MAKALAH
Nama Kelompok :
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan “ ini telah disetujui dan disahkan
pada
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Dosen Pembimbing,
Umi Ma’rifah, SST
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad-Nya, sehingga Kami dapat menyusun makalah tentang “Faktor-faktor Yang mempengaruhi
Persalinan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas Asuhan Kebidanan II.
Keluarga sehat sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu dan anak merupakan
pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan
dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Dewasa ini kita dihadapkan pada persiapan menjelang
abad ke-21 dan perkembangan yang pesat dibidang kedokteran, baik di Negara maju maupun negara
berkembang. Kita dituntut untuk mampu memberikan kontribusi dalam bidang Obstetri dan Ginekologi
terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka kelahiran, kematian
ibu, dan kematian anak. Semua ini secara bertahap dapat kita lihat hasilnya. Untuk itu perlu adanya
peningkatan system, informasi, dan komunikasi secara terus-menerus, khususnya dalam bidang Obstetri
dan Ginekologi
Tersusunnya makalah Faktor-Faktor Persalinan ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam menyusun makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Maka saran dan koreksi yang
bersifat membangun sangat Kami butuhkan dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iv
Daftar Gambar......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................ 3
2.1 PASSAGE....................................................................................... 4
2.2 POWER......................................................................................... 12
2.2.1 His...................................................................................... 12
1. Terjadinya His.............................................................. 12
3. Macam-Macam His...................................................... 13
4. Sifat His Pada Berbagai Fase Persalinan..................... 14
2.3 PASSANGER............................................................................... 15
2.3.1 .. Janin................................................................................... 15
4. . Kepala anak.................................................................. 19
2.3.2 Plasenta.............................................................................. 23
2.4 PSIKIS........................................................................................... 25
2.5 PENOLONG................................................................................. 26
3.1 Simpulan........................................................................................ 28
3.2 Saran.............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29
LEMBAR KONSULTASI
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada
ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks
yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya
setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik (http://wwwdhias-midwifery.blogspot.com)
Persalinan tidak selamanya berjalan secara fisiologis, dalam persalinan juga terjadi keadaan patologis,
seperti terjadinya eklamsi, asfiksi, persalinan buatan dengan forceps, SC dan lain sebagainya. Di negara-
negara berkembang kematian ibu disebabkan oleh kehamilan dan persalinan yang terlantar dan
kehamilan yang tidak diinginkan, dan terbanyak disebabkan oleh eklamsia, perdarahan, infeksi,
keguguran kandungan oleh sikap percobaan abortus provokatus yang dilakukan oleh yang tidak
profesional, tetapi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih termasuk di bidang kedokteran,
persalinan ibu yang mengalami komplikasi dapat dibantu dengan operasi caesar. Angka persalinan
caesar di negara maju berkisar antara 5,3 % sampai 24,1 % selama periode 1980 – 1987, di Amerika
Serikat angka persalinan caesar pada tahun 1986 adalah 24,1 %, sementara di Benua Asia seperti
laporan dari Nanjhing (Cina) persalinan caesar sekitar 26,8 % dari seluruh persalinan, data Nasional
Indonesia angka persalinan caesar di 12 Rumah Sakit pendidikan antara 2,1 % – 11,8 %. Angka ini masih
di atas angka yang diusul oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1985 yaitu 10 % dari seluruh
persalinan caesar nasional (Wiakusuma, 1994)
AKI di Indonesia masih cukup tinggi dan penurunannya masih sangat lambat, yaitu pada tahun 1992, AKI
adalah 425 per 100.000 kelahiran hidup, menurun menjadi 384 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1995. Masih sangat jauh dari Angka Kematian Ibu di negara Singapura dan Malaysia, yang tingkat
kematiannya 5 dan 70 orang per seratus ribu kelahiran. Sementara di Sulawesi Selatan AKI pada tahun
1996 sebesar 170 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1997 sebesar 160 per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 1998 sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1999 sebesar 176 per
100.000 kelahiran hidup.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan
dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko
potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat.
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan yaitu: power, passage, passanger, psykologis, penolong(http://bidankita.com)
Melihat fenomena di atas, menunjukkan bahwa proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor
passage, passanger, power faktor psikis dan juga penolong juga sangat menentukan keberhasilan
persalinan. Dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan
berasal dari dalam (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau
perpanjangan Kala II (Depkes RI Pusdiknakes).
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Pembaca
Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bagian atas yang lebar disebut: panggul besar (pelvis mayor), yang mendukung isi perut.
Bagian bawah atau panggul kecil (pelvis minor) menjadi wadah alat kandungan dan menentukan bentuk
jalan lahir(Sastrawinata, 1983:11).
(http://2.bp.blogspot.com)
Terdiri atas 3 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lain pada acetabulum.
a) Tulang Usus (os illium): merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang dari panggul.
Bagian-bagiannya:
Crista Illiaca
linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul
kecil(Sastrawinata, 1983: 14-15).
b) Tulang duduk (os ischium): Terdapat sebelah bawah dari tulang usus
Bagian-bagiannya:
Spina Ischiadica
Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk
yang disebut: Tuber Ischiadikum
c) Tulang kemaluan (os pubis): Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
Bagian-bagiannya:
Foramen obturatorium.
KESATUAN OS COXAE
Dari permukaan belakang tulang kelangkang (os sacrum) ke tulang usus (os illium) di sebut:
Lig. Sacro iliaca posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut:
Lig. Sacro illiaca anterior
Lig.ilio lumbalis
Lig.sacro tuberosum
Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oleh: symphysis pubis(Sastrawinata, 1983:16).
Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas, bawah, kanan, dan kiri.
Bagian-bagiannya:
Crista Sacralis
Promontorium(Sastrawinata, 1983:16-17)
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
(Sastrawinata, 1983:17).
Bagian ini agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. M levator
kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian;
II. Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m. levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeum
Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadika ke pinggir sacrum dan os coccygis
Antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut: hiatus
urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale: sekat ini menutupi pintu
bawah panggul disebelah depan dan pada wanita sekat ini ditembus oleh urethra dan vagina.
Daerah Perineum
Di sini terdapat:
b. M. ischio cavernosus
a) Diafragma Pelvis: bagian dalam yang terdiri dari m. levator ani, m. pubococcygeus,
m.illliococcygeus, dan m.ischiococcygeus
b) Diafragma Urogenital terdiri dari parineal fasciae otot-otot superficial (Mochtar, 1998: 82).
PAP adalah batas atas dari panggul kecil, bentuknya bulat oval.
(http://images.google.co.id)
Batas-batasnya : Promontorium, sayap os sacrum, Linea innominata, ramus superior ossis pubis, dan
pinggir atas simpisis.
Dari promontorium ke pinggir atas simpisis , disebut dengan konjugata vera, ukurannya 11 cm. CV
bukanlah ukuran yang terpendek antara promontorium ke simpisis. Ukuran yang terpendek ialah:
Conjugata Obstetrika, dari promontorium ke simpisis beberapa mm, dibawah pinggir atas simpisis.
Kalau panggul sempit, conjugate vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugata diagonalis
dengan 1 ½- 2 cm (CV=CD-1 ½)
Adalah ukuran yang terbesar antara linea innominata di ambil tegak lurus pada conj. Vera (Indonesia
12,5 cm dan Eropa 13,5cm)
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Batas-batasnya terdiri dari pertengahan simpisis,
pertengahan acetabulum, dan pertemuan antara ruas sakral ke 2 dan 3.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak memiliki ukuran yang
kecil, bidang ini tak menimbulkan kesukaran saat persalinan.
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil. Batas-batasnya terdiri dari : pinggir bawah simpisis, kedua
spina ischiadicae, dan memotong os sacrum kurang lebih1-2 cm di atas ujung os sacrum.
Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm, dan diameter sagitalis posterior ialah dari
sacrum ke pertengahan antara spinae ischiadicae 5 cm (Manuaba, 1998: 71).
b. Segitiga belakang: Tuber ischiadikum dibatasi oleh lig. Sacrotuberosum kanan dan kiri
2. Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam 10,5 cm
1. Ginekoid
Panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa
2. Android
3. Antropoid
PAP lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa
4. Platipelloid
( http://images.google.co.id)
Otot-otot ini kurang begitu penting dibandingkan dengan musculus levator ani yang terletak diatasnya,
tetapi otot-otot ini memberikan kekuatan tambahan pada otot-otot yang lebih dalam dengan
topangannya.
b) Musculus bulbocavernosus
c) Musculus ischiocavernosus
d) Musculus sphincter ani externus
f) Ligamenta triangulares
Otot-otot ini terletak lebih dalam pada pelvis, di atas lapisan otot-otot superficial. Otot-otot ini berada
sedalam 5 mm. masing-masing otot mempunyai insersi di sekelilingi os.coccygis dan dengan demikian
kadang-kadang di sebut musculi coccygis, otot-otot ini penting dalam mengendalikan miksi dan defekasi
secara volunteer. Dengan demikian, hygiene, kenyamanan dan kesejahteraan sosial seorang wanita
maupun kemampuannya untuk hamil bergantung pada efektifitas tonus otot-otot tersebut. Ada tiga
pasang otot yang membentuk masing-masing musculus levator ani :
1. Iliococcygeus
Membentuk lapisan otot-otot yang disebut musculus sphinchter ani dan musculus treansversus perinei.
2. Ischiococcygeus
3. Pubococcygeus
Musculuc pubococcygeus merupakan otot yang paling penting diantara semua otot dasar pelvis. Otot-
otot ini mengelilingi dan memperkuat uretra, vagina, dan rectum. Pengendalian miksi, defekasi, maupun
fungsi seksual yang normal bergantung pada otot-otot ini (Sylvia, 1997: 59-60
.2 POWER
2.2.1 HIS
1. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. (Sastrawinata, 1983: 224)
2. His adalah gelombang kontraksi ritmsi otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri dimana tuba fallopi memasuki dnding uterus, awal gelombang tersebut di dapat dari “ pace maker
“ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultan efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan
normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis atau jalan lahir yang membuka
untuk mendorong isi uterus keluar.
1. TERJADINYA HIS
a. Kerja hormone oksitosin
e. Servik uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot, akan tertarik
ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical
effacement). Ostium uteri eksternum dan internumpun akan terbuka.
(Manuaba, 1998:162)
a. Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras/ padat karena. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement ) dan terbuka
( dilatasi )
b. Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan
tekanan darah.
c. Pada janin : Pertukaran oksigen pada utero plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut
jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.(Mochtar, 1998: 85)
3. MACAM-MACAM HIS
His pendahuluan ini tidak teratur menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha. His
pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya. Tidak mempunyai pengaruh pada serviks.
Ialah his yang menyebabkan serviks membuka hingga lengkap , mulai kuat teratur dan sakit.
e. His pengiring
Ialah his lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari (Mochtar, 1998: 85)
I. KALA I
Timbul setiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20 sampai 30 detik. Serviks terbuka sampai 3
cm.
Terjadi peningkatan rasa nyeri , amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2 – 4 kali atau 10
menit , lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap(±10 cm )
II. KALA 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali atau 10 menit, reflek mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin (ada persalinan normal yaitu kepala). Tambahkan tenaga meneran dari
ibu , dengan kontraksi otot-otot abdomen dan diafragma , berusaha untuk mengeluarkan bayi.
III. KALA 3
Amplitudo 60-80 mmHg, berlangsung 2-6 menit. frekuensi kontraksi berkurang , aktifitas terus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini. Namun ,dapat juga tetap menempel
(retensio). Dan memerlukan tindakan aktif (Manuaba, 1998:162)
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his,
terutama di sebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan
intra abdominal. Ketika kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan
bahwa pasien menutup glotisnya, mengontraksikan otot-otot perutnya dan menahan diahfragma ke
bawah. Tenaga serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan sudah lengkap. Dan paling efektif sewaktu
kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini tidak dapat lahir.tenaga mengejan ini juga melahirkan
plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim (Sastrawinata, 1998: 226-227)
2.3 PASSANGER
2.3.1 JANIN
Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami pembelahan
menjadi morula (terdri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokist (terdapat cairan di tengah)
yang mencapai uterus dan kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai
minggu ke-7). Setelah minggu ke sepuluh hasil konsepsi disebut janin.
Seperti yang di kemukakan bahwa nidasi zigot dalam bentuk blaktosit terdapat kantong cairan dan
cairan itulah yang berkembang menjadi air ketuban. Di dalam blastokist terdapat calon janin disebut
fetal plate dengan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks menjadi embrio-janin (fetus)
sampai mencapai hamil cukup bulan (Manuaba, 1999: 77)
1. PERTUMBUHAN JANIN
Lebih dari 2 minggu disebut FOETUS (janin) yang sudah mempunyai bentuk manusia(Sastrawinata, 1983:
123)
a. Akhir 1 bulan
Badan bayi sangat melekung panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah saluran yang
akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut dasar-dasar tractus digestifus sudah nampak,
permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan
b. Akhir 2 bulan
Muka jelas berbentuk muka manusia dan mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki
Gambar 2.4 janin 6 minggu
(foresthepunya.blogspot.com)
. Akhir 3 bulan
Panjang 7-9 cm sudah ada puat-pusat pertulangan kuku sudah ada dan jenis kelaminnya sudah dapat
ditentukan. Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.
d. Akhir 4 bulan
Panjangnya 10-17 cm, beratnya 100gram, alat kelamin luar sudah dapat menentukan jenisnya. Kulit di
tumbuhi oleh rambut yang halus ( lanugo).
e. Akhir 5 bulan
Panjangnya 18-27 cm, beratnya 300 gr, bunyi jantung sudah terdengar, kalau lahir sudah mulai bernafas
f. Akhir 6 bulan
Panjang 28-34 cm, berat 600 gr, kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit.
g. Akhir 7 bulan
Panjangnya 35-38 cm, beratnya±1000 gr. Kalau lahir daoat hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan
untuk hidup terus masih kecil. Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah
h. Akhir 8 bulan
Panjang 46cm, dan berat 1700gr, permukaan kulit masih merah dan keriput seperti kulit orang tua.
i. Akhir 9 bulan
Panjangnya 46 cm, dan beratnya 1700 gr. Permukaan kulit masih merah dan keriput
(riesty.multiply.com)
j. Akhir 10 bulan
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim,
paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah
darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah
dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena
cafa superior.
Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalksirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada
di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan, segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan
demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah
terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena
tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut
selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus
venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen
dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.an ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus.
Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan
pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas
yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta
tanpa melalui paru-paru (Sastrawinata, 1983:135-140)
I. Factor ibu
a. Tinggi badan
b. Keadaan gizi
d. Peminum rokok
e. Kelainan pembuluh darah
f. Kelainan uterus
g. Kehamilan ganda
a. Jenis kelamin
b. Kelainan genetis
(Sastrawinata, 1983:129)
4. KEPALA ANAK
Untuk persalinan, kepala anak adalah bagian yang terpenting karena dalam per salinan perbandingan
antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yangmenentukan. Maka bentuk dan ukuran
kepala harus di pelajari dengan saksama untuk di bandingkan dengan bentuk dan ukuran panggul.
b) Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.
Bagiannya adalah :
3. Diameter fronto occipitalis (dari pangkal hidung ke titik yang terjauh pada belakang kepala) : 12cm
4. Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala) : 13,5cm
5. Diameter sub mento bregmatica (dari bawah dagu ialah os.hyoid ke ubun-ubun besar) : 9,5 cm
b) Ukuran melintang
2. Diameter bitemporal (jarak yang terbesar antara sutura koronia kanan kiri):8 cm
c) Ukuran lingkaran
Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai
berikut :
Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir
2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan memberikan
kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam
3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putaran paksi
dalam
(Sastrawinata, 1983:134-135)
Yang dimaksud ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu Panjang ibu
2. Habitus ( sikap) :
Yang dimaksud ialah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
3. Positio( posisi ) :
Yang dimaksud ialah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir
4. Presentatio:
SITUS
1. Jika ukuran panjang anak ialah ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu maka anak
dikatakan dengan letak bujur atau letak memanjang
2. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sumbu panjang ibu panjang ibu maka anak dalam
letak lintang
3. Jika panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak
serong(Sastrawinata, Sulaiman, 1983:186)
b. Ialah Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu, misal situs memanjang
atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala
atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu,
situs miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu (Prawiroharjdo, 2008: 162)
HABITUS
Yang dimaksud dengan habitus ialah bagaimana bagian-bagian dari anak seperti kepala, badan, tangan,
kaki itu letaknya satu terhadap yang lain.
Badan anak dalam kipose kepala menekur, dagu dekat pada dada dengan lengan bersilang di depan
dada. Tungkai terlipat pada lipatan paha dan lekuk lutut rapat pada badan
Pada letak sungsang (presentasi bokong) maka habitus yang mungkin ditemukan ialah
a. Kedua tungkai lurus ke atas
b. Tungkai terlipat pada lipat paha tekuk lutut menyebabkan presentasi bokong kiki
c. Kedua tungkai turun ke bawah, lebih rendah dar bokong menimbulkan presentasi lutu atau
presentasi kaki(Sastrawinata, 1983:186)
Posisi ialah kedudukan salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut ibu atau jalan lahir.
Pada palpasi ditentukan kedudukan punggung anak terhadap dinding perut pada toucher ditentukan
kedudukan dari salah satu bagian depan terhadap jalan lahir. Bagian yang ditentukan itu disebut
penunjuk.
FREKUENSI
- Belakang kepala 95 %
- Sungsang 35%
- Muka 0,5%a
PRESENTASI
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang terbawah dan tiap presentasi terdapat dua macam posisi
yaitu kanan dan kiri dan tiap posisi terdapat tiga macam variasi yaitu depan,lintang dan belakang ( kiri
depan, kiri lintang dan kiri belakang, kanan depan, kanan lintang dan kanan belakang). Bila kapur
suksedaneum besar maka posisi variasinya sulit ditentukan.
2. Kadang-kadang ligamentum rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung anak.
Tanda –tanda bahwa anak ( yang sudah agak besar ) tumbuh diluar rahim:
(Sastrawinata, 1983:196)
2.3.2 PLASENTA
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu
dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik-
buruknya faal plasenta.
Faal plasenta
Seperti telah diterangkan , plasenta sangat penting bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Plasenta
bekerja sebagai usus ialah mengambil makanaan sebagai paru-paru mengeluarkan CO2 dan mengambil
O2 sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal seperti ureum dikeluarkan oleh
plasenta dan akhirnya bekerja sebgai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormon-hormon penting untuk
kelanjutan kehamilan
Plasenta mempunyai peranan yang sangat vital untuk tumbuh kemang janin yaitu:
1. Mengeluakan hormon untuk dapat mempertahankan kehamilan dan pertumbuhan janin dalam
rahim
2. Sangat menyekat sehingga darah ibu dan darah ibu tidak bercampur
6. Sebagai alat nutritive untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin
Jumlah air ketuban antara 1000 ml sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1.007
sampai n1.008. Air ketuban terdiri dari 2.3% bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat
lemak, lesitin, dan spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam air).
Peredaran airan ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar1% yang di telan bayi dan dikeluarkan sebagai
air kencing. Bila akan terjadi gangguan peredaran air ketuban menimbulkan akan hidramnion yaitu
jumlah cairan ketuban melebihi 1.500 ml. Hidramnion dijumpai pada kasus anensefalus, spinabifida,
agenesis ginjal, koriongeoma plasenta.
c. golongan darah
d. faktor rhesus
2. saat in partu
(Manuaba, 1998:112)
Air ketuban sangat penting untuk tumbuh kembang janin dalan rahim
a. Karena air ketuban memberikan gerak bebas janin dalam rahim, memberikan kesempatan tumbuh
kembang ke segala arah pada janin
c. Sebagai buffer (penahan) sehingga panas dingin tetap stabil disekitar janin
d. Membantu pad saat persalinan air ketuban berfumgsi sebagai pelindung janin dari kanan
lanngsung kekuatan kontraksi oto rahim
e. Sebagai pembersih bacteria pada saat selaput pecah, sebagai pelumas sehingga jalan lahir licin
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas da tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena
tekanan pada anak sama pada semua bagiannya . hal ini sangat sangat penting karena seandainya anak
tertekan oleh alat sekitar maka pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan
anak , kalau air ketuban berkurang , pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
d. Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian
selaput uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka servix
(Sastrawinata, 1983:121)
Psikis (psikologis)
Psikologis adalah : keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat, dan dukungan dari orang-orang
tertentu dapat mempengaruhi proses persalinan(http:/bidankita.com).
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal
menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami
perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata
(http:/bidankita.com).
Psikologis meliputi :
Pengalaman bayi sebelumnya Kebiasaan adat.Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
3. Medikasi persalinan
Penolong
Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
persalinan. Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”
(http:/bidankita.com).
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut.
Biasanya, bidan punya waktu yang cukup longgar untuk mendampingi dan mendengarkan curhat pasien
menjelang persalinan.
1. Jika persalinan pasien termasuk normal, sebenarnya pasien tidak perlu terlalu strict memilih dokter
untuk menolong persalinan. Sebab, bidan juga merupakan tenaga medis profesional yang cukup
kompeten dan mampu menangani kehamilan risiko rendah dan persalinan tanpa komplikasi.
2. Bidan tak kalah dengan dokter dalam menolong persalinan. Ia sudah cukup terdidik tentang
pengetahuan kehamilan dan persalinan.
3. Kalau pasien merasa sreg dan ingin ditolong oleh seorang bidan, pastikan ia memang
berpengalaman dan terdidik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
5P (passage, power, passanger, psikis, dan penolong) merupakan factor yang sangat mempengaruhi
proses persalinan. Dimana dengan passa ge kita dapat mengetahui ukuran-ukuran panggul serta otot-
otot dasar panggul, power kita dapat mengetahui his dan tenaga mengedan, passanger kita dapat
mengetahui janin, plasenta, dan air ketuban, serta kita dapat mengetahui psikis seorang ibu dan
penolong persalinan yang terampil.
3.2 Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan, begitu pula para pembaca dapat memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan.
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.
Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta, EGC.