Disusun Oleh:
Kelompok 16
Tutor:
dr. Arlen Resnawaldi, Sp.OG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, laporan ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Laporan ini berisi hasil diskusi kami mengenai “Female Reproductive
System – Menstrual Cycle, Hormones and Regulation” yang telah dibahas pada
PBL tutorial 1 dan 2. Dalam penyelesaian laporan ini banyak pihak yang turut
terlibat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. dr. Arlen Resnawaldi, Sp.OG, selaku tutor yang telah mendampingi kami
selama diskusi PBL berlangsung.
2. Yuniasih MJ Taihuttu,S.Si.,M.Sc selaku penanggung jawab Blok
Biomedik 5 yang telah banyak memberikan informasi dan mengatur
berjalannya PBL kami.
3. Semua pihak yang turut serta, yang tak dapat kami ucapkan satu per satu.
Akhir kata, kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan untuk perbaikan laporan kami selanjutnya.
Kelompok 16
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR NAMA KELOMPOK PENYUSUN ................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Skenario ................................................................................................... 1
1.2. Seven Jumps ............................................................................................. 1
1.2.1 Step I. Identifikasi Kata Sukar dan Kalimat Kunci ........................ 1
1.2.2 Step II. Identifikasi Masalah ........................................................... 2
1.2.3 Step III. Hipotesis Sementara ........................................................... 2
1.2.4 Step IV. Klarifikasi Masalah dan Mind Mapping ............................ 3
1.2.5 Step V. Learning Objective ............................................................. 4
1.2.6 Step VI. Belajar Mandiri ................................................................ ..4
1.2.7 Step VII. Presentasi Hasil Mandiri.................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
2.1 Anatomi Organa Genetalia Feminina ..................................................... 5
2.1.1 Perbedaan Organa Genetalia Eksternal dan Internal .................. 5
2.1.2 Vaskularisasi dan Innervasi ....................................................... 9
2.2 Fase-fase Menstruasi dan Hormonnya .................................................. 12
2.3 Histologi Lapisan Ovarium dan Tuba Uterina ...................................... 16
2.4 Perbedaan Antara Sistem Reproduksi Wanita Sebelum dan Sesudah
Pubertas ................................................................................................. 27
2.5 Fisiologis Menstruasi ............................................................................ 28
2.5.1 Siklus Ovarium .............................................................................. 28
2.5.2 Siklus Uterus .................................................................................. 33
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 36
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... vi
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=2_owp8kNMus
1.2 Seven Jumps
1.2.1 Step I: Identifikasi Kata Sukar dan Kalimat Kunci
1.2.1.1 Identifikasi Kata Sukar
1. Ovulasi : Pelepasan suatu oosit sekuder dari sebuah folikel
fesikular ovarium.
2. Folikel : Oosit dari sel pembungkusnya pada setiap fase
perkembangannya.
3. Uterus : Uterus merupakan tempat bernaungnya janin selama
masa kehamilan.
4. Estrogen : Istilah genetik untuk senyawa yang menghasilkan
etrus hormon seks wanita meliputi estradiol estriol dan estron.
5. Ovarium : Organ reproduksi utama wanita yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur tiap bulan yaitu mulai dari masa
puber hingga monupouse serta memproduksi hormon
esterogen dan progesterone.
6. Tuba Fallopi : Salah satu organ interna feminina menjadi
tempat fertilisasi.
7. Hormon : Substansi kimia yang dihasilkan di dalam tubuh dan
memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas sel organ
atau sistem organ tertentu.
8. Kelenjar Ptuitary : Kelenjar penghasil hormon yang membantu
mengendalikan banyak proses tubuh.
9. Progestron : Hormon yang berfungsi untuk mempersiapkan
uterus menjadi tempat penerima dan pematangan sel telur yang
telah dibuahi dengan memicu transformasi endometrium dari
stadium proliferatif menjadi stadium sekretorik.
1
1.2.1.2 Identifikasi Kalimat Kunci
1. Siklus menstruasi terbagi menjadi 2 fase yautu fase folikular
dan fase luteal.
2. Kelenjat ptuitary anterior memproduksi 2 hormon penting
yaitu FSH dan LH.
3. Wanita mempunyai banyak folikel di ovarium dan setiap
bulan hanya satu yang akan mulai matang.
4. Esterogen berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan otot,
pertumbuhan endometrium, dan penjagaan karakteristik
sekunder wanita.
5. Folikel primordial ini yang akan matang menjadi folikel
primer dan mereka akan terus matang tetapi hanya satu yang
akan berosilasi.
6. Durasi siklus menstruasi wanita biasanya berlangsung selama
28 hari.
7. Pada konsentrasi rendah esterogen menghabat sekresi LH dari
hipofisis anterior.
1.2.2 Step II: Identifikasi Masalah
1. Bagaimana siklus haid yang normal?
2. Mengapa hormon pada wanita lebih rumit daripada pria?
3. Hormon apa saja yang terlibat dalam siklus menstruasi?
4. Mengapa menstruasi dialami perempuan dewasa setiap bulannya?
5. Normalnya kapan pertama kali wanita mengalami menstruas?
6. Mengapa wanita yang mengalami menstruasi terjadi perubahan
mood?
7. Mengapa pada saat menstruasi sering merasakan nyeri pada perut?
8. Apa perbedaan darah normal dan darah menstruasi?
1.2.3 Step III: Hipotesis Sementara
1. Berlangsung 4-7 hari siklus ini terjadi setiap 28-35 hari.
2. Walaupun memiliki hormon yang mirip hormon yang terlibat dalam
siklus menstruasi terdapat lebih banyak hormon yang berperan
2
dengan inhibisinya sudah lebih spesifik dibandingkan pada sistem
reproduksi pria.
3. Hormon yang terlibat dalam menstruasi adalah estrogen, FSH, LH,
dan progesteron.
4. Hal ini untuk menunjukkan bahwa perempuan telah mengalami masa
pubertas, juga menunjukkan bahwa sel telur tidak dibuahi sehingga
dinding rahim yang telah menebal akan meluruh sehingga wanita
mengalami mentruasi.
5. Wanita mengalami mentruasi pada masa pubertas sekitar usia 12
tahun, seorang wanita yang mengalami menstruasi dapat lebih lambat
atau cepat karena ada yang mengalami sekitar usia 8 tahun dan ada
juga yang usia 12 tahun.
6. Perubahan mood pasa saat mentruasi disebabkan karena naik
turunnya hormon estrogen.
7. Saat perempuan menstruasi terjadi peluruhan pada dinding rahim
wanita sehingga akan memicu kontraksi yang akan memutus suplai
darah dan oksigen ke rahim. Terjadi Kontraksi pada dinding rahim
yang menyebabkan dihasilkannya hormon prostaglandin.
8. Darah menstruasi mengandung sisa jaringan dari dinding rahim yang
luruh setelah proses ovulasi.
1.2.4 Step IV: Klarifikasi Masalah dan Mind Mapping
3
Gambar 1.1 : Mind mapping
1.2.5 Step V: Learning Objective
1. Menjelaskan anatomi organa genetalia feminina
2. Menjelaskan dan menganalisis fase-fase menstruasi dan hormon yang
berperan di dalamnya.
3. Histologi lapisan penyusun ovarium dan Tuba fallopi
a. Menjelaskan folikel yang dihasilkan oleh ovarium (primordial,
primer dan sekunder)
4. Perbedaan antara sistem reproduksi wanita sebelum dan sesudah
pubertas.
5. Menganalisis fisiologis menstruasi.
1.2.6 Step VI: Belajar Mandiri
(mencari jawaban dari learning objective yang sudah ditentukan).
1.2.7 Step VII: Presentasi Hasil Belajar Mandiri
(mempresentasikan jawaban dari hasil belajar mandiri).
