Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI LAKI LAKI SPERMATOGENESIS DAN


EJAKULASI

KELAS : 1 E

Dosen Pengampu : Dr. Apt, Siska, M.Farm

Disusun oleh :
Kelompok 3:
Muhammad Difva Saputra ( 2304015099 )
Nailah Aqilla A. ( 2304015012 )
Muhammad Vazran A. ( 2304015100 )
Syabrina Nabilla ( 2304015094 )

PROGAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, dan karunia-
Nya,sehingga saya bisa menyelesaikan laporan praktikum Anfisman ini sebaik
baiknya. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
untuk mengikuti kegiatan praktikum selanjutnya.

Dalam kesempatan ini, kami ngin mengucapkan banyak terima kasih dan
rasa hormat kami kepada Dosen dan asisten dosen yang membantu kami selama
kegiatan praktikum sehingga praktikum berjalan dengan semestinya dan
memberikan hasil yang diinginkan

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada :

1. Ibu Dr, Apt, Siska, M.Farm, selaku dosen pengampu praktikum


2. Kak Mutiara dan kak Yulita, selaku asisten dosen praktikum

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menulis laporan ini
untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan
perbaikan laporan ini. Sekali lagi kami ucapakan terima kasih kepada Dosen dan
Asisten Dosen yang telah membantu kami dalam kegiatan praktikum kali ini.

Jakarta, Oktober 2023

(kelompok 3)

2
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................... 2
Daftar isi ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Tujuan ............................................................................................. 4
C. Landasan Teori .............................................................................. 4

BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM (REPRODUKSI PRIA) ....... 6


A. Alat dan bahan .............................................................................. 6
B. Prosedur Pengerjaan ...................................................................... 6
C. Hasil ................................................................................................ 6
D.Pembahasan .................................................................................... 7
(SPERMATOGENESIS) .......................................................................... 8
A. Alat dan bahan ............................................................................. .8
B. Prosedur Pengerjaan .................................................................... .8
C.Hasil .................................................................................................8
D.Pembahasan .................................................................................. .8
EJAKULASI .......................................................................................9
BAB III KESIMPULAN ................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan reproduksi. Reproduksi
melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ
reproduksi. Tujuan utama makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya
agar tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia misalnya, jika tidak bisa melakukan
reproduksi? Tentu lama kelamaan manusia akan punah.

Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis bagian anterior,
organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses biologis dasar termasuk perilaku seksual dipengaruhi
oleh faktor emosi dan sosiokultural masyarakat. Di sini, yang akan difokuskan adalah fungsi dasar
seksual sistem reproduksi di bawah kontrol syaraf dan hormon.

Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ reproduksi primer atau
gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. Gonad yang matang
berfungsi menghasilkan gamet (gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron
pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan
melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat payudara yang termasuk organ
pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.

Seiring perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan objek utama untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia mengembangkan teknologi reproduksi berupa
bayi tabung untuk mengatasi masalah pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dan juga inseminasi
buatan pada hewan untuk memperoleh keturunan hewan yang diinginkan. Selain perkembangan
teknologi, kita juga sering mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang
berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini tentunya harus kita
cegah agar manusia tetap dapat memperoleh keturunan. Satu hal yang penting bagi generasi muda adalah
menjaga kesehatan reproduksi agar tidak terkena penyakit pada sistem reproduksi.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal dan mengetahui antatomi fisiologi manusia tentang reproduksi
2. Mengenal dan mengatahui mengenai ejakulasi
3. Mengenal dan mengetahui mengenai spermatogenesis
4. Sebagai syarat untuk melanjutkan praktikum selanjutnya

4
C. LANDASAN TEORI

1. SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup. Ini adalah proses
simempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Reproduksi pada manusia berarti
membahas suatu sistem yang berbeda struktur dan fungsinya pada pria dan wanita. Sistem
reproduksi adalah kumpulan organ internal dan eksternal yang bekerja bersama untuk tujuan
prokreasi.Oleh karena peran vitalnya dalam kelangsungan hidup spesies, tak sedikit ahli yang
berpendapat bahwa sistem reproduksi adalah salah satu sistem yang paling penting di seluruh
tubuh.

Proses reproduksi manusia terjadi ketika sel telur dari wanita dengan sel sperma dari pria bersatu
dan berkembang di dalam rahim untuk membentuk janin. Dengan kata lain, kemampuan ini berguna
untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak. Beberapa bagian tubuh, baik pada wanita
maupun pria dibutuhkan agar proses ini dapat terjadi yang disebut dengan alat reproduksi atau alat
kelamin. Sistem reproduksi pada pria dan wanita memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain.
Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan keunikannya sendiri secara genetik.

Sistem reproduksi pria terdiri dari 2 bagian utama, testis sebagai tempat memproduksi
sperma. Bagian penis dan uretra sebenarnya termasuk dalam system saluran kemih dan
reproduksi pada pria. Sedangkan testis merupakan organ reproduksi pria terletak pada kantong
luar yang disebut skortum

2. SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis pria


Spermatogenesis sendiri berasal dari kata ‘spermato’ yang memiliki arti benih dan ‘genesis’
yang berarti pembelahan.Sel sperma diproduksi pada bagian tubulus seminiferus di dalam
testis.Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak yang disebut sel sertoli.
Sel ini berfungsi untuk memberikan makanan untuk sel sperma yang belum matang. Ketika sel
sperma telah matang (spermatogonia), spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri
dengan cara mitosis dan meiosis atau pembelahan sel

3. EJAKULASI

Ejakulasi merupakan proses ketika laki-laki mengeluarkan sperma setelah mencapai


klimaks seksual, yang mana normalnya terjadi setelah 5–7 menit pasca penetrasi. Apabila pria
mengalami ejakulasi terlalu cepat, kondisi ini bisa menandakan bahwa ia mengalami disfungsi
seksual yang disebut ejakulasi dini.

5
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
SISTEM REPRODUKSI PRIA

A. ALAT DAN BAHAN


1. Replika Sistem reproduksi pria

B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat peraga dan bahan presentasi berupa powerpoint yang sudah dibuat
2. Setiap kelmpok menggunakan alat peraga yang sudah dibagikan.
3. Kelompok mengamati dan menjelaskan bagian bagian dari system reproduksi
tersebut
4. Merapihkan alat ke tempat semula

C. HASIL

NO BAGIAN-BAGIAN KULIT FUNGSI


1 Testis Tempat memproduksi sperma dan pematangan
sperma
2 Penis Sebagai jalan keluarnya urine dan sperma
3 Epidermis Sebagai jalan transportasi sperma
4 Corpora cavernosa Tempat proses reaksi kimia untuk
menghasilkan ereksi
5 Uretra Jalan saluran untuk mengeluarkan air manis
6 Skortum Membungkus testis
7 Glans Penis Saluran untuk buang air kecil dan reproduksi
8 Glandule bulbourethrates Kelenjar cowper, saat penis terangsang kelenjar
ini akan memproduksi cairan pelumas
9 Prepuce Untuk menutup kepala penis
10 Puctus deperens Untuk membawa sperma dari epidimis ke uretra
dimana sel tersebut akan dikeluarkan dari tubuh
saat ejakulasi
11 Ummary Bladder(kandung Menampung urin yang diproduksi ginjal dan
kemih) mengeluarkannya melalui proses berkemih
12 Duktus Ejakulatonus Menerima sperma dari vas deferens
menyalurkan sekresi vesikula seminalis
13 Prostat ( Kelenjar Prostat ) Mengeluarkan cairan yang befungsi sebagai
sumber nutrisi dan pelindung sprema
14 Ampula Ruang penyimpanan untuk air mani. Ampula
akhirnya bergabung dengan saluran ejakulasi
6
15 Rectum Sebagai tempat perhentian terakhir feses
sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus
16 Symphisis Mendukung suspensori ligament penis,
Berfungsi sebagai tempat organ reprodusi
bergantungan
17 Ureter Membawa hasil penyaringan ginjal menuju
kandung kemih
18 Suspensory ligament Untuk membuat penis naik ketika seorang pria
sedang ereksi
19 Corpus Spongiosum Untuk buang air kecil saat ereksi

2. SPERMATOGENESIS

A. ALAT DAN BAHAN


1. Torso spermatogenesis

B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat peraga dan bahan presentasi berupa powerpoint yang sudah dibuat
2. Setiap kelmpok menggunakan alat peraga yang sudah dibagikan.
3. Kelompok mengamati dan menjelaskan tahapan-tahapan spermatogenesis tersebut
4. Merapihkan alat ke tempat semula

Proses ini diawali dari sel induk {spermatogenium} yang bersifat diploid dan
mengandung 23 pasang kromosom membelah secara mitosis menghasilkan spermatozoid
primer yang juga bersifat diploid. Kemudian, spermatozoid primer melakukan pembelahan
secara meiosis menghasilkan spermatozoid sekunder yang bersifat haploid. Selanjutnya,
spermatozioid sekunder yg bersifat haploid. Selanjutnya, spermatozoid sekunder
membelah menghasilkan spermatid . spermatid kemudian berkembang menjadi
spermatozoa.

7
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis pria.


Spermatogenesis sendiri berasal dari kata ‘spermato’ yang memiliki arti benih dan
‘genesis’ yang berarti pembelahan sel sperma diproduksi pada bagian tubulus seminiferus
di dalam testis. Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak yang
disebut sel sertoli. Sel ini berfungsi untuk memberikan makanan untuk sel sperma yang
belum matang. Ketika sel sperma telah matang (spermatogonia), spermatogonium (sel
induk sperma) memperbanyak diri dengan cara mitosis dan meiosis atau pembelahan sel
.
Dari spermatogonium atau sel induk sperma, sel akan berubah menjadi spermatosit
primer secara mitosis. Setelah itu, spermatosit primer membelah secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder yang berukuran sama. Pada tahap meiosis kedua, spermatosit
sekunder membelah diri lagi menjadi empat spermatid dengan bentuk dan ukuran yang
sama. Spermatid merupakan hasil pembelahan sel tahap akhir sebelum akhirnya berubah
menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa).

Spermatozoa akan bergerak ke dalam epididimis, tabung penyimpan sperma yang


terhubung dengan testis.Spermatozoa akan siap dikeluarkan bersama dengan air mani,
ketika seorang pria mengalami ejakulasi.Selama proses spermatogenesis, lebih dari 300
juta spermatozoa akan diproduksi setiap harinya.Namun, dari sebanyak itu hanya ada
sekitar 100 juta sel sperma yang berhasil matang dengan sempurna pada proses
pembentukan akhir.

8
3. EJAKULASI

A. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ejakulasi dini merupakan kondisi ketika pria tidak bisa menahan ejakulasi lebih dari satu
menit setelah penetrasi. Keluhan ini tak jarang dialami pria ketika sedang berhubungan Intim.
Kondisi ini sering kali membuat pria merasa tidak percaya diri serta tidak dapat merasa puas
saat berhubungan intim. Patofisiologi gangguan ejakulasi memiliki spektrum yang luas, terkait
dengan kondisi yang menyebabkannya. Gangguan fase ejakulasi normal yang terdiri dari fase
emisi dan ekspulsi terkait erat dengan proses patofisiologi gangguan ejakulasi. Demikian pula
dengan gangguan neurotransmiter yang terlibat dalam proses fisiologi ejakulasi, seperti
serotonin, asetilkolin, norepinefrin, dan dopamin juga berperan dalam proses patofisiologi
gangguan ini.

Ejakulasi Normal
Ejakulasi merupakan kejadian fisiologis jangka pendek yang terdiri dari 2 fase, yaitu fasee
emisi dan fase ekspulsi, kemudian diikuti oleh periode refrakter. Kejadian fisiologis ini
dimodulasi oleh sistem saraf otonom.

