(FHAY 333)
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Pertama - tama Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya jua
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul tentang "Sistem Reproduksi
Jantan Pada Hewan” tepat waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Embriologi Dan Reproduksi Hewan Selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan dan ilmu pembelajaran bagi para pembaca.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapa Bayu Hari
Mukti, S.Hut., M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah ini. Semoga tugas yang di berikan
dapat menambah pengetahuan bagi kita semua dan kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan materi makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami sangat
menantikan saran dan kritik dari para pembaca agar menyempurnakan makalah yang kami
buat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk serta memberikan kekuatan kepada
kita semua dalam melaksanakan dan menerapkan dikehidupan sesuai dengan materi makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alat Reproduksi Jantan dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan komparatif Alat
Reproduksi Ternak Jantan dapat dilihat pada Gambar 2.
2
Keterangan:
A. Kulit Skrotum J. Ampulla Q. Muskulus Retraktor
B. Muskulus Dartos K. Kelenjar vesikularis Penis
C. Testes L. Kelenjar prostate R. Glans Penis
D. Kaput Epididymis M. Urethra S. Preputium
E. Korpus Epididymis N. Kelenjar U. Kandung kencing
F. Kauda Epididymis Bulbourethralis V. Rektum
G. Muskulus Cremaster O. Penis W. Anus
H. Cincin Inguinal P. Flexura sigmoidea X. Pelvis
I. Vas deferens
Gambar 1. Alat Reproduksi Sapi Jantan (Sumber: Hafez, E.S.E., 1987)
Gambar 2. Alat Reproduksi Jantan pada Beberapa Hewan (Sumber: Hafez, E.S.E., 1987)
Organ kelamin primer pada hewan jantan adalah testis atau biasa disebut orchis
atau didimos, disebut organ kelamin primer karena bersifat esensial yaitu
menghasilkan sperma, dan menghasilkan hormon kelamin jantan yaitu
testosteron. Testis akan rusak bila suhunya sama dengan suhu tubuh. Hewan yang
tidak mengalami penurunan testis ke dalam skrotum atau yang mengalami
cryptorchid, spermatogenesis tidak akan terjadi. Pada golongan rodensia, testes dapat
dengan mudah berpindah-pindah dari dalam skrotum ke dalam rongga perut.
3
2.3.2. Epididymis
Epididymis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga bagian
yaitu kaput epididymis, korpus epididymis dan kauda epididymis. Umumnya
Epididymis berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas 1/3 dari
bagian testis. Dinding epididymis terdiri dari lapisan otot sirkuler dan epitel berbentuk
kubus.
Epididymis mempunyai 4 fungsi utama yaitu :
1) Transportasi
Transportasi adalah masa spermatozoa dialirkan dari rete testis ke dalam
ductus efferens oleh tekanan cairan dan spermatozoa dalam testis secara tepat
bertambah banyak. Dalam perjalanannya melalui duktus efferentes dibantu oleh
silia yang bergerak secara aktif ke arah luar dan gerakan kontraksi peristaltik dari
otot dinding duktus epididymis. Pengangkutan spermatozoa dari epitel kecambah
sampai ke kauda epididymis pada sapi selama 7–9 hari dan bergantung pada
frekuensi ejakulasi.
2) Konsentrasi
Massa spermatozoa yang dialirkan keduktus epididymis mengandung sekresi
dari testes dengan konsentrasi 25.000–30.000 sel/mm3, selama perjalanannya di
epididymis air diresorpsi oleh dinding saluran terutama pada kaput, sehingga
sesampai pada bagian kauda konsentrasi spermatozoa menjadi sangat tinggi yaitu
4.000.000 sel atau lebih per mm3.
3) Maturasi
Maturasi adalah pemasakan atau pendewasaan spermatozoa. Ini menandakan
bahwa spermatozoa tersebut masih muda. Pendewasaan spermatozoa tersebut
mungkin disebabkan atas pengaruh sekresi dari sel-sel epithel pada duktus
epididymis.
4) Penyimpanan
Pada bagian kauda epididymis merupakan tempat penyimpanan spermatozoa.
Konsentrasi spermatozoa didapatkan sangat tinggi pada bagian tersebut, selain
tempatnya yang relatif luas juga kondisi pada kauda epididymis ini optimal untuk
mempertahankan kehidupan spermatozoa.
Dari keempat fungsi epididmis, caput (kepala) Epididymis berfungsi sebagai
tempat maturasi dan konsentrasi; pada corpus (badan) Epididymis berfungsi
4
sebagai transportasi sperma; sedangkan pada bagian ekor (cauda) Epididymis
berfungsi sebagai tempat penimbunan sperma.
