Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

(SISTEM INFORMASI KEBIDANAN)


KONSEP DASAR TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen Pengampu : Susana Setyowati S.ST.,M.M

Oleh :

1. Sari Eka Putri


2. Yurika Febriyani Sambonu
3. Suammah Nur Hartatik
4. Lailathul Fitria Nur Rafiah
5. Mainarik patunisak
6. Meldawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-nya.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konsep Dasar Teknologi Terapan Dan Teknologi Tepat Guna Dalam Praktik Kebidanan ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu Susana Setyowati S.ST.,M.M pada bidang studi Sistem informasi Kebidanan.
Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep dasar teknologi
terapan dan teknologi tepat guna dalam praktik kebidanan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tekah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 22 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Teknologi Tepat Guna 4
A. Pengertian Teknologi Tepat Guna 4
B. Manfaat Teknologi Tepat Guna 5
C. Fungsi Teknologi Tepat Guna 6
D. Ciri – ciri Teknologi Tepat Guna 6
E. Dampak Teknologi Tepat Guna 7
2.2 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Kehamilan 8
2.3 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Persalinan 10
A. Obat Pada Saat Persalinan 10
B. Alat 12
2.4 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Nifas 13
A. Obat Pada Masa Nifas13
B. Alat Tepat Guna Pada Nifas 14
2.5 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Bayi 15
A. Obat dan Vaksin Lima Imunisasi Dasar Lengkap (Lil) 15
B. Jenis Vaksin Lima Imunisasi Lengkap 15
2.6 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada KB 16
A. Pengertian Kontrasepsi 16
B. Macam – Macam Kontrasepsi 16
a. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
b. Metode Barrier 16
c. Metode Modern 17
C. Kontrasepsi Mantap 17
a. Tubektomi 17

ii
b. Vasektomi 17
2.7 Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi 19
A. Konseling 19
B. Sikap Petugas Kesehatan Saat Melakukan Konseling 19
C. Infeksi Menular Seksual dan Kontrasepsi 19
D. Peran Petugas Kesehatan Pada Pelayanan Kontrasepsi/Kesehatan Reproduksi 20
E. Pelayanan Kontrasepsi Sekaligus Memberikan Pelayanan Terhadap ISR maupun IMS
22
F. Diagnosis dan Pengobatan ISR/IMS 22
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan 24
3.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat
isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan
dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan
geografis atau propesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang
demikian itu merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud agar
masyrakat yang bersangkutandan merubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan. Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi merupakan isu yang
sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS, kebutuhan khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan ke
lapisan masyarakat kurang mampu atau mereka yang tersisih .
Akses terhadap pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana yang bermutu
merupakan syarat pemenuhan kebutuhan dan hak Kesehatan Reproduksi sebagaimana
tercantum dalam program aksi dari International Conference on Population and
Development, Kairo,1994. Termasuk didalamnya, hak setiap orang untuk memperoleh
informasi dan akses terhadap berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif,
terjangkau dan akseptable.( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,2014 ).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teknologi tepat guna?
2. Apa saja Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Kehamilan?
3. Apa saja Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada persalinan?
4. Apa saja Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada nifas?
5. Apa saja Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada bayi?
6. Apa saja Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada KB?

1
7. Apa yang dimaksud dengan Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi?

1.3. Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mengerti tentang teknologi tepat guna
2. Diharapkan mahasiswa mengenal alat teknologi tepat guna pada kehamilan,
persalinan, nifas, KB, dan pada bayi.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengerti cara kerja, efek samping dan keuntungan dari
penggunaan alat kontrasepsi.
4. Diharapkan mahasiswa mengerti tentang kontrasepsi dan kesehatan reproduksi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEKNOLOGI TEPAT GUNA


A. Pengertian Teknologi Tepat Guna
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang –barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna
adlah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan
fungsinya. Selain itu teknologi tepat guna atau yang disingkat dengan TTG adalah
teknologi yang digunakan dengan sesuai. Ada yang menebutkan teknologi tepat guna
sebagai teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses
pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian
pokok masyarakat tertentu. (Anggraini,2013)
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan
teknologi maju. Oleh karena itu aspek – aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari tujuan
yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan
teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan (Pratama,2014)
Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikata
sebagai TTG, yaitu
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber – sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan social masyarakat
setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang
sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perencananya.
4. Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah- masalah pembangunan boleh
jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi – teknologi
tersebut tidak perlu dipindahkan kenegara – negara atau kedaerah lain dengan

3
masalah – masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu sesuai.
(Pratama, 2014)
B. Manfaat teknologi tepat guna
Sebelum berbicara mengenai manfaat dari TTG, maka ada sebuah proses yang
harus diketahui sebelum memperoleh manfaat dari TTG tersebut, yaitu penerapan
teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaharuan.
Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat,
tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat
hambatan yang dapat menggagalkan usaha pembaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat
merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam
pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.
Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa bambu,
biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu
telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana
tersebut kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat
guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada
masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut.
Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada
suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat.
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat
diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat
Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun
teknologi maju. Dengan demikian manfaat dari teknologi tepat guna itu dapat
dirasakan oleh masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna
adalah:
1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat,
tentu hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnya yang mampu
mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.
2. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan
hasil produksi yang makin meningkat dari biasanya. Teknologi tersebut
4
relatif mudah dipahami mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masuknya teknologi baru tidak akan
membebani masyarakat baik mental (ketidakmampuan skill) maupun materiil
(dapat menimbulkan beban biaya yang tidak mampu dipenuhi masyarakat).
3. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu
pekerjaan tenaga kesehatan dan klien.
4. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat
guna tersebut.
5. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
6. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat
C. Fungsi Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana fungsi dari teknologi tepat guna adalah:
1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.
4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit
D. Ciri – Ciri Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG,
dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak
berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat di suatu tempat.
2. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi,
bahan secara lebih baik dan optimal.
6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar
(self- realiance motivated).

5
E. Dampak Teknologi Tepat Guna
1. Dampak positif
Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kehidupan masyarakat lokal,
maka masyarakat akan mendapat kemudahan dalam menjaga perekonomian dan
kemajuan yang lebih efisien dan efektif. Membantu memecahkan persoalan/
masalah yang sebenarnya dalam masyarakat.
2. Dampak negative
Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup yang
memerlukan maka itu akan sia-sia. Dengan ketidak tepatan penggunaan alat maka
akan berdampak buruk terhadap individu masyarakat tertentu. Contoh :
penggunaan USG pada pasien dengan cara-cara yang tidak tepat. Penggunaan
teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak ahli akan
menimbulkan resiko terhadap pengguna dan hasilnya.

6
2.2 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Kehamilan
a. Fetal Doppler
merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi, yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik, alat ini sangat berguna
untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki
dirumah sebagai deteksi rahim harian, selain aman juga mudah dalam
penggunaannya serta harga yang sangat terjangkau untuk dimiliki.
b. Fetal Doppler Sunray
Adalah salah satu jenis dan merk Doppler yang digunakan untuk mengetahui
denyut jantung janin dalam kandungan, fetal Doppler ini sangat praktis digunakan
baik secara pribadi atau digunakan oleh kalangan paramedic.
c. Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah
sangat sederhana pada desainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian
atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian
kepala teratas, sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut.
d. Eye Protector Photo Therapy
Adalah alat bantu yang diigunakan untuk melindungi bagian mata bayi pada
saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray atau jenis
pemeriksaan lain yang menggunakan media sinar agar tidak menggangu
penglihatan bayi yang akan diperiksa.
e. Alat Pengukur Panjang Bayi
Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan
petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke
waktu, terbuat dari kayu dan mistar yang mudah dibaca.
f. Breast Pupm
Biasanya digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI tidak
terbuang dengan percuma, sehingga tetap bisa mendapatkan ASI dari bundanya.
g. Lingkar Lengan Ibu Hamil
Adalah tanda yang digunakan untuk mempermudah mengidentifikasi bayi dan
bundanya, pada umumnya dipakaikan pada bayi dan bundanya di rumah sakit
bersalin.
h. Pengukur Panjang Bayi (calipher)
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi dengan ketepatan
pengukuran yang tinggi, karena skala yang digunakan pada alat ini lebih detail,
sehingga setiap inchi pertumbuhan bayi dapat diketahui.
i. Reflek Hammer / Reflek Patela
Sejenis hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui
respon syaraf dari anggota tubuh biasanya kaki.
j. Umbilical Cord Clem Nylon
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat
setelah bayi dilahirkan.

7
k. Tourniquet
Adalah alat bantu yang digunakan untuk sarana pendukung pada pengambilan
darah, pada umumnya dilingkarkan pada lengan saat akan dilakukan pengabilan
darah segar, agar darah bisa lebih mudah untuk di ambil.
l. USG ( Ultrasonografi)
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan
untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang
pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk
menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.
m. CTG ( Cardiotokografi)
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam
rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan
gerakan janin atau kontraks rahim. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka
pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada
saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan
adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik, yang dinilai
adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan
atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan
frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi
tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi
dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction
Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu
pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
n. Funduscope
Funduscope adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi/mendengarkan
denyut jantung janin. Alat ini fungsi hampir sama dengan Stetoskop.
Cara menggunakan funduscope ini yaitu :
1. Letakan funduscope di atas abdomen ibu hamil,
2. Lalu dengarkan apakah terdengeran suara denyut jantung ibu
2.3 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Persalinan
A. Obat Pada Saat Persalinan
Pereda Nyeri pada persalinan
1. Analgetika Inhalasi Preparat gas ini akan menghasilkan analgetika intermiten
pada saat timbulnya kontraksi uterus (HIS). Reinolda menganjurkan pemberian
hanya pada masa transisi, kala dua persalinan, penjagitan perineum dan
sementara menunggu analgesia epidural untuk memberikan hasil yang efektif
Efek samping : Depresi sistem syaraf pusat (sedasi) Halusinasi Mual Hipoksia

8
2. Apoid Meperidin, meplazinol, diamorfin, nalokson Opoid digunakan dalam
persalinan, praedah, intrabedah, pasca bedah dan dalam masa intensif untuk
menghasilkan analgetika, sedasi serta pengurangan rasa cemas.
Efek samping : Sistem saraf pusat (ssp)-fungsi yang lebih tinggi Depresi
Penumpukkan sistem saraf pusat
3. Obat Anestesi lokal Lignokain, Bupirakin Obat-obat anestesi lokal memiliki
peranan yang tertinggal dalam meredakan rasa nyeri untuk jangka waktu yang
singkat. Dalam kebidanan, obat-obatan tersebut diberikan secara topikal,
subkutan, infiltrasi di sekeliling serabut saraf yang tunggal
Efek samping anestesi lokal berhubungan dengan kerja khususnya
kemampuannya untuk menghambat hanataran impuls dalam jaringan yang dapat
tereksitasi. Obat anestesi lokal akan menyekat saluran cepat ion natrium pada
semua jaringan penghambat impuls, yaotu : SSP, jantung dan sistem
kardivaskular, sistem syaraf perifer, sistem syaraf simpatis, otot polos, uterus,
kandung kemih, usus, otot skelet, telinga berdengung, perasaan yang aneh dalam
mulut, kebingungan, penglihatan kabur, menggigil, keadan gelisah, entoria,
gemetaran, mual, tremor, konuksi, depresi pernapasan, koma dan kematian
4. Anti emetik
a. Antagonis Antagonis D2 meliputi metoklopramid, haloperidol, domperindon,
dan tenotiazin seperti klorpromazin serta proklorperazin. Obat-obat ini
memiliki potensi untuk : Mengurangi emesis dan meningkatkan selera makan,
mengubah motilitas gastrointestinal, mendepresi SSP, mengganggu postur
dan gerakan tubuh Efek samping : Traktus gastrointestinal Depresi SSP
Kelainan postur dan gerakan Reaksi distonia akut Efek samping
peerkinsonian Akathisia Sindrom neurokleptik maligna Efek samping
kardiovaskular SIADH (syndrom in appropriate ADH) Efek samping
antimuskular
b. Anti Histamin Istilah ini dipakai untuk preparat antagonis reseptor H1 Obat-
obat golongan ini dibagi menjadi : Antihistamin yang menimbulkan sedasi :
bromtenarimin, sinar zin, meklozin, trimeprazin, siklizin, prometazin,
klorteniramin. Antihisamin yang tidak menimbulkan sedasi : setrizinter,
tenadin, akrivastin dan loratadin Efek samping Obat-obat antihistamin yang
menimbulkan sedasi akan menimbulkan efek samping berhubungan dengan
efek samping yang sama dimiliki pula oleh obat-obat antemetik golongan
fenoti azin, seperti prolaktor perazin antihistamin juga mempengaruhi : SSP,
sistem kardiovaskular, gangguan usus dan hati.
c. Anti Emelik lainnya Obat-obat antimuskarinik Obat-obat anti muskarinik,
seperti antropin dan hiosin umumnya merupakan obat antiemetik pilihan
kedua sesudah obat-obat antihistamin Preparat antagonis serotonis Antagonis
serotonin (SHT3), seperti endansetron (zetran) dan granisetron
(kytril),merupakan preparat antimetik yang efektif Piridoksin Piridoksin telah
digunakan sebagai obat antimetik selama 40 tahun dan mungkin merupakan
preparat yang aman serta efektif untuk pemakaian pada kehamilan dini
Kanabinoid Kanabis digunakan oleh oleh pada penderita sklrerosi diseminata
untuk meredakan rasa nyeri dan muntah

9
Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus / oksitosin
1. Obat Oksitosin
Obat-obat oksitosin yang digunakan di Inggris adalah prostaglandin E serta
F, oksitosin dan ergometrin. Obat-obat oksitosik banyak digunakan untuk
induksi serta penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan
postpartum, pengendalian perdarahan akibat abosrtyus inkoplentus dan
penanganan aktif pada kala 3 persalinan
2. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan substansi yang penting sebagai ”hormon lokal”.
Di Inggris prostaglandin yang sering digunakan dalam bidang kebidanan adalah :
Dinoproston Carboprost Gemeprost Misoprostol Efek smaping : - Kontraksi otot
polos-usus, pembuluh darah bronkiolus - Vasodilatasi dan hipotensi - Pireksia -
Inflamasi - Sensirisasi terhadap rasa nyeri - Diuresis + kehilangan elektrolit -
Efek dari sistem syaraf pusat - Pelepasan hormon hipofise, renin dan steroid
adrenal - Inhibisi respons sistem syaraf otonom - Peningkatan tekanan
intraokuler
3. Oksitosin
Oksitosin menaikan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan
ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada seseptor oksitosik untuk menyebabkan -
Kontraksi uterus pada kehamilan aterm - Kontraksi pembuluh darah umbilikus -
Kontraksi sel-sel mioepitel Efek smaping oksitosik: Bila oksitosin sintetik
diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan bertambah sehingga dapat timbul
efek samping yang potensial berbahaya. Efek samping tersebut dapat
dikelompokkan menjadi : - Stimulasi berlebih pada uterus - Kontraksi pembuluh
darah tali pusat - Kerja pada pembuluh darah - Mual - Reaksi hipersensitifitas 
pemberian oksitosin akan mengganggu masuknya kepala janin ke dalam serviks.
Kontraksi uterus yang keras, lama serta kuat dapat menimbulkan konsekuensi
yang serius : - Trauma pada neonatus dan ibu - Puptura uteri - Perdarahan
postpartum - Hematoma pelvik - Solusio plasenta - Emboli cairan amnion -
Hipoksia fetal

10
4. Ergometrin
Merupakan jamur yang tumbuh pada tanaman rye (gandum hitam; gandum
dan pepadian lainnya. Efek samping : Seperti halnya dengan preparat ergot yang
lain, ergometrin berinteraksi dengan reseptor serotoniergik, noradrenergik,
(alfa). Dan dopaminergik dengan cara yang kompleks. Kerjanya pada reseptor
serotonin serta alfa1 diperkirakan melandasi kontraktilitas uterus dan usus yang
ditimbulkan oleh ergometrim. Efek sampingnya diantaranya adalah : - Kontraksi
uterus - Diare dan muntah - Vasokomstriksi - Inhibisi produksi prolaktin - Efek
ergometrin pada neonatus - Hipersensitifitas
Obat yang menurunkan kontraktilitas uterus / tokolitik
1. Preparat agonis adrenoreseptor beta2 Kelompok preparat golongan
simpatomemetik ini meliputi ritodrin, terbutalin, salbutamil dan adrenalin Efek
samping : Efek samping obat-obat tokolitik / relaksan uterus terjadi karena
stimulsi pada adrenoreseptor beta2, yang mengenai : Sistem kardiovaskuler
Sistem renin angiotensin Sistem syaraf pusat Otot polos pada banyak organ
Kelenjar yang mensekresikan mukus Proses metabolisme
2. Penyakit saluran kalsium (terutama nifedipin) Obat-obat penyekat saluran
kalsium (obat-obat antagonis kalsium) dapat diresepkan oleh dokter untuk
keperluan tokolisis dan penanganan hipotensi Efek samping : Hipotensi 
iskemia Edema paru Vasodilatasi Masalah gastrointestinal Reaksi
hipersensitivitas Pemberian ASI
3. Atosidan Preparat ini diindikasikan untuk tokolisis dengan pembtasan yang sama
seperti yang diberlakukan pada obat-obat tokolitik lainnya. Efek samping :
Muntah Hipertensi Sakit kepala Hiperglikemia Kortikosteroid dan Tokolisis
Obat-obat golongan kortikosteroid banyak digunakan dalam penatalaksanan
persalinan yang prematur Efek samping Efek samping ini cenderung timbul
dengan cepat - Masalah kardiovaskuler - Gangguan metabolik-hiperglikemia -
Masalah sistem saraf pusat Efek samping ini cenderung timbul dalam jangka
waktu yang lebih lama - Kerja anti inflamasi-infeksi - Gangguan metabolit -
Supresi adrenal
B. Alat
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi
sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan
sirkulasi. Gerakangerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh
telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan
gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan,
posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk enghasilkan efek yang di
inginkan pada jaringan yang dibawahnya (Henderson, 2006).
Metode Message Beberapa metode message yang biasa digunakan untuk
merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu:

11
a. Metode Effluerage Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu
letakkkan keduan tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar
kearah pusat simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan
menggunakan gerakan melingkat atau satu arah. Metode Massage Effleurage
Ada dua cara dalam melakukan teknik Effleurage, yaitu :
1. Secara perlahan sambil menekan dari area pubis atas sampai umbilikus dan
keluar mengelilingi abdomen bawah sampai area pubis, ditekan dengan
lembut dan ringan dan tanpa tekanan yang kuat, tapi usahakan ujung jari
tidak lepas dari permukaan kulit. Pijatan dapat dilakukan beberapa kali, saat
memijat harus diperhatikan respon ibu apakah tekanan sudah tepat.
2. Pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan
Pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat
kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan
gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh
pasien (Gadysa, 2009).
b. Metode deep back massage memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian
bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
c. Metode firm counter pressure memperlakukan pasien dalam kondisi duduk
kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan
tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.
d. Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien
pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak
tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan
usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam,
kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).
2.4 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Nifas
A. Obat Pada Masa Nifas
a. Vitamin A
Merupakan salah zat penting yang larut dalam lemak dan dalam hati , tidak
dapat di buat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar(essesnsial), berfungsi
untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit.(Depkes RI.2009)
b. Tablet Zat Besi
Merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di dalam
tubuh. Sekitar 70 persen zat besi yag ada di dalam tubuh berada dalam
hemoglobin.Tablet zat besi merupakan tablet untuk suplementasi penanggulangan
anemia gizi atau defisiensi zat besi, yang setia tabletnya mengandung fero sulfat
200 mg atau setara dengan 60 mg besi elementase dan 0,25 mg asam folat.Tablet
sulfas ferosus yang dikeringkan merupakan preparat yang paling sering
diberikan.Konsumsi tablet Fe yaitu suatu kegiatan untuk makan atau minum
dalam memperoleh asupan zat besi yang terkandung dalam tablet Fe.

12
B. Alat Tepat Guna Pada Nifas
a. Breast Pump
Pada Umumya, karena tuntutan rutinitas harian, misalnya jika ibu bekerja,
ibu menyusui yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hati harus
memerah air susunya, agar dapat diberikan kepada sang bayi melalui medium lain,
misalnya botol susu. Kebutuhan memerah air susu juga bisa saja dilakukan guna
menghindari peradangan kelenjar payudara, serta tersumbatnya saluran ASI pada
payudara ibu. Sayangnya, terkadang ibu 6 Fajar Sari Tanberika SST MKes
menyusui belum familiar dengan teknik-teknik memerah ASI yang tepat. Nah,
untuk itulah, pada kesempatan ini, kami ingin menjelaskan bagaimana teknik yang
dianjurkan untuk memerah air susu ibu.
Memerah ASI dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secara manual atau
dengan menggunakan tangan, serta secara elektrik melalui bantuan breast pump.
Breast pump atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah “pompa ASI” ini
diciptakan untuk membantu ibu memerah ASI untuk kemudian disimpan sebagai
persediaan. Pemerahan ini bisa dilakukan di mana saja, dan kapan saja, termasuk
di kantor yang menyediakan ruangan dan fasilitas nursing room.
b. Kompres Dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah
setempat yang d apat menimbulkan beberapa efek fisiologis.Aplikasi kompres
dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
perdarahan serta edema. Diperkirakan bah wa terapi dingin menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri
yang mencapai otak lebih sedikit.
c. Procedure
Pijat Masa Nifas Selama sembilan bulan kehamilan, tubuh Ibu mengalami
perubahan yang luar biasa. Setelah si Kecil lahir pun, tubuh Ibu akan mengalami
proses pemulihan seperti kembalinya ukuran rahim, keluarnya cairan dari vagina
serta kelelahan setelah menjalani proses persalinan. Beberapa Ibu mungkin juga
mengalami stres dan emosi yang labil berkenaan dengan perubahan hormon yang
terjadi setelah melahirkan. Pijat setelah melahirkan dapat memberikan beberapa
manfaat dan efektif membantu pemulihan Ibu dalam masa nifas, seperti
meredakan beberapa titik kelelahan pada tubuh, melepaskan tegangan pada otot,
memperbaiki peredaran darah, dan meningkatkan pergerakan sendi serta
peremajaan tubuh.

13
2.5 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada Bayi
A. Obat Dan Vaksin Lima Imunisasi Dasar Lengkap (Lil)
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap
penyakit tertentu. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhada penyakit tertentu.
B. Jenis Vaksin Lima Imunisasi Lengkap
1. BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer
atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC
yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh
lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang
mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3 bulan. Vaksin BCG
diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek samping pemberian imunisasi
BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan
reaksi panas.
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam
bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis. Imunisasi
hepatitis ini diberikan melalui intramuscular.
3. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi polio adalah 4 dosis. Imunisasi polio diberikan melalui oral.
4. DPT
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis. Pemberian pertama zat anti
terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan
ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuscular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.
Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan
demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih
empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, encephalopathy, dan syok.

14
5. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi campak adalah 1 dosis. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.
Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas.
2.6 Penggunaan Alat Teknologi Kebidanan Tepat Guna Pada KB
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu
dapat bersifat sementara, dapat bersifat permanen. Penggunaan konrasepsi
merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas ( Prawirohardjo, 2006).
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan
menggunakan alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.( Mochtar, 1998 ).
Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemual sel telur yang matang dengan sel sperma ( BKKBN,1990)
B. Macam-macam metode Kontrasepsi
a. Metode Keluarga Berencana Alamiah ( KBA)
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi
Billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan Metode Simtometal
adalah yang palimg efektif.Cara yang kurang efektif misalnya Sistem Kalender
atau Pantang Berkala dengan Metode Suhu Basal yang sudah tidak diajarkan lagi
oleh pengajar KBA. Hal iini disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi ( >
20%) dan waktu Panjang lebih lama. Lagi pula sudah ad acara lain yang lebih
efektif dan masa pantang lebih singkat. Di Indonesia dengan surat dari BKKBN
Pusat Kepada BKKBN Provinsi dengan SK 6668/K.S. 002/E2/90, tgl 28
Desember 1990, Metode Ovulasi Billings (MOB) sudah diterima sebagai salah
satu Metode KB (Mandiri).
b. Metode Barier
1. Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS.Efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat di
pakai Bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS. Kondom merupakan
selubung/sarung karey yang dapat terbuat dari lateks, plastic (viniil), atau
bahan alami ( produksi hewani ) yang dipasang pada penis saat berhubungan
seksual.
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
yang insersinya kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.

15
3. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol -9) digunakan
untuk menonaktifkan dan membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk
Aerosol ( busa ), Tablet vagina, supposotoria, dissolvable film, dan krim.
c. Metode Modern
Kontrasepsi Kombinasi ( Hormon Estrogen dan Progesteron)
1. Pil Kombinasi
- Efektif dan reversible
- Harus diminu setiap hari
- Pada bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak
yang tidak berbahaya dan segera akan hilang
- Efek samping serius sangat jarang terjadi
- Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum
- Dapat mul;ai diminu pada ibu yang menyusui
- Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
2. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asesat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM. Sebulan
sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat 5mg Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
3. Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kotrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin
yaitu :
- Depo medroksiprogesteron ( diberikan setiap 3 bulan sekali dengan
cara disuntikan secara IM)
- Depo Noretisteron ( diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntikkan
IM)
4. Pil Progestin ( MINIPIL)
Pil progestin ini ada 2 macam :
- Kemasan dengan 35 pil
- Kemasan dengan 28 pil
Pil progestin cocok untuk perempuan yang menyusui yang ingin
memakaibpil KB.Sangat efektif pada masa laktasi, dengan dosis yang
rendah, tidak menurunkan produksi ASI, dan juga tidak memberikan
efeksamping esterogen.Efek samping utamanya adalah gangguan
perdarahan, perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur. Dapat juga
dipakai sebagai kontrasepsi darurat
5. Implant
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara 3-5 tahun.

