Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Nama Kelompok :

1. Anna Fajri Mashuda (09 630 006)

2. Anna Rullyana (09 630 010 )

3. Faila Firdaus (09 630 033)


4. Fitri Nurul Atika (09 630 038)

5. Ike Riski Amelia (09 630 041)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2010

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan “ ini telah disetujui dan disahkan
pada

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Dosen Pembimbing,
Umi Ma’rifah, SST

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad-Nya, sehingga Kami dapat menyusun makalah tentang “Faktor-faktor Yang mempengaruhi
Persalinan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas Asuhan Kebidanan II.

Keluarga sehat sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu dan anak merupakan
pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan
dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Dewasa ini kita dihadapkan pada persiapan menjelang
abad ke-21 dan perkembangan yang pesat dibidang kedokteran, baik di Negara maju maupun negara
berkembang. Kita dituntut untuk mampu memberikan kontribusi dalam bidang Obstetri dan Ginekologi
terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka kelahiran, kematian
ibu, dan kematian anak. Semua ini secara bertahap dapat kita lihat hasilnya. Untuk itu perlu adanya
peningkatan system, informasi, dan komunikasi secara terus-menerus, khususnya dalam bidang Obstetri
dan Ginekologi

Tersusunnya makalah Faktor-Faktor Persalinan ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

2. Ibu Umi selaku dosen mata kuliah Askeb II

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam menyusun makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Maka saran dan koreksi yang
bersifat membangun sangat Kami butuhkan dari semua pihak.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 26 Maret 2010

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i

Halaman Pengesahan............................................................................................... ii

Kata Pengantar........................................................................................................ iii

Daftar Isi................................................................................................................. iv

Daftar Gambar......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar belakang masalah.................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah............................................................................. 2

1.3 Tujuan.............................................................................................. 2

1.4 Manfaat............................................................................................ 3

BAB II KAJIAN TEORI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN 4

2.1 PASSAGE....................................................................................... 4

2.1.1 .. Tulang Panggul.................................................................... 4

2.1.2 .. Bagian Lunak Dari Panggul................................................. 6

2.1.3 .. Ukuran-Ukuran Panggul...................................................... 8

2.1.4 .. Jenis-Jenis Panggul............................................................. 10

2.1.5... Otot-Otot Dasar Pelvis...................................................... 11

2.2 POWER......................................................................................... 12

2.2.1 His...................................................................................... 12

1. Terjadinya His.............................................................. 12

2. Perubahan-Perubahan Akibat His................................ 13

3. Macam-Macam His...................................................... 13
4. Sifat His Pada Berbagai Fase Persalinan..................... 14

2.2.2 Tenaga mengejan................................................................ 14

2.3 PASSANGER............................................................................... 15

2.3.1 .. Janin................................................................................... 15

1... Pertumbuhan janin....................................................... 15

2. . Pertumbuhan Janin Pada Akhir Tiap Bulan................. 15

3... Peredaran Darah Janin................................................. 17

4. . Kepala anak.................................................................. 19

2.3.2 Plasenta.............................................................................. 23

2.3.3 Air ketuban........................................................................ 24

2.4 PSIKIS........................................................................................... 25

2.5 PENOLONG................................................................................. 26

BAB III PENUTUP..................................................................................... 28

3.1 Simpulan........................................................................................ 28

3.2 Saran.............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29

LEMBAR KONSULTASI

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Tulang Dan Sendi Panggul................................................. 4

2. Gambar 2.2 Pintu Atas Panggul............................................................. 8

3. Gambar 2.3 Jenis-Jenis Panggul............................................................. 11

4. Gambar 2.4 Janin 6 Minggu................................................................... 16

5. Gambar 2.5 Janin 9 Bulan...................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada
ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks
yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya
setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik (http://wwwdhias-midwifery.blogspot.com)

