Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KEPERAWATAN

TEORI MENURUT KING

Disusun Oleh :

Kelompok VIII

RATNA DEWI NIM: 2021-01-14201-184


RIKO NIM: 2021-01-14201-185
RINDIANI LEVIA NIM: 2021-01-14201-186
SELVI INDRIANA NIM: 2021-01-14201-187

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA


RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan Karunianya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “ HUBUNGAN PARADIGMA

KEPERAWATAN DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE

M. KING “ . Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN, Program Studi Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyadari bahwa dalam menyusun

makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangkaraya, Januari 2022

Penyusun
Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………...……………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………..…………4
A. Konsep Falsafah dan Paradigma……………………..….4
B. Teori Konsep Utama Imogene M.King…………………6
C. Landasan Dasar Model Konseptual Keperawatan
Menurut Imogene M. King……………………….…….7
D. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene King……….8
E. Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari
3 sistem atau Karakteristik Teori Imogene King
(Christensen & Kenney, 1995)………………………..9
F. Konsep Interaksi Imogene King……………………….12
BAB III PEMBAHASAN……………………………………….15
A. Hubungan Paradigma Keperawatan dan Teori
Keperawatan Menurut King………………………….15
B. Tujuan, Dominan dan Fungsi Perawat Profesional
Menurut King……………………………………….. 17
C. Analisi Teori/ Penegasan Teoritis…………………….18
D. Penerimaan Oleh Komunikasi Kpeperawatan…………19
E. Aplikasi Dalam Proses Keperawatan………………….20
F. Contoh Implementasi Teori Imagine King Dalam
Praktik Keperawatan……………………………….…21
BAB IV KESIMPULAN…………………………………….…..30
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………31

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Falsafah dan Paradigma

1. Pengertian Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat


manusia sebagai mahluk holistic ( memiliki kebutuhan biologis,
psikologis, sosial – kultural dan spiritual ) dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan


yang dilakukan.

Sedangkan Fawcett ( 2000, dalam Basford dan Slevin, 2006 )


mendefinisikan falsafah dari sudut pandang disiplin keperawatan dan
sangat nyata bahwa hal tersebut berkaitan dengan disiplin keperawatan.
Ia juga mengidentifikasi perspektif utama dari filosofis yang penting
dalam ilmu keperawatan antara lain ontology, epistemology dan
aksiologi.
a. Ontologi adalah pengetahuan tentang eksistensi dan sifat dari objek
atau ide, yang disebut juga metafisika
b. Epistemologi adalah cabang filsafat yang berurusan dengan
pengetahuan, terutama pengetahuan ilmiah, ini berhubungan erat
dengan metodologi ilmu pengetahuan.
c. Ethics ( Aksiologi ) adalah investigasi atau pertimbangan moralitas
dari tindakan kita dan pengetahuan atau cara berpikir yang mendasari
adanya istilah benar versus salah , baik versus buruk , kebaikan
versus keburukan, patut dipuji versus patut dicela.

Falsafah keperawatan berfokus pada konsep manusia. Setiap manusia


dipahami sebagai mahluk individu dengan nilai – nilai instrinsik yang
unik. Isu penting dalam falsafah keperawatan adalah kesehatan dan
penyakit.

4
Falsafah juga mempengaruhi karakteristik perawat, perilaku mereka,
sudut pandang, tindakan dan gagasan yang dibentuk oleh pemahaman
filosofis keperawatan.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan


yang dilakukan ( Basfor dan Slevin, 2006 )

2. Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas
fenomena yang ada.

Paradigma Keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut


oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai
teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara
teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori – teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Elemen dari
paradigma keperawatan berhubungan langsung dengan kegiatan profesi
keperawatan, termasuk perkembangan pengetahuan, filosofi, teori,
pengalaman pendidikan, penelitian, dan praktik ( Asmadi, 2008; Potter &
Perry, 2009 )

Paradigma Keperawatan atau dikenal juga dengan istilah metaparadigma


terdiri dari 4 komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan
a. Manusia
Merupakan penerima asuhan keperawatan, termasuk klien, keluarga
dan komunitas. Manusia merupakan sentral asuhan keperawatan yang
dilakukan perawat. Karena kebutuhan manusia biasanya kompleks,
maka penting untuk menyediakan pelayanan yang berfokus pada
klien ( Potter dan Perry, 2009 )
b. Kesehatan ( sehat – sakit )
Kesehatan adalah suatu kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat
sakit yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan.
Sehat adalah keadaan seimbang bio-psiko-sosial-spiritual yang
dinamis yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri
sehingga dapat berfungsi secara optimal guna memenuhi kebutuhan
dasar melalui aktivitas hidup sehari – hari sesuai dengan tumbuh
kembangnya.

5
Sakit adalah suatu keadaan tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-
spiritual sebagai respon tubuh terhadap interaksinya dengan
lingkungan, baik internal maupun eksternal.
c. Lingkungan/ Situasi
Kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan tempatnya berada,
dimana kebutuhan pelayanan kesehatan ada. Hubungan ini dapat
berupa pengaruh positif dan negative pada tingkat kesehatan manusia
dan kebutuhan pelayanan kesehatan ( Potter dan Perry, 2009 )
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia
dan kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat
diatas kpentingan sendiri, suatu bentuk pelayanan / asuhan yang
bersifat humanistic, menggunakan pendekatan holistic, dilaksanakan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berpegang pada standar
pelayanan/asuhan keperawatan serta menggunakan kode etik
keperawatan sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan.

Paradigma keperawatan bertujuan untuk :


a. Memberi arah dalam pengembangan keperawatan suatu profesi
b. Memberi arah kepada perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti
aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan serta kehidupan
profesi.

B. Teori Konsep Utama Imogene M. King

King (1971) berbicara tentang konsep – konsep sebagai “ide – ide abstrak
yang memberi makna persepsi pengertian kita, mengizinkan generalisasi, dan
cenderung untuk disimpan di dalam memori kita untuk mengingat dan
menggunakan di lain waktu dalam situasi baru dan berbeda” (hal. 11 – 12).
King (1984) mendefinisikan teori sebagai “satu perangkat konsep, yang
ketika didefinisikan, saling terkait dan dapat diamati dalam dunia praktik
keperawatan” (hal. 11).Teori berfungsi untuk membangun “pengetahuan
ilmiah untuk keperawatan” (King, 1995b, hal. 24).Konsep – konsep memberi

6
makna pada persepsi rasa kita dan memungkinkan generalisasi tentang orang,
benda, dan banyak hal” (King, 1995a, hal. 16).
1. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai pengalaman hidup yang dinamis dari seorang
manusia, yang berarti penyesuaian terus – menerus terhadap stressor di dalam
lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan sumber daya seseorang
secara optimal untuk mencapai potensi maksimal dalam hidup sehari – hari”
(King, 1981, hal. 5).
2. Keperawatan
“Keperawatan didefinisikan sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi ketika
perawat dank lien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan” (King, 1981, hal. 2).
3. Diri
“Diri adalah gabungan dari pikiran dan perasaan yang merupakan kesadaran
seseorang tentang eksistensi dirinya, konsepsinya tentang siapakah dan
apakah dia. Diri adalah jumlah total dari semua yang dia bisa sebut. Diri
termasuk antara lain : sistem ide, sikap, nilai, dan komitmen. Diri adalah total
lingkungan subjektif seseorang. Diri merupakan pusat khas dari pengalaman
dan signifikansi. Diri merupakan dunia batin seseorang yang dibedakan dari
dunia luar yang terdiri dari semua orang dan hal – hal lain. Diri adalah
individu sebagai diketahui oleh individu tersebut.Diri adalah yang kita sebut
ketika kita mengatakan, “Aku” (Jersild, 1952, hal. 10).

C. Landasan dasar Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M.


King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri
atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari
King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis yaitu personal,
interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian
tujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan


pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya
yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social
yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

7
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana
didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran
tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan
interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta
hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan
pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan
individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.
Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang
dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang
akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar
yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.

King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang


dimiliki oleh perawat

dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

Konsep hubungan manusia menurut King terdiri komponen :

a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,


dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan
kontrak untuk pencapaian tujuan.Contoh : inform consent sebelum
dilakukan tindakan pemasangan infus, dll.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu (pasien).Contoh : respon pasien setelah
dilakukan tindakan pemasangan infus, pemasangan catheher, dll.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan pasien, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi.Contoh : komunikasi terapeutik yang terjalin saat proses
implementasi keperawatan.

8
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi
suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
(Murwani A, 2009).

D. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King

King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit


maupun implisit.

Asumsi eksplisit meliputi :

1. Focus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan


lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan,
control, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan
nilai klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng
mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan
menerima atau menolak keperawatan.
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.

Sedangkan asumsi implisit meliputi

1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.


2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.

9
E. Model Konsep dan Teori Imogene M. King terdiri dari 3 sistem atau
karakteristik teori Imogene King (Christensen & Kenney,1995):

a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistem
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
1) Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan
kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain
dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang,
pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal
atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau
personal.
2) Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan
orientasi pada tujuan.
3) Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku
manusia. Perubah ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan
dapat diprediksikan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan
fungsi genetic, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh
kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan
seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai
aktualisasi diri.
4) Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan
tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
5) Ruang

10
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang,
personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan
hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau
berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara
operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku
orang yang menempatinya.
6) Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan
kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan
hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, dan koping.

c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan


lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran


organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek
dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social
adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
1) Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan
kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
2) Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.

11
3) Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
4) Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal,
subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi
pada tujuan.
5) Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan
hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Gambar 2.3.1.Bagan Bentuk interaksi sistem yang dinamis

F. Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja


konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem
terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial,

12
perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi
pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah
menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.


2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap
pertukaran informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan
dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P, 2009), meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi
dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal
dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan
perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban
sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi
manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan
informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan

13
mengontrol stressor.Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue
dalam diri individu.
7. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang
kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian atau peristiwa kemasa yang
akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa
yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area
dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

14
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hubungan Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Menurut


King
1. Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang


berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan
informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya
meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai
sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem
interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan
dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat. Menurut
Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :

a) Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan


dan dapat digunakan.

b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.

c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat


membantu/merawat

diri mereka sendiri.

King merinci asumsi – asumsi tertentu yang terkait dengan orang pada tahun
1981 dan dalam karya – karya berikutnya :

1) Individu adalah makhluk spiritual (I. King, personal communication, 11


Juli, 1996).
2) Individu memiliki kemampuan melalui bahasa dan simbol – simbol lain
untuk merekam sejarah mereka dan melestarikan budaya mereka (King,
1986).
3) Individu adalah unik dan holistik, dari nilai intrinsik, dan mampu berpikir
rasional dan mengambil keputusan dalam kebanyakan situasi (King,
1995b).
4) Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan, dan tujuan mereka (King,
1995b).

15
2. Konsep Lingkungan

Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam


masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka.
Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi,
persepsi, dan kesehatan.Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal
dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal. Lingkungan adalah latar belakang untuk
interaksi manusia, dan melibatkan :

a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk


menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal.
Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.

King (1981) percaya bahwa “pemahaman tentang cara – cara


bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk menjaga
kesehatan adalah penting untuk perawat” (hal. 2). Sistem terbuka menyiratkan
bahwa interaksi terjadi terus – menerus antara sistem dan lingkungan sistem.
Selanjutnya, “penyesuaian untuk hidup dan kesehatan dipengaruhi oleh
(sebuah) interaksi individu dengan lingkungan …. Setiap manusia
mempersepsikan dunia sebagai total kumpulan orang – orang yang
melakukan transaksi dengan individu dan benda – benda di lingkungannya”
(King, 1981, hal. 141).

3. Konsep Sehat
Kesehatan adalah sebuah keadaan dinamis dalam siklus hidup, sementara
penyakit mengganggu proses tersebut. Kesehatan “berarti penyesuaian
terus – menerus untuk memberikan tekanan di lingkungan internal dan
eksternal melalui penggunaan sumber daya seseorang secara optimal untuk
mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari – hari (King, 1981, hal.
5).King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang
dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

16
4. Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah sebuah perilaku yang dapat diamati yang ditemukan


dalam sistem perawatan kesehatan di masyarakat” (King, 1971, hal.
125).Tujuan Keperawatan adalah untuk membantu individu menjaga
kesehatan mereka sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran – peran
mereka” (King, 1981, hal. 3 – 4). Keperawatan adalah sebuah proses aksi,
reaksi, interaksi, dan transaksi interpersonal. Persepsi seorang perawat dan
seorang pasien memengaruhi proses interpersonal.Keperawatan didefinisikan
sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan klien dalam
berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien
dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,
reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.

1) Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.


2) Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka
tujuan tercapai.
3) Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan
tercapai.
4) Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh
kembang dapatditingkatkan.
5) Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka
transaksi terjadi.
6) Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
7) Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian
tujuan terjadi.

D. Tujuan, Domain dan Fungsi Perawat Profesional Menurut King


1. Tujuan Perawat
Untuk membantu individu menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka
dapat berfungsi dalam peran mereka
2. Domain Perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara dan memulihkan kesehatan, dan
merawat orang sakit, terluka dan sekarat.
3. Fungsi perawat professional

17
Untuk menginterprestasikan informasi dalam proses keperawatan untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
King mengatakan dalam teorinya seorang perawat professional dengan
pengetahuan khusus, ketrampilan dan klien yang membutuhkan perawatan
dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu
sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

E. Analisa teori / Penegasan Teoritis


Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa
konsep keperawatan menurut king adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan
interaksi perawat dan klien yang secara bersama - sama memberikan informasi
tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses
interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan
situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan
tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.

Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan


Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.

1. Jika terdapat keselarasan/kesesuaian persepsi (Perceptional Congruence)


dalam interaksi perawat–klien, maka akan terjadi transaksi.
PC (I) + T
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi (Transactions), maka tujuan
akan
tercapai (Goal Attainment).
T + GA
3. Jika tujuan tercapai (Goal Attainment), maka akan terjadi kepuasan
(Satisfactions).
GA + S
4. Jika tujuan tercapai (Goal Attainment), maka akan terjadi asuhan
keperawatan yang efektif (Nursing Care Effective).
GA + NCe
5. Jika transaksi (Transactions) dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka
pertumbuhan dan perkembangan (Growth Development) akan meningkat.

(I)T + GD

18
6. Jika harapan peran dan performa/kinerja peran seperti yang dirasakan oleh
perawat dan klien adalah sesuai/kongruen (Role Congruency), maka akan
terjadi transaksi (Transactions).
RCN + T
7. Jika konflik peran (Role Conflict) yang dialami oleh perawat dan klien
atau keduanya, maka akan menimbulkan stres (Stress) dalam interaksi
perawat-klien.
RC (I) + ST
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengkomunikasikan (Communicate) informasi yang tepat kepada klien,
maka akan terjadi penyusunan (pengaturan) tujuan dan pencapaian tujuan
bersama (Goal Attainment). Pengaturan tujuan bersama merupakan
langkah dalam transaksi dan dengan demikian telah digambarkan sebagai
transaksi (Transaction).

CM + T + GA

F. Penerimaan Oleh Komunitas Keperawatan

1. Praktik Keperawatan
Konsep King mengenai Teori Pencapaian tujuan dalam praktik keperawatan
hubungannya sangat jelas karena perawat berfungsi terutama melalui
interaksi dengan individu dan kelompok didalam lingkungan.
King mengembangkan sebuah sistem dokumentasi Goal Oriented Nursing
Record ( GONR ) / catatan keperawatan berorientasi tujuan. GONR adalah
metode pengumpulan data, mengidentifikasi masalah dan melaksanakan serta
mengevaluasi perawatan yang telah efektif dalam mengatur pasien. Unsur –
unsur utama dalam sistem rekam ini adalah :
a. Data Base
b. Diagnosis Keperawatan
c. Daftar Tujuan
d. Intervensi Keperawatan
e. Lembar Alir
f. Catatan Kemajuan
g. Ringkasan kepulangan
2. Pendidikan

19
Fakultas keperawatan di beberapa universitas menggunakan konsep – konsep
King untuk merancang kurikulum keperawatan.
Konsep King juga digunakan dalam mengembangkan kerangka kerja untuk
penggunaan dalam pendidikan keperawatan, praktik keperawatan, dan untuk
menghasilkan hipotesis penelitian
3. Penelitian
Banyak penelitian telah menggunakan karya King sebagai landasan Teori.
Para peneliti memasukan konsep transaksi dalam penelitian.

G. Aplikasi Dalam Proses Keperawatan

1. Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa
pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian
untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien diantaranya
adalah :
- Tingkat tumbuh kembang
- Pandangan tentang diri sendiri
- Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data
terhadap status kesehatan
- Pola Komunikasi diperlukan untuk memverifikasi keakuratan persepsi
untuk interaksi dan dan transaksi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah
tersebut dilakukan
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan
dan membuat keputusan

20
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien yang dianjurkan
ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung
jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual
untuk mencapai tujuan
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi
5. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai dan
membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan.

H. Contoh Implementasi Teori Imogene M King dalam Praktik


Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan


sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam
menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara
tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosio-kultural,
dan konsep interpersonal.Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori
King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997) :

1) Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.


2) Klien dengan penyakit ginjal.
3) Caring dalam keluarga.
4) Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan
lingkungankerja.
5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6) Pelayanan keperawatan psikiatri.
7) Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8) Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9) Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

Studi Kasus

Contoh kasus Imogene M.King adalah padapasien dengan MCI


(Myocardial Infarction) pada sistem cardiovascular.

21
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya
ke UGD RS. B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya
seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer)
terlihat sianosis. Capillary refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 –
30 menit. Tn. X mengatakan ia sering mengalami mudah lelah, nyeri pada
dada kirinya saat beraktifitas yang berat seperti mengangkat beras dan barang
– barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter,
karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain
itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita
penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernah terlihat sering
mengalami nyeri dada saat di rumah.

A.Pengkajian Keperawatan berdasarkan Middle - Range Theory of Goal

AttaintmentImogene M.King.

Pengkajian menurut Middle - Range Theory of Goal Attaintment Imogene


M.King meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang,
waktu, komunikasi, interaksi, transaksi, stress dan koping, yaitu :

1. Persepsi

a. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?

b. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?

c. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?

d. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?

e. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yang

serius?

2. Peran

a. Bagaimana penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?

b. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?

c. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?

d. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah melakukan perannya?

3. Transaksi

a. Informasi apa yang perawat berikan untuk informasi yang berhubungan

22
untuk penyakit anda?

b. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?

c. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda

setiap kalimemberikan asuhan keperawatan?

d. Bagaimana perawatan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai

proses perawatan?

4. Stress dan Koping

a.Apakah penyakit anda membuat anda stress?

b.Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?

c.Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?

d.Apakah nyeri dada membuat anda stress?

5. Komunikasi

a. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluarga

anda?

b. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakit

anda?

c.Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?

(Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya)

6. Ruang

a.Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?

b.Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?

c.Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?

d.Apakah anda merasa nyaman dengan ruangan perawatan selama di rumah

sakit ?

7. Waktu

a.Apakah anda sering mengalami nyeri dada?

b.Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?

23
c.Apakah nyeri dada anda memberi efek kepada setiap aktivitas anda?

d.Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemani

anda?

8. Pertumbuhan dan Perkembangan

a.Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?

b.Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan

bagaimana hasilnya?

c.Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit MCI

(Myocardial Infarction) ?

9. Interaksi

a.Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?

b.Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?

c.Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?

d.Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain di ruang

perawatananda?

10. Diri sendiri

a.Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?

b.Apakah perasaan anda ketika anda menderita penyakit MCI?

c.Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?

( aksi - reaksi antara perawat-klien ).

G. Fokus Analisa Data Pasien Myocardial Infarction:

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. DS: Arterosklerosis, trombosis, Nyeri
kontriksi arteri koronaria
1.Pasien mengatakan

nyeri menyebar di Aliran darah ke jantung menurun

bagian dada.
Jaringan miokard iskemik

24

DO: Supply O2 ke miokard turun

-      1.Perubahan tonus otot Metabolisme anaerob
(rentang dari lemas ↓
Timbunan asam Laktat
tidak bertenaga ↓
sampai kaku). Nyeri

-     2.Perubahan tekanan
darah, pernapasan,
nadi, dilatasi pupil.
3.Perilaku ekspresif
(misal : gelisah,
merintih,peka
terhadaprangsang,
dan menghela napas
panjang).
4.Gangguan tidur.

2. DS: Arterosklerosis, trombosis, Intoleransi


kontriksi arteri koronaria
1.Pasien mengatakan aktifitas

ketidaknyamanan Aliran darah ke jantung menurun

atau dispnea saat
Jaringan miokard iskemik
beraktivitas. ↓
Supply O2 ke miokard turun
2.Pasien mengatakan

merasa letih dan Metabolisme anaerob

lemah.
Timbunan as. Laktat
DO: ↓
Fatique
1.Frekuensi jantung

ataudarah tidak Intoleransi aktivitas
normalsebagai
responterhadap
aktivitas.
2.Perubahan EKG
yang
menunjukkan aritimia
atau iskemia.
3. DS: Pasien merasa Arterosklerosis, trombosis, Ansietas
kontriksi arteri koronaria
cemas menghadapi

25
penyakit yang Jaringan miokard iskemik

dideritanya saat ini.
Supply O2 ke miokard menurun

DO: Metabolisme anaerob

1.Pasien tampak Timbunan asam Laktat
gelisah. ↓
Nyeri
2.Pasien tampak panik. ↓
3.Pasien tampak Ansietas

menangis.

H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan arteri
koroner.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan status sosial -ekonomi
ancaman kematian.

I. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria I Intervensi Rasional


Hasil : Keperawatan Tindakan
1 Nyeri akut Tujuan: 11.Beri analgesik sesuai R1: Untuk
berhubungan Menunjukkan tingkat dosis yang dibutuhkan mengurangi nyeri.
dengan iskemia nyeri yang dibuktikan pasien.
miokard akibat oleh adanya ekspresi
sumbatan arteri nyeri pada wajah, 22.Ringankan nyeri R2: Untuk

koroner gelisah atau sampai pada tingkat meninkatkan

ketegangan otot, kenyamanan pasien. persepsi positif

durasi episode nyeri, pasien terhadap

merintih dan kemudahan fisik

menangis, dan psikologis

Kriteria hasil: sampai pasien

1.Tindakan individu merasa nyaman.


33.Minta pasien untuk

26
untuk mengendalikan menilai nyeri pada R3: Untuk
nyeri. skala 0-10. mengetahui
2.Keparahan nyeri tingkat keparahan
yang dapat diamati. nyeri pasien.
2 Intoleransi Tujuan: 11.Beri anjuran tentang R1: untuk
aktivitas 1.Menoleransi dan bantuan dalam meningkatkan
berhubungan aktivitas yang biasa aktivitas fisik, sosial, durasi aktivitas
dengan dilakukan, yang spiritual yang spesifik individu.
ketidakseimban dibuktikan oleh 22.Atur penggunaan R2: untuk
gan suplai toleransi aktivitas, energi pasien. mengatasi
oksigen penghematan energi. kelelahan dan
miokard mengoptimalkan
dengan Kriteria hasil: fungsi.
kebutuhan 1.Respons fisiologis 33.Pantau respons R3: untuk
tubuh. terhadap gerakan kardiorespiratori mengetahui
yang memakan terhadap aktivitas respons
energi, tindakan pasien. kardiorespiratori
individu dalam 4. pasien.
mengelola energi 4.4Pantau respons O2 R4: Untuk
untuk memulai dan pasien terhadap mengetahui
menyelesaikan aktivitas keperawatan. penggunaan
aktivitas. oksigen pasien
dalam aktivitas.
55.Pantau pola tidur
R5: Untuk
pasien dan lamanya
menjaga pola
waktu tidur dalam jam.
istirahat pasien
dan mengatasi
kelelahan pasien.
3. Ansietas Tujuan: 1.   1.Minimalkan rasa R1: Untuk koping
berhubungan Kecemasan berkurang cemas, ngeri, dan terhadap nyeri dan
dengan atau teratasi. firasat. trauma emosi
perubahan Kriteria hasil: infark miokard
kesehatan -    1.Mengenal sulit.
status sosial - perasaannya
ekonomi -    2.Mengidentifikasi 2.   2.Turunkan ansietas R2:Pasien dapat
ancaman penyebab, faktor yang pada pasien dengan takut mati dan
mempengaruhi. distres akut. cemas tentang

27
kematian. lingkungan.
-  3.Menyatakan 3.   3.Bantu pasien R3:Cemas
penurunan beradabtasi dengan berkelanjutan
kecemasan. ancaman yang mungkin terjadi
-    4.Mendemonstrasi- mengganggu dalam berbagai
kan sumber secara pemenuhan tuntutan derajat selama
tepat. hidup dan peran. beberapa waktu
dan dapat
dimanifestasikan
oleh gejala
depresi.

Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi
respon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu
digambarkan secara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan
respon nyeri akut pada pasien MCI (Myocardial Infarction), Intoleransi
aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan dengan teori King, mewakili
keadaan diri pasien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita
menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam
menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit.

Masalah Interaksi dapat teratasi dengan informasi yang diberikan


kepada pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi,
peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan
Kesehatan terhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran
pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini
dapat mencegah timbulnya nyeri dada kembali. Misalnya, untuk mengatasi
nyeri akut pasien pada area thorax maka perawat sebaiknya memberikan
intervensi keperawatan dengan mengajarkan dan melatih pasien menarik
nafas dalam secara bertahap dan continue. Sedangkan untuk mengatasi
masalah intoleransi aktivitas maka perawat seharusnya membantu pasien
toileting dan melatih agar fungsi otot – otot gerak tidak kaku dengan
beraktivitas seperti biasa sebagai contoh dengan berjalan di sekitar tempat
tidur dalam ruang rawat pasien disertai latihan aktif pasif ROM.

Untuk menangani masalah tingkat kecemasan pasien maka perawat


sebaiknya menjelaskan tentang definisi penyakit pasien, faktor resiko yang
menimbulkan penyakit MCI pada pasien, pemeriksaan apa saja yang

28
seharusnya dilakukan oleh pasien, penatalaksanaan dan pengobatan untuk
pasien. Diagnosa keperawatan dengan deficit pengetahuan akan menurun atau
berkurang apabila perawat telah memberikan penjelasan pada pasien
mengenai perihal penyakit dan cara penanganannya sehingga deficit
pengetahuan tidak dialami oleh pasien lagi. Dengan pengembangan
pengkajian dan menerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian
informasi pada setiap intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi
hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.

J. Implementasi

Pelaksanaan dari intervensi keperawatan yang telah dirancang yang


ditujukan kepada pasien Miocardial Infarction.

K. Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan dan penilaian terhadap hasil


tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.Pada kasusmyocardial infarction
evaluasinya adalah :

Data Subyektif (S) :

 Pasien mengatakan nyeri hilang.


 Pasien mengatakan bisa beraktivitas seperti biasa.
 Pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi.
 Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyebab penyakit dan faktor
resiko yang menyebabkan penyakit muncul.

Data Obyektif (O) :

 Skala nyeri 0
 Pasien tampak mampu memenuhi ADL (Activity Daily Life) secara
mandiri tanpa bantuan keluarga.
 Pasien tampak duduk tenang dan rileks di atas tempat tidur.
 Pasien terlihat berkomunikasi dengan keluarga.

BAB IV
KESIMPULAN

29
1) Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King
tentang Human Being.
2) Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu, dan ruang.
3) Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan
jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4) Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh
pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
5) Imogene King berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan keperawatan
melalui pengembangan sistem konseptual dan Teori middle – range
Pencapaian Tujuan. Pencapaian Tujuan dengan berfokus pada pencapaian
tujuan, atau hasil, dengan kemitraan perawat – pasien, King menyediakan
sebuah sistem konseptual dan teori middle – range yang telah menunjukkan
kegunaannya untuk perawat. Perawat yang bekerja di berbagai tatanan
dengan pasien dari seluruh dunia terus menggunakan karya King untuk
meningkatkan kualitas perawatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

30
Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory :Utilization and Application 3th

edition.mosbyelseiver : United Stated of America.

Christensen, Paula J. (2009): Nursing Process:Aplication of Conceptual Models, 4th

ed. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit

Salemba Medika: Jakarta.

Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice.

Fifth Edition, California; Addison Wesley.

Marriner-Tomey &Alligood (2006).Nursing Theorist and Their Work.Seventh

Edition.St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.

Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd

Edition, Philadelphia: Lippincott.

Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya : Yogyakarta.

Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:

Edisi4,PenerbitBuku Kedokteran EGC: Jakarta.

Current nursing.com/nursing_theory/goal_attainment_theory.html.

31

Anda mungkin juga menyukai