PENGENALAN IT MEDIK
DOSEN PENGAMPU :
Taufik Hidayat, M.T
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
izin, rahmat dan kuasa-Nyalah kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ PENGENALAN IT MEDIK ”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata
Kuliah IT Medik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh Teknologi Dalam IT Medik.............................................3
2.2 UU dan Peraturan Terkait Pelaksanaan IT Medik...........................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
1
laboratorium pemberdayaan dalam kesehatan. Sistem informasi saat ini
diperluas bukan hanya pada pemakaian internal, melainkan juga pemakaian
eksternal ( pengunjung ) agar pasien yang sedang menginap di rumah sakit
dimudahkan untuk mencari data. Teknologi informasi juga diterapkan pada
peralatan-peralatan medis, misalnya pada CT scan ( Computer Tomography )
dan juga USG.
Perlu diketahui, teknologi yang ada sekarang, terlebih di dalam dunia
kesehatan atau medis, berfungsi hanya sebagai alat bantu bagi ahli medis saja.
Peranan teknologi tak akan menggantikan peran seorang ahli medis di
bidangnya. Tidak hanya memudahkan bagi para ahli medis saja, teknologi
bahkan juga memudahkan profesi lain di bidang kesehatan, salah satunya
pada front office rumah sakit. Resepsionis bisa dengan mudah menemukan
data-data pasien yang selalu ada, saat data dibutuhkan. Maka dari itu,
teknologi memang sangat berguna membantu tugas banyak orang, sehingga
pekerjaan yang dilakukan menjadi jauh lebih cepat, efisien, hemat, bahkan
bisa meminimalisir terjadinya kesalahan data.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Melakukan diagnosis penyakit
3. Menemukan obat yang tepat atau sesuai
4
slide, film strip, internet, dan telepon seluler.
3. Media Papan
Penyampaian pesan kesehatan melalui media papan dapat berupa
billboard.
5
perhitungan Body Mass Index (BMI) yang diperlukan bagi orang yang
sedang melaksanakan diet.
d. Perkembangan keilmuan/riset
Perkembangan teknologi informasi juga merambahi keilmuan di
bidang kesehatan. Banyak peneliti yang melakukan penelitian dan
kemudian memuat hasil penelitiannya dalam bentuk jurnal di internet.
Hal ini memudahkan bagi peneliti di belahan dunia yang lain untuk
mengetahui, atau mempelajari riset kesehatan yang dilakukan orang
lain, sehingga ilmu yang berkaitan dengan kesehatan dapat
berkembang.
e. Penurunan biaya/efisiensi
Kemudahan-kemudahan yang tercipta karena adanya
perkembangan teknologi informasi, dapat berpengaruh pada efisiensi
biaya.
2. Dampak Negatif
a. Resiko terjadinya penyakit baru.
Penggunaan alat-alat canggih menyimpan resiko yang
mengancam kesehatan. Misalnya pada laboratorium diagnostik dengan
tingkat radiasi yang tinggi. Bukan hanya alat yang canggih, bahkan
komputer yang setiap hari digunakan juga memiliki efek radiasi.
b. Pemberitaan yang kurang tepat
Perkembangan TI membuat mudahnya transfer informasi, hingga
tiba ke tangan masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan akan
ada pemberitaan yang tidak tepat dan tidak bertanggung jawab,
sehingga memberikan pengetahuan yang salah kepada masyarakat.
c. Kesalahan persepsi
Informasi banyak disampaikan melalui berbagai media. Setiap
orang belum tentu memiliki pemahaman yang sama dengan yang
dimaksudkan oleh pembuat informasi. Hal ini menyebabkan kesalahan
persepsi, sehingga esensi penyampaian informasi tidak tercapai. Bisa
jadi karena pemilihan tata bahasa atau cara penyampaian yang tidak
tepat.
6
d. Biaya mahal
Sebagai konsekuensi dari penggunaan teknologi canggih, ada
jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
Dalam hal inilah kita sebagai mahasiswa harus berperan lebih aktif lagi
dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi. Kita dapat lebih
peka, terutama kita sebagai petugas pelayanan kesehatan dimana
masyarakat banyak membutuhkan kita. Kita bisa lebih aktif dalam
mempelajari perkembangan teknologi dalam meminimalisir kesalahan
dan dampak-dampak negatif yang di timbulkan teknologi informasi
sekarang. Misalnya dengan kita memahami peran kita di tengah-tengah
masyarakat kita bisa membangun kesehatan yang berkualitas dengan
intelektual dan keterampilan kita. Seperti pada jurusan Rekam Medis
yang mempelajari tentang “Teknologi Informasi Pada Pelayanan
Kesehatan” mahasiswa dapat mempelajari tentang pelayanan kesehatan
lebih dalam lagi. Seperti menggunakan keterampilan dalam mendesaign
formulir-formulir atau sistem komputerisasi yang diperlukan untuk
melayani pasien dalam pelayan kesehatan di rumah sakit, puskesmas,
klinik, dll. Ini dapat mempermudah pekerjaan dalam melayani
masyarakat yang dapat mengefisiensiasikan waktu dan meningkatkan
efetifitasnya
7
Penggunaan rekam medis elektronik pada pelayanan rawat jalan
direkomendasikan sebagai metode untuk mengurangi kesalahan,
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta mengurangi pembiayaan
(Goodman, 2005). Dengan direkomendasikannya penggunaan rekam medis
elektronik, banyak penyelenggara pelayanan kesehatan mengimplementasikan
rekam medis elektronik sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, meningkatkan kepuasan pasien, dan mengurangi medical errors
(Schenarts & Schenarts, 2012). Namun hingga saat ini belum ada regulasi
pemerintah yang secara spesifik mengatur tentang penyelenggaraan rekam
medis elektronik.
Dalam Permenkes No. 269 tahun 2008 Bab II pasal 2 disebutkan bahwa:
(1) Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara
elektronik.
(2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
Ayat (1) menunjukkan bahwa rekam medis dapat dan boleh dibuat secara
elektronik. Namun merujuk pada ayat (2), sampai saat ini masih belum
ada peraturan lebih lanjut yang khusus membahas tentang
penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi.
8
“Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status
subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik”.
9
PENUTUP
3.1 Simpulan
Informasi adalah hal yang sangat penting, karena semua hal terkait
kesehatan masyarakat adalah informasi yang dikelola dengan baik dan aman,
sehingga dibutuhkan suatu sistem yang aman dan lancar agar se luruh
informasi yang didapatkan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan lebih optimal dan dapat ber manfaat bagi seluruh masyarakat
Saat ini Indonesia belum memiliki undang-undang yang secara spesifik
mengatur rekam medis elektronik. Oleh karena itu pelanggaran terhadap
perlindungan data pribadi dalam rekam medis elektronik dapat mengacu pada
salah satu bagian dari hak pribadi (privacy right) sebagaimana diatur dalam
penjelasan pasal 26 ayat (1) UU ITE. Dalam hal ini, pasien memiliki hak
untuk mengajukan keberatan atas rekam medisnya yang dimasukkan secara
online dan pihak layanan kesehatan harus bersedia untuk menghapus berdasar
penetapan pengadilan sebagaimana yang tertulis dalam konsideran UU ITE.
Apabila hak ini dilanggar maka pasien yang bersangkutan dapat mengajukan
gugatan atas kerugian yang ditimbulkan menurut undang-undang karena
dalam pemanfaatan Teknologi Informasi, perlindungan data pribadi
merupakan salah satu bagian dari hak pribadi (privacy right) sebagaimana
diatur dalam penjelasan pasal 26 ayat (1) UU ITE. Hal setiap orang
mengetahui rahasia kondisi kesehatan pribadinya diatur dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 57 ayat 1 dan 2.
3.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA