OLEH :
KELOMPOK 10
DENPASAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah yang penulis buat ini, penulis membahas
mengenai “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULAR”.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing dalam penulisan makalah ini. Secara khusus penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
ii
2.11 Asuhan keperawatan teori penyakit jantung.........................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................27
3.2 Saran.......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
persiapan kelahiran merupakan kendala utama wanita hamil dengan peyakit
jantung kongenital. Penyakit jantung pada ibu, baik bawaan atau didapat
merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan bayi.
Deteksi dini serta follow up yang teliti serta penatalaksanaan yang agresif
sangat membantu untuk menurunkan angka mortalitas bagi wanita yang hamil
dengan penyakit jantung. Dibutuhkan pengetahuan tentang perubahan fisiologis
pada system kardiovaskuler selama kehamilan dan puerpurium, gejala dan tanda
yang menyerupai penyakit jantung pada kehamilan yang normal, efek dari
perubahan fisiologis pada kehamilan pada kelainan kardiovaskuler, dan
diagnosis serta penatalaksanaan pada penyakit kardiovaskuler yang sudah ada.
2
1.3 TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit
pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran darah. Kehamilan akan
menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit
kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Wanita dengan jantung normal
dapat beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan yang mengalami
penyakit jantung terjadi komplikasi yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Manuaba, 1998).
4
2.2 Etiologi Penyakit Jantung pada Kehamilan
Menurut WHO (2016) ada beberapa jenis penyakit jantung, antara lain adalah:
5
berasal dari kolesterol atau zat buangan lain (artheroma). Dalam kondisi
ini, kaki tidak menerima aliran darah yang memadai sehingga kaki terasa
sakit, terutama saat berjalan (klaudikasio). Kendati demikian, penyakit
arteri perifer yang paling ringan sekali pun mengindikasikan adanya
masalah pada arteri di bagian lain pada tubuh, khususnya jantung. \
d. Penyakit Jantung Rematik
Jantung rematik adalah kerusakan pada otot jantung dan katup jantung dari
demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Bagian
jantung yang terkena dapat meliputi katup jantung maupun otot jantung.
Gejala penyakit ini umumnya terjadi antara 1 hingga 6 bulan setelah
bakteri streptokokus menyerang.
e. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami
sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang
dalam kandungan. Peyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan
adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan
ventricular septal defect (VSD) dan kelainan pada septum serambi jantung
atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).
f. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan
yang tepat.
6
wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis
atau dalam rekam medis.
Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil
yaitu :
Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang
berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri
dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada
ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit
didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening snap,
friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardiomegali
dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.
7
2.5 Patofisiologi Penyakit Jantung pada Kehamilan
a. Kelas I
Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan
tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan
gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina.
b. Kelas II
Sedikit terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit
jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak
8
nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi,
dispnea, atau nyeri angina.
c. Kelas III
Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan
penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman
dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa
menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi,
dispnea, atau nyeri angina
d. Kelas IV
Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit
jantung dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa
tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan
dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik
apapun, rasa tidak nyaman bertambah.
9
2.8 Komplikasi
10
Penanganan ibu hamil dengan penyakit jantung membutuhkan kerja sama
tim yang kompak dan terpadu dari berbagai disiplin ilmu seperti obstetri
ginekologi, kardiologi, ilmu penyakit dalam, dan anestesi.
a. Kelas I dan II
Umumnya penderita dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan
melahirkan pervaginam. Namun tetap harus diwaspadai terjadinya gagal
jantung pada kehamilan, persalinan dan nifas. Faktor pencetus utama
terjadinya gagal jantung adalah endokarditis, oleh karena itu semua wanita
hamil dengan penyakit jantung harus sedapat mungkin dicegah terjadinya
infeksi terutama infeksi saluran napas atas . Dalam penanganan penyakit
jantung selama kehamilan terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. cukup istirahat ( 10 jam istirahat malam, ½ jam setiap kali setelah
makan ) dan hanya pekerjaan ringan yang diizinkan.
2. Harus dilakukan pencegahan terhadap kontak dengan orang-orang
yang dapat menularkan infeksi saluran nafas atas, merokok,
penggunaan obat-obat yang memberatkan pekerjaan jantung.
3. Tanda-tanda dini dekompensasio harus cepat diketahui, seperti
adanya batuk, ronki basal, dispnoe dan hemoptoe.
4. Sebaiknya pasien masuk rumah sakit 2 minggu sebelum persalinan
untuk istirahat.
11
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada persalinan pervaginam
adalah :
12
selama hamil, pemasangan gurita dengan kantong pasir di dinding
perut dapat dilakukan untuk mencegah perubahan mendadak
sirkulasi (kolaps postpartum).
Dalam kondisi sehari-hari, apabila ditemukan pasien dengan kegagalan
jantung maka penanganan awal harus mencakup langkah-langkah standar
resusitasi, termasuk diantaranya:
1. Perhatikan airway, breathing dan circulation.
2. Bagi ibu hamil, posisi yang dianjurkan adalah setengah duduk
miring ke kiri, untuk mencegah efek hipotensi akibat penekanan
vena cava inferior oleh uterus gravidarum.
3. Pemberian Morfin / petidin, β Bloker atau diuretik.
4. Digitalisasi.
5. Antibiotika untuk profilaksis terhadap endokarditis.
b. Kelas III dan IV
Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung kelas III dan IV ada
dua kemungkinan penatalaksanaan yaitu : terminasi kehamilan atau
meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat, dan
ibu dalam posisi setengah duduk.
Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil pasien harus dirawat di
Rumah Sakit selama kehamilan, persalinan dan nifas, dibawah pengawasan
ahli penyakit dalam dan ahli kebidanan, atau dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan abortus terapeutikus.
Persalinan hendaknya pervaginam dan dianjurkan untuk sterilisasi.
Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga, pimpinan yang terbaik ialah
mengusahakan persalinan pervaginam.
c. Pengawasan Nifas
Pengawasan nifas sangat penting diperhatikan, mengingat
kegagalan jantung dapat terjadi pada saat nifas, walaupun pada saat
kehamilan atau persalinan tidak terjadi kegagalan jantung. Komplikasi-
13
komplikasi nifas seperti perdarahan post partum, anemia, infeksi dan
tromboemboli akan lebih berbahaya pada pasien-pasien dengan penyakit
jantung.
Sebaiknya penderita penyakit jantung dirawat di rumah sakit
sekurang-kurangnya 14 hari setelah melahirkan dengan istirahat dan
mobilisasi tahap demi tahap serta diberi antibiotika untuk mencegah
endokarditis.
Laktasi dibolehkan bagi wanita yang sanggup secara fisik, namun
bagi penderita penyakit jantung kelas III dan IV tetap dilarang untuk
menyusui.
d. Konseling Prakonsepsi, Asuhan Antenatal dan Kontrasespsi
Sebagian besar wanita hamil dengan penyakit jantung sudah
mengetahui tentang kelainan jantung yang dialaminya dan biasanya sudah
mendapat pengobatan atau bahkan telah menjalani operasi jantung, jauh
sebelum kehamilannya. Oleh karena itu konseling prakonsepsi memegang
peranan penting dalam manajemen penyakit jantung dalam kehamilan.
Dalam konseling prakonsepsi, kepada calon ibu hamil dan partnernya harus
diberikan penjelasan yang menyeluruh tentang kondisi penyakit jantung
yang dialami dan risiko-risiko yang akan terjadi dalam kehamilannya.
Kepada pasien jantung kelas I dan II yang menginginkan
kehamilan, harus dilakukan optimalisasi kondisi jantung sehingga
komplikasi yang terjadi dapat diminimalisasi. Sedangkan bagi pasien
dengan kelas III dan IV dianjurkan untuk tidak menikah, atau bila menikah
dianjurkan menghindari kehamilan. Apabila telah terjadi kehamilan sangat
dianjurkan untuk dilakukan terminasi kehamilan, sebaiknya sebelum
minggu ke 12 dimana risikonya masih minimal. Kebanyakan pasien juga
menginginkan informasi tentang risiko bagi janin yang dikandung,
terutama apakah janinnya akan mengalami penyakit jantung kongenital
juga.
14
Pada ibu hamil dengan penyakit jantung berat, hipoksia berat dan
cadiac output yang rendah sering menyebabkan insiden abortus spontan,
lahir mati, bayi berat lahir rendah atau bayi dengan kelainan kongenital
lain. Pada asuhan antenatal, penting sekali diupayakan supaya ibu
mendapat istirahat yang cukup, sekurang-kurangnya 8-10 jam, dan istirahat
baring sekurang-kurangnya ½ jam setiap kali setelah makan dengan diit
rendah garam, tinggi protein, dan pembatasan masuknya cairan. Kenaikan
berat badan yang berlebihan juga harus diwaspadai, dan total kenaikan
berat badan sebaiknya tidak melebihi 12 kg. Untuk mencegah peningkatan
volume darah yang berlebihan dapat diberikan diuretik.
Aktivitas fisik harus dibatasi oleh karena pada wanita hamil dengan
penyakit jantung biasanya tidak dapat meningkatkan cadiac output seperti
pada orang normal sehingga jaringan akan mengambil lebih banyak
oksigen dari darah arteri dengan akibat aliran darah uteroplacenta akan
berpindah ke organ-organ lain. Status hemodinamik juga harus dipantau
secara teratur dan peningkatan tekanan darah seperti pada preeklampsia
harus dihindari. Pada setiap kunjungan harus ditentukan kelas fungsional
pasien, apabila terjadi dekompensasi kordis maka pasien digolongkan
dalam satu kelas lebih tinggi.
Pemberian suplementasi besi dan asam folat secara dini dan teratur
dapat mencegah anemia yang memperberat kerja jantung. Juga harus
dilakukan pencegahan terhadap infeksi yang dapat mencetuskan terjadinya
gagal jantung. Pemeriksaan antenatal dilakukan 2 minggu sekali dan
setelah kehamilan 28 minggu, seminggu sekali. Konseling tentang
kontrasepsi selama konseling prakonsepsi harus mencakup keseluruhan
informasi tentang metode kontrasepsi yang tersedia serta efek samping
yang dapat ditimbulkan. Secara umum preparat hormonal kurang disukai,
oleh karena resiko tromboemboli yang dapat terjadi. Namun pemberian
preparat progestin parenteral masih dianjurkan.
15
2.10 WOC
A. Pengkajian
1. Identitas (Data Demografi)
Kaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi nama, umur,
jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, status perkawinan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien, biasanya pasien mengeluh nyeri
dada, sesak nafas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji perjalanan penyakit klien sesampai klien dibawa ke RS, klien
biasanya dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada, sesak nafas,
sering lelah dan lain sebaginya. Disini juga diceritakan pengobatan apa
saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhannya sebelum
dibawa ke RS.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji penyakit yang pernah diderita pasien, yang mana salah satu
etiologi gangguan kardiovaskuler yaitu kelainan sekunder yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti: hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran Rahim.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalai penyakit yang
sama dengan klien yaitu gangguan kardiovaskuler pada saat hamil.
3. Pola Kebiasaan
a) Bernafas
Takipnea, dispnea
b) Makan dan Minum
17
Obesitas, mual dan muntah, malnutrisi serta dapat mengalami edema
ekstrimitas bawah
c) Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
d) Gerak dan Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal, dispnea nokturnal
karena pengerahan tenaga
e) Rasa Nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran: Compos Mentis
2) TTV
TD : Meningkat
N : Takikardi
RR : Dsypnea, Takipnea
b. Head to toe
1. Mata
a) Konjungtiva anemis
b) Reflek pupil ada atau tidak ada
2. Leher
a) Perubahan dalam denyutan nadi jugularis
b) Distensi vena jugular
18
3. Dada
a) Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
b) Murmur
c) Dyspnea, takipnea
d) Bunyi nafas ronkhi
e) Kelainan irama jantung
f) Kardiomegali
g) Nyeri dada
4. Abdomen
a) Peristaltic usus menurun
b) Nyeri abdomen
c) Pembesaran hati
5. Ekstremitas
kuku pucat atau sianosis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan produksi
hormone ADH.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
19
C. Intervensi Keperawatan
20
vasokontriksi, yang meningkatkan
tekanan darah dan meningkatkan kerja
jantung
5. Batasi aktivitas fisik yang berat
Rasional :Istirahat fisik harus
dipertahankan untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung.
21
3. Melaporkan berkurangnya dyspnea paru
4. GDA dalam batas normal 3. Kolaborasi dalam pemberian terapi
intravena
22
cairan berhubungan Fluid Balance 1. Monitor berat badan pasien
dengan peningkatan Rasional : Untuk mengetahui status
produksi hormone ADH. Kriteria hasil : volume cairan pasien melalui berat
1. Keseimbangan intake dan output badan
dalam 24 jam stabil 2. Memantauhasil lab yang relevan
2. Berat badan pasien stabil dengan retensi cairan
3. Turgor kulit normal Rasional: Mengevaluasi
4. Elektrolit serum pasien stabil ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Menilai lokasi edema bila ada
Rasional : Untuk mengetahui tanda dan
gejala kelebihan cairan
4. Hitung berat badan
Rasional : Untuk mengetahui berat
badan ideal pasien
5. Anjurkan pasien untuk menjaga asupan
yang akurat dan catatan keluaran
Rasonal : Memantau asupan yang
masuk dan keluar
4. Kurang pengetahuan NOC NIC
berhubungan dengan Pengetahuan tentang penyakit 1. Kaji pengetahuan klien tentang
23
keterbatasan kognitif penyakitnya
Kriteria hasil : Rasional: Untuk mempermudah dalam
1. Pasien mampu menjelaskan kembali penjelasan pada pasien
tentang penyakitnya 2. Diskusikan fungsi jantung normal.
2. Mengenal kebutuhan perawatan dan Rasional:.Pemahaman kebutuhan
pengobatan tanpa cemas terapeutik dan pentingnya upaya
pelaporan efek samping komplikasi
obat
3. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda
dan gejala), perjalanan penyakit,
kemungkinan penyebab. Jekakan
kondisi tentang pasien
Rasional: Meningkatkan pengetahuan
dan mengurangi cemas
4. Diskusikan tentang terapi dan
pilihannya
Rasional: Memberi gambaran tentang
pilihan terapi yang bias digunakan
5. Tanyakan kembali pengetahuan pasien
tentang penyakit, prosedur perawat dan
24
penbgobatan
Rasional: untuk mengetahui seberapa
paham pasien mengenai penjelasan
yang sudah disampaikan.
25
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus
mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya fisik dan perlindungan kepada
pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman
tentang hak-hak pasien tingkat perkembangan pasien. Dalam tahap
pelaksanaan terdapat dua tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi.
E. Evaluasi Keperawatan
Dalam proses keperawatan berdasarkan masalah yang muncul maka hal-hal
yang di harapkan pada evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Status kardiovaskuler pasien dalam rentang normal
2. Gangguan pertukaran gas teratasi
3. Kelebihan volume cairan pasien dapat berkurang
4. Pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Sutandi, A. 2012. “ Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung “.
Dalam https://id.scribd.com/doc/81114253/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-
Hamil-Dg-Penyakit-Jantung . Diakses tanggal 2 Maret 2020
28