Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Proses
penulisan makalah bahan ajar ini dapat terwujud berkat dukungan, arahan dan bantuan moral
maupun material dari banyak pihak yang telah banyak membantu penulisan makalah ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, semoga makalah bahan ajar ini dapat bermanfaat.

Palembang, Oktober 2022

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………....
KATA PENGANTAR …………………………………………………….……………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………..………………………………..........................
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………….
………………………………………………….….….
1.3 TUJUAN …………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Didalam negeri..………......
2.2 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Diluar Negeri……………...
2.2.1 MASA SEBELUM MESIR………………………………………….…….…
A. MESIR ……………………………………………………………………..
B. YAHUDI ………………..…………………………………………………
C. YUNANI ……………..……………………………………………………
D. ROMA …………...…..…………………………………………………….
2.2.2 MASA PERTENGAHAN (1000 – 1500M) …………………………………
A. ROMA ………………………………………………………………………
B. SALERNO………………………………………………………………….
C. KERAJAAN BYZANTIUM ………………………………………………..
D. ARABIA
………………………………………………………………………………
2.2.3 MASA KEBANGKITAN ……………………………………………………….
A. PRANCIS ………………………………………………………………….
B. JERMAN …………………………………………………………………...
C. SWITZERLAND ………………...…………………………………………
D. BELANDA
………………………………………………………………………………
2.2.4 AWAL ABAD XX SAMPAI DENGAN SEKARANG ………………………..
A. MALAYSIA …………………………………………………………………
B. JEPANG ……………………………………………………………………..
C. AUSTRALIA ………………………………………………………………..
D. SPANYOL……………………………………………………………………
E. ONTARIO ZEALAND……..………………………………………………..
F. DENMARK …………………………………………………………………
G. NEW ZEALAND …………………………………………………………...
H. AMERIKA ………………………………………………………………….
I. INGGRIS ……………………………………………………………………
J. BELANDA ………………………………………………………………….
K. SELANDIA BARU …………………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 KESEIMPULAN………………………..……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami


perkembangan ,baik suatu kemajuan atau justru kemunduran. Perkembangan ini terjadi baik di
Indonesia maupun di luar negeri. Sejarah kebidanan dimulai sejak awal kehidupan atau awal
peradaban manusia. Tidak ada yang mencatat kapan dimulainya persalinan dilakukan oleh bidan.
Dalam sejarah, perempuan dalam proses melahirkan dapat dilakukan sendiri atau dibantu oleh
suami mereka. Ketika manusia tidak lagi berpindah-pindah dan membentuk kelompok
masyarakat, para ibu melahirkan dijaga atau ditolong oleh seorang perempuan yang diangga
mampu,yaitu seorang perempuan setengah baya yang telah menikah dan melahirkan, melalui
percobaan dan tukar pengetahuan dia mengembangkan keahliannya yang disebut dukun
bayi. Terdapat catatan yang menunjukan tindakan yang dilakukan bidan, terdapat ada patung
Mochicha (500 SM), lukisan Papyri dan Tomb dalam Old Testament (Chamberlein, 1981),
catatan tentang bidan Yahudi (Shipah dan Puah) yang berani mengambil risiko membel
keselamatan bayi laki-laki Bangsa Yahudi yang diperintahkan utuk dibunuh oleh Firaun.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di dalam dan di


luar negeri ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Amerika
Belanda dan Jepang ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mendeskripsikan perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di dalam dan di


luar negeri.
2. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Amerika
Belanda dan Jepang.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Didalam negri

Perkembangan pelayanan kebidanan dimulai ketika Belanda menjajah Indonesia. Pada masa
pemerintahan Belanda, Indonesia masih mengikuti kebiasaan lama,ibu ditolong oleh dukun
paraji. Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun internasional
terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh petugas kesehatan
khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di pelayanan
Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan pendidikan
kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin,
khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-50%. Mengingat hal
diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan
pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan
kesehatan ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak
atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta
meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.

Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia menurut catatan dimulai pada tahun1807


ketika angka kematian ibu dan bayi tinggi sehingga dukun dilatih untuk pertolongan persalinan
di zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Dandels, tetapi keadaan ini tidak berlangsung
lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.

Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di Inonesia.
Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia tepatnya di Rumah Sakit Militer Belanda
sekarang RSPAD Gatot Subroto. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada
tahun 1851,dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer
Belanda W.Bosch. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun
dan bayi.

Pada tahun 1952 ,mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
Kualitas pertolongan persalinan, pelatihan untuk dukun masih berlangsung sampai sekarang
yang diberikan oleh bidan. Kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta
dilakukan pula di kota-kota besar di nusantara. Seiring pelatihan tersebut, didirikan pula Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dengan bidan sebagai penangung jawab. Pelayanan yang
diberikan mencakup antenatan, postnatal, pemeriksaan bayi dan anak.Pada tahun 1957 bermula
dari BKIA, kemudian terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang dinamakan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pelayanan yang diberikan yaitu kesehatan ibu dan
anak, serta keluarga berencana. Pelayanan kebidanan di Posyandu mencakup pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi gizi, dann kesehatan lingkungan. Sejak
tahun 1990, pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai kebutuhan masyarakat.

Kebijakan ini merupakan Instruksi Presiden disampaikan pada Sidang Kabinet Tahun 1992.
Kebijakan ini mengenai perlunya mendidik bidan untuk  ditempatkan di desa dengan tugas
pokok sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.

Titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 menekankn pada
kesehatan reproduksi, memperluasa area garapan pelayanan kebidanan.

Area tersebut meliputi :

 Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus


 Keluarga berencana.
 Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi.
 Kesehatan reproduksi remaja
 Kesehatan reproduksi orang tua.

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya didasarkan pada kemampuan serta
kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permekes). Permenkes yang
menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan
masyarakat serta kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Permenkes tersebut terdiri atas :

1. Permenkes No. 5380/IX/1963 yang menyatakan wewenang bidan terbatas pada


pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain
2. Permenkes No. 363/IX/1980 diubah menjadi Permenkes No. 326 /1989 bahwa wewenang
bidan dibagi menjadi wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang khusus ditetapkan
bahwa bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan dokter.
3. Permenkes No. 527/VI/1996 mengatur tentang registrasi dan praktik kebidanan. Bidan
dalam melaksanakan praktiknya diberikan kewenangan yang mandiri yang disertai
kemampuan dalam melaksanakan tindakan.

Dalam wewenang tersebut mencakup :

a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anakb. Pelayanan keluarga
berencanac. Pelayanan kesehatan masyarakat4. Permenkes No. 900/Menkes/SK/XII/2002
mengatur tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam praktiknya diberi
kewenangan  untuk memberikan pelayanan yang meliputi :a. Pelayanan kebidanan yang
meliputi pelayanan pranikan, antenatal, intranatal,, postnatal, bayi baru lahir, dan balita.
b. Pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian obat dan alat kontrasepsi melalui
oral, suntikan, pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR) tanpa penyulit.Dalam melaksanakan tugasnya,
bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan rujukan sesuai dengan kondisi pasien,
kewenangan, serta kemampuannya. Wewenang bidan dalam pelayanan kebidanan  di
bidang keluarga berencana mencakup penyedian alat kontrasepsi :oral (pil KB), suntik,
kondom, tisu vaginal, alat kontrasepsi dalam rahi,, alat kontrasepsi bawah kulit , baik
pemasangan maupun pencabutan.

2.2 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Diluar Negeri

2.2.1 Masa Sebelum Masehi

Menurut Mufdililad (2012: 59- 74) masa sebelum masehi merupakan awal keberadaan
manusia, fakta adanya pembantu kelahiran baik dari keluarga maupun di luar keluarga yang
mempunyai pengalaman dalam kelahiran. Tidak menetapkan bayaran tetapi mendapatkan
hadiah.

A. Mesir

Kebidanan pertama kali dikenal di Mesir:

Suatu hal yang mulia Diberkahi oleh dewa Mempunyai UU dalam mengontrol praktek
dan harus memanggil asisten dari tabib konsultan bila ada masalah selama persalinan.
Sekolah kebidanan pertama didirikan oleh bangsa Mesir. Pengetahuan yang dipelajari
yaitu anatomi, psikologi. Cara memimpin persalinan dan perawatan bayi baru lahir juga
mempelajari sirkumsisi. Tokoh kebidanan di Mesir adalah Socrates dan Aristoteles.

B. Yahudi

Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal ini
dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari bangsa
Mesir. Hyigiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong persalinan, temasuk
didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra. Perawatan neonatus
bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi, menggosok badan bayi
dengan garam dan membungkusnya dengan bedongan. Bidan-bidan di Yahudi telah
mendapatkan bayaran atas jasanya.
C. Yunani

Pada saat ini sudah ada bidan untuk menolong persalinan, tapi bidan harus telah
mempunyai anak sendiri dan dibayar atas pelayanan dan ada UU keras yang mengontrol
praktek bidan. Hipocrates (460-377 SM) sebagai bapak ilmu kedokteran pertama kali
menemukan kasus kematian akibat puerperal. Aristoteles mengajarkan pengaruh praktek
kebidanan.

D. Roma

Ada dua tipe kebidanan di Roma :


a. Memiliki kemampuan sebagai pemimpin atau obstetri yang melakuan praktek
sendiri.
b. Memiliki status lebih rendah dimana mereka melalui perawatan banyak secara
tradisional. 

2.2.2 Masa Pertengahan (1000 – 1500 M)

Perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama kristen. Pengetahuan obstetric


membuat beberapa penemuan dan kebutuhan akan bidan untuk dididik telah diakui. Kebidanan
telah dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.

A. Roma

Soranus (98-138 M) adalah seorang spesialis pertama dalam bidang Obstreti Ginekologi.
Galen (129-201 M) menulis beberapa teks tentang pengobatan termasuk didalamnya
obstetri dan ginekolohi serviks dengan menggunakan jari. Ia merupakan spesialis obgyin
pertama kali dia menulis buku kabidanan untuk pertama kalinya dan dia juga yang
menggambarkan kualitas atau syarat seorang bidan yang profesional. Beliau yang
pertama kali yang menguraikan tentang Versi Podalic.

B. Salerno

Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah Kedokteran


terkenal di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi dan Kebidanan di mana ia
menjelaskan penanganan emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio Placenta,
Perawatan Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Ia juga menjelaskan pentingnya seorang
bidan memiliki kepercayaan dan pendekatan etis dalam pekerjaannya. Trotula juga orang
yang pertama kali berusaha memperbaiki Laseri Parineum derajad tiga.
C. Kerajaan Byzantium

Daerah di Eropa bagian timur dengan ibu kota Constantinopel, disini pertama kali
diketahui adanya rumah sakit kebidanan yang berdiri selama abad ke-12. Paulus of
Aegina, adalah penulis ternama waktu itu mengatakan telah ada bidan perempuan
pertama kali.

D. Arabia

Dua dokter arab, Rhazez (860-932 M) dan Avincenna (80-1037 M) menulis tentang
prosedur kebidanan termasuk didalamnya alat-alat yang digunakan untuk persalinan.

2.2.3 Masa Kebangkitan (1500-1700 M)

Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke-16.
pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa beberapa orang
seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas Vesallius of Belgium.

A. Perancis

Ambroisepare (1510-1590 M) terkenal sebagai seorang ahli bedah, tetapi dia juga
memiliki konstribusi dalam obstretri dan ginokologi yaitu vacum ekstraksi. Beliau juga
mendirikan sekolah kebidanan pertama di Perancis. Francois Mauriceau (1637-1709 M)
seorang ahli yang pertama kali menemukan adanya kehamilan tuba dan presentasi muka
dengan letak dahi. Dia secara detail menggambarkan mekanisme persalinannya dan
tehnik Moriso. Lousye Bourgois (1563-1636 M) bidan yang pertama kali menerbitkan
buku tentang kebidanan. Marie Lauyse Duge (abad XVII) bidan yang pertama kali
melakukan penelitian tentang kelahiran bayi, melalui laporan pencatatan dan statistik
40.000 wanita yang ditolong persalinannya.

B. Jerman

Justine Siegemundin (1645) tokoh kebidanan pertama kali di Jerman. Tahun 1690 dia
menerbitkan buku tentang kebidanan.

C. Switzerland

Jacob Nuver, melakukan operasi SC Pada isterinya, dia menunggu kelahiran anaknya
yang lebih lanjut dan hidup sampai 77 tahun.
D. Belanda

Hendrick Van Roonhuyze (1622 – ?). yang mempromosikan seksio secarea dan Hendrick
Van Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan punggul keduanya
memberikan kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah
mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.

 2.2.4 Awal Abad XX (1700-1900)

1. William Smellie dari Scotlandia (1677-1763) mengembangkan forcepss dengan kurva


pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata
diagonalis dalam pelvi metri, menggambarkan metode tentang persalinan lahirnya kepala
pada presentasi bokong, dan penanganan resusitasi bayi asfiksia dengan pemompaan
paru-paru melalui sebuah metal kateler.
2. Ignaz Phillip Semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818-1865) mengenalkan
tentang cuci tangan yang bersih, mengacu pada pengendalian sepsis puerperium.
3. Tahun 1824, James Blindell dari Inggris menjadi orang pertama yang berhasil menangani
pendarahan pospartum dengan menggunakan tranfusi darah.
4. Jean Lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Leanec, penemu stetoskop pada
tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun
1920.
5. John Charles Weaven dari Inggris (1811-1859), pada tahun 1843 adalah orang pertama
yang melakukan tes urin pada perempuan hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan
kehadirannya dengan eklampsia.
6. Adolf Pinard dari Perancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada
palasi abdominal.
7. Carl Crede dari Jerman (1819-1892) menggambarkan metode stimulasi urin yang lembut
dan lentur untuk mengeluarkan plasenta.
8. Juduig Bandl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992) pada tahun 1875, menggambarkan
lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segmen atas rahim dan segmen
bawah rahim dalam persalinan macet atau sulit.
9. Daunce dari Bordeauz, pada tahun 1857, memperkenalkan penggunaan inkubator dalam
perawataan bayi prematur.

2.2.5 Abad XX Sampai dengan Sekarang


A. Malaysia

Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan MMR dan IMR


dengan menempatkan bidan di desa. Mereka memiliki Basic atau dasar SMP + Juru
rawat + 1 tahun sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak-anaknya. Bidan
memepunyai penghargaan dan wibawa yang cukup tinggi dikomunitasnya. Di
wilayah utara malaysia profesi bidan mempunyai organisasi yang diberi nama
dengan “ Kesatuan Bidan di Wilayah Utara”. Peran bidan di malaysia dalam
pelayanan kebidanan yaitu membantu persalinan, melayani konseling dan ahli gizi,
dan sebagai ahli pijat perempuan. Saat ini profesi bidan sudah diakui dengan baik
dimasyarakat dan dipemerintah. Bidan tidak lagi menjadi orang pertama yang
disalahkan dan diberi tekanan jika terdapat suatu masalah dan bidan di Malaysia
sedang menggalangkan program persalinan di rumah. Mereka merujuk pada negara
Eropa dan USA, alasan mereka menunjuk negara maju tersebut karena persalinan di
rumah dianggap memberikan rasa aman dan nyaman dibandingkan persalinan di
rumah sakit.

B. Jepang

Sekolah bidan di jepang dimulai pada tahun 1912, pendidikan bidan disini dengan
Basic (dasar) sekolah perawat selama 3 tahun ditambah 6 bulan sampai 1 tahun
pendidikan bidan.Tujuan pelaksanaan pendidikan bidan ini adalah untuk mengangkat
pelayanan kebidanan dan neonatos tetapi pada masa itu timbal masalah karena masih
kurang tenaga bidan serta bidan hanya mampu melakukan pertolongan persalinan
normal saja, tidak siap jika terdapat kegawatdaruratan sehingga dapat disimpulkan
bahwa kualitas bidan belum memuaskan.

C. Australia

Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem ini
menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang perawat yang terintegrasi dengan
kualifikasi kebidanan. Konsekuensinya banyak bidan-bidan yang telah mengikuti
pelatihan di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan perawatan.
Siswa-siswi yang telah mengikuti kebidanan pertama kali harus terdaftar sebagai
perawatan. Kebidanan swasta di Australia berada pada titik awal kritis pada tahun
1990 berjuang untuk bertahan pada waktu perubahan besar. Profesi keperawatan di
Australia menolak hak bidan sebagai identitas profesi yang terpisah. Pendidikan
bidan di Australia dimulai dengan Basic(dasar) perawat ditambah 2 tahun. Sejak
tahun 2000 telah dibuka University of Technology of sidney yaitu S2 (Doctor of
midwifery). Pendidikan kebidanan di Australia terpengaruh oleh model kolonialisme
inggris terhadap penerimaan pendidikan perawat. Tidak ada perawat tanpa kebidanan
dan kebidanan tanpa keperawatan.

D. Spanyol

Spanyol merupakan salah satu negara di benua Eropa yang telah lama mengenal
profesi bidan. Pendidikan bidan Ibukota Madrid dimulai tahun 1789. Bidan disiapkan
untuk bekerja secara mandiri di masyarakat, terutama dikalangan petani dan buruh
menengah kebawah. Pada tahun 1932 pendidikan bidan disini secara resmi menjadi
School of Midwives. Antara tahun 1897 sampai 1988 pendidikan bidan untuk
sementara di tutup karena diadakan penyesuaian kurikulum bidan menurut ketentuan
negara masyarakat mereka.

E. Ontario Canada

Mulai tahun 1998 wanita dan keluarga tidak puas dengan sistem perawatan.
Maternity di Ontaro memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda yang terbanyak
adalah berasal dari pendidikan di Britain, beberapa pendidikan kebidanan formal di
UK Belanda, jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat. Di Ontario
secara resmi pendidikan 3 tahun dan mereka yang telah memiliki ijazah bidan diberi
kesempatan untuk registrasi dan izin praktik.

F. Denmark

Denmark merupakan negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan
tersendiri. Pendidikan bidan disini dimulai pada tahun 1787 dan pada tahun yang
sama merayakn berdirinya 200 tahun sekolah bidan. Kini ada 2 pendidikan bidan di
Denmark. Setiap tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan bidan di
Denmark. Setiap tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan 3 tahun direct
entry. Mereka yang menjadi perawat maka pendidikan didasarkan atas perawat maka
pendidikannya di tempuh 2 tahun. Hal ini menimbulkan kontraversi di kalangan
bidan sendiri. Pendidikan post graduate bagi bidan selama 9 bulan dalam bidang
pendidikan dan pengelolaan. Tahun 1973 disusun rangkaian pedoman bagi bidan
yang mengelompokkan klien dalam beberapa resiko yang terjadi. Hal ini
menimbulkan masalah, karena tidak jelas batasan resiko rendah dan tinggi. Pada
tahun 1980 diadakan perubahan pedoman baru yang isinya sama sekali tidak
menyinggung masalah resiko. Yang tercantum dalam kata pengantar masa kehamilan
adalah sebagai berikut “The perinatal period is abnormal period of family life. The
woman, her family and close friend shouid be central. The midwife, doctor and any
other staff are only to support the woman and her family”penekanan pelayanannya
adalah pada kesehatan dan non invasi care.

G. New zealand

Selama 50 tahun sejarah kebidanan hanya terpaku pada medikalisasi kelahiran bayi
yang progresif. Pada tahun 1970 selandia baru telah menerapkan medikalisasi
kehamilab , ini di dasarkan pada pendekatan mahasiswa pasca sarjana kebidanan dan
universitas auckland untuk terjun kerumah sakit pemerintah khusus wanita .
perkumpulan home birth di auckland dibentuk tahun 1978 , ini adalah salah satu
gerakan politis untuk melindungi home birth . dimulai dengan keanggotaan 150
orang dan menjadi organisasi nasional dalam 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland
Association ) . Perkumpulan ini didukung oleh para langganan , donatur dan tenaga
kerja sukarela atau fulutatif yang bertanggung jawab atas banyaknya perubahan
positif dalam sistem rumah sakit . Pada tahun 1980 NZNA membuat garis besar
mempunyai statement kebijakan atas pembatasan rumah , hal ini telah disampaikan
oleh penasehat panitia material java kepada jawatan kesehatan . panitia maternal jasa
adalah suatu panitia dimana dokter kandungan menyatakan peraturan mengenai
survei maternal terutama dalam hal merawat rumah .Sekarang NZNA telah membuat
kemajuan yang patut dipertimbangkan dalam menerapkan konsep general perawat
secara berkesinambungan menyediakan pelayanan dari kelahiran sampai meninggal .
sejak tahun 1904 RS menyediakan pelayanan pelatihan kebidanan selama 6 bulan
dan ditutup tahun 1979 , sebagai penggantinya sejak tahun 1978 beberapa politeknik
keperawatan berdiri di Selandia baru , selain itu ada yang melanjutkan pendidikan ke
australian dan UK untuk memperoleh keahlian kebidanan . Tercatat 86% bidan telah
memperoleh pendidikan kebidanan di luar negri . pada 1986 dari 206 bidan yang ada
dan hanya 29 orang lulusan kebidanan Selandia baru tahun 1987.

H. Amerika ( USA )

Zaman dahulu kala di Amerika Serikat persalinan ditolong oleh dukun beranak yang
tak berpendidikan , biasanya bila seseorang wanita suka melahirkan ahli obat
menganjurkan supaya wanita itu di usir serta ditakuti agar rasa sakit bertambah dan
kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan kesedihan. Kebidanan di Amerika
Serikat hampir dirusak oleh pertentangan profesi medis ( Arney 1982 ) . Imigran baru
yang datang ke Amerika Serikat membawa serta bidan mereka , tapi ketika populasi
makin sejahtera mereka mencari jasa dokter. Mary Breckinridge telah melihat bidan
bekerja di Eropa , dilatih di Inggris sebelum kembali di Kentucky membentuk FNS
(frointher Nursing Service ) . Meskipun melayani populasi yang tidak baik , jasa
bidan menunjukkan hasil maternal dan bayi yang lebih baik ( Haire 1990 ) . Menurut
catatan Thomas yang pertama kali berpraktik kebinanan di Amerika adalah Samuel
Fuller dengan isterinya kemudian menjual kepada orang lain yang menaruh minat
terhadap kebidanan yaitu Anne Hucthinson. Perkembangan pendidikan Nurse-
Midwifery di USA dimulai pada tahun 1990 dan memeperoleh akreditasi pada tahun
1935. Praktisi independen yang menempuh pendidikan kebidanan melalui Self
Study, magang sekolah kebidanan atau universitas yang mempunyai program dasar
disiplin ilmu keperawatan. DEM tidak diperbolehkan di 16 negara bagian Amerika.
Certified Midwifery Individu yang menempuh pendidikan kebidanan. Tempat kuliah
di The American Collageof Nurse Midwives. Certified Professional Midwives atau
CPM Individu yang menempuh pendidikan kebidanan yang telah memenuhi standart
internasional sertifikasi dari NORTH American Registry of Idwives atau NARM dan
berkualitas untuk disiapkan menjadi model perawatan kebidanan. Sertifikat yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, pengalaman vital, untuk bertanggung jawab
sebagai praktisi kebidanan. Lay Midwives Bidan yang tidak mendapat sertifikasi dan
tidak berlisensi. Menempuh pendidikan formal. Tapi bukan berarti ini pendidikan
bidan yang paling rendah levelnya. Disebut juga dengan Tradisional Midwives.

I. Inggris

Bidan adalah pembantu kelahiran tradisional. Pengetahuan dan keterampilan


diperoleh secara turun menurun. Pada abad pertengahan, beberapa bidan tradisional
dikutuk sebagai penyihir dan dibakar di tiang. Bidan juga dianggap sebagai suatu
ancaman terhadap pria yang sedang berusaha mencari untuk duduk sebagai
pemegang tunggal seni perawatan. Abad XIV dilembaga pensiun Inggris bidan
dibayar oleh kerajaan atas jasa yang diberikan. Bidan tersebut mendapat
penghormatan yang tinggi. Abad XVII, muncul bidan pria atau praktisi medis yang
mempunyai spesialis dalam kelahiran anak. Kemunculan pembantu kelahiran pria,
menimbulkan pengingkatan penerimaan masyarakat pada mereka dalam suatu area
yang sebelumnya dipertimbangkan sebagai tanggung jawab wanita. Hal ini secara
tidak langsung menyebabkan kebebasan bidan telah rusak, sementara pendidikan dan
kemanpuan membaca para bidan rendah. Peningkatan beberapa bidan antara lain
adalah : Ny.Sarah Stone, 1737, menerbitkan “Praktik Lengkap Kebinanan”. Ny.
Sarah Stone menekankan pentingnya pengetahuan menyeluruh tentang anatomi dan
merekomendasikan bantuan operasi. Untuk mengatasi peningkatan bidan pria,
Ny.Sarah Stone menyarankan bidan harus meningkatkan kemampuan mereka dalam
kasus abnormal.

J. Belanda

Hendrick VandroohUize (1622) beliau yang pertama melakukan SC. Hendrick Van
Deventer (1651-1724) menggambarkan beberapa bentuk dari panggul. Di negara
Belanda profesi bidan mendapatkan pengakuan yang jelas dan nyata dimana 50%
persalinan dimasyarakat ditolong oleh bidan. Keunggulan bidan di Belanda adalah
pendekatan terhadap perempuan, hal inilah yang menjadi tanda tanya dokter mengapa
bidan sangat pintar dalam pendekatan terhadap perempuan. Negara Belanda
merupakan salah satu negara yang teguh berpendapat bahwa pendidikan harus
dilakukan dari pendidikan perawat. Akademi pendidikan bidan pertama kali pada
tahun 1861 di Rumah Sakit Universitas Amstedam. Akademi kedua dibuka pada tahun
yang sama bertempat di Rotterdam dan yang ketiga pada tahun 1913 di Haerland. Pada
awalnya pendidikan bidan 2 tahun, kemudian menjadi 3 tahun dan kini 4 tahun (sejak
1994). Pendidikannya adalah Direct Entry dengan dasar lulusan SLTA 3 tahun. Tugas
pokok bidan di Belanda adalah keadaan yang normal dan merujuk keadaan yang
abnormal kedokter ahli kebinanan. Otoritas bidan sejak tahun 1965, dengan
berorientasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan suatu persalinan yang alami,
sehingga mayoritas perempuan melahirkan di rumah yang pertolongan persalinannya
bidan.
K. Selandia Baru

Pada 20 tahun terakhir tidak ada bidan. Bidan tidak diijinkan untuk bertanggung
jawab dalam perawatan selama kehamilan normal dan kelahiran, tapi telah bekerja
dibawah arahan medis. Pelatihan kebidanan muncul pada tahun 1779. 50 tahun bebas
dari akses menyebabkan hilangnya peran bidan dalam institusi besar. Sentralisasi
jasa telah membawa tertutupnya unit lebih jauh terhadap resiko masa depan bidan
(Donley 1990). Pendekatan oleh perguruan tinggi bidan di Selandia Baru
menghasilkan amandemen hukum. Hal ini mengijinkan bidan untuk sekali lagi
memiliki status yang sama dengan dokter berdasarkan tanggung jawab perawatan
selama kelahiran (Guillang1990). Tahun 1990 pemerintah Selandia Baru menyetujui
perlunya perubahan UU yang mengatur praktik kebidanan. Pada tahun 1980 terdapat
pendidikan politeknik. Peserta didiknya adalah perawat yang terdaftar dan telah
mempunyai latar belakang akademik yang kuat terhadap pendidikan. Tahun 1989
pendidikan kebidanan dipisahkan dari pendidikan keperawatan. Tahun 1990 bidan
boleh praktik mandiri. Tahun 1992 Aucland Institut of Technology dan Otago
Politechnic 1 membuka program langsung 3 tahun kebidanan.

 
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas pula, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan di
masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan,
maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita pilah
mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati., dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: EGC.

Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai