Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI WANITA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh
Manusia

yang Diampu oleh Bapak Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd.

dan Bapak Suharno Zen, M.Sc.

Disusun Oleh:

Kelompok 7

ASRI AGUSTIN (17320004)

EKA FIRIANINGSIH (17320008)

NADIYAH (17320014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMETRO
APRIL 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Makalah
ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Anatomi
dan Fisiologi Tubuh Manusia dimana dalam makalah ini kami membahas tentang
Sistem Reproduksi Wanita.
Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:

1. Bapak Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd. dan Suharno Zen, M.Sc. selaku
dosen matakuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dan
3. Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini
serta segala sumber referensi yang telah kami gunakan.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Metro, April 2020

Penyusun
Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3

A. Pengertian Sistem Reproduksi................................................. 3


B. Struktur Organ Reproduksi Wanita........................................... 4
C. Macam-Macam Organ Reproduksi Wanita............................... 4
D. Proses menstruasi.................................................................... 9
E. Proses Oogenesis.................................................................... 11
F. Proses kehamilan..................................................................... 12
G. Proses Melahirkan.................................................................... 18
H. Gangguan Dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita...... 21

BAB III PENUTUP............................................................................... 23

A. Kesimpulan............................................................................... 23
B. Saran ....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Alat Reproduksi Wanita.............................................. 4

Gambar 2. Vagina..................................................................................... 5

Gambar 3. Uterus...................................................................................... 6

Gambar 4. Ovarium................................................................................... 6

Gambar 5. Tuba Falopi............................................................................. 7

Gambar 6. Proses Menstruasi................................................................... 10

Gambar 7. Proses Oogenesis................................................................... 12

Gambar 8. Proses Pembuahan................................................................. 14

Gambar 9. Fase Pembentukan Zigot........................................................ 14

Gambar 19. Proses Persalinan............................................................ 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembangbiak atau
melakukan reproduksi, reproduksi melibatkan suatu sistem didalam tubuh,
yaitu sistem reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ reproduksi.
Tujuan utama makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk
melestarikan jenisnya agar tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan
manusia misalnya, jika tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu lama
kelamaaan manusia akan punah. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi
makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat
bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah karena tidak dihasilkan keturunan (anak) yang
merupakan sarana untuk melanjutkan generasi. Pada umumnya reproduksi
baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan
hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. salah satunya dari sistem
reproduksi adalah sistem reproduksi wanita. Dimana sistem reproduksi
wanita memiliki struktur dan fungsinya masing-masing dan tentunya berbeda
dengan sistem reproduksi pria. Makalah ini akan membahas tentang sistem
reproduksi wanita beserta fungsinya.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari sistem reproduksi?
2. Bagaimana struktur organ reproduksi wanita?
3. Apa saja organ-organ reproduksi wanita?
4. Bagaimana proses menstruasi?
5. Bagaimana proses oogensis?
6. Bagaimana proses kehamilan?
7. Bagaimana proses melahirkan?
8. Apa saja gangguan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem reproduksi,
2. Untuk mengetahui struktur organ reproduksi wanita,
3. Untuk mengetahui apa saja organ-organ reproduksi wanita,
4. Untuk mengetahui proses menstruasi,
5. Untuk mengetahui proses oogensis,
6. Untuk mengetahui proses kehamilan,
7. Untuk mengetahui proses melahirkan,
8. Untuk mengetahui gangguan dan penyakit pada sistem reproduksi
wanita.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Kajian Al-Qur’an

Artinya:

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik. (Q.S Al-Mu’minun: 14)

A. Pengertian Sistem Reproduksi


Menurut Sumiati (2013) menyatakan bahwa sistem reproduksi adalah
sistem dalam tubuh yang turut berperan dalam proses reproduksi manusia.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa peristiwa fertiisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif
atau seksual.

Menurut Abrori (2017:13) menyatakan bahws sistem reproduksi


merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun tidak
berperan dalam homeostatis dan esensial bagi kehidupan seseorang. Pada
manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang
dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita.

3
B. Struktur Alat Reproduksi Wanita
Struktur dan organ reproduksi wanita memainkan peran penting dalam
proses reproduksi, yang mana meliputi siklus menstruasi, konsepsi (ketika sel
telur dibuahi oleh sperma), kehamilan dan persalinan.

Gambar 1. Struktur Alat Reproduksi Pria


Sumber: http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html.

C. Macam-macam Organ Reproduksi Wanita


Menurut letaknya, organ reproduksi wanita dapat dibagi menjadi dua,
yaitu organ yang berada dibagian luar tubuh dan berada didalam tubuh.
1. Organ Reproduksi Dalam
a. Vagina
Vagina merupakan saluran penghubung vulva dengan rahim yang
terletak diantara saluran kemih dan lubang anus. Pada bagian ujung
atasnya, terletak mulut rahim (serviks). Vagina merupakan tabung berotot
yang dilapisi membran epitelium serta dialiri pembuluh darah dan serabut
saraf berlimpah. Ukuran panjang dinding depan vagina mencapai 8 cm
dan bagian belakang 10 cm. Dinding vagina terdiri atas 3 lapis, yaitu
lapisan dalam berupa selaput lendir (membran mukosa) berlipat-lipat
(rugae), lapisan tengah terdapat bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum, lapisan luar merupakan lapisan berotot yang terdiri atas serabut
longitudinal dan melingkar. Pada kedua lapisan ini terdapat sebuah
lapisan dari jaringan erektil yang terdiri atas jaringan areolar, pembuluh
darah, dan beberapa serabut otot polos.

4
Gambar 2: Vagina
Sumber : http://news.lombokgroup.com/2017/10/09/kata-dokter-sering-pipis-
malam-dan-nyeri-dibagian-bibir-vagina/

Suplai darah ke vagina diperoleh dari arteri uterina, arteri vesikalis


inferior, arteri hemoroidalis, dan arteria pudendus interna. Fungsi penting
vagina diantaranya sebagai saluran keluar darah haid dan sekret rahim,
saluran untuk senggaman, dan jalan lahir saat bersalin.

b. Uterus
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk pir, organ
yang tebal, dan berotot terletak dirongga pelvis, diantara vesica urinaria
dan rektum. Uterus terletak menggantug didalam pelvis dengan jaringan
ikat dan ligamen. Panjang uterus ± 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, dan
berat 50 gram. Berikut tiga bagian utama dari uterus:
1) Fundus uteri (dasar rahim), yaitu bagian uterus yang terletak diantara
kedua pangkal tuba falopi.
2) Korpus uteri, yaitu bagian uterus yang paling besar saat kehamilan,
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga didalam korpus
uteri disebut kavum uteri (rongga rahim)
3) Serviks uteri, yaitu bagian ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio. Hubungan antara kavum utwri dan kanalis servikalis
disebut ostium uteri internum.
Uterus memiliki dinding yang terdiri atas 3 bagian yaitu
endometrium, miometrium, dan perimetrium viseral. Endometrium
merupakan lapisan yang terdiri atas epitel, kelenjar, jaringan, dan
pembuluh darah. Lapisan ini berperan penting dalam siklus haid.
Miometrium merupakan lapisan otot polos yang tersusun atas otot polos

5
memanjang dibagian luar dan otot polos melingkar dibagian dalam.
Perimetrium viseral merupakan lapisan serosa yang terdiri atas
ligamentum yang menguatkan uterus.

Gambar 3: Uterus
Sumber : https://arinacnisa.wordpress.com/2017/03/23/bicornuate-uterus-rahim-
kembar/
Funsi uterus yaitu dalam peluruhan darah haid yang berasal dari
endometrium stratum fungsionalis dan sebagai tempat implantasi, retensi,
serta nutrisi bagi janin. Saat persalinan dengan adanya kontraksi
miometrium (otot uterus) diikuti pembukaan serviks, janin dapat
dilahirkan.

c. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk bulat telur terletak disisi
kanan dan kiri uterus dibawah tuba uterina dan terikat oleh ligamentum
latum dibagian belakang. Beratnya 5-6 gram. Bagian didalamnya disebut
medula ovari yang tersusun atas jaringan ikat serta mengandung banyak
kapiler darah dan serabt kapiler saraf. Bagian luarnya disebut korteks
ovary yang terdiri atas folikel-folikel berdinding epitelium dan berisi ovum.

Gambar 4: Ovarium
Sumber : https://www.ilmusiana.com/2019/09/fungsi-ovarium-pada-wanita.html

6
Setiap bulan ovarium mengalami siklus ovarium yang mengasilkan
ovum. Saat siklus ini, ovum dilepaskan bersamaan dengan fase ovulasi
yang dipicu oleh tonjolan Luteinizing hormone (LH) dan Follicle
stimulating hormone (FSH) secara tiba-tiba dan diikuti penurunan drastis
hormon ini sehingga folikel de graaf pecah serta ovum yang matang akan
dikeluarkan. Ovarium memiliki tiga fungsi yaitu memproduksi ovum,
menghasilkan hormon estrogen, dan menghasilkan hormon progresteron.

d. Tuba Falopii
Tuba falopii merupakan saluran ovum yang berjalan lateral kiri dan
kanan. Panjangnya kira-kira 12 cm dengan diameter 3-8 mm. Tuba falopii
terdiri atas 4 bagian yaitu
1) Pars interstitialis yaitu bagian yang terdapat didinding uterus,
2) Pars isthmus yaitu bagian medial tuba falopii yang sempit,
3) Pars ampularis yaitu bagian berbentuk saluran leher agak melebar dan
merupakan tempat terjadinya fertilisasi atau konsepsi ovum oleh
sperma,
4) Infundibulum yaitu bagian ujung tuba falopi yang terbuka kearah
rongga peritoneum dan mempunyai rumbai yang disebut fimbriae
untuk menangkap ovum yang matang saat terjadi ovulasi di ovarium
untuk kemudian disalurkan ke tuba falopii.

Gambar 5: Tuba Falopii


Sumber : https://www.ilmusiana.com/2019/09/fungsi-oviduk-tuba-fallopi-pada-
wanita.html

Fungsi tuba falopii, yaitu mengantarkan ovum dari ovarium ke


uterus, menyediakan tempat pembuahan, dan sebagai saluran ovum
yang telah dibuahi (zigot) menuju kerahim.

7
2. Organ Reproduksi Luar
a. Vulva
Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang mulai dari klitoris, kanan-kiri dibatasi bibir kecil sampai
kebelakang dibatasi perineum
b. Mons Veneris
Daerah yang menggunung diatas simfisis yang akan ditumbuhi
rambut kemaluan (pubis) jika wanita beranjak dewasa. Pada wanita,
rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung sedangkan pada pria
membentuk sudut runcing ke atas.
c. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)
Berada dibagian kanan dan kiri berbentuk lonjong, pada wanita
menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubis lanjutan dari mons veneris.
Dibagian bawah perineum, labia mayora menyatu pada komisura
posterior
d. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)
Bagian dalam bibir besar yang berwarna merah jambu. Tidak
mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat otot polos, pembuluh darah,
dan ujung serabut saraf. Dijumpai pula frenulum klitoris, preputium,
prenulum pudenti.
e. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan ikat erektil identik dengan
penis pada pria yang ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi
jaringan yang dapat berereksi dan sangat sensitif karena banyak ujung
serabut saraf.
f. Vertibulum
Daerah dengan batas atas klitoris, batas bawah fourchette (lipatan
membran pada ujung perineal vulva), batas lateral labia minora. Disini
dijumpai kelenjar vestribulum mayor (kelenjar bartholini) dan kelenjar
vestibulum minor
g. Himen (Selaput Dara)
Selaput yang menutupi intitus vagina. Biasanya berlubang
membentuk seminularis, anularis, tapisan, septata atau fimbria. Jika tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau himen imperforata. Himen akan

8
robek pada koiyus apalagi setelah bersalin. Sisanya disebut kurunkula
himenalis atau sisa himen.
h. Orifisium Uretra Eksterna (Lubang Kemih)
Tempat keluarnyaair kemih yang terletak dibawah klitoris. Di
sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar
skene.
i. Perineum
Daerah antara vulva dan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Perineum meregang saat
persalinan dan terkadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.

D. Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah siklus normal bulanan di mana wanita
mengalami perdarahan dari vagina. Darah menstruasi berasal dari lapisan
rahim. Pada permulaanya hormon estrogen saja yang dominan dan
perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali (menarke) muncul
pada umur 12-13 tahun. Dominanya estrogen paada pemulaan menstruasi
sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan tanda seks sekunder. Itu sebabnya pada pemulaan
perdarahan sering tidak teratur karena bentuk menstruasinya anovulatoir
(tanpa pelepasan telur). Baru setelah umur wanita mencapai remaja sekitar
17-18 tahun, menstruasi teratur dengan interval 26-32 hari.
Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur),
hormon estrogen yang dikeluarkan makin meningkat yang menyebabkan
lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase
ploriferasi). Peningkatan estrogen ini menekan pengeluaran hormon
perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH)
sehingga dapat merangsang folikel Graaf yang telah dewasa, untuk
melepaskan telur yang disebut sebagai proses ovulasi. Telur ini akan di
tangkap oleh tubafalopi, dan dibungkus oleh koron radiata yang akan memberi
nutrisi selama 48 jam. Folikel Graaf yang mengalami ovulasi menjadi korpus
rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan mengeluarkan dua macam
indung telur yaitu estrogen dan progesteron.

