Oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunianya semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas ini disuruh untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan KMB I (Askep Sistem
cardiovaskuler) yang menjadi salah satu mata kuliah yang wajib di Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
Tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Rany
Agustin W, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan KMB I (Askep Sistem
Cardiovaskuler)
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah
SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun dari semua
pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
1. Definisi......................................................................................3
2. Etiologi......................................................................................3
3. Klasifikasi..................................................................................4
4. Manifestasi Klinis.......................................................................4
5. Patofisiologi................................................................................5
6. Pathway......................................................................................7
7. Komplikasi.................................................................................8
8. Pemeriksaan Penunjang..............................................................8
9. Penatalaksanaan..........................................................................9
2.2 KONSEP ARITMIA..............................................................10
1. Definisi.....................................................................................10
2. Etiologi.....................................................................................10
3. Klasifikasi................................................................................11
4. Manifestasi Klinis.....................................................................12
5. Patofisiologi..............................................................................12
6. Pathway....................................................................................15
7. Komplikasi...............................................................................16
8. Pemeriksaan Penunjang............................................................16
9. Penatalaksanaan Medis.............................................................20
3.1 Pengkajian.................................................................................24
1. Gagal Jantung............................................................................24
2. Aritmia.......................................................................................24
3.2 Diagnosa....................................................................................30
1. Stroke Haemoragic.....................................................................30
2. Stroke Non Haemoragic.............................................................30
3.3 Intervensi...................................................................................31
1. Gagal jantung.............................................................................31
2. Aritmia.......................................................................................35
BAB 4 PENUTUP......................................................................................38
4.1 Kesimpulan.................................................................................38
4.2 Saran...........................................................................................38
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan. Gagal
jantung merupakan suatu keadaan patologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal
memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Kasron, 2012).
Gagal jantung kongestive atau congestive heart failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi
jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke utbuh tidak cukup untuk
memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Andra Saferi, 2013)
Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien (Andre saferi,
2013)
Para ahli kesehatan yang lain juga mengajukan definisi yang kurang lebih sama, diantaranya
Daulat Manurung tahun 2014 yang mendefinisikan bahwa gagal jantung adalah suatu sindrom klinis
kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruhan jaringan
tubuh adekuat, akibat adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung. Pasien dengan gagal
jantung biasanya terjadi tanda dan gejala sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat atau saat
beraktivitas dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi
abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung (Setiani, 2014). Kesimpulan yang bisa diambil dari
definisi diatas bahwa gagal jantung adalah suatu keadaan abnormal dimana jantung tidak mampu
memompa darah sehingga tidak mencukupi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi untuk
melakukan metabolisme.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gagal jantung dan aritmia
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung congenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis, yang
menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang
meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum
ventrikel dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis
aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas meokardium pada keadaan
dimana terjadi penurunan pada infark miokardium dan kardiomiopati. Selain
ketiga mekaniusme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung, ada faktor
fisisologis lain yang dapat pula megakibatkan jantung gagal kerja sebagai
pompa. Faktor-faktor yang menganggu pengisisan ventrikel seperti stenosis
katup atrioventrikuler dapat menyebaban gagal jatung. Penyebab gagal
pompa jantung secara menyeluruh :
9
10
a. kelainan mekanisme
6) Tamponade pericardium
8) Aneurisma ventrikel
9) Dis-sinergi ventrikel
b. kelainan miokardium
1) primer
a) kardiomiopati
b) miokarditis
c) kelainan metabolik
e) preskardia
10
2) Kelainan dis-dinamik sekunder ( skunder terhadap kelainan
mekanis )
11
a) Kekurangan O2
b) Kelainan metabolik
c) Inflamasi
d) Penyakit sistemik
11
12
a) Henti jantung
b) Fibrilasi
3 Klasifikasi
2 Manifestasi klinis
Menurut Wijaya & putri (2013), manifestasi gagal jantung sebagai berikut :
12
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada
mekanisme kontrol pernafasan.
13
Gejala :
a. Dispenea
b. Orthopnea
Hal ini disebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif,
tetapi yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan
aputum berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan
bercak darah.
d. Mudah lelah
13
14
untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan
batuk.
e. Ronkhi
b. Peningkatan BB
d. Hepatomegali
e. Asites
f. Pitting edema
g. Anoreksia
h. Mual
b. Kelelahan
14
c. Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas
15
d. Ekstrimitas dingin
15
16
e. Lekas capek
f. Batuk-batuk
c. batuk-batuk
d. sianosis
e. suara sesak
17
18
5. Patofisiologi
1. Mekanisme dasar
18
19
19
20
6. WOC
7. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung yaitu :
21
22
8. Pemeriksaan Penunjang
22
23
23
24
9. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
a. CHF Kronik
b. CHF Akut
24
25
2. Farmakologi
25
26
26
27
2. Etiologi
3. Klasifikasi 27
28
4. Manifestasi Klinis
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema;
haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah.
28
29
5.Patofisiologi
29
30
dengan 50 kali per menit, yang kemudian di hantarkan pada berkas HIS
lalu keserabut purkinje.
Sentrum yang tercepat membentuk pacu memberikan pimpinan dan
sentrum yang memimpin ini disebut pacemaker. Dalam keadaan tertentu,
sentrum yang lebih rendah dapat juga bekerja sebagai pacemaker, yaitu :
1. Bila sentrum SA membentuk pacu lebih kecil, atau bila
sentrum AV membentuk pacu lebih besar.
2. Bila pacu di SA tidak sampai kesentrum AV, dan tidak
diteruskan ke B Indel HIS akibat adanya kerusakan pada system
hantaran atau penekanan oleh obat.
Aritmia terjadi karena ganguan pembentukan impuls (otomatisitas
abnormal atau gangguan konduksi). Gangguan dalam pembentukan
antara lain:
1. Gangguan dari irama sinus, seper titakikardi sinus,
bradikardisinus dan aritmia sinus.
2. Debar ektopik dan irama ektopik :
a. Takikardi sinus fisiologis, yaitu pekerjaan fisik, emosi, waktu
6. WOC
30
7. Komplikasi Aritmia
31
8. Pemeriksan penunjang
9. Penatalaksanaan
31
. Metode pengobatan untuk aritmia, antara lain:
32
1. Pemberian Obat-Obatan
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter untuk pengidap aritmia
adalah obat penghambat beta. Obat tersebut bermanfaat untuk menjaga denyut
jantung tetap normal. Selain obat penghambat beta, obat-obatan lain yang juga
sering digunakan untuk mengatasi aritmia, antara lain aspirin, warfarin,
rivaroxaban, dan dabigatran yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah
dan stroke.
3. Kardioversi
Metode yang satu ini biasanya dilakukan bila aritmia sudah tidak bisa lagi
ditangani dengan obat-obatan. Dalam proses kardioversi, dokter akan memberikan
kejutan listrik ke dada pengidap untuk membuat denyut jantung kembali normal.
Kardioversi elektrik biasanya dilakukan untuk menangani kasus aritmia fibrilasi
atrium dan takikardia supraventrikular.
4. Metode Ablasi
Bila lokasi penyebab terjadinya aritmia sudah diketahui, maka dokter biasanya
akan menganjurkan untuk melakukan metode ablasi. Prosedur ini dilakukan
dengan cara memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh
darah di kaki. Ketika kateter berhasil menemukan sumber gangguan ritme jantung,
maka alat kecil tersebut akan merusak bagian kecil jaringan jantung tersebut.
32
33
33