Persalinan tidak selamanya berjalan secara fisiologis, dalam persalinan juga terjadi keadaan patologis,
seperti terjadinya eklamsi, asfiksi, persalinan buatan dengan forceps, SC dan lain sebagainya. Di negara-
negara berkembang kematian ibu disebabkan oleh kehamilan dan persalinan yang terlantar dan
kehamilan yang tidak diinginkan, dan terbanyak disebabkan oleh eklamsia, perdarahan, infeksi,
keguguran kandungan oleh sikap percobaan abortus provokatus yang dilakukan oleh yang tidak
profesional, tetapi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih termasuk di bidang kedokteran,
persalinan ibu yang mengalami komplikasi dapat dibantu dengan operasi caesar. Angka persalinan
caesar di negara maju berkisar antara 5,3 % sampai 24,1 % selama periode 1980 – 1987, di Amerika
Serikat angka persalinan caesar pada tahun 1986 adalah 24,1 %, sementara di Benua Asia seperti
laporan dari Nanjhing (Cina) persalinan caesar sekitar 26,8 % dari seluruh persalinan, data Nasional
Indonesia angka persalinan caesar di 12 Rumah Sakit pendidikan antara 2,1 % – 11,8 %. Angka ini masih
di atas angka yang diusul oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1985 yaitu 10 % dari seluruh
persalinan caesar nasional (Wiakusuma, 1994)

AKI di Indonesia masih cukup tinggi dan penurunannya masih sangat lambat, yaitu pada tahun 1992, AKI
adalah 425 per 100.000 kelahiran hidup, menurun menjadi 384 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1995. Masih sangat jauh dari Angka Kematian Ibu di negara Singapura dan Malaysia, yang tingkat
kematiannya 5 dan 70 orang per seratus ribu kelahiran. Sementara di Sulawesi Selatan AKI pada tahun
1996 sebesar 170 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1997 sebesar 160 per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 1998 sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1999 sebesar 176 per
100.000 kelahiran hidup.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan
dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko
potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan yaitu: power, passage, passanger, psykologis, penolong(http://bidankita.com)
Melihat fenomena di atas, menunjukkan bahwa proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor
passage, passanger, power faktor psikis dan juga penolong juga sangat menentukan keberhasilan
persalinan. Dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan
berasal dari dalam (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau
perpanjangan Kala II (Depkes RI Pusdiknakes).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?

2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut dalam persalinan?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

a) Untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi persalinan

b) Untuk mengetahui apa saja pengaruh factor-faktor tersebut dalam persalinan

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengaruh passage terhadap proses persalinan

b) Untuk mengethui pengaruh power terhadap proses persalinan

c) Untuk mengetahui pengaruh passanger terhadap proses persalinan

d) Untuk mengetahui pengaruh psikis terhadap proses persalinan

e) Untuk mengetahui pengaruh penolong terhadap proses persalinan

1.4 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Untuk mengetahui dengan jelas faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.

2. Bagi Pembaca

Sebagai masukan atau bahan guna meningkatkan pengetahuan tentang persalinan.


3. Bagi pengembangan ilmu

Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan.

BAB II

KAJIAN TEORI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

2.1 Passage (Jalan Lahir)

2.1.1 Tulang panggul

Panggul terdiri atas:

Bagian keras yang dibentuk oleh tulang

Panggul bagian keras atau tulang-tulang panggul, merupakan suatu corong.

Bagian atas yang lebar disebut: panggul besar (pelvis mayor), yang mendukung isi perut.

Bagian bawah atau panggul kecil (pelvis minor) menjadi wadah alat kandungan dan menentukan bentuk
jalan lahir(Sastrawinata, 1983:11).

Berikut tulang-tulang yang membentuk panggul:

Gambar 2.1 tulang dan sendi panggul

(http://2.bp.blogspot.com)

Tulang pangkal paha (os coxae)

Terdiri atas 3 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lain pada acetabulum.

Ketiga tulang tersebut ialah:

a) Tulang Usus (os illium): merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang dari panggul.
Bagian-bagiannya:

Crista Illiaca

Spina illiaca anterior superior

Spina illiaca posterior superior

Spinai lliaca anterior inferior

Spina illiaca posterior inferior

Inchisura ischiadica major

linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul
kecil(Sastrawinata, 1983: 14-15).

b) Tulang duduk (os ischium): Terdapat sebelah bawah dari tulang usus

Bagian-bagiannya:

Spina Ischiadica

inchisura ischiadika minor

Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk
yang disebut: Tuber Ischiadikum

c) Tulang kemaluan (os pubis): Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.

Bagian-bagiannya:

Foramen obturatorium.

Ramus superior Osis Pubis

Ramus inferior ossis pubis

Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis(Sastrawinata, 1983:15

KESATUAN OS COXAE

1. Os coxae berhubungan dengan os sacrum dengan perantaraan persendian articulation sacroiliaca

Dari permukaan belakang tulang kelangkang (os sacrum) ke tulang usus (os illium) di sebut:

Lig. Sacro iliaca posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut:
Lig. Sacro illiaca anterior

Lig.ilio lumbalis

Lig.sacro iliaca interossea

Dari tulang kelangkang ke spina ischiadika ialah:

Lig. Sacro spinosum

Dari tulang kelangkang ke tuber ischiadika ialah:

Lig.sacro tuberosum

Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oleh: symphysis pubis(Sastrawinata, 1983:16).

a) Tulang kelangkang (os sacrum)

Tulang kelangkang berbentuk segitiga: melebar di atas dan meruncing ke bawah.

Tulang kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha.

Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat

Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas, bawah, kanan, dan kiri.

Berhubungan dengan os lumbal 5 dan os sacrum 1 (promontorium)

Bagian-bagiannya:

Crista Sacralis

foramena sacralia anterior

Promontorium(Sastrawinata, 1983:16-17)

b) Tulang tungging ( os coccygis)

Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

(Sastrawinata, 1983:17).

2.1.2 Bagian Lunak dari Panggul

Bagian lunak yang yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta


Bagian ini meliputi dinding panggul bagian dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang
menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul yang disebut Diafragma Pelvis

1. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri dari :

a) Pars Muscularis yaitu m Levator ani

Bagian ini agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. M levator
kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian;

Dari depan kebelakang dapat dikenal;

I. Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococygeus

II. Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m. levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeum

Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadika ke pinggir sacrum dan os coccygis

b) Pars Membranacea yaitu diafragma urogenitalale

Antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut: hiatus
urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale: sekat ini menutupi pintu
bawah panggul disebelah depan dan pada wanita sekat ini ditembus oleh urethra dan vagina.

Diafragma pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya

Daerah Perineum

Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul.

Daerah ini terdiri dari 2 bagian:

(a) Regio analis di sebelah belakang

Di sini terdapat m. spinchter ani eksternus yang mengelilingi anus

(b) Regio Urogenitalis

Di sini terdapat:

a. M. bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva

b. M. ischio cavernosus

c. M. transvernosus perinea superficialis

(Sastrawinata, 1983: 26-27).


2. Dasar panggul terdiri atas:

a) Diafragma Pelvis: bagian dalam yang terdiri dari m. levator ani, m. pubococcygeus,
m.illliococcygeus, dan m.ischiococcygeus

b) Diafragma Urogenital terdiri dari parineal fasciae otot-otot superficial (Mochtar, 1998: 82).

2.1.3 Ukuran-ukuran Panggul

Panggul Kecil (Pelvis Minor), terbagi menjadi 4 bidang:

a. Pintu atas panggul

PAP adalah batas atas dari panggul kecil, bentuknya bulat oval.

Gambar 2.2 pintu atas panggul

(http://images.google.co.id)

Batas-batasnya : Promontorium, sayap os sacrum, Linea innominata, ramus superior ossis pubis, dan
pinggir atas simpisis.

Biasanya 3 ukuran dari p.a.p:

1. Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugate vera)

Dari promontorium ke pinggir atas simpisis , disebut dengan konjugata vera, ukurannya 11 cm. CV
bukanlah ukuran yang terpendek antara promontorium ke simpisis. Ukuran yang terpendek ialah:
Conjugata Obstetrika, dari promontorium ke simpisis beberapa mm, dibawah pinggir atas simpisis.

Conjugata diagonalis dari promontorium ke pinggir bawah simpisis

Kalau panggul sempit, conjugate vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugata diagonalis
dengan 1 ½- 2 cm (CV=CD-1 ½)

2. Ukuran melintang (diameter transversa)

Adalah ukuran yang terbesar antara linea innominata di ambil tegak lurus pada conj. Vera (Indonesia
12,5 cm dan Eropa 13,5cm)

3. Kedua ukuran serong (diameter obliqua)


Dari articulatio sacro illiaca ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang bertentangan 13 cm
(Sastrawinata, 1983:19-20)

b. Bidang Luas Panggul

Bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Batas-batasnya terdiri dari pertengahan simpisis,
pertengahan acetabulum, dan pertemuan antara ruas sakral ke 2 dan 3.

Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak memiliki ukuran yang
kecil, bidang ini tak menimbulkan kesukaran saat persalinan.

c. Bidang Sempit Panggul

Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil. Batas-batasnya terdiri dari : pinggir bawah simpisis, kedua
spina ischiadicae, dan memotong os sacrum kurang lebih1-2 cm di atas ujung os sacrum.

Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm, dan diameter sagitalis posterior ialah dari
sacrum ke pertengahan antara spinae ischiadicae 5 cm (Manuaba, 1998: 71).

d. Pintu Bawah Panggul

Terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, yaitu:

a. Segitiga depan : Tuber ischiadikum dibatasi oleh arcus pubis

b. Segitiga belakang: Tuber ischiadikum dibatasi oleh lig. Sacrotuberosum kanan dan kiri

Pintu bawah panggul biasanya ditentukan dengan 3 ukuran:

1. Ukuran muka belakang

Dari pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum 11,5 cm

2. Ukuran melintang

Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam 10,5 cm

3. Diameter sagittalis posterior

Dari ujung sacrum kepertengahan ukuran melintang 7,5 cm (Manuaba, 1998:71).

2.1.4 Bentuk Panggul

Jenis-jenis panggul (Menurut Chaldwell & Molloy, 1993).

1. Ginekoid
Panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa

Paling tebal, bulat: 45%.

2. Android

Panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum.

Bentuk segitiga 15%.

3. Antropoid

PAP lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa

Agak lonjong seperti telur: 35%

4. Platipelloid

Diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior

Picak menyempit arah muka belakang: 5% (Mochtar, 1998: 81).

Gambar 2.3 jenis-jenis panggul

( http://images.google.co.id)

2.1.5 Otot-Otot Dasar Panggul

Otot-otot ini di bagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Otot superficial dasar pelvis

Otot-otot ini kurang begitu penting dibandingkan dengan musculus levator ani yang terletak diatasnya,
tetapi otot-otot ini memberikan kekuatan tambahan pada otot-otot yang lebih dalam dengan
topangannya.

Otot-otot superficial dasar pelvis meliputi :

a) Musculus transversus perinai

b) Musculus bulbocavernosus

c) Musculus ischiocavernosus
d) Musculus sphincter ani externus

e) Otot-otot yang mengendalikan ostium urethrae externum

f) Ligamenta triangulares

g) Lemak ischiorectalis(Sylvia, 1997: 57-58)

2. Otot-otot profundal dasar pelvis

Otot-otot ini terletak lebih dalam pada pelvis, di atas lapisan otot-otot superficial. Otot-otot ini berada
sedalam 5 mm. masing-masing otot mempunyai insersi di sekelilingi os.coccygis dan dengan demikian
kadang-kadang di sebut musculi coccygis, otot-otot ini penting dalam mengendalikan miksi dan defekasi
secara volunteer. Dengan demikian, hygiene, kenyamanan dan kesejahteraan sosial seorang wanita
maupun kemampuannya untuk hamil bergantung pada efektifitas tonus otot-otot tersebut. Ada tiga
pasang otot yang membentuk masing-masing musculus levator ani :

1. Iliococcygeus

Membentuk lapisan otot-otot yang disebut musculus sphinchter ani dan musculus treansversus perinei.

2. Ischiococcygeus

Otot-otot ini membantu menstabilkan articulatio sacrococcygea.

3. Pubococcygeus

Musculuc pubococcygeus merupakan otot yang paling penting diantara semua otot dasar pelvis. Otot-
otot ini mengelilingi dan memperkuat uretra, vagina, dan rectum. Pengendalian miksi, defekasi, maupun
fungsi seksual yang normal bergantung pada otot-otot ini (Sylvia, 1997: 59-60

.2 POWER

2.2.1 HIS

1. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. (Sastrawinata, 1983: 224)

2. His adalah gelombang kontraksi ritmsi otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri dimana tuba fallopi memasuki dnding uterus, awal gelombang tersebut di dapat dari “ pace maker
“ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultan efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan
normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis atau jalan lahir yang membuka
untuk mendorong isi uterus keluar.

(Manuaba, 1998: 162)

1. TERJADINYA HIS
a. Kerja hormone oksitosin

b. Regangan dinding uterus oleh konsepsi tiga

c. Rangsangan terhadap pleksus saraf frankenhauser yang tetekan massa konsepsi(Manuaba,


1998:164)

HIS YANG BAIK DAN IDEAL MELIPUTI

a. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

b. Kekuatan terbesar ( dominasi ) di daerah fundus

c. Terdapat periode relaksasi diantara dua periode kontraksi

d. Tedapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah

e. Servik uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot, akan tertarik
ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical
effacement). Ostium uteri eksternum dan internumpun akan terbuka.

(Manuaba, 1998:162)

2. PERUBAHAN-PERUBAHAN AKIBAT HIS :

a. Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras/ padat karena. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement ) dan terbuka
( dilatasi )

b. Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan
tekanan darah.

c. Pada janin : Pertukaran oksigen pada utero plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut
jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.(Mochtar, 1998: 85)

3. MACAM-MACAM HIS

a. His pendahuluan atau his palsu

His pendahuluan ini tidak teratur menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha. His
pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya. Tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

b. His pembukaan( kala I)

Ialah his yang menyebabkan serviks membuka hingga lengkap , mulai kuat teratur dan sakit.

c. His pengeluaran (kala II)


Ialah his yang mendorong anak keluar, his pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengejan,
his ini kuat, teratur, terkoordinasi, simetris, lama.

d. His pelepasan uri (kala III)

His sedang untuk melepaskan atau melahirkan uri

e. His pengiring

Ialah his lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari (Mochtar, 1998: 85)

4. SIFAT HIS PADA BERBAGAI FASE PERSALINAN

I. KALA I

a. Awal (fase laten)

Timbul setiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20 sampai 30 detik. Serviks terbuka sampai 3
cm.

b. Lanjut (fase aktif)

Terjadi peningkatan rasa nyeri , amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2 – 4 kali atau 10
menit , lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap(±10 cm )

II. KALA 2

Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali atau 10 menit, reflek mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin (ada persalinan normal yaitu kepala). Tambahkan tenaga meneran dari
ibu , dengan kontraksi otot-otot abdomen dan diafragma , berusaha untuk mengeluarkan bayi.

III. KALA 3

Amplitudo 60-80 mmHg, berlangsung 2-6 menit. frekuensi kontraksi berkurang , aktifitas terus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini. Namun ,dapat juga tetap menempel
(retensio). Dan memerlukan tindakan aktif (Manuaba, 1998:162)

2.2.2 TENAGA MENGEJAN

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his,
terutama di sebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan
intra abdominal. Ketika kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan
bahwa pasien menutup glotisnya, mengontraksikan otot-otot perutnya dan menahan diahfragma ke
bawah. Tenaga serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi.

Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan sudah lengkap. Dan paling efektif sewaktu
kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini tidak dapat lahir.tenaga mengejan ini juga melahirkan
plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim (Sastrawinata, 1998: 226-227)

2.3 PASSANGER

2.3.1 JANIN

Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami pembelahan
menjadi morula (terdri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokist (terdapat cairan di tengah)
yang mencapai uterus dan kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai
minggu ke-7). Setelah minggu ke sepuluh hasil konsepsi disebut janin.

Seperti yang di kemukakan bahwa nidasi zigot dalam bentuk blaktosit terdapat kantong cairan dan
cairan itulah yang berkembang menjadi air ketuban. Di dalam blastokist terdapat calon janin disebut
fetal plate dengan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks menjadi embrio-janin (fetus)
sampai mencapai hamil cukup bulan (Manuaba, 1999: 77)

1. PERTUMBUHAN JANIN

Dari 0-2 minggu setelah vertilisasi disebut OVUM

3-5 minggu disebut EMBRIO (mudigah)

Lebih dari 2 minggu disebut FOETUS (janin) yang sudah mempunyai bentuk manusia(Sastrawinata, 1983:
123)

2. PERTUMBUHAN JANIN PADA AKHIR TIAP BULAN (DARI 4 MINGGU)

a. Akhir 1 bulan

Badan bayi sangat melekung panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah saluran yang
akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut dasar-dasar tractus digestifus sudah nampak,
permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan

b. Akhir 2 bulan

Muka jelas berbentuk muka manusia dan mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki
Gambar 2.4 janin 6 minggu

(foresthepunya.blogspot.com)

. Akhir 3 bulan

Panjang 7-9 cm sudah ada puat-pusat pertulangan kuku sudah ada dan jenis kelaminnya sudah dapat
ditentukan. Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.

d. Akhir 4 bulan

Panjangnya 10-17 cm, beratnya 100gram, alat kelamin luar sudah dapat menentukan jenisnya. Kulit di
tumbuhi oleh rambut yang halus ( lanugo).

e. Akhir 5 bulan

Panjangnya 18-27 cm, beratnya 300 gr, bunyi jantung sudah terdengar, kalau lahir sudah mulai bernafas

f. Akhir 6 bulan

Panjang 28-34 cm, berat 600 gr, kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit.

g. Akhir 7 bulan

Panjangnya 35-38 cm, beratnya±1000 gr. Kalau lahir daoat hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan
untuk hidup terus masih kecil. Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah

h. Akhir 8 bulan

Panjang 46cm, dan berat 1700gr, permukaan kulit masih merah dan keriput seperti kulit orang tua.

i. Akhir 9 bulan

Panjangnya 46 cm, dan beratnya 1700 gr. Permukaan kulit masih merah dan keriput

Gambar 2.5 janin 9 bulan

(riesty.multiply.com)

j. Akhir 10 bulan

Janin sudah mulai cukup bulan (matur, a terme)


Panjang 50 cm, beratnya 3000 gr. Kepala di tumbuhi rambut , kuku melebihi ujung jari, pada laki-laki
testes sudah ada dalam scrotum dan pada wanita labia mayora menutupi labia minora (Sastrawinata,
1983:123-125)

3. Peredaran darah janin

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim,
paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah
darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah
dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena
cafa superior.

Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalksirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada
di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan, segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan
demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah
terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena
tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut
selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus
venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen
dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.an ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus.
Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan
pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas
yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta
tanpa melalui paru-paru (Sastrawinata, 1983:135-140)

Pertumbuhan Janin Dipengaruhi Oleh:

I. Factor ibu

a. Tinggi badan

b. Keadaan gizi

c. Tingginya tempat tinggal

d. Peminum rokok
e. Kelainan pembuluh darah

f. Kelainan uterus

g. Kehamilan ganda

II. Faktor anak

a. Jenis kelamin

b. Kelainan genetis

c. Infeksi intrauterine terutama virus

d. Kelainan congenital lainnya

III. Faktor plasenta

Insuffiensi dari plasenta dapat menyebabkan malnutrion intrauterin

(Sastrawinata, 1983:129)

4. KEPALA ANAK

Untuk persalinan, kepala anak adalah bagian yang terpenting karena dalam per salinan perbandingan
antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yangmenentukan. Maka bentuk dan ukuran
kepala harus di pelajari dengan saksama untuk di bandingkan dengan bentuk dan ukuran panggul.

A. Kepala terdiri dari :

a) Bagian muka, yang terdiri dari :

Tulang hidung (os.nasale)

Tulang pipi (os.zygomaticum), 2 buah

Tulang rahang atas (os.maksilaris)

Tulang rahang bawah (os.mandibularis)

b) Bagian tengkorak

Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.

Bagiannya adalah :

Tulang dahi (os. Frontalis), 2 buah


Tulang ubun-ubun (pariental), 2 buah

Tulang pelipis (os.temporal), 2 buah

Tulang belakang kepala (os. Occipital)(Sastrawinata,1983: 130)

B. Ukuran kepala bayi :

a) Ukuran muka belakang :

1. Diameter soboccipiti bregmatica dari foramen magnum ubun-ubun besar : 9,5 cm

2. Diameter suboccipito frontalis (dari foramen magnum ke pangkal hidung) : 11 cm

3. Diameter fronto occipitalis (dari pangkal hidung ke titik yang terjauh pada belakang kepala) : 12cm

4. Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala) : 13,5cm

5. Diameter sub mento bregmatica (dari bawah dagu ialah os.hyoid ke ubun-ubun besar) : 9,5 cm

b) Ukuran melintang

1. Diameter biparentalis (ukuran yang terbesar antara os. Parental) : 9 cm

2. Diameter bitemporal (jarak yang terbesar antara sutura koronia kanan kiri):8 cm

c) Ukuran lingkaran

1. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala):32cm

2. Circumferential fronto occipitalis (lingkarang sedang kepala) :34 cm

3. Circumferential mento occipitalis (lingkaran besar kepala) : 35 cm

Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai
berikut :

Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir

2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan memberikan
kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam

3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putaran paksi
dalam

(Sastrawinata, 1983:134-135)

C. Letak janin di dalam rahim

Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian:


1. Situs (letak) :

Yang dimaksud ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu Panjang ibu

2. Habitus ( sikap) :

Yang dimaksud ialah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.

3. Positio( posisi ) :

Yang dimaksud ialah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir

4. Presentatio:

Yang dimaksud ialah apa yang menjadi bagian terendah janin

SITUS

a. Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu,

1. Jika ukuran panjang anak ialah ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu maka anak
dikatakan dengan letak bujur atau letak memanjang

2. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sumbu panjang ibu panjang ibu maka anak dalam
letak lintang

3. Jika panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak
serong(Sastrawinata, Sulaiman, 1983:186)

b. Ialah Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu, misal situs memanjang
atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala
atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu,
situs miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu (Prawiroharjdo, 2008: 162)

HABITUS

Yang dimaksud dengan habitus ialah bagaimana bagian-bagian dari anak seperti kepala, badan, tangan,
kaki itu letaknya satu terhadap yang lain.

Sikap anak yang fisiologis ialah:

Badan anak dalam kipose kepala menekur, dagu dekat pada dada dengan lengan bersilang di depan
dada. Tungkai terlipat pada lipatan paha dan lekuk lutut rapat pada badan

Pada letak sungsang (presentasi bokong) maka habitus yang mungkin ditemukan ialah
a. Kedua tungkai lurus ke atas

b. Tungkai terlipat pada lipat paha tekuk lutut menyebabkan presentasi bokong kiki

c. Kedua tungkai turun ke bawah, lebih rendah dar bokong menimbulkan presentasi lutu atau
presentasi kaki(Sastrawinata, 1983:186)

POSITIO ( posisi atau kedudukan)

Posisi ialah kedudukan salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut ibu atau jalan lahir.
Pada palpasi ditentukan kedudukan punggung anak terhadap dinding perut pada toucher ditentukan
kedudukan dari salah satu bagian depan terhadap jalan lahir. Bagian yang ditentukan itu disebut
penunjuk.

Untuk presentasi belakang kepala penunjuknya ialah ubun-ubun kecil.

Jadi pada taucher misalnya dikatakan:

1. Letak belakang kepala denga ubun-ubun kecil

2. Untuk letak muka penunjuknya ialah dagu

FREKUENSI

- Frekuensi bermacam-macam letak:

- Belakang kepala 95 %

- Sungsang 35%

- Muka 0,5%a

- Lintang 0,5%(Sastrawinata, 1983:195)

PRESENTASI

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang terbawah dan tiap presentasi terdapat dua macam posisi
yaitu kanan dan kiri dan tiap posisi terdapat tiga macam variasi yaitu depan,lintang dan belakang ( kiri
depan, kiri lintang dan kiri belakang, kanan depan, kanan lintang dan kanan belakang). Bila kapur
suksedaneum besar maka posisi variasinya sulit ditentukan.

Letak intrauterine atau ekstrauterin


Tanda-tanda bahwa anak di dalam rahim ialah:

1. Waktu meraba anak uterus bertambah kontraksi

2. Kadang-kadang ligamentum rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung anak.

Tanda –tanda bahwa anak ( yang sudah agak besar ) tumbuh diluar rahim:

1. Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu.

2. Anak lebih mudah diraba dari luar.

3. Tumor yang mengandung anak yang tak pernah mengeras

4. Disamping anak kadang-kadang teraba tumor ialah uterus yang membesar

(Sastrawinata, 1983:196)

2.3.2 PLASENTA

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu
dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik-
buruknya faal plasenta.

Faal plasenta

Seperti telah diterangkan , plasenta sangat penting bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Plasenta
bekerja sebagai usus ialah mengambil makanaan sebagai paru-paru mengeluarkan CO2 dan mengambil
O2 sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal seperti ureum dikeluarkan oleh
plasenta dan akhirnya bekerja sebgai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormon-hormon penting untuk
kelanjutan kehamilan

Plasenta mempunyai peranan yang sangat vital untuk tumbuh kemang janin yaitu:

1. Mengeluakan hormon untuk dapat mempertahankan kehamilan dan pertumbuhan janin dalam
rahim

2. Sangat menyekat sehingga darah ibu dan darah ibu tidak bercampur

3. Sebagai penghalang masuknya berbagai penyakit menuju janin

4. Sebagai paru-paru janin untuk mendapakan oksigen dari darah ibu


5. Sebagai akar janin untuk mendapatkan nutrisi dari darah ibu (Sastrawinata, 1983:119)

6. Sebagai alat nutritive untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin

7. Sebagai alat sisa pembuangan metabolism

8. Menghasilkan hormone pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI

9. Sebagai alat penyalur antibody ke dalam tubuh janin

10. Sebagai barrier atau filter (Manuaba, 1998:112)

AIR KETUBAN ( CAIRAN AMNION )

Jumlah air ketuban antara 1000 ml sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1.007
sampai n1.008. Air ketuban terdiri dari 2.3% bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat
lemak, lesitin, dan spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam air).
Peredaran airan ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar1% yang di telan bayi dan dikeluarkan sebagai
air kencing. Bila akan terjadi gangguan peredaran air ketuban menimbulkan akan hidramnion yaitu
jumlah cairan ketuban melebihi 1.500 ml. Hidramnion dijumpai pada kasus anensefalus, spinabifida,
agenesis ginjal, koriongeoma plasenta.

Air ketuban dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian untuk :

a. menentukan jenis kelamin

b. kematangan paru-paru janin

c. golongan darah

d. faktor rhesus

e. kelainan kongenital lainnya

Fungsi air ketuban

1. saat hamil berlangsung

a. memberikan kesempatan berkembangnya janin dengan bebas ke segala arah

b. menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung

c. sebagai penyangga terhadap panas dan dingin


d. menghindari trauma langsung terhadap janin

2. saat in partu

a. menyebarkan kekuatan his sehingga serviks dapat membuka

b. membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai disinfektan

c. sebagai pelicin saat persalinan

(Manuaba, 1998:112)

Air ketuban sangat penting untuk tumbuh kembang janin dalan rahim

a. Karena air ketuban memberikan gerak bebas janin dalam rahim, memberikan kesempatan tumbuh
kembang ke segala arah pada janin

b. Melindungi janin dari trauma langsung atau tidak langsung

c. Sebagai buffer (penahan) sehingga panas dingin tetap stabil disekitar janin

d. Membantu pad saat persalinan air ketuban berfumgsi sebagai pelindung janin dari kanan
lanngsung kekuatan kontraksi oto rahim

e. Sebagai pembersih bacteria pada saat selaput pecah, sebagai pelumas sehingga jalan lahir licin

Faal air ketuban ialah

a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas da tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena
tekanan pada anak sama pada semua bagiannya . hal ini sangat sangat penting karena seandainya anak
tertekan oleh alat sekitar maka pertumbuhan tentu terganggu.

b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan
anak , kalau air ketuban berkurang , pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.

c. Memepertahankan suhu yang tetap bagi anak

d. Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian
selaput uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka servix

(Sastrawinata, 1983:121)

Psikis (psikologis)

Psikologis adalah : keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat, dan dukungan dari orang-orang
tertentu dapat mempengaruhi proses persalinan(http:/bidankita.com).
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal
menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami
perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata
(http:/bidankita.com).

Psikologis meliputi :

Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

Pengalaman bayi sebelumnya Kebiasaan adat.Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

1. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

2. Persalinan sebagai ancaman pada self-image

3. Medikasi persalinan

4. Nyeri persalinan dan kelahiran (http://wwwdhias-midwifery.blogspot.com)

Penolong

Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
persalinan. Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.

Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”
(http:/bidankita.com).

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut.

Biasanya, bidan punya waktu yang cukup longgar untuk mendampingi dan mendengarkan curhat pasien
menjelang persalinan.
1. Jika persalinan pasien termasuk normal, sebenarnya pasien tidak perlu terlalu strict memilih dokter
untuk menolong persalinan. Sebab, bidan juga merupakan tenaga medis profesional yang cukup
kompeten dan mampu menangani kehamilan risiko rendah dan persalinan tanpa komplikasi.

2. Bidan tak kalah dengan dokter dalam menolong persalinan. Ia sudah cukup terdidik tentang
pengetahuan kehamilan dan persalinan.

3. Kalau pasien merasa sreg dan ingin ditolong oleh seorang bidan, pastikan ia memang
berpengalaman dan terdidik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

5P (passage, power, passanger, psikis, dan penolong) merupakan factor yang sangat mempengaruhi
proses persalinan. Dimana dengan passa ge kita dapat mengetahui ukuran-ukuran panggul serta otot-
otot dasar panggul, power kita dapat mengetahui his dan tenaga mengedan, passanger kita dapat
mengetahui janin, plasenta, dan air ketuban, serta kita dapat mengetahui psikis seorang ibu dan
penolong persalinan yang terampil.

3.2 Saran

Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan, begitu pula para pembaca dapat memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan.

Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.

Mochtar, Rustam.1998. Sinopis Obstetri. Jakarta. EGC.

Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka.

Sastrawinata, Sulaiman. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung. Universitas Padjajaran.

Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta, EGC.

Access tanggal 24 Maret 2010, pukul 18.00 WIB: http:/bidankita.com.

Anda mungkin juga menyukai