Di susun oleh :
ANNISA MAPPARIO (PO71201180003) PUTRISION S (PO71201180024)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “ Perkembangan teknologi informasi kesehatan dan keperawatan “
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi semua
pihak yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan
hati kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan
makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia
perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan
billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya,
tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif
maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi
dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah
studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer dan informasi dengan
ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah bagian dari informatika perawatan kesehatan
yang lebih besar. Perawat dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang
perawat harus memahami Teknologi Informasi.
Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang
menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu
mengobati penyakit yang sedang diderita.
Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan
kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat
dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual
dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya
dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat
keras, perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard,
monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode reader, maupun alat
digitasi lain dari bentuk analog ke digital). Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima
masukan data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer.
Selanjutnya, terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing
unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola sistem
komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat juga perangkat
keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel (removable disk).
Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer
kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.
Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat
terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local
Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara
atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek infrastruktur dalam
teknologi informasi seringkali disatukan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga
muncul istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal digital
assistant) yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi (baik
Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.
Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak serta
infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun
efisiensi manajemen informasi kesehatan. Dengan sistem manajemen informasi ini
memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengakses rekam medis pasien, seperti obat yang tengah
dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses
secara virtual di mana pun kapan pun, Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit
pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan
perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data
pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat
mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana
asuhan keperawatan.
b. Keuntungan Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home).
2.Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3.Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
4.Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
a.Bidang Administrasi
Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam
penyimpanan, pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali
untuk memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data
2.5.1.1 data lainnya yang dimiliki oleh rumah sakit. Namun dengan adanya komputer,
memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga data keuangan rumah sakit akan mudah dan
praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan komputer dan sistem
2.5.1.2 sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu sistem di
rumah sakit tersebut.
b. Bidang Farmasi
Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi,
misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut.
Selain itu, dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk
mengelompokkan macam-macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax,
Ponstan adalah obat penahan rasa sakit.
c. Mendiagnosa Suatu Penyakit
Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang
kesehatan mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan
komputer akan lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit.
2.5 Melihat Dan Menganalisa Organ – Organ Tubuh Bagian Dalam Manusia
Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak
alat canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer
sebagai sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki
peranan yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.
Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ – organ tubuh :
System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan
sinar-X.
System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai
sudut organ tubuh secara bergerak.
SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer yang
mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan
dalam bentuk gambar.
PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang menampilkan
gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz
– 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar dua
dimensi atau tiga dimensi.
Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi,
dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3
mm.
Magnetic Resonance Imaging (M R I) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh
secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.
2.6 Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan
Menurut Department of Health and Human Services, 2007 dalam Liu (2009), maanfaat
penggunaan HIT adalah sebagai berikut :
2.5 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2.6 Mencegah kesalahan medis
2.7 Mengurangi biaya perawatan kesehatan
2.8 Meningkatkan efisiensi administrasi
2.9 Menurunkan dokumen
2.10 Memperluas akses jangkauan perawatan
Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi komputer dalam bidang
kesehatan sangatlah banyak. Komputer secara tidak langsung telah membantu manusia untuk
mengetahui penyakit yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan.
Rekam kesehatan elektronik sangat penting dalam adopsi HIT. Dokumen ini terdiri dari
profil kesehatan pribadi pasien yang mendokumentasikan riwayat medis pasien, catatan
perkembangan kesehatan seumur hidup pasien. Apabila pendokumentasian dengan berbasis
kertas, maka akan memiliki kekurangan dalam menyusun riwayat seumur hidup pasien yang
panjang, ambigu dalam proses pencatatan, data tidak lengkap, fragmentasi dan tulisan tangan
tidak terbaca (Dick & Steen, 1997 dalam Liu 2009).
EHR dengan adopsi HIT akan memiliki kelebihan diantaranya komputer akan
menyimpan data informasi kesehatan tentang satu orang dan dapat dihubungkan oleh sebuah
identifier orang (Waegemann, 2002). Sedangkan dokumentasi EHR berbasis kertas tidak
hanya gagal untuk memenuhi kebutuhan untuk data instan tetapi juga mengambil kelemahan
disajikan dalam informasi kesehatan rekaman pasien, misalnya: tidak ada struktur standar
dan sulit untuk membaca tulisan tangan (Walsh, 2004 dalam Liu 2009). Wang dkk, 2003
dalam Liu(2009), memberikan kerangka untuk memperkirakan dampak keuangan dalam
perbandingan antara EHR dan catatan pasien berbasis kertas. Dilaporkan bahwa penyedia
diperkirakan bertambah 86.400 USD untuk menggunakan EHR dalam 5 - periode tahun
dengan berbasis kertas (Wang, et al., 2003). Millier et al. (2007) Informasi Kesehatan dan
Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS) mendefinisikan EHR pada situs web mereka
sebagai: "suatu catatan elektronik longitudinal informasi kesehatan pasien yang dihasilkan
oleh satu atau lebih pertemuan dalam pengaturan pemberian perawatan. Termasuk dalam
informasi ini adalah demografi pasien, catatan perkembangan, masalah, obat-obatan, tanda-
tanda vital, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data laboratorium dan laporan radiologi
(HIMSS, 2006).
Definisi dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa EHR adalah alat yang
memungkinkan informasi kesehatan untuk disimpan dalam format elektronik dan
memungkinkan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses di beberapa lokasi, dan
real-time. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah EHR lainnya adalah seperti:
Rekam Pasien Elektronik (EPR), Electronic Medical Record (EMR), atau Komputer Berbasis
Rekam Pasien (CPR). Meskipun terdapat berbagai sinonim untuk EHR, secara harfiah EHR
adalah istilah yang secara luas dipakai oleh sebagian besar literature pada saat ini.
Singkatnya, EHR mendukung tidak hanya catatan klinis, tetapi juga pengumpulan data
untuk penggunaan seperti: penagihan, manajemen mutu, pelaporan hasil, perencanaan sumber
daya, dan survailen kesehatan publik penyakit dan pelaporan. Namun, survei menunjukkan
bahwa sebagian besar EHR belum meluas untuk rawat inap dan rawat jalan (Ash & Bates, 2005
dalam Liu 2009).
2.9 Komputerisasi Masukan Order Dokter/Computerized Physician Order Entry (CPOE)
Komputerisasi masukan order dokter/ CPOE adalah aplikasi yang umum ditemukan
untuk HIT. Ini adalah sistem resep obat elektronik yang digunakan pada waktu pengobatan,
diperintahkan dan diisi. Pemanfaatan CPOE dianggap dapat meningkatkan kualitas dengan
standardisasi proses dan dengan menyediakan bimbingan dokter yang merawat pasien
(Kuperman & Gibson, 2003 dalam Liu 2009). Misalnya, CPOE dapat memberikan peringatan
pada dosis obat ketika indikator tertentu keluar dari rentang yang ditetapkan (Kuperman, et al.,
2007). Meskipun ada berbagai fitur yang berhubungan dengan sistem CPOE (misalnya,
memesan, keselamatan pasien, penagihan), yang paling menonjol adalah untuk keselamatan
pasien, yang berkaitan dengan pencegahan kejadian efek samping obat (Bates, 2000, 2007 dalam
Liu 2009).
Beberapa konsep teknologi sistem informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli
untuk menjadi pilihan dalam mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi,
asuransi, laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005)
Menurut Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi
sistem informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses, sistem
pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung keputusan,sistem yang
mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat, provinsi, daerah); sistem informasi pusat
pelayanan kesehatan; sistem informasi billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan
system pendukung keputusan.
2.15 Standar Health Information Technology (HIT)
Sistem HIT sering menimbulkan gangguan besar dalam alur kerja serta mengurangi
perawatan terfragmentasi dalam sistem kesehatan (DePhillips, 2007 dalam Brown 2010).
Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan
teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf
pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis)
problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis,
tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi
pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi
lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan
ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial.
Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan
memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap
lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.scribd.com/document/367150819/Teknologi-Informasi-Dalam-Keperawatan
https://www.scribd.com/document/362198341/Makalah-Teknologi-Informasi-Keperawatan
https://www.google.com/search?
q=makalah+perkembangan+teknologi+informasi+kesehatan+dan+keperawatan&oq=makalah+per
kembangan+teknologi+informasi+kesehatan+dan+keperawatan&aqs=chrome..69i57.34875j0j7&
sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.kompasiana.com/liayuliawatiash_syafie/5bdbc27baeebe1092273ec23/tugas-
makalah-sistem-informasi-teknologi-keperawatan-kelompok-9?page=all