Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI
Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam Bidang Kesehatan

Dosen Pemgampu : Silviany M.Kom

Dibuat sebagai tugas kelas 73.1B.07

Disusun oleh :

Akbar Fitrianto NIM : 73210001

Ferry Ekanugraha NIM : 73210060

Nadila Fina Ristiyana NIM : 73210064

Taufiqi Rohman NIM : 73210028

Zidan Affandra Krisly NIM : 73210045

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat Allah SWT.
tuhan yang Maha Esa. karena telah memberikan kami kesehatan selama
membuat karya ilmiah ini yang berjudul “Peran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam Bidang Kesehatan”

Karya ilmiah ini kami tulis se-maksimal mungkin dan mendapatkan


bantuan dari berbagai belah pihak sehingga dapat mempercepat pembuatan
karya ilmiah ini. Untuk itu penulis berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan buku ini.

Dan harapannya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami
dalam membuat karya ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................ iii

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................... 3

BAB II

ISI

A. Landasan Teori ......................................................................... 4


B. Pembahasan.............................................................................. 5

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................ 15

Daftar Pustaka ................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi
karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin
hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi
karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan
setiap masalah yang dihadapinya
Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang
dengan begitu pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi
informasi yang telah merambah ke berbagai bidang kehidupan manusia.
Defenisi teknologi informasi itu sendiri adalah Studi atau penggunaan
peralatan elektronika, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan
informasi apa saja melalui berbagai media (seperti internet, termasuk kata-
kata, bilangan dan gambar).
Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang
kesehatan seperti kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat
berkembang dengan begitu pesat,sehingga banyak temuan#temuan yang
didapatkan dengan bantuan teknologi informasi baik dalam bidang
pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian
pengembangandari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis
teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama
disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.

Dalam bidang kedokteran sendiri, kemajuan teknologi informasi sangat


menunjang ilmu kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai
hasilnya, tidak kurang dari jurnal dengan berbagai bahasa terbit setiap
tahunnya yang bisa di searching melalui jaringan internet. Akan tetapi tidak
semua penelitian dapat diterapkan kepada pasien, sehingga dokter hendaknya
memiliki pemahaman mengenai metodologi penelitian. Di dunia medis,
1
dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000
artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan
cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru, Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan
dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi.
Dengan berkembangnya teknologi, banyak manfaat yang dapat diperoleh
oleh teknologi. Banyak peralatan canggih yang diciptakan oleh tangan lincah
manusia yang sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat di dunia.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi?


2. Bagaimanakah sejarah perkembangan teknologi kesehatan?
3. Apakah pengertian teknologi informasi kesehatan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Agar mengetahui pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Agar mengetahui sejarah dari teknologi kesehatan.
3. Agar mengetahui pengertian teknologi informasi kesehatan.

3
BAB II

ISI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bahasa Inggris disebut
Information and Communication Technology (ICT). Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah
dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
2. Pengertian Teknologi Kesehatan
Pengertian teknologi kesehatan dipandang dari perspektif peralatan secara
praktis melibatkan semua jenis teknologi : akustik, mekanik, elektrik dan
elektronik; kimiawi, fisikokimiawi, elektromagnit dan optic. teknologi
kesehatan melibatkan hampir semua bidang ilmu pengetahuan sebagai
pendorong munculnya teknologi kesehatan dari yang sederhana (thermometer,
stetoskop) sampai yang sangat kompleks (CT Scan, MRI).
3. Pengertian Teknologi Informasi Kesehatan
Teknologi Informasi Kesehatan/ Health Information Technology (HIT)
didefinisikan sebagai penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik
hardware dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan,
pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan
untuk komunikasi dan pengambilan keputusan (Brailer, 2004).
Menurut Chaudhry, 2006 dalam Liu (2009), sistem HIT mencakup catatan
kesehatan elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE),
sistem pendukung keputusan klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep
elektronik, informatika kesehatan konsumen / mendukung keputusan pasien,
komputasi mobile, telemedicine, komunikasi administrasi kesehatan elektronik,

4
pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan. Sedangkan menurut
Hamilton, 2006 dalam Liu (2009) mengidentifikasi delapan jenis aplikasi HIT
untuk digunakan dalam post perawatan akut: (a) dokumentasi yang mendukung,
(b) manajemen sensus, (c) titik perawatan, (d) komputerisasi entry order dokter,
(e) catatan kesehatan elektronik, (f) telehealth atau telemedicine, (g) penilaian
dan perencanaan perawatan, dan (h) resep elektronik. Kemunculan super
komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan
perkembangan neuroteknologi.

B. Pembahasan
1. Sejarah Perkembangan TIK dalam bidang Kesehatan
1.1 Tahun 25.000 SM
Pencatatan, perekaman, atau pendokumentasian pemberian layanan
kesehatan beserta hasil-hasilnya telah dilakukan sejak sekitar 25.000 SM. Hal
ini tampak dari berbagai bentuk "catatan" yang dibuat oleh berbagai peradaban
di berbagai negara dalam berbagai media sesuai dengan perkembangan zaman
peradaban terkait. Berbagai bentuk praktik pendokumentasian layanan
kesehatan ini menujukkan bahwa perkembangan praktik rekam medis berjalan
seiring dengan perkembangan praktik kedokteran.
Temuan bentuk-bentuk dokumentasi tersebut menggambarkan adanya
kesamaan atau kemiripan praktik kedokteran pada masa tersebut di berbagai
belahan benua, misalnya, banyak suku kuno di masa lampau yang melakukan
praktik trephinasi (brain surgery). Praktik kedokteran primitive ini dilakukan
dengan melubangi kening pasien sakit jiwa dengan peralatan 'bedah' sehingga
roh jahat bias keluar dari badan yang sakit. Tidak diketahui berapa jumlah
kesembuhan pasien dengan cara demikian. Namun garis sayatan pada tengkorak
yang diteliti menunjukkan adanya tanda penyembuhan. Berarti, setelah
dilakukan tindakan itu pasien masih mampu bertahan hidup antara mingguan
hingga bulanan. Hal ini terungkap dari bentuk dokumentasi mereka terhadap
praktik 'kedokteran' yang mereka lakukan terhadap pasien mereka.

5
1.2 Tahun 5.000-2.500 Sm
Para tabib Mesir kuno juga melakukan pendokumentasian praktik
kesehatannya bersamaan dengan lahir dan majunya ilmu kedokteran. Saah satu
tabib Mesir kuno yang amat tersohor bernama Thoth dan diagungkan sebagai
dewa, serta Imhotep (3.000-2.500 SM) yang dikenal sebagai Bapak Pengobatan
(patron of medicine). Kedua tabib Mesir Kuno itu banyak menulis buku tentang
kesehatan dalam bentuk gulungan papyrus, semacam kertas berserat yang
berasal dari tumbuhan di tepi sungai Nil, dengan tulisan berbentuk symbol
gambar yang dinamakan hieroghyph.
Papyrus ini juga berfungsi sebagai saran komunikasi dan sumber edukasi
kedokteran/kesehatan yang amat berharga. Selain itu, terdapat papyrus Kahun
yang isinya mengenai kebidanan (1835 SM) yang ditemukan Flinders Petris
tahun 1889 Masehi di Fayum, Lahun (Mesir).
Hippocrates (4605 M) seperti tampak dibawah ini, adalah seorang tabib
tersohor dari Yunina dan dikenal sebagai Bapak Kedokteran, telah
kedokterannya dengan mencatat pengamatannya terhadap kondisi pasien.
Hippocrates secara sistematis telah mencatat tahapan riwayat sakit para
mendokumentasikan praktik secara teliti hasil pasiennya. Dia juga menata,
mengumpulkan dengan rapi, mengelompokkan jenis penyakit dengan
sederhana serta menganalisis kondisi pasien dengan kecermatan yang tinggi.
Semua hal ini merupakan tahapan teknologi dasar dari praktik
pendokumentasian dalam rekam medis dan manajemen informasi kesehatan
masta kini.
1.3 Tahun 1.500 SM
Ibnu Sina, tabib modern Asia Timur pada masa kejayaan Islam, menulis
banyak buku tentang ilmu kesehatan dari hasil pendokumentasian layanan
terhadap pasien-pasiennya. Pada era kekuasaan Islam, ibu kota pemerintahan
selalu berubah dari dinasti ke dinasti. Di setiap ibu kota pemerintahan, pastilah
berdiri rumah sakit besar. Selain bekerja sebagai tempat merawat orang-orang
yang sakit (RS), rumah sakit juga menjadi tempat bagi para dokter Muslim
untuk mengembangkan ilmu medisnya.

6
RS terkemuka pertama yang dibangun umat Islam berada di Damaskus pada
masa pemerintahan Khalifah Al- Walid dari Dinasti Umayyah pada 706 M.
namun, rumah sakit terpenting yang berada di pusat kekuasaan Dinasti
Ummayah itu bernama Al-Nuri. Rumah sakit itu berdiri pada 1156 M, setelah
era kepemimpinan Khalifah Nur Al-Din Zinki pada 1156 M.
Pada masa itu, RS Al-Nuri sudah menerapkan rekam medis (medical
record). Inilah RS pertama dalam sejarah yang menggunakan rekam medis.
Sekolah Kedokteran Al-Nuri juga telah meluluskan sederet dokter terkemuka,
salah satunya adalah Ibn Al-Nafis - ilmuwan yang menemukan sirkulasi paru-
paru. RS ini melayani masyarakat selama tujuh abad, dan bagiannya hingga kini
masih ada.
1.4 Tahun 800 M
Di Indonesia terdapat sekitar 250 manuskrip (naskah) yang kebanyakan
bersal dari Bali, diantaranya berisi tentang ramuan pengobatan. Manuskrip ini
dicatat dalam daun lontar yang berukuran 3,5 hingga 4,5 cm sepanjang 35-50
cm. Selain daun lontar, ada beberapa sarana perekam lainnya yang digunakan
dalam tulis menulis, seperti kayu, kulit kayu, kulit binatang, dan bambu.
Manuskrip yang ada kebanyakan tidak membahas tentang kesehatan
perseorangan pasien tetapi cenderung tentang khasiat jejamuan bagi kesehatan
yang bersifat umum. Misalnya, tentang resep kecantikan, racikan untuk
mencegah atau mengobati penyakit yang berkaitan dengan kesehatan yang
banyak disimpan, diwariskan dan dirahasiakan secara turun-temurun oleh
pengraciknya yang terkadang merupakan keluarga bangsawan atau kerabat
keraton (Jawa).
Pada pahatan relief candi Borobudur (peninggalan dinasti Syailendra abad
ke-8) terdapat pula cerita 'riwayat medis' yang menceritakan tentang Sang
Budha yang sedang sakit dan diobati dengan tumbuhan mujarab tertentu.
Memasuki abad ke-20 di era menjelang kemerdekaan, bahwa tenaga kesehatan
Belanda dan dokter Indonesia pribumi masa itu (lulusan sekolah kedokteran
Stovia dari Batavia) dan staf kesehatannya telah melakukan praktik
pendokumentasian layanan kesehatan secara sederhana.

7
1.5 Abad 19 – Masa kini
PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan Indonesia) didirikan tahun 1989. Organisasi ini telah menggunakan
kata "informasi" sesudah kata "perekam medis" pemilihan nama organisasi ini
telah sesuai dengan perkembangan lingkup profesinya hingga saat ini. Dalam
bidang hukum kesehatan, sepanjang tahun 1960-an hingga 2010 telah banyak
disusun dan diterbitkan berbagai peraturan kesehatan, baik secara langsung
mengatur rekam medis maupun secara tidak langsung berdampak pada
pengelolaan perundangan terkait pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan.
Masuknya teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pelayanan
kesehatan telah banyak mengubah pola sejak dari pendaftaran pasien,
penyimpanan, layanan kesehatan pendokumentasian, pengelolaan,
pemusnahaan hingga penggunaan teknologi unutk membantu menegakkan
diagnosis dan melakukan tindakan, juga merupakan faktor besar yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan bentuk dan pelayanan informasi
kesehatan saat ini. Meskipun para praktisi kesehatan didunia telah semenjak
massa pra sejarah menjalankan praktik MIK sesuai dengan tingkat
peradabannya masing-masing. Namun baru diawal abad ke-20 praktik MIK
mulai berkembang maju dan menjadi sangat berubah diakhir abad ke-20 seiring
dengan munculnya revolusi dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Pesatnya perkembangan bidang kedokteran, manajemen pelayanan
kesehatan, hukum kesehatan, dan teknologi informasi & komunikasi
mendorong pergeseran paradigma dalam profesi manajemen informasi
kesehatan (MIK). Pada saat ini bisa kita temui ada 2 (dua) model praktik MIK
yaitu "tradisional" dan "modern". Praktik MIK tradisional berbasis pada
pengelolaan kertas sebagai dokumen rekam berbasis pada medis sedangkan
praktik MIK modern pengelolaan informasi dalam rekam medis dari berbagai
sumber dalam berbagai bentuk (teks, gambar, grafik, suara, vidio, dan
kombinasinya) dan berbagai media (manual maupun elektronik).

8
2. Pengaruh Kemajuan TIK di bidang kesehatan
Revolusi teknologi di bidang kesehatan yang telah dicapai sampai saat ini
merupakan ciri yang bermakna dalam kehidupan modern. Walaupun demikian
kekuatan teknologi harus dimanfaatkan secara hati-hati dan penuh
tanggungjawab, untuk menjamin bahwa kita menerapkan secara efisien dan
manusiawi. Penggunaan teknologi kesehatan yang tepat melibatkan tidak hanya
penguasaan ilmu pengetahuan, peralatan teknik atau mesin dan konsep-konsep
tetapi juga untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi, etika dan moral
(Raymond, 1998)
Sebagai bagian dari dunia yang berubah, saat ini pelayanan kesehatan dan
sistem kesehatan menghadapi perubahan-perubahan yang dramatis dalam
teknologi kesehatan. Perubahan ini akan mempengaruhi arah pelayanan
kesehatan yang 3 disampaikan dan digunakan dan hubungan antara penyedia
pelayanan kesehatan dan pemakai atau pasien. Perkembangan yang cepat dalam
teknologi kesehatan memberikan peluang (opportunities) dan tantangan-
tantangan (challenges) dalam penyampaian pelayanan kesehatan yang bermutu
tinggi (high quality) dan efisien. Di samping itu juga untuk pengendalian
terjadinya kesalahan medis (medical error), penurunan biaya dan perbaikan
hubungan pasien-dokter. Riset-riset pelayanan kesehatan dipusatkan pada
pengembangan teknologi (technology development) dan aplikasi klinis untuk
keberhasilan implementasi di lingkungan pelayanan kesehatan.
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar
menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat
dibedakan dalam 4 tahapan : (1) inovasi; (2) pengembangan; (3) difusi atau
disiminasi; (4) evaluasi (Feeney, 1986).
Beberapa contoh teknologi dalam bidang kesehatan:
a) Resusitator untuk bayi (Stix G. 2009)
Resusisator untuk bayi telah dikembangkan oleh Christian Olson (38
tahun), dari konsorsium Boston Teaching Hospitals dan Engineering
Schools, dia seorang spesialis anak dan penyakit dalam, mengembangkan
teknologi yang murah dan sederhana yang mampu mempertahankan bayi

9
bertahan hidup di luar tempat penampungan dan di desa-desa. Alat ini
seharga USD 7. Program ini mulai setelah bencana alam Tsunami di Asia
Tenggara tahun 2004. Sejak saat itu kira-kira 500 bidan di Aceh telah dilatih
untuk menggunakan alat tersebut dan berhasil baik. Di samping itu juga
Olson telah membuat prototip inkubator yang tujuannya untuk mencari
pemecahan masalah di negara yang miskin.
b) Foto terapi
Foto terapi merupakan salah satu bentuk teknologi terapi untuk bayi
dengan hiperbilirubinemia dengan menggunakan lampu fluoresen biru atau
putih. Bilirubin mengabsorpsi sinar dengan rentang panjang gelombang 450
sampai 460 nanometer (nm). Lampu biru dengan keluaran panjang
gelombang sinar yang paling efektif antara 425 sampai 475 nanometer.
Ketahanan lampu ini dapat berfungsi sampai kurang lebih 2000 jam
(Lawson,E.E., 1984). Program pengembangan teknologi tepat guna, alat
foto terapi sinar biru atau blue- ray phototherapy device, yang dilakukan di
DukeUniversity, USA (Malkins, 2008). Alat ini menggunakan satu deretan
blue LED (Light Emiting Diode) . Lampu ini memancarkan cahaya biru
dan dapat berfungsi 5 – 10 kali lebih lama dari standar lampu fluoresen
biasa. Jadi lampu ini dapat dinyalakan berkisar antara 10.000 – 20.000
jam. Sumber energi listrik dari lampu ini menggunakan baterei sepeda
motor yang diisi bila ada tenaga listrik. Bila listrik padam alat masih dapat
bekerja. Alat ini dibuat oleh fotogenesis medical incorporated dengan harga
kurang lebih USD 625. Saya sangat yakin dengan inovasi teknologi
semacam ini, alat ini dapat dibuat di lingkungan Universitas Gadjah Mada
dengan harga yang jauh lebih murah dengan bekerjasama interdisiplin
yang ada di lingkungan Universitas Gadjah Mada khususnya di Fakultas
Teknik ListrikMesin Elektronik, MIPA, dan Fakultas kedokteran.
c) Radiografi digital
Tim riset dari Grup Riset Fisika Citra jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada
telah menemukan alat radiografi digital, tim riset ini terdiri dari empat

10
Dosen MIPA (Gede Bayu Suparta dan kawan-kawan) 2009, temuan ini
sudah mendapatkan hak paten dari Direktur Jendral Hak Kekayaan
Intelektual (Dirjen HKI) Departemen Hukum dan HAM RI pada tanggal 19
Oktober 2009. Inti dari penemuan ini adalah (1). menemukan perangkat
kendali sistem radiografi digital, alat ini yang mengubah teknologi analog
menjadi digital ini satu-satunya di Indonesia., (2) Penghematan daya listrik
yang digunakan, sekali pengambilan gambar dihasilkan 20 citra sehingga
dosis penggunaan X-ray sangat rendah., (3) dapat dirakit di dalam negeri
dengan kandungan lokal 70%, biaya operasi dan biaya sistem murah., (4)
harganya terjangkau bagi Rumah Sakit atau Puskesmas serta biaya
pemeriksaan murah bagi pasien. Contoh-contoh tersebut merupakan
ilustrasi pengembangan teknologi tepat guna mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks.
3. Aplikasi dan Peranan TIK dalam Bidang Kesehatan
Aplikasi kesehatan adalah sebuah program berbasis aplikasi yang
menawarkan layanan serta jasa yang berkaitan dengan kesehatan. Di
Indonesia, aplikasi kesehatan yang mudah ditemui salah satunya adalah yang
berjenis telemedicine app, yaitu layanan kesehatan jarak jauh dan
menggunakan komunikasi. Dengan bantuan dokter terpercaya dan ahli di
bidangnya, aplikasi kesehatan menyediakan fitur konsultasi, diagnosis,
perawatan, hingga pengobatan. Kamu juga dapat memanfaatkan aplikasi ini
untuk membeli obat yang sesuai resep dokter.
Aplikasi kesehatan sangat berpengaruh terutama pada situasi saat ini yaitu
pandemi Covid-19. Kita dapat menggunakan aplikasi kesehatan untuk
melakukan konsultasi, guna mengurangi resiko penularan virus. Aplikasi
kesehatan di Indonesia kini telah dilengkapi fitur pemeriksaan mandiri gejala
virus Covid-19. Selain itu, beberapa aplikasi kesehatan menyediakan layanan
bagi dokter yang ingin mendaftar sebagai relawan Covid-19.
Aplikasi kesehatan tentu banyak pilihannya, penting bagi kamu untuk
mengetahui aplikasi terbaik serta memiliki layanan dokter yang terpercaya.

11
1) Cek Kredibilitas Dokter
Sebelum konsultasi, kamu perlu melakukan pengecekan rekam jejak
dokter pada suatu aplikasi kesehatan. Kamu dapat melihat apakah dokter
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) tenaga kesehatan yang diberikan oleh
pemerintah serta mengetahui kompetensi dokter melalui situs Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI).
2) Cek Ulasan
Kamu perlu melakukan pengecekan mendalam terkait jasa pelayanan
dokter pada suatu aplikasi kesehatan. Selain itu, pastikan juga untuk
memperhatikan layanan obat yang dijual dan layanan pengantaran obat pada
aplikasi kesehatan tersebut.
3) Reputasi Rumah Sakit
Aplikasi kesehatan yang terpercaya memiliki direktori rumah sakit. Kamu
perlu mengecek rumah sakit tersebut memberikan informasi lengkap, beserta
fasilitas dan tarifnya. Fitur ini berguna untuk konsultasi secara langsung, dan
saat membutuhkan pengobatan di rumah sakit terdekat.
4) Artikel seputar Kesehatan
Aplikasi kesehatan terpercaya umumnya dilengkapi artikel kesehatan.
Kamu perlu memastikan artikel tersebut ditulis oleh orang yang
berkompetensi. Jika kamu ingin informasi mendalam, gunakan fitur live
chat untuk berbicara langsung dengan dokter seputar kesehatan.
Aplikasi kesehatan di Indonesia merupakan pilihan yang tepat untuk
kamu gunakan dan dapatkan. Karena akan mempermudah pelayanan terkait
kesehata. Di masa pandemi seperti sekarang ini, aplikasi kesehatan juga
sangat bisa diandalkan. Bagi kamu yang mulai tertarik menggunakan aplikasi
kesehatan, berikut beberapa rekomendasi aplikasi kesehatan terbaik di
Indonesia.
a) Halodoc
Halodoc yang menyediakan layanan kesehatan, didukung dengan
ApotekAntar sebagai layanan pengantaran obat dari apotek resmi, dan
laboratorium untuk memesan tes laboratorium resmi. Halodoc

12
menyediakan dokter dari berbagai spesialisasi. Pelayanan dokter Halodoc
terjamin dan dapat dipercaya karena dilengkapi dengan Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktek.
Halodoc memberi kebebasan pengguna untuk memilih dokter sesuai
kebutuhan, dan memilih sarana komunikasi, antara lain fitur suara,
panggilan video, maupun ruang obrolan. Aplikasi Halodoc menampilkan
informasi dokter yang tersedia, lengkap dengan nama dan spesialisasi,
juga tarif konsultasi yang dapat dibayar melalui ATM atau kartu kredit.
b) Alodokter
Alodokter menyediakan layanan dokter umum dan dokter spesialis,
kolom Tanya Dokter sebagai tempat kamu bertanya atau menyimak
pertanyaan orang lain. Demi privasi pengguna, terdapat ruang obrolan
pribadi dengan dokter. Jawaban diberikan oleh dokter yang sesuai
bidangnya dan dilengkapi dengan nomor keanggotaan IDI (Ikatan Dokter
Indonesia).
Fitur lain di AloDokter adalah menu Daftar Penyakit dan Daftar Obat,
serta artikel kesehatan yang membahas tips, hoax di dunia kesehatan,
kesehatan wanita, dan banyak lainnya. Artikel tersebut ditulis oleh dokter
yang berpengalaman dapat dipercaya.
Berkaitan dengan penanganan Covid-19, Alodokter memiliki
layanan chatbot untuk berinteraksi serta menjawab pertanyaan seputar
Covid-19. Layanan digital ini mampu melakukan pengujian mandiri
risiko tertular virus corona, guna mendukung Program KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi) dari Kementerian Kesehatan.
c) Grab Health powered by Good Doctor
Bekerja sama dengan Grab Indonesia menghadirkan aplikasi
kesehatan yang dilengkapi layanan konsultasi, tanya jawab, beli obat dan
produk kesehatan dari apotek resmi, membuat janji medis dan membuat
janji kunjungan rumah sakit serta klinik pilihan.Aplikasi kesehatan ini
juga telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dalam upaya
pencegahan Covid-19, dengan menghadirkan layanan khusus

13
pemeriksaan awal atau screening Covid-19, dilakukan dengan konsultasi
daring antara pengguna dengan dokter berlisensi dari Good Doctor.
Melalui layanan ini, dokter akan merekomendasikan langkah penanganan
virus yang sesuai protokol Kementerian Kesehatan RI.
d) KlikDokter
KlikDokter sebagai aplikasi kesehatan di Indonesia menyediakan
informasi dan layanan terkait konsultasi daring, obat-obatan maupun fitur
kesehatan lainnya. Pada aplikasi ini, tersedia fitur Indeks Penyakit yang
memungkinkan kamu mencari informasi mendalam terkait penyakit,
diagnosis dan gejala, hingga pengobatan.
Terkait dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19,
KlikDokter menjadi salah satu aplikasi kesehatan yang ditunjuk secara
resmi oleh pemerintah guna memberi edukasi dan informasi tepat seputar
Covid-19. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan cek risiko Covid-
19 gratis dan 24 jam.
e) SehatQ
Aplikasi kesehatan SehatQ memungkinkan agar melihat rincian
dokter sebelum berkonsultasi, melihat fasilitas kesehatan serta berbagai
obat-obatan yang tersedia. Layanan kesehatan yang ditawarkan SehatQ
tersedia beragam, mulai dari klinik kecantikan, klinik gigi, laboratorium,
klinik kesehatan lainnya hingga rumah sakit ternama. Aplikasi ini juga
menawarkan paket vitamin, pake sunat dan promosi kesehatan.
SehatQ telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk
menghadirkan fitur cek risiko Covid-19 sebagai tes mandiri melalui
situsnya di sehatq.com, yang bisa diakses secara gratis. Fitur ini
dikembangkan oleh tim dokter SehatQ dan dilaksanakan sesuai protokol
dari Kementerian Kesehatan.

14
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,
terutama dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus di penuhi. Tidak dapat dipungkiri bahwa
kemajuan teknologi memberikan banyak pengaruh pada bidang kesehatan.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Dengan
kemajuan teknologi yang semakin pesat membawa perubahan yang besar di
masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, penulis menyarankan:
1. Seharusnya perlu pengenalan kepada masyarakat tentang dampak positif
dan negatif dari perkembangan TIK dalam bidang kesehatan.
2. Seharusnya Perlu diadakan pengawasan terhadap pengaplikasian teknologi
di masyarakat.
3. Seharusnya kita mampu mengimplementasikan hal yang bersifat positif
dari perkembangan TIK dalam bidang kesehatan

15
DAFTAR PUSTAKA

Estri, Shinta. 2016 “Peranan Teknologi Informasi pada Bidang Kesehatan” dalam
Jurnal Teknologi kesehatan. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata.
Rahmawati, Rio. 2012. Teknologi Informasi Kesehatan pada Tatanan Pelayanan
Kesehatan dan Jejaringan. Depok: Universitas Indonesia.

Sudiharto. 2009. Perkembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab


Tantangan Dan Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa. Jakarta: PT
Balai Pustaka.

Sunarto. 2015. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT Gasindo.

Yani, Ahmad. 2018 “Pemanfaatan Teknologi dalam Bidang Kesehatan


Masyarakat” dalam Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat volume 8. Palu :
Universitas Muhammadiyah.

16

Anda mungkin juga menyukai