Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN TENTANG

“PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS TEKNOLOGI SERTA RISET


DAN TEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN”
Dosen pengampu : Ns. Priyanto.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.,KMB

Disusun Oleh :
1. Dini unita Sari (010117A019)
2. Emma Fiana (010117A025)
3. Luthfi Oktafiani (010117A052)
4. Mela Anggraeni (010117A056)
5. Siska Nuraini (010117A099)
6. Sismianita Astuti (010117A100)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ungaran, 8 Mei 2018

Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan
akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya.
Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan begitu
pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah
merambah keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi Informasi itu sendiri
adalah Studi atau penggunaan peralatan elektronika, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja melalui berbagai media (seperti internet), termasuk kata-
kata, bilangan dan gambar.

Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti
kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat,
sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi Informasi baik
dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan
dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah
mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa
teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia

Dalam bidang kedokteran sendiri kemajuan Teknologi Informasi sangat menunjang


ilmu kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai hasilnya, tidak kurang dari
750.000 jurnal dengan berbagai bahasa terbit setiap tahunnya yang bisa di searcing melalui
jaringan internet. Akan tetapi tidak semua penelitian dapat diterapkan kepada pasien,
sehingga dokter hendaknya memiliki pemahaman mengenai metodologi penelitian.

Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat
tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru,
Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi,

Dengan berkembangnya teknologi ,banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh


teknologi .banyak peralatan canggih yang diciptakan oleh tangan lincah manusia yang sangat
berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat di dunia.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari judul dan latar belakang diatas, maka timbul Perumusan Masalah
sebagai berikut :

 Apa itu teknologi ?


 Apa itu Pelayanan kesehatan berbasis teknologi?
 Apa itu Riset dan teknologi dalam bidang kesehatan?
 Apa cara pengaplikasikan teknologi di bidang kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

 Untuk mengetahui apa itu teknologi


 Untuk mengetahui apa saja Pelayanan kesehatan berbasis teknologi
 Untuk mengetahui apa itu Riset dan teknologi dalam bidang kesehatan
 Untuk mengetahui aplikasi teknologi di bidang kesehatan
 Menambah wawasan bagi penyusun maupun pembaca tentang Pelayanan
kesehatan berbasis teknologi, Riset dan teknologi dalam bidang kesehatan
 Dan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan


bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia
diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan apitelah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru,
termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam
skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai;
pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah,
dari pentungan sampai senjata nuklir.

Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak
kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi
global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses
teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar,
dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan merusak Bumi dan lingkungannya.
Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilaisuatu masyarakat, dan
teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh,
meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang
pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-
norma tradisional. bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan, dan mengucilkan manusia;
penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang
proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat, dan
kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan
teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru
mengisyaratkan bahwa primatalainnya, dan komunitas lumba-lumba tertentu telah
mengembangkan alat-alat sederhana, dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka
kepada keturunan mereka.

2.2 PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS TEKNOLOGI


Pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
komputer,atau yang biasa disebut sebagai e-Health.
Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baruyang
merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha berkaitan
dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan
melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya. Dalam pengertian lebih
luas, e-Health dapat di artikan sebagai tidak hanya pengembangan Teknologi
pelayanan kesehatan ,namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku,
komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Perkembangan e-Health di layanan primer
Pertanyaan kuncinya adalah, sejauhmanakah tingkat pemanfaatan TIK di sektor
kesehatan di Indonesia? Data lama yang berasal dari Riset Fasilitas Kesehatan
(Rifaskes tahun 2011) menunjukkan bahwa infrastruktur TIK di fasilitas pelayanan
kesehatan primer belum cukup memadai. Sebanyak 87,4% Puskesmas sudah
tersambung listrik 24 jam dan sebanyak 78,4% sudah memiliki perangkat komputer.
Namun, baru 17,1% yang telah dilengkapi internet dan 15% yang memiliki sistem
informasi Puskesmas (SIMPUS) dengan local area network (LAN).

Kondisi tersebut nampaknya sudah jauh berubah saat ini. Semenjak diterapkannya
kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014, seluruh fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) diwajibkan menggunakan PCare. Ini merupakan aplikasi
berbasis cloud yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan untuk mencatat transaksi
yang dilakukan oleh peserta BPJS Kesehatan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
yang bermitra dengan BPJS Kesehatan.

Tantangan non teknis


Tantangan berikutnya dari implementasi TIK terletak pada dampaknya bagi SDM.
Kemajuan TIK berpotensi mengurangi kebutuhan jumlah SDM. Di sisi yang lain
kemajuan teknologi juga mampu mengatasi kelangkaan dan keterbatasan pengetahuan
SDM. Sistem pembelajaran jarak jauh dapat diterapkan dengan mengunakan
teknologi komunikasi berbasis internet.
Berkembangnya TIK dalam sistem kesehatan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi
memberikan kemanfaatan yang sangat signifikan, di sisi lain juga akan menimbulkan
persoalan baru, beralihnya peran SDM dengan adanya TIK?
Kemajuan TIK sudah semestinya diimbangi dengan kemajuan dan pembenahan
berbagai sektor, termasuk pembenahan infrastruktrur di fasilitas layanan kesehatan
primer. Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
menyebutkan bahwa setiap penyelenggara fasilitas kesehatan harus menyediakan
infrastruktur sisiem informasi kesehatan. Kebijakan JKN juga membuka peluang
terhadap pemanfaatan sumber dana alternatif untuk mengembangkan Sistem
Informasi Kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan primer, misalnya dengan
menggunakan dana kapitasi.
Ekspektasi yang tinggi terhadap pemanfaatan teknologi informasi kesehatan untuk
meningkatkan layanan kesehatan primer perlu disertai dengan regulasi yang
mendukung, perencanaan yang baik serta pimpinan yang dapat menjembatani
kebutuhan implementasi sistem informasi dengan sumber dana yang tersedia. (ss)
Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan
komputer dalam bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para
penggunanya, tetapi juga oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit,
puskesmas, klinik, dan lain sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung dapat
menolong jiwa manusia. Komputer dapat digunakan mulai dari penyimpanan dan
pengolahan data administrasi suatu rumah sakit atau klinik, hingga melakukan riset
bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta
menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.
Berikut ini beberapa aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen
kesehatan:
1. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan
komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis
komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga
saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam
medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data
model bagi rumah sakit lainnya.
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara
prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis,
demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam
medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang
berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG,
radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi
klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan
fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert,
reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat
mematuhi protokol klinik.
2. Teknologi penyimpan data portable
Salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan
pendekatan rujukan (referral system) adalah continuity of care. Dalam konsep ini,
pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi
dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya adalah adanya komunikasi
data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan
menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas
yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan
di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter
maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data
demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat. Teknologi
penyimpan portabel lainnya adalah model web based electronic health record yang
memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet.
Data tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah
diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi
telemedicine yang tidak berjalan secara real time.
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode
batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai
penanda unik merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah
supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug
Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk
menggunakan barcode sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan
bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat
proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai
penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio
frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui
radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan
barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat
tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai
dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database
komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
3. Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis
sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon
Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network
(LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari
satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa
kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna
tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel.
Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database
pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.
4. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin
lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di
bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan
berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan
klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang
dapta digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai
dengan jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses
terhadap database pasien di rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu
contoh penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien
yang dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter
dapat memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan
feedback kepada rumah sakit.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Melalui IT:
1. Telemedicine
Telemedicine adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh (Telemedicine
is health care carried out at a distance)
Telemidicine adalah transfer data medik elektronik dari satu lokasi ke lokasi
lainnya (telemedicine is the transfer of electrical medical data from one location to
another)
Telemedicine adalah praktik kesehatan dengan memakai komunikasi audio, visual dan
data. termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data
medis dan diskusi ilmiah jarak jauh.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa cakupan
telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis,
pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio,
video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video
interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan dokter, pasien dan
pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah diaplikasikan
ketika terjadi diskusi antara dua dokter membicarakan masalah pasien lewat telepon.
Tujuan dari telemedika adalah guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
peningkatan pelayanan dan pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, dalam
sistem telemedika selalu dilakukan pemrosesan informasi kedokteran, pengiriman dan
penerimaan informasi kedokteran, yang hasilnya harus dapat menunjang pelaksanaan
prosedur kedokteran. Dibawah koordinasi Departemen Kesehatan berbagai usaha oleh
banyak instansi/lembaga atau kelompok untuk menurunkan angka kematian Ibu, bayi
dan balita.
Telemedicine sendiri memiliki banyak layanan. Antara lain :
1. Telekonsultasi : konsultasi jarak jauh antara pasien dengan praktisi kesehatan
mengenai perawatan atau sakit yang dialami pasian.
2. Teleedukasi : merupakan layanan kesehatan yang bersisi mengenai informasi
pendidikan yang menunjang untuk kesehatan pasien. Misal edukasi mengenai
informasi obat-obatan berbahaya.
3. Telekardiologi : merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh untuk penderita sakit
jantung.
4. Teleradiologi
5. Telepatologi
6. Teleradiologi dan lain-lain.
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu
sama lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien
adalah:
a. Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
b. Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari
dokter-dokter pribadi.
c. Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat
dapat memberikan dukungan langsung.
d. Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
e. Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien
yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
2. Telenursing
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang
medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.
Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
a) Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang gawat darurat, rumah
sakit dan nursing home)
b) Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
c) Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
d) Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
e) Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan
dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning.

2.3 RISET DAN TEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN


Dalam menyikapi begitu pesatnya perkembangan teknologi di bidang keseahatan
seorang perawat juga dituntut untuk ikut serta berperan aktif dalam penggunaan serta
kemajuan teknologi di bidang kesehatan. Dengan adanya penemuan serta alat-alat
pengobatan dengan tingkat kecanggihan yang tinggi, seorang perawat harus mengetahui
dan menguasai bagaimana cara menggunakan alat-alat tersebut. Selain itu, dalam
kinerja yang baik dari seorang perawat juga merupakan hal penting karena hal tersebut
akan berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien. peran
yang dapat dilakukan oleh perawat terkait kemajuan dalam bidang kesehatan yaitu
sebagai care giver, change agent, dan kolaborator. Sebagai care giver seorang perawat
harus menggunakan metode pemecahan masalah dalam memfasilitasi pasien dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Perawat disini berperan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien hingga mencapai kesembuhan. Dalam hal ini juga
terkait dengan penggunaan teknologi, seorang perawat harus mampu mengaplikasikan
serta berperan aktif dalam kecanggihan teknologi yang digunakan. Sebagai change
agent seorang perawat berperan dalam pembaharu yang dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerjasama, serta perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pelayanan kesehatan. terkait dengan begitu pesatnya teknologi,
seorang perawat harus mampu mengaplikasikan dan menguasai penggunaan teknologi
sesuai dengan perkembangan saat ini. perawat harus mengadakan inovasi dalam cara
berfikir, bersikap dan bertingkah laku. Selain itu, perawat juga berperan sebagai
kolaborator yaitu bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga pasien dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan pasien seperti bekerja
melalui tim kesehatan lain yang terdiri dari dokter, ahli gizi, farmasi, dan lain-lain.
a. Penemuan Teknologi Kesehatan Terbaru
1. MelaFind: Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang Elektromagnetik
Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi lalat yang
tidak berbahaya dengan kanker kulit (melanoma), sejenis kanker mematikan
yang menyerang kulit dan memiliki bentuk mirip tahi lalat. Pemeriksaan
melanoma ini umumnya menggunakan sampel jaringan atau lebih sering
disebut biopsi. Namun, terkadang prosedur tersebut dianggap tidak efektif
karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai sebagai kanker ternyata tidaklah
berbahaya. Peralatan ini memanfaatkan teknologi fotografi dengan berbagai
jenis panjang gelombang elektromagnet. Kemudian data yang didapat
dicocokkan dengan database melanoma yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Berikut penampakan ilustrasi perangkat mutakhir kesehatan tersebut
2. Aspirin Elektrik
Sakit kepala dan migrain umumnya dapat diredakan dengan aspirin. Kini
ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat kesehatan canggih yang
mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit kepala. Alat tersebut
berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat diimplankan pada kranial
(tengkorak), khususnya pada bagian rahang yang bergusi. Alat tersebut akan
memancarkan impuls listrik yang akan memblokir sinyal sakit kepala yang
dipancarkan oleh bagian sistem syaraf yang disebut sphenopalatine ganglion
(SPG) tersebut.

3. Plester Anti Diabetes


Pengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada penderita diabetes melitus
atau kencing manis umumnya dilakukan dengan menggunakan test
darah secara berkala. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu kenyamanan
dan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terinfeksi berbagai jenis
mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo Therapeutic, sebuah perusahaan
penyedia alat-alat kesehatan berhasil mengembangkan plaster anti diabetes.
Plester tersebut dapat ditempelkan pada kulit dan biosensornya akan
mendeteksi perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula
darah. Informasi yang didapat dikirimkan secara nirkabel menuju monitor
khusus. Mudah, bukan? Dengan plaster anti diabetes ini, Anda tidak perlu
berdarah-darah lagi untuk menentukan kglukosa dalam darah.
Riset penelitian

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEHEALTH PADA PERAWAT DI LAYANAN


HOMECARE

Hasil penelitian Konsep dan Teori Telehealth Indonesia dengan geografis dan mayoritas
terdiri dari kepulauan menjadi tantangan tersendiri bagi perawat. Aplikasi telehealth telah
dikembangkan sejak lama sebagai solusi dalam mengatasi akses pelayanan kesehatan.
Cakupan layanan yang dikembangkan aplikasi telehealth memiliki ruang lingkup yang lebih
luas dan berfokus pada upaya kesehatan masyarakat dan pendidikan kesehatan (Soemitro,
2016; Olson & Thomas, 2017). Hal ini diprediksikan bahwa telehealth dapat diaplikasikan
dalam upaya preventif dan rehabilitatif, seperti pelayanan homecare.

Telehealth dibagi menjadi dua metode, yaitu secara langsung/real time dan secara tidak
langsung atau store & forward (Farrar, 2015). Konsep layanan telehealth secara langsung
menggunakan videoconferencing yang disampaikan pasien pada perawat dalam
menyampaikan masalahnya. Penerapan telehealth pada layanan homecare adalah salah satu
bentuk aplikasi metode telehealth secara langsung. Pasien secara langsung berinteraksi pada
perawat mengenai masalahnya, kemudian mendapatkan umpan balik secara langsung dari
perawat (Farrar, 2015).

Berbeda hal-nya dengan metode aplikasi telehealth secara tidak langsung. Pasien dan perawat
berinteraksi dengan menggunakan e-mail sebagai penghubung interaksi antara keduanya
(Farrar, 2015). Pasien berkonsultasi mengenai masalah atau hasil laboratoriumnya pada
perawat. Kelemahan dari metode ini adalah lambatnya respon yang diberikan perawat.

Telehealth pada layanan homecare merupakan bagian dari konsep keperawatan berkelanjutan
(continuum of care). Pelayanan dapat berfokus pada upaya rehabilitasi dan
pemulihan/recovery (Farrar, 2015). Pada umumnya, tahap pelaksanaan telehealth tidak ada
perbedaan antara model rehabilitasi dan pemulihan/recovery. Tahap awal, perawat
melakukan pengkajian pada pasien yang disesuaikan kriteria penerima layanan homecare
(Taylor, dkk, 2015). Setelah itu, pasien diberikan pilihan intervensi yang diberikan sesuai
dengan hasil yang diharapkan (Taylor, dkk, 2015). Tahap kedua, perawat memberikan
intervensi dan selanjutnya melakukan pengawasan atau monitoring terhadap perkembangan
pasien (Taylor, dkk, 2015). Hal yang 56 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni
2017 perlu diperhatikan dalam layanan homecare dengan telehealth, pasien harus kooperatif
dan berkomitmen untuk melakukan intervensi secara mandiri di rumah (Taylor, dkk, 2015).

Legal Etik Pelaksanaan Telehealth International Code of Ethics menyusun prinsip-prinsip


dalam pelayanan kesehatan berbasis teknologi, meliputi;

1. Berterus terang,
2. Jujur,
3. Mempertahankan kualitas,
4. Adanya inform consent,
5. Menjaga privasi,
6. Profesionalisme,
7. Bertanggung jawab,
8. Dan akuntabilitas (Farrar, 2015).
Meskipun pelayanan kesehatan yang diberikan secara virtual, namun pentingnya informed
consent sebagai bukti legal pasien dalam menerima intervensi yang diberikan (Sri & Sahar,
2012). Penyusunan kode etik layanan kesehatan berbasis teknologi ini sesuai dengan prinsip
aspek legal hukum untuk melindungi perawat dan pasien. The National Council of State
Boards of Nursing (NCSBN) menyusun cakupan layanan kesehatan dalam penggunaan
telehealth, seperti layanan homecare.. Perawat yang lulus uji kompetensi dengan dibuktikan
memiliki sertifikasi/license dilegalkan untuk memberikan layanan homecare dengan
telehealth (Farrar, 2015). NCBSN mendukung penggunaan video dan teknologi oleh perawat
sebagai deteksi awal tanda/gejala dari masalah komplikasi yang dimiliki oleh pasien
(NCSBN, 2014).

TELEMEDIK: SARANA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN


TEKNOLOGI INFORMASI
Hasil penelitian

Aplikasi teknologi di bidang kesehatan


Aplikasi teknologi yang pertama di bidang kesehatan adalah rekap data pasien di klinik,
puskesmas, atau rumah sakit. Kini tempat-tempat kesehatan tersebut sudah mulai mengurangi
penyimpanan database pasien dengan kertas-kertas dan tumpukan buku-buku tebal. Kini
menggunakan komputer atau alat lainnya yang dapat menyimpan data pasien yang masuk
maupun keluar secara otomatis. Para pekerja bagian administrasi tidak lagi kesulitan untuk
mencari nama seorang pasien yang harus diurutkan manual secara alfabetis. Hanya dengan
mengetik dan sekali “klik”, database yang telah di-input-kan sebelumnya akan muncul
dengan mudahnya. Lebih jauh lagi, pencetakan data-data pasien tersebut, maupun surat-surat
keterangan lainnya pun menjadi lebih mudah dengan bantuan teknologi.

Aplikasi yang kedua ada pada sistem berbasis kartu cerdas (smart card) yang
digunakan untuk mengetahui riwayat penyakit pasien. Dengan ini, para dokter, perawat, dan
ahli medis lainnya dapat dengan mudah mengetahui penyakit apa saja yang pernah atau
sedang diderita oleh pasien. Sayangnya, smart card ini belum banyak digunakan di
Indonesia.
Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan survei epidemiologi
penyakit atau pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari akan menjadi lebih mudah,
sehingga kejadian yang tidak diinginkan , misalnya penyebaran penyakit yang melampaui
batas kewajaran dapat secara cepat diantisipasi. Dengan teknologi, kita bisa mengetahui
penyakit apa saja yang banyak diidap oleh masyarakat di daerah tertentu, juga dapat
membandingkannya dengan kondisi di daerah lain. Misalnya, peningkatan gizi buruk,
peningkatan kejadian malaria, diare, dan demam berdarah pada suatu daerah dapat terdeteksi
lebih dini melalui perangkat teknologi yang telah didesain sedemikian rupa sebelumnya. Oleh
karena itu, penanganan penyakit pun dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, baru-baru ini robot mulai digunakan untuk membantu proses operasi
pembedahan. Ada pula penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk
menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien. Kedua hal ini jelas sangat membantu dokter
dalam melakukan pendeteksian penyakit sampai pembedahan tubuh pasien. Dokter juga tidak
perlu terlebih dahulu “membongkar” tubuh pasien jika hanya ingin mendeteksi penyebab atau
letak penyakit (tumor) tersebut. Cukup dengan menggunakan peralatan hasil teknologi,
kondisi dalam tubuh pasien pun akan dapat terlihat pada layar komputer.
Lalu, USG (ultrasonografi) juga merupakan aplikasi teknologi bidang kesehatan.
USG—yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita—ini adalah sebuah teknik
diagnostic menggunakan suara ultra yang digunakan memeriksa atau melihat organ-organ
dalam. Dalam kasus kehamilan, USG digunakan oleh dokter spesialis kandungan untuk
memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan, sementara dalam dunia
kedokteran secara luas, USG digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa pada
bagian tubuh yang terdiri dari cairan.

Alat USG
Selain USG, aplikasi lain, yaitu rontgen juga biasa digunakan untuk memeriksa
bagian-bagian yang perlu didiagnosa penyakitnya, misalnya pada bagian kepala, sinus,
tulang, paru-paru, juga gigi. Terus bedanya rontgen sama USG apa? Bedanya, USG
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz dan umumnya digunakan untuk
meliat kondisi janin pada rahim seorang ibu hamil. Sementara rontgen menggunakan sinar X
dan digunakan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada organ-organ tubuh bagian
dalam, baik anak maupun dewasa.
Alat rontgen dan Contoh hasil rontgen

Dan yang terakhir adalah telemedika (telemedicine), berfungsi sebagai media


penyampaian pelayanan kesehatan melalui jarak jauh. Telemedicine ini mulai banyak
digunakan di berbagai negara karena kemudahannya dalam menyampaikan informasi
kesehatan dari para ahli kesehatan pada pasien. Dokter tidak lagi harus bertemu pasien untuk
berkomunikasi dan mendiagnosa suatu penyakit. Pasien juga tidak harus datang ke klinik atau
rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokternya. Komunikasi dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan lebih luas antara sesama dokter, sesama pasien, maupun dokter dengan pasien
dimanapun mereka berada.
Dengan ini, jadi semakin terlihat kan bahwa teknologi berpengaruh besaaaaar sekali terhadap
kehidupan kita.
BAB III

KESIMPILAN

3.1 Kesimpulan

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam


memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak pengaruh
pada bidang kesehatan.

Pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) komputer,atau


yang biasa disebut sebagai e-Health. Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat di artikan
sebagai tidak hanya pengembangan Teknologi pelayanan kesehatan ,namun juga mencakup
pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Riset dan teknologi dalam bidang kesehatan, dengan adanya penemuan serta alat-alat
pengobatan dengan tingkat kecanggihan yang tinggi, seorang perawat harus mengetahui dan
menguasai bagaimana cara menggunakan alat-alat tersebut. Selain itu, dalam kinerja yang
baik dari seorang perawat juga merupakan hal penting karena hal tersebut akan berpengaruh
pada pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien
DAFTAR PUSTAKA

http://healthcareitnews.informatikakesehatan.net/tantangan-penggunaan-tehnologi-informasi-
dalam-perbaikan-sistem-informasi-kesehatan/

https://idzamdewandaru.wordpress.com/2016/11/14/makalah-teknologi-di-bidang-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai