Anda di halaman 1dari 28

TEKNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN KEHAMILAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Dosen Pengampu:
Taufik Hidayat, ST, MT
Desy Rosita, S.ST.M.Pd

Oleh:
Kelompok I

RITA NOVITA 221092041


SRI WAHYUNI 221092049
HAJAR HIDAYATI 221092018
YUNI HARDIYATI 221092061
NENENG SRI HARTATI 221092031
SUVIHA 221092052
MARGARETHA LAFU 221092024
MARIA VILIOSEA MARISA 221092026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul materi “Teknologi
Terapan dalam Pelayanan Kehamilan” tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Taufik Hidayat, ST. MT dan
Ibu Desy Rosita, S.ST. S.Pd, sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Tepat
Guna dalam Pelayanan Kebidanan yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pontianak, November 2022

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Hal
COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar belakang……………………………………………….. 1
B. Ruang Lingkup………………………………………………. 2
C. Tujuan……………………………………………………….. 3
1. Tujuan Umum…………………………………………… 3
2. Tujuan Khusus………………………………………....... 3
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………... 4
2.1 Teknologi Terapan dalam Pelayanan Kehamilan 4
A. Prosedur, misal :
1. Screening dan deteksi dini, dll..………………………… 4
2. Sistem (metode one way test, messaging program, mobile
obstetric monitoring, ANC Klas dll……………………… 8
BAB III: PENUTUP……………………………………………………… 19
A. Kesimpulan…………………………………………………. 19
B. Saran………………………………………………………... 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 22
LAMPIRAN SOAL..................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat supaya
lebih produktif dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah
berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisional, atau yang dikenal dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi
sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan
dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu. Pertumbuhan dan
perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi dan
keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat tersebut.
Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan
geografis atau propesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang
demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan
diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut
merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat
yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan pedesaan. Masih banyak desa-desa terutama desa
tertinggal yang jauh dari perilaku hidup sehat. Sementara itu, kesehatan
merupakan salah satu variabel pengukuran dari Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), dan mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di Pedesaan sehingga menjadi
hal yang wajar apabila IPM Indonesia masih bernilai sangat rendah.
Kesehatan merupakan aspek penting dan menjadi salah satu kebutuhan yang
mendasar dalam kehidupan masyarakat menjadi salah satu hak yang seharusnya
didapatkan oleh semua masyarakat termasuk masyarakat desa. Keterbatasan

1
2

financial menjadi hambatan masyarakat desa dalam mengakses sarana kesehatan.


Selain itu umumnya program ataupun teknologi kesehatan dari pihak luar kadang
kala tidak sesuai dengan keadaan masyarakat desa serta sulit diterapkan oleh
masyarakat desa.
Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG) kesehatan yang
dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi bagi komunitas.
Ciri-ciri teknologi adalah :
(1) mudah diterapkan
(2) mudah dimodifikasi
(3) untuk kegiatan skala kecil
(4) padat karya
(5) sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat
(6) bersumber dari nilai tradisional
(7) adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat menjembatani
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu kiranya
melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang kesehatan
yang berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi tersebut
berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.
B. Ruang Lingkup
Teknologi Terapan dalam Pelayanan Kehamilan
1. Prosedur, (misal : Screening dan deteksi dini, dll
2. Sistem, (misal : metode one-way test, messaging programme, mobile obstetric
monitoring, ANC klas, dll)
3

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Di harapkan bagi mahasiswa atau petugas kesehatan terutama bidan agar dapat
memahami dan dapat menerapkan teknologi terapan tepat guna serta dapat
mengaplikasikan dalam pelayanan kebidanan terutama pelayanan kehamilan
pada saat praktek klinik atau di tempat kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas pembuatan makalah mata ajar Teknologi Tepat Guna
dalam Pelayanan Kebidanan
b. Mengidentifikasi Teknologi Terapan dalam pelayanan Kehamilan :
1) Prosedur (misal : Screening dan Deteksi Dini, dll)
2) Sistem (misal : metode one-way test, messaging programme, mobile
obstetric monitoring, ANC klas, dll)
c. Mendiskusikan tentang Teknologi Terapan dalam pelayanan Kehamilan :
1) Prosedur (misal : Screening dan Deteksi Dini, dll)
2) Sistem (misal : metode one-way test, messaging programme, mobile
obstetric monitoring, ANC klas, dll)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TEKNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN KEHAMILAN


A. Prosedur (Screening dan deteksi dini)
1. Early ANC Detection
Skrining dan Deteksi Dini Ibu Hamil Skrining (screening) adalah
deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit
atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan test,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk
membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya
menderita suatu kelainan. Test skrining dapat dilakukan dengan : Pertanyaan
(anamnesa), Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium.
Idealnya wanita yang merasa hamil agar memeriksakan diri ketika
haidnya terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika
terdapat kelainan pada kehamilanya tersebut akan segera diketahui dan dapat
diatasi secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, setiap waktu hamil sebaiknya
melakukan kunjungan antenatal sedikitnya sekali pada trismester I (sebelum
minggu ke 14).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu:
a. Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari
anamnesa ini banyak keterangan yang diperoleh guna membantu
menegakkan diagnosis dan prognosa kehamilan.
1) Anamnesa social (biodata dan latar belakang social)
2) Anamnesa keluarga
3) Anamnesa medik
4) Anamnesa haid
5) Anamnesa kebidanan
b. Pemeriksaan umum

4
5

1) Tinggi badan
2) Berat badan
3) Tanda-tanda vital
4) Pemeriksaan kepala dan badan
5) Pemeriksaan payudara
6) Pemeriksaan jantung, paru, dan organ dalam tubuh lainya
7) Pemeriksaan abdominal
8) Pemeriksaan genetalia
9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
c. Pemeriksaan labolatorium
Tes labolatorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini
ditunjukan untuk memeriksa golongan darah, hb, protein urine dan glukosa
urine.
2. Kontak dini kehamilan trismester I
Pada trimester I, menurunya keinginan untuk melakukan hubungan
seksual sangat wajar. Jika dalam anamnesis terdapat riwayat abortus
sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai
kehamilan 16 minggu. Pada minggu ke 16 ini, plasenta telah terbentuk serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya, koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada
akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan persaan sakit dan pendarahan.
3. Pelayanan ANC
Berdasarkan kebutuhan individu Pelayanan ANC yang diberikan
petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda-beda sesuai kebutuhan
dan kondisi dari setiap individunya. Persetujuan ANC yang diberikan
terhadap ibu hamil dengan hipertensi tentunya berbeda dengan pelayanan
yang diberikan kepada ibu hamil dengan varies.
4. Skrinning untuk deteksi dini
a. USG
6

USG merupakan suatu media diagnostic dengan menggunakan


gelombang ultrasonic untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan
gambaran ecko dari gelombang ultra sonic. Pemeriksaan USG saat ini
dipandang sebagai metode pemeriksaan yang aman. Pemeriksaan USG
pada kehamilan yang normal usia 5 minggu, struktur kantong gestasi
intrauterine dapat dideteksi di mana diameternya sudah mencapai 6000-
6500 mIU/ml. Dari kenyataan ini bisa juga di artikan bahwa kadar HCG
yang lebih dari 6500 mIU/ml tidak dijumpai adanya kantong gestasi
intrauterine, maka kemungkinan kehamilan ektopik.
b. Antenatal Care Berkualitas
Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat mendeteksi terjadinya risiko
pada kehamilan yaitu mendapatkan akses perawatan kehamilan
berkualitas, memperoleh kesempatan dalam deteksi secara dini terhadap
komplikasi yang mungkin timbul sehingga kematian maternal dapat
dihindari (Mufdlilah, 2009). Kualitas pelayanan antenatal diberikan
selama masa hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan
antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan
kesehatan ibu selama hamil sesuai Page 19 dengan kebutuhan sehingga
dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi yang
sehat.
Beberapa jenis pelayanan antenatal antara lain meliputi (Carolli et al,
2001):
1) Permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan secara umum
serta deteksi dini terhadap risiko tinggi pada kehamilan
2) Screening untuk mengidentifikasi faktor risiko, upaya pengobatan
penyakit yang diderita juga untuk mencegah komplikasi, serta
intervensi dalam upaya mencegah penyakit yang timbul. Melalui
deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai peluang dan
persalinan yang beresiko tinggi pada fasilitas kesehatan yang
mempunyai peralatan yang lengkap, perawatan antenatal yang
7

dilakukan secara benar, dapat mengurangi kesakitan dan kematian


secara langsung. Pelayanan antenatal yang sesuai standar dapat
mendeteksi gejala dan tanda yang berkembang selama kehamilan.
Sedangkan sesuai rekomendasi Depkes RI (2007), pelayanan antenatal
antara lain:
1) Identifikasi ibu hamil yaitu bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur
2) Pemantauan dan pelayanan antenatal yaitu bidan memberikan
sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Beberapa pelayanan tersebut
antara lain seperti anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi atau kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual
(PMS) dan infeksi human immune deficiency virus/aquired immune
deficiency syndrome (HIV/AIDS), memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Bidan harus mencatat data
yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan
rujukan
3) Palpasi abdominal yaitu bidan melakukan pemeriksaan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan, bila umur kehamilan Page 20 bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu
8

4) Pengelolaan anemia pada kehamilan yaitu bidan melakukan tindakan


pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu bidan menemukan
secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi serta mengambil tindakan
yang tepat untuk merujuk
6) Persiapan persalinan yaitu bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester III, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di
samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila terjadi
keadaan gawat darurat.
Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal dengan minimal 4 kali selama kehamilannya, yaitu 1 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester
ke tiga untuk memantau keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga
dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara
tepat (WHO, 2007).
B. Sistem Pengelolaan Teknologi Terapan dalam Pelayanan Kehamilan
1. Metode one-way, Text messaging/Short Message Service (SMS)
Pesan teks dengan metode one-way text-messaging program adalah
pesan teks yang dikirimkan setiap dua kali dalam satu minggu oleh server,
sms yang dikirimkan berupa pesan – pesan terkait kondisi adaptasi fisiologis
dan psikologis dari ibu hamil (Jarreehtum, Titapant, Tienthai, Viboonchart,
Chuenwattana, & Chatchainoppakhun, 2008). Edukasi yang diberikan pada
ibu hamil dapat berupa perubahan – perubahan yang dialami selama hamil,
serta perencanaan untuk persalinan, perawatan bayi, dan persiapan
kontrasepsi untuk pasca persalinan. Program ini sangat tepat diterapkan pada
9

rumah sakit pemerintah sehingga memudahkan dalam pemberian pendidikan


kesehatan dan perencanaan perawatan kehamilan dan paska melahirkan.
2. Program Mobile Obstetrik Monitoring (MOM)
Mobile obstetrical monitoring (MOM) adalah sebuah platform
prototipe telehealth yang bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik
daerah pedesaan maupun perkotaan dengan memanfaatkan aplikasi ponsel.
Dengan aplikasi ini, seorang bidan bisa membuat profil kesehatan ibu hamil
yang relevan melalui pengumpulan data yang didapat dari pemeriksaan fisik
serta tes yang dilakukan di puskesmas setempat atau di rumah Sang Bumil.
Dengan memadukan panduan lokal angka risiko dalam solusi ini, spesialis
kebidanan atau dokter kandungan bisa menentukan apakah sebuah
kehamilan berisiko tinggi, sehingga bisa segera memberikan pertolongan
yang memadai.

Bagi bidan dan ibu hamil di daerah daerah terpencil program ini sangat berguna
karena mampu menjangkau seluruh area Indonesia. Program ini diharapkan
mampu mengurangi angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi.
10

Manfaat MoM antara lain


➢ Memantau kondisi ibu hamil
➢ Deteksi dini kehamilan dengan risiko tinggi
➢ Membantu bidan dalam membuat profil ibu hamil yang relevan
➢ Dapat memberi solusi untuk mengatasi keterbatasan SDM dengan
memanfaatkan teknologi kesehatan jarak jauh.
➢ Solusi untuk wilayah terpencil yang tidak memiliki akses ke tenaga kesehatan.
3. ANC Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini
terdapat beberapa informasi tentang kehamilan.Akan tetapi, tidak semua
informasi penting termuat di buku KIA.
a. Tujuan Kelas Ibu Hamil Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Manfaat kelas ibu hamil
1) Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan sarana untuk mendapatkan
teman, bertanya,mampu mempraktekkan, serta membantu ibu dalam
menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.
2) Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan
11

3) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca bersalin, dan perawatan bayi baru lahir
4) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/
keprcayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu
hamil dan anak.
5) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit
menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil)
6) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte
kelahiran.
c. Keuntungan Kelas Ibu Hamil
1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman
kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular seksual dan akte kelahiran.
2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyajian materi.
3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik.
5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim
pembelajaran
d. Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada
umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi
12

ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam
hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap
kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan
persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).
e. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil Dalam memberikan pendidikan pada
ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai
pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara lain
sebagai berikut :
1) Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur
kehamilannya
2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya
tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu
atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar
menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan
kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.
4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20
sampai 32 minggu.
5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan
nara sumber jika diperlukan.
6) Membuat rencana pelaksanan kegiatan.
7) Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi
ekstra.
8) Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu,
bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120
menit termasuk senam hamil 15-20 menit.
f. Materi kelas Ibu Hamil
1) Pertemuan I
13

➢ Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.


➢ Apa itu kehamilan?
➢ Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
➢ Apa saja yang perlu dilakukan ibu
➢ Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
mencegah anemia.
Perawatan Kehamilan.
➢ Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
➢ Hubungan suami isteri selama kehamilan.
➢ Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
➢ Tanda - tanda bahaya kehamilan
➢ Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2) Pertemuan II
a) Persalinan
➢ Tanda - tanda persalinan
➢ Tanda bahaya pada persalinan
➢ Proses persalinan
➢ Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b) Perawatan Nifas
➢ Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?
➢ Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
➢ Tanda - tanda bahaya nifas
➢ KB post partum
c) Perawatan Bayi baru lahir
➢ Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
➢ Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
➢ Tanda bahaya BBL
➢ Pengamatan perkembangan bayi/anak
➢ Pemberian imunisasi pada BBL
14

d) Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
e) Penyakit menular
➢ Infeksi Menular Seksual (IMS)
➢ Informasi dasar HIV/AIDS
➢ Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
f) Akte kelahiran
4. Senam Hamil
Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Senam hamil
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam
hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang
disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu
(Manuaba, 1998).
a. Tujuan Senam Hamil
1) Penguatan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat
tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
2) Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara
segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
3) Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka dia
akan mendesak isi perut ke arah dada. hal ini akan membuat rongga dada
lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. dengan senam hamil maka
ibu akan dajak berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap relax.
4) Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama
dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
15

5) Latihan mengejan, latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan, agar


mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan
di jalan lahir.
6) Yang terpenting, konsultasikan kepada Dokter Kandungan anda sebelum
melakukan senam hamil.
b. Syarat Mengikuti Senam Hamil
1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan
2) Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu
3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin 4. Sebaiknya latihan
dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur
senam hamil.
c. Penatalaksanaan Senam Hamil
1) Syarat Pelaksanaan Senam Ibu Hamil Senam hamil biasanya dilakukan di
rumah sakit, rumah bersalin, atau tempat-tempat tertentu dengan
bimbingan seorang guru senam hamil yang berijazah. Meskipun begitu,
senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Senam sebaiknya
dilakukan secara teratur dan dalam suasana tenang dengan menggunakan
pakaian yang cukup longgar.
2) Bagian dan Tahapan Senam Hamil Senam hamil ini terdiri dari 4 bagian
yaitu:
➢ Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang usia
kehamilannya lebih dari 22 minggu dan diijinkan oleh Dokter
Kandungan untuk senam hamil.
➢ Latihan khusus untuk usia kehamilan 22-30 minggu.
➢ Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.
➢ Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.
3) Pelaksanaan Senam Hamil Adapun tata cara pelaksanaan senam hamil
sebagai berikut :
Latihan Umum
16

a. Latihan Pernafasan Dada Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan


tangan terjalin di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang
mungkin sambil kedua tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8.
Kemudian tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada pada
hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
b. Latihan Pernafasan Diafragma Posisi seperti di atas dan tangan di
atas perut, lakukan hal yang sama dan dimulai pada hitungan yang
sama. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
c. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Dasar Panggul Ibu
telentang dengan lutut ditekuk dan tangan di samping badan.
Kerutkan otot-otot yang ada dikedua paha hingga dengan sendirinya
pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan
mengangkat paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian
lepaskan kerutan pelan-pelan sehingga pantat kembali menyentuh
alas tidur (1-2). Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
d. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Tungkai Ibu telentang
dengan lutut kiri ditekuk dengan tungkai kanan lurus, tangan di
samping badan. Angkat lurus tungkai kanan kemudian gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang kemudian luruskan
kembali dalam hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan lutut kanan ditekuk.
e. Latihan Penguluran Dan perlemasan Otot Pinggang, Perut Paha
Gerakan 1 : Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai
kanan lurus, tangana di samping badan. Gerakkan tungkai secara rata
dengan alas tidur, ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek)
dan ke arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam
hitungan 8 X 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri
Gerakan 2 : Ibu telentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lururs
serta tangan di samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki
kanan, gerakan lutut ke arah kaki (sehingga paha seperti memanjang)
17

kemudian tapakkan lagi kaki kanan dan lutut tetap lurus. Dalam
hitungan 1-2.Ulangi sampi 8X8 hitungan.
Gerakan 3 : Ibu telentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua
lengan membuka di samping badan (seperti sayap pesawat terbang)
kemudian gulingkan kedua lutut ke kanan dengan menjaga badan
tetap pada posisinya, kemudian gulingkan ke kiri dalam hitungan 1-
2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan 4 : Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan,
kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakan pergelangan kaki
ke depan dan ke belakang bergantian, dalam hitungan 1-2. Ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
Gerakan 5 : Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan
kaki ke samping luar dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2. Ulangi
sampai 8 X 8 hitungan.
f. Latihan Sendi Bahu Dan Payudara Ibu duduk bersila, kedua tangan
memgang bahu sisi yang sama. Gerakan bahu memutar ke arah dalam
dengan mempertemukan kedua siku ke depan dada dan dengan
menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar dengan
putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali putaran penuh
dalam satu hitungan. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Kemudian
lakukan hal yang sama dengan memutar bahiu ke arah luar.
g. Latihan Koreksi Sikap Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban
yang harus disangga pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri
dengan kedua kaki lurus namun rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu
tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang
dan pantat agak terdorong ke depan. Pertahankanlah posisi ini
samampu mungkin setiap saat.
h. Latihan Rileksasi Umum Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu
beristirahat agar tercapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai
yang merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu
18

mengandung. Gerakan-gerakan di bawah ini bisa menjadi pilihan ibu


di saat beristirahat.
Gerakan 1 : Tidur telentang kepala disangga bantal, dan kedua
tungkai disangga guling hampir ke arah pantat.
Gerakan 2 : Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi
atas disangga bantal (baik tertumpang di atas tungkai sebelah bawah
maupun bertumpu pada alas tidur). Bila perut sudah cukup besar pada
sisi antara perut dan alas tidur diganjal bantal tipis atau selimut yang
terlipat.
Gerakan 3 : Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran
punggungnya namun muka menghadap ke arah sandaran kursi.
Kedua tungkai ada di samping-samping kursi, kedua lengan terlipat
di atas puncak sandaran kursi untuk tempat menyandarkan kepala.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan
diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut
merupakan faktor eksternal dan diperkenalkan dengan maksud agar
masyarakat yang bersangkutan dapat mengubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Penggunaan teknologi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam Pelayanan kebidanan. Sistem
Teknologi Terapan dalam prosedur Pelayanan Kehamilan misalnya screening dan
deteksi dini pelayanan kehamilan dan system pelayanan kehamilan misalnya dengan
metode one-way teks messaging program, mobile obstetric monitoring, ANC klas
dll.
Skrining (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan
menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya
menderita suatu kelainan. Test skrining dapat dilakukan dengan : Pertanyaan
(anamnesa), Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium.
Pesan teks dengan metode one-way text-messaging program adalah pesan teks
yang dikirimkan setiap dua kali dalam satu minggu oleh server, sms yang dikirimkan
berupa pesan – pesan terkait kondisi adaptasi fisiologis dan psikologis dari ibu hamil
(Jarreehtum, Titapant, Tienthai, Viboonchart, Chuenwattana, &
Chatchainoppakhun, 2008). Edukasi yang diberikan pada ibu hamil dapat berupa
perubahan – perubahan yang dialami selama hamil, serta perencanaan untuk
persalinan, perawatan bayi, dan persiapan kontrasepsi untuk pasca persalinan.
Mobile obstetrical monitoring (MoM) adalah sebuah platform prototipe
telehealth yang bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik daerah pedesaan

19
20

maupun perkotaan dengan memanfaatkan aplikasi ponsel. Dengan aplikasi ini,


seorang bidan bisa membuat profil kesehatan ibu hamil yang relevan melalui
pengumpulan data yang didapat dari pemeriksaan fisik serta tes yang dilakukan di
puskesmas setempat atau di rumah sang Bumil.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular
dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Senam
hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam
hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang
disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu
(Manuaba, 1998).
B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam pelayanan kebidanan, terutama teknologi terapan dalam
pelayanan kehamilan misalnya screening dan deteksi dini pelayanan kehamilan dan
system pelayanan kehamilan misalnya dengan metode one-way teks messaging
program, mobile obstetric monitoring, ANC klas dll.
Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita sebagai pemberi pelayanan
kesehatan terutama sebagai bidan agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan. Dan agar masyarakat yang
bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan atau
peningakatan kesejahteraan masyarakat.
21

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari beberapa pihak dan pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http://nursenurul.blogspot.com/2010/03/skrining-antenatal-pada-ibu-hamil.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pelayanan-antenatal-atau-
antenatal-care/14765/2
teknologi-terapan-dalam-pelayanan-kehamilan_compress.pdf
pdfcoffee.com_makalah-teknologi-terapan-dalam-pelayanan-kehamilan-pdf-free.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/metode-one-way-text-messaging-
programme_compress.pdf
http://ningindahkelasibuhamil.blogspot.com/2014/06/kelas-ibu-hamil-serta-langkah-
langkah.html
adoc.pub_teknologi-tepat-guna-dalam-pelayanan-kebidanan.pdf

22
23

LAMPIRAN SOAL
1. Berapa menit waktu yang diperlukan untuk senam hamil?

a. 15 - 20 menit

b. 20 - 30 menit

c. 30 - 40 menit

d. 10 - 15 menit

e. 40 - 60 menit

2. Perawatan kehamilan merupakan materi kelas senam hamil pada pertemuan ….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

3. Terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental,
pada persalinan cepat, aman dan spontan merupakan…..
a. Pengertian senam hamil
b. Tujuan senam hamil
c. Penatalaksanaan senam hamil
d. Syarat senam hamil
e. Manfaat senam hamil

4. Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan….

a. 4 -12 minggu
24

b. 12 – 20 minggu
c. 20 – 28 minggu
d. 20 – 32 minggu
e. 28 – 40 minggu
5. Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini yaitu,......
a. Anamesa, pemeriksaan umum, pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan umum
c. Pemeriksaan laboratorium & anamesa
d. ANC
e. Leopold
6. Kelompok belajar ibu – ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d
32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang disebut,....
a. Pemeriksaan ANC
b. Kelas ibu hamil
c. Senam hamil
d. Kumpulan ibu hamil
e. Persiapan ibu hamil
7. Yang termasuk anamnesa untuk menegakan diagnosis dan prognosis
kehamilan,kecuali
a. Anamnesa sosial
b. Anamnesa medik
c. Anamnesa keluarga
d. Anamnesa haid
e. anamnesa pendapatan
8. Pada usia berapa Minggu waktu yang tepat untuk pemeriksaan USG pada
kehamilan normal
a. 4 Minggu
b. 5 Minggu
c. 6 Minggu
d. 7 Minggu
25

e. 8 minggu
9. Merupakan suatu media diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik
untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang
ultrasonik adalah
a. ANC
b. Screening
c. USG
d. Palpasi
e. Mobile Obstetrik Monitoring ( MOM)
10. Pada pertemuan kelas ibu hamil ke- II, apasaja yang dapat dibahas tentang
persalinan,kecuali..
a. Tanda - tanda persalinan
b. Tanda bahaya pada persalinan
c. Proses persalinan
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
e. Apa itu kehamilan

Anda mungkin juga menyukai