Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUKUM TEKNOLOGI KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan

Oleh :

1. Agnes Tiara Simanullang 25000119120027


2. Niken Fana Febriani 25000119120033
3. Nisrina Ocktalifa Chumair 25000119130111
4. Rizki Auliya Putri Alda 25000119130147
Kelas B 2019

S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum Teknologi
Kesehatan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Ibu/Bapak Dosen pada mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa saja aturan
atau hukum tentang penerapan teknologi di bidang kesehatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Kesehatan


Masyarakat khususnya pada bidang mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan , yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Minggu 3 November 2019

( Kelompok 11 )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi ini sangatlah pesat.
Seiring berjalannya waktu, terdapat berbagai inovasi dan ciptaan baru mengenai
teknologi. Teknologi dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia, yang awalnya
mustahil atau sulit untuk dikerjakan menjadi mudah untuk dikerjakan. Perkembangan
teknologi ini juga harus dibarengi dengan perkembanagn Sumber Daya Manusia
(SDM).
Manusia sebagai penggerak maupun pengguna harus mampu memanfaatkan
teknologi dengan baik dan bijak. Kemampuan manusia itu nantinya dapat digunakan
untuk mengembangkan teknologi yang telah ada. Dengan begitu teknologi berkembang
diiringi denagn perkembangan generasi baru sebagai pengganti generasi lama.
Penerapan teknologi juga dapat dilakukan diberbagai bidang. Contohnya saja saat ini
teknologi sudah banyak diterapkan dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial,
kesehatan, informasi, dll.
Teknologi yang diterapkan di bidang kesehatan tentunya membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Dokter dapat dengan mudah mendiagnosis penyakit yang diderita
pasien. Dokter juga lebih mudah menangani pasien dalam masalah bedah membedah.
Teknologi di bidang kesehatan membawa dampaknya baik, namun ada sisi buruk
teknologi di bidang kesehatan, jika penggunaanya melebihi standar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi?
2. Apa pengertian teknolgi kesehatan ?
3. Apa dasar hukum adanya teknologi kesehatan ?
4. Bagaimana klasifikasi teknologi kesehatan ?
5. Apa saja tahap pengembangan teknologi kesehatan ?
6. Bagaimana pengaruh teknologi di bidang kesehatan ?
7. Apa saja contoh teknologi di bidang kesehatan ?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian teknologi
2. Mendeskripsikan pengertian teknologi kesehatan
3. Mendeskripsikan dasar hukum teknologi kesehatan
4. Mendeskripsikan klasifikasi teknologi kesehatan
5. Mendeskripsikan tahapan pengembangan teknologi kesehatan
6. Mendeskripsikan pengaruh teknologi di bidang kesehatan
7. Menyebtkan dan menjelaskan contoh teknologi di bidang kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teknologi
Teknologi berasal dari Bahasa Perancis yaitu “La Teknique” yang dapat diartikan
dengan “semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu
secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja
berupa benda atau konsep. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia.
Tekonologi juga merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material.
Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan atau desain untuk alat
bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam
mencapai suatu hal yang diinginkan. Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi
sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap kegiatan manusia. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) teknologi telah
dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, makmur dan lebih sejahtera. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa penertian teknologi:
1. Penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan-tujuan praktis
2. Cabang ilmu pengetahuan mengenai penerapannya
3. Kumpulan semua cara dari suatu kelompok social dalam memenuhi obyek-obyek
material dari kebudayaannya(Bahtiar, 1996)

Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya


alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan
mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan
penciptaan roda telah membantu manusia dalam perjalanan, dan mengendalikan
lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin
cetak, telepon dan internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi
dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.
Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata
penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan
sampai senjata nuklir.

Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya melalui banyak


cara. Jika dilihat dari beberapa aspek masyarakat, teknologi dapat membantu
perkembangan POLEKSOSBUD terutama di bidang Ekonomi (termasuk ekonomi
global masa kini) dan telah memungkinkan meningkatnya angka pengangguran
Sumber Daya Manusia (SDM). Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi
dapat menciptakan sesuatu hal yang bersifat negatif, yang menciptakan produk yang
sangat merugikan. Disebut dengan pencemar, dan menguras sumber daya alam,
merugikan dan merusak bumi dan lingkungannya. Berbagai penerapan teknologi telah
merubah nilai-nilai masyarakat yang ada dan teknologi baru seringkali memunculkan
etuika dan budaya yang baru. Sebagai contoh: tindakan operasi yang berada di rumah
sakit Negara Malaysia perlahan telah di gantikan oleh Mesi Robot. Contoh lainnya
adalah tantangan norma-norma tradisional. Banyak muncul paham Transhumanisme
dan Tekno-progresivisme yang mengucilkan manusia dan memandang proses
teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat.
Proses teknologi baru dari jaman ke jaman semakin berproses. Di buktikan dengan
kajian-kajian ilmiah terbaru yang pada akhirnya menghasilkan primate baru yang
dapat mewariskan pengetahuannya kepada keturunan mereka.

2. Pengertian Teknologi Kesehatan


Menurut Feeny (1986), teknologi kesehatan didefinisikan sebagai seperangkat
teknik-teknik, obat-obatan, prosedur yang digunakan oleh professional kesehatan
dalam memberikan pelayanan medis kepada perorangan dan pelayanan kesehatan di
masyarakat. Dalam UU RI No.36 Tahun 2009 tantang Kesehatan yang tercantum
dalam pasal 42 dinyatakan bahwa:

Ayat (1) disebutkan bahwa “Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan di
teliti, diedarkan dan dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat”.

Ayat (2) disebutkan bahwa “Teknologi kesehatan mencakup segala metode dan yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit,
meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi
dan memulihkan kesehatan setelah sakit”.

Teknologi Informasi Kesehatan merupakan penerapan pengolahan informasi


yang melibatkan baik hardware dan software computer yang berhubungan dengan
penyimpanan, pencarian, berbagi dan penggunaan informasi kesehatan, data dan
pengetahuan untuk komunikasi dan pengambilan yang memiliki berbagai jenis
lingkup pelayanan yang terkait dengan informasi kesehatan. Dalam penerapannya
dibutuhkan persiapan secara finansial, sumber daya manusia, infrastruktur yang
matang. Selain itu standar operasi sistem informasi kesehatan juga perlu menjadi
rumusan bersama bagi pengguna layanan ini. Manfaat untuk peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan adalah menjadi acuan penerapan teknologi ini, namun dampak
negatif dari teknologi kesehatan juga perlu diantisipasi. Dengan menggunakan
teknologi kesehatan akan membantu pihak-pihak penyedia layanan kesehatan dan
pemerintah untuk mencapai tujuan menaggulangi peningkatan biaya, meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan. Pelayanan kesehatan ini akan memberikan banyak
penghematan dari berbagai sisi dan memberikan keuntungan keputusan pelayanan
kesehatan lebih cepat.

Adanya teknologi dibidang kesehatan memberi dampak yang cukup besar dalam
perkembangan pelayanan kesehatan baik pada bidang kuratif maupun preventif.
Dampak yang dimaksud disini ialah teknologi dapat memudahkan dalam penyebaran
informasi kesehatan dan kemajuan dalam segi pengobatan. Seiring dengan
perkembangan zaman menuju arah yang lebih modern maka teknologi yang sudah ada
harus terus dikembangkan agar tetap sesuai dengan pergerakan zaman guna memenuhi
kebutuhan dalam pelayanan kesehatan masyarakat itu sendiri.

3. Dasar Hukum Teknologi Kesehatan


Seluruh kegiatan yang dilakukan individu maupun kelompok pasti memiliki dasar
tujuannya. Sama halnya dengan suatu badan organisasi atau sebuah ciptaan terbaru
juga memiliki dasar, yaitu dasar hukum. Dasar hukum ini dimaksudkan untuk
mengatur dan mengawasi jalannya sebuah kegiatan agar fungsinya sesuai dengan
porsi masing-masing.

Teknologi merupakan ciptaan yang dapat dikatakan baru di era saat ini, bahkan
setiap tahunnya teknologi akan mengalami kemajuan. Teknologi bukan hanya
digunakan untuk kebutuhan informasi saja, namun dalam dunia kesehatan justru
teknologi sangat membantu. Teknologi dalam kesehatan memiliki dasar yang diatur
dalam UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Pada UU No. 36 tahun 2009
teknologi dijelaskan pada pasal 1 dan diatur dalam pasal 42.

Pada UU No. 36 tahun 2009 Bagian Pertama Ketentuan Umum pasal 1 ayat 10,
teknologi dijelaskan sebagai segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan
kesehatan manusia.

Bagian Keempat

Teknologi dan Produk Teknologi

Pasal 42

(1) Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan,


dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat.

(2) Teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala
metode dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi
adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan,
memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit.

(3) Ketentuan mengenai teknologi dan produk teknologi kesehatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Teknologi juga disebutkan pada pasal 60 ayat 1 dan 2 UU No. 36 tahun 2009,
yaitu sebagai berikut :

Pasal 60

(1) Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan
alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang.

(2) Penggunaan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan
norma agama dan kebudayaan masyarakat.

Pada bab 20 mengenai ketentuan pidana yaitu pasal 191, dijelaskan tindakan jika
terjadi penyalahgunaan teknologi, yaitu berbunyi :

Pasal 191

Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1)
sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Dapat disimpulkan bahwa teknologi kesehatan didasarkan pada UU No. 36 tahun


2009, yang juga menjelaskan bahwa “teknologi kesehatan” adalah cara, metode,
proses, atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan disiplin ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

4. Klasifikasi Teknologi Kesehatan

Menurut Rogowski (2007) Teknologi kesehatan dibagi dalam 5 kelompok


sebagai berikut :

1) Obat-obat
meliputi bahan-bahan kimia dan subtansi biologis yang dipakai untuk
dimakan, diinjeksikan ke tubuh manusia untuk kepentingan medis;
2) Alat-alat (device)
meliputi alat-alat khusus untuk tujuan : diagnostik, terapi;
3) Prosedur bedah dan medis atau kombinasinya yang sering kali sangat komplek;
4) Sistem penunjang atau support system
adalah teknologi yang digunakan untuk memberikan pelayanan medis di
rumah sakit.
5) Sistem organisasional
adalah teknologi yang digunakan untuk menjamin penyampaian pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien.
5. Pengembangan Teknologi Kesehatan

Revolusi teknologi di bidang kesehatan yang telah dicapai sampai saat ini
merupakan ciri yang bermakna dalam kehidupan modern. Walaupun demikian
kekuatan teknologi harus dimanfaatkan secara hati-hati dan penuh tanggungjawab,
untuk menjamin bahwa kita menerapkan secara efisien dan manusiawi. Penggunaan
teknologi kesehatan yang tepat melibatkan tidak hanya penguasaan ilmu
pengetahuan, peralatan teknik atau mesin dan konsep-konsep tetapi juga untuk
mengetahui masalah-masalah ekonomi, etika dan moral (Raymond, 1998)

Tahapan-tahapan pengembangan teknologi kesehatan

Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar


menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat
dibedakan dalam 4 tahapan: (1) inovasi; (2) pengembangan; (3) difusi atau
disiminasi; (4) evaluasi (Feeney, 1986).

1. Inovasi

Kata inovasi yang digunakan disini menunjukkan kepada kreasi baru alat
atau teknik atau kombinasi alat yang lama menjadi konfigurasi yang baru atau
untuk aplikasi yang baru (Eden, 1986). Inovasi memunculkan kebaruan (novelty)
dalam pengetahuan ilmu kedokteran, praktek kedokteran atau organisasi.
Kebanyakan inovasi adalah sebagai hasil dari banyaknya kemajuan-kemajuan
yang kecil yang secara individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek
yang kumulatif. Teknologi yang baru jarang berkembang dalam satu langkah saja.
Modikasi dan pengembangan teknologi merupakan proses yang berjalan
berkesinambungan.

Menurut McKinlay (1981) melukiskan tujuh tahap dalam inovasi medis


sebagai berikut : (1) laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi,
inovasi medis terhadap beberapa kasus tanpa kontrol; (2) pemakaian atau
pengambilan teknologi oleh profesional atau organisasional; (3) penerimaan
publik (pihak ketiga); (4) laporan observasional dan prosedur standar; (5) uji
kendali acak (randomize control trial); (6) pengaduan oleh profesional; (7)
teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi. Tahap yang paling
kritis ada pada tahap 5, uji kendali acak, disini dengan cermat dilakukan evaluasi
klinis tentang efektivitas inovasi.