Gambar 3. Sistem Tubulus pada Testes dan Epididymis (Hafez ESE, 2000)
Keterangan: Cap.e, Kaput Epididymis; caud.e., kauda epididymis; corp. e, korpus epididymis;
dd, ductus deferens; de, ductus epididymis; (ed) d ef.ductus efferens, lb, lobulus dengan
tubulus seminiferus; rt, rete testes; st tubulus seminiferi; t, testis
2.3.4. Skrotum
Skrotum adalah kantong testes. Adanya lapisan-lapisan pada skrotum
mempunyai fungsi ganda yaitu selain sebagai peredam kejut apabila ada benturan
fisik, juga sebagai pelindung terhadap temperature lingkungan.
Untuk berlangsungnya spermatogenesis yang optimal diperlukan suhu tetap pada
testes, 4-7° C di bawah suhu tubuh. Otot ini akan berkontraksi bila suhu lingkungan
menurun, sehingga menarik skrotum dan membawa testes mendekati tubuh sebagai
sumber panas.
5
Gambar 4. Potongan Melintang Skrotum Beserta Testes (Hafez ESE 2000)
Keterangan: ed, epidermis; der, dermis; dar, tunika dartos; corp.e, korpus epididymis; (ct) jl,
jar.ikat longgar; dd, duktus deferens; med, mediastinum testes; ss, septum skrotum; (tu) ta,
tunika albugenia, (tp) jp, jar.parenkim; (ta) a, arteria
2.3.6. Urethra
Urethra adalah saluran urogenetalis untuk menyalurkan urine dan semen.
Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans sebagai
orificium urethrae externa.
Urethra dibedakan atas tiga bagian yaitu
a) Bagian pelvis, saluran silindrik dengan panjang 15–20 cm diselubungi oleh otot
urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis;
b) Bulbus urethrae, adalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus
c) Bagian penis.
Saluran lumen urethra pada bagian pelvis mempunyai luas hampir dua kali lipat
dari lumen-lumen urethra pada bagian lain. Colliculus seminalis terutama terdiri dari
6
jaringan cavernosus yang menutup leher vesica urinaria sewaktu ejakulasi dan
mencegah masuknya semen ke dalam vesica atau mencegah bercampurnya semen
dengan urine. Kedua pintu saluran eksretoris kelenjar Cowper terletak sedemikian rupa
sehingga sekresinya dapat mencuci bagian distal urethra, sehingga ia bebas dari urine
sebelum ejakulasi.
2.3.7 Penis
Penis mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urine dan peletakan semen ke
dalam saluran reproduksi betina. Bagian ujung penis disebut glans penis terletak bebas
di dalam preputium. Pada bagian glans penis kedua corpus tersebut bersatu dan disebut
sebagai corpus fibrosum. Ereksi penis disebabkan oleh pembesaran rongga-rongga ini
oleh berkumpulnya darah.
Gambar 5. A. Kelenjar Asesoris dan B. Glans Penis pada Beberapa Hewan (Sumber: Hafez
E.S.E., 1987)
2.3.8. Preputium
Preputium adalah invaginasi berganda dari kulit yang menyelubungi bagian
bebas penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis kaudal sewaktu
ereksi. Pada orificium ditumbuhi oleh rambut-rambut preputial yang panjang dan
kasar. Sekresi ini biasanya bercampur dengan reruntuhan epitel dan bakteri
pembusuk, merupakan kerak basah dan berbau busuk disebut smegma preputia.
7
Gambar 6. Potongan Melintang Penis Sapi (Sumber: slider 2014)
8
unggas memiliki testis yang menghasilkan sperma. Fertilisasi terjadi ketika sperma
ditempatkan dalam telur yang telah dikeluarkan oleh betina sebelum telur mengeras.
9
Gambar 10. Organ Reproduksi Serangga Jantan (Sumber: notesonzoology-com)
10
Reptil dapat bervariasi dalam sistem reproduksinya, tetapi banyak yang ovipar
(bertelur). Jantan reptil memiliki testis yang menghasilkan sperma. Beberapa reptil
memiliki organ reproduksi eksternal, tetapi bentuknya berbeda antar spesies.
Fertilisasi terjadi ketika sperma bertemu dengan telur yang ditempatkan dalam
lingkungan yang sesuai.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Selain itu, sistem reproduksi jantan juga berperan dalam memproduksi hormon-
hormon penting seperti testosteron, yang memiliki peran dalam perkembangan seksual
sekunder, seperti pertumbuhan rambut dan perubahan suara. Mamalia umumnya memiliki
sistem reproduksi internal yang kompleks. Jantan mamalia memiliki testis di dalam tubuh
mereka, yang menghasilkan sperma. Jantan unggas memiliki testis yang menghasilkan
sperma. Unggas tidak memiliki organ reproduksi eksternal seperti penis. Reptil dapat
bervariasi dalam sistem reproduksinya, tetapi banyak yang ovipar. Jantan reptil memiliki
testis yang menghasilkan sperma. Fertilisasi ikan ovipar terjadi ketika sperma mengendap
pada telur di dalam air. Serangga memiliki sistem reproduksi yang berbeda
dengan vertebrata.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tita Damayanti Lestari, I. (2014). Ilmu Reproduksi Ternak. Mulyorejo Surabaya 60115:
Airlangga University Press (AUP). Di akses pada 16 September 2023
13