Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok V
PROGRAM KHUSUS
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Medikal Bedah yang berjudul “ WSD ”. Makalah ini berisi tentang penjelasan
mengenai Prosedur tindakan keperawatan WSD . Isi makalah ini dijelaskan secara
sistematis sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isinya.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Kritik dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi perbaikan
penyusunan makalah selanjutnya. Selamat belajar dan semoga sukses.
Penyusunan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
1.4 Manfaat..............................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
2.1 Laporan Pendahuluan........................................................................................7
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................7
2.1.2 Tujuan.....................................................................................................................8
2.1.3 Indikasi Pemasangan WSD........................................................................................8
2.1.4 kontraindikasi Pemasangan WSD..............................................................................9
2.1.5 Komplikasi..........................................................................................................9
2.1.6 Macam-macam.........................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................12
PROSEDUR PEMASANGAN WSD.......................................................................................12
3.2 CARA PEMASANGAN WSD.........................................................................................12
3.3 PERAWATAN WSD.....................................................................................................16
BAB IV……………………………………………………………………………………………………………………….16
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................................19
4.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN....................................................................................19
BAB V………………………………………………………………………………………………………………..………19
PENUTUP......................................................................................................................30
5.1 KESIMPULAN..............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................31
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal
Drainage)?
1.3 Tujuan
5
6. Mahasiswa mampu memahami prosedur pemasangan WSD (Water Seal
Drainage)?
1.4 Manfaat
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.1.2 Tujuan
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
5. Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut
2.1.5 Komplikasi
a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension
pneumothoraks, atrial aritmia
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema
c. Komplikasi lainnya : laserasi ( yang mencederai organ: hepar, lien),
perdarahan, empisema subkutis, tube terlepas, tube tersumbat
2.1.6 Macam-macam
a. WSD dengan sistem satu botol
Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien
simple pneumothoraks
Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang
selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol. Jenis ini
mempunyai 2 fungsi, sebagai penampung dan botol penampung
Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam
2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang
menyebabkan kolaps paru
9
Note:
Apabila < 2 cm H2O, berarti no water seal. Hal ini sangat
berbahaya karena menyebabkan paru kolaps.
Apabila > 2 cm H2O, berarti memerlukan tekanan yang lebih
tinggi dari paru untuk mengeluarkan cairan atau udara.
Apabila tidak ada fluktuasi yang mengikuti respirasi apat
disebabkan karena adanya kinking, clotting atau perubahan posisi chest
tube.
Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk
memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar
Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :
Inspirasi akan meningkat
Ekpirasi menurun
b. WSD dengan sistem 2 botol
Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan
botol ke-2 botol water seal.
Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong
dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan
selang di botol 2 yang berisi water seal. Dapat dihubungkan dengan
suction control
Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari
rongga pleura masuk ke water seal botol 2
Prinsip kerjasama dengan ystem 1 botol yaitu udara dan cairan
mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar
melalui selang masuk ke WSD
Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks,
10
hemopneumothoraks, efusi peural
Keuntungannya adalah water seal tetap pada satu level
c. WSD dengan sistem 3 botol
Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol
jumlah hisapan yang digunakan. Selain itu terpasang manometer untuk
mengontrol tekanan
Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3.
Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam
dalam air botol WSD
Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan
Botol ke-3 mempunyai 3 selang :
Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke
dua
Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan
terbuka ke atmosfer
11
BAB III
PROSEDUR PEMASANGAN WSD
b. Bagian basal
1. Pengkajian
a. Siapkan pasien
- Tujuan tindakan
12
- Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk
atau berbaring
- Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
3. Persiapan alat
2. Motor suction
3.3.2 Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat
dilaksanakan dengan baik , dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.
3. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai
muskulus interkostalis
13
- Tekanan dalam paru-paru > kecil dibanding tekanan yang ada di dalam
WSD
Note:
Apabila menggunakan WSD tipe satu botol, saat inspirasi cairan biasanya akan
tertarik ke atas, namun tidak sampai masuk kembali ke rongga pleura karena
adanya gaya gravitasi dan perbedaan sifat cairan yang lebih berat daripada udara.
Tekanan dalam paru- paru lebih besar dibanding tekanan yang ada di dalam WSD
2. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat dengan
menggunakan Kelly forceps
3. Chest tube yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan di dinding dada
5. Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan
Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :
14
2. Slang tersumbat dan terlipat
5. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar
6. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang
telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air
7. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui
jumlah cairan yg keluar
11. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi
2. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
3. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang
dibuang
6. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk efektif
15
7. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
9. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan
gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD
2. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang
hebat akan diberi analgetik oleh dokter.
1. Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak
terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian
masuknya slang dapat dikurangi.
3. Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk
waktu slang diklem.
Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan
dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya
hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan
pernapasan.
- Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang
keluar kalau ada dicatat.
17
- Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya
gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.
18
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Keluhan Utama
Riwayat penyakit yang dulu pernah diderita klien yang berhubungan dengan
penyakit yang diderita pasien sekarang.
Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga pasien yang
disinyalir sebagai penyebab penyakit pasien sekarang. Contohnya: Ca paru, TBC,
dll.
19
6. Riwayat Psikososial
B1 (Breath)
5. Fremitus fokal
20
9. Selain itu kaji riwayat penyakit paru kronik, peradangan, infeksi paru,
tumor, biopsi paru.
B2 (Blood)
3. Hipertensi / hipotensi
B3 (Brain)
5. Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri misallnya
nyeri dada sebelah kanan, frekuensi nyeri (serangan datang secara tiba-
tiba), nyeri bertambah saat bernapas, nyeri menyebar ke dada, badan dan
perut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
pasien
B4 (Bladder)
21
1. Keluhan kencing : nocturia, poliuria, disuria, oliguria, anuria, retensi,
inkontinensia
2. Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine normal adalah
sekitar 500cc/hari dan berwarna kuning bening
4. Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. Intake
cairan yang normal setiap hari adalah sekitar 1 liter air.
B5 (Bowel)
8. Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap hari
B6 (Bone)
22
2. Kaji adanya kelainan ekstermitas, kelainan tualang belakang dan fraktur
1. Pemeriksaan laboratorium
3. Bakteriologis
5. Pemeriksaan radiologis
6. Biopsi
4.1.5 Intervensi
23
1. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan immobilitas,
tekanan dan nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi Rasional
Berguna dalam
menevaluasi perbaikan
kondisi/terjadinya
komplikasi atau
perdarahan yang
memerlukan upaya
intervensi
25
Perawatan :
Intervensi :
Intervensi Rasional
Kriteria hasil : - tidak terjadi infalamsi pada daerah yang terpasang WSD
Intervensi :
Intervensi Rasional
Rawat daerah yang terpasang WSD Untuk menjaga kebersihan daerah yang
secara teratur terpasang WSD sehingga dapat
meminimalisir peluang terjadinya
infeksi.
Ajarkan kepada keluarga untuk merawat Untuk melindungi tubuh dari resiko
daerah WSD dan instruksikan untuk infeksi
merawatnya secara teratur
Intervensi :
Intervensi Rasional
28
Berikan peran aktif pasien/ orang Belajar ditingkatkan bila individu secara
terdekat dalam proses belajar, misalnya: aktif berperan
diskusi, partisipasi kelompok
Berikan informasi tertulis dan verbal Membantu pasien dan orang terdekat
sesuai indikasi. Masukkan daftar artikel membuat pilihan berdasarkan informasi
dan buku yang berhubungan dengan tentang masa depan.
kebutuhan pasien/ keluarga dan dorong
membaca dan memdiskusikan apa yang
mereka pelajari
29
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara,
cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan
menggunakan pipa penghubung untuk mempertahankan tekanan negatif rongga
tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan
hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
30
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo, 1996, Keperwatan Kritis Pendekatan Holistik Edisi VI, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Smeltzer, S.C. & Bare. B.G., 2002. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical
Surgical Nursing 8thEdition Volume I, Jakarta: ECG.
31