Disusun Oleh :
Ns. Rajatol, S.Kep
Rahmat halim saputra, Amd.Kep
Ns. Syafril wirja, S.kep
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta karunianya-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas presentasi kasus
pelatihan keperawatan kardiologi tingkat dasar, dengan judul “Asuhan Keperawatan
pada Penyakit Katup Jantung”
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas
bantuan, dukungan dan do’anya. Kami berharap makalah ini bermanfaat dalam
membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para peserta
pelatihan.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan
saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Katup mitral terletak di sisi kiri jantung. Katup ini berfungsi untuk membantu
mengendalikan aliran darah dari atas ke ruang jantung bagian bawah. Jika gagal
menutup sepenuhnya seperti yang seharusnya dilakukan saat jantung berkontraksi,
maka sebagian darah yang semula ditujukan untuk dikirimkan ke tubuh malah
mengalir kembali ke ruang jantung bagian atas. Hal ini akan menimbulkan masalah,
karena tubuh akan kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen. Untuk mencegah
komplikasi termasuk kerusakan organ, tubuh membuat penyesuaian dan jantung
dipaksa bekerja lebih keras daripada seharusnya untuk memompa lebih banyak darah.
2.1 Konsep
2.1.1 Pengertian Mitral Regurgitasi
Regurgitasi mitral (MR) adalah insufisiensi katup mitral yang tidak
menutup dengan sempurna pada saat sistolik, sehingga menyebabkan aliran
balik ke atrium kiri. MR dapat disebabkan oleh proses rematik atau penyebab
lain misalnya Prolaps katup mitral (MVP) yaitu abnormalitas penutupan
katup mitral pada saat sistolik, dimana salah satu atau kedua daun katup
terdesak lebih superior ke ruang atrium. MVP berawal tanpa regurgitasi. -
Ruptur chordatendinae atau rupture muskulus papilaris sebagai komplikasi
infark miokard akut MR rematik sering terjadi bersama-sama dengan stenosis
mitral (MS) rematik. (PERKI, 2015).
2.1.2 Etiologi
Penyebab paling umum dari Mitral Regurgitasi adalah prolaps katup mitral,
miksomatous, disfungsi fibroblast karena usia lanjut dimana kurangnya jaringan
ikat yang menyebabkan ruptur korda. Penyebab lainnya infeksi endokarditis,
gangguan jaringan ikat, penyakit jantung rematik, katup mitral sumbing dan
penyakit jantung radiasi. Diferensiasi antara 2 etiologi mungkin memiliki
implikasi untuk intervensi operatif (ACC/AHA, 2020)
Menurut Inkavin (2018), penyebabnya antara lain:
1. Penyakit jantung rematik
2. Infeksi tenggorokan
3. Ruptur corda tendinae
4. Ruptur papilary muscle
5. Trauma
6. Malformasi bawaan katup mitral, chorda tendinae atau annulus
7. Degenerasi miksomatous (keadaan dimana katup secara bertahap menjadi
terkulai)
8. Iskemia
2. Annuloplasty
Annuloplasty adalah prosedur yang dilakukan untuk menguatkan
atau mengencangkan cincin (annulus) di sekeliling katup jantung.
Operasi ini dapat dilaksanakan bersama dengan prosedur lain
untuk memperbaiki kelainan katup jantung. Misalnya, katup
jantung yang bocor. Annuloplasty melibatkan pemasangan alat
berbentuk seperti cincin di sekitar katup jantung. Dengan ini,
bentuk dan fungsi katup jantung yang bocor diharapkan bisa
diperbaiki sehingga fungsinya kembali normal.
2.1.5.4 Elektrikal
Pada kasus penyakit katup jantung kadang timbul komplikasi seperti
atrial ekstrasistol, PVC dan VT, VF. Adapun untuk penatalaksanaan
dilakukan defibrilasi dan cardioversi. Defibrilasi merupakan sebuah cara
yang tepat untuk mengembalikan normalitas jantung dengan memberikan
energi secara asinkronise pada kasus VT tanpa nadi dan VF. Cardioversi
adalah prosedur medis untuk mengembalikan detak jantung abnormal ke
ritme yang normal secara sinkronized.
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata: konjungtiva, sklera
b. Leher: JVP, bising arteri karotis (-)
c. Kulit Turgor kulit kembali setelah 3 detik
d. Thorak
Paru
1) Inspeksi: terdapat edema, petekie, frekuensi nafas, irama
2) Palpasi: vocal fremitus tidak sama
3) Perkusi redup
4) Auskultasi apakah terdapat suara nafas tambahan, pericardial friction
rub, ronchi, crackles
e. Jantung
Tekanan darah, nadi
1) Inspeksi, iktus kordis tampak
2) Palpasi
3) Perkusi : redup
4) Auskultasi : murmur, gallop
f. Abdomen
1) Inspeksi perut : kesimetrisan
2) Palpasi : tanda hepatomegali, ascites
3) Perkusi tympani
4) Auskultasi bising usus
g. Genetalia
h. Ekstermitas: Pada inspeksi sendi terlihat bengkak dan merah, ada
gerakan yang tidak disadari, pada palpasi teraba hangat dan terjadi
kelemahan otot. Terdapat edema, kelembaban udara.
Data fokus pengkajian
a. Regurgitasi Mitral
1) Palpitasi jantung (berdebar)
2) Nafas pendek
3) Batuk akibat kongesti paru pasif kronis
4) Denyut nadi mungkin kadang tidak teratur akibat ekstra systole/
fibrilasi atrium yang bias menutup selamaya
5) Pada pemeriksaan auskultasi : bising sepanjang fase systole
6) Pada pemeriksaan elektrokardiogram ; pembesaran atrium kiri,
irama sinus normal, fibrilasi atrium hipertropi atrium kiri
7) Pada pemeriksaan radiogram dada : pembesaran atrium kiri,
pembesaran vertikal kiri, kongesti vaskuler paru-paru dalam
berbagai derajat.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraksi
otot jantung, preload dan after load.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi sekunder terhadap backward failure hipertropi left
atrium, ventrikel kiri.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
4. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
7. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler.
Evaluasi
1. Proses dan hasil
2. Proses: setiap tindakan lakukan evaluasi langsung
3. Hasil : tujuan yang diharapkan
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Rontgen :
Hasil thorak foto : Cor: CTR > 50%, apek bergeser ke latero
kaudal. Elongasi dan kalsifikasi arkus aorta. Kedua hilus tidak
melebar. Sinus costofrenicus masih lancip
Kesimpulan cardiomegali dengan elongasi dan atherosklerotik
arkus aorta. Tidak tampak gambaran kongesti pulmonal.
3. EKG
Hasil EKG :
a. Irama : Sinus Arytmia
b. Heart rate : 83 x/i
c. Gel P : Normal (0,12 detik) di ikuti Komplek QRS
d. PR Interval : Normal (0,20 Detik)
e. Komp. QRS : Normal (0,12) Sempit
f. Hypertropi : Tidak Ada
g. ST Elevasi : Tidak Ada
h. ST Depresi : Lead I, AVL, V5 (Lateral)
i. Tanda2 Lain : Terdapat VES di lead I, II, II, AVL, AVF
j. Kesimpulan : Sinus Arytmia dengan ST depresi lateral
4. Echocardiography :
a. Deskripsi
Dimensi ruang jantung dalam batas normal
LVH (-)
Hipokinetik di segmen anterior setinggi basal s.d mid,
segmen lain normokinetik
Fungsi sistolik LV baik dengan LVEF 67% (Teicholz)
Fungsi diastolik LV menurun dengan E/A 2.2
Fungsi sistolik RV baik
Katup-katup jantung :
Mitral valve : Mild MR, MS (-)
Trikuspid Valve : TR (-), TS (-)
Aortic Valve : AR (-), AS (-)
Pulmonal Valve : PR (-), PS (-), PH (-)
Vegetasi (-), LV SEC (-), trombus (-)
Pericardial effusion (-), Pleural effusion (-)
Kesimpulan : IHD, Disfungsi Diastolik Grade II
Mild MR
3.1.8 Terapi
1. Provital 2 x 1 tablet
2. Cedocard 5 mg S.L kalau perlu
3. Atorvastatin 1x20 mg
4. Microlac 1 tube
5. Chest fisioterapi
6. Latihan spironometri
7. Hasil konferen kardiac :
Pro operasi CABG , LIMA ---- LAD , SVG ---- OM , SVG
----- RCA Distal
Tanggal operasi 4/ 11/ 2021
Asisten Operasi dr. Gusti Reza Sp. BTKV
Kebutuhan darah: PRC 450 cc, FFP 1 unit
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.2.1 Analisa Data
Hasil :
Pasien tampak lelah, sesak (-), RR: 20 x/mnt,
edema (-), peningkatan CVP (-)
2. Mengidentifikasitandaataugejala
sekunderpenurunancurahjantung
(meliputipeningkatanberat badan, hepatomegali,
distensi vena jugularis, palpitasi, ronkibasah,
oliguria, batuk,kulitpucat)
Hasil :
BB = 60kg, hepatomegaly (-), distensi vena
jugularis (-), palpitasi (-), ronkhi basah (-), batuk
(-),
3. Memonitortekanandarah
Hasil :
TD : 150/70 mmHg
Hasil :
Intake : 400 cc
Output : 300 cc, warna kuning
5. MemonitorSaturasioksigen
Hasil :
Saturasioksigen : 96 %
Terapeutik
Hasil :
Posisisemifowler: 45 derajat
Hasil :
Diet rendah garam
8. Memberikanterapirelaksasiuntukmengurangistres
Hasil :
Pasien terlihat tenang
Hasil :
Pasien mengatakan siap untuk menjalani operasi,
pasien tampak tenang
Edukasi
10. Menganjurkanberaktivitasfisiksesuaitoleransi
Hasil :
Setiap ke kamar mandi pasien melapor ke
petugas, pasien dilarang mengejan saat BAB
11. Menganjurkanberaktivitasfisiksecarabertahap
Hasil :
MelakukankegiatandenganbantuanPerawat
Hasil :
Pasien dan
keluargadapatmelakukanpengukuransecaramandi
ri
Kolaborasi
Hasil :
Pasienakanmengikuti program
rehabilitasijantungsetelahtindakanoperasi CABG
14. Memberikan vitamin provital 1 tablet
Hsail
Pasienmerasalebihbugar
15. Berkolaborasidalamrencanatindakanoperasi
CABG
Hasil
Pasiensetujudilakukanoperasi dan
memahamimanfaatoperasi
3/08/2022 Gangguan rasa Observasi
Jam
nyaman
10.30WI
B
1. Mengidentifikasilokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitasnyeri
Hasil :
P: nyerisaataktivitasringan dan
kadangmunculsaatistirahat
Q: panas, terasa seperti tertimpa benda berat
R : dada
S:6
T :berulangsaataktivitas dan istirahat
2. Mengidentifikasiskalanyeri
Hasil :
Skala Nyeri : 6
3. Mengidentifikasiresponnyerinonverbal
Hasil :
Gelisahberkurang, wajah rileks
Hasil :
Jika beraktivitas dan istirahat
Terapeutik
5. Memberikanteknik non
farmakologisuntukmengurangi rasa nyeri
Hasil :
Teknik relaksasinafasdalam
Hasil :
Pasiendapatberistirahat
Edukasi
Hasil :
Pasienmengertipenyebab, periode dan pemicunyeri
Hasil :
Pasienmengerticarameredakannyeri
10.Menganjurkanmemonitornyarisecaramandiri
Hasil :
Pasiendapatmemonitornyerinyasecaramandiri
11.Mengajarkanteknik non
Farmakologiuntukmengurangi
Hasil :
Pasiendapatmelakukanteknikrelaksasinafasdalam
Kolaborasi
12. Berkolaborasipemberiananalgetikjikaperlu
Hasil :
Paracetamol 500 mg (tablet) jikaperlu
Hasil :
Pasien dan keluarga koperatif
2. Mengidentifikasifaktorfaktor yang
dapatmeningkatkan dan
menurunkanmotivasiperilakuhidupsehat
Hasil :
Pasien dan keluargakoperatif
Terapeutik
Hasil :
Pasien dan keluargakoperatif
4. Memberikankesempatanuntukbertanya
Hasil :
Pasien dan keluargakoperatif
Edukasi
Hasil :
Pasien dan keluargakooperatif dan memahamiapa
yang disampaikanperawat
6. Mengajarkanperilakuhidupsehat
Hasil :
Pasien dan keluargakoperatif
Hasil :
Pasien dan keluargakoperatif
1. Kesadarancomposmentis
2. TD : 142/ 76 mmHg
3. Nadi :75 x/mnt, nadikuat
4. Akralhangat
5. CRT < 2dtk
6. EF : 61%
7. Gambaran EKG : OMI anteroseptal, inferior
8. Edema (-)
9. Distensi vena jugularis (-)
10. PND (-)
11. Batuk (-)
12. Murmur sistolik (+)
13. Echo: Ischemia Heart Disease (IHD), Mild
MR
14. Hipokinetik anterior
15. ThorakFoto :Cardiomegali , CTR >50%
16. Corangiography: LMS / 3 VD (calcified
vessel)
A : Intake output
Masalahteratasisebagian
P:
Intervensiditeruskan
2 3/08/2022
15.00 WIB
S :Pasienmengatakannyeri dada berkurang
O:
A :Masalahteratasisebagian
P :Intervensiditeruskan
3 3/08/2022
S : Pasien mengatakan memahami apa yang sudah
15.00 WIB disarankan perawat dan bersungguh sungguh ingin
menjalani prosedur terapi secara benar
O:
Pasien tampak tenang
Pasien bisa menjawab 70% pertanyaan
A : Masalah teratasi sebagian
P :Intervensidilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus kelompok disini pasien mengalami coronary artery disease (CAD) atau
terjadi infark miokard. Pasien atas nama Tn. T dengan usia 64 tahun di diagnosa MR
Mild. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berulang. Hasil
Echocardiografi didapatkan MR Mild. Pemeriksaan penunjang thorak foto
menunjukkan CTR > 50%, Cardiomegali. Sedangkan dari hasil PCI menyimpulkan
adanya 3 vessel disease, yaitu Left Main Stem (LMS), terdapat stenosis 50% di distal
(calcified), Left Anterior Desendent (LAD) terdapat stenosis 50-90% di ostel-
proksimal (calcified), Left Circumflex (LCx) terdapat stenosis 60% di proksimal,
Right coronary Artery (RCA) terdapat diffuse disease proksimal-distal, maks
stenosis 90%.
Coronary artery disease menyebabkan komplikasi mekanik yang dapat berujung pada
kelainan-kelainan atau disfungsi katup jantung. Dalam hal ini regurgitasi katup
jantung (MS Thaler, 2013). Angka kejadian tersering adalah regurgitasi katup
mitral.Adanya Infark miokard berakibat ruptur muskulus papilaris dan corda
tendinaedan dapat diakibatkan karena terjadi dilatasi pada annulus sehingga
menyebabkan regurgitasi katup mitral.
Regurgitasi mitral iskemi merupakan komplikasi yang sering terjadi pada remodelling
patologis global atau regional ventrikel kiri akibat penyakit jantung koroner kronis.
Mitral regurgitasi iskemia bersifat dinamis, keparahannya dapat bervariasi sesuai
dengan kondisi hemodinamik. Baik tingkat keparahan regurgitasi mitral iskemi dan
komponen dinamisnya memperburuk prognosis (Pierard, A, etc. 2010).
Kasus kelolaan kelompok berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Susilo pada tahun 2015 di RSD dr Soebandi Jember,
yang menunjukkan bahwa penderita infark miokard dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak (16 orang) dan perempuan sebanyak (4 orang).Hal ini disebabkan oleh
karena laki-laki mempunyai faktor resiko lebih besar dibandingkan perempuan.
Sesuai dengan teori mengenai jenis kelamin, faktor risiko pada laki-laki lebih tinggi
dari perempuan, terutama pada perempuan sebelum menopause. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya estrogen yang bersifat protective pada perempuan namun setelah
menopause insidenspenyakit jantung koroner meningkat dengan cepat dan sebanding
dengan insidens pada laki-laki. Menurut cleveland clinic, 2021 bahwa estrogen sangat
berperan dalam setiap jaringan dan organ setiap wanita termasuk jantung dan
pembuluh darah dengan manfaat meningkatkan HDL, menurunkan LDL dan
mempengaruhi sistem kardiovaskuler.
Hasil penelitian yang dilaporkan oleh American Heart Association pada tahun 1994
mengenai hubungan antara jenis kelamin dan umur sebagai faktor resiko penyakit
kardiovaskuler yang dikaitkan dengan penyakit jantung koroner diungkapkan bahwa
pada kedua kelompok jenis kelamin, peningkatan risiko penyakit jantung koroner
makin bertambah seiring pertambahan usia seseorang.
Hasil penelitian Mawarni, dkk (2015) yang berjudul gambaran kelainan katup jantung
pada pasien infark miokard di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1
Januari 2015-31 Desember 2015 didapatkan 20 kasus (90,9%) NSTEMI dan 2 kasus
(9,1%) STEMI. Lokasi infark terbanyak yaitu inferior sebanyak 10 kasus (45,5%),
didapati kelainan katup terbanyak yaitu kombinasi sebanyak 16 kasus (72,7%), dengan
derajat terbanyak yaitu MR mild 5 kasus (55,6%), PR mild 5 kasus (55,6%) dan TR
mild sebanyak 3 kasus (33,3%) pada pasien NSTEMI, yang didominasi oleh pasien
laki-laki (54,5%), usia 56 – 66 tahun (40,9%), yang memiliki 4 faktor resiko mayor
(59,1%). Berdasarkan hasil penelitian oleh Grasso ditemukan 13-45 % kasus infark
miokard inferior mengalami MR dengan derajat mild.
Sedangkan berdasar klasifikasi ACC/AHA 2020 Kasus kelolaan kelompok tergolong
pada MR sekunder kronis, daun katup biasanya normal dan sedikit melebar.
Sebaliknya MR dikaitkan dengan disfungsi LV berat yang disebabkan CAD (MR
sekunder kronis iskemik). LV yang abnormal dan melebar menyebabkan perpindahan
otot papiler yang pada gilirannya terjadi penarikan leaflet (daun katup) dengan
pelebaran annular yang mencegah koaptasi. MR sekunder juga dapat berkembang
karena pelebaran atrium kiri dan pembesaran annulus mitral yang sering terjadi AF
dan kardiomyopati.
Berdasarkan kasus kelolaan kelompok terdapat kesesuaian dengan hasil penelitian
bahwa Mitral Regurgitasi dapat terjadi pada pasien CAD dikarenakan adanya infark
miokard yang menyebabkan ruptur muskulus papilaris dan corda tendinae dan dapat
diakibatkan karena dilatasi annulus.
Sesuai dengan kasus diatas kelompok mengangkat diagnosa risiko penurunan curah
jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pemeriksaan penunjang, didapatkan adanya cardiomegali pada thorax foto, hipokinetik
segmen anterior setinggi basala sampai mid, fungsi diastolik LV menurun. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan hasil OMI anteroseptal dan inferior.
Penelitian di dalam European Journal of Cardiology, dikatakan bahwa infark inferior
menyebabkan kelainan katup kombinasi yaitu MR dan TR, dengan adanya ruptur
chordae tendinea menyebabkan regurgitasi katup mitral, akibatnya terjadi penurunan
COP (Cardiac Output) karena darah yang dipompa dari ventrikel menuju katup aorta
kembali ke atrium kiri, akibatnya jantung melakukan reaksi kompensasi untuk
meningkatkan kontraktilitas dari ventrikel kiri agar dapat memompa darah yang
mengandung O2 demi memenuhi kebutuhan otot jantung, namun tidak seimbang
dengan pasokan O2 akibat sumbatan parsial maupun total di arteri koroner kanan,
dengan demikian ventrikel kiri mengalami hipertrofi yang mengakibatkan peningkatan
tekanan di ventrikel dan atrium kiri.
Selain itu kelompok mengangkat diagnosa keperawatan tentang gangguan rasa
nyaman dan kesiapan peningkatan manajamen kesehatan. Gangguan rasa nyaman pada
pasien ini dipengaruhi faktor fisik berupa respon nyeri berulang karena ischemia
miokard. Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi psikologis pasien terkait gejala
penyakitnya. Sesuai hasil pengkajian, pasien tampak kooperatif saat proses pelayanan
keperawatan dan merespon dengan baik sehingga kelompok mengangkat diagnosa
kesiapan peningkatan manajemen kesehatan yang bertujuan untuk pengelolaan
masalah penyakit secara optimal dan dapat menerapkan program perawatan dengan
baik sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
Tetapi untuk pasien kelolaan kelompokterkait mitral regurgitasi tidak dilakukan
intervensi operasi karena tergolong mitral regurgitasi yang ringan (MR Mild) dengan
didukung oleh
1. Secara klinis, kondisi MR pasien berpengaruh secara signifikan dibuktikan
dengan suara murmur sistolik terdengar minimal.
2. Hemodinamik pasien yang stabil ditandai dengan tekanan darah 154/76
mmHg, MAP 102 mmHg, Pulse pressure 78 mmHg, CRT < 2 detik, Akral
hangat.
3. Hasil Echo : Mitral Regurgitasi Mild, EF 61 %
Dari. hasil cardiac conference diputuskan dilakukan Operasi CABG.Oleh karena itu
kelompok kami menekankan pada edukasi tentang proses penyakit, prognosa serta
program terapi dengan tujuan mempertahankan status kesehatan pasien, mengurangi
risiko komplikasi sehingga kualitas hidup pasien optimal.
Program edukasi kami berikan kepada pasien dan keluarga yang terdiri dari:
1. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai yang
direkomendasikan.
2. Menjelaskan program terapi dan tindakan selama yang akan dilakukan
terhadap pasien
3. Menganjurkan pasien untuk berperilaku hidup sehat diantaranya berhenti
merokok, mengatur pola makan (membatasi garam, lemak dan gula),
mengelola stress, mematuhi program terapi yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gangguan
Sesuai dengan diskusi kelompok untuk saran kasus yang ditemukan diharapkan
irama
untuk dapat ditindak lanjuti terkait dengan asuhan keperawatan pasien mitral
regurgitasi akibat CAD 3 vessel disease selama menjalani proses Tindakan
operasi CABG, asuhan keperawatan perioperative sampai dengan rehabilitas
PATHWAY KASUS
Aterosklerosi Ketidakstabi
Iskemia lan
Iskemia CAD
3 Vessel
Echo : MR mild, Hipokinetik segmen
Infark anterior, fungsi diastolik LV menurun,
OMI inferior Kontraktilit Corangiografi: LMS/3VD (calcified)
& as menurun EKG : OMI anteroseptal dan inferior
Gangguan Kontraktilita
Thorak Foto : Cardiomegali, CTR >
rasa s 50%
Komplikasi
nyaman Stroke TD : 154/76
vol Pre mmHg
Load MAP: 102
mmHg
Pulse Pressure
Ruptur
corda
tendinae, Risiko
Kesiapan SV X HR
peningkata Disfungsi penurunan Viskositas :
n katup mitral Hb: 15,7 g/dl, Ht
manajemen Afterloa 51,2 %,
Gangguan saat Perfusi GDS: 98mg/dl
menutup : Mitral Menurun d Osmolaritas
Regurgitasi K+ : 4,59, Na+ :
141,2, SpO2 : 98%
Backward:
Gangguan di Forward:Ganggu Risk perfusi Risk Risk Risk
LA an di LV perifer tidak perfusi perfusi perfusi
efektif cerebral miokard renal tidak
Volume di Saat ejeksi/
LA sistolik
meningkat Darah kembali ke
Tekanan di
Tekanan LVEDV
menurun : Diteliti
paru
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Health Statistics.
Underlying Cause of Death 1999-2017 on CDC WONDER Online Database,
released December, 2018. Data are from the Multiple Cause of Death Files,
1999-2017, as compiled from data provided by the 57 vital statistics
jurisdictions through the Vital Statistics Cooperative Program. Accessed at
http://wonder.cdc.gov/ucd-icd10.html on Oct 24, 2019.
Jackson Lee, Jackson Marilynn, 2011. Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis.
Jakarta: Erlangga
Lung B, Vahanian A (2011). Epidemiology of valvular heart disease in the adult. Nat
Rev Cardiol. 2011; 8 (3): 162-172. doi: 10.1038/ nr cardio.2010.202
Otto CM, Bonow RO. Valvular Heart Disease: A Companion to Braunwald’s Heart
Disease. 4th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2014.
Susilo C. Identifikasi faktor usia, jenis kelamin dengan luas infark miokard pada
penyakit jantung koroner (PJK) di ruang ICCU RSD DR. Soebandi Jember.
Indonesian J. 2015;6:3-4. 7.
Zainal A. Faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien rawat inap di
Cardiovaskular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre di RSUP DR. Wahidin
Sudiro Husodo Makasar Periode Januari-Juli 2008 [Skripsi]. Makassar:
Universitas Hasanuddin; 2012.