Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/377305952

Peluang & Kendala Penggunaan Teknologi dalam Pelayanan Kesehatan di


Indonesia

Article · January 2024

CITATIONS READS

0 184

4 authors, including:

Zaky Ahmed
Universitas Padjadjaran
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Zaky Ahmed on 11 January 2024.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Perekonomian
Indonesia

Peluang & Kendala


Penggunaan
Teknologi
dalam Pelayanan
Kesehatan
di Indonesia
Perekonomian
Indonesia

Peluang & Kendala Penggunaan Teknologi


dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Oleh: Abel Putra Suryapermana, Muhammad Naufal Andikka, Zaky Ahmed Al Fatih

Sorotan Utama

Dokter menghabiskan lebih banyak waktu untuk entri data dibandingkan kontak
dengan pasien
Belum terintegrasinya data riwayat kesehatan pasien terdahulu secara
menyeluruh
Penggunaan teknologi dalam pelayanan kesehatan dapat menciptakan sistem
kesehatan yang lebih efisien, akurat, dan ramah pengguna.
Indeks pembangunan TIK Indonesia yang cukup menjanjikan

Ringkasan Eksekutif

Dalam era digital saat ini, dokter sering menghabiskan lebih banyak waktu untuk
entri data daripada berinteraksi dengan pasien. Hal ini disebabkan oleh penggunaan
sistem manajemen rekam medis elektronik (EMR) yang memerlukan dokter untuk
memasukkan data pasien secara elektronik. Selain itu, dokter juga harus
memasukkan kode untuk diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan, yang
memakan waktu dan memerlukan keakuratan yang tinggi. Meskipun hal ini dapat
meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam manajemen rekam medis, namun dapat
mengurangi waktu yang tersedia untuk berinteraksi dengan pasien.

Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah kurangnya integrasi data riwayat
kesehatan pasien secara menyeluruh. Dokter seringkali terkendala oleh sistem yang
tidak terhubung secara efektif, menghambat akses ke informasi krusial mengenai
riwayat kesehatan pasien. Rekam medis elektronik merupakan bagian dari sistem
informasi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Ini terhubung dengan
subsistem informasi lain yang harus diadakan oleh fasilitas kesehatan. Unit kerja
khusus di fasilitas pelayanan kesehatan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan fasilitas tersebut bertanggung jawab atas penyelenggaraan rekam
medis elektronik (Kemenkes R.I., 2022). Oleh karena itu, diperlukan solusi yang
dapat mengatasi kendala ini dan memastikan akses mudah dan cepat ke data
pasien, sehingga perawatan dapat dilakukan secara lebih efektif.
Perekonomian
Indonesia

Pentingnya memasukkan teknologi dalam sektor kesehatan menjadi hal yang tak
terelakkan. Penggunaan teknologi dalam pelayanan kesehatan dapat menciptakan
sistem yang lebih efisien, akurat, dan bersahabat dengan pengguna. Penerapan
teknologi informasi di bidang kesehatan ini diyakini dapat memberikan berbagai
manfaat bagi provider pelayanan kesehatan. Dengan dukungan teknologi tersebut,
manfaat yang dapat diperoleh diantaranya adalah tersedianya informasi kesehatan
pasien yang akurat dan komprehensif, sehingga memungkinkan para dokter untuk
lebih fokus pada aspek-aspek kritis dalam praktek medis mereka.

Indonesia, sebagai negara dengan pertumbuhan teknologi informasi yang pesat,


memiliki Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
menjanjikan. Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup menjanjikan pada tahun 2022.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks pembangunan TIK Indonesia
pada tahun 2022 mencapai 5,85, naik tipis dari tahun 2021 yang mencapai 5,76
pada skala 0-10. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pembangunan TIK di
Indonesia terus mengalami perkembangan yang positif.Ini membuka peluang besar
untuk mengintegrasikan solusi teknologi dalam pelayanan kesehatan. Dengan
memanfaatkan potensi positif dari Indeks TIK, perbaikan dan inovasi dalam sistem
kesehatan dapat menjadi lebih responsif dan efisien.

Sebuah kebijakan white paper yang holistik perlu disusun untuk merinci rencana
strategis mengatasi tantangan ini. Integrasi teknologi harus didukung oleh kebijakan-
kebijakan yang mendukung pertukaran data yang aman dan keberlanjutan sistem.
Hal ini tidak hanya akan mempercepat proses pelayanan kesehatan, tetapi juga
akan meningkatkan keamanan dan kualitas perawatan yang diberikan kepada
pasien.

Melalui kombinasi integrasi data menyeluruh, penerapan teknologi canggih, dan


dukungan kebijakan, Indonesia dapat memimpin langkah-langkah menuju sistem
kesehatan yang lebih maju dan efisien. Dengan menggabungkan potensi teknologi
dan fokus pada kesejahteraan pasien, kita dapat menciptakan masa depan yang
lebih cerah dan sehat bagi masyarakat Indonesia.
Pendahuluan: Mengapa Penggunaan Teknologi dalam Pelayanan Kesehatan
Penting?

Digitalisasi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia telah menjadi fokus utama,


terutama sejak munculnya pandemi COVID-19 yang mempercepat perubahan
menuju sistem kesehatan yang berbasis data dan analisis real-time. Pandemi ini
menegaskan pentingnya integrasi teknologi dalam pelayanan kesehatan, tidak
hanya untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, tetapi juga untuk mengurangi
biaya dan meningkatkan pengalaman pasien secara menyeluruh. Menurut
Kementerian Kesehatan, digitalisasi sektor kesehatan telah mempermudah akses
masyarakat, dengan 57% warga Indonesia menggunakan aplikasi kesehatan.
Platform seperti "SatuSehat" telah diluncurkan untuk mendukung digitalisasi
pelayanan kesehatan, namun juga menuai kontroversi terkait privasi data. Tujuan
dari digitalisasi pelayanan kesehatan adalah menyederhanakan dan mempermudah
akses pelayanan kesehatan tanpa mengurangi kualitasnya. Melalui digitalisasi,
diharapkan bahwa akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dapat terus
ditingkatkan.

Bisa kita lihat selama pandemi COVID-19 kemarin, digitalisasi di berbagai sektor
berhasil membantu masyarakat Indonesia untuk bangun dari keterpurukan serta
beradaptasi dengan kondisi luar biasa tersebut. Contoh nyata dari digitalisasi yang
sangat membantu selama masa pandemi kemarin adalah hadirnya aplikasi
Pedulilindungi (sekarang SATUSEHAT Mobile) yang menyediakan layanan
kesehatan mulai dari edukasi terkait COVID-19, layanan konsultasi dokter secara
online, pelacakan kontak/potensi kontak dengan orang-orang bergejala, sampai
layanan pendaftaran vaksin.

Hadirnya aplikasi Pedulilindungi sendiri merupakan sebuah milestones dari


digitalisasi pada dunia kesehatan Indonesia. Dimana proses digitalisasi ini berhasil
dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, sehingga ini
sangat membantu mereka dalam mencegah serta menghadapi kejadian luar biasa
tersebut. Selain itu, hal ini juga memicu para pengembang aplikasi layanan
kesehatan untuk mempromosikan aplikasi milik mereka kepada khalayak ramai
dengan lebih intens lagi.
Perekonomian
Indonesia

Perjalanan menuju digitalisasi pelayanan kesehatan di Indonesia diwarnai oleh


tantangan utama, seperti fragmentasi data dan keterbatasan standarisasi serta
pertukaran data yang efektif. Integrasi dan Standardisasi Data: Lebih dari 80%
fasilitas pelayanan kesehatan belum menerapkan sistem terintegrasi, dan data yang
tersebar pada berbagai aplikasi (lebih dari 400) memiliki standar yang berbeda-beda,
membuat integrasi data menjadi tantangan besar. Ini juga mencakup penggunaan
metode pendokumentasian data kesehatan yang kuno, seperti penggunaan kertas.
Meskipun Kementerian Kesehatan Indonesia merancang strategi transformasi
kesehatan digital dengan fokus pada platform integrasi kesehatan, kompleksitas
masalah dan kecukupan strategi tersebut dapat menimbulkan keraguan terhadap
keberhasilan implementasi digitalisasi di sistem kesehatan Indonesia.

Investasi besar dalam sektor kesehatan menunjukkan potensi untuk meningkatkan


infrastruktur melalui digitalisasi. Meskipun demikian, implementasi digitalisasi tidak
selalu mencapai hasil yang diharapkan, dengan potensi masalah seperti
kompleksitas tambahan, tantangan dalam memberikan pengalaman pasien, dan
pertumbuhan penyedia layanan yang tidak terkendali. Jangka panjangnya,
sementara digitalisasi diharapkan memperkuat operasi sistem kesehatan di
Indonesia, perlu diwaspadai bahwa tantangan seperti ketidaksetaraan akses dan
resistensi terhadap perubahan dapat mempengaruhi pencapaian hasil yang
diinginkan.

Manfaat Kajian

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemerintah mengenai peluang yang


bisa dimaksimalkan dari penggunaan teknologi di pelayanan kesehatan
2. Menelisik masalah-masalah yang menghalangi optimalisasi penggunaan
teknologi di pelayanan kesehatan
3. Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang tepat pada proses
digitalisasi pelayanan kesehatan ini.

Tujuan Kajian

1. Mengevaluasi kebijakan yang ada serta mengusulkan kebijakan yang baru


2. Merancang rekomendasi kebijakan untuk pemerintah
3. Menimbang peluang serta kendala pada penggunaan teknologi di pelayanan
kesehatan
Perekonomian
Indonesia

Ruang Lingkup Kajian

Kajian ini berfokus pada penggunaan teknologi di pelayanan kesehatan di


Indonesia.

Analisis Kebijakan

Metodologi dan Data


Dalam metodologi dan data ini, kami menyajikan data berdasarkan metodologi
kualitatif dan kuantitatif yang berfokuskan pada penimbangan peluang serta kendala
yang ada di dalam penggunaan teknologi pada pelayanan kesehatan di Indonesia.
Untuk metode kuantitatif sendiri kita gunakan sebagai alat ukur yang dimana
masyarakat memberikan pendapat dari berbagai macam survei atau pun
pengumpulan data secara tidak langsung mengenai teknologi di pelayanan
kesehatan setempat. Untuk metode kualitatif sendiri kami menyajikan data dari studi
kasus yang sudah kami kumpulkan serta beberapa contoh-contoh baik dan buruk
dari anggapan masyarakat mengenai teknologi pada layanan kesehatan.

Layanan kesehatan digital telah terbukti memudahkan masyarakat dalam


mengakses layanan kesehatan. Pelayanan kesehatan juga dapat dilakukan dengan
jauh lebih praktis dan efisien. Salah satu contoh pelayanan kesehatan yang
mengalami peningkatan pesat dalam penggunaan dan penerimaannya di tengah
masyarakat adalah layanan telemedis. Berdasarkan survei pada kemkes.go.id, 57%
warga Indonesia telah menggunakan aplikasi kesehatan yang menjadikannya
sebagai negara dengan jumlah pengguna aplikasi kesehatan terbanyak ke-3.

Teknologi digital yang semakin maju sudah dimanfaatkan oleh fasilitas kesehatan
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta peningkatan mutu pelayanan. Sistem
komputasi dari BPJS Kesehatan memungkinkan fasilitas kesehatan tingkat pertama
merujuk pasien ke tingkat lanjut secara daring. Beberapa rumah sakit telah
menerapkan sistem pendukung keputusan elektronik yang terpadu dalam suatu
rekam medis elektronik untuk membantu dokter dalam membuat keputusan terapi
secara lebih tepat sesuai pedoman klinis melalui peresepan elektronik.
Perekonomian
Indonesia

Namun, terdapat juga kasus pada pengguna layanan telekonsultasi kesehatan


berbasis daring yang mengeluh karena penggunaan obat yang disarankan oleh
dokter tetapi malah memberikan efek samping yang tidak seharusnya, melainkan
malah memperburuk keadaan pasien. Muncul pertanyaan sejauh mana regulator
kesehatan mempersiapkan ekosistem industri 4.0 untuk melindungi konsumen
kesehatan? Hal yang sempat beredar adalah rencana Kementerian Perindustrian
untuk pengukuran kesiapan penerapan industri 4.0 bagi pelaku industri. Namun,
menyiapkan pelaku industri tanpa regulasi berpotensi mengganggu ekosistem. Lebih
dari tanpa adanya regulasi, publik akan mempertanyakan ketidakhadiran negara
dalam melindungi konsumen maupun pelaku layanan e-Kesehatan. Tanpa regulasi,
investor juga enggan terjun ke bisnis digital kesehatan. Dengan masih tidak
meratanya penyebaran tenaga dan fasilitas kesehatan, layanan ini berpotensi dapat
mengikis ketidakadilan akses tersebut.

Peluang: Benchmarking Negara Lain


Menyadari semakin pentingnya dan nilai yang ditawarkan teknologi digital dalam
layanan kesehatan, Kementerian Kesehatan Brunei membentuk Unit Kesehatan
Digital baru pada tahun lalu untuk mengembangkan struktur dan strategi kesehatan
digital resmi bagi negaranya. Negara dengan penduduk sekitar 450.000 jiwa ini
dilayani oleh empat rumah sakit umum dan sejumlah klinik/pusat kesehatan, yang
semuanya menggunakan sistem Rekam Medis Elektronik (EMR) dan Sistem
Manajemen Informasi Kesehatan (HIMS) yang sama, yaitu Bru-HIMS. Sistem
tersebut pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 di rumah sakit terbesar di Brunei,
Rumah Sakit Raja Isteri Pengiran Anak Saleha (RIPAS).

Dengan konsep One Patient, One Record (satu pasien, satu rekam medis), Bru-
HIMS mengintegrasikan data pasien, yang mencakup riwayat kesehatan, obat yang
diresepkan sebelumnya, hasil tes diagnostik, dan sebagainya, yang dikumpulkan
dari seluruh data kunjungan sebelumnya ke fasilitas kesehatan umum. Sistem ini
juga menggabungkan beberapa modul informasi rumah sakit lainnya, mulai dari
sistem laboratorium dan radiologi, PACS, manajemen rawat inap dan rawat jalan,
hingga sistem pelayanan klinis dan keperawatan – semuanya ke dalam satu aplikasi.
Terdapat sebuah rencana untuk meningkatkan sistem dengan menggabungkan
standar interoperabilitas dengan standar data terbaru – seperti FHIR dan HL7 –
dalam satu atau dua tahun mendatang.

Selain itu, terdapat pula inisiatif kesehatan digital tingkat nasional lainnya, yaitu
aplikasi BruHealth. plikasi ini awalnya dikembangkan untuk pelacakan kontak
Perekonomian
Indonesia

selama pandemi COVID-19, tetapi kemudian berkembang menjadi alat promosi dan
manajemen kesehatan. Masyarakat Brunei sekarang dapat menggunakan aplikasi
ini untuk melacak janji temu, melihat rekam medis, dan menjadwalkan konsultasi
jarak jauh dengan tenaga medis. Aplikasi ini juga telah terintegrasi dengan Bru-HIMS
guna memberikan wawasan lebih rinci tentang status kesehatan setiap pasien.

Hasil Analisa

Berdasarkan topik masalah dan kajian yang kami teliti, permasalahan di sini dapat
kami simpulkan bahwa terdapat hasil akhir yang timbul di berbagai anggapan
masyarakat. Beberapa di antaranya terdapat beberapa target yang salah satunya
direncanakan pada akhir 2022 yang melangsungkan 8000 fasilitas pelayanan
kesehatan (FASYANKES) yang terintegrasi dengan aplikasi SatuSehat. Untuk
realisasinya, pada akhir 2023 kemarin seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia berhasil dan sukses berintegrasi pada aplikasi SatuSehat. Ini merupakan
salah satu contoh digitalisasi pada sektor kesehatan yang bisa kita anggap berhasil
karena terdapat berbagai manfaat dan keunggulan, di antaranya :
a.) Tenaga kesehatan yang tidak perlu melakukan input data secara manual (secara
langsung), melainkan bisa melalui aplikasi dan dikerjakan secara efisien tenaga &
juga waktu.
b.) Tidak memerlukan berkas rekam medis secara fisik jika berpindah rumah sakit
atau fasilitas kesehatan (surat rujukan).
c.) Keamanan data yang terjamin aman karena melibatkan Badan Siber Sandi
Negara (BSSN).
d.) Pertukaran data kesehatan nasional yang lebih efisien, efektif, dan juga canggih.
e.) Terintegrasi dengan aplikasi yang awalnya bernama PeduliLindungi, yang
sekarang berubah menjadi SatuSehat.
Perekonomian
Indonesia

Secara umum, suksesnya integrasi aplikasi SatuSehat dalam sektor kesehatan


Indonesia menciptakan lingkungan yang lebih efisien, aman, dan terkoneksi secara
digital, membawa manfaat besar bagi tenaga kesehatan dan masyarakat pada
umumnya.

Penutup

Kesimpulan
Digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia, dipicu oleh pandemi COVID-19,
menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan teknologi guna
meningkatkan perawatan pasien, mengurangi biaya, dan meningkatkan pengalaman
pasien. Meskipun menghadapi tantangan seperti data kesehatan yang
terfragmentasi dan kurangnya standarisasi, upaya seperti pembentukan platform
integrasi kesehatan menunjukkan kemajuan yang menjanjikan. Dengan peningkatan
investasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan infrastruktur
kesehatannya melalui digitalisasi.
Perekonomian
Indonesia

Pemanfaatan teknologi seperti telemedicine dan integrasi riset bioteknologi


kesehatan dapat memberikan peningkatan akses dan efisiensi layanan. Namun,
untuk mengatasi tantangan dan meraih potensi ini sepenuhnya, diperlukan
kolaborasi di antara pemangku kepentingan dan perubahan mendasar dalam
pendekatan, standarisasi, dan tata kelola teknologi kesehatan. Transformasi ini tidak
hanya akan memperkuat sistem kesehatan Indonesia, tetapi juga akan
mempercepat pertumbuhan penyedia layanan kesehatan, membuka pintu bagi
inovasi dan peningkatan layanan kesehatan yang berkelanjutan.

Rekomendasi kebijakan
Rekomendasi yang dapat diajukan oleh penulis terkait digitalisasi layanan kesehatan
di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Memperkuat Integrasi dan Standarisasi Data: Untuk meningkatkan integrasi dan
standarisasi data kesehatan, dapat dilakukan melalui platform seperti SatuSehat.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan proses pertukaran dan analisis data
dalam konteks pelayanan kesehatan. Dengan memanfaatkan platform ini,
diharapkan data kesehatan dapat diintegrasikan dengan lebih baik antara
berbagai sumber, sehingga memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih lancar
dan pemahaman yang lebih holistik. Standarisasi data juga akan membantu
dalam memastikan bahwa informasi yang diperoleh konsisten dan dapat
diandalkan, memberikan dasar yang solid untuk pengambilan keputusan
kesehatan yang lebih akurat.
2. Meningkatkan Literasi dan Pelatihan Digital: Diperlukan upaya konkret dalam
bentuk pelatihan dan peningkatan literasi digital bagi tenaga kesehatan dan
masyarakat. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memahami secara optimal
penggunaan teknologi kesehatan. Pelatihan ini mencakup penguasaan
keterampilan teknologi yang diperlukan untuk mengakses, memahami, dan
memanfaatkan berbagai solusi kesehatan digital. Peningkatan literasi digital
tidak hanya akan membantu tenaga kesehatan dalam menyediakan pelayanan
yang lebih baik, tetapi juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum
tentang cara menggunakan teknologi kesehatan untuk memaksimalkan
manfaatnya dalam mendukung kesehatan pribadi mereka.
3. Kolaborasi Lintas Sektor: Diperlukan upaya nyata untuk merangsang kerjasama
aktif antara pemerintah, sektor swasta, lembaga akademik, dan masyarakat.
Inisiatif ini dirancang untuk mendorong kolaborasi yang kuat dalam
pengembangan dan penerapan solusi teknologi kesehatan. Kerjasama lintas
sektor ini akan menciptakan lingkungan di mana keahlian dan sumber daya dari
berbagai pihak dapat digabungkan,
Perekonomian
Indonesia

memungkinkan pengembangan solusi yang lebih holistik dan berdaya saing.


Kolaborasi ini juga penting untuk memastikan bahwa solusi yang dihasilkan
dapat diimplementasikan secara efektif dan dapat diakses oleh masyarakat
secara menyeluruh.
4. Kebijakan dan Regulasi yang Mendukung: Dalam rangka mendukung
transformasi digital di sektor kesehatan, sangat penting untuk merancang
kebijakan dan regulasi yang bersifat mendukung. Kebijakan ini harus secara
khusus memperhatikan aspek keamanan data dan privasi pasien. Dengan
merinci peraturan yang jelas dan bersifat progresif, dapat dipastikan bahwa
implementasi teknologi kesehatan dapat terjadi dengan cara yang aman dan
terlindungi. Aspek keamanan data mengacu pada perlindungan terhadap potensi
risiko kebocoran atau penyalahgunaan informasi, sementara kebijakan privasi
pasien memberikan jaminan bahwa informasi kesehatan pribadi akan dijaga
dengan cermat. Dengan demikian, kebijakan dan regulasi yang baik dapat
menjadi dasar yang kokoh untuk perkembangan teknologi kesehatan yang
inovatif dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
5. Investasi dalam Infrastruktur TI: Diperlukan upaya peningkatan investasi dalam
infrastruktur Teknologi Informasi (TI) kesehatan untuk mendukung kelancaran
sistem informasi yang beroperasi dengan efektif dan efisien. Investasi ini harus
mencakup perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan sumber daya TI
lainnya yang diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi sistem kesehatan. Dengan
memperkuat infrastruktur TI, dapat diharapkan bahwa pertukaran informasi
kesehatan akan lebih cepat, lebih andal, dan lebih aman. Ini menciptakan dasar
yang kuat untuk penyimpanan dan akses data yang efisien, memastikan bahwa
informasi kesehatan dapat dielola dengan baik dan diakses secara tepat waktu
oleh pihak yang berwenang. Oleh karena itu, investasi yang signifikan dalam
infrastruktur TI kesehatan merupakan langkah kritis untuk mendukung kemajuan
dan efisiensi dalam sistem pelayanan kesehatan.
6. Fokus pada Inovasi Teknologi: Memprioritaskan pengembangan dan penerapan
inovasi teknologi, seperti telemedicine dan sistem kesehatan berbasis AI, untuk
meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan.
7. Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi: Mendorong penelitian dan
pengembangan di bidang bioteknologi untuk menunjang inovasi dalam layanan
kesehatan
Perekonomian
Indonesia

Daftar Pustaka

Syeikhooni, N. (2023). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Sistem Kesehatan.


Politeknik Negeri Jember.

Azwar, A. (1994). Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar


Harapan. Jakarta.

Azwar, A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta.

Christasani, P. D., & Satibi. (2016). Kajian Faktor Demografi Terhadap Kepuasan
Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 13(1).

Dewanto, I., & Naniek, I. L. (2014). Panduan Pelaksanaan Pelayanan Kedokteran


Gigi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia. Jakarta.

Giese, J. L., & Cote, J. A. (2000). Defining Customer Satisfaction. Journal of


Marketing, 64(4), 5-12.

Ilahi, P. P. (2016). Hubungan Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Terhadap Kualitas


Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Nagrak Sukabumi. Jakarta.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Marketing Management. Pearson Education. Inc.
Upper Saddle River, New Jersey.

Nurfauzi, M. (2013). Studi Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Dalam


Memberikan Kepuasan Masyarakat Pada Puskesmas Desa Genting Tanah
Kecamatan Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Administrasi
Negara, 1(1), 268-281.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2015). Perjalanan Menuju


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jakarta.

Tjioptono, F., & Gregorius, I. (2016). Service Quality & Satisfaction. Andi.
Yogyakarta.
View publication stats

Perekonomian
Indonesia

Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Cetak Biru Strategi


Transformasi Digital Kesehatan 2024.

Aviat.id. (2022, Agustus 30). Digitalisasi Layanan Kesehatan: Memudahkan atau


Membingungkan?

antaranews.com. (2023, Agustus 2). Digitalisasi Layanan Kesehatan "Satu Sehat"


Permudah Akses Masyarakat.

aviat.id. (2023, September 20). Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan


Kesehatan Digital.

kemkes.go.id. (2022, Agustus 23). Digitalisasi Sektor Kesehatan Permudah Akses


Masyarakat.

wantiknas.go.id. (2022, Agustus 23). Kemenkes Ungkap Tantangan Digitalisasi


Layanan Kesehatan di Indonesia.

Kemenkes RI. (2024). Transformasi Digital Kesehatan Indonesia ditargetkan mampu


menghasilkan

Anda mungkin juga menyukai