9
Gambar 6: Proses Menstruasi
Sumber : https://www.siswapedia.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/

Hormon estrogen yang menyebabkan lapisan dalam rahim


(endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, setelah
dirangsang oleh korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesteron
lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, sehingga pembuluh darah
makin dominan dan mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi
pertemuan antara spermatozoa dan ovum (telur), korpus luteum mengalami
kematian. Korpus uteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak
mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim, oleh karena hormon
estrogen dan progesteron berkurang sampai menghilang. Berukurang dan
menghilangnya estrogen dan progesteron, menyebabkan terjadi fase
vasokonstriksi (pengerutan) pembuluh darah, sehingga lapisan dalam rahim
mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan
vasodilitasi (pelebaran pembuluh darah)dan pelepasan darah dalam bentuk
perdarahan yang disebut menstruasi. Pengeluaran darah menstruasi
berangsur antara 3-7 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc
tanpa bekuan darah. Bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukan
terjadi perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal menstruasi.
Oleh karena terjadinya kematian dari korpus luteum, hormon estrogen
berkurang yang menyebabkan rangsangan untuk pengeluaran FSH sehingga
siklus yang berhubungan dengan hipotalamus-hipofise-indung telur berulang
lagi. Siklus menstruasi wanita tidak sama dengan variasi normal antara 26-32
atau 28-35 hari. Oleh karena korpus luteum mempunyai umur sekitar 8-10
hari, dapat diperhitungkan terdapat pergeseran dari ovulasi (pelepasan telur)
yang mempengaruhi minggu subur.

10
E. Oogenesis
Oogenesis merupakan produksi sel telur atau ovum atau gamet betina.
Oogenesis terjadi pada semua jenis spesies dengan reprodukasi seksual
yang mencakup semua tahapan sel telur yang belum matang. Pada mamalia,
sel telur ini harus melewati lima tahap agar mencakup sel telur yang matang,
yaitu Oosit primer, ootid, oosit sekunder, ovum, dan ooginium. Sebagian
spesies yang mengalami reproduksi seksual, ovum atau sel telur hanya
mengandung setengah materi genetik dari individu dewasa. Karena
reproduksi akan terjadi ketika gamet jantan membuahi sel telur. Sel sperma
juga hanya mengandung setengah materi genetik dari individu yang matang.
Sehingga menghasilkan embrio yang telah dibentuk oleh fertilasi akan
mengandung sel lengkap materi genetik. Ooginium adalah tahap pertama dari
sel telur yang belum matang yang dibentuk oleh mitosis dalam kehidupan
awal dari organisme. Proses oogenesis adalah proses pembentukan sel telur
di dalam ovarium. Oogenesis hanya dapat menghasilkan satu sel telur matang
dalam sekali waktu, berbeda dengan spermatogenesis yang mampu
menghasilkan jutaan sel sperma dalam waktu yang bersamaan. Hormon yang
mempengaruhi proses oogenesis yaitu :
1. Hormon FSH ( Follicle Stimulating Hormone ), yang berfungsi sebagai
perangsang pertumbuhan pada sel-sel folikel.
2. Hormon LH ( Luteinizing Hormone ), yang berfungsi sebagai perangsang
terjadinya ovulasi, yaitu proses pengeluaran sel telur.
3. Hormon Estrogen, yaitu berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder.
4. Hormon Progesteron, yaitu berfungsi untuk menebalkan dinding
endometrium

Adapun proses oogenesis yaitu antara lain:


a. Oogonium Oogonium merupakan sel induk dari sel telur yang terdapat
didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.
b. Oogonium mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit
primer yang mempunyai 46 kromosom. Oosit primer akan melakukan
meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran tidak sama.
c. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid.
Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer,
karena oosit sekunder memiliki banyak sitoplasma.

11
d. Sel anak yang lebih kecil sering disebut badan polar pertama yang
kemudian membelah diri lagi.
e. Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium menuju tuba fallopi. Jika
oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma, maka akan terjadi pembelahan
meiosis yang kedua. Demikian juga dengan badan polar pertama
membelahn 2 badan polar kedua yang nantinya akan mengalami
degenerasi. Namun, jika tidak terjadinya fertilasi, maka menstruasi akan
cepat terjadi dengan siklus oogenesis yang diulang kembali.
f. Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah
bersifat haploid yang memiliki kromosom 23 yang disebut dengan ootid.
Pada saat ovum dan inti nukleus sudah siap melebur menjadi satu, maka
saat itu juga akan mencapai perkembangan final menjadi sel telur yang
matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan ovulasi. Setiap
ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidup 24
jam. Apabila sel telur yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur
tersebut akan mati dan luruh bersama dinding rahim pada awal siklus
menstruasi.

Gambar 7: Proses Oogenesis


Sumber : https://usaha321.net/proses-oogenesis-pada-wanita.html

F. Kehamilan Pada Wanita


Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai sejak konsepsi
sampai persalinan. 

