Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Pembuatan makalah
Asuhan Keperawatan pada Klien Dewasa dengan Hipertensi dan Penyakit Jantung ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Klien Dewasa (KKD). Sebagai
mahasiswa adalah suatu keharusan memahami konsep asuhan keperawatan pada klien
dewasa. Selain dituntut untuk mampu memahami konsep asuhan keperawatan, mahasiswa
juga harus menguasai tahap-tahap dan pelaksanaan asuhan keperawatan mulai dari
tahap evaluasi, yang oleh makalah ini difokuskan kepada klien dewasa.
Kami dalam kelompok selalu berusaha membuat makalah dengan sebaik mungkin, akan
tetapi kami tetapi kritik, dan saran serta masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
makalah ini, sehingga dapat menjadi sempurna dalam pembuatan makalah berikutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam pembuatan makalah ini, terutama pembimbing kami yang telah memberikan
saran perbaikan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Semoga makalah ini dapat
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................7
2.1 Hipertensi.................................................................................................................8
2.2.1 Pengertian..........................................................................................................8
2.2.6 Penatalaksanaan..............................................................................................20
BAB 4. PENUTUP..........................................................................................................67
4.1 Simpulan.................................................................................................................67
4.2 Saran.......................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................69
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg, dan tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih. Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki tingkat mortalitas
cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang (Setiawani, et al,
2018). Penyakit ini sering dijumpai di masyarakat maju, baik pria ataupun wanita, tua
ataupun muda, dan gejalanya tidak terasa. Penyakit ini disebut sebagai silent diseases dan
merupakan faktor risiko utama dari perkembangan atau penyebab penyakit jantung dan
stroke. Karena tidak dapat dilihat tanda-tanda gejala dari luar. Perkembangan hipertensi
berjalan secara perlahan tetapi secara potensial sangat berbahaya, bila tidak terkontrol akan
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya, seperti otak, ginjal, mata dan
kelumpuhan organ-organ gerak (Wahdah N,2018).
Angka kejadian hipertensi meningkat dari 7,75% pada tahun 1980 menjadi 25,5 %,
berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 angka kejadian hipertensi di Indonesia yaitu
34,1%, dari data tersebut terdapat 14,8% mengalami krisis hipertensi (RISKESDAS, 2018).
Hipertensi merupakan faktor utama dalam penyakit kardiovaskuler,dimana akan
menyebabkan kematian mendadak, stroke, dan gagal jantung. Beberapa tanda dan gejala
yang sering muncul pada pada hipertensi yaitu sakit kepala saat terjaga, penglihatan kabur
akibat kerusakan pada retina dan cara berjalan mulai terganggu (Solikhati, 2023).
Menghindari kebiasaan makan yang tidak sehat sangat penting untuk manajemen
hipertensi. Selain itu mengurangi asupan natrium, meningkatkan asupan kalium juga dapat
mencegah terjadinya hipertensi.
Penyakit katup jantung merupakan penyakit yang masih cukup tinggi insidennya,
terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan penelitian yang
ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, penyakit katup jantung menduduki urutan ke-2
atau ke-3 setelah penyakit jantung coroner dari seluruh jenis penyakit jantung. Penyakit
katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir pasti di sebabkan oleh
reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi respon anti bodi atau imunologi yang
bermakna terhadap infeksi streptokokus sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada
faring dalam waktu 2-4 minggu akan diikuti oleh serangan demam reumatik.serangan
awalnya sering ditemukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis diikuti katup aorta.
Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri dikaitkan dengan tekanan
hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakan bahwa tekanan
hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang dialami oleh katup
tersebut, insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang
terjadi. Penyakit pada katup trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai lesi pada katup
lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis sering didapatkan sebagai lesi tersendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Hipertensi adalah keadaan darah tinggi apabila dalam keadaan istrirahat tekanan
darah sistolik berada pada posisi 140 mmHg ke atas atau tekanan darah diastolik pada
posisi 90 mmHg keatas setelah pengukuran berulang (Woro Riyadina, 2019). Hipertensi
atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terlambat sampai ke
Klasifikasi hipertensi dapat dibedakan berdasarkan penyebab dan derajat tekanan darah.
1. Berdasarkan penyebab
1) Hipertensi primer
Hipertensi primer atau easensial adalah hipertensi yang paling umum dari semua
primer tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan terapi yang tepat
seperti modifikasi gaya hidup dan obat-obatan. Faktor genetik dapat memainkan
2) Usia
baroresptor yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah serta kelenturan arteri.
Ketika arteri menjadi kuarang lentur, tekanan dalam pembuluh meningkat dan
seiring penuaan.
3) Ras
Hipertensi primer lebih sering dan lebih berat pada orang kulit hitam
dibandingkan orang berlatar belakang etnik lain.. lebih banyak orang Afro
1) Asupan mineral tinggi (natrium tinggi, asupan kalium, kalsium dan magnesium
rendah)
2) Resistensi insulin
membrane sel.
hipertensi. Faktor gaya hidup yang terkait dengan asupan alcohol berlebihan
( kegemukan dan kurang latihan fisik) juga dapat menjadi penyebab hipertensi.
4) Stres
darah,tetapi peran stress pada hipertensi primer kurang jelas. Stress yang sering
atau terus menerus dapat menyebabkan hipertrofi otot polos vaskuler atau
5) Penyakit ginjal.
6) Koarktasi aorta
Koartasi aorta adalah penyempitan aorta, biasanya tepat di distal arteri subklavia.
7) Gangguan endokrin
Gangguan kelenjar adrenal seperti sindrom cushing dan aldosteronin primer
menyebabkan hipertensi.
8) Gangguan neurologis
9) Pemakaian obat
meningkatkan hipertensi.
10) Kehamilan
Sekitar 10% wanita hamil menderita hipertensi. Hipertensi dapat ada sebelum
1. Peningkatan tekanan darah : sakit kepala (pada hipertensi berat), paling sering di
daerah oksipital dan dikeluhkan pada saat bangun pagi, selanjutnya berkurang
secara spontan setelah beberapa jam, dizziness (pusing), palpitasi, mudah lelah.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga arteri tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioklerosis. Dengan cara yang sama,
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di
dalam darah.
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal, sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga
tekanan darah juga meningkat.sebaliknya, jika aktifitas memompa jantung darah berkurang
arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara
yaitu jika tekanan darah meningkat ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin yang memicu pembentukan
hormon angiotensin yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosterone. Ginjal
merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah karena itu berbagai penyakit
dan kelaian pada ginjal bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, misalnya penyempitan
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal yang bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonomi
yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight or
flight tubuh terhadap ancaman dari luar. Meningkatnya kecepatan dan kekuatan denyut
daerah tertentu misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan, mengurangi pembuangan
air dan garam oleh ginjal sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh,
jantung dan pembuluh darah. Faktor stress juga merupakan pencetus terjadinya tekanan
dipengaruhi oleh curah jantung dan tahan perifer. Berikut ini adalah Web Of Caution dari
Hipertensi
WOC HIPERTENSI
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor genetik atau riwayat keluarga
Usia
Ras HIPERTENSI
Kegemukan atau obesitas
Asupan mineral tinggi (natrium tinggi, asupan kalium,
kalsium dan magnesium rendah)
Otak Retina Ginjal
Resistensi insulin Pembuluh darah Hipertrofi
Konsumsi alcohol berlebihan sistemik ventrikel kiri
Stres
Koarktasi Spasmus
aorta arteriole Vasokontriksi pemb.
Vasokontriksi pemb.
Penyakit ginjal. darah
darah
Gangguan endokrin
Gangguan neurologis
Diplopia
Pemakaian obat Blood flow menurun Supali O2 ke jaringan Sirkulasi darah ke perifer
Kehamilan
menurun menurun
Penglihatan terganggu
Meningkatnya hormon
aldosteron
Mekanisme anaerob
Gangguan sensori
persepsi penglihatan Ketidakefektifan perfusi
Retensi Na
(D.0085) Penurunan ATP jaringan Kurang pengetahuan
perifer (D.0009)
HIPERTENSI Kurang pajanan informasi (D.0111)
Edema
Keterbatasan energi
untuk beraktifitas
Hipervolemia (D.0022)
Fatigue Intoleransi Aktivitas
(D.0056)
Otak
Hipertrofi
ventrikel kiri
Penimbunan
Suplai O2
Adanya asam laktat ke jaringan Curah jantung menurun
gangguan rasa
nyaman
menurun
Dispnea
Nyeri akut
Sering (D.0077) Merangsang Penurunan curah jantung
terbangun saat reseptor nyeri Penurunan (D.0008)
tidur Pola napas energi
tidak efektif
(D.0005)
Penurunan
Gangguan pola tidur kewaspadaan Kelelahan
(D.0055) lingkungan sekitar
Intoleransi
Resiko jatuh (D.0143) aktivitas (D.0056)
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Modifikasi gaya hidup dalam penanganan Hipertensi
Perkiraan
penurunan
Modifikasi Rekomendasi
Tekanan Darah
Sistolik (TDS)
Menurunkan BB Memelihara BB normal (IMT, 5 – 20 mmHg/10 kg
18,5 – 24,5 kg/m2 penurunan BB
Melakukan pola Mengkonsumsi makanan yang Perkiraan penurunan
diet berdasarkan kaya dengan buah-buahan, 8-14 mm Hg
DASH sayuran, produk makanan yang
rendah lemak dengan kadar
lemak total dan saturasi yang
rendah.
Diet rendah Menurunkan asupan garam Perkiraan penurunan
Natrium sebesar tidak lebih dari 100 2-8 mmHg
mmol/hari ( 2,4 gram Na atau
6 gram)
Olah raga Melakukan kegiatan aerobic Perkiraan penurunan
fisik secara teratur, seperti 4 – 9 mmHg
jalan cepat, paling tidak 30
menit perhari, minimal 5 x
dalam seminggu.
Batasi alcohol Laki – laki : 2 unit Perkiraan
minimal/hari penurunan 2-4
Perempuan : 1 unit minuman mmHg
perhari
2. Tatalaksana medikamentosa
blocker (BB). Inisiasi pengobatan hipertensi dengan pengubahan gaya hidup dan
1. Tes rutine
2) Glukosa puasa
3) Kolesterol total
4) Kolesterol LDL
5) Kolesterol HDL
6) Trigliserida
8) Asam urat
laboratorium urine.
1) HBA1c (Jika glukosa plasma puasa lebih dari 102 mg/dl atau diagnosis
diabetes sebelumnya)
5) Ultrasonografi karotis
8) Indeks ankle-brachial
1) Penilaian lebih lanjut pada kerusakan otak, jantung, ginjal dan vascular,
1. Pengkajian
1) Biodata
a. Data lengkap dari pasien meliputi: nama lengkap, umur, jenis kelamin,
alamat.
2) Keluhan utama
Keluhan hipertensi biasanya bermula dari nyeri kepala yang disebabkan oleh
3) Riwayat kesehatan
kehamilan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita dari pada pria dan
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan yaitu jika orang tua
d. Riwayat psikososial
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, muka tegang, gerak fisik,
e. Riwayat spiritual
masing individu.
f. Pemeriksaan fisik
nadi juga cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di
atas 90 mmHg.
1. B1 Breachting
Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja tachypnea,
2. B2 Blood
sangat kuat.
3. B3 Brain / Neurosensori
4. B4 Bowel
5. B5 Bladder
Gejala: Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi, obstruksi
6. B6 Bone
b) Keamanan Keluhan:
c) Aktivitas sehari-hari
4) Pemeriksaan diagnostic
hipertensi.
konduksi.
2. Diagnosa Keperawatan
sebagai berikut :
9) Nausea (D.0076)
10) Nyeri (akut) (D.0077)
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat
yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan
anggota keluarga. Faktor penghambat adalah kondisi pasien yang sulit untuk
dikaji dikarenakan usia klien sudah tua sehingga penulis dalam melakukan
5. Evaluasi
evaluasi ini yaitu untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.
jalan darah dari atrium ke ventrikel. Jika katup ini membuka akan membiarkan
arah mengalir dari atrium ke dalam ventrikal selama fase diastole. Terdapat dua
Terdiri dari 2 cuspis yang ukurannya tidak sama besar. Cuspis yang
yang biasa disebut cuspis anterior dan cuspis yang kecil terletak di dorsal
diikat oleh chorda tendinea yaitu jaringan ikat tipis kuat, yang melekat
2. Katup Semikular
Katup semilunar memiliki 3 cuspis yang mirip bulan sabit. Terdapat dua
jenis katup semilunar yaitu katup aorta dan katup pulmonalis. Katup aorta
memiliki ukuran yang lebih besar, lebih tebal dan lebih kuat dibandingkan katup
pulmonalis. Selain itu lunulanya lebih tegas serta nodulusnya lebih tebal dan
menonjol.
