Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

Disusun Oleh :
1. Claudia Febtari Warsonea (2015201003)
2. Ni Kadek Indah Purnama Sari (2015201009)
3. Ni Luh Putu Melani Widiantari (2015201013)
4. Putu Ayu Dina Saraswati (2015201016)
5. Silviya Maharani (2015201017)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknologi Informasi Kesehatan” tepat waktu.
Makalah “Teknologi Informasi Kesehatan” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Komunikasi Efektif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
materi mengenai Teknologi Informasi Kesehatan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Gusti Ayu Dwina
Mastryagung, S.Si.T.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Komunikasi Efektif yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Badung, 14 Oktober 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan
kemajuan teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi
kesehatan yang memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh
seluruh elemen yang terkait dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan. Salah satu
aspek penting dalam pembangunan masyarakat sehat adalah sistem informasi
kesehatan (SIK) yang baik. SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan
memonitoring agar upaya tersebut efektif dan efisien. Oleh karena itu, data informasi
yang akurat, pendataan cermat dan keputusan tepat kini menjadi suatu kebutuhan
(Soepardi, 2011). Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat
dipisahkan dengan kemajuan teknologi yang ada.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi kesehatan yang
memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh seluruh elemen
yang terkait dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan. Beberapa peneliti
menyarankan bahwa adopsi teknologi sistem informasi kesehatan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan jasa yang diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape,
& Cullen, 1998; Chaudhry et al, 2006;. Kucher et al, 2005 dalam Brown 2012).
Dalam industri kesehatan, keselamatan pasien atau kualitas pelayanan tetap menjadi
prioritas pelayanan yang masih menjadi kekhawatiran terbesar (American College of
Healthcare Eksekutif, 2007; Chassin & Galvin, 1998 dalam Brown 2012).
Dalam area kesehatan teknologi informasi, relatif menjadi topik baru di dunia,
terlebih di Indonesia yang masih mengalami keterbatasan pada sisi perangkat sistem
informasi kesehatan secara nasional. Dalam industri lainnya, teknologi informasi telah
memungkinkan untuk menurunkan biaya, menghemat waktu, dan meningkatkan
kualitas melalui investasi berat teknologi komputer dan struktur informasi (Davenport
& Pendek, 2003 dalam Liu 2009). Terlepas dari segala manfaat yang dapat diambil
dengan penerapan teknologi informasi kesehatan, teknologi informasi tetap memiliki
dampak negatif yang harus disadari dan diantisipasi. Dampak negatif yang mungkin
timbul antara lain peralatan yang membahayakan, pelanggaran privacy, pencurian
data dan kurangnya sentuhan pada pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi teknologi informasi kesehatan
2. Manfaat teknologi informasi kesehatn
3. Konsep teknologi informasi kesehatan
4. Spesifikasi pelayanan kebidanan
5. Aturan yang membahas tentang teknologi informasi kesehatan

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi teknologi informasi di bidang kesehatan
2. Untuk mengetahui manfaat teknologi informasi di bidang kesehatan
3. Untuk mengetahui konsep teknologi informasi di bidang kesehatan
4. Untuk mengetahui spesifikasi pelayanan kebidanan
5. Untuk mengetahui aturan yang membahas tentang teknologi informasi di bidang
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Teknologi Informasi Kesehatan


Teknologi Informasi Kesehatan atau Health Information Technology (HIT)
didefinisikan sebagai penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik hardware
dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan, pencarian, berbagi,
dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk komunikasi dan
pengambilan keputusan (Brailer, 2004 dalam Liu 2009). Berbagai jenis lingkup
pelayanan yang terkait dengan kesehatan dapat mengadopsi sistem HIT, diantaranya
catatan kesehatan elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE),
sistem pendukung keputusan klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep
elektronik, informatika kesehatan konsumen / mendukung keputusan pasien,
komputasi mobile, telemedicine, komunikasi administrasi kesehatan elektronik,
pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan. Dalam penerapannya dibutuhkan
persiapan secara financial, sumber daya manusia, infra struktur yang matang.
Teknologi tidak hanya memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan, namun dapak negatif dari teknologi sistem informasi kesehatan juga perlu
diantisipasi. Berbagai rancangan mengenai teknologi sistem informasi kesehatan di
Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli.
B. Manfaat Teknologi Informasi Kesehatan
Menurut Department of Health and Human Services, 2007 dalam Liu (2009), manfaat
penggunaan HIT adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Mencegah kesalahan medis
3. Mengurangi biaya perawatan kesehatan
4. Meningkatkan efisiensi administrasi
5. Menurunkan dokumen
6. Memperluas akses jangkauan perawatan
C. Konsep Teknologi Informasi Kesehatan
Konsep Teknologi Informasi Kesehatan Beberapa konsep teknologi sistem
informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli untuk menjadi pilihan dalam
mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia. Sistem informasi
kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi, asuransi,
laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005). Menurut
Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi sistem
informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses,
sistem pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung
keputusan,sistem yang mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat,
provinsi, daerah); sistem informasi pusat pelayanan kesehatan; sistem informasi
billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan sistem pendukung keputusan.
D. Spesifikasi Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas.
Pelayanan Kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh Bidan sesuai
dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan Kebidanan
merupakan layanan yang diberikan oleh Bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera. Sasaran Pelayanan Kebidanan
adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan Kebidanan dapat dibedakan
menjadi :
1. Layanan Kebidanan Primer ialah Layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Bidan.
2. Layanan Kebidanan Kolaborasi
3. Layanan Kebidanan Rujukan
E. Aturan Yang Membahas Tentang Teknologi Informasi Kesehatan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46
TAHUN 2017 TENTANG STRATEGI E-KESEHATAN NASIONAL
 Pasal 1 
Strategi e-kesehatan nasional merupakan suatu pendekatan secara menyeluruh
untuk perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan secara nasional. 
 Pasal 2 
Pengaturan strategi e-kesehatan nasional bertujuan untuk menyediakan acuan bagi
pemerintah, organisasi profesi/masyarakat, akademisi, praktisi, dan pemangku
kepentingan lainnya dalam melaksanakan perencanaan, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi e-kesehatan. 
 Pasal 3 
Dalam melaksanakan perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi e-
kesehatan ditetapkan visi, misi, kebijakan, dan strategi, sebagai berikut:
 Visi: Meningkatkan aksesibilitas dan kesinambungan layanan kesehatan
berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Misi: Membangun e-kesehatan sebagai bagian integral dari transformasi dan
peningkatan kualitas, aksesibilitas, dan kesinambungan pelayanan kesehatan
di Indonesia dengan menumbuhkan dan menerapkan inovasi e-kesehatan serta
menyediakan sistem elektronik kesehatan yang efektif, handal, aman, dan
inovatif untuk mendukung seluruh komponen sistem kesehatan". 
 Kebijakan :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya layanan kesehatan yang
terbatas yang berasal dari berbagai pemangku kepentingan
2. Menjamin aksesibilitas dan kesinambungan layanan kesehatan bagi semua
penduduk Indonesia;
 Mensinergikan berbagai inisiatif teknologi informasi dan komunikasi untuk
membangun sistem kesehatan.
 mengintegrasikan berbagai sistem layanan kesehatan secara seamlessly
sehingga memungkinkan pertukaran data, informasi, dan pengetahuan.
 Pasal 4 
Strategi e-kesehatan nasional dilaksanakan melalui kerangka kerja yang meliputi 7
(tujuh) komponen, yaitu: 
1. Tata kelola dan kepemimpinan (governance and leadership); 
2. Strategi dan investasi (strategy and investment); 
3. Layanan dan aplikasi (services and application); 
4. Standar dan interoperabilitas (standards and interoperability); 
5. Infrastruktur (infrastructure); 
6. Peraturan, kebijakan, dan pemenuhan kebijakan (legislation, policy, and
compliance); dan 
7. Sumber daya manusia (workforce). 
 Pasal 5 
Ketentuan lebih lanjut mengenai strategi e-kesehatan nasional tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
 Pasal 6 
Pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap strategi e-kesehatan nasional
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara berjenjang sesuai tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai