang mana diharapkan mampu memberi manfaat bagi berbagai pihak
dalam memahami sistem organ pada tubuh manusia.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa peran sistem organ terhadap kinerja tubuh manusia dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari?
2. Bagaimana sistem organ bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas
organ yang ada dalam tubuh manusia?
3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembahasan ini yaitu :
1. Mengetahui peran dari sistem organ terhadap kinerja tubuh manusia
dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
2. Mengetahui cara sistem organ bekerja sama dalam menjalankan
tugas-tugas organ yang ada dalam tubuh manusia.
4. Manfaat Pembahasan
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam mempelajari
dan mendalami ilmu mengenai sistem organ yang memiliki peranan
penting bagi tubuh manusia.
2. Bagi pembaca
Diharapkan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan mengenai
pentingnya untuk memahami sistem organ pada tubuh manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Pencernaan
1.1 Pengertian sistem pencernaan
Pencernaan adalah pemecahan makanan menjadi bentuk yang lebih
sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh untuk dijadikan sebagai
bahan baku dalam membangun energi tubuh kita yang dilakukan secara
mekanik dan juga kimiawi. Saluran pencernaan tubuh kita dimulai dari
mulut hingga ke anus. Organ pencernaan sendiri terdiri dari mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan lubang anus. Dan
terdapat organ pelengkap dalam saluran pencernaan yaitu gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas.

1.2 Fungsi sistem pencernaan


Fungsi dari sistem pencernaan yaitu sebagai penyedia makanan,
air, dan juga elektrolit yang nantinya berguna untuk proses absorbsi.
Pencernaan terjadi secara mekanik dan kimiawi, dengan melalui beberapa
proses di bawah ini :
- Ingesti yaitu proses masuknya makanan ke dalam mulut.
- Pemotongan dan juga penggilingan makanan di dalam mulut dibantu
oleh gigi secara mekanik. Kemudian makanan akan bercampur dengan
saliva sebelum ditelan.
- Peristaltik yaitu gerakan atau kontraksi dari otot polos involunter yang
menyebabkan makanan tertelan dan dapat melewati saluran
pencernaan.
- Digesti merupakan proses penguraian molekul besar menjadi molekul
yang lebih kecil sehingga mempermudah kegiatan absorbsi.
- Absorbsi adalah pergerakan dari produk akhir pencernaan yang berasal
dari saluran pencernaan yang kemudian masuk ke sirkulasi darah dan
limfatik sehingga produk tersebut dapat digunakan oleh sel tubuh
sebagai energi.

3
- Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang sudah tidak
dapat dicerna lagi oleh tubuh dan juga bakteri yang akan dikeluarkan
dari saluran pencernaan dalam bentuk feses.

1.3 Proses pada organ utama sistem pencernaan

(Sumber: Booth Kathryn, Wyman Terri.Anantomy, Physiology, and


Pathophysiology for Allied Health Ebook-Career Education, 2007)

1.3.1 Mulut
Mulut merupakan awal dari proses pencernaan. Di dalam mulut,
makanan akan dipotong dan digiling oleh gigi secara mekanik agar
makanan dapat menjadi potongan-potongan yang lebih kecil agar lebih
mudah untuk dicerna. Di dalam mulut, makanan akan tercampur dengan
air liur yang kemudian akan memecah makanan dari molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dan digunakan
oleh tubuh. Kelenjar saliva yang terdapat dalam mulut bertugas
melarutkan makanan secara kimiawi untuk pengecapan rasa. Dan, saliva
juga membantu melembabkan dan melumasi makanan agar lebih mudah
untuk ditelan. Saat menelan makanan, lidah bertugas untuk mendorong
makanan melewati faring lalu ke kerongkongan.

4
1.3.2 Kerongkongan
Setelah melewati mulut, makanan melewati saluran tenggorokan
menuju kerongkongan. Pada proses ini katup epiglotis pada tenggorokan
akan menutup sehingga mencegah masuknya makanan ke saluran
pernapasan yang dapat membuat tersedak. Kemudian dengan adanya
kontraksi atau gerakan peristaltik mengantarkan makanan menuju ke perut.

1.3.3 Lambung
Makanan kemudian masuk ke dalam lambung yang terletak pada
bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Lambung akan
menyimpan makanan selama proses pencampuran dan penggilingan
makanan menjadi bubur dengan bantuan enzim di dalam lambung.

1.3.4 Usus halus


Usus halus memiliki 3 bagian, yaitu duodenum, Jejenum dan ileum
yang terbentang hingga bersatu dengan usus besar. Usus halus melakukan
gerakan mencampur kimus dengan enzim untuk pencernaan dan kemudian
mendorong zat sisa memasuki usus besar. Usus halus mejadi tempat akhir
proses pencernaan dari mulut hingga ke lambung. Pada proses tersebut
dilakukan oleh enzim yang ada di dalam usus dan enzim yang ada pada
pankreas juga dibantu oleh empedu yang terdapat dalam hati. Produk
digesti diabsorbsi secara selektif oleh usus halus. Cairan pankreas
mengandung enzim-enzim yang bertugas mencerna karbohidrat, protein,
dan lemak. Hati berfungsi dalam sistem pencernaan dalam memproduksi
empedu untuk dibawa ke usus kecil dalam proses pengemulsian lemak.
Hati juga melakukan berbagai fungsi metabolisme, salah satunya yaitu
sekresi yang mana hati menghasilkan dan mensekresikan empedu.

1.3.5 Usus besar


Kolon atau lebih dikenal dengan usus besar merupakan tabung
panjang yang menghubungkan usus kecil menuju ke rektum. Usus besar
terdiri atas sekum, kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens,

5
dan kolon sigmoid, yang terhubung ke bagian rektum. Usus besar akan
bertugas dalam memproses zat sisa atau limbah dari hasil proses
pencernaan. Limbah tersebut melewati usus besar diawal dalam keadaan
cair, namun kemudian limbah atau kotoran tersebut akhirnya berbentuk
padat. Kotoran tersebut akan di simpan di usus sigmoid hingga adanya
desakan untuk segera mengosongkannya. Gerakan peristaltiklah yang akan
mendorong limbah tersebut ke dalam rectum.

1.3.6 Rektum
Tugas dari rektum yaitu menerima limbah dari usus besar dan
memberi sinyal akan adanya limbah yang harus dikeluarkan.

1.3.7 Anus
Anus merupakan bagian akhir dari proses pencernaan. Sebagai
tempat untuk mengevakuasi kotoran yang akan keluar.

1.4 Penyakit pada sistem pencernaan


1.4.1 Diare
Gangguan pada sistem pencernaan dengan ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar dengan disertai perubahan
konsistensi bentuk feses penderita diare. Biasanya diare disebabkan karena
adanya infeksi virus pada usus. Dengan menjaga pola makan yang sehat
dan bersih setidaknya sudah menjadi langkah awal dalam menghindari diri
dari penyakit ini.

1.4.2 Gastritis
Penyakit ini terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan
terhadap mukosa karena aktivitas nervus vagus yang menyebabkan
kelenjar menghasilkan asam lambung yang akan terangsang.

1.4.3 Sembelit

6
Sembelit merupakan penyakit yang terjadi karena penurunan
kinerja usus yang mana menyebabkan terjadinya susah dalam buang air
besar. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat adalah
salah satu cara dapat menimbulkan penyakit sembelit.

2. Sistem Ekskresi
2.1 Pengertian sistem ekskresi
Sistem ekskresi adalah sistem yang membuang limbah atau
metabolit, seperti karbon dioksida, urea, racun, dan lain-lain, dalam
organisme melalui sistem ekskresi. Ada proses pembakaran sari makanan
di dalam tubuh untuk mendapatkan nutrisi atau energi yang berguna bagi
tubuh. Manusia butuh makan, minum, dan bernafas setiap hari. Makanan
dan minuman serta udara diekstraksi oleh tubuh untuk memperoleh nutrisi
dan energi dalam proses yang disebut oksidasi (pembakaran). Residu
makanan dan minuman serta udara yang tidak lagi berguna bagi tubuh
akan diperlakukan sebagai “sampah”. Limbah yang dihasilkan dalam
proses ekskresi meliputi urin, empedu, karbon dioksida, uap air dan
keringat.
Organ yang bertanggung jawab adalah ginjal, hati, paru-paru dan
kulit. Ginjal bertanggung jawab untuk buang air kecil, hati bertanggung
jawab untuk menghilangkan sisa empedu, paru-paru bertanggung jawab
untuk menghilangkan sisa karbon dioksida (CO2) dan uap air, dan kulit
berkeringat.

2.2 Organ pada sistem ekskresi


2.2.1 Ginjal

Sistem ekskresi adalah sistem yang membuang limbah atau


metabolit, seperti karbon dioksida, urea, racun, dan lain-lain, dalam
organisme melalui sistem ekskresi. Ada proses pembakaran sari makanan
di dalam tubuh untuk mendapatkan nutrisi atau energi yang berguna bagi
tubuh. Manusia butuh makan, minum, dan bernafas setiap hari. Makanan
dan minuman serta udara diekstraksi oleh tubuh untuk memperoleh nutrisi

7
dan energi dalam proses yang disebut oksidasi (pembakaran). Residu
makanan dan minuman serta udara yang tidak lagi berguna bagi tubuh
akan diperlakukan sebagai “sampah”.

Limbah yang dihasilkan dalam proses ekskresi meliputi urin,


empedu, karbon dioksida, uap air dan keringat. Organ yang bertanggung
jawab adalah ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Ginjal bertanggung jawab
untuk buang air kecil, hati bertanggung jawab untuk menghilangkan sisa
empedu, paru-paru bertanggung jawab untuk menghilangkan sisa karbon
dioksida (CO2) dan uap air, dan kulit berkeringat.

Struktur anatomi ginjal dibagi menjadi tiga bagian dari bagian


terluar hingga bagian dalam yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis
ginjal.
1. Korteks Ginjal
Lapisan terluar dari ginjal disebut korteks.Korteks ginjal
umumnya dikelilingi oleh kapsul ginjal dan lapisan lemak
untuk melindungi struktur internal organ dari kerusakan.
2. Medula Ginjal
Medula adalah jaringan ginjal yang rapuh. Bagian ginjal ini
terdiri dari cincin Henle dan kerucut ginjal, yang merupakan
struktur kecil yang mengandung nefron dan tubulus. Fungsi
tubulus ginjal ini adalah untuk mengangkut cairan ke dalam
ginjal dan mengeluarkan urin dari ginjal.
3. Pelvis ginjal
Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong dan terletak di
bagian paling dalam dari renal. Bagian dari ginjal yang satu ini
berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam perjalanan ke
kandung kemih.

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga tahap utama, yaitu


filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Mayoritas proses tersebut terjadi di dalam
ginjal.

8
1. Filtrasi

Setiap menit, ginjal menerima setidaknya satu liter darah


untuk disaring. Darah yang memasuki ginjal diterima oleh
glomerulus, saluran kapiler berukuran sangat kecil yang berada
di dalam nefron (bagian ginjal yang bersekresi).Langkah
pertama yang dilakukan oleh glomerulus adalah memisahkan
plasma darah yang mengandung zat-zat larut air dengan sel
darah. Saat darah didorong melalui kapiler kecil tersebut,
tekanan yang tinggi memaksanya untuk melewati dinding
kapiler. Bagian tersebutlah yang berperan sebagai membran
filtrasi. 

2. Reabsorbsi

Penyaringan yang dilakukan oleh glomerulus membuat


bakal calon urine mengandung zat-zat yang masih diperlukan
oleh tubuh, seperti ion, glukosa, asam amino, dan protein
berukuran kecil. Maka dari itu, dibutuhkan proses reabsorpsi
atau penyerapan kembali zat yang berguna untuk tubuh.Proses

9
ini dilakukan oleh tubulus proksimal. Cairan akan bergerak
secara osmosis, yaitu dari konsentrasi yang tinggi ke rendah.
Selama mereka bergerak, zat yang masih berguna akan diserap
kembali oleh pembuluh kapiler. Setelah melalui proses ini,
terbentuklah pre-urine atau calon urine. 

3. Augmentasi

Setelah dari tubulus proksimal, calon urine akan


melewati bagian yang disebut sebagai Loop of Henle atau
Lengkung Henle. Di sana, air akan bertambah sedangkan
garam akan berkurang. Kemudian, calon urine akan memasuki
tubulus distal, di mana sekresi atau augmentasi terjadi. 

2.2.2 Kulit

Kulit tidak hanya melindungi lapisan terluar tubuh dan mengatur


suhu tubuh, tetapi juga berperan dalam sistem ekskresi tubuh. Organ kulit
dapat mengeluarkan kotoran, racun dan senyawa mineral berlebih melalui
keringat. Secara garis besar, ada dua jenis kelenjar keringat di kulit, yaitu
kelenjar eksokrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan

10
kalium, garam, asam, urea, dan amonia, yang merupakan produk limbah
metabolisme nitrogen dalam tubuh. Pada saat yang sama, kelenjar apokrin
menghasilkan keringat yang mengandung protein lemak.

Peran organ kulit dalam sistem ekskresi manusia juga dalam hal
mengeluarkan kulit-kulit mati yang dapat mengganggu proses
perkembangan sel kulit yang baru.

2.2.3 Hati

Organ hati adalah organ selain ginjal yang berperan dalam sistem
ekskresi pada manusia yang bertugas untuk menyaring darah. Organ hati
terletak di dalam tulang rusuk dan berada di bagian kanan perut.Organ hati
menyaring darah yang berasal dari organ pencernaan sebelum diedarkan
ke seluruh tubuh. Kotoran dan racun tersebut akan dimasukkan ke dalam
cairan empedu dan memasuki usus untuk dikeluarkan dalam bentuk tinja.
Kotoran dan racun juga dapat dimasukkan ke darah yang akan disaring
oleh ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk pee.

2.2.4 Paru-paru

11
Organ paru-paru tidak hanya membantu mengisi asupan oksigen
untuk tubuh Anda, tetapi juga membantu mengeluarkan karbon dioksida
yang bersifat racun bagi tubuh.Sistem ekskresi pada manusia di organ
paru-paru akan terjadi ketika Anda mulai bernapas dengan hidung atau
mulut. Udara yang masuk melalui hidung atau mulut akan melewati
tenggorokan dan menuju trakea.

3. Sistem Peredaran Darah


3.1 Pengertian peredaran darah
Sistem peredaran darah adalah sistem organ yang berfungsi untuk
mengangkut zat dari suatu sel ke sel lainnya. Sistem ini biasanya juga
disebut sebagai sistem kardiovaskular yang membantu kestabilan suhu dan
Ph tubuh. Sistem peredaran darah juga termasuk ke dalam kinerja jantung
dan jaringan pembuluh darah.

3.2 Komponen sistem peredaran darah


Komponen sistem peredaran darah tediri atas jantung yang
berperan sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan
darah.

3.2.1 Jantung
Dilansir dari Encyclopedia Britannica(2015), fungsi dari jantung
adalah sebagai organ pompa untuk mengedarkan darah. Jantung bisa
berupa tabung lurus, seperti laba-laba dan cacing annelid atau struktur
yang agak lebih rumit. Jantung terdiri dari empat ruang yang terbagi
dengan ukuran yang sama rata, yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik
(ventrikel). Terletak dalam rongga dada sebelah kiri diatas diafragma.
Dua atrium sebagai ruang penerima untuk darah memasuki jantung,
sedangkan ventrikel memompa darah keluar jantung.
Walaupun jantung itu satu organ, namun jantung bisa dibilang
sebagai dua pompa yang mendorong darah melalui dua jalur yang
berbeda. Atrium kanan menerima darah vena dari kepala, dada, dan

12
lengan melalui vena besar yang biasa disebut sebagai vena cava
superior (pembuluh balik besar atas). Kemudian menerima darah dari
perut, sekitar panggul, dan kaki melalui vena cava interior (pembuluh
balik besar bawah). Lalu darah melewati katup trikuspid ke ventrikel
kanan sehingga terjadinya dorongan melalui arteri ke paru-paru. Di
paru-paru darah vena berpaut dengan udara yang terhirup, mengikat
oksigen, dan melepaskan karbon dioksida.
Darah yang tadinya terikat oleh oksigen, dikembalikan ke atrium
kiri melalui vena paru-paru. Fungsi katup pada jantung untuk
memungkinkan darah mengalir dengan satu arah saja dan membantu
menjaga tekanan yang diperlukan untuk memompa darah. Jantung
dilapisi oleh kantung pericardium yang terdiri dari dua lembar. Lamina
panistalis di bagian luar dan lamina viseralis yang menempel pada
dinding jantung.

3.2.2 Pembuluh darah


Pembuluh darah adalah sebuah pembuluh tempat bersirkulasinya
darah pada manusia maupun hewan. Pembuluh yang membawa darah
jauh dari jantung disebut arteri, sedangkan cabangnya yang sangat kecil
disebut arteriol. Pembuluh darah terdiri dari arteri dan vena. Arteri
berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan
venulaendothelium. Bersumber dari situs resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), arteri terletak
bersebelahan dengan vena. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding
pada vena.
Ada tiga lapisan pada dinding arteri dan vena,yakni:
1. Lapisan bagian dalam (Endothelium)
2. Lapisan bagian tengah (Otot dengan serat elastis)
3. Lapisan bagian luar (Jaringan ikat dengan serat elastis).
Cabang terkecil pada arteri dan vena disebut dengan kapiler. Pembuluh
kapiler berdiameter sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan
tunggal endothelium dan sebuah membran basal

13
3.3 Mekanisme peredaran darah
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah
tertutup.Dikatakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Setelah itu, darah mengalir
melewati jantung sebanyak 2 kali, sehingga disebut sebagai peredaran
darah ganda. Dan terdiri dari dua macam, yakni peredaran darah panjang
dan peredaran darah pendek.
3.3.1 Peredaran darah Panjang (Sistemik)
Peredaran darah panjang (sistemik) adalah peredaran yang
mengalirkan darah yang terikat dengan oksigen dari bilik(ventrikel)kiri
jantung. Selanjutnya diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbon dioksida pada jaringan tubuh. Lalu darah yang
sudah terikat dengan karbon dioksida itu dibawa melewati vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.

3.3.2 Peredaran darah pendek (Pulmonal)


Peredaran darah pendek (Pulmonal) adalah peredaran yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.
Darah yang telah terikat dengan karbon dioksida dari bilik kanan
dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Di alveolus paru-paru
darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen dan dialirkan
menuju serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Berpengaruhnya proses peredaran darah juga disebabkan oleh
kecepatan darah,luas penampang pembuluh darah,tekanan darah dan
kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.

4. Sistem Saraf
4.1 Pengertian sistem saraf
Sistem saraf merupakan suatu bagian penyusun sistem koordinasi
yang tugasnya sebagai penerima rangsangan. Kemudian menyalurkan
rangsangan ke seluruh bagian tubuh. Dan memberi respons terhadap
rangsangan yang ada. Yang mengatur penerima rangsangan adalah alat

14
indera,sedangkan yang mengolah rangsangan adalah saraf pusat.
Kemudian rangsangan diteruskan untuk ditanggapi oleh sistem saraf dan
alat indera. Bersumber dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), bagian-bagian penyusun dari sistem saraf,
yaitu : sel saraf(neuron), sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.

4.2 Sel Saraf (neuron)


Neuron adalah sel yang berfungsi menerima impuls dan
mengantarkan impuls. Neuron pada manusia berjumlah triliun-an. Neuron
merupakan sel yang tidak mengalami pembelahan. Jika selnya rusak, maka
tidak dapat berganti.
Berikut ini bagian-bagian dari neuron, yakni:
- Badan sel
Bagian sel terususun dari inti sel, anak inti sel, dan sitoplasma yang
mengandung substansi kromatik yaitu badan sel serta serabut halus
pada badan neuron yang dinamakan dengan neurofibril. Badan sel
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop electron seperti
reticulum endoplasma granuler yang sejajar dengan yang lain.

- Dendrit
Dendrit adalah serabut pendek bercabang atau tonjolan dari
sitoplasma. Dendrit memiliki badan sel dan mitokondria. Dendrit
berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan sel.
- Akson
Akson adalah serabut panjang dari badan sel. Akson memiliki
fungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel ke ujung akson.
Serabut pada akson itu tipis namun bentuknya panjang. Di dalam
akson ada mitokondria, neurofibril tetapi tidak memiliki badan sel.
Oleh sebab itu, akson tidak memiliki keterkaitan dalam sintesis
protein.

15
Akson diselubungi substansi lemak warna putih kekuningan yang
disebut dengan selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai
isolator atau melindungi akson dari tekanan dan luka. Dan selubung
mielin juga memiliki fungsi lain untuk memberi nutrisi pada akson dan
mempercepat jalannya impuls.

4.3 Macam-macam saraf neuron


Berdasarkan pada fungsinya neuron terbagi menjadi tiga
macam,yakni:
- Neuron Sensorik
Neuron sensorik adalah sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari alat indera menuju otak.
- Neuron Motorik
Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum
tulang belakang menuju efektor(otot atau kelenjar dalam tubuh).
- Neuron Konektor
Neuron konektor merupakan neuron berkutub banyak yang memiliki
dendrit dan akson banyak. Neuron konektor yang berfungsi sebagai
penerus rangsangan dari neuron sensorik ke motorik.
- Impuls Saraf
Nama lain dari impuls saraf adalah rangsang saraf. Impuls saraf adalah
pesan saraf yang dialirkan sepanjang akson, yakni berupa gelombang
listrik. Jika saraf tidak menghantarkan impuls, maka serabut tersebut
dalam keadaan istirahat. Salah satu sifat neuron adalah permukaan luar
yang bersifat positif, sedangkan bagian dalam bersifat negatif.
Alur impuls saraf adalah:
 Maksud dari saraf dalam keadaan istirahat serabut saraf dalam
keadaan polarisasi adalah permukaan membran luar bermuatan
positif, sedangkan membran dalam bermuatan negatif.
 Maksud dari saraf dirangsang disuatu tempat tertentu maka terjadi
depolarisasi, yaitu kondisi permukaan luar bermuatan negatif,
sedangkan dibagian permukaan dalam bermuatan positif.

16
 Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah
polarisasi akan timbul aliran listrik lokal. Arus tersebut membuat
depolarisasi di daerah sebelahnya, lalu diikuti arus lokal dan
depolarisasi didaerah sebelahnya demikian seterusnya.
 Depolarisasi akan mengalir disepanjang serabut saraf. Sehingga
disebut dengan impuls saraf.

4.4 Macam-macam gerak

Ada rangsangan impuls oleh saraf akan memicu gerakan pada


anggotak tubuh. Gerak yang prosesnya dapat kita sadari, disebut gerak
sadar. Sementara gerak yang prosesnya kita tidak kita sadari, dinamakan
gerak refleks.

- Gerakan sadar
Yang dimaksud dengan gerakan sadar adalah gerak yang melalui
alur impuls. Dari reseptor yang menerima rangsangan ke saraf
sensorik sebagai penghantar impuls dan diteruskan ke saraf pusat yaitu
otak untuk diolah. Dan akhirnya muncul respon untuk disampaikan ke
saraf motorik menuju ke efektor yaitu berupa gerakan yang disadari.
- Gerakan refleks
Gerakan refleks adalah gerakan yang tidak kita sadari. Impuls saraf
pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alurnya dari reseptor
yang menerima rangsangan, dibawa neuron ke sumsum tulang
belakang, tanpa diolah ke pusat saraf.

Selanjutnya respon dikirim oleh saraf motorik menuju efektor.


Alur impuls pada gerak refleks dinamakan lengkung refleks.

5. Sistem Rangka
5.1 Pengertian rangka
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat
melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang

17
tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka
penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota
badan atas dan bawah. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh
manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua
yang terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan
tertentu karena tulang.

5.2 Jenis-jenis sistem rangka


Secara garis besar, rangka manusia dibagi menjadi dua, yaitu
rangka aksial (tumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
5.2.1. Rangka Aksial
Terdiri dari tulang belakang (vertebra),tulang tengkorak, dan
tulang rusuk.
 Tulang belakang
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan – pelengkungan yang
bekerja untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai jenis posisi dan gerakan misalnya berdiri, duduk,
atau berlari.
 Tulang tengkorak
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang
terdapat pada tempurung kepala bersifat jahitan, yaitu tidak dapat
digerakkan.
 Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada dan tulang rusuk secara bersamaan membentuk
pelindung bagi organ –organ penting yang terdapat di dada yaitu paru-
paru dan jantung
Tulang bagian pinggir juga berhubungan dengan tulang belakang.
5.2.2. Rangka Apendikular

Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu,telapak tangan,


tulang-tulang lengan, tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka
apendikuler menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan
atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.

18
Fungsi dari rangka apendikular di antaranya :

a. Untuk memberikan bentuk total bagi tubuh.

b. Menjaga agar organ tubuh tetap berada diposisinya.

c. Melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan


paru-paru.

d. Untuk bergerak ketika menginginkan otot

e. memiliki sel darah di dalam sumsum tulang.

5.3 Sendi

Sendi adalah sambungan antara tulang-tulang.

5.3.1 Macam macam sendi

1. Sendi Engsel. Dapat digerakkan ke satu arah. Contoh kirim pada


siku, lutut, ruas jari tangan, ruas jari kaki.

2. Sendi Peluru. ganti gerakan ke semua arah. Tulang yang satu dapat
berputar pada tulang lainnya. Contoh sendi pada ruas tulang leher
paling atas dan pangkal paha.

3. Sendi Pelana. Dapat bergerak ke dua arah. Contoh Sendi pada


telapak tangan dan pangkal ibu jari.

4. Sendi Kak. Bergerak sangat sedikit atau terbatas. Contoh sendi di


ruang tulang belakang.

5. Sendi Geser. Ujung tulang yang satu mengayunkan ujung tulang


yang lain. Contoh sendi pada tulang hasta dan tulang pengupil.

6. Sendi Putar. Tulang yang satu dapat berputar mengelilingi tulang


lainnya yang bertindak sebagai poros. Contoh sendi pada tulang
atlas (tulang) leher yang pertama) dengan tulang tengkorak

19
5.4 Bagian-bagian rangka
1. Rangka Tengkorak
Berfungsi untuk melindungi otak, mata, telinga, hidung, dan saluran
pernapasan bagian atas. Terdiri dari :
 Tulang tengkorak wajah
 Tulang pelindung otak

2. Rangka Badan
a. Ruas Tulang belakang.

Fungsi:

1) Melindungi sumsum tulang belakang

2) Memberi kekuatan tubuh

3) Lindungilah tenggorokan dan kerongkongan (ruas tulang leher )

b. Rangka tulang rusuk


Berfungsi untuk melindungi paru-paru, jantung, dan alat
pencernaan.

c. Rangka tulang dada

Fungsi:

1) Melindungi paru -paru dan jantung


2) Tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan
3) Rangka tulang gelang bahu

d. Rangka Tulang Gelang Panggul


Berfungsi untuk melindungi alat kelamin dan alat pencernaan.

5.5 Penyakit yang merusak rangka

20
1. Polio disebabkan oleh virus. Mengalami kelumpuhan sehingga lama
terbakar tulang akan mengecil. pencegahannya dengan pemberian
vaksinasi pada balita.

2. Rakitis Disebabkan karena kekurangan vitamin D dan sinar matahari


pagi. penderitaan terhambat pertumbuhan tulangnya, Tulang kaki
menjadi lemah, umumnya tulang kaki berbentuk X atau HAI.

3. OsteoporosisDisebabkan oleh kekurangan zat kapur(kalsium).


Mengakibatkan tulang mudah retak atau patah.

4. TBC Tulang TBC (tuberkulosis) dapat menyerang tulang. Pengobatan


harus disertai dengan makanan yang bergizi.

6. Sistem Otot
6.1 Pengertian otot
Pergerakan dihasilkan pergantian kontraksi dan relaksasi otot,
dimana terjadi perubahan energi kimia (ATP) sebagai energi mekanik.
Secara generik fungsi jaringan otot adalah untuk pergerakan, stabilisasi
posisi tubuh, mengatur volum organ dan termogenesis; diperkirakan 85%
panas tubuh didapatkan ketika kontraksi otot. Sifat jaringan otot adalah
eksitabilitas/ iritabilitas, bisa berkontraksi, bisa diregang tanpa
menghambat jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas.

6.2 Klasifikasi otot


6.2.1 Otot rangka
 Sel otot rangka berbentuk silindris, masing-masing mempunyai
beberapa nukleus dan tampak bergaris / lurik.
 Melekat dalam tulang.
 Diinervasi oleh serabut saraf motoric.
 Hampir seluruh rangka otot melekat dalam tulang.
 Tendon: jaringan ikat fibrosa (tidak elastis) yang tebal dan
berwarna putih yang menghubungkan otot rangka dengan tulang.

21
 Sebagian besar tendon menyerupai tali, akan tetapi beberapa rata
(flat) yang disebut aponeurosis .
 Tendon tersusun dari jaringan ikat yang sangat KUAT Dan
menyatu dengan fascia yang melingkupi otot dan menggunakan
periosteum (jaringan ikat yang melingkupi tulang).
 Suatu otot umumnya mempunyai dua urat, masing-masing melekat
dalam dua tulang yang berbeda. Perlekatan yang immobile atau
tidak aktif dianggap origo, sementara perlekatan yang lebih banyak
digerakkan disebut insersio.
 Otot itu sendiri melewati sendi berdasarkan ke 2 tulang dimana otot
tersebut menempel, sehingga bila otot tadi berkontraksi, otot akan
menarik penyisipannya dan menggerakkan tulang ke arah tertentu
 Struktur otot rangka.
 Komponen otot rangka terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia
superfisialis, fasia profunda, epimisium, perimisium, dan
endomisium.

6.2.2 Otot polos


 Sel otot polos mempunyai ujung yang runcing, satu buah
nukleusdan tidak ada stria.
 Kontraksinya tidak disadari (involuntary).
 Terdapat organ internal sebagai akibatnya disebut juga otot viser.

6.2.3 Otot jantung


 Otot jantung bercabang, mempunyai satu nukleus, dan tipis.
 Disebut juga dengan miokardium.
 Membentuk keempat Ruang Jantung.
 Dapat berkontraksi sendiri (autoregulasi).

6.3 Kontraksi otot


 Impuls saraf hingga dalam terminal dari akson serabut saraf,
Asetilkolin dilepaskan dan tersebar di celah sinaps.

22
 Asetilkolin membuat sarkolema lebih permeabel terhadap ion Na
yang kemudian segera masuk ke pada sel.
 Sarkolema mengalami depolarisasi, menjadi lebih negatif pada
bagian luar, dan positif pada bagian dalam. Tubulus T membawa
pergantian ionisasi ini ke pada sel otot.
 Depolarisasi menstimulasi pelemasan ion Ca2+ dari retikulum
sarkoplasmik. Ion Ca2+ berikatan pada kompleks troponin-
troponiosin yg menggesernya dari filamen aktin.
 Miosin memecah ATP buat melepaskan energinya, miosin
kemudian menempel pada filamen aktin & menarik aktin ke tengah
berdasarkan sarkomer, jadi sarkomer memendek.
 Semua sarkomer hearts Serat Otot memendek à Serat Otot
Seluruhnya berkontraksi.
 Sarkolema mengalami repolarisasi. Ion K Keluar Dari sel, *
Memulihkan Kondisi positif pada luar & negatif pada dalam sel.
Pompa ion lalu mengembalikan Na keluar & K ke dalam sel.
 Kolinesterasi pada sarkolema menjadi aktif asetilkolin
 Ada impuls saraf selanjutnya akan memperpanjang kontraksi (lebih
banyak asetilkolin yang tayang).
 Jika tidak ada impuls saraf lagi , serat otot akan relaksasi dan
kembali ke panjang mula-mula.

7. Sistem endokrin

23
7.1 Pengertian sistem endokrin

Tubuh manusia diatur oleh berbagai senyawa. Sistem endokrin


adalah salah satu sistem utama yang mengkoordinasikan senyawa-senyawa
ini dalam tubuh. Kinerja sistem endokrin mempengaruhi hampir semua
sel, organ dan berbagai fungsi tubuh manusia. Sistem endokrin terdiri dari
berbagai kelenjar, termasuk hormon yang mereka hasilkan. Dalam proses
kerjanya, sistem endokrin bekerja sama erat dengan sistem saraf untuk
membentuk sistem neuroendokrin.
Agar dapat menjalankan semua fungsinya dengan baik, tubuh
dibantu oleh 14 kelenjar utama. Tubuh manusia terdiri dari 9 kelenjar
endokrin (kelenjar saluran) dan 5 kelenjar eksokrin (kelenjar saluran).
Kelenjar adalah jaringan seperti kantung yang terdiri dari sel-sel sekretori.
Kelenjar terletak pada posisi yang aman namun menonjol di dalam tubuh.
Fungsi kelenjar adalah menghasilkan zat tertentu, yang mengatur berbagai
fungsi fisiologis dan aktivitas fisik. Zat-zat yang disekresikan oleh kelenjar
dapat berupa hormon, enzim atau cairan tubuh yang masing-masing
memiliki fungsi penting.
Ada berbagai kelenjar yang berfungsi sesuai dengan lokasinya,
jenis sekresinya, dan sistem organ yang dikendalikannya. Jika sekresinya
tidak mencukupi, maka akan terjadi gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan kekurangan enzim dan hormon. Berbagai jenis
kelenjar memiliki fungsi yang berbeda.

7.2 Macam-macam kelenjar


Secara garis besar, ada dua macam kelenjar dalam tubuh manusia-
kelenjar eksokrin (ductal gland) dan kelenjar endokrin (ductal gland).
7.2.1 Kelenjar endokrin
Sistem endokrin adalah jaringan yang terdiri dari kelenjar dan
organ yang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan sel,
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, serta proses
reproduksi. Dalam sistem endokrin terdapat kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal, gonad dan kelenjar lainnya yang masing-

24
masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Sistem endokrin mirip dengan
sistem saraf manusia, dan keduanya berperan dalam saling kontrol dan
integrasi. Sistem endokrin mengontrol proses tubuh yang berjalan lambat,
sedangkan sistem saraf mengontrol proses tubuh yang bergerak cepat,
seperti pernapasan dan metabolisme. Meskipun saling mempengaruhi,
kedua sistem tersebut memiliki hubungan yang berbeda.
Sistem saraf dihubungkan oleh impuls saraf dan neurotransmiter,
sedangkan sistem endokrin dihubungkan oleh bahan kimia yang disebut
hormon.
Berbagai kelenjar dalam sistem endokrin meliputi:
a. Kelenjar tiroid

Tiroid menghasilkan hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine


(T3), yang mengontrol tingkat energi pembakaran makanan. Selain
itu, sel parafollicular di tiroid menghasilkan hormon kalsitonin, yang
berperan dalam pembentukan tulang.
b. Kelenjar paratiroid

Kelenjar ini mengeluarkan hormon paratiroid, perannya untuk


mengatur kandungan kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu
oleh hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
c. kelenjar pituitary

25
Kelenjar pituitari atau kelenjar pituitari adalah kelenjar
yang paling penting dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari
menghasilkan hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar
endokrin lainnya. Ini termasuk hormon prolaktin, yang sangat
penting bagi ibu menyusui, dan hormon luteinizing, yang berperan
dalam mengatur estrogen wanita dan testosteron pria.
d. Kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian. Pertama,


bagian bagian korteks yang memproduksi hormon kortikostreroid.
Hormon ini bertanggung jawab untuk mengatur keseimbangan
cairan tubuh dan kadar garam. Hormon ini juga mempengaruhi
metabolisme, sistem kekebalan tubuh, respons tubuh terhadap
stres, dan perkembangan serta fungsi seksual. Kedua, bagian
medula yang menghasilkan hormon adrenalin atau adrenalin.
Ketika tubuh sedang stres, adrenalin meningkatkan tekanan darah
dan detak jantung.

e. Kelenjar pancreas

26
Pankreas menghasilkan dua hormon penting, glukagon dan
insulin. Kedua hormon ini bekerja sama untuk menjaga kadar gula
darah dan menjaga penyimpanan energi di dalam tubuh.
f. Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pria(testis) terletak di skrotum,
sedangkan kelenjar reproduksi wanita (ovarium atau ovarium)
terletak di panggul. Testis menghasilkan hormon testosteron,
sedangkan ovarium menghasilkan hormon wanita, yaitu estrogen
dan progesteron.

7.2.2 Kelenjar eksokrin


Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang mengeluarkan zat
ke permukaan epitel melalui saluran. Contoh-contoh kelenjar eksokrin
termasuk keringat, saliva, mamaria, ceruminous, lacrimal, sebaceous,
dan lendir. Organ yang termasuk kedalam eksokrin dan endokrin adalah
hati dan pancreas, termasuk kelenjar eksokrin karena mengeluarkan
produk empedu dan jus pankreas ke dalam saluran pencernaan melalui
serangkaian saluran, dan endokrin karena mereka mengeluarkan zat-zat
lain langsung ke dalam aliran darah. Ada berbagai jenis kelenjar
eksokrin, seperti kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar keringat,
kelenjar lakrimal, dan kelenjar sebaceous

27
Kelenjar ludah mempunyai fungsi sebagai penghasil air liur
yang berguna untuk melembabkan rongga mulut, melindungi gigi dan
mulut dari infeksi dan pembusukan, pelumas makanan, membantu
dalam proses berbicara dan mengecap rasa.
a. Kelenjar lambung

Didalam lambung terdapat beberapa enzim, yaitu :


 enzim pepsin yang berfungsi untuk memcah protein menjadi
pepton,
 lipase yang berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol,
 asam klorida berfungsi mengubah pepsinogen menjadi pepsin
dan membunuh mikroorganisme pathogen
 renin berfungsi untuk mengendapkan protein susu.
b. Kelenjar keringat

28
Kelenjar keringat tersebar hamper diseluruh bagian tubuh,
terutama dibagian telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Adapun
fungsi dari kelenjar keringat adalah :
 Mengatur suhu tubuh
 Mempelancar metabolisme tubuh
 Mengatasi berbagai penyakit ringan
 Membuat kulit lembab
c. Kelenjar lakrimal

Kelenjar lakrimal atau biasa disebut kelenjar air mata


merupakan kelenjar yang terletak pada lapisan atas terluar orbita
pada inferior dari tulang frontalis. Berfungsi smenyekresi lapisan
air mata. Kelenjar air mata berukuran kecil yang terletak di kelopak
mata atas.
d. Kelenjar sebaceous

Sebum atau minyak dikulit yang berukuran sangat kecil itu


dihasilkan oleh kelenjar sebaceous. Sebum ini sering dianggap
sebagai penyebab jerawat.
Fungsi dari kelenjar ini adalah :
 Menjaga kehalusan dan kelembutan kulit
 Menjaga keelastisan kulit
 Aktif memberikan pelumas kulit

29
 Menjaga kelembaban kulit
 Menjaga agar kulit tidak keriput.

8. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan atau juga dikenal sebagai sistem respirasi terdiri dari:
- Paru-paru
- Pembuluh pernapasan bagian atas, yang memungkinkan masuknya
udara atmosfer ke dalam sistem pernapasan, ini melibatkan hidung
(dan mulut), laring (dan faring), dan trakea (tenggorokan).
- Saluran udara pernapasan bagian bawah yang memungkinkan
lewatnya udara atmosfer ke paru-paru itu sendiri, melibatkan bronkus
dan bronkiolus utama.
- Saluran udara pernapasan akhir yang memungkinkan pertukaran gas
terjadi, melibatkan bronkiolus pernafasan, kantung alveolar dan
alveoli.
8.1 Pengertian pernapasan
Pernafasan merupakan peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung O2 dan mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi
dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi
dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi.
Manusia membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk
proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara
oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini
berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen
sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam
tubuh melalui perantaraan alat pernapasan dan pada manusia disebut
alveolus yang terdapat diparu-paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas.

30
Tabel Komponen respirasi dan fungsinya

Komponen Fungsi
Hidung Lubang hidung memungkinkan udara
untuk masuk dan keluar rongga hidung;
filter rongga hidung, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang dihirup
Faring Membawa udara antara rongga hidung
dan laring; filter, menghangatkan, dan
melembabkan udara yang dihirup;
berfungsi sebagai jalan terusan untuk
makanan dari mulut ke kerongkongan;
menyetarakan tekanan udara dengan
telinga tengah melalui tabung
pendengaran
Laring Membawa udara antara faring dan
trakea; mengandung pita suara untuk
menghasilkan suara dalam vokalisasi;
mencegah objek masuk trakea
Trakea Membawa udara antara laring dan
bronkus; filter, menghangatkan, dan
melembabkan udara yang dihirup
Bronkus Membawa udara antara trakea dan
bronkiolus; filter, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang dihirup

31
Bronkiolus Mengatur laju aliran udara melalui
bronkokonstriksi dan bronkodilatasi
Alveoli Memungkinkan pertukaran gas antara
udara di alveoli dan darah dalam
kapiler sekitarnya

8.2 Saluran pernapasan

Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut:


Rongga hidung, faring,laring, trakea, percabangan bronkus, paru-
paru (bronchiole, alveoli). Saluran nafas bagian atas adalah rongga hidung,
faring dan laring dan saluran nafas bagian bawah adalah Trachea, bronchi,
bronchiole dan percabangannya sampai alveoli. Region konduksi adalah
sepanjang saluran nafas berakhir sampai Bronchioli terminalis, tempat
lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan and
menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus,
bronkiolus terminalis. Regional fungus atau respirasi adalah mulai
bronchiolar breathing sampai alveoli, prose pertukaran udara dengan
darah.

8.2.1 Hidung

Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang


mendeteksi penciuman berada di atap (langit-langit) hidung di area
lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini
distimulasi oleh bau di udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf
olfaktorius ke otak di mana sensasi bau dipersepsikan. Ketika masuk

32
dihidung,udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini
dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus sekresi sel
goblet dan kelenjar mukosa. Lalu gerakan silia mendorong lapisan
mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke superior saluran
pernapasan bagian bawah menuju faring.
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung.
Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan
selaput.

8.2.2 Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis.saluran faring
rnemiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke-6. Faring berada di belakang hidung,
mulut, dan laring serta lebih lebar di bagian atasnya.Dari sini partikel
halus akan ditelan atau di batukkan keluar.Udara yang telah sampai ke
faring telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas
debu,bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak suara
(Laring)

8.2.3 Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan
oleh otot-otot yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga
berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan untuk pembentukan suara

33
dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan
cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan
makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor. Pada waktu menelan,
gerakan laring keatas, penutupan glotis (pemisah saluran pernapasan
bagian atas dan bagian bawah) seperti pintu epiglotis yang berbentuk
pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang
dimiliki laring akan menghalau benda dan sekret keluar dari pernapasan
bagian bawah.

8.2.4 Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas
epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea hanya merupakan suatupipa
penghubung ke bronkus. Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh
karena itu disebut pohon trakeobronkial. tempat trakea bercabang
menjadi bronkus di sebut karina.di karina menjadi bronkus primer kiri
dan kanan, di mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan
kanan),Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan
bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang

34
8.2.5 Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus
primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder
dan tersier dengan diameter yang semakin kecil.Struktur mendasar dari
paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara
berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih
disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru
disebut intrapulmonar.

8.2.6 Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang adalah cabang
batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea) sebelum
paru-paru. Bronkiolus berfungsi untuk menyalurkan udara dari bronkus
ke alveoli. Tanpa adanya bronkiolus maka paru-paru baik hewan
maupun manusia akan mengalami gangguan dan juga kerusakan.Dapat
dikatakan bahwa bronkiolus ini merupakan sebuah batas antara alveoli

35
di dalam paru-paru manusia dengan bronkus yang menjadi percabangan
dari trakea. semua udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Karena
udara dikontrol terlebih dahulu oleh organ bronkiolus ini.

8.2.7 Alveoli
Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi
selubung halus jaringan ikat,yaitu lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh
udara yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih lanjut
bercabang menjadi bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak
alveoli (kantong-kantong udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru
orang dewasa. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat
jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil, dinding
jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat lenyap,
menyisakan lapisan tunggal sel epitelium skuamosa sederhana di duktus
alveolus dan alveoli.

Saluran napas distal ditunjang oleh jaringan ikat elastik yang


longgar di mana terdapar makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh darah,
dan pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler padat.
Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal) berlangsung di membran
yang disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang bergabung
bersama. Membran ini disebut membran respiratorik. Di antara sel
skuamosa terdapat sel septal yang menyekresi surfaktan, suatu cairan
fosfolipid yang mencegah alveoli dari kekeringan. Selain itu, surfaktan
berfungsi mengurangi tekanan dan mencegah dinding aiveolus

36
mengalarni kolaps saat ekspirasi. Sekresi surfaktan ke saluran napas
bawah dan alveoli dimulai saat janin berusia 35 minggu

8.3 Mekanisme pernapasan

Selama inspirasi, otot-otot interkostal eksternal ditemukan antara


kontraksi rusuk, mengerakkan tulang rusuk ke atas dan keluar. Otot
diafragma juga berkontraksi dan membentuk kubah yang datar. Ini
meningkatkan ruang di paru-paru dan menyebabkan udara secara
otomatis ditarik ke dalam paru-paru. Selama ekspirasi, otot-otot
interkostal eksternal berelaksasi dan tulang rusuk kembali ke posisi
istirahat mereka. Diafragma berelaksasi, kembali ke bentuk kubah
aslinya. Ini menyebabkan ruang di paru-paru menjadi lebih kecil,
memaksa udara keluar dari mereka.
8.4 Fungsi sistem pernapasan
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2)
dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentransport karbon
dioksida (CO2) yang sel dihasilkan -sel tubuh kembali ke atmosfer.
Organ-organ (respiratorik) juga berfungsi dalam produksi bicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan
benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

8.5 Masalah pada sistem pernapasan


8.5.1 Hipoksia (anoksia)

37
Adalah defisiensi oksigen, yaitu kondisi berkurangnya kadar
oksigen di badingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan
dan organ.
a. Hipoksia dapat terjadi akibat insufisiensi oksigen dalam atmosfer ;
anemia (insufisiensi sel darah merah); gangguan sirkulasi darah ;
penyakit paru; yang mengganggu ventilasi pulmonary ; atau keberadaan
zat toksik seperti karbonmonoksida atau siania, di dalam tubuh.
b. Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik karena molekul ini
berikatan dengan hemoglobin disis yang sama untuk mengikat oksigen.
Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali
dibadingan daya ikat hemoglobin oksigen dan pelepasannya lebih
lambat. Oleh karena itu sejumlah kecil karbon monoksida dalam udara
dapat mematikan.

8.5.2 Hiperkapnia
Adalah peningktan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering
disertai hipoksia. CO2 berlebih meingkatkan respirasi dan konsentrasi
yang hidrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih).

8.5.3 Hipokapnia
Adalah penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat
hiperventilasi (pernapasan cepat ) dan penghembusan CO2. penurunan
kadar CO2menyebabkan terjadinya alkalosis ( jumlah bikarbonat
berlebih ) dalam cairan tubuh.

8.5.4 Asfisia atau Sufokasi


suatu kondisi hipoksia atau hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi
pulmonary.

9. Sistem Reproduksi
9.1 Alat Reproduksi Pria

38
Alat kelamin dalam pria terdiri atas:
1. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Berjumlah
sepasang, dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam
suatu kantung pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar)
dan terletak diluar rongga perut, berfungsi untuk menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan yaitu
testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut
tubulus seminiferus. Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri
dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium
terdapat :
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma
b) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
c) Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testosteron.

Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit


lebih rendah dari suhu tubuh. Oleh karena itu menjelang kelahiran
testis turun dari dalam rongga tubuh menuju kantong pelir
(skrotum).

Saluran reproduksi, terdiri atas:

39
a) Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat
di dalam skrotum yang keluar dari testis. Setiap testis
mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya sepasang,
kanan dan kiri. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk
sementara dan menjadi matang sehingga dapat bergerak.
b) Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari
epididimis. Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar
prostat. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan sperma dari
epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).
Kelenjar kelamin Di samping saluran kelamin, alat kelamin
dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas menghasilkan
sekrit (getah) yaitu:
a) Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan
menjadi satu kantong. Dindingnya dapat menghasilkan cairan
berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan
untuk sperma.
b) Kelenjar prostat : kelenjar yang bertugas untuk membuat
cairan yang bersama dengan cairan yang diproduksi oleh
vesikula seminalis. Getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran
sperma.
c) Kelenjar bulbo uretra : menghasilkan getah
d) Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang
diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin
tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen
ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam
penis (alat kelamin luar pria).

2. Urethra
Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang
mempunyai dua fungsi, yaitu:

40
 Sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria)
keluar tubuh
 sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.

Alat kelamin luar pria terdiri atas:


- Penis Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan).
Kopulasi adalah hubungan kelamin (senggama) antara pria dan
wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim
wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran yang
dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga darah
(korpus cavernosum). Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum
itu penuh berisi darah, maka penis akan tegang dan mengembang
disebut ereksi. Hanya dalam keadaan ereksilah penis dapat melakukan
tugas sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada pria mulai berfungsi
semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama manusia itu
dalam keadaan sehat.
- Skrotum Merupakan kantung tempat kedua testis berada.

9.2 Alat reproduksi wanita


Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah
mempunyai organ reproduksi yang lengkap. Akan tetapi belum berfungsi
sepenuhnya dengan sempurna. Organ reproduksi akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas,
dimana ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks seperti
pembesaran payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi).
Anatomi organ reproduksi wanita terdiri dari vulva, vagina, serviks, rahim
(uterus), saluran telur (tuba falopi) dan indung telur (ovarium).
Seperti halnya pria alat reproduksi wanita juga terdiri atas alat
kelamin
luar dan alat kelamin dalam.
1. Alat kelamin luar wanita terdiri atas:

41
- Celah luar yang disebut vulva. Vulva merupakan suatu daerah yang
menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia
mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan
saluran kemih.
- Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian
bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena
tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang
gadis beranjak dewasa.
- Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir,
yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
- Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit
(klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan
penis pada pria.
- Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine
(urethra) dan saluran kelamin (vagina).

2. Alat kelamin dalam wanita terdiri atas :


- Ovarium (indung telur) Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini
terdapat dalam rongga
badan, didaerah pinggang, bentuknya seperti telur. Ovarium
terletak pada kiri dan kanan ujung tuba (fimbria/ umbai-umbai) dan
terletak di rongga panggul. Ovarium merupakan kelenjar yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
- Saluran reproduksi
1) Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri
rahim menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. Pada
bagian pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum.
Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang disebut
fimbria dan berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak
dan lepas dari ovarium. Dari fimbria telur akan digerakkan oleh
rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke
dalam rahim.

42
2) Rahim (uterus), merupakan organ yang memiliki peranan
besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi
hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pir, berongga dan
berotot. Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan
yang berhubungan dengan rongga perut
2. Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
3. Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim
tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan
ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.

3) Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang


terdapat dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan bagi wanita.
Karena fungsinya yang penting yakni untuk melahirkan bayi, maka
organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah
wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak
sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang
berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.

Jenis-jenis selaput dara (hymen) :


- Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari penuh
lubang vagina.
- Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan
beberapa lubang yang terbuka.
- Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan
beberapa lubang yang terbuka, tapi lubang ini lebih kecil
dan jumlahnya lebih banyak.
10.

43
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai sistem organ pada manusia yang telah kami
dapatkan dari beberapa sumber, kami menyimpulkan bahwa :
- Sistem organ memiliki peranan yang sangat penting dalam
menjalankan fungsi-fungsi dari organ-organ yang terdapat dalam tubuh
manusia. Karena dari banyaknya sistem organ dalam tubuh manusia,
setiap sistem sudah memiliki tugas yang berbeda-beda dalam
menjalankan perannya.
- Dari banyaknya sistem organ yang ada pada tubuh individu yang
terdiri dari sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem peredaran darah,
sistem saraf, sistem rangka, sistem otot, sistem endokrin, sistem
pernapasan, dan sistem reproduksi, setiap sistem tersebut sudah
memiliki tugas tertentu dan saling bekerja sama untuk membentuk
individu baru.
2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Sehingga saran bahkan kritik yang membangun
dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah
tersebut.

44
DAFTAR PUSTAKA

Bobby,Albertas.2013.”Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia”.


Vol 2 Nomer 1 – Maret2013-seruniid.unsa.ac.id Surakarta : Universitas
Surakarta.

Wangko,Sunny.2014. “Jaringan Otot Rangka : Sistem Membran dan Struktur


Halus Unit Konraktil”. Jurnal Biomedik. Vol 6, Nomer 3,Suplemen,
Nopember 2014. Manado: Universitas Sam Ratulangi

Gerard Tortora, 2014, Principles of Anatomy and Physiology,.

Sanders Tina, Scanlon Valerie, 2006, Essentials of Anatomy and Physiology

Saladin, 2003, Anatomy and Physiology – The Unity of Form and Function.

Rizzo C Donald, 2015, Fundamentals of Anatomy and Physiology.

Marieb Elaine Nicpon, 2013, Human Anatomy and Physiology

Seeley's, 2014, Anatomy & Physiology, Ed. Ke-10.

Gunstream Stanley, 2015, Anatomy and Physiology with Integrated Study.

Carson, The Anatomy and Physiology Learning System (4E).

Rodney Rhoades, David R Bell, 2013, Medical physiology principles for clinical
medicine.
Sue Longenbaker, 2010, Understanding Human Anatomy and Physiology Ed. Ke-
7.
Sherwood, L . 2001, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem ( terjemahan ), Edisi 2.
Jakarta,
ECG Eleine Nicpon Mareib, 2013, Human anatomy and Physicology.

Phillip E. Pack, 2007, Cliffs Anatomy and Phisiology, New York.

Effendy, Onong Uchjana. 2007.Ilmu Komunikasi (teori dan Praktek). Bandung :


PT Remaja Rosdakarya.

45
Grossberg, Lawrence, Ellan Wartella, D. Charles Whitney & J. Macgregor Wise
(2006). Media Making: Mass Media in A Popular Culture. Second
Edition. London: Sage Publications.
Ibrahim, Abdul Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi komunikasi.
Surabaya: Usaha Nasional.
Joseph A.Devito. 1994:259 Human Communication
McQuail, Denis (2005).
McQuail’s Mass Communication Theory. Fifth Edition.
London: Sage Publications.
Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda Rogers, Everett M. Rogers
& D. Lawrence Kincaid (1980). Communication
Networks: Toward A New Paradigm for Research. New York: the Free

46

Anda mungkin juga menyukai