Katup semi lunar membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-
masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis. Penutupan terjadi ketika
ventrikel relaksasi dan tekanan ventrikel di bawah tekanan aorta dan arteri
pulmonalis. Katup yang tertutup berguna untuk mencegah darah mengalir
disebabkan oleh berbaliknya satu atau lebih apparatus katup mitral, daun
katup, korda tendinea, muskulus papilaris, dan anulus katup dengan atau
tanpa regurgitasi mitral (RM). Nama lain dari Prolaps Katup Mitral
syndrome.
dikenal sebagai mitral click. Adanya klik merupakan tanda awal bahwa
aliran darah. Mitral click dapat berubah menjadi murmur seiring dengan
b. Stenosis Mitral
Selain itu terdapat pula gejala berupa fibrilasi atrial dan emboli yang
degeneratif.
berkurangnya daya alir katup mitral. Hal ini akan meningkatkan tekanan
kiri dan ventrikel kiri waktu diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak
terjadi fibrilasi atrium. Hal ini akan mengganggu pengisian ventrikel dari
Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah, bergantung pada
tingkat stenosis.
1. Dapat terjadi kongesti paru, dengan tanda-tanda dispnu (sesak napas) dan
hipertensi paru.
simpatis.
3. Dapat terjadi hipertrofi atrium kiri sehingga timbul disritmia atrium dan gagal
jantung kanan.
lengket atau mengganti katup mitral dengan katup protesa. Pada beberapa kasus
dengan sempurna sehingga menyebabkan aliran darah balik dari ventrikel kiri ke
dalam atrium kiri pada saat sistol. Gejala-gejala jarang dirasakan penderita,
hanya rasa lelah dan sesak napas ringan pada saat beraktivitas yang akan hilang
dimulai. Etiologi regurgitasi mitral berkaitan dengan klinisnya akut atau kronik.
Regurgitasi mitral akut terdapat tiga bentuk etiologi yaitu regurgitasi mitral
primer akut non iskemik, regurgitasi mitral karena iskemia akut, dan regurgitasi
mitral akut pada kardiomiopati. Sementara itu regurgitasi mitral kronik dapat
terjadi pada penyakit jantung rematik. Dapat juga terjadi pada perforasi katup
atau ruptur chorda. Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri,
aorta berkurang. Pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel.
Darah tersebut selain yang berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis, juga
terdapat darah regurgitan dari ventrikel kiri waktu sistolik sebelumnya. Ventrikel
kiri cepat distensi, apeks bergerak ke bawah secara mendadak, menarik katup,
korda, dan otot papilaris. Hal ini menimbulkan vibrasi membentuk bunyi
jantung ketiga. Pada insufisiensi mitral kronik, regurgitasi sistolik ke atrium kiri
1) Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah, bergantung pada
tingkat regurgitasi.
4) Hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri dapat terjadi, sehingga timbul gagal
jantung kongestif.
1. Stenosis Aorta
menyebabkan aliran darah menurun dari ventrikel kiri ke aorta dan dapat
asimptomatik maupun merasakan salah satu dari gejala yaitu angina, sinkop,
atau gagal jantung. Tanda yang khas pada stenosis aorta ini didapatkan adanya
lubang kecil dan katup aorta unikuspid, yang biasanya menimbulkan gejala dini.
Pada orang tua, penyakit jantung reumatik dan perkapuran merupakan penyebab
tersering. Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan
tahanan dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta.
ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai
Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel
kiri yang terus menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan
1) Gambaran klinis dapat parah atau tidak muncul sama sekali, tergantung dari
derajat stenosis.
3) Pusing dan kelemahan dapat terjadi akibat menurunnya curah jantung dan
bedah. Terdapat risiko kematian mendadak pada pasien yang diobati saja tanpa
tindakan bedah. Keadaan yang tak dikoreksi tersebut dapat menyebabkan gagal
2. Regurgitasi Aorta
Regurgitasi aorta terjadi ketika adanya malfungsi dari aorta yang tidak dapat
menutup saat fase diastolik sehingga darah dari aorta kembali lagi menuju
ventrikel kiri. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan tekanan
pada ventrikel kiri. Gejala klinis yang sering dikeluhkan yaitu sesak napas.
Etiologi dari penyakit ini bermacam-macam mulai dari diakibatkan oleh dilatasi
akhir diastolik ventrikel kiri. Akibat beban volume ini, jantung melakukan
hipertrofi ventrikel kiri yang bisa menormalkan tekanan dinding sistolik. Pada
tahap kronik, faktor miokard primer atau lesi sekunder seperti penyakit koroner
Ventrikel kiri tidak punya cukup waktu untuk beradaptasi terhadap insufisiensi
aorta. Peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan diastolik akhir ventrikel kiri bisa
2) Biasanya terdapat denyut karotis dan perifer yang hiperkinetik (sangat kuat).
tetapi kapan waktu yang tepat untuk penggantian katup masih kontroversial.
Pembedahan dianjurkan pada semua pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri tanpa
Pathway of Caution
2.2.4 Penatalaksanaan Gangguan Katup Jantung
1. Terapi medis
ke depan.
2. Pembedahan
ventrikel kiri, dituntun oleh jari menembus ke atrium kiri melaui orifisium
tinggi yang berusia tua, atau penderita yang lebih muda dengan stenosis
BAB 3.
TINJAUAN KASUS
Tn. M.H umur 50 tahun, masuk rumah sakit pada tanggal 10 April 2023, jam 06.30,
diantar oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan : Nyeri kepala hebat, pusing, tengkuk
tegang, dasn jantung berdebar saat pasien bangun pagi jam 05.00. pasien mengatakan
sudah beristrahat tetapi nyerinya tidak berkurang. Pasien mengatakan keluhan ini baru
pertama kali merasakan keluhan seperti ini. Di UGD dilakukan pengukuran TTV : TD :
170/100 mmHg. Nadi : 102 x/mnt, S: 36,5 0c, RR : 20 x/mnt. Pasien mengatakan tidak
stadium II
Hari rawat ke :1
1) Identitas
2. Umur : 50 Th
4. Agama : Muslim
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Jl.Semanggi
2) Keluhan Utama
Tn.M.H mengeluh nyeri kepala hebat disertai pusing dan tengkuk tegang
Pada pukul 05.00 WIB pasien bangun pagi dan mengeluh nyeri kepala hebat,
untuk beristirahat kembali tetapi tidak ada perubahan nyeri kepalanya. Pukul
pertolongan. Saat dikaji pasien mengatatakan nyeri kepala dirasakan tiba – tiba,
dan sangat mengganggu. Nyeri tidak menghilang saat pasien kembali istrirahat.
Nyeri dirasakan seperti ditimpa beban berat, nyeri menjalar dari kepala bagian
atas sampai tengkuk, dengan skala nyeri 7, nyeri dirasakan saat bangun tidur.
Bulan/Tahun : -
Diagnosa : -
Jenis :
Riwayat penggunaan obat : pasien tidak ada riwayat penggunaan obat rutin,
bila sakit seperti deman atau pilek, pasien hanya membeli obat bebas di
warung terdekat.
5) Riwayat alergi:
R Obat-obatan £Ya RTidak
R Makanan £Ya RTidak
R Lain-lain
6) Riwayat operasi: £Ya RTidak
- Kapan :
- Jenis operasi :
7) Lain-lain:
...............................................................................................................................
.........................................… Riwayat Penyakit Keluarga
RYa tidak
- Jenis : ibu dari pasien mengalami stroke
- Genogram :
Ket :
: pasien
: meninggal
: laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
8) Perilaku Yang Mempengaruhi Kesehatan
Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan: Masalah: tinggal
Keperawatan
serumah :
Alkohol £ ya R tidak Perilaku kesehatan cendrung
Merokok £ ya R tidak berisiko
Keterangan : Pasien punya kebiasaan merokok sejak usia muda menghabiskan 1
bungkus rokok sehari
Obat £ ya R tidak
Keterangan : Pasien jarang mengkonsumsi obat sendiri
Olahraga £ ya R tidak
Keterangan : Pasien jarang berolahraga
9) Observasi dan pemeriksaan fisik
a. Tanda tanda vital
S : 36,50c N : 102 x mt T : 170/100 mmHg (MAP =123) RR : 20 x/mt
Kesadaran : Compos Mentis £ Apatis £ Somnolen £ Sopor £
Koma £
b. Sistem Pernafasan
a. RR: 20 x/mt
b. Keluhan : £ sesak £nyeri waktu bernafas
£ Batuk £Produktif £ Tidak produktif
£ sekret £ Konsistensi
£ Warna £ Bau
c. Penggunaan otot bantu nafas: tidak ada
d. PCH : ya £ R tidak
e. Irama nafas teratur : ya R tidak teratur £
f. Friction rub : ya £ tidakR Lokasi :
g. Pola nafas : Dispnoe £ Kusmaul £ Cheyne StokesBiot £
h. Suara nafas : RVesikuler £ Bronko
£Ronki £ Bronkhial Masalah Keperawatan : Tidak ada
Masalah Keperawatan
£Wheezing £ Crackles
£Tracheal £ Bronkhia
i. Alat bantu napas ya £ tidak R Jenis................................... Flow lpm
j. Penggunaan WSD:
- Jenis :
- Jumlah cairan :
- Undulasi :
- Tekanan : Masalah Keperawatan :
g. Tracheostomy : ya £ tidakR
h. Lain-lain:
c. Sistem Kardio vaskuler
TD: 170/100 mmHg
N: 102 x/mt
HR: 20 x/mt
Keluhan nyeri dada: ya R tidak £
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
a. Irama jantung : R reguler £ ireguler
b. Suara jantung : Rnormal £ (S1/S2 tunggal) £murmur
£gallop £lain-lain..…
g. Ictus Cordis :
h. CRT < 2 detik
i. Akral : R Hangat £ kering RMerah £basah
............................£ Pucat £ Panas £Dingin
j. Sikulasi perifer:
JVP : .
CVP :
CTR :
ECG & Interpretasinya: R Normal £Menurun. Masalah Keperawatan :
k. Lain-lain : Nyeri akut (D.0077)
d. Sistem Persyarafan
1) S : 36.50C
2) GCS :4, 5, 6
3) Refleks fisiologis £patella £triceps £biceps
4) Refleks patologis £babinsky £brudzinsky £kernig
5) Keluhan pusing Rya £tidak
P : Non Trauma
Q : Nyeri dirasakan seperti tertimpa beban berat
R : Dari kepala menjalar ke tengkuk
S : Skala 7
T : Dirasakan tiba-tiba dan tidak menghilang saat pasien kembali istirahat
e. Sistem perkemihan
a. Kebersihan genetalia : RBersih £Kotor
b. Sekret : £Ada Rtidak
c. Ulkus : £Ada Rtidak
d. Kebersihan meatus uretra: RBersih £Kotor
e. Keluhan kencing : £Ada R tidak
Bila ada, jelaskan :
f. Kemampuan berkemih: RSpontan £Alat bantu, sebutkan:
g. Produksi urine : ml/ jam
h. Kandung kemih : Membesar £ya Rtidak
i. Nyeri tekan : £ya Rtidak
j. Intake cairan oral : 2000 cc/hari parenteral 1000 cc/hari
Balance cairan:.
Lain-lain:
f. Sistem pencernaan
a. TB : 170 Cm
Masalah Keperawatan :
b. BB : 78 Kg
Obesitas ringan
d. IMT : 27 Interprestasi : Obesitas
e. Mulut : Rbersih Rlembab
f. Membran mukosa : £kotor £ kering £ berbau stomatitis
g. Tenggorokan : £sakit menelan £pembesaran tonsil £kesulitan menelan
£nyeri tekan
h. Abdomen: £tegang Rtidak
i. Nyeri tekan : £ya R tidak
j. Luka operasi : £ ya £ tidak
k. Peristaltik : 6 x/menit
k. BAB : 1.x/hari BAB terakhir tanggal : 09/04/2023
Konsistensi : £padat Rlembek £lendir/darah
£keras Rlunak £cair lendir/darah
l. Diet : padat
m. Diet Khusus : Pasien belum mendapatkan diet khusus Hipertensi
n. Nafsu makan : Rbaik £menurun Frekuensi : 3 x/hari
o. Porsi makan : £habis £tidak Keterangan:
p. Lain-lain:
g. Sistem penglihatan
1) Pengkajian segmen anterior dan posterior:
Visus Palpebra Conjunctiva Kornea BMD OD OS
Pupil Iris Lensa TIO Masalah Keperawatan :
2) Keluhan nyeri: £ya Rtidak
Tidak ada masalah
P: keperawatan
Q:
R:
S :.