12
1. Syarat-syarat yang akan mendukung proses terjadinya kehamilan.
a. Adanya sel sperma
Suatu proses kehamilan tidak akan terjadi jika tidak ada sebuah
sel yang disebut dengan sperma (spermatozoa) yang berasal dari pria.
Sel sperma ini diproduksi oleh pria sekitar 20 hingga 100 juta sel setiap
persediaan dalam kantung testis kosong. Setiap kali seorang pria
melakukan penetrasi pada vagina perempuan, maka sel sperma akan
diproduksi kembali. Sel sperma yang matang akan berlangsung sekitar 34
hari setelah diproduksi.
b. Adanya sel telur (ovum)
Syarat yang kedua dalam terjadinya proses kehamilan yaitu
adanya sel telur yang berasal dari wanita. Sel telur atau ovum diproduksi
oleh indung telur (ovarium) yang terletak pada rongga panggul. Posisi
ovarium terletak menggantung dikanan dan kiri pada jaringan ikat rongga
perut. Ovarium berukuran dengan panjang sekitar 4 cm dan tebal sekitar
0,5 cm yang kurang lebih sebesar ibu jari. Sel telur dihasilkan dengan
ditandai oleh adanya siklus menstruasi pada wanita. Siklus ini akan terus
berlangsung sejak masa pubertas seorang wanita sampai mendekati usia
40 tahun.
c. Hormonal normal dan anatomi
Struktur organ reproduksi juga sebagai syarat terjadinya sebuah
kehamilan. Seorang pria dan wanita tentu harus memiliki sebuah struktur
anatomi yang normal dan sistem hormonal yang baik.
d. Proses pembuahan
Proses pembuahan menjadi syarat dalam terjadinya kehamilan.
Proses pembuahan ini yakni sebuah proses bertemunya sel telur dan
sperma didalam uterus. Bila sperma memasukki dinding-dinding sel telur,
maka dimungkinkan sebuah proses kehamilan terjadi. Namun, jika
sperma sudah melakukan perjalanan panjang, tetapi tidak mendekati dan
menebus dinding sel telur, maka dimungkinkan pula proses terjadinya
kehamilan tidak berhasil. Dari berjuta-juta sel sperma yang dikeluarkan
saat penetrasi, namu hanya beberapa ratusan ribu yang dapat mencapai
saluran telur dan juga hanya satu sel sperma yang dapat menebus sel
telur.

13
Gambar 8: Proses Pembuahan
Sumber : www.Bidanku.com

e. Nidasi atau plasenta


Syarat terjadinya kehamilan yaitu adanya nidasi atau penyarangan
pada dinding uterus. Biasanya nidasi terjadi didinding depan atau dinding
belakang rahim. Nidasi pada umumnya terjadi sekitar 6-7 hari setelah
proses pembuahan. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut akan menuju
rahim dan akan melakukan nidasi atau implantasi yakni bersarangnya sel
telur dan sperma yang sudah dibuahi pada dinding rahim. Proses ini
diiringin dengan pembentukan plasenta dan tali plasenta untuk
mendukung suplai darah dari tubuh ibu kepada janin. Jika setelah proses
pembuahan tidak terjadi implantasi, maka dimungkinkan kehamilan tidak
akan terjadi.

2. Proses Terjadinya Kehamilan

Gambar 9: Fase Pembentukan Zigot


Sumber : www.GuruPendidikan.com

14
Proses terjadinya kehamilan ada beberapa tahapan yaitu antara lain:
Tahap 1 – Proses ovulasi
Proses ovulasi terjadi pada seorang wanita sekitar dua minggu
sebelum siklus menstruasi berikutnya terjadi. Proses ovulasi merupakan
proses dimana ovarium atau indung telur menghasilkan sel telur atau ovum
yang dikeluarkan dari sarangnya. Pasalnya, ovarium merupakan sebuah
tempat memproduksi sel telur dimana terdapat kantung-kantung (folikel) yang
berisi sel telur dan cairan. Ketika sel telur matang, maka sel telur akan keluar
dari ovarium dengan pecahnya folikel. Proses ovulasi ini akan berlangsung
setiap terjadinya siklus menstruasi pada seorang wanita. Pada pria, proses ini
akan berlangsung setiap saat dimana sel sperma akan diproduksi secara
terus menerus. Pada umumnya sel sperma yang matang akan bertahan pada
saluran testis dalam waktu 4 minggu. Pria tentunya akan mengeluarkan
sperma sebanyak mungkin hingga 100 juta sel.
Tahap 2 – Kenaikan Hormon
Pada wanita jika folikel sudah melepaskan sel telur, maka folikel akan
berkembang dengan membentuk korpus luteum. Korpus luteum ini akan
melepaskan hormon untuk membantu menebalkan lapisan rahim yanga akan
mempersiapkan segala sesuatu jika sebuah proses kehamilan terjadi.
Kenaikan hormon pada wanita ini biasanya ditandai dengan keluarnya cairan
bening seperti lendir sekitar 2 minggu setelah siklus menstruasi.
Tahap 3 – Sel telur berjalan kedalam tuba falopi
Setelah folikel melepaskan sel telur, maka ia akan berjalan menuju
tuba falopi. Sel telur ini akan tinggal disana selama 24 jam untuk menunggu
sel sperma membuahinya. proses ini biasanya terjadi sekitar 2 minggu pasca
hari pertama haid terakhir yang kita sebut dengan masa subur. Sel telur hanya
memiliki waktu sekitar 12 sampai 24 jam untuk bertahan di tuba falopi,
sedangkan sel sperma mampu bertahan hidup ditempat reproduksi wanita
sekitar 72 jam. Maka dari itu, masa subur wanita sangat singkat yaitu sekitar 4
hari di hari ke 12 – 16 yang dihitung dari hari pertama menstruasi. Jadi,
jangan sia-siakan masa subur Anda dengan cara berhubungan seksual
diantara masa tersebut dengan harapan sel sperma dapat membuahi sel telur.
Tahap 4 – Sel telur tidak dibuahi
Jika sel telur tidak dibuahi atau tidak ada sperma yang berhasil menuju
tuba falopi, maka sel telur akan bergerak menuju rahim, kemudian hancur

15
dengan seketika. Tentunya, kadar hormon yang telah dihasilkan oleh korpus
luteum akan kembali menjadi normal sehingga lapisan rahim yang tadinya
menebal, maka akan meluruhkan darah dari dinding rahim yang kita sebut
dengan siklus menstruasi.
Tahap 5 – Sel telur dibuahi (Fertilisasi)
Namun, jika sel telur didalam tuba falopi masih bertahan dan ada salah
satu sel sperma yang berhasil menembus dinding sel telur, maka
dimungkinkan akan terjadinya pembuahan. Proses pembuahan (fertilisasi)
adalah sebuah proses bertemunya sel telur dan sel sperma dituba falopi. Jika
kedua sel ini bertemu, disinilah proses kehamilan terjadi. Dengan cepat sel
telur akan menutup dirinya, jika terdapat sel telur yang sudah berhasil
membuahinya sehingga tidak akan ada sperma lain yang dapt membuahinya.
Proses pembuahan pada saat itu akan menentukan gen bayi dan jenis
kelaminnya. Jika sel sperma yang membuahi sel telur berkromoson Y, maka
jenis kelamin janin tersebut adalah anak laki-laki, namun jika sel sperma
berkromoson X, maka dimungkinkan janin tersebut adalah perempuan. Dalam
proses pembuahan ini, sel sperma tidaklah mudah untuk mencapai sel telur
yang ada pada tuba falopi, akan tetapi harus menghadapi berbagai hambatan
dan tantangan. Beberapa tantangan yang menyebabkan sel sperma kesulitan
dalam membuahi sel telur diantaranya lingkungan asam pada vagina yang
menyebabkan sel sperma rusak dan akhirnya mati, lendir serviks pada vagina
juga dapat menyebabkan sel sperma kesulitan untuk bergerak menuju rahim.
Hanya kualitas sperma yang memiliki kemampuan berenang yang
kuatlah yang aakan menembus lendir serviks. Selain itu, tantangan yang
mungkin bisa menghambat perjalanan sperma yaitu terjebak dan tersesat
kedalam tuba falopi yang salah dan akan menyebabkan sperma akan mati
ketika sedang mencari sel telur, padahal sel telur yang siap dibuahi berada
pada tuba falopi yang satunya lagi. Keberhasilan sperma untuk membuahi
tidak cukup sampai disini, setidaknya satu sperma harus berjuang dengan
ratusan ribu bahkan jutaan sperma lainnya yang siap-siap akan membuahi sel
telur. Ditambah lagi dengan sulitnya menembus dinding sel telur. Rata-rata sel
sperma mampu berjalan sekitar 2,5 cm setiap 15 menit. Waktu inilah yang
menentukan keberhasilan sebuah sperma yang akan membuahi sel telur.
Hanya sperma terkuatlah yang akan berhasil menembus dinding sel telur dan
akan melepaskan ekor denagn sendirinya.

16
Tahap 6 – Penempelan pada dinding rahim (Implantasi)
Setelah sel telur berhasil dibuahi bukanlah akhir dari perjuangan.
Setelah sel sperma menembus sel telur, maka akan membentuk pertahanan
diri dan materi genetik antara sel sperma dengan sel telur sehingga akan
melakukan penggabungan. Telur yang telah dibuahi (zigot) akan berada pada
tuba falopi sekitar 3-4 hari lamanya. Dalam waktu 24 jam setelah sel telur
dibuahi, zigot akan membelah diri yang akan menghasilkan emberio. Embrio
ini merupakan hasil dari zigot yang sudah terbelah yang akan membentuk
banyak sel dengan sangat cepat dan akan terus berkembang. Sel-sel embrio
yang begitu banyak jumlahnya ini akan bergerak menuju rahim melalui tuba
falopi.
Setelah embrio tersebut sampai pada rahim, maka embrio akan
menempel dan tertanam pada dinding rahim yang sudah tebal. Proses
penempelan dan penanaman inilah yang disebut dengan proses implantasi.
Ketika proses ini, pada umumnya wanita mengalami flek atau spotting yakni
bercak darah pada vagina yang menyerupai awal siklus menstruasi. Proses ini
akan berlangsung selama 1 – 2 hari setelah/sekitar waktu implantasi. Dalam
proses implantasi, lapisan dinding rahim akan semakin tebal, lalu plug lendir
akan menyegel leher rahim sampai pada waktunya persalinan. Proses ini
diikuti pula oleh terbentuknya plasenta dan tali plasenta yang akan menyuplai
darah untuk janin dari dalam tubuh si ibu.
Tahap 7 – Tanda awal kehamilan
Setelah embrio menempel pada dinding rahim, maka disitulah awal
perkembangan janin berlangsung. Dengan perkembangan tersebut, maka
akab muncul gejala-gejala awal kehamilan yang kerap dialami oleh seorang
wanita. Berikut gejala awal yang umum dirasakan oleh wanita ketika
terjadinya kehamilan:
a. Terlambat menstruasi
Proses terjadinya kehamilan memang ditandai oleh terlambatnya
siklus menstruasi pada wanita. Terlambat haid dapat mengindikasikan
bahwa Anda hamil, namun jika Anda seseorang yang memang selalu
terlambat hair, mungkin tanda ini bukan jawaban bahwa Anda hamil.
b. Munculnya flek atau bercak darah
Ketika Anda mendekati siklus menstruasi, mungkin Anda tidak akan
heran dengan munculnya flek ini. Karena ada sebagian wanita yang

17
mengalami flek sebelum mereka menstruasi. Namun, jika flek ini tidak
dilanjutkan dengan keluarnya darah haid, maka dimungkinkan Anda
mendapatkan kehamilan.
c. Payudara yang membesar
Memang, tanda awal kehamilan sama dengan tanda seorang
wanita akan menstruasi. Begitu pula pada struktur payudara yang mulai
membesar dan payudara terasa berat dan akan semakin membesar dari
minggu ke minggu. Bahkan jika Anda menyentuhnya akan terasa
menyakitkan. Perubahan ini dapat mengindikasikan bahwa Anda tengah
hamil.
d. Mual muntah dan tidak nafsu makan
Jika Anda mendadak merasa mual dan kehilangan nafsu makan
bahkan muntah dimungkinkan ini awal tanda kehamilan. Namun, tidak
setiap wanita mengalami hal ini.
e. Ngidam
Jika Anda tiba-tiba ingin makan atau minum sesuatu yang bahkan
sulit untuk mendapatkannya, namun setelah makanan dan minuman itu
ada, Anda sama sekali tidak ingin memakannya. Indikasi ini dapat pula
terjadi jika Anda sedang hamil.

G. Melahirkan
Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, antara lain yaitu :
1. Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah,
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas
dua fase yaitu:
Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm
Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan
deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan
pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut
rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim

18
secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi
rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan
pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika
pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna
dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu.
Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir
sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila
pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses
persalinan memasuki kala II.
2. Kala II: Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan
lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Terasa mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka. Secara teknik, meskipun proses
melahirkan baru dimulai saat leher rahim terbuka lebar, tetapi hal ini secara
bersamaan mungkin tidak akan terjadi dengan turunnya bayi. Sehingga
dengan begitu, beberapa wanita akan merasa keinginan untuk mendorong
sebelum benar-benar terbukanya leher rahim, sedangkan beberapa wanita
yang lainnya mungkin merasa tidak ingin mendorong hingga leher rahim
benar-benar terbuka. Ketika tahap mendorong, kontraksi akan berubah
menjadi yang memacu.

Gambar 10: Proses persalinan


Sumber : www.cubbyhousedc.com

19
3. Kala III: Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan
sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200
cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu
dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding
rahim. Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk
memberikan jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan

4. Kala IV: Tahap Pengawasan


Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam
tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak,
yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat
terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan
cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.
Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran
menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi
atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan
tindakan secepatnya.
Keadaan yang akan terjadi sebelum proses persalinan yaitu
Hormon-hormon kehamilan bekerja dengan tujuan untuk membuat otot-otot
ligamen yang berada di antara susunan tulang dalam pelvis melunak.
Selama masa tersebut anda akan merasa tidak nyaman, anda akan
merasa nyeri pada sendi-sendi, bahkan anda akan merasakan mudah
sekali kelelahan.
Hormon-hormon yang lainnya akan mulai melunakan cervix yang
merupakan leher rahim (uterus). Selama masa kehamilan cervix akan
tertutup untuk menopang bayi dalam rahim (uterus). Saat pembukaan
cervix proses persalinan terjadi. Sebelum proses persalinan dimulai,
mungkin cervix akan melunak, menipis dan membuka. Akan tetapi, setiap
wanita pada setiap kelahiran tidaklah sama dan mengalami hal yang
berbeda. Beberapa wanita akan mengalami proses persalinan sebelum
cervix benar-benar terbuka, sedangkan untuk wanita yang lainnya mungkin

20
akan mengalami kontraksi yang mengakibatkan cervixnya terbuka sebelum
dimulainya proses persalinan.
Di dalam pelvis bayi anda akan mulai bergerak turun. Pada tahap
ini anda akan merasakan adanya tekanan pada abdomen bagian bawah
atau anda akan merasa bisa bernafas dengan lega. Keluarga atau orang-
orang terdekat anda mungkin akan mengatakan bahwa ada yang berbeda
dari anda dan mungkin saja mereka juga akan mengatakan bahwa bayi
anda sudah terlihat turun. Keadaan ini akan terjadi beberapa minggu
sebelum waktunya melahirkan pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Pada ibu yang sebelumnya sudah pernah melahirkan, keadaan ini mungkin
tidak akan terjadi. Anda mungkin akan mengalami perdarahan di selaput
lendir. Selaput lendir berada dalam cervix selama proses kehamilan. Pada
saat cervix mulai melunak dan membuka, akan terjadi pengenduran pada
selaput lendir, kemudian akan perlahan ke luar dari vagina. Sebelum
proses persalinan beberapa wanita dapat merasakan adanya peningkatan
selaput lendir. Sedangkan beberapa wanita yang lainnya mungkin saja
tidak akan menyadarinya. Sebelum proses persalinan, mungkin saja pecah
ketuban akan terjadi. Pada sebagian besar wanita, kontraksi akan terjadi
pada saat yang bersamaan. Jika anda merasa air ketuban sudah pecah,
anda dapat memberitahu dokter atau bidan.

H. Gangguan Dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita


1. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita adalah
endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan
dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh. Jaringan
tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau
bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan
menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras,
nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita
adalah radang panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab
infeksi yang merambat masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher
rahim. Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah
penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati

21
dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang,
tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
3. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang
memengaruhi kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini
akan menghasilkan hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih
banyak. Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak
teratur, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
4. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim.
Tumor pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem
reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif. Gejalanya
dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul,
kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis,
serta nyeri saat berhubungan seksual.
5. Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker
ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker
mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang
penting, reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru.
2. Struktur dan organ reproduksi wanita memainkan peran penting dalam
proses reproduksi, yang mana meliputi siklus menstruasi, konsepsi (ketika
sel telur dibuahi oleh sperma), kehamilan dan persalinan.
3. Bagian-bagian alat reproduksi wanita yaitu, organ reproduksi luar yaitu
vulva, mons veneris, labia mayora (bibir besar kemaluan), labia minora
(bibir kecil kemaluan), klitoris, vertibulum, himen (selaput dara), orifisium
uretra eksterna (lubang kemih), dan perineum. Organ reproduksi dalam
vagina, uterus, ovarium, dan tuba falopii.
4. Menstruasi atau haid adalah siklus normal bulanan di mana wanita
mengalami perdarahan dari vagina. Darah menstruasi berasal dari lapisan
rahim.
5. Oogenesis merupakan produksi sel telur atau ovum atau gamet betina.
Oogenesis terjadi pada semua jenis spesies dengan reprodukasi seksual
yang mencakup semua tahapan sel telur yang belum matang.
6. Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai sejak
konsepsi sampai persalinan. 
7. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, antara lain yaitu tahap
pembukaan, tahap pengeluaran bayi, tahap pengeluaran plasenta, tahap
pengawasan
8. Gangguan dan penyakit sistem reproduksi pria antara lain endometriosis,
radang panggul, pcos, miom, dan kanker pada organ reproduksi wanita.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sehingga kami dapat mekalah yang lebih baik lagi dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi


Wanita. Jakarta: EGC.

Nani, Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita.


Jakarta:Penebar Plus.

Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Biologi. 2(2). Mataram:


Universitas Mataram.

Yulaikhah, Lily. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC.

https://www.google.com/amp/s/bidanku.com/terjadinya-kehamilan/amp

https://www.google.com/amp/s/bidanku.com/tahapan-proses-persalinan/amp

24

Anda mungkin juga menyukai