16
Metode ini dikembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu
organisasi internasional yang didirikan taun 1952 untuk mengembangkan
teknologi kontrasepsi.
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR )
AKDR sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai
10 tahun : CuT-380A). Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak.Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh
perempuan yang terpapar oleh IMS.
Jenis AKDR CuT-380A kecil, kerangka dari plastic yang fleksible,
berbentuk T diselubungi kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana
7. Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang
tidak ingin anak lagi.Perlu prosedur bedah untuk melakukan
tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai
untuk menggunakan metode ini.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak
ingin anak lagi.Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi
sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan
lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai untuk
menggunakan metode ini.
Vasektomi termasuk metode efektif dan tidak menimbulkan efek
samping jangka panjang.

17
2.7 Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi
A. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengar melakukan konseling
berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi
yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien
merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada.
Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena
petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling. Padahal
dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. Konseling
adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga
Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu
kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan
informasi yang memadai harus di terapkan dan dibicarakan secara interaktif
sepanjang kunjung klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.
Selanjutnya dengan kunjungan klien dengan cukup akan memberikan keleluasan
kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (inform choice) yang
akan digunakannya.
B. Sikap Petugas Kesehatan Saat Melakukan Konseling
a. Memperlakukan Klien dengan baik
b. Interaksi dengan petugas dan klien
c. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
d. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
e. Membahas metode yang di ingini oleh klien
f. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
C. Infeksi Menular Seksual Dan Kontrasepsi
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
penyakit yang mendapat perhatian penting pada Kesehatan masyarakat di seluruh
dunia.Rata-rata terdapat lebih dari satu juta orang setiap hari yang terinfeksi IMS.
Insiden tinggi ISR dan IMS diantara perempuan yang menjalani perawatan
antenatal, Kesehatan seksual dan reproduksi atau penyakit ginekologik lain
mengindikasikan adanya kemungkinan ISR/IMS yang meluas.
Orang yang mengalami ISR/IMS mempunyai resiko lebih tinggi tertular HIV
atau menularkan HIV pada pasangannya. Pada orang-orang yang terinfeksi HIV,
pengobatan ISR/IMS akan lebih sulit, yang berarti dalam keadaaan terinfeksi
serentak, akan meningkatkan kemungkinan penyebaran HIV.
Berbagai jenis mikroorganisme (kurang lebih 20 jenis) dapat di tularkan melalui
hubungan seks dan berdampak pada organ reproduksi seseorang. Bahkan ada pula
penyakit seperti infeksi Hepatitis dan AIDS yang bisa ditularkan melalui hubungan
seks tetapi pada organ reproduksinya tidak ada kelainan.

18
Di Indonesia, data pasti tentang jumlah penderita ISR dan IMS tidak mudah di
dapat, karena pencatatan laporan hanya didapat dari rumah sakit pemerintah, swasta
atau praktik dokter pribadi tertentu, sedangkan kenyataannya banyak penderita yang
mengobati dirinya sendiri atau mereka yang berobat ke dokter praktik tidak
dilaporkan.
a. Tipe Infeksi
Istilah ISR/IMS mencakup 4 tipe infeksi yaitu :
1. Infeksi yang merusak saluran reproduksi
2. Infeksi pada saluran reproduksi perempuan yang tidak disebabkan karen
penularan melalui hubungan seks, tetapi merupakan pertumbuhan
berlebih dari bakteri yang normal ada dalam vagina (bakteri vaginosis dan
jamur).
3. Infeksi melalui hubugan seks yang memberi dampak lebih luas selain alat
reproduksi (sipilis dan HIV/AIDS)
4. Infeksi pada saluran reproduksi perempuan akibat komplikasi dari
Tindakan yang dilakukan untuk membantu kasus persalinan, keguguran
dan penguguran, insersi AKDR atau operasi obstetric ginekologi.
b. Beberapa Jenis IMS yang Banyak didapat Di Indonesia
1. Gonore
2. Sifilis
3. Klamidia
4. Kandidialis
5. Trikomoniasis
6. Bacterial vaginosis
7. Herpes simpleks
D. Peran Petugas Kesehatan Pada Pelayanan Kontrasepsi/Kesehatan Reproduksi
Banyak orang, khususnya perempuan yang mengalami ISR/IMS tidak mendapat
perawatan dan pengobatan dengan tepat, karena:
a. Baik laki-laki maupun perempuan mungkin tidak ada gejalanya. Penelitian
telah menunjukkan sekitar 70% perempuan dan 30% laki-laki yang terinfeksi
tidak mempunyai gejala.
b. Orang yang meninjukkan adanya gejala ISR/IMS tidak mengetahui bahwa
mereka sebenarnya terinfeksi. Banyak perempuan yang tidak mendapatkan
informasi tentang cairan vagina yang normal/tidak normal, sehingga mereka
akan menganggap cairan vagina yang keluar walaupun akibat ISR/IMS sebagai
sesuatu yang wajar.
c. Banyak orang tang menduga bahwa mereka mungkin terinfeksi, tetapi tidak
segera berobat karena tidak menganggap penyakit ini penting, merasa malu,
penyakit yang diderita merupakan stigma sosial, tidak mengetahui akses
berobat dan tidak dapat menjangkau pengobatan.

19
E. Pelayanan Kontrasepsi Sekaligus Memberikan Pelayanan Terhadap ISR maupun
IMS
Pelayanan kontrasepsi kepada klien dapat juga melakukan pelayanan terhadap
penderita ISR / IMS seperti :
a. Pendidikan tentang pencegahan IMS dan pencegahan gejala dan tanda ISR /
IMS.
b. Konseling mengenai perilaku seksual yang beresiko, alternatif perilaku
seksual yang aman, kepatuhan klien untuk berobat hingga tuntas dan perlunya
pasangan klien juga ikut berobat.
c. Skiring atau penapisan ISR/IMS, termasuk pemeriksaan vagina (selain
dilakukan sebagai pemeriksaan rutin atau lebih ditekankan pada orang yang
beresiko).
d. Pengobatan ISR/IMS.
e. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
f. Menyediakan kontrasepsi dengan perlindungan ganda (dual action) seperti
kondom.
F. Diagnosis dan Pengobatan ISR/IMS
a. Diagnosis ISR/IMS pada fasilitas Kesehatan bisa dilakukan berdasarkan
pendekatan sindrom dengan gejala yang spesifik sesuai dengan jenis
mikroorganisme penginfeksi dan penilaian tentang resiko penularan.
b. Pemeriksaan duh tubuh dengan laboratorium dan pemeriksaan serologi akan
sangat baik untuk mendapatkan ketepatan diagnosis dan pengobatan. Paling
paling tidak fasilitas pelayanan kontrasepsi atau pelayanan Kesehatan reproduksi
mempunyai perangkat pemeriksaan laboratorium sederhana.
c. Apabila diagnosis klien meragukan dan pengobatan tidak memberikan hasil
yang memuaskan, klien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan lain yang lebih
lengkap dan kemajuan penyembuhannya harus selalu terpantau.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makalah ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam mengenali
teknologi pelayanan dalam melakukan konsep dasar teknologi terapan dan teknologi
tepat guna dalam praktik kebidanan.
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan hal-hal sebagai berikut, Teknologi
Tepat Guna (TTG) bertujuan untuk menerapkan konsep-konsep manajemen modern
ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi
hasil produksi/pendapatannya.
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan,
dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai
tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Teknolgi tersebut bersifat
murah dan mudah serta memiliki nilai guna (manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi
masyarakat.
Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu instrumen penting dalam
pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan. Proses facilitating merupakan salah
satu penentu keberhasilan dalam pengadopsian dan pengembangan teknologi tepat
guna oleh masyarakat.

3.2 Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan
sebaiknya pemerintah juga mendukung kreasi-kreasi yang dibuat oleh pembuat
teknologi tepat guna yang membantu banyak orang.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Dinengsih, Sri. 2017. Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kebidanan. Sidoarjo :

Indomedika Pustaka

 Bari, Abdul. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

 Mochtar, Rustam. (1998) .Sinopsis Obstetri, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

 Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

22

Anda mungkin juga menyukai