Fase emisi adalah fase yang melibatkan proses sekresi spermatozoa dari testis yang bercampur
dengan cairan semen dari kelenjar seks tambahan (prostat, kelenjar Cowper, kelenjar
bulbouretra) ke dalam uretra pars prostatika. Sedangkan fase ekspulsi adalah peristiwa yang
dipicu oleh kontraksi ritmik intens dari otot-otot panggul dan sfingter uretra yang
mengakibatkan pengeluaran semen melalui meatus uretra.

Ejakulasi normal merupakan proses koordinasi komponen simpatis, parasimpatis, dan somatik
pada struktur anatomi. Proses koordinasi ini melibatkan beberapa neurotransmitter seperti
noradrenalin, asetilkolin, oksida nitrat, serotonin, dan dopamin.

Ejakulasi Dini atau Ejakulasi Prematur


Ejakulasi dini atau ejakulasi prematur adalah disfungsi seksual pria yang ditandai dengan
ejakulasi yang selalu atau hampir selalu muncul sebelum atau sekitar 1 menit setelah penetrasi
vagina. Patofisiologi ejakulasi dini adalah multifaktorial termasuk faktor neurobiologis dan
faktor psikososial.

Faktor Neurobiologis

Gangguan faktor neurobiologis yang menjadi penyebab gangguan ejakulasi terutama terkait
dengan gangguan yang menghambat jalur serotonergik yang mengontrol ejakulasi, seperti
hipersensitivitas reseptor 5-HT2C, hipersensitivitas reseptor 5-HT1A/5-HT1B, dan
peningkatan ekspresi transporter serotonin.

9
Selain itu, gangguan beberapa kandidat gen juga telah diajukan sebagai salah satu faktor
penyebab gangguan ejakulasi, yaitu gen 5-HT transporter promoter region (5-HTTLPR) dan
gen dopamine transporter (DAT1).
Faktor neurologis lain yang mungkin berkontribusi terhadap patofisiologi gejala ini termasuk
hipereksitabilitas refleks ejakulasi karena hipersensitivitas kelenjar, percepatan konduksi saraf,
dan amplifikasi kortikal dari rangsangan genital.

Faktor Psikososial

Teori yang paling umum terkait faktor psikososial adalah pengkondisian yang diikuti oleh
pengalaman seksual awal yang terburu-buru, serta kurangnya teknik dan pengalaman yang
tepat untuk mengendalikan ejakulasi. Beberapa faktor psikososial yang menyebabkan
gangguan ejakulasi antara lain kurangnya kesadaran gairah seksual dan kecemasan terkait
kemampuan seksual.

Ejakulasi Tertunda, Anejakulasi, dan Anorgasmia


Ejakulasi tertunda merupakan bentuk ringan dari anorgasmia, dimana diperlukan stimulasi
abnormal pada penis yang ereksi untuk mencapai orgasme dengan ejakulasi. Anorgasmia
sendiri merupakan ketidakmampuan mencapai orgasme dan dapat menimbulkan anejakulasi.

Sedangkan anejakulasi merupakan ketiadaan total ejakulasi yang dapat disebabkan oleh
kegagalan emisi semen dari vesikula seminalis, prostat, dan saluran ejakulat ke dalam prostat.
Kondisi-kondisi tersebut dapat disebabkan oleh faktor psikogenik, faktor organik, faktor
genetik, dan faktor neurobiologis

Faktor Psikogenik

Banyak faktor yang diduga berkontribusi terhadap patogenesis ejakulasi tertunda. Beberapa
teori yang paling mendukung patogenesis antara lain:

1. Stimulasi seksual yang tidak mencukupi, secara mental dan fisik

2. Pola masturbasi yang tidak biasa dan fantasi seksual menyimpang

3. Gangguan hasrat seksual yang tersamar, menurut teori ini terjadi gangguan seksual dimana pasien
lebih suka masturbasi dibandingkan berhubungan seksual dengan pasangannya

4. Perkembangan konflik psikis menjadi konflik psikodinamik[11,12]

Faktor Organik

Kondisi ejakulasi tertunda, anorgasmia, dan anejakulasi dapat disebabkan oleh kelainan
kongenital, penyakit komorbid seperti diabetes mellitus atau penyakit infeksi, atau setelah
prosedur pembedahan. Termasuk juga karena mengonsumsi obat yang dapat mengganggu kontrol

10
pusat ejakulasi atau kontrol perifer, meliputi suplai saraf simpatis ke vas deferens, collum vesica
urinaria, dan suplai saraf eferen ke dasar panggul.

Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa polimorfisme nukleotida tunggal rs11568817 pada gen yang
mengkode reseptor 5-HT1B terkait dengan waktu latensi ejakulasi intra vagina yang lebih
singkat. Polimorfisme nukleotida tunggal pada gen reseptor oksitosin OXTR (rs75775) juga
dikaitkan dengan pemendekan waktu latensi ejakulasi intra vagina.

Faktor Neurobiologis

Teori neurobiologis dinamis diperkenalkan untuk menjelaskan patogenesis ejakulasi tertunda.


Teori ini disebut juga sebagai teori distribusi ejakulasi. Pasien dengan ejakulasi tertunda dipercaya
menderita kerentanan untuk berinteraksi dengan berbagai faktor risiko psikososial, lingkungan,
budaya, dan medis, hingga mengalami ejakulasi tertunda.

Ejakulasi Retrograde
Ejakulasi retrograde adalah ketiadaan total atau parsial dari ejakulasi antegrade sebagai akibat dari
semen yang berbalik arah melalui leher kandung kemih menuju kandung kemih. Kondisi ini dapat
terjadi karena gangguan koordinasi dan interaksi kompleks pada proses ejakulasi, terutama
gangguan refleks penutupan leher kandung kemih saat proses ejakulasi antegrade

Penutupan kandung kemih dan emisi semen dimulai melalui sistem saraf simpatis dari ganglia
simpatis lumbal dan saraf hipogastrik. Sekresi vesikula prostatika dan semen serta kontraksi otot
bulbocavernosus, ischiocavernosus, dan otot dasar panggul yang diprakarsai oleh sistem saraf
simpatis S2-S4 melalui saraf panggul. Faktor apapun yang mengganggu refleks ini akan
menghambat kontraksi sfingter uretra interna di leher kandung kemih, yang menyebabkan aliran
balik/retrograde semen ke dalam kandung kemih

11
BAB IV
KESIMPULAN

Melalui praktikum ini, kami telah mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang peran
pe nting indera peraba dan gerak refleksi dalam sistem saraf manusia. Berdasarkan hasil
praktikum, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Sistem reproduksi : melalui praktikum ini kita dapat memhami bagaimana system
reproduksi pada lawan jenis kita, bagaimana dan dimana fungsi setiap bagian reproduksi
pada manusia. Sistem reproduksi pria dan wanita sudah memiiki fungsi dan cara kerja yang
berkesinambunga
2. Ejakulasi : Biasanya terjadi pada pria yang terangsang akibat hawa napsu yang meingkat
sehingga
3. Gangguan system reproduksi: Berbagai jenis gangguan seperti ejakulasi dini pada pria
adalah salah satu gangguan yang sering terjadi sehingga ejakulasi dini menjadi suatu
ancaman bagi pria, mengurangi ejakulasi dapat membantu terjadinya ejakulasi dini
4. Spermatogenesis : adalah proses dimana terjadi nya pembentukan sel spema pada pria, dan
proses ini akan meghasilkan sel sperma yang matang.

Dengan demikian, praktikum ini memberikan landasan yang kuat dalam pemahaman tentang
system reproduksi pria. Apa itu fungsi Dari tiap bagian nya, dan apa saja gangguan pada system
reproduksi pria serta gangguan ejakulasi pada pria.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/urologi/gangguan-ejakulasi/patofisiologi

https://hellosehat.com/pria/penis/spermatogenesis/

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-reproduksi-pada-
manusia-3696/

13
14

Anda mungkin juga menyukai