3) Luka operasi : £ya Rtidak Tanggal operasi :
Jenis operasi :
Lokasi :
Keadaan :
4) Pemeriksaan penunjang lain:.
5) Lain-lain:
Masalah Keperawatan :
h. Sistem pendengaran
1) Pengkajian segmen anterior dan posterior : OD OS Tidak ada masalah
keperawatan
Aurcicula MAE
Membran Tymhani
Rinne Weber
Swabach
2) Tes Audiometri :
3) Keluhan nyeri : £ya Rtidak
P : Q : R : S : T:
Luka operasi: ada Rtidak
4) Alat bantu Dengar.
5) Lain-lain:
Masalah Keperawatan :
i. Sistem muskuloskeletal
Tidak ada masalah
c. Pergerakan sendi : Rbebas £terbatas
keperawatan
d. Kekuatan otot :
e. Kelainan ekstremitas : £ya Rtidak
f. Kelainan tulang belakang : £ya Rtidak
g. Fraktur: £ya Rtidak
h. Traksi: £ya Rtidak
i. Penggunaan spalk/gips: £ya Rtidak
j. Keluhan nyeri: £ya Rtidak P : Q : R : S : T :
i. Sirkulasi perifer: ........
j. Kompartemen syndrome : £ya Rtidak
k. Kulit : £ikterik £sianosis Rkemerahan £hiperpigmentasi
l. Turgor : Rbaik £kurang £jelek
Luka operasi: £ada Rtidak
n. ROM :
o. POD
p. Cardinal Sign
q. Lain-lain:
j. Sistem integumen
k. Penilaian risiko dekubitus :
ASPEK KRITERIA PENILAIAN
YANG NILAI
DINILAI 1 2 3 4
PERSEPSI TERBATAS SANGAT KETERBATASAN TIDAK ADA
4
SENSORI SEPENUHNYA TERBATAS RINGAN GANGGUAN
TERUS
KELEMBABA MENERUS SANGAT 4
LEMBAB KADANG2 BASAH JARANG BASAH
N BASAH
LEBIH SERING
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST KADANG2 JALAN 3
JALAN
MOBILISASI IMMOBILE SANGAT KETERBATASAN TIDAK ADA 4
SEPENUHNYA TERBATAS RINGAN KETERBATASA
N
SANGA KEMUNGKIN 4
NUTRISI ADEKUAT SANGAT BAIK
T AN TIDAK
BURU ADEKUAT
K
TIDAK 3
GESEKAN POTENSIAL
BERMASALA MENIMBULKA
& BERMASALA
H N MASALAH
PERGESERA H
N
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien 22
berisiko mengalami dekubitus (pressure ulcers). TOTAL NILAI
(15 or 16 = low risk; 13 or 14 = moderate risk; 12 or less = high risk)
a. Tidak personal
Kebersihan diri: klien mempunyai kebiasaan yang baik untuk ada masalh
keperawatan
hygene,
Klien mengatakan biasanya mandi 2 x sehari pagi dan sore, dan untuk saat ini
Klien mengatakan belum mandi
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
- Mandi: dibantu seluruhnya dibantu sebagianRmandiri
- Ganti pakaian:
£dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
- Keramas: £dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
- Sikat gigi: £dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
- Memotong kuku: £dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
- Berhias: £dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
- Makan: £dibantu seluruhnya £dibantu sebagian Rmandiri
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
Sebelum sakit : £sering
- Rkadang- kadang £tidak pernah
Selama sakit : Rsering
- £kadang- kadang £tidak pernah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:
suasana tenang di saat jam berdoa
..............................................................................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG , dll)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 april 2023
Darah Lengakap Masalah Keperawatan :
Darah lengkap Tidak ada masalah
Hemoglobin : 13,0 ( 13-18 g%) keperawatan
Leokosit : 10.310 ( 4.000-11.000/mm30
Hematokrit : 30,1 (30-48 %)
Trombosit : 223.000 (150.000-400.000)
Fungsi Ginjal
BUN : 10 ( 8-20 mg/dl)
Creatinine : 0,9 ( 0,6-1,1 mg/dl)
Urin Acid : (3,2 2.4-5,7 mg/dl)
Ureum : 40 ( 10-50)
Fungsi Hati
Alkali Phospatase : 201 (98-279 u/l)
Bilirubin Total : 0,5 (0,2-279 u /l )
Bilirubin Direk : 0,2 ( 0,1-0,4 mg/dl
Cholesterol : 250 (125-200 mg/dl
Trigliseride : 125 ( < 150 mg/dl)
TERAPI
1. IVFD RL 1000 cc / 24 jam
2. Inj Ketorolac 30 mg/ iv kp nyeri
3. Amlodipin 1x 10 mg po
4. Captopril 3x 25 mg po
5. Simvastatin 1x10 mg malam Po
6. Aspilet 80mg 1x80 mg pagi Po
DATA TAMBAHAN LAIN :
Surabaya, 4 April
2023
(Kelompok 9)
1. Analisis Data
Tanggal DATA ETIOLOGI MASALAH
jam
10-04- DS: Umur > 40 th,stress, Nyeri Akut
2023 - Pasien mengatakan nyeri gaya hidup, obesitas (D.0077)
07.30 kepala hebat, pusing dan
tengkuk tegang
- P: nyeri dirasakan tiba-tiba Hipertensi
- Q: nyeri sangat mengganggu
dan dirasakan seperti tertimpa
beban berat Otak
- R: menjalar dari kepala bagian
atas sampai tengkuk
- S: skala 7 Tekanan pembuluh
- T: nyeri dirasakan saat bangun darah di otak
tidur dan tidak menghilang meningkat
sampai pasien kembali istirahat
- Pasien mengatakan susah untuk
tidur Merangsang reseptor
DO: Nyeri
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Pasien tampak gelisah Nyeri akut
- TD :170/100 mmHG
- N: 102 x/mnt
Hari ketiga
10-04- 3 09.20 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Kel 9 12.00 S: pasien mengtakan akan minum Kel.9
2023 kemampuan menerima informasi obat yang diberikan sesuai anjuran
09.22 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang O: pasien mau minum obat yang
dapat meningkatkan dan diberikan,
menurunkan motivasi perilaku T:150/90 mmhg
hidup sehat dan bersih N: 100xmnt
09.25 3. Menyediakan materi dan media A: masalah teratasi
pendidikan kesehatan P : Intervensi dihentikan
4. Menjadwalkan pendidikan
09.27 kesehatan sesuai kesepakatan
5. Memberikan kesempatan untuk
09.30 bertanya
6. Menjelaskan faktor risiko yang
09.33 dapat mempengaruhi kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih
09.35 dan sehat.
04-2023 3 09.20 8. Mengidentifikasi kesiapan dan Kel 9 12.0 S: pasien mengtakan akan minum obat yang
kemampuan menerima informasi 0 diberikan sesuai anjuran
09.22 9. Mengidentifikasi faktor-faktor yang O: pasien mau minum obat yang diberikan,
dapat meningkatkan dan menurunkan T:150/90 mmhg
motivasi perilaku hidup sehat dan N: 100xmnt
bersih A: masalah teratasi
09.25 10.Menyediakan materi dan media P : Intervensi dihentikan
pendidikan kesehatan
11.Menjadwalkan pendidikan kesehatan
09.27 sesuai kesepakatan
12.Memberikan kesempatan untuk
09.30 bertanya
13.Menjelaskan faktor risiko yang dapat
09.33 mempengaruhi kesehatan
14.Mengajarkan perilaku hidup bersih
09.35 dan sehat.
BAB 4.
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan istirahat tekanan darah
sistolik berada pada posisi 140 mmHg ke atas dan tekanan darah diastolik 90 mmHg
ke atas. Hipertensi primer disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor genetic,
usia, ras, kegemukan dan obesitas, asupan mineral yang tinggi, resistensi insulin,
hipertensi.
Bila salah satu katup jantung tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan
mempengaruhi aliran darah. Bila katup tidak dapat membuka secara sempurna
(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan
berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami
kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau insufisiensi. Kelainan katup
mitral dibagi menjadi 3, yakni: Sindrom prolaps katup mitralis, Stenosis katup
aorta dikategorikan menjadi 2, yakni: Stenosis katup aorta dan Insufisiensi katup
aorta (regurgitasi).
4.2 Saran
1. Bagi klien
Diharapkan agar semakin sadar dan peduli terhadap penyakit yang dideritanya dan
mengenali tanda dan gejala penyakit hipertensi dan gangguan katup pada katup
jantung sedini mungkin, dan mampu menghindari berbagai faktor resiko yang ada.
asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan hipertensi dan gangguan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA