MANAJEMEN VENTILATOR
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Kritis
yang dibimbing oleh Bapak Arif Mulyadi, S.Kep., Ns. M.Kep.
Oleh :
Indah Hikmatul Qamariyah (P17212215005)
Bagas Aji Kusumajaya (P17212215019)
Indah Mei Puspita Sari (P17212215023)
Sonia Zalma Ardiansyah (P17212215043)
Ni Made Dyah Ayu S. (P17212215054)
Billiam Nasta Kharismawan (P17212215064)
Iffa Nur Aulia (P17212215074)
Hudarista Agustin (P17212215082)
Yazid Fahmi (P17212215120)
Muhammad Ridho (P17212215121)
Widda Safira (P17212215122)
Selvia (P17212215123)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
1. Bapak Arif Mulyadi, S.Kep. Ns. M.Kep. yang telah membimbing kami dalam
2. Orang tua yang telah memberi semangat dan rasa percaya diri untuk
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan satu sama lain baik secara
Kami berharap dalam pembuatan tugas ini semoga dapat menambah wawasan
yang luas dan baru bagi pembaca. Kami menyadari dalam tugas yang kami susun
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
2.1 Definisi.................................................................................................................5
2.2 Tujuan..................................................................................................................5
2.3 Indikasi................................................................................................................. 6
2.5 Manfaat................................................................................................................7
2.11 Komplikasi........................................................................................................20
ii
2.12 Perawatan Pasien Dengan Ventilator Mekanik.................................................23
2.13 Penyapihan......................................................................................................23
BAB 4 PENUTUP.........................................................................................................51
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................53
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
dan keluarnya karbon dioksida sebagai zat sisa metabolisme dari seluler ke
udara secara bebas. Pernapasan dilakukan organ pertukaran gas yaitu paru
dengan pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot diafragma, isi dan
dinding abdomen serta pusat pernapasan di otak (Guyton dan Hall, 2006).
terdiri dari inspirasi dan ekspirasi melalui peranan compliance paru dan
akibat adanya elastisitas paru dan struktur rangka dada. Sebagian besar kerja
Kebutuhan oksigen tidak lepas dari gangguan yang terjadi pada sistem
analisa gas darah yang dapat dilakukan untuk menilai tekanan parsial oksigen
darah arteri, pertukaran gas alveoli dan keseimbangan asam basa. Analisa gas
1
darah dapat menilai terjadinya ganguan pernafasan atau permasalahan
umur, berat badan, tidal volume dan kondisi patalogis seperti penyakit paru
(Gravenstein dan Paulus, 2004). Status perbaikan ventilasi pada pasien dengan
ventilasi mekanik ditunjukkan dengan adanya perbaikan bunyi nafas dan nilai
lebih lanjut dapat didefinisikan sebagai kegagalan ventilasi dan atau kegagalan
gangguan otot dinding dada, peradangan akut jaringan paru dan beberapa
sebab lain seperti trauma yang merusak jaringan paru-paru maupun organ lain
Ventilasi mekanik adalah alat bantu nafas yang digunakan pada penderita
dengan gagal nafas dan penyakit lainnya. Ventilasi mekanik diberikan dengan
positif yang menghasilkan udara terkontrol pada jalan nafas sehingga pasien
invasif dan non invasif. Pemakaian secara invasif dengan menggunakan pipa
RSCM, 2010).
1.3 Tujuan
manajemen ventilator
ventilator
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
keperawatan ventilasi mekanik ini dapat diberikan kepada pasien pada unit
waktu yang lama, sedangkan ventilator merupakan suatu alat yang digunakan
ventilasi dan oksigenasi dalam waktu yang lama. Ventilator adalah sebuah alat
yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk
2.2 Tujuan
5
Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator mekanik, yaitu:
2.3 Indikasi
- Respiratory arrest
2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg
2.5 Manfaat
sebagai berikut:
1. Mengatasi hipksemia
Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke
jantung terhambat, venous return menurun, maka cardiac output juga menurun.
atau usia lanjut), maka dapat mengakibatkan terjadinya hipotensi, darah yang
melewati paru juga berkurang. Bila tekanan yang terlalu tinggi bisa terjadi
gangguan oksigenasi. Bila volume tidal terlalu tinggi lebih dari 10-12 ml/kg/BB
dan tekanan lebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac
output menurun akan tetapi organ lainpun akan menurun seperti hepar, ginjal
dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif dirongga thorax darah yang
1. Persiapan alat:
c. Respirometer
e. Aquadest steril
2. Pelaksanaan
a. Siapkan peralatan
c. Berikan penjelasan
d. Pastikan pasien sudah terpasang Intubasi, jika tidak berikut tata laksana
menyilang.
masukkan ET sampai cuff tidak terlihat dari belakang pita suara. Posisi
dengan kebutuhan.
10) Sambil memegang ET pada sudut bibir pasien, segera berikan ventilasi
dan oksigenasi.
12) Lakukan juga asukultasi pada daerah apek dan basal kedua paru untuk
dengan cara membandingkan suara paru kanan dan kiri. Jika suara
paru kanan lebih besar berarti ET masuk ke dalam bronkus kanan dan
harus ditarik hingga terdengar suara yang sama antara paru kanan dan
kiri.
13) Memasang pipa orofaringeal (Guedel), memfiksasi ET dengan plester
mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan
tekanan positif.
ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan
amiotrifik dan miastenia gravis. Saat ini sudah jarang di pergunakan lagi
karena tidak bias melawan resistensi dan conplience paru, disamping itu
ventla tor tekanan negative ini digunakan pada awal – awal penggunaan
ventilator.
tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk
endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien
dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu
dibagi menjadi empat jenis yaitu : Volume Cycled, Pressure Cycled, Time
ruangan unit perawatan kritis. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya
berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah
tidal yang konsisten. Jenis ventilator ini banyak digunakan bagi pasien
dewasa dengan gangguan paru secara umum. Akan tetapi jenis ini tidak
alveoli bayi masih sangat rentan terhadap tekanan, sehingga memiliki resiko
tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi
tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada
perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah.
ventilator tipe ini tidak dianjurkan, sedangkan pada pasien anak-anak atau
waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi
Pada mode ini, frekwensi nafas (f) dan jumlah tidal volume (TV) yang
diberikan kepada pasien secara total diatur oleh mesin. Mode ini
dengan frekwensi nafas normal. Karena pada setiap mode control, jumlah
nafas dan TV mutlak diatur oleh ventilator, maka pada pasien-pasien yang
pasien dengan mesin ventilator saat insfirasi atau ekspirasi. Sehingga pasien
harus diberikan obat-obat sedatif dan pelumpuh otot pernafasan sampai pola
Jika pada mode VC, sasaran mesin adalah memenuhi kebutuhan TV atau
digunakan pada pasien-pasien dengan kasus edema paru akut. Mode bantuan
bantuan, maka trigger dibuat mendekati standar atau dibuat lebih tinggi.
Tetapi jika kekuatan untuk mengawali inspirasi belum kuat dan frekwensi
memberikan keamanan jika terjadi apneu. Pada pasien jatuh apneu maka
nafas yang di set pada mesin. Tetapi jika keampuan inspirasi pasien
belum cukup kuat, maka bias terjadi fighting antara mesin dengan pasien.
diantaranya: TV, MV, Frekwensi nafas, Trigger, PEEP, FiO2 dan alarm
tidak perlu mengatur frekwensi nafas mesin karena jumlah nafas akan
dibantu mesin sesuai dengan jumlah trigger yang dihasilkan dari nafas
terpenuhi. Tapi untuk tahap weaning, pemberian trigger yang tinggi atau
mesin dan ini akan mengakibatkan kesulitan pasien untuk segera lepas
dari mesin ventilator. Beberapa pengaturan (setting) yang harus di buat
pada mode VC diantaranya: IPL, Triger, PEEP, FiO2, alarm batas atas
dan bawah MV serta Upper Pressure Level. Jika pemberian IPL sudah
c) SIMV + PS
Mode ini merupakan gabungan dari mode SIMV dan mode PS.
diberikan berupa volume dan tekanan. Jika dengan mode ini IPL dibuat 0
diantaranya: TV, MV, Frekwensi nafas, Trigger, IPL, PEEP, FiO2, alarm
pasien dengan daya inspirasi sudah cukup kuat atau jika dengan mode PS
yang di berikan melalui mode ini berupa PEEP dan FiO2 saja. Dengan
demikian penggunaan mode ini cocok pada pasien yang siap ekstubasi.
ventilator dalam satu menit. Setting normal pada pasien dewasa adalah
2. Tidal volume
diatas dan dibawah nilai yang kita seting. Monitoring volume tidal
Ekspirasi
Waktu Ekspirasi
Keterangan :
ekspirasi
fase inspirasi yang sama atau lebih lama dibandingkan ekspirasi untuk
menaikan PaO2.
6. Limit pressure / inspiration pressure
barotrauma.
8. Sensitivity/trigger
9. Alarm
2.11 Komplikasi
1. Komplikasi Jalan Nafas (Smeltzer, S.C. et al., 2008; Hudak and Gallo,
2010)
terpasang ventilator
b. Penurunan mobilitas
paru
terjadi, dan kapanpun pasien mengeluh nyeri sinus atau telinga atau terjadi
demam dengan etiologi yang tak diketahui, sinus dan telinga harus
arteri dihambat oleh tekanan manset 30 mmHg. Bila edema laring terjadi,
maka ancaman kehidupan pasca ekstubasi dapat terjadi (Hudak and Gallo,
2010)
3. Masalah Mekanis
4. Barotrauma
berat tiba-tiba dan keluhan nyeri pada daerah yang sakit (Hudak and Gallo,
2010)
dan menurunnya aliran balik vena. Selain hipotensi, tanda dan gejala lain
regangan reseptor yang gagal pada atrium kanan. Manfaat hipovolemia ini
stabil, dan yang memellukan resusitasi cairan dalam jumlah besar dapat
mengalami edema luas, meliputi edema sakral dan fasial (Hudak and Gallo,
2010).
7. Peningkatan IAP
menunjukkan nilai IAP yang tinggi ketika dirawat dan harus dimonitor terus-
tidak memiliki faktor risiko lain yang jelas untuk terjadinya IAH. Setting
ventilator yang optimal pada pasien dengan ARDS dan IAH meliputi:
terbaik dari sistem respirasi atau paru-paru; sedasi dalam dengan atau
abdomen secara selektif pada pasien dengan ACS berat (Hudak and Gallo,
2010).
pneumothorax.
2. Pasien yang terpasang ventilator sering merasa cemas, hal ini dapat
dapat membantu pasien rileks yang akan menurunkan usaha nafas dan
pasien dari ventilasi mekanik adalah suatu hal yang penting di Intensive
Care Unit (ICU). Penyapihan ventilasi mekanik dilakukan jika kondisi pasien
dan
dangkal, indeks CROP. Kebanyakan dari kriteria diatas sensitif tapi tidak
pada pasien ICU secara umum. Pasien seharusnya terus mendapatkan skrining
Terdapat kriteria menurut Hudac & Gallo, 1994 mengenai keputusan penyapihan
ventilasi mekanik pada pasien. Namun demikian tidak semua pasien yang
- PEEP < 5
- FiO2< 0,5
- pH > 7,25
- Hb > 8 g%
10 Obat-obatan :
- Agen sedatif : dihentikan lebih dari 24 jam
- Agen paralisis: dihentikan lebih dari 24 jam
11 Psikologi pasien
- Mempersiapkan kondisi emosi/psikologi pasien untuk tindakan
penyapihan
No. KRITERIA
1 RR > 35/min
2
- PaO2/FiO2> 200
- PEEP < 5
- HR < 140/min
awalan dalam beberapa menit dinamakan fase skrining. Selama fase ini
seharusnya pasien diawasi dengan ketat terhadap efek negatif yang mungkin
timbul. Kemudian percobaan dilanjutkan minimal 30 menit tetapi tidak lebih dari
120 menit untuk mengkaji kemungkinan proses penyapihan. Setiap kali pasien
apakah jalan nafas pasien bisa dilepas. Hal ini dengan mempertimbangkan status
mental, mekanisme bersihan jalan nafas dan kemampuan untuk batuk. Jika pasien
pernafasan.
menjadi dua, yaitu penyapihan jangka pendek dan penyapihan jangka panjang.
2. Lakukan penghisapan
1. Metode T-Piece
Pada akhir menit ke-30, periksa AGD pasien dan evaluasi pasien dari
tanda kelemahan.
hingga mencapai 2 atau 0. Pada titik ini, pasien dapat dievaluasi dengan
Waktu yang dibutuhkan untuk penyapihan lebih lama, yakni 3-4 minggu
dibuat maka diperlukan pendekatan tim. Anggota tim meliputi dokter, perawat,
1. T-Piece
b. Pemeriksaan AGD.
mencapai 30 menit/jam
30 menit tercapai
i. Turunkan volume tidal pada repirator dengan 50 cc/hari
m. Penyapihan selesai.
Selama proses penyapihan yang panjang ini, pencatatan harus dilakukan terus,
salah satunya adalah total jam yang dibutuhkan selama penyapihan ini. Nilai
Persiapan penyapihan melalui mode SIMV sama dengan pada mode lain.
pasien untuk melatih otot pernafasan. Evaluasi yang cepat terhadap kemungkinan
ventilasi pasien.
tingkat tekanan yang bisa menghasilkan volume tidal yang diharapkan. Kemudian
sebagai pelepasan bantuan napas dan tidak ada bantuan ventilator selama 48 jam
menjadi dua, yaitu penyapihan jangka pendek dan penyapihan jangka panjang.
Penyapihan jangka pendek yaitu T- Piece, CPAP, SIMV, dan Pressure Support
kurangnya dukungan dari jantung jika terdapat kerusakan ventrikel kiri. Faktor
ventilator antara lain over ventilasi dan under ventilasi. Faktor-faktor yang
pernafasan, kekuatan otot pernafasan, dan beban pada otot pernafasan( Kusuma,
2017),
BAB 3
1. Anamnesa
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
No. Registrasi :
Diagnosa Medis :
2. Pengumpulan Data
Identitas:
Nama Pasien :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator.
Dalam mengkaji klien dalam ranah keperawatan kritis, perawat mengevaluasi hal-
hal berikut :
adanya COPD
- Sputum
Minute Ventilasi
- Tekanan darah
- Nadi perifer
- Edema
c. B3 (brain) merupakan pengkajian fisik mengenai kesadaran dan fungsi persepsi
sensori.
stupor, coma
- Penilaian GCS
- Kateter urine
- Observasi nyeri
Pengkajian Peralatan:
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator berfungsi dengan
tepat dan bahwa pengesetannya telah dibuat dengan tepat. Meski perawat tidak benar-
pengukuran parameter ventilator (biasanya ini merupakan tanggung jawab dari ahli
terapi pernapasan). Perawat bertanggung jawab terhadap pasien dan karenanya harus
ventilasi perfusi.
2. D.0005 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan.
3. D.0001 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing pada
trakea.
neuromuskuler.
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
2. Terapeutik
Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
c. Bebas dari cedera atau infeksi seperti yang dibuktikan dengan suhu tubuh
komunikasi lainnya.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tujuan utama pada ventilator mekanik ini pemberian dukungan ventilator mekanik
dibedakan menjadi 2 yaitu mekanik invasif dan non invasif. (Suwardianto &
b. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
ventilasi mekanik, dilihat dari beberapa parameter antara lain proses penyakit,
PaO2, PEEP, FiO2, pH Hb, kesadaran, suhu tubuh, fungsi jantung, fungsi paru,
jalan nafas, obat- obatan agen sedative atau agen paralisis, serta psikologis
panjang. Penyapihan jangka pendek yaitu T- Piece, CPAP, SIMV, dan Pressure
http://JurnalKeperawatan.com/2017/14/asuhan-keperawatan-pasien-dengan.
html
Asmadi, 2008. Teknik Prosedur Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien Jakarta:
Salemba Medika.
Banasik, J.L. 2001. Effect of lateral position on tissue oxygenation in the critically ill.
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta:
EGC.
Charlebois dan Wilmoth. 2004. Critical Care of Patients With Obesity, AACN
Evans, D., 1994. The use of position during critical illness: current practice and review
Hawkins, S.K, Stone, L, dan Plummer. 1999. A Holistic Approach to Turning Patients.
Jakarta
Horne, M.M. dan Swearingen, L.P., 2001. Kesimbangan Cairan Elektrolit dan Asam
Hudak and Gallo (2010) Critical Care Nursing: A Holistic Approach. Philadelphia: J.B.
Lippincott Company.
Idawaty, S., Huriani, E., & Gusti, R. P. (2018). Tingkat Pengetahuan Perawat Dan
https://doi.org/10.25077/njk.13.1.34-41.2017.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th edition.
Gravenstein, J.S. dan Paulus, A.D., 2004. Capnography:Carbon Dioxide Over Time
Gullo, A. 2008. Anaestesi Pain Intensive Care Intesive and Emergency Medicine. Italy:
Springer.
Sheehy. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana (A. Kurniati, Y. Trisyani, &
Urden, L. D., Stacy, K. M. and Lough, M. E. (2018) Critical Care Nursing : Diagnosis
Karmiza, Muharriza, Emil Huriani (2014).Posisi Lateral Kiri Elevasi Kepala 30 Derajat
Terhadap Nilai Tekanan Parsial Oksigen (Po2) Pada Pasien Dengan Ventilasi
Kusuma, Ida Bagus Wisnu Parbawa. Atmajaya, I Nengah Kuning (2017). Penyapihan
Richard Pahala Sitorus, Iwan Fuadi, Ike Sri Redjeki, Ardi Zulfariansyah (2016).
Di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, Jurnal
Anestesi Perioperatif, 140–6, Jap. 2016;4(3): P-Issn 2337-7909; E-Issn 2338-
Sundana, K., 2008. Pendekatan Praktis di Unit perawatan Kritis. Bandung: CICU
RSHS.
Ventilation In a Mixed Population of Critically Ill Patients, NCBI, 103 (6), 32–828.
Smeltzer, S.C, Bare, B.G, Hincle, J.I, dan Cheever, K.H. 2008. Textbook of Medical
Surgical Nursing; Brunner & Suddart. USA: Lipincott Williams & Wilkins.