Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


KESEHATAN & KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Ns. YELYANDA, M.Kep

Di susun oleh :
ANNISA MAPPARIO (PO71201180003) PUTRISION S (PO71201180024)

DIAN AFDAL(PO71201180007) PUTRI BALQIS (PO71201180023)

M. FAJAR SUNARYA (PO71201180016) PIPIN LINDIANI (PO71201180021)

MHD RASYID RIDHA (PO71201180018) SITI KARINA (PO71201180031)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi dan Informasi


2.2 Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan
2.4 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung sistem manajemen informasi
Kesehatan
2.5 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
2.6 Telenursing
2.7 Aplikasi Telenursing
2.8 Procedural Equipment Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan
2.9 Melihat Dan Menganalisa Organ – Organ Tubuh Bagian Dalam Manusia
2.10 Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan
2.11Lingkup HIT
2.12 Rekam Kesehatan Elektronik/ Electronic Health Record (EHR)
2.13 Komputerisasi Masukan Order Dokter/Computerized Physician Order Entry (CPOE)
2.14 Standar Health Information Technology (HIT)
2.15 Hambatan penggunaan HIT
2.16 Teknologi Informasi Kesehatan di Indonesia
2.17 Hambatan dan kendala

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “ Perkembangan teknologi informasi kesehatan dan keperawatan “

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi semua
pihak yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan
hati kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan
makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik.

Jambi, 19 agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia
perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan
billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya,
tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif
maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.

Perkembangan ilmu keperawatan di dunia telah mencakup pada spesialisasi keperawatan


informatik. Area keperawatan ini belum populer di Indonesia, tetapi telah berkembang dibeberapa
negara seperti Amerika, A.ustralia, Canada, Inggris, dan beberapa negara maju lainnya. Spesialis
perawat informatik tersebut memiliki jenjang karir yang luas dan berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Teknologi dan Informasi ?


2. Bagaimana Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan ?
3. Apa Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung sistem manajemen informasi
kesehatan ?
4. Apa saja Hambatan dan kendala dalam teknologi dan informasi keperawatan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Teknologi dan Informasi


2. Untuk mengetahui Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
3. Untuk mengetahui Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung sistem manajemen
informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui Hambatan dan kendala dalam teknologi informasi dalam bidang
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi dan Informasi

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi
dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah
studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.

Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer dan informasi dengan
ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah bagian dari informatika perawatan kesehatan
yang lebih besar. Perawat dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang
perawat harus memahami Teknologi Informasi.

Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan


manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia
termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya. Perkembangan
teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan
pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan.

Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang
menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu
mengobati penyakit yang sedang diderita.

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan


menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik
terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan,
koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk
pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral
sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai
macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman
berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal
itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya
akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut perawat
untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan

2.2 Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan

Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan
kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat
dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual
dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya
dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.

2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan


Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha
pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan
status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan
untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan
perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an
munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi
keperawatan.
Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya,
pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis.
Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu
Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi
kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum
optimal.
2.4 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung sistem manajemen informasi kesehatan

Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat
keras, perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard,
monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode reader, maupun alat
digitasi lain dari bentuk analog ke digital). Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima
masukan data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer.
Selanjutnya, terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing
unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola sistem
komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat juga perangkat
keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel (removable disk).
Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer
kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.

Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat
terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local
Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara
atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek infrastruktur dalam
teknologi informasi seringkali disatukan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga
muncul istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal digital
assistant) yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi (baik
Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.

Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak serta
infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun
efisiensi manajemen informasi kesehatan. Dengan sistem manajemen informasi ini
memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengakses rekam medis pasien, seperti obat yang tengah
dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses
secara virtual di mana pun kapan pun, Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit
pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan
perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data
pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat
mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana
asuhan keperawatan.

Dengan demikian, perawat dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta


kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga
kepuasan kerja perawat.

1. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)


Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah
penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam
manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai
data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi
(EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam
medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung
keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun
terapi.
2. Teknologi penyimpan data portable
Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah
penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart
card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien,
dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis,
beberapa data diagnosis terakhir juga akan tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah
model web based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan data sementara
kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit
setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine
yang tidak berjalan secara real time.
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode
batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek datang
tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan
inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di
AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan
bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori.
Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam
medis pasien.
3. Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40
tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army
Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on
ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih
berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap
tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir
kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
4. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat,
maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh
aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah
disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap
database pasien di rumah sakit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh penerapan teknologi
telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung
melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya secara langsung
PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit.
5. faktor keberhasilan penerapan rekam medis berbasis computer
Memang, hingga saat ini tidak ada satu rumah sakit di dunia yang dapat menerapkan konsep
rekam medis elektronik yang ideal. Namun demikian, beberapa penelitian melaporkan
karakteristik dan pengalaman rumah sakit dalam menerapkan rekam medis elektronik. Doolan,
Bates dan James mempublikasikan suatu studi tentang keberhasilan penerapan 5 rumah sakit
utama di AS yang menerapkan rekam medis berbasis komputer dan mendapatkan penghargaan
Computer-Based Patient Record Institute Davies’ Award. Kelimanya adalah :
 LDS Hospital, Salt Lake City (LDSH) pada 1995
 Wishard Memorial Hospital, Indianapolis (WMH) tahun 1997
 Brigham and Women’s Hospital, Boston (BWH) tahun 1996
 Queen’s Medical Center, Honolulu (QMC) in1999
 Veteran’s Affairs Puget Sound Healthcare System, Seattle and Tacoma (VAPS) tahun 2000
Rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap, rawat
jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka
maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi
sudah tersedia dalam format elektronik. Disamping itu, catatan klinis pasien yang ditemukan oleh
dokter maupun perawat juga telah dimasukkan ke alam komputer baik secara langsung (dalam
bentuk teks bebas atau terkode) maupun menggunakan dictation system. Sedangkan pada bagian
rawat intensif, komputer akan mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan
peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk membantu
dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat
serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin
menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi
klinis.

2.5 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan


Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam
praktik keperawatan klinik dan administratif diantaranya :
1. Proses Perawatan Pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien
yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan
keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
2. Proses Managemen Bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan
menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan
informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan
kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan
prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data,
transformasi data, dan segala bentuk pesan.
4. Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
2.5 Telenursing
a. Definisi Telenursing
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang
jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan


perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical)
untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau
computer.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas- fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan
video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.

b. Keuntungan Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home).
2.Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3.Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
4.Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk

perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan


keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference,
pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.

2.5 Aplikasi Telenursing


Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing
dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing.
Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti
tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi
ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan
injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik
dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit
kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan
dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara
pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.

2.5 Procedural Equipment Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan komputer


dalam bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi
juga oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit, puskesmas, klinik, dan lain
sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung dapat menolong jiwa manusia. Komputer dapat
digunakan mulai dari penyimpanan dan pengolahan data administrasi suatu rumah sakit atau
klinik, hingga melakukan riset bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit, menemukan obat
yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.
Peranan komputer dalam bidang kesehatan sangat banyak dan penting.
Sebagai contoh dalam bidang kesehatan peranan – peranan tersebut antara lain :

a.Bidang Administrasi
Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam
penyimpanan, pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali
untuk memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data
2.5.1.1 data lainnya yang dimiliki oleh rumah sakit. Namun dengan adanya komputer,
memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga data keuangan rumah sakit akan mudah dan
praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan komputer dan sistem
2.5.1.2 sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu sistem di
rumah sakit tersebut.
b. Bidang Farmasi
Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi,
misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut.
Selain itu, dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk
mengelompokkan macam-macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax,
Ponstan adalah obat penahan rasa sakit.
c. Mendiagnosa Suatu Penyakit
Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang
kesehatan mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan
komputer akan lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit.

d. Memonitoring Status Pasien


Pasien yang sudah pernah datang atau baru pertama kali berobat akan dengan mudah
dilacak. Data – data personal pasien juga dengan mudah dilihat. Selain itu, dokter ataupun
perawat dapat melihat rekaman hasil periksa, keluhan dan riwayat penyakit sebelumnya yang
pernah diderita oleh si pasien, tanggal kedatangan pasien terakhir kali berobat, record resep yang
pernah diberikan, dan masih banyak lagi.
e. Penelitian
Penelitian ilmiah yang sering dilakukan dalam bidang kesehatan sangatlah bergantung
pada penggunaan komputer. Penggunaan komputer dapat memaksimalkan hasil penelitian,
karena dengan adanya komputer penelitian itu dapat di telusuri lebih dalam dan lebih detail.
Misalnya penelitian untuk mendeteksi bakteri atau virus baru, pendeteksian DNA, dan lain
sebagainya.

2.5 Melihat Dan Menganalisa Organ – Organ Tubuh Bagian Dalam Manusia
Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak
alat canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer
sebagai sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki
peranan yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.
Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ – organ tubuh :

 System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan
sinar-X.
 System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai
sudut organ tubuh secara bergerak.
 SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer yang
mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan
dalam bentuk gambar.
 PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang menampilkan
gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
 NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
 USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz
– 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar dua
dimensi atau tiga dimensi.
 Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi,
dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3
mm.
 Magnetic Resonance Imaging (M R I) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh
secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.

2.6 Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan
Menurut Department of Health and Human Services, 2007 dalam Liu (2009), maanfaat
penggunaan HIT adalah sebagai berikut :
2.5 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2.6 Mencegah kesalahan medis
2.7 Mengurangi biaya perawatan kesehatan
2.8 Meningkatkan efisiensi administrasi
2.9 Menurunkan dokumen
2.10 Memperluas akses jangkauan perawatan

Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi komputer dalam bidang
kesehatan sangatlah banyak. Komputer secara tidak langsung telah membantu manusia untuk
mengetahui penyakit yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan.

Sebagai kesimpulannya, manfaat dari penerapan komputer dalam bidang


kesehatan di tiap-tiap aplikasinya antara lain sebagai berikut :

1. Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok


2. Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
3. Memonitoring status pasien, merecord data pribadi pasien dan riwayat penyakit pasien
4. Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan
5. Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data – data secara cepat
dan mudah
6. Mendeteksi DNA seseorang
7. Mengecek dan mengethaui hasil tes darah di laboratorium
8. Sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis
Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu.
Kegiatan – kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan
dengan komputer. Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih
mudah, cepat dan akurat.

2.7 Lingkup HIT


Menurut Chaudhry, 2006 dalam Liu (2009), sistem HIT mencakup catatan kesehatan
elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE), sistem pendukung keputusan
klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep elektronik, informatika kesehatan
konsumen/mendukung keputusan pasien, komputasi mobile, telemedicine, komunikasi
administrasi kesehatan elektronik, pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan.
Sedangkan menurut Hamilton, 2006 dalam Liu (2009) mengidentifikasi delapan jenis aplikasi
HIT untuk digunakan dalam post perawatan akut :
a. Dokumentasi yang mendukung
b. Manajemen sensus
c. Titik perawatan
d. Komputerisasi entry order dokter
e. Catatan kesehatan elektronik
f. Telehealth atau telemedicine
g. Penilaian dan perencanaan perawatan
h. Resep elektronik

2.8 Rekam Kesehatan Elektronik/ Electronic Health Record (EHR)

Rekam kesehatan elektronik sangat penting dalam adopsi HIT. Dokumen ini terdiri dari
profil kesehatan pribadi pasien yang mendokumentasikan riwayat medis pasien, catatan
perkembangan kesehatan seumur hidup pasien. Apabila pendokumentasian dengan berbasis
kertas, maka akan memiliki kekurangan dalam menyusun riwayat seumur hidup pasien yang
panjang, ambigu dalam proses pencatatan, data tidak lengkap, fragmentasi dan tulisan tangan
tidak terbaca (Dick & Steen, 1997 dalam Liu 2009).
EHR dengan adopsi HIT akan memiliki kelebihan diantaranya komputer akan
menyimpan data informasi kesehatan tentang satu orang dan dapat dihubungkan oleh sebuah
identifier orang (Waegemann, 2002). Sedangkan dokumentasi EHR berbasis kertas tidak
hanya gagal untuk memenuhi kebutuhan untuk data instan tetapi juga mengambil kelemahan
disajikan dalam informasi kesehatan rekaman pasien, misalnya: tidak ada struktur standar
dan sulit untuk membaca tulisan tangan (Walsh, 2004 dalam Liu 2009). Wang dkk, 2003
dalam Liu(2009), memberikan kerangka untuk memperkirakan dampak keuangan dalam
perbandingan antara EHR dan catatan pasien berbasis kertas. Dilaporkan bahwa penyedia
diperkirakan bertambah 86.400 USD untuk menggunakan EHR dalam 5 - periode tahun
dengan berbasis kertas (Wang, et al., 2003). Millier et al. (2007) Informasi Kesehatan dan
Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS) mendefinisikan EHR pada situs web mereka
sebagai: "suatu catatan elektronik longitudinal informasi kesehatan pasien yang dihasilkan
oleh satu atau lebih pertemuan dalam pengaturan pemberian perawatan. Termasuk dalam
informasi ini adalah demografi pasien, catatan perkembangan, masalah, obat-obatan, tanda-
tanda vital, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data laboratorium dan laporan radiologi
(HIMSS, 2006).

Definisi dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa EHR adalah alat yang
memungkinkan informasi kesehatan untuk disimpan dalam format elektronik dan
memungkinkan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses di beberapa lokasi, dan
real-time. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah EHR lainnya adalah seperti:
Rekam Pasien Elektronik (EPR), Electronic Medical Record (EMR), atau Komputer Berbasis
Rekam Pasien (CPR). Meskipun terdapat berbagai sinonim untuk EHR, secara harfiah EHR
adalah istilah yang secara luas dipakai oleh sebagian besar literature pada saat ini.

Singkatnya, EHR mendukung tidak hanya catatan klinis, tetapi juga pengumpulan data
untuk penggunaan seperti: penagihan, manajemen mutu, pelaporan hasil, perencanaan sumber
daya, dan survailen kesehatan publik penyakit dan pelaporan. Namun, survei menunjukkan
bahwa sebagian besar EHR belum meluas untuk rawat inap dan rawat jalan (Ash & Bates, 2005
dalam Liu 2009).
2.9 Komputerisasi Masukan Order Dokter/Computerized Physician Order Entry (CPOE)
Komputerisasi masukan order dokter/ CPOE adalah aplikasi yang umum ditemukan
untuk HIT. Ini adalah sistem resep obat elektronik yang digunakan pada waktu pengobatan,
diperintahkan dan diisi. Pemanfaatan CPOE dianggap dapat meningkatkan kualitas dengan
standardisasi proses dan dengan menyediakan bimbingan dokter yang merawat pasien
(Kuperman & Gibson, 2003 dalam Liu 2009). Misalnya, CPOE dapat memberikan peringatan
pada dosis obat ketika indikator tertentu keluar dari rentang yang ditetapkan (Kuperman, et al.,
2007). Meskipun ada berbagai fitur yang berhubungan dengan sistem CPOE (misalnya,
memesan, keselamatan pasien, penagihan), yang paling menonjol adalah untuk keselamatan
pasien, yang berkaitan dengan pencegahan kejadian efek samping obat (Bates, 2000, 2007 dalam
Liu 2009).

2.10 Sistem Jejaringan dan Konsep Teknologi Informasi Kesehatan

Beberapa konsep teknologi sistem informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli
untuk menjadi pilihan dalam mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi,
asuransi, laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005)
Menurut Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi
sistem informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses, sistem
pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung keputusan,sistem yang
mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat, provinsi, daerah); sistem informasi pusat
pelayanan kesehatan; sistem informasi billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan
system pendukung keputusan.
2.15 Standar Health Information Technology (HIT)

Prosedur mengirimkan informasi membutuhkan standar untuk memfasilitasi


pengoperasian di antara pengguna HIT. Standar bahasa/ kata dalam adopsi HIT diperlukan di
berbagai sistem untuk dapat berkomunikasi satu sama lain (Mead, 2006).

2.11 Hambatan penggunaan HIT


Beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi HIT adalah :
a) Biaya sistem start-up dan pemeliharaan,
b) Kurangnya standar lokal, regional, dan nasional, dan
c) Kurangnya waktu untuk mempertimbangkan memperoleh, menerapkan, dan menggunakan
sistem baru (the commonwealth fund, 2003, dalam liu 2009).

Sistem HIT sering menimbulkan gangguan besar dalam alur kerja serta mengurangi
perawatan terfragmentasi dalam sistem kesehatan (DePhillips, 2007 dalam Brown 2010).

2.16 Teknologi Informasi Kesehatan di Indonesia

Pembangunan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia masih dalam bahasan-


bahasan di berbagai lembaga kementerian nasional. Kementerian Kesehatan, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, dan juga PT Telkom yang juga membahas masalah yang sama.
Menurut Chief Information Officer PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Indra Utoyo (2011),
tantangan utama dalam pengembangan inisiatif e-Health di Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan interaksi antar stakeholder pelayanan kesehatan sehingga memberikan benefit
untuk ekosistem kesehatan Indonesia. Melalui e-Health nasional, Telkom mengembangkan
media transaksi berbasis teknologi informasi dan komunikasi bagi para pelaku kesehatan di
mana pun berada: Pemerintah, masyarakat, rumah sakit, farmasi dan lain-lain. Aplikasi yang
telah dikembangkan Telkom antara lain e-Apotik dan e-Puskesmas. Implementasi Pilot Project
Onlinenisasi Diagnosis Medik 6 rumah sakit vertikal di Jakarta, yaitu RSUP Persahabatan,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RS Dharmais, RSJP Harapan Kita dan
RSAB Harapan Kita, telah diresmikan.
2.17 Hambatan dan kendala

Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan
teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf
pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis)
problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis,
tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi
pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi
lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan
ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial.
Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan
memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap
lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi Informasi Kesehatan merupakan penerapan pengolahan informasi yang


melibatkan baik hardware dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan,
pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk
komunikasi dan pengambilan yang memiliki berbagai jenis lingkup pelayanan yang terkait
dengan informasi kesehatan. Dalam penerapannya dibutuhkan persiapan secara finansial, sumber
daya manusia, infra struktur yang matang, selain itu standar operasi sistem informasi kesehatan
juga perlu menjadi rumusan bersama bagi pengguna layanan ini. Manfaat untuk peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan menjadi acuan penerapan teknologi ini, namun dapak negatif dari
teknologi sistem informasi kesehatan juga perlu diantisipasi. Berbagai rancangan mengenai
teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli, namun
sampai saat ini Indonesia belum mengaplikasikannya dalam tatanan secara menyeluruh. Satu
langkah yang positif telah dimulai dengan adanya e-Apotik, e-Puskesmas, dan Onlinenisasi
Diagnosis Medik 6 rumah sakit vertikal di Jakarta.
Keberadaan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia sudah menjadi
harapan semua elemen yang terkait dengan pelayanan kesehatan, oleh karena itu diperlukan
keseriusan pemerintah untuk segera membangun sistem informasi kesehatan berbasis teknologi,
agar harapan untuk mewujudkan peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat Indonesia tidak lagi menjadi mimpi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/367150819/Teknologi-Informasi-Dalam-Keperawatan
https://www.scribd.com/document/362198341/Makalah-Teknologi-Informasi-Keperawatan
https://www.google.com/search?
q=makalah+perkembangan+teknologi+informasi+kesehatan+dan+keperawatan&oq=makalah+per
kembangan+teknologi+informasi+kesehatan+dan+keperawatan&aqs=chrome..69i57.34875j0j7&
sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.kompasiana.com/liayuliawatiash_syafie/5bdbc27baeebe1092273ec23/tugas-
makalah-sistem-informasi-teknologi-keperawatan-kelompok-9?page=all

Anda mungkin juga menyukai