Abstrak
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu masalah terpenting dalam kehidupan manusia. Ilmu
komputer, jaringan, teknik elektro dan informatika mampu mengubah proses pelayanan kesehatan.
Teknologi Informasi pada bidang Kesehatan menjadi fokus banyak penelitian saat ini. Kebutuhan
terhadap IT semakin meningkat di bidang kesehatan. Informasi kesehatan terdiri dari informasi terkait
tindakan medis atau administratif yang dicatat dalam bentuk apapun, yang dibuat atau diterima oleh
penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merancang sebuah sistem
pelayanan kesehatan terpadu mulai yang sesuai dengan Standard Operation Prosedure (SOP) pada
fasilitas kesehatan pemerintah mulai dari masuknya pasien hingga keluarnya pasien yang terintegrasi
pada setiap prosesnya menggunakan internet dan peralatan pendukung yang sesuai. Sistem pelayan
terpadu pada fasilitas kesehatan memiliki 4 modul yang dikembangakan secara bertahap menggunakan
metode feature driven development. Terdapat banyak manfaat jika sistem pelayanan terpadu berbasis
IoT ini diterapkan di fasilitas kesehatan.
Kata Kunci: System pelayanan kesehatan terpadu, Teknologi Informasi, Fasilitas Kesehatan
Abstract
Health care is one of the most important problems in human life. Computer science, networking,
electrical engineering and informatics can change the health service process. Information Technology
in the Health sector is the focus of many research today. The need for IT is increasing in the health
sector. Health information consists of information related to medical or administrative actions recorded
in any form, made or received by health care providers. Based on the description above, the authors
design an integrated health care system starting with the Standard Operating Procedure (SOP) in
government health facilities starting from the entry of patients to the discharge of patients integrated in
each process using the internet and appropriate supporting equipment. Integrated services system in
health facilities has 4 modules developed gradually using feature driven development methods. There
are many benefits if this integrated IoT-based service system is implemented in health facilities.
Keywords: Integrated Healthcare Systems, Information Technology, Health Facilities
8
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
9
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
terhadap HIS (Aziz & Muhammad ali, 2015; Haghani, 2015; Ayatollahi, Mirani, & Haghani,
Cresswell & sheikh, 2015; Fadhil, jusop, & 2014).
Abdullah, 2012). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
Selain antarmuka sistem (interface), merancang sebuah sistem pelayanan kesehatan
aliran sistem (sistem flow) juga merupakan isu terpadu mulai yang sesuai dengan Standard
penting lainnya yang harus diperhatikan agar Operation Procedure (SOP) pada fasilitas
terhindar dari kesalahan. HIS dimaksudkan kesehatan pemerintah mulai dari masuknya
untuk membantu petugas medis, namun karena pasien hingga keluarnya pasien yang
perancangan sistem yang buruk, alur kerja terintegrasi pada setiap prosesnya
dapat menjadi tidak menyenangkan, akan menggunakan internet dan peralatan pendukung
memakan waktu lebih lama bagi pengguna yang yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah
bekerja pada sistem (Khalifa & Alswailem, merancang sistem rancangan sistem pelayanan
2015; Kadry, Sanderson, & Macario, 2010; ). kesehatan terpadu yang sesuai dengan alur
Dengan demikian, fungsi sistem perlu penanganan pasien sehingga dapat
didasarkan pada alur kerja atau dikembangkan meningkatkan nilai dan mutu fasilitas layanan
sesuai dengan proses medis. Masalah ini bisa kesehatan dalam hal administrasi dan
diatasi dengan memahami secara mendalam pelayanan.
semua proses dan prosedur di dunia medis.
Rumah sakit yang berbeda mungkin memiliki Fasilitas Kesehatan
prosedur yang berbeda. Dengan demikian, Definisi
pengembang sistem diharuskan bekerja sama Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu
dengan tim medis untuk memastikan sistem alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
diprogram sesuai dengan rutinitasnya. menyelenggarakan upaya pelayanan
Isu lain yang perlu dihindari adalah kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
kurangnya integrasi sistem. Hal ini maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
mengakibatkan melewati informasi pasien pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau
(untuk keperluan medis) dari satu unit ke unit masyarakat (pp no. 47, 2016). Di Indonesia,
lainnya, yang merupakan praktik umum di Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
rumah sakit. Misalnya, cara tradisional sebagaimana dimaksud dalam pp no. 47 terdiri
menjalankan aktivitas di rumah sakit, di mana atas:
pasien diminta membawa kartu berobat atau 1. tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
kartu antrian untuk diserahkan ke unit rujukan 2. pusat kesehatan masyarakat;
jika diperlukan, tidak profesional karena pasien 3. klinik;
perlu membawa kartu dan memberikan kepada 4. rumah sakit;
tenaga medis yang bersangkutan. Terkadang 5. apotek;
dapat terjadi kesalahan, karena pasien salah 6. unit transfusi darah;
memberikan kartu berobat atau 7. laboratorium kesehatan;
menghilangkannya, yang menyebabkan 8. optikal;
keterlambatan dalam menerima perawatan. 9. fasilitas pelayanan kedokteran untuk
Dalam situasi lain, staf medis menghadapi kepentingan hukum; dan
kesulitan untuk menerima informasi pasien 10.Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional
karena kurangnya fitur pertukaran informasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dan kurangnya interoperabilitas sistem (Abdul dimaksud dapat memiliki tingkatan pelayanan
dan Ahmad, 2010; Ayatollahi, Roozbehi, & yang terdiri atas:
10
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat • Definisi oleh Guillemin dan Friess (2009):
pertama; “Internet of Things memungkinkan orang
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kedua; dan benda agar terhubung kapan saja, di
dan mana saja, dengan apa pun dan siapa pun,
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat ketiga. idealnya menggunakan jalur/jaringan apa
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama pun dan layanan apa pun. "
memberikan pelayanan kesehatan Definisi oleh Guillemin & Friess (2009) telah
dasar.Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lebih jelas disajikan pada Gambar 1.
kedua memberikan pelayanan kesehatan
spesialistik.Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat ketigamemberikan pelayanan kesehatan
subspesialistik.
Dalam penelitian ini sistem yang dirancang
mengacu pada SOP dalam faskes nomor 3 atau
puskesmas dengan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat kedua.
Internet of Things
IoT adalah wilayah penelitian yang sangat luas
dan baru, sehingga tidak ada definisi standar
dan yang ada untuk IoT seperti yang sekarang. Gambar 1 Abstraksi IoT menurut Guillemin &
Friess (2009)
Beberapa definisi populer disajikan di bawah
ini:
Dengan demikian, IoT dapat dianggap sebagai
• Definisi oleh Lu & Neng, (2010): “Hal-hal
evolusi perkembangan jaringan internet dan
di IoT memiliki identitas dan kepribadian
intranet dan dapat secara teoretis didefinisikan
virtual, beroperasi di ruang cerdas
sebagai jaringan universal aktif yang
menggunakan antarmuka cerdas untuk
digabungkan dengan kemampuan
terhubung dan berkomunikasi dalam bidang
mengonfigurasi-sendiri untuk protokol
sosial, lingkungan, dan sesuai konteks
komunikasi interoperable mengidentifikasi
pengguna”
objek-objek, atribut fisik, kepribadian virtual
• Definisi oleh European Comission (2011):
dan menggunakan antarmuka cerdas untuk
“Konsep dasar dan semantik disusun dengan
mendukung jaringan informasi (Vermesan et
dua kata: Internet dan Things, di mana
al., 2011; Guo Zhang, & Wang, 2011).
Internet dapat dijelaskan sebagai jaringan di
Sistem Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan
seluruh dunia jaringan komputer yang saling
Sistem pelayanan kesehatan berbasis IOT
berhubungan, berdasarkan protokol
dibuat berdasarkan alur proses pelayanan, pada
komunikasi standar dan yang ada seperti
fasilitas kesehatan (dalam hal ini rumah sakit
TCP / IP, Things adalah sebuah objek yang
atau puskesmas) yang umum dilakukan di
tidak bisa dikenali, oleh karena itu,
Indonesia, dimulai dari Proses pendaftaran
semantik, Internet fo Things berarti jaringan
pasien, proses antrian pasien, proses pelayanan
di seluruh dunia dari objek-objek yang
kesehatan, proses antrian di apotik, proses
saling terhubung yang secara eksklusif dapat
pengambilan obat di apotik, hingga proses
dialamatkan, berdasarkan pada protokol
pembayaran di kasir. Gambaran alur pelayanan
komunikasi standar dan yang sudah ada; "
pada fasilitas kesehatan ini dapat dilihat pada
gambar 2.
11
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
12
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
13
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
PENUTUP
Sistem pelayan terpadu pada fasilitas kesehatan
memiliki 4 modul yang dikembangakan secara
bertahap menggunakan metode feature driven
Gambar 7. Form penanganan rawat jalan
development. Modul yang dikembangakan
antara lain, (1) Modul Registrasi, (2) Modul
4. Modul apotek
Pelayanan Pasien, (3) Modul Administrasi (4)
Modul ini berfungsi untuk mengelola stok obat
Modul Apotek. Terdapat banyak manfaat jika
dan menerima resep yang diberikan kepada
sistem pelayanan terpadu berbasis IoT ini
pasien oleh dokter. Obat yang dibutuhkan
diterapkan di fasilitas kesehatan. Rencana
pasien secara otomatis akan muncul pada data
pengembangan dari system ini adalah membuat
pasien yang ada di apotek, petugas di apotek
system pelaporan otomatis sehingga dapat
mengambilkan obat sesuai dengan data obat
diperoleh data-data penyakit, obat, profil
yang masuk. Salah satu screenshot yang ada di
pasien, dsb. Yang dibutuhkan pengelola
modul ini dapat dilihat pada gambar 8.
fasilitas kesehatan untuk dilaporkan ke dinas
kesehatan setempat, melakukan upaya prefentif
terhadap penyakit yang sering muncul di
lingkungan sekitar,dan menyiapkan stok obat-
obatan yang sering dibutuhkan pasien di
lingkungan sekitar.
Gambar 8. Form pengambilan obat
DAFTAR PUSTAKA
Dengan mengimplementasikan sistem Abdul K. N. S. and Ahmad M., (2010), An
pelayanan terpadu, manfaat yang diperoleh oleh overview of electronic health record
fasilitas kesehatan antara lain. (EHR) implementation framework and
1. Antrian pasien jadi lebih teratur, dan pasien impact on health care organizations in
menjadi lebih nyaman karena mengetahui malaysia: A case study, 2010 IEEE Int.
perkiraan jumlah antrian sebelum dilayani. Conf. Manag. Innov. Technol., pp. 84–
2. Pasien tidak perlu membawa resep atau 89,
rekamedis kertas yang rentan hilang jika
dibawa-bawa. Al Fatta, H. (2007). Analisis & Perancangan
3. Menghemat penggunaan kertas Sistem Informasi. ANDI: Yogyakarta
14
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
Ayatollahi H., Roozbehi M., and Haghani H., EPOSS,Tech. Rep.). Retrieved 20110612
(2015). Physicians’ and Nurses’ from:
Opinions about the Impact of a http://ec.europa.eu/information_society/
Computerized Provider Ord er Entry policy/rfid/documents/iotprague2009.pd
Sistem on Their Workflow., f
Perspective.in Health Information. Fadhil N., Jusop M., and Abdullah A. (2012),
Management., vol. 12, retrieved from “Hospital Information Sistem (His)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl Implementation In A Public Hospital: A
es/PMC4632876/ Case Study F rom Malaysia,” Far East
Journal of Pshycology and Business vol.
Aziz N. F. Ab. and Mohamadali N. A., (2015). 8 No. 3.,
“The challenges of human factors for
implementation of information sistems in Vermesan, Ovidiu & Friess, Peter & Guillemin,
the health care,”ARPN Journal of Patrick & Gusmeroli, Sergio &
Engineering and Applied Sciences , vol. Sundmaeker, Harald & Bassi,
10, no. 23, pp. 17914–17922, Alessandro & Soler Jubert, Ignacio &
Mazura, Margaretha & Harrison, Mark &
Bialy T., KobusinskiJ., MaleckiM., Eisenhauer, Markus & Doody, Pat.
StefaniakK., Emeh: (2011). Extensible (2009). Internet of Things Strategic
mobile platform for healthcare, in: Research Roadmap. Retrieved 20110612
Computer Science and Information from
Sistems (FedCSIS), Federated https://www.researchgate.net/publicatio
Conference on, IEEE, 2011, pp. 355– n/267566519_Internet_of_Things_Strate
361. gic_Research_Roadmap
Burney SMA, Mahmood N, Abbas Z. (2010). Guo B., Zhang D., & Wang Z. (2011). Living
Information and Communication with Internet of Things: The Emergence
Technology in Healthcare Management of Embedded Intelligence. In
Sistems: Prospects for Developing Proceedings of the Fourth International
Countries. Int. J. Comput. Appl.4(2):27- Conference on Cyber, Physical and
32. doi:10.5120/801-1138. Social Computing (CPSCom), Dalian,
China, October 19-22 (pp.297–304).
Cresswell K. and Sheikh A. (2015), Health
information technology in hospitals: H. Ayatollahi H, N. Mirani N., and H. Haghani
current issues and future trends,” Future H., (2014),“Electronic Health Records:
Hospital Journal, vol 2, no. 1, pp. 50-56 What Are the Most Important Barriers?,”
Perspective in. Health Information.
Darwish A., Hassanien A. E. (2011), Wearable Management., pp. 1–12,
and implantable wireless sensor network
solutions for healthcare monitoring, Kadry B., Sanderson I.C., and Macario A.,
Sensor 11 (6) pp. 5561–5595. (2010), Challenges that limit meaningful
use of health information technology
European Commission. (2008). Internet of Current Opinion in Anaesthesiology, vol.
things in 2020 road map for the future 23, no. 2, pp. 184–192,
(Working Group RFID of the ETP,
15
Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.5, No.1, November 2018 p-ISSN 2407-4489
e-ISSN 2528-7303
Khalifa M. and Alswailem O., (2015),“Hospital Wager K. A, Lee F. W., and Glaser J. P.,
Information Sistems (HIS) Acceptance (2010) Managing Health Care
and Satisfaction: A Case Study of a Information Sistems: A Practical
Tertiary Care Hospital,” Procedia - Approach for Health Care
Procedia Computer. Science., vol. 63, Executives:John Wiley & Sons.
pp. 198–204,
16