Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Pendidikan & Promosi Kesehatan

Dosen pembimbing :

Ns.mariski putri. M, kep.s.kep

Disusun oleh

Habib bullah

(191000214201001)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kesehatan Dan Mipa

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

2020
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................I

B. Rumusan Masalah.................................................................................................II

C. Tujuan....................................................................................................................III

BAB II PEMBAHASAN

Konsep spiritualitas dalam keperawatan....................................................................IV

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................V

B. Saran......................................................................................................................VI

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syuker penulis penjatkan kehadirat Allah swt yang maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
KOPSEP SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN .

Dalam menyuaun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
layanan internet. Oleh karna itu, penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna sempurnaka makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bukit tinggi, 13November 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga atau masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang
manusia, klien memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk
sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan memandang
manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis, psikologis, sosiologis,
psikologis dan spiritual.

           Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu diantara dimensi di atas akan
menyebabkan ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. Kondisi tersebut dapat dipahami
mengingat dimensi fisik, psikologis, sosial spiritual, dan kultural merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan. Tiap bagian dari individu tersebut tidaklah akan mencapai kesejahteraan
tanpa keseluruhan bagian tersebut sejahtera.

          Kesadaran akan pemahaman tersebut melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa
pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak saja
memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan spiritual klien.
Sehingga, pada nantinya klien akan dapat merasakan kesejahteraan yang tidak hanya terfokus
pada fisik maupun psikologis saja, tetapi juga   kesejateraan   dalam  aspek spiritual.
Kesejahteraan spiritual adalah suatu faktor yang terintegrasi dalam diri seorang individu secara
keseluruhan, yang ditandai oleh makna dan harapan. Spiritualitas memiliki dimensi yang luas
dalam kehidupan seseorang sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik dari seorang perawat
sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.

B.      Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi tugas dari Bapak dosen pembimbing mata kuliah Kebutuhan Dasar
manusia I (KDM I).
b. Untuk mengetahui dan menambah wawasan lebih banyak pengetahuan KDM I
tentang “ Konsep Kesehatan Spiritual “.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui konsep kesehatan spiritual
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep kesehatan spiritual
c. Mahasiswa memiliki landasan pengetahuan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yang berhubungan dengan spiritual.

C.     Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan yang kami ambil
dari beberapa buku yang ada di perpustakaan akper Pemkab Kapuas. Selain menggunakan
metode kepustakaan kami juga mencari materi dari internet.

Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien pra operasi Pemenuhan kebutuhan spiritual dalam
hal ini adalah dengan beberapa indikator yaitu ritual berdoa, perawat mendampingi pasien
sebelum operasi, bimbingan Rohani, memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien
mendatangkan pemuka agama. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pada 54 responden
menunjukkan sebagian besar responden terpenuhi kebutuhan spiritualnya sejumlah 39 orang
(72,2) sedangkan 15 orang (27,8) tidak terpenuhi kebutuhan spirtualnya.
Dukungan spiritual ini berfungsi membentuk mekanisme koping adaptif terhadap suatu
peristiwa yang dianggap mengancam bagi kelangsungan hidup klien. Dalam pemenuhan
kebutuhan spiritual peran perawat memberikan pengaruh baik fisik maupun psikologisnya
sehingga klien merasa lebih aman, dan ahirnya kecemasan dapat menurun (Suherlan, 2012).
Kebutuhan spirtual ini tercipta pada pasien yang sudah tumbuh rasa percaya pada perawat,
perawat sudah mengetahui kedaaan serta perkembangan pasien dan di tambah dengan pasien
melakukan ritual berdo’a, terdapat keluarga ataupun perawat yang memotivasi kepada pasien
agar pasien menjadi nyaman dan tenang.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konsep Kesehatan Spiritual


Spirituality atau spiritual berasal dari bahasa  latin “spiritus” yang berarti nafas atau
udara. spirit  memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa
saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan
seseorang( Dombeck,1995). Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu
(Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual,
hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri
tentang hidup. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara
diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib) . Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan
antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta
spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan
sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi.

Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual berkaitan
erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain
(fisiologis,psikologis,sosiologis,kultural).  Peran   perawat   adalah  bagaimana  perawat   mampu
mendorong klien untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien
mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang
terjadi pada diri individu tersebut.

B.      Hubungan Spiritual, Sehat, dan Sakit


Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapat ajaran baik dan
larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang, contohnya minuman
beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada kesehatan bila di konsumsi
manusia. Agama sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami kelemahan (dalam
keadaan sakit) untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan
kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh orang yang sedang akan melaksanakan
operasi.
Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien pra Pemenuhan kebutuhan spiritual dalam hal ini
adalah dengan beberapa indikator yaitu ritual berdoa, perawat mendampingi pasien sebelum
operasi, bimbingan Rohani, memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien mendatangkan
pemuka agama. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pada 54 responden menunjukkan
sebagian besar responden terpenuhi kebutuhan spiritualnya sejumlah 39 orang (72,2) sedangkan
15 orang (27,8) tidak terpenuhi kebutuhan spirtualnya.
Dukungan spiritual ini berfungsi membentuk mekanisme koping adaptif terhadap suatu
peristiwa yang dianggap mengancam bagi kelangsungan hidup klien. Dalam pemenuhan
kebutuhan spiritual peran perawat memberikan pengaruh baik fisik maupun psikologisnya
sehingga klien merasa lebih aman, dan ahirnya kecemasan dapat menurun (Suherlan, 2012).
Kebutuhan spirtual ini tercipta pada pasien yang sudah tumbuh rasa percaya pada perawat,
perawat sudah mengetahui kedaaan serta perkembangan pasien dan di tambah dengan pasien
melakukan ritual berdo’a, terdapat keluarga ataupun perawat yang memotivasi kepada pasien
agar pasien menjadi nyaman dan tenang.

C.     Hubungan Keyakinan dengan Pelayanan Kesehatan


Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat,
mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang
mampu membangkitkan dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan,
perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan
spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis
atau menjelang ajal.
Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan  kesehatan,  di
mana  kebutuhan  dasar  manusia  yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya
berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu
membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan.
D.     Perkembangan Spiritual
Perkembangan Spiritual seseorang menurut Westerhoff’s di bagi ke dalam empat tingkatan
berdasarkan kategori umur, yaitu :
1. Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman
Perilaku yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain
dengan keyakinan atau kepercayaan yang di anut, Pada masa ini, anak belum mempunyai
pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan pada masa ini mungkin hanya
mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan
lain-lain. Pada masa prasekolh kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna
pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang
seakilingnya dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai
bertanya tentang pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan

2. Usia remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang di tandai dengan


adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat
mereka semakin merasa  memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan
spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual
seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah
mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila pemenuhan
kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, akan timbul kekecewaan.

3. Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses
npernyataan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai
bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat
rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala
pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini,
timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
4. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri,
perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercatyaan diri yang dipertahankan
walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan
kepercayaan dirinya.
E.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual

1. Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan


spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan
terhadap Tuhan.
2. Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual, karena keluarga memilki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ras/suku. Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehungga proses
pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4.  Agama yang dianut. Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat
menetukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
5. Kegiatan keagamaan. Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan     
keberadaan     dirinya    dengan    Tuhan,     dan    selalu  mendekatkan diri kepada
Penciptanya.

F.      Beberapa orang yang membutuhkan bantuan spiritual

1. Pasien Kesepian. Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan
membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain
kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.
2. Pasien Ketakutan dan cemas. Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan
pasien kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan
ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan.
3. Pasien menghadapi pembedahan. Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat
mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah
keberadaan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu
membutuhkan bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat membuat
seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup
dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang lebih buruk. Akan tetapi bila
perubahan gaya hidup kea rah yang lebih baok, maka pasien akan lebih membutuhkan
dukungan spiritual.

G.     Masalah Spiritual
Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distress spiritual,
yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau berisiko
mengalami ganguan dalam kepercayaan atau  sistem  yang  memberikannya kekuatan,  harapan,
dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual,
mengungkapakan adanya keraguan dalam system kepercayaan, adanya gangguan yang berlebih
dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah
hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis,
menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan tanda fisik seperti nafsu maakan
terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat.
Distres spiritual terdiri dari atas :
1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai atau
dari penderitaan yang berat.
2. Spiritual yang khawatir, yatitu terjadi pertentangan kepercayaan dan sistem nilai seperti
adanya aborsi.
3. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.
H.     Pengkajian Spritual
Henery (2003, seperti dalam Delgado,2005) mengidentifikasi tiga asumsi tentang
spiritualitas ;
1. Spiritualitas semakin penting untuk teori dan praktek.
2. Spiritualitas biasanya di anggap bagian dari pasien.
3. Memenuhi kebutuhan spiritual pasien adalah membantu pasien mengatasi penderitaan
(karena penyakit kronis) dan kehilangan. (Hanna, 2006)
Pengkajian terhadap masalah kebutuhan spiritual antara lain adanya ungkapan terhadap
masalh spiritual, misalnya arti kehidupan, kematian dan penderitaan, keraguan akan kepercayaan
yang dianut, penolakan untuk beribadah, perasaan yang kosong, dan pengakuan akan perlunya
bantuan spiritual. Beberapa faktor yang menyebabkan masalah spiritual adalah kehilangan salah
satu bagian tubuh, beberapa penyakit terminal, tindakan pembedahan, prosedur invasive, dan
lain-lain.
1. Ketaatan dan keyakinan klien
2. Tanggung Jawab diri dan kehidupan
3. Kepuasan hidup klien
4. Budaya
5. Hubungan dengan masyarakat
6. Praktek keagamaan
7. Pekerjaan
8. Harapan klien
G.   Diagnosa Keperawatan
Distres spiritual berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual
spiritual, konflik antara keyakinan spiritual dan ketentuan aturan kesehatan dan krisis penyakit,
penderitaan, atau kematian.
H.     Perencanaan Keperawatan
Rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah spiritual antara lain:
1. Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan beribadah
secara rutin
2. Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah.
3. Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik keyakinan dan
alternative pemecahannya.
4. Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dengan
keyakinan pasien dan mencari alternatif pemecahannya.
5. Mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual.
6. Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya

I.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah spiritual secara unun dapat dinilai dari perubahan untuk
melakukan kegiatan spiritual, adanya kemampuan melaksanakan ibadah, adanya ungkapan atau
perasaan yang tenang, dan menerima adanya kondisi atau keberadaannya, wajah yang
menunjukkan rasa damai, kerukunan dengan orang lain, memilki pedoman hidup, dan rasa
bersyukur.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa
kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan
seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi.
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri.
Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis,
kultural).  Peran   perawat   adalah  bagaimana  perawat   mampu mendorong klien untuk
meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi,
menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu
tersebut.

B.      Saran
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan beberapa saran yang
mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain :
1.  Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca makalah ini.
2. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan diperpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Cartwright, K. B. (2001). Cognitive Developmental Theory and Spiritual Development. Journal


of Adult Development , Volume 8
Krentzman, A. R. (2013). What Is Spirituality. Takingcharge.csh.umn.edu .
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/download/2234/1698
https://core.ac.uk/download/pdf/233837374.pdf

https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/download/1654/1699

Konsep spiritualitas dalam


keperawatan
Nama: habib bullah
Nim: 191000214201001
• A.      Pengertian Konsep
Kesehatan Spiritual
Spiritual adalah suatu
kepercayaan dalam hubungan
 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebutuhan
Spiritual
1. Perkembangan
 Beberapa orang yang
membutuhkan bantuan spiritual
1. Pasien Kesepian.
2. Pasien Ketakutan dan cemas. 
 Distres spiritual terdiri dari atas:
• Spiritual yang sakit, yaitu
kesulitan menerima kehilangan
dari orang yang dicintai atau
 Masalah Spiritual

Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual


adalah distress spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu
atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami ganguan dalam
kepercayaan atau  sistem  yang  memberikannya kekuatan,  harapan, dan
arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan
spiritual, mengungkapakan adanya keraguan dalam system kepercayaan,
 Pengkajian Spritual
• Spiritualitas semakin penting
untuk teori dan praktek.
• Spiritualitas biasanya di anggap
bagian dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai