Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULAR

OLEH :

KELOMPOK 10

1. ANAK AGUNG PUTRI KUSUMA DEWI ( 17C10032)


2. NI KADEK DIAH AYU MALINDA (17C10033)
3. I GUSTI AYU INDAH PARTIANI (17C10034)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

DENPASAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah yang penulis buat ini, penulis membahas
mengenai “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULAR”.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing dalam penulisan makalah ini. Secara khusus penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D Selaku Rektor


ITEKES BALI.
2. Ibu Ns. NLP Dina Susanti,S.Kep.,M.Kep Selaku Dosen Keperawatan
Maternitas II
3. Rekan – rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Ada pun materi yang diambil dalam pengerjaan makalah ini dibuat dengan
melalui beberapa metode pengerjaanya itu dengan menggunakan sumber bacaan
secara langsung dalam bentuk buku-buku panduan dan melalui informasi langsung
dari internet. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. 

Denpasar, 7Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit jantung.....................................................................4

2.2 Etiologi penyakit jantung..........................................................................5

2.3 Jenis-jenis penyakit jantung......................................................................5

2.4 Manifestasi klinis penyakit jantung..........................................................6

2.5 Patofisiologi penyakit jantung..................................................................8

2.6 Klasifikasi penyakit jantung.....................................................................8

2.7 Pemeriksaan penunjang penyakit jantung................................................9

2.8 Komplikasi penyakit jantung..................................................................10

2.9 Penatalaksanaan medis dan keperawatan penyakit jantung....................10

2.10 WOC penyakit jantung.........................................................................16

ii
2.11 Asuhan keperawatan teori penyakit jantung.........................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................27

3.2 Saran.......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan


merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang.
Angka kejadian penyakit jantung dalam kehamilan meningkat jumlah serta
tingkat kompleksitasnya. Di negara maju 0,2 - 4 % dari kehamilan mengalami
komplikasi penyakit jantung dan kasus hamil dengan penyakit jantung semakin
meningkat. Di Washington, Amerika Serikat, kehamilan dengan penyakit
jantung kronik meningkat 224%, kehamilan dengan penyakit jantung kongenital
meningkat 218%, kehamilan dengan gagal jantung meningkat 173%, kehamilan
dengan penyakit jantung iskemik meningkat 240%, dan kehamilan dengan
hipertensi pulmonal meningkat 727% pada periode tahun 1987 – 2009.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2010 – 2013


penyebab tersering kematian pada ibu hamil adalah perdarahan (31,85%), kedua
hipertensi (25,05%), ketiga infeksi (4,55%), dan penyebab kematian terendah
adalah partus lama (0,98%). Sementara itu, penyebab lainnya dari kematian ibu
selama tahun 2010 – 2013 yaitu sebesar 34,95% yang termasuk di dalamnya
adalah penyakit jantung. Penelitian tahun 2007 di Rumah Sakit Umum Pusat
(RSUP) Dr. Kariadi periode 2001-2005 kematian ibu ketiga disebabkan gagal
jantung (21%) setelah infeksi (29%) dan perdarahan (22,6%).

Kehamilan dengan penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk


menanganinya. Diagnosis dan penanganan pada kejadian ini membutuhkan
pemahaman mengenai fisiologi kardiovaskuler selama kehamilan, kelahiran, dan
masa nifas. Keterlambatan diagnosis, penanganan yang salah, dan buruknya

1
persiapan kelahiran merupakan kendala utama wanita hamil dengan peyakit
jantung kongenital. Penyakit jantung pada ibu, baik bawaan atau didapat
merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan bayi.

Deteksi dini serta follow up yang teliti serta penatalaksanaan yang agresif
sangat membantu untuk menurunkan angka mortalitas bagi wanita yang hamil
dengan penyakit jantung. Dibutuhkan pengetahuan tentang perubahan fisiologis
pada system kardiovaskuler selama kehamilan dan puerpurium, gejala dan tanda
yang menyerupai penyakit jantung pada kehamilan yang normal, efek dari
perubahan fisiologis pada kehamilan pada kelainