Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN KEHAMILAN

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (Tiga)

1. Ayu Wandira (22251009P)


2. Marsya Reskiani Lole (22251030P)
3. Muzdalifah (22251035P)
4. Ria Audina Putri (22251044P)
5. Selvia Desma Sari (22251051P)
6. Vonia (22251060P)

Dosen Pengampu:

Erma Puspitasari, M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
TAHUN 2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa dan Pengatur semesta alam ini.Hanya atas izin-
Nya lah, laporan tugas makalah ini telah terselesaikan.
Untuk itu, penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillah, selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam merumuskan
dan menyelesaikan tugas makalah. Secara singkat makalah ini dibuat untuk membahas mengenai
Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan yang
dilakukan oleh penulis. Maka, segala saran, kritik dan masukan akan sangat membantu penulis
untuk semakin menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kami dan semua orang yang membaca makalah ini. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Terimakasih, Penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan amanah
sebuah tugas dan kepada semua teman-teman yang telah membatu penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Obat Dalam Pelayanan Kehamilan..................................................................................................5
1. Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4)................................................................5
2. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23).................................................................5
3. Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT).............................................................................5
B. Alat Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan....................................................................6
1. Stetoskop pinard........................................................................................................................6
2. Fetal Doppler.............................................................................................................................7
3. Kardiotokografi.........................................................................................................................8
C. Prosedure skrinning dan deteksi dini.................................................................................9
1. Early ANC Detection...............................................................................................................9
2. Antenatal Care Berkualitas..............................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembagunan masyarakat supaya lebih


produktif dan efesien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang
telah berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisonal, atau yang dikenal dengan “teknologi tepat guna” atau teknologi
sederhana dan proses pengenalannya banyak di tentukan oleh keadaan lingkungan dan
mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, di tentukan oleh kondisi dan tingkat
isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu
disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan
lingkungan geografis atau profesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi
yang demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan
diketahui oleh masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat
tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan
diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah
kebiasaan tradisional dalam proses pembagunan atau peningakatan kesejahteraan
masyarakat.
Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat
berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang
disingkat dengan TTG adalah teknologi yang digunkan dengan sesuai (tepat guna).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?
2. Bagaimana sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?
3. Apa saja vaksin dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?
4. Bagaimana prosedure screening dan deteksi dini dalam pelayanan kehamilan?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan.
b. Untuk mengetahui sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan.
c. Untuk mengetahui vaksin dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan.
d. Untuk mengetahui prosedure screening dan deteksi dini dalam pelayanan kehamilan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obat Dalam Pelayanan Kehamilan


1. Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4)
Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum
pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya.
Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang
terindikasi akan terpapar virus tersebut. misalnya, mereka yang berencana
melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus
meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan
pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan
keuntungannya.

2. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23)


Pemberian imunisasi Pneumococcal pada trimester pertama kehamilan
belum pernah dievaluasi keamanannya. Meski begitu, belum pernah dilaporkan
adanya efek merugikan terkait pemberian imunisasi ini pada janin yang
dikandung ibu. Tentu saja, jika ibu hamil tidak berisiko tinggi terkena virus
tersebut, imunisasi ini tidak perlu diberikan.

3. Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT)


Yang umum diberikan adalah imunisasi DT (Diphtheria dan Tetanus
Toxoid). Pemberian DPT bisa dipertimbangkan, jika ibu hamil memiliki
kemungkinan untuk terpapar penyakit pertussis atau batuk rejan. Misalnya,
pekerja kesehatan atau mereka yang bekerja di tempat penitipan anak (TPA)
dimana terdapat banyak kasus pertussis.
Imunisasi yang harus dihindari :
Ada beberapa jenis imunisasi yang harus dihindari atau tidak disarankan untuk
diberikan pada ibu hamil, yakni imunisasi yang mengandung virus hidup. Hal itu
disebabkan virus itu dikhawatirkan akan masuk ke janin melalui plasenta. Selain
MMR dan Varicella, imunisasi lain yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil
adalah HPV (Human Papilloma Virus), serta BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
Meski belum ada penelitian yang menunjukkan adanya efek negatif bagi ibu
ataupun janin, pemberian imunisasi HPV sangat tidak disarankan bagi ibu hamil.
Imunisasi ini baru diluncurkan, serta masih dalam tahap dikaji dan diamati.
Pemberian imunisasi saat hamil memang harus benar-benar melibatkan
pertimbangan cermat atas faktor keuntungan dan risiko dari vaksin yang
diberikan terhadap janin dalam kandungan.

5
B. Alat Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan
1. Stetoskop pinard

Menggunakan stetoskop pinard memungkinkan bidan


menginformasi bahwa denyutan yang terdengar adalah denyutan jantung
janin : alat litrik dapat menyebabkan kebingungan antara frekuensi
jantung janin dan maternal. Bidan harus melakukan palpasi denyut
radialis maternal saat mendengarkan jantung janin guna memastikan
bahwa bunyi jantung yang terdengar adalah bunyi jantung janin.
Stetoskop pinard dapat digunakan sejak 24 minggu usia kehamilan
tetapi banyak
 bidan tidak akan menggunakanya sampai minggu ke 28 gestasi. Janin
yang lebih kecil yang bergerak secara signifikan mungkin akan sulit
“distabilkan” dan karenanya dapat mempersulit untuk mendengar denyut
jantung bayi.
Terdapat beberapa posisi maternal yang membuat pinard sulit
untuk tidak mungkin digunakan (pada posisi merangkak atau sangat
tegak, terutama saat janin telah turun dikala dua persalinan).
Ultrasonografi Doppler dapat digunakan pada saat ini, atau wanita dapat
dipersiapkan untuk mneyesuaikan posisinya dalam waktu sementara
yang singkat.
PROSEDUR : menggunakan stetoskop pinard

a) Lakukan pemeriksaan abdomen


b) Letakkan stetoskop pinard diatas area tempat perkiraan antara
jantung suara, jantung terdengar.
c) Letakkan lubang stetoskop ditelinga dan lepaskan tangan sehingga
telinga, stetoskop, dan abdomen berada dalam kontak langsung (ini
meningkatkan variansi suara), dibutuhkan tekanan yang lembut.

6
d) Dengarkan dan hitung denyut jantung janin selama 1 menit,
palpasi denyut radialis wanita secara bersamaan

e) Diskusikan hasil pemeriksaan dengan wanita.


f) Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindak lanjuti sesuai
dengan hasil
 pemeriksaan tersebut.
2. Fetal Doppler

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut


jantung bayi, yang menggunakan prinsip pantulan gelombang
elegtromagnetik, alat ini adalah sangat
 berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat disarankan
untuk dimiliki dirumah sebagai deteksi harian, selain aman juga mudah
dalam penggunaanya serta harga yang sangat terjangkau untuk dimiliki.
Prosedure : menggunakan Doppler janin

c) Lakukan pemeriksaan abdomen dan auskultasi janutng janin


menggunakan stetoskop pinard.
 b) Lubrikasi porbe Doppler dengan gel konduktif yang tepat.

c) Letakkan sonicaid diatas area tempat bunyi jantung diperkirakan


terdengar.

d) Hitung denyut jantung selama 1 menit (beberapa  sonicaid


memberikan
 perhitungan digital) sementara secara bersamaan menghitung denyut
nadi maternal.

e) Jelaskan kepada wanita tentang suara lain yang dapat di dengar


f) Bersihkan gel dengan kertas tisu
g) Diskusikan hasil pemeriksaan dan tindak lanjuti sesuai hasil
pemeriksaan tersebut

7
3. Kardiotokografi

CTG juga dikenal sebagai alat elektronik pemantau janin (electronic fetal
monitoring, EFM) telah meningktakan angka intervensi maternal, tetaoi
tidak mengurangi mortlitas perinatal atau palsi serebal (NICE, 2007).
Wanita resiko rendah tidak boleh ditawarkan CTG pada periode
antenatal atau selama persalinan karana tidak terbukti manfaatnya, dan
CTG hanya ditawarkan pada wanita yang memiliki kemungkinan atau
memang memiliki faktor risiko. Faktor risiko ini mencakup :
4. Penurunan pergerakan janin

 b) Persalinan permatur, cairan ketuban yang tercampur mekonium secara


signifikan,
 perdarahan antepartum atau intrapartum, penggunaan oksitosin

c) Berdasarkan permintaan maternal


d) Abnormalitas yang ditemukan saat auskultasi yang dilakukan secraa
 berkala/intermiten (bradikardi,takikardi,atau deselerasi)

e) Pireksia maternal
f) Janin yang lain berisiko: kecil masa kehamilan (KMK), kehamilan
multipel, diabetes, dan preeklamsi.
CTG harus digunakan dua kali seminggu untuk usia kehamilan >42
minggu dan selama 30 menit setelah analgesia epidural diberikan dan
setiap setelah tambahan
 bolus diberikan. Frekuensi denyut jantung dan aktivitas uteri dicetak
pada kertas grafik, monitor harus dijalankan sesuai dengan prtokol local
sering kali 1 cm per menit. Saat janin bergerak akan terjadi
kehilangan kontak yang mungkin disertai
 peningkatan frekuensi denyut jantung, lama monitor terpasang
ditempatnya akan

8
 bergantung pada kondisi dan janin, memungkinkan waktu yang cukup
untuk melaksanakan pengkajian tentang normalita.

C. Prosedure skrinning dan deteksi dini


1. Early ANC Detection
Idealnya wanita yang merasa hamil agar memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat
kelainan pada kehamilanya tersebut akan segera diketahui dan dapat diatasi
secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, setiap waktu hamil sebaiknya
melakukan kunjungan antenatal sedikitnya sekali pada trismester I (sebelum
minggu ke 14).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu:

a. Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari
anamnesa ini banyak keterangan yang diperoleh guna membantu
menegakkan diagnosis dan prognosa kehamilan.

1. Anamnesa social (biodata dan latar belakang social)


2. Anamnesa keluarga
3. Anamnesa medic
4. Anamnesa haid
5. Anamnesa kebidanan
 b. Pemeriksaan umum

1. Tinggi badan
2. Berat badan
3. Tanda-tanda vital
4. Pemeriksaan kepala dan badan
5. Pemeriksaan payudara
6. Pemeriksaan jantung, paru, dan organ dalam tubuh lainya
7. Pemeriksaan abdominal
8. Pemeriksaan genetalia
9. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah

9
c. Pemeriksaan labolatorium
Tes labolatorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini
ditunjukan untuk memeriksa golongan darah, hb, protein urine dan
glukosa urine.

d. Kontak dini kehamilan trismester I


Pada trimester I, menurunya keinginan untuk melakukan hubungan
seksual sangat wajar. Jika dalam anamnesis terdapat riwayat abortus
sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai
kehamilan 16 minggu. Pada minggu ke 16 ini, plasenta telah terbentuk
serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya, koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.
Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul koitus
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan persaan sakit dan
pendarahan.

e. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu

Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap


ibu hamil berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kondisi dari setiap
individunya. Persetujuan ANC yang diberikan terhadap ibu hamil
dengan hipertensi tentunya berbeda dengan pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil dengan varies.

f. Skrinning untuk deteksi dini

1. USG

USG merupakan suatu media diagnostic dengan menggunakan


gelombang ultrasonic untuk mempelajari struktur jaringan
berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultra sonic.
Pemeriksaan USG saat ini dipandang sebagai metode pemeriksaan
yang aman. Pemeriksaan USG pada kehamilan yang normal usia 5
minggu, struktur kantong gestasi intrauterine dapat dideteksi di
mana diameternya sudah mencapai 6000-6500 mIU/ml. Dari
kenyataan ini bisa juga di artikan bahwa kadar HCG yang lebih dari
6500 mIU/ml tidak dijumpai adanya kantong gestasi intrauterine,
maka kemungkinan kehamilan ektopik.

2. Antenatal Care Berkualitas


Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat mendeteksi terjadinya
risiko pada kehamilan yaitu mendapatkan akses perawatan kehamilan
berkualitas, memperoleh kesempatan dalam deteksi secara dini terhadap
komplikasi yang mungkin timbul sehingga kematian maternal dapat
dihindari (Mufdlilah, 2009). Kualitas pelayanan antenatal diberikan
selama masa hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan
antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan
kesehatan ibu selama hamil sesuai bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu
a. Pengelolaan anemia pada kehamilan yaitu bidan melakukan tindakan

10
pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu bidan menemukan
secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi serta mengambil tindakan
yang tepat untuk merujuk.
c. Persiapan persalinan yaitu bidan memberikan saran yang tepat kepada
ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester III, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di
samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila terjadi
keadaan gawat darurat. Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal dengan minimal 4 kali selama
kehamilannya, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ke tiga untuk memantau
keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga dapat mendeteksi
secara dini dan dapat memberikan intervensi secara tepat (WHO,
2007).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1) Beberapa jenis vaksin yang diberikan selama kehamilan yaitu:


Imunisasi TT, Influenza, Hepatitis, Meningococcal Polysaccharide
Vaccine (MCV4), Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23),
Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT).
2) Ada beberapa jenis imunisasi yang harus dihindari atau tidak disarankan
untuk diberikan pada ibu hamil, yakni imunisasi yang mengandung
virus hidup. Hal itu disebabkan virus itu dikhawatirkan akan masuk ke
janin melalui plasenta. Selain MMR dan Varicella, imunisasi lain yang
tidak boleh diberikan pada ibu hamil adalah HPV (Human Papilloma
Virus), serta BCG (Bacillus Calmette-Guerin).

3) Alat Dalam Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan : stetoskop


pinard, Doppler, Kardiotokografi, Sonicaid, USG, Staturmeter, Lingkar
lengan ibu hamil, Reflek hammer/reflek patella.
4) Sistem Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan: Sistem
informasi dan monitoring perkembangan janin berbasis android,
Maternal Emergency Screening (MES), Penerapan Model SMS
Gateway, ANC Class.
5) Prosedure skrinning dan deteksi dini: Early ANC Detection, Kontak
dini kehamilan trismester I, Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan
individu.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita sebagai pemberi pelayanan
kesehatan terutama sebagai bidan agar dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan. Dan agar
masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam
proses pembangunan atau peningakatan kesejahteraan masyarakat

12
13

Anda mungkin juga menyukai