Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR DAN ANAK


SUB. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

DOSEN PEMBIMBING : EKA RAHMATI, M.Tr. Keb


OLEH :
KELOMPOK 10
Ketua : Yayang Putri Yudhitirha NIM 22251061P
Anggota : 1. Iis Sholikah NIM 22251025P
2. Dwi Apriantinawati NIM 22251011P
3. Icha Handayani NIM 22251023P
4. Milanti Proga NIM 22251034P

PROGRAM STUDI STRATA 1 KEBIDANAN KHUSUS


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu waa taala atas rahmat dan hidayah
Nya sehingga dapat menyelesaikan Bahan Ajar Mata Kuliah Pemeriksaan Fisik Ibu dan
Bayi. Bahan ajar disusun dengan harapan dapat dijadian sebagai bahan ajar untuk mata
kuliah Pemeriksaan Fisik ibu dan Bayi bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan
sarjana dan pendidikan profesi bidan. Tujuan penyusunan bahan ajar ini untuk dijadikan
pedoman bagi dosen dan mahasiswa mengikuti pembelajaran di kelas. Diharapkan
mahasiswa membaca bahan ajar sebelum mengikuti pembelajaran di kelas sehingga
proses pembelajaran berlangsung aktif dan kreatif. Hasil akhir dari pembelajaran
menggambarkan pencapaian kompetensi mahasiswa di pelayanan kebidanan. Pada
kesempatan kali ini tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan bahan ajar ini. Penulis menyadari
keterbatasan dalam menyusun modul, oleh karena itu mengembangkan kreatifitas dan
menyempurnakan modul ini, penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca
maupun para ahli, baik dari segi isi, istilah serta pemaparannya. Semoga Allah
Subhanallahu Waa Ta’laa membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam mneyelesaikan modul ini. Akhir kata , semoga
modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Aamiin.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian........................................................................................................ 3
2.2 Tujuan dari Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir...................................... 3
2.3 Prinsip Pemeriksaan bayi baru lahir................................................................. 3
2.4 Prosedur perawatan BBL................................................................................. 4
2.5 Prosedur pemeriksaan fisik pada BBL............................................................. 4
2.6 Ciri-ciri bayi baru lahir normal........................................................................ 12
2.7 Tanda dan Bahaya Umum Pada Bayi Baru Lahir............................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 16
3.2 Saran................................................................................................................ 16
Daftar Pustaka......................................................................................................... 20
Lampiran
Power Poin

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tanda Vital Normal Bayi Baru Lahir....................................................... 5


Tabel 2.2 APGAR Skor........................................................................................... 5

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengukuran Berat Badan........................................................... 7


Gambar 2.2 Pengukuran Panjang Badan....................................................... 7
Gambar 2.3 Pengukuran Lingkar Kepala...................................................... 8
Gambar 2.4 Pengukuran Lingkar Dada......................................................... 8
Gambar 2.5 Kepala........................................................................................ 9
Gambar 2.6 Wajah........................................................................................ 9
Gambar 2.7 Mata........................................................................................... 10
Gambar 2.8 Hidung....................................................................................... 10
Gambar 2.9 Mulut......................................................................................... 11
Gambar 2.10 Telinga....................................................................................... 11
Gambar 2.11 Leher.......................................................................................... 12
Gambar 2.12 Klavikula................................................................................... 12
Gambar 2.13 Dada.......................................................................................... 13
Gambar 2.14 Perut.......................................................................................... 13
Gambar 2.15 Genitalia Perempuan dan Laki-Laki......................................... 13
Gambar 2.16 Anus atau Rektum..................................................................... 14
Gambar 2.17 Tungkai...................................................................................... 14
Gambar 2.18 Spinal......................................................................................... 14
Gambar 2.19 Kulit........................................................................................... 15
Gambar 2.20 Reflek Moro.............................................................................. 15
Gambar 2.21 Reflek Mencucur....................................................................... 16
Gambar 2.22 Reflek Mengisap....................................................................... 16

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi Baru Lahir memiliki resiko ganggguan kesehatan paling tinggi, berbagai
masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, biasa
berakibat fatal. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 kira-
kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami Asfiksia, hampir 1 juta bayi
ini kemudian meninggal.
Dari beberapa factor yang menyebabkan kematian bayi, Asfiksia merupakan
penyebab kedua kematian Bayi Baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (WHO,
2012). Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan angka kematian bayi
dan balita masing-masing maksimum 12 dan 25 setiap 1.000 kelahiran
hidup di tahun 2030. Akan tetapi, berdasarkan data SDKI 2012 angka
kematian bayi dan balita, 32 dan 40 per 1.000 kelahiran hidup (SHRS dan
Agenda 2030, 2015). http://repository.unimus.ac.id
Komplikasi Neonatal yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu
asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Komplikasi ini sebenarnya dapat
segera dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan
kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan ekonomi, sistem rujukan yang
belum berjalan dengan baik, terlambatnya detekeksi dini, dan kesadaran orangtua
untuk mencari pertolongan (Kemenkes RI, 2015:129).
Bayi baru lahir adalah masa kehidupan bayi pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di
dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir
di semua sistem (Cunningham, 2012).
Perawatan bayi baru lahir, Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan Tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan .(cv trans info
media 2013)
Teknik pemeriksaan bayi baru lahir didahului dengan anamnesis untuk
mengetahui riwayat kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan. Data tentang

1
jalannya resusitasi neonatus juga diperlukan bila pemeriksa bukan anggota tim
resusitasi yang menangani bayi saat lahir.
Pemeriksaan bayi baru lahir perlu mencakup kondisi umum, tanda vital,
antropometri, kesesuaian dengan usia gestasi, pemeriksaan kepala, wajah, leher,
bahu, lengan, tangan, dada, abdomen, genitourinari, anus, pinggul, kaki, punggung,
kulit, dan pemeriksaan neurologi.
Berdasarkan hal tersbut, maka pentingnya PEMERIKSAAN FISIK BAYI
DAN ANAK secara tepat dan sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan,
sehingga diharapkan bayi dan anak mendapatkan pemeriksaan fisik yang tepat dan
dapat mengurangi/ mencegah risiko kesakitan dan kematian pada bayi dan anak

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Bayi Baru lahir ?
2. Apa pengertian pemeriksaan fisik bayi baru lahir ?
3. Apa tujuan dari pemeriksaan bayi baru lahir ?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan bayi baru lahir ?
5. Bagaimana cara membedakan bayi baru lahir normal dengan bayi baru lahir
yang butuh tindakan segera atau rujukan ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Bayi Baru Lahir
2. Dapat mengetahui maksud dari pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
3. Dapat mengetahui tujuan dari pemeriksaan bayi baru lahir
4. Dapat mengetahui prosedur pemeriksaan bayi baru lahir
5. Dapat membedaakan bayi baru lahir normal dengan yang perlu tindakan atau
rujukan segera setalah dilakukannya pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir

1.4 Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan bayi baru lahir
2. Dapat menambah referensi mengenai pemeriksaan bayi baru lahir
3. Dapat mengaplikasikannya di tempat kerja, klinik, atau praktik mandiri jika
ada

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pemeriksaan Fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inpeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan
penyesuaian diri dari dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.
Pemeriksaan Fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan
oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan
pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah
sakit dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas.

2.2 Tujuan dari Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir


Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status
adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri kedalam kehidupan ektrauteri
sertata mencari kelainan pada bayi. Selain itu juga untuk mengenal/ menemukan
kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran misalnya bayi lahir dari ibu dengan
diabetes militus, eklampsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkna
kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu pemeriksaan pertama pada bayi baru
lahir harus segera dilakukan. Hal ini untuk menentapkan keadaan bayi dan
menetapkan keadaam bayi dapat dirawat gabung atau ditempat khusus. Dengan
pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan terapi selanjutnya.

2.3 Prinsip Pemeriksaan bayi baru lahir


1. Menjelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik

3
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera
diselimuti kembali dengan cepat
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyuluruh

2.4 Prosedur perawatan BBL


Pengkajian fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir. Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir
(immediate care of the newborn) :
1. Mempelajari hasil anamneses, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
riwayat keluarga
2. Menilai skor APGAR
3. Melakukan resusitasi neonatus
4. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan harus
diawasi setiap hari
5. Memberikan identifikasi bayi dengan memberi kartu bertuliskan nama ibu,
diikatkan dipergelangan tangan atau kaki
6. Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital
7. Meletkkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam
inkubator jika ada indikasi
8. Menentukan tempat perawatan : rawat gabung, rawat khusus atau rawat
intensif
9. Melakukan prosedur rujukna bila perlu. Jika ada penyakit yang diturunkan dari
ibu, misalnya hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globullin) pada
bayi

2.5 Prosedur pemeriksaan fisik pada BBL


Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan untuk menapis adanya anomali
kongenital. Pemeriksaan dilakukan segera setelah bayi lahir, kemudian dilakukan
lagi secara detil dalam 48 jam setelah kelahiran atau sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
Pemeriksaan Pasca Lahir (Durante dan Pascaresusitasi) Segera setelah lahir,
bayi dinilai usaha napas dan tonus ototnya. Penilaian awal ini berguna untuk
menentukan langkah selanjutnya dalam resusitasi neonatus.

4
Usahakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan
dengan cara membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain kering, hangat dan
tebal, jangan meletakkan bayi ditepi jendela atau pintu kendaraan, kalau
memungkinkan dapat pula dilakukan perawatan bayi melekat ( Perawatan Metode
Kanguru, bayi terus disusui selama dalam perjalanan.
Pemeriksaan Kondisi Umum Bayi Pemeriksaan kondisi umum bayi meliputi
warna kulit bayi, integritas kulit, perfusi, kesadaran, apakah bayi bergerak aktif,
postur, dan tonus otot.
Pemeriksaan Tanda Vital Pemeriksaan suhu badan, nadi, laju pernapasan, dan
saturasi oksigen perlu dilakukan sebelum beranjak ke pemeriksaan lainnya.
Tanda vital Rentang Normal
120-160 kali/menit
Nadi
(dapat lebih rendah saat bayi tidur)
Laju pernapasan 40-60 kali/menit
Tekanan darah sistolik 60-90mmHg
Suhu tubuh 36,5-37,5 C
Tabel 2.1 Tanda Vital Normal Bayi Baru Lahir

A. Tes APGAR
Pada menit ke 1 dan 5 pasca lahir, lakukan penilaian APGAR SKOR
bayi. Ada 5 komponen yang dinilai, yaitu laju nadi, usaha napas, tonus otot,
iritabilitas refleks, dan warna kulit. Tiap komponen memiliki nilai 0,1, atau 2.
Skor Apgar 0 1 2
Laju nadi Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Menangis lemah;
Usaha napas Tida ada Menangis kuat
hipoventilasi
Tonus otot Flaccid Sedikit fleksi Gerak aktif
Menangis, batuk, atau
Iritabilitas reflek Tidak berespon Meringis
bersin
Warna Biru atau pucat Akrosianosis Merah muda
Tabel 2.2 Apgar Skor
B. Prosedur Kerja Pemeriksaan fisik

5
Pasien disiapkan di tempat tidur bayi, infant warmer, atau kotak bayi.
Bayi dipastikan sudah dalam kondisi stabil dan tidak membutuhkan resusitasi
Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan cukup. Pastikan identitas bayi
sebelum memeriksa bayi. Lakukan pemeriksaan dengan infection control
precaution.
1. Alat dan Bahan
a. Infant warmer bila dibutuhkan untuk menjaga bayi tetap hangat
b. Stetoskop
c. Penekan lidah
d. Pita ukur
e. Timbangan
f. Kurva pertumbuhan
g. Pulse oxymeter
2. Posisi Pasien
Pasien diposisikan di tempat tidur bayi, seluruh bagian tubuh bayi
harus terlihat oleh pemeriksa.
3. Prosedur pemerikssaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, yaitu :
a. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua
b. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan
c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
d. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula,
lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal, dan genitalia)
e. Mengidentifikasi warna dan aktivitas bayi
f. Mencatat miksi dan mekonium bayi
g. Mengukur Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada (LD), Lingkar Perut
(LP), Lingkar Lengan Atas (LILA), menimbang berat badan (BB),
dan mengukur Panjang Badan (PB)
h. Mendiskusikan hasil Pemeriksaan pada orang tua
i. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
4. Langkah pengukuran anthopometri
Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar perut, dan lingkar lengan atas. Hasil pengukuran
berat badan kemudian diplot pada kurva pertumbuhan sesuai usia gestasi.
Bayi yang berada antara persentil 10-90 disebut sesuai masa kehamilan

6
(SMK). Bayi yang berada di bawah persentil 10 disebut kecil masa
kehamilan (KMK). Bayi yang berada di atas persentil 90 diklasifikasikan
sebagai besar masa kehamilan (BMK).
a. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skla penimbangan
ke titik 0 sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat
alas dan pembungkus bayi, Berat Badan normal (2500-3000gr).

Gambar 2.1 Penimbangan Berat Badan

b. Pengukuran panjang badan


Letakkan bayi ditempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/ badan bayi diluruskan. Alat ukur
harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang Badan normal
(45-50cm)

Gambar 2.2 Pengukuran Panjang Badan

c. Ukur lingkar kepala


Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali kedahi. Lingkar kepala normal (33-35cm).
Lingkar kepala dan panjang badan juga diplot pada kurva
menurut usia gestasi untuk menentukan ada tidaknya asymmetric
growth restriction. Disebut asymmetric growth restriction bila bayi
kecil tapi memiliki lingkar kepala normal.

7
Pada bayi dengan usia gestasi meragukan, tentukan usia gestasi
dengan pemeriksaan dan penghitungan skor Ballard. Skor Ballard
menilai maturitas fisik dan neurologi bayi.

Gambar 2.3 Pengukuran Lingkar Kepala

d. Ukur lingkar dada


Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada (pengukuran dilakukan melalui kedua putting susu). Lingkar
dada (30-33cm)

Gambar 2.4 Pengukuran Lingkar Dada

5. Langkah Pemeriksaan Fisik Mulai dari Kepala sampai Kaki


a. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/ moulase. Keadaan ini normal kembali
setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan
ukuran dan ketegangannya
1) Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum,
sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang
tengkorak
2) Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya

8
Gambar 2.5 Kepala
b. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan
kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N. fasialis

Gambar 2.6 Wajah


c. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi
terbuka
1) Periksa jumlah, posisi atau letak mata
2) Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna
3) Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
4) Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil. Pupil harus
tampak bulat, terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengidinkasikan adanya efek retina
5) Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva
atau retina
6) Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
7) Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down

9
Gambar 2.7 Mata
d. Hidung
1) Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm
2) Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan nafas karena
atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
3) Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
4) Periksa adanya pernafasan cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

Gambar 2.8 Hidung


e. Mulut
1) Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimestrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah.
Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
2) Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasar mulut)
3) Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan
anatara pelatum keras dan lunak
4) Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau platum yang
biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi
5) Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6) Bibir sumbing (Bennet dan Brown, 1999)

10
Gambar 2.9 Mulut
f. Telinga
1) Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
2) Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
3) Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagian atas
4) Perhatikan letak daun telinga, daun telingan yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin)
5) Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal

Gambar 2.10 Telinga


g. Leher
1) Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
2) Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pada fleksus brakhhialis
3) Lakukan perabaaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
4) Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21

11
Gambar 2.11 Leher
h. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama
pada bayi baru lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur
1) Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan kebawah
2) Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurangkemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
3) Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktil atau sidaktil
4) Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya
satu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti
trisomi 21
5) Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan pendarahan

Gambar 2.12 Klavikula


i. Dada
1) Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernafasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan
2) Pada bayi cukup bulan, putting susu sudah terbentuk dengan
baik dan tampak simetris
3) Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

12
Gambar 2.13 Dada
j. Abdomen
1) Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernafas. Kaji adanya pembengkakan
2) Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
3) Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya
4) Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis
vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten

Gambar 2.14 Perut


k. Genitalia
1) Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.
periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
2) Periksa adanya hipospadia dan epispadia
3) Skortum harus palpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
4) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
5) Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
6) Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal
ini disebabkan oelh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

Gambar 2.15 Genitalia Perempuan dan Genitalia Laki-Laki


l. Anus atau rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium
secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum

13
keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran pencernaan

Gambar 2.16 Anus atau rectum


m. Tungkai
1) Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Priksa panjang kedua
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
2) Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kurangnya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis
3) Periksa adanya polidaktil atau sidaktil pelajari kaki

Gambar 2.17 Tungkai


n. Spina Bifida
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan lesung
atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abnormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

Gambar 2.18 Spinal

o. Kulit
1) Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
2) Periksa adanya pembengkakan

14
3) Perhatkan adanya vernik kaseosa
4) Perhatikan adanya lanugo yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan

Gambar 2.19 Kulit


C. Refleks pada BBL
Gerakan refleks adalah gerakan-gerakan yang terjadi secara automatis,
tanpa bayi sadari. Seiiring dengan waktu gerak, rekleks ini akan tergantikan
dengan gerak motor kasar. Untuk itu periksa adanya kelainan pada saraf-saraf
dan menguji refleks bayi. Refleks penting pada bayi baru lahir diantaranya :
1. Refleks Moro
Bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang
ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan dengan jari-jari terbuka

Gambar 2.20 Refleks Moro


2. Refleks Mencucur
Bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan
kepalanya ke sisi tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk
menemukan puttiing

Gambar 2.21 Refleks Mencucur


3. Refleks Menghisap
Bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan
segera menghisapnya

15
Gambar 2.22 Refleks Menghisap

2.6 Ciri-ciri bayi baru lahir normal


1. Berat bada 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Frekuensi jantung 120-160 kali per menit
6. Pernafasan 60-80 kali per menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasaya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genetalia. Perempuan (labia mayora sudah menutup labia minora), laki-laki
(testis sudah turun, skrotum sudah ada).
11. Refleks
a. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
b. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik.
c. Refleks graps atau menggenggam sudah baik
12. Eliminasi baik (mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan)

2.7 Tanda dan Bahaya Umum Pada Bayi Baru Lahir


Tanda-Tanda Umum:
1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan
mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat. Bawalah bayi anda ke petugas
medis terdekat.
2. Kejang
Kejang pada bayi memang kadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan
adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi

16
demam. Jika YA kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan
obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang
namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. 
Perhatikan frekuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
3. Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
Jika bayi tidak terlihat seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan
biarkan kondisi itu berlanjut. Kondisi lemah biasanya dipicu dari diare,
muntah yang berlebihan atau infeksi berat.
4. Sesak nafas
Frekuensi nafas bayi Pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa
yaitu sekitar 40-60 kali permenit. Jika bayi bernafas kurang dari 40 kali
permenit atau lebih dari 60 kali permenit maka anda wajib waspada. Lihat
dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
5. Bayi merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Ketika bayi kita
merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,
maka konsultasikan ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang
bayi rasakan.
6. Pusar kemerahan sampai dinding perut
Tali pusar yang berwarna kemerahan menunjukan adanya infeksi. Yang
harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi agar
tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering, tutup
dengan kassa steril yang bisa anda beli di apotik.
7. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu tubuh
kurang dari 36,5°c)
Suhu normal bayi berkisar antara 36,5°c – 37,5°c. Jika anak anda
mengalami demam berikan ASI sesering mungkin untuk mencegah
kekurangan cairan, pakaian baju yang tipis agar panas cepat menguap, berikan
kompres hangat di dahi dan ketiak, jika suhu lebih dari 38°c rujuk ke
pelayanan kesehatan terdekat.

8. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta

17
Mata bernanah banyak, Nanah yang berlebihan pada bayi menunjukan
adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi
dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali
lambat
10. Kulit terlihat kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurasng ASI. Namun jika
kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam setelah lahir atau
lebih dari 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan
kaki bahka tinja bayi berwarna kuning maka ibu harus mengkonsultasikan hal
tersebut kepada dokter.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan penyesuaian diri
dari dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.
Pemeriksaan Fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan
oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan
pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah
sakit dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas.
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status
adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri kedalam kehidupan ektrauteri
sertata mencari kelainan pada bayi. Selain itu juga untuk mengenal/ menemukan
kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran misalnya bayi lahir dari ibu dengan
diabetes militus, eklampsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkna
kelainan bawaan pada bayi
Prosedur pemeriksaan bayi mulai dari Memeriksa secara sistematis head to toe
(kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal, dan
genitalia), Mengidentifikasi warna dan aktivitas bayi, Mencatat miksi dan
mekonium bayi, Mengukur Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada (LD), Lingkar
Perut (LP), Lingkar Lengan Atas (LILA), menimbang berat badan (BB), dan
mengukur Panjang Badan (PB), Mendiskusikan hasil Pemeriksaan pada orang tua,
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, Kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari

DAFTAR PUSTAKA

19
Buku Aushan PersalinanNormal Revisi 2007
DEPKES RI.2003. Manajemen terpadu bayi muda =. Modul-6 DPKES RI
Muslihatun, Wafi Nur. 2010 Asuhan neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Firamaya
http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/27/17-refleks-pada-bayi-yang-yang-
harus-dikenali-sejak-lahir/
http://bidanlia.blogspot.com/2008/12/pengkajian-fisik-bayi-baru-lahir/html
http://rosyidahida.bolgspot.com/2011/06/pemeriksaan-fisik-pada-bsyi-dan-balita.html

20

Anda mungkin juga menyukai