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
muara dari vagina dan ostium urethrae externum yang merupakan muara
dari urethrae. Pada bagian anterior dari labium minus pudenda terbentuk
sebuah lipatan medial dan lipatan lateral. Lipatan-lipatan medial bersatu
membentuk frenulum clitoridis yang bergabung dengan glans clitoridis.
Sedangkan, lipatan-lipatan lateral bersatu ke arah superior dari glans
clitoridis membentuk preputium clitoridis. Di bagian posterior dari
vestibulum vaginae, labium minus pudenda bersatu membentuk suatu
lipatan transversalis kecil yang dinamakan frenulum labiorum pudendi.1,2
Pada vestibulum vaginae dengan kedalaman berbeda pada tiap
individu juga ditemukan hymen yang berbentuk seperti cincin
mengililingi ostium vaginae dan memiliki suatu perforasi centralis yang
kecil atau sepenuhnya menutup ostium vaginae. Hymen ini dapat
mengalami ruptur pada hubungan seksual pertama dan juga akibat cedera.
Sisa-sisa hymen yang tidak beraturan berada di tepi ostium vaginae
dinamakan carunculae hymenales. Pertemuan dari labium majus pudendi
pada bagian anterior dinamakan commisura labiorum anterior.
Sedangkan, pada bagian posterior, pertemuan dari labium majus pudendi
disebut commisura labiorum posterior.2
B. Organ Genitalia Feminina Interna
Organ genitalia feminina interna terdiri atas vagina, uterus, tuba
fallopi, dan ovarium.
1. Vagina
6
Gambar 2.1.2 : a. Vagina b. Fornix vaginae
Sumber: Drake, R., Vogl, A. and Mitchell, A. Gray dasar-dasar anatomi.
Singapore: Elsevier. 2014. 231 p.
2. Uterus
7
Gambar 2.1.3: Uterus
Sumber: Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Organ-Organ.
Dalam Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015. Hal 206
8
posisi ideal, tuba uterine/fallopi di sebelah posterolateral dinding
lateral pelvis. Namun berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi,
posisi tuba uterine / tuba fallopi bervariasi dan asimetris antara sisi
kiri dan kanan.
Tuba Fallopi terdiri atas :3
a. Pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus
b. Pars istmikia, merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya;
c. Pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran
agak lebar, tempat konsepsi terjadi; dan
d. Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah
abdomen dan mempunyai fimbri.3
4. Ovarium
9
Gambar 2.1.4 : Arteria Organa Genetalia Feminina
Sumber: Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Organ-Organ.
Dalam Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015. Hal 212
Aliran vena pada organa genetalia feminina terjadi melalui dua sistem
vena :1
10
Gambar 2.1.5 : Innervasi Organa Genetalia Feminina Interna; dilihat dari ventral
Sumber: Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Organ-Organ.
Dalam Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015. Hal 212
11
Persarafan simpatis pada vagina berasal dari plexus hypogastricus dan
serabut-serabut afferen yang berada dalam nervus pudendus. Persarafan
parasimpatisnya berpusat pada medulla spinalis segmen sacralis 2 – 3, yang
membawa komponen vasodilator untuk arteri. Pars caudalis vaginae
dipersarafi oleh nervus pudendus.1
Gambar 2.2.1 : Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan
uterus.
Sumber : Sherwood L. Introduction to human physiology (international edition). 8th
Ed. Jakarta : EGC. 812p
12
A. Fase-fase Menstruasi
1. Pra Ovulasi
Terjadi hari ke 5-13. Fase provulasi ini terjadi kenaikan hormone
FSH (Follicle stimulating hormone) hormon ini yang menstimulasi
pematangan folikel sehingga terjadi pertumbuhan Folikel di dalam
ovarium mulai dari Folikel Primer – Folikel Sekunder hingga – Folikel
de Graaf (matang) di dalamnya ada yang Namanya oosit yang siap
untuk di lepaskan sekunder. Di akhir tahap ini atau mennjelang ovulasi
terjadi kenaikan hormone estrogen.4
2. Ovulasi
Terjadi hari ke-14. Pelepasan oosit sekunder dari dalam folikel
de Graaf saat estrgon naik menyebabkan FSH terhambat dan
menyebabkan LH menjadi naik. LH memecah Folikel de Graaf dan
mengeluarkan oosit sekunder dari dalamnya. Oosit sekunder
bergerak menuju ke tuba fallopi, sedangkan bekas folikelnya tetap
tinggal di dalam ovarium.4
4. Menstruasi
Berlangsung selama 4-6 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi
maka korpus luteum akan mengalami degenerasi menjadi korpus
albican. Korpus albicans tidak dapat merangsang sekresi estrogen dan
progesterone sehingga menyebabkan peluruhan endometrium.4
Produksi siklus bulanan berulang dari estrogen dan progesteron oleh
ovarium berkaitan dengan siklus endometrium pada pelapisan uterus
13
yang bekerja melalui tahapan berikut ini: deskuamasi endometrium,
yang dikenal sebagai menstruasi (fase haid); proliferasi endometrium
uterus (fase ploriferatif); dan perubahan sekretoris pada endometrium
(fase sekretorik, atau progestasional).4
Pada akhir menstruasi, semua endometrium kecuali lapisan dalam
telah terlepas. Kemudian terbentuk kembali endometrium baru di
bawah pengaruh estrogen dari folikel yang sedang tumbuh. Ketebalan
endometrium cepat meningkat dari hari ke-5 sampai ke-14 daur haid.
Seiring dengan peningkatan ketebalan, kelenjar-kelenjar uterus
tertarik keluar sehingga memanjang, tetapi belum berkelok-kelok
atau mengeluarkan sekresi. Perubahan endometrium ini disebut
proliferatif, dan bagian daur haid ini kadang-kadang disebut fase
proliferatif. Fase ini juga disebut fase pra-ovulasi atau folikular.
Setelah ovulasi, vaskularisasi endometrium menjadi sangat
meningkat dan endometrium agak sembab di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron dari korpus luteum. Kelenjar-kelenjar mulai
berkelok-kelok dan mengumpar, lalu mulai menyekresi cairan jernih.
Akibatnya, fase daur ini disebut fase sekretorik atau luteal. Pada akhir
fase luteal, endometrium, seperti hipofisis anterior, menghasilkan
prolaktin, tetapi fungsi prolaktin endometrium ini tidak diketahui.4
Endometrium didarahi oleh dua jenis arteri. Dua pertiga
endometrium bagian superfisial yang terlepas sewaktu haid, stratum
fungsionale, dipasok oleh arteri spiralis yang panjang dan berkelok-
kelok, sedangkan lapisan sebelah dalam yang tidak terlepas, stratum
basale, diperdarahi oleh arteri basilaris yang pendek dan lurus.4
Sewaktu korpus luteum mengalami regresi, pasokan hormon
untuk endometrium terhenti. Endometrium menjadi lebih tipis, yang
menambah gulungan-gulungan arteri spiralis. Muncul fokus-fokus
nekrosis di endometrium, dan fokus-fokus ini kemudian bersatu.
Selain itu, terjadi spasme lalu nekrosis dinding arteri spiralis, yang
14
menyebabkan timbulnya bercak perdarahan yang kemudian menyatu
dan menghasilkan darah haid.4
Vasospasme mungkin ditimbulkan oleh prostaglandin yang
dilepaskan secara lokal. Dalam endometrium fase sekretorik dan
darah haid banyak ditemukan prostaglandin, dan infus Prostaglandin
F2α (PGF2α) menyebabkan nekrosis endometrium dan perdarahan.4
Ditinjau dari fungsi endometrium, fase prolifératif daur haid
mencerminkan pemulihan epitel dari haid sebelumnya, dan fase
sekretorik mencerminkan persiapan uterus untuk implantasi ovum
yang telah dibuahi. Panjang fase sekretorik sangat konstan yaitu 14
hari, dan variasi lama daur haid tampaknya sebagian besar
disebabkan oleh variasi panjang fase proliferatif. Bila tidak terjadi
fertilisasi selama fase sekretorik, maka endometrium terlepas dan
dimulai daur baru.4
B. Hormon yang Memengaruhi Proses Menstruasi
1. Hormon FSH ( Follicle Stimulating Hormone )
Hormon FSH dihasilkan oleh hypophysis anterior.Hormon FSH
berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan pada sel-sel folikel.7
2. Hormon LH ( Luteinizing Hormone )
Hormon LH dihasilkan oleh hypophysis anterior. Hormon LH
berfungsi sebagai perangsang terjadinya ovulasi, yaitu proses
pengeluaran sel telur.7
3. Hormon Estrogen
Hormon esterogen dihasilkan oleh sel-se theca interna, yang
terdapat di dalam stroma ovarii tepat di luar folikel de Graff dan dekat
sel-sel corpus luteum. Hormon esterogen berfungsi menimbulkan
sifat kelamin sekunder serta menyebabkan perbaikan dan proliferasi
perubahan dalam endometrium setelah masa menstruasi.7
4. Hormon Progesteron
15
Hormon Progesteron dihasilkan oleh corpus luteum ovari.
Hormon Progesteron berfungsi untuk menebalkan dinding
endometrium.7
16
Binarupa Aksara; 2012. 395–409 p.
17
dan, selama minggu ke-6 setelah fertilisasi, bermigrasi ke rigi germinal
untuk menempati korteks ovarium yang sedang dalam perkemebangan.
Di tempat tersebut oogonia mengalami pembelahan mitosis dan menjadi
oogonium hingga mendekati bulan kehidupan fetus ke-5. Saat ini setiap
ovarium mengandung sekitar 5 − 7 juta oogonia. Sekitar 1 juta oogonia
kemudian dikitari sel folikel dan bertahan hingga saat dilahirkan. Sisa
oogonia tidak akan tertanam dalam folikel. Melainkan akan mengalami
atresia yaitu akan berdegenerasi dapat berupa apoptosis, terlepasnya sel-
sel granulosa, autolysis oosit dan runtuhnya zona pelusida yang akhirnya
nanti akan difagosit. Oogonia yang bertahan memasuki tahap profase
meiosis I dan akan dikenali sebagai oosit primer. 5,6
18
Gambar 2.3.2 : Bagian Korteks dan Medulla Ovarium
Sumber : Anthony L. Mescher P. Junqueira’s Basic Histology. 14th ed.
Hartanto dr. H, editor. McGraw-Hill Education. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2018.
B. Tuba Fallopi
19
Masing-masing tuba uterina memiliki panjang sekitar 12 cm dan
terbentang dari ovarium ke uterus. Salah satu ujung tuba uterina menembus
dan terbuka ke dalam uterus; ujung yang lain terbuka ke dalam rongga
peritoneum dekat ovarium. Tuba uterina biasanya dibagi menjadi empat
regio yang kontinu:
1. Bagian yang paling mirip dengan ovarium adalah infundibulum
bentuk corong.
2. Ampulla bagian terlebar dan terpanjang.
20
venula dan arteriol terlihat di jaringan ikat interstial. Serosa.
21
peritoneum viscerale membentul lapisan terluar tuba uterina,
yang berhubungan dengan ligamentum mesosalpinx di tepi
superior ligamentum latum.11
22
itu, terjadi peningkatan aktivitas sekretorik epitheliocytus tubarius
angustus tidak bersilia. Epitel tuba uterina menunjukkan perubahan.
siklik, dan proporsi sel bersilia dan tidak bersilia bervariasi sesuai
tahap daur haid.12
23
Gambar 2.3.4 : Plica Mukosa
Sumber: Eroschenko VP. diFiore attlas of histology with functional correlations. 11th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008
c. Epitel Pelapis
27
Hasil dari hormon estrogen pada seks sekunder adalah memicu
pengendapan lemak di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, bokong,
dan paha sehingga menghasilkan figur khas wanita yang berlekuk.
Pembesaran payudara saat pubertas disebabkan terutama oleh pengendapan
lemak di jaringan payudara.4 Peningkatan estrogen masa pubertas juga
menyebabkan penutupan lempeng epifisis, menghentikan pertambahan tinggi
lebih lanjut.4 Perubahan pubertas lain pada wanita yaitu pertumbuhan rambut
ketiak dan pubis, tingkat pertumbuhan pada masa pubertas meningkat, dan
timbulnya libido-berkaitan dengan lonjakan sekresi androgen adrenal saat
pubertas.4
A. Fase Folikuler
28
molekul seperti glukosa, asam amino, dan molekul isyarat
pada folikel. 8
3. Formasi Antrum
29
oleh perluasan antrum. Semakin folikel berkembang, jumlah
estrogen yang dihasilkan meningkat. 8
5. Ovulasi
30
Pecahnya folikel pada saat ovulasi menandai akhir fase
folikuler dan awal fase luteal.
B. Fase Luteal
31
untuk membentuk suatu jaringan fibrosa yang dikenal sebagai
corpus albicans. Fase luteal telah berakhir dan siklus ovarium
telah selesai. Perkembangan folikuler baru akan bermula
ketika degenerasi corpus luteum telah selesai, menandakan
fase folikuler baru. 8
3. Corpus Luteum Kehamilan
Gambar 2.5.1
: Tahap-
Tahap Siklus Ovarium
Sumber: Sherwood L, Ward C. Human Physiology: From Cells to Systems. 4th ed. CA: Nelson
Education Ltd; 2019. 748p.
32
2.5.2 Siklus Uterus
Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu: (1) menstruasi, (2)
proliferasi, (3) sekresi.8,9
1. Fase menstruasi/haid,
Pada akhir menstruasi, semua endometrium kecuali lapisan
dalam telah terlepas. Kemudian terbentuk kembali endometrium
baru di bawah pengaruh estrogen dari folikel yang sedang tumbuh.
Ketebalan endometrium cepat meningkat dari hari ke-5 sampai ke-
14 daur haid. Seiring dengan peningkatan ketebalan, kelenjar-
kelenjar uterus tertarik keluar sehingga memanjang, tetapi belum
berkelok-kelok atau mengeluarkan sekresi.Jika ovum tidak
dibuahi maka korpus luteum akan mengalami degenerasi kan
sehingga menyebabkan hormon progesteron dan estrogen
menurun. Hormon progesteron dan estrogen yang menurun
menyebabkan endometrium kehilangan hormon penunjangnya,
jadi karena hormon yang menunjang dari endometrium ini tidak
ada maka akan terbebaskan prostaglandin uterus.
33
Prostagladin uterus ini akan menyebabkan vasokontriksi
(penyempitan dari pembuluh darah) dari pembuluh darah
endometrium. Karena mengalami vasokonstriksi, maka aliran
darah ke endometrium juga akan terganggu/terhambat. Aliran ke
endometrium yang terhambat menyebabkan aliran oksigen juga
terganggu ke endometrium. Akibatnya akan terjadi kematian dari
endometrium, kematian dari endometrium ini disebabkan
rusaknya pembuluh darah tadi sehingga menyebabkan
endometrium ini meluruh jadi dia akan mengeluarkan berupa
darah haid dan sisa-sisa endometrium.
2. Fase proliferasi
Fase proliferasi terjadi di hari ke 7-14, terjadi persiapan
dinding endometrium sebelum fertilisasi. Dimana persiapannya
yatu regenerasi stratum fungsionalis, yang sudah meluruh lama-
kelamaan menebal kembali. Saat folikel mengalami
perkembangan, dia akan mengeluarkan hormon estrogen.
Estrogen akan menstimulasi endometrium sehingga terjadi
regenerasi pada stratum fungsionalis, esterogen juga menstimulasi
kelenjar yang ada pada stratum fungsional ini.Pada fase
proliferasi, estrogen ini akan menyebabkan endometrium yang
tadinya meluruh menjadi menebal kembali, sehingga
endometriumnya akan menebal sampai pada akhirnya terjadi
ovulasi.
3. Fase sekresi/sekretori
34
Gambar 2.5.2 : Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan uterus.
Sumber : Sherwood L. Introduction to human physiology (international edition). 8 th Ed. Jakarta :
EGC. 812p.
.
BAB III
PENUTUP
35
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan skenario yang ada dan juga learning objective yang telah kita
bahas sebelumnya bahwa menstruasi merupakan suatu hal yang akan dialami oleh
wanita pada saat masa pubertas hingga sampai pada saat masa tuanya. Menstruasi
merupakan proses luruhnya dinding uterus pada stratum fungsional, endomentrium
yang dimana disertai dengan pendaraah ke arah vagina yang terjadi selama satu
siklus. Adapun proses dari menstruasi ini melibatkan beberapa organ yang ada
seperti organ genitali interna seperti ovarium, tuba uterina dan uterus.
Ovarium merupakan tempat produksi dari ovum yang merupakan sel gamet
yang akan dibuahi oleh sel sperma. Ovum ini ini akan diproduksi oleh folikel-
folikel oosit. Beberapa contoh folikle yang ada seperti folikel primordial, folikel
primer, folikel sekunder dan folikel tersier. Pada ovarium khususnya pada folikel-
folikel oostinya terdapat beberapa sel, seperti sel teka dan sel granular yang dimana
akan memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam siklus
menstruasi. Hormon estrogen berperan dalam proses proliferasi dan pertumbuhan
sel-sel khusus dalam tubuh, terutamanya dalam pembentukan karakteristik seks
sekunder wanita.
Selain itu juga tuba uterina berperan sebagai saluran untuk menyalurkan sel
ovum dari ovarium menujuh rahim. Uterus sendiri memiliki peran sebagai tempat
implantasi saat terjadi kehamilan akibat pembuahan yang dilakukan sel sperma
terhadap sel ovum. Uterus ini sendiri memiliki tiga lapisan lapisan paling dalam
adalah endomentrium, lapisan kedua adalah lapisan basal dan lapisan paling luar
adalah lapisan perimentrium. Pada saat fase menstruasi lapisan endomentriumlah
yang merupakan lapisan fungsional yang akan luruh. Lalu pada lapisan kedua dari
uterus yaitu lapisan basal akan tetap tinggal dan berporiferasi membentuk lapisan
fungsional yang baru. Dapat dikatakan menstruasi ini dapat terjadi dikarenakan
adanya lonjakan hormon-hormon seks ovarium terutamanya progesteron dan
estrogen yang ada.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Organ-Organ.
Dalam Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015. Hal 211-2
2. Drake, R., Vogl, A. and Mitchell, A. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore:
Elsevier. 2014. 229-51 p.
3. Netter FH. Atlas anatomi manusia. Ed 6. Jakarta: Elsevier; 2016
4. Sherwood L. Introduction to human physiology (international edition). 8th
Ed. Jakarta : EGC; 809-16 p.
5. Gartner leslie p. Atlas berwarna histologi. 5th ed. susilowati R.W, editor.
Tangerang: Binarupa Aksara; 2012. 395–409 p.
6. Anthony L. Mescher P. Junqueira’s Basic Histology. 14th ed. Hartanto dr.
H, editor. McGraw-Hill Education. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2018. 521−530 p.
7. Snell RS. Anatomi klinis: berdasarkan sistem. Ardy S,editor. Jakarta: EGC;
2017.
8. Sherwood L, Ward C. Human Physiology: From Cells to Systems. 4th ed.
CA: Nelson Education Ltd; 2019. 747 – 749p.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12. Jakarta :
EGC; h. 989.
10. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s review of
medical physiology. 24 Ed. United states: McGraw-Hill Lange; 2012. 402-
403 p.
11. Eroschenko VP. Altas histologi difiore: dengan korelasi fungsional. 11
ed.Suyono YJ, editor. Jakarta: EGC; 2008.
12. Lauralee Sherwood. Sherwood introduction to human physiology. 8th ed.
Alexander S, editor. EGC; 2014.
vi