Biasanya hasil-hasil uji klinis kendali acak kurang disukai untuk teknologi
inovasi daripada laporan kasus yang tanpa kontrol. Pada tahap 6, dimana ada
bukti-bukti yang negatif dalam penelitian uji klinik kendali acak dapat
menimbulkan pengaduan oleh profesional. Laporan bukti-bukti laporan kasus
yang positif tampaknya mencukupi untuk memperluan difusi dari suatu inovasi.
Sedangkan uji kendali acak yang mendukung praktek klinis kelihatannya lebih
banyak diterima persetujuannya dari pada hasil yang negatif.

Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling terkait


jarang mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis lurus.
Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana klinisi sebagai
penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling
mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan masalah dalam konteks yang
secara medis tepat. Proses inovasi teknologi pada umumnya diawali dengan suatu
proses pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar. Pengembangan
mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar menjadi maju, baik atau
sempurna.

Menurut Basari (2006), masih banyak universitas dan lembaga-lembaga di


Indonesia yang belum mempunyai kesadaran bahwa penelitian merupakan ’ruh’
dari pendidikan universitas Kemampuan riset pendidikan tinggi saat ini masih
rendah karena laboratorium miskin peralatan, para dosen penelitinya tidak cukup
waktu merenung (contemplating) mengenai bidang spesialisasinya. Dosen peneliti
meninggalkan tugas penelitiannya demi memenuhi kebutuhan dasar bagi
kehidupannya yang layak. Masih banyak masalah yang perlu diselesaikan namun
perlengkapan laboratorium dan kesejahteraan minimal dosen peneliti merupakan
masalah utama di Indonesia.

2. Proses pengembangan teknologi

Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :

(1) teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang sedang


diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium inkubator atau sedang
dalam uji coba laboratorium;

(2) teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental


berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan diagnosis,
demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru. Contoh teknologi
diagnostik baru : Multislices CT (Computerized Tomograph ) Scan lebih baik
bila dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi baru :
intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan (Artifisial Organ),
katup jantung prostetik.

(3) teknologi masa kini (current technology, establish technology) adalah


teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya : MRI (Magnetic Resonance
Imaging).

(4) teknologi masa depan (future technology) seperti : sistem mikroelektro


mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai pengembangan dari
kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu Informasi, Nano teknologi,
Rekayasa Genetik dan sebagainya.

3. Difusi teknologi

Difusi teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki dan


menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase ini
mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti uji
klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan keselamatan pasien. Pada awal
fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini menunjukkan kehati-hatian dari
sebagian pengguna walaupun boleh jadi juga menunjukkan masalah komunikasi
informasi tentang inovasi yang sudah dikembangkan.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa difusi ini
dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan kendalakendala yang dihadapi oleh
perorangan terhadap keputusan untuk penggunaan teknologi tersebut. Untuk
rumah sakit biasanya terkendala dengan keterbatasan anggaran atau kendala
dalam penggunaannya. Hasil-hasil dari uji klinik dan pengalaman di praktek
lapangan terpengaruh terhadap sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positip
difusi berjalan cepat dan akan berlanjut sampai ada teknologi baru yang
menggantikannya. Bila bukti-bukti klinis tidak jelas atau negatif mungkin akan
memperlambat difusi atau bahkan menolak teknologi tersebut.

4. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya :
a. Potensi untuk terapi.
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan kemampuan
teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu dipertanyakan adalah apakah
teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat dibandingkan dengan kerugian
terhadap pasien yang diagnosanya tepat, diobati dengan tepat dan taat pada
rekomendasi pengobatan tersebut.

b. Kemampuan untuk diagnosis dan skrining.


Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan area yang
tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya pengembangan
dalam CT Scan dan MRI. Biasanya teknologi untuk diagnosis dan skrining
dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk meningkatkan perbaikan hasil
akhir (outcome). Hal ini dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan sebagai
berikut :
1) Kemampuan teknologis dari alat diagnostik yang menunjukkan kinerja
spesifikasi yang dilakukan di lingkungan laboratorium,
2) Akurasi diagnostik. Teknologi memberikan informasi yang memungkinkan
personil kesehatan membuat lebih akurat penilaiannya dan berat ringannya
penyakit,
3) Pengaruh terhadap penyedia pelayanan. Teknologi memberikan personil
kesehatan lebih percaya terhadap diagnosis dan oleh karenanya mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan,
4) Efek terapi. Keputusan terapi yang dibuat oleh profesional kesehatan dapat
berubah sebagai hasil aplikasi teknologi,
5) Outcome pasien.akan menentukan aplikasi teknologi yang bermanfaat bagi
pasien.

c. Efektivitas di masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu dilibatkan
penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan yang dapat
diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di dalam masyarakat
atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan profesional kesehatan merupakan
salah satu komponen efektivitas penggunaan teknologi di masyarakat di sini
diperlukan informasi sejauh mana profesional kesehatan tersebut mematuhi
aplikasi teknologi yang diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan
teknologi manajemen (pencegahan, penyembuhan paliatif dan rehabilitasi).
Pendidikan kedokteran berkelanjutan sangat penting untuk menjamin bahwa
dokter dan profesional kesehatan terlibat secara benar dalam penerapan
teknologi baru.

d. Evaluasi kepatuhan pasien


Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan kesehatan
dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari jenis teknologi
yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat yang diperoleh
darinya.

e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)


Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang bermanfaat
diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat yang
memperoleh manfaat darinya. Cakupan melukiskan apakah pasien secara
individual memerlukan atau tidak teknologi tersebut.
6. Pengaruh Teknologi Kesehatan

Teknologi saat ini sudah banyak berkembang seiring dengan banyaknya


kebutuhan manusia. Teknologi dalam hal ini berfungsi untuk membantu memudahkan
setiap pekerjaan manusia sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Sehingga teknologi
sangat memberikan pengaruh kepada manusia yang menggunakan. Salah satunya
teknologi juga mempengaruhi manusia pada bidang kesehatan. Pengaruh ini dapat
berupa hal yang baik maupun yang buruk, hal itu tergantung dari pengguna teknologi.

Dikutip dalam makalah Idzam Dewandaru pada Makalah Teknologi di Bidang


Kesehatan perkembangan teknologi dapat dilihat dari banyaknya perubahan sistem
yang digunakan di rumah sakit dari zaman dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu
sistem yang digunakan dalam bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan pada
saat ini perubahan di dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya dengan teknologi
telah menciptakan berbagai macam teknik pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Kemajuan teknologi tersebut sangat bermanfaat dan membawa
dampak baik di bidang kesehatan.

Dalam penggunaan teknologi informasi di bidang kesehatan dapat memudahkan


pasien dengan tenaga kesehatan untuk saling berkomunikasi. Pengobatan jarak jauh,
memberi resep dokter atau bahkan hanya sekedar konsultasi juga dapat dilakukan
melalui teknologi informasi yang ada saat ini.

Secara umum teknologi di bidang kesehatan yang mengalami perubahan begitu


pesat yaitu dalam hal penggunaan rekam medis. Rekam medis dengan berbasis
komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien secara lengkap.

Teknologi sangat membantu bagi tenaga kesehatan yang menggalakan kegiatan


promotif dan preventif, karena setiap melalui teknologi semua masyarakat dapat
mengakses program maupun kegiatan dengan mudah dan tanpa membutuhkan biaya
yang mahal.

Pengaruh lain teknologi adalah ditemukannya alat pengganti organ tubuh


manusia. Bagi orang yang cacat atau kerusakan pada suatu organnya, teknologi dapat
membantu dengan menciptakan organ buatan yang telah disesuaikan dengan tubuh
penerima organ. Ditemukan juga keahlian dibidang oprasi plastik. Dimana untuk
mengubah atau membentuk wajah/bagian tubuh dibutuhkan alat yang canggih, jika
dilakukan dengan cara tradisional maka akan sangat sulit. Dalam mengembangkan
obat-obatan untuk berbagai penyakit juga diperlukan teknologi. Informasi yang
didapat pada teknologi dapat dijadikan bahan acuan.

Namun disamping itu teknologi memiliki pengaruh yang buruk bagi manusia
yaitu menghasilkan penyakit baru. Penyakit baru ini bisa saja muncul ketika tenaga
medis menggunakan teknologi yang berupa zat radioaktif, sehingga efeknya dapat
berakibat fatal. Contohnya saja kanker, kanker sulit untuk deteksi dan saat ini ada
teknologi untuk menghilangkan kanker yaitu dengan terapi menggunakan zat
radioaktif. Dari terapi yang rutin dilakukan pasti akan menimbulkan efek samping
atau penyakit baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Penggunaan teknologi juga dapat disalahgunakan dengan menyebarkan data atau


berita yang tidak akurat. Dalam dunia kesehatan dapat saja berita mengenai penyakit
yang sebenarnya tidak fatal namun disalahkan menjadi penyakit yang fatal, hal ini
menjerumuskan orang yang mengakses.

Untuk menggunakan teknologi juga diperlukan biaya yang mahal. Contohnya


untuk melakukan rontgen diperlukan biaya yang mahal. Teknologi juga dapat
menggantikan peran manusia, sehingga lapangan pekerjaan berkurang dan digantikan
dengan teknologi.

Walaupun teknologi sangat membantu dalam semua jenis bidang, teknologi juga
memiliki beberapa pengaruh negatif. Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan dalam
penggunaan teknologi.

7. Contoh Teknologi Kesehatan


(1) Resusitator untuk bayi (Stix G. 2009)
Resusisator untuk bayi telah dikembangkan oleh Christian Olson (38 tahun),
dari konsorsium Boston Teaching Hospitals dan Engineering Schools, dia seorang
spesialis anak dan penyakit dalam, mengembangkan teknologi yang murah dan
sederhana yang mampu mempertahankan bayi bertahan hidup di luar tempat
penampungan dan di desa-desa. Alat ini seharga USD 7. Program ini mulai setelah
bencana alam Tsunami di Asia Tenggara tahun 2004. Sejak saat itu kira-kira 500
bidan di Aceh telah dilatih untuk menggunakan alat tersebut dan berhasil baik. Di
samping itu juga Olson telah membuat prototip inkubator yang tujuannya untuk
mencari pemecahan masalah di negara yang miskin.
(2) Foto terapi
Foto terapi merupakan salah satu bentuk teknologi terapi untuk bayi dengan
hiperbilirubinemia dengan menggunakan lampu fluoresen biru atau putih. Bilirubin
mengabsorpsi sinar dengan rentang panjang gelombang 450 sampai 460 nanometer
(nm). Lampu biru dengan keluaran panjang gelombang sinar yang paling efektif
antara 425 sampai 475 nanometer. Ketahanan lampu ini dapat berfungsi sampai
kurang lebih 2000 jam ( Lawson,E.E., 1984).
Program pengembangan teknologi tepat guna, alat foto terapi sinar biru atau
blue- ray phototherapy device, yang dilakukan di Duke University, USA (Malkins,
2008). Alat ini menggunakan satu deretan blue LED (Light Emiting Diode) .
Lampu ini memancarkan cahaya biru dan dapat berfungsi 5 – 10 kali lebih lama
dari standar lampu fluoresen biasa. Jadi lampu ini dapat dinyalakan berkisar antara
10.000 – 20.000 jam. Sumber energi listrik dari lampu ini menggunakan baterei
sepeda motor yang diisi bila ada tenaga listrik. Bila listrik padam alat masih dapat
bekerja. Alat ini dibuat oleh fotogenesis medical incorporated dengan harga kurang
lebih USD 625.
(3) Alat pirau (shunt device) untuk terapi pasien hidrosefalus
Pirau adalah unsur atau alat untuk menyimpangkan aliran atau arus melalui
suatu sistem. Alat pirau ini digunakan untuk mengalirkan kelebihan cairan otak di
dalam rongga otak menuju ke rongga perut dimana di dalam rongga perut cairan
akan diserap kembali ke dalam sirkulasi darah. Alat pirau dengan pompa di
Amerika Serikat pertama kali dibuat oleh John Holter pada tahun 1956.
Untuk pertama kali di Indonesia alat pirau untuk terapi pasien hidrosefalus
dikembangkan antara tahun 1974 sampai tahun 1976 oleh Prof. Dr. dr. SK
Handoyo sebagai inventor dan Sudiharto sebagai asisten penelitian di Rumah Sakit
Umum Pusat DR. Ciptomangunkusumo Jakarta. Sistem pirau ini menggunakan
katup diafragma datar dari bahan karet silikon dengan kerangka dari baja anti karat
yang dibuat di Lembaga Intrumentasi Bandung. Dalam uji klinik pada pasien
hidrosefalus ternyata katup ini hanya berfungsi kurang dari satu tahun.
Manfaat dari penggunaan sistem pirau katup semiluner, (1) desain dan
produk dapat dibuat di dalam negeri.walaupun bahan bakunya masih diimport, (2)
desainnya dapat disesuaikan dengan umur pasien dan jenis penyakit penyebab
hidrosefalus, (3) komplikasi yang timbul akibat pemasangan sistem pirau ini lebih
rendah dari sistem katup yang menggunakan katup celah longitudinal, (4)
ketahanan sistem pirau yang saat ini pernah dipasang dapat mencapai lebih dari 20
tahun tanpa revisi, (5) harga satuan dari sistem pirau katup semiluner ini masih
dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
(4) Radiografi digital
Tim riset dari Grup Riset Fisika Citra jurusan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada telah menemukan
alat radiografi digital, tim riset ini terdiri dari empat Dosen MIPA (Gde Bayu
Suparta dan kawan-kawan) 2009, temuan ini sudah mendapatkan hak paten dari
Direktur Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HKI) Departemen Hukum dan
HAM RI pada tanggal 19 Oktober 2009.
Inti dari penemuan ini adalah :
1. Menemukan perangkat kendali sistem radiografi digital, alat ini yang mengubah
teknologi analog menjadi digital ini satu-satunya di Indonesia,
2. Penghematan daya listrik yang digunakan, sekali pengambilan gambar dihasilkan
20 citra sehingga dosis penggunaan X-ray sangat rendah,
3. Dapat dirakit di dalam negeri dengan kandungan lokal 70%, biaya operasi dan
biaya sistem murah,
4. Harganya terjangkau bagi Rumah Sakit atau Puskesmas serta biaya pemeriksaan
murah bagi pasien.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Teknologi berasal dari Bahasa Perancis yaitu “La Teknique” yang dapat
diartikan dengan “semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mewujudkan sesuatu secara rasional”. Pengertian teknologi dapat disimpulkan
menjadi penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan-tujuan praktis, cabang ilmu
pengetahuan mengenai penerapannya dan kumpulan semua cara dari suatu
kelompok social dalam memenuhi obyek-obyek material dari
kebudayaannya(Bahtiar, 1996).
Sedangkan teknologi kesehatan menurut Feeny (1986) didefinisikan sebagai
seperangkat teknik-teknik, obat-obatan, prosedur yang digunakan oleh professional
kesehatan dalam memberikan pelayanan medis kepada perorangan dan pelayanan
kesehatan di masyarakat.
Dasar teknologi kesehatan diatur dalam UU No. 36 tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Dalam undang-undang ini teknologi dalam kesehatan dijelaskan pada
pasal 1 dan diatur dalam pasal 42.
Menurut Rogowski (2007) teknologi kesehatan dibagi dalam 5 kelompok
yaitu obat-obatan; alat-alat (device), prosedur bedah dan medis atau kombinasinya
yang sering kali sangat komplek; dan sistem penunjang atau support system.
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar
menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat
dibedakan dalam 4 tahapan, yaitu inovasi, pengembangan, difusi atau disiminasi,
evaluasi (Feeney, 1986).
Pengaruh teknologi dalam dunia kesehatan sangat membawa pengaruh yang
besar. Sehingga dapat menemukan temuan-temuan terbaru mengenai penanganan
penyakit dan mendiagnosis sebuah penyakit. namun tidak selamanya teknologi
berpengaruh positif dalam dunia kesehatan. Teknologi dapat membawa pengaruh
negatif jika tidak digunakan dengan sebaik-baiknya.
Contoh teknologi di dunia kesehatan adalah resusitator untuk bayi (Stix G.
2009), foto terapi, alat pirau (shunt device) untuk terapi pasien hidrosefalus,
radiografi digital, dan masih banyak lagi.

2. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat. Besar harapan kami, makalah ini
dapat bermanfaat bagi kalangan banyak. Dengan adanya keterbatasan pengetahuan
dan referensi, kami dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca.
Sehingga kami memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan sangat
berharap saran dan kritik yang disampaikan dapat membangun dalam pembuatan
makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Nanik Hundayani; Riska Novi Asafitri; Setyo Budi Nugroho; Yusi Lindiya Wati. Bio Etika
Dalam Riset Kesehatan. Makalah. Dalam: Mememenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi
Kesehatan; 2016

Asfah Hamzah, dkk. 2016. Penerapan Tekonologi di Bidang Kesehatan Masyarakat. Malah.
Dalam: Tugas MK Wawasan IPTEK S-05.2016-2017 ; selasa, 21 November

UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

Dewandaru, Idzham. 2016. “Makalah Teknologi di Bidang Kesehatan”: Jawa Barat.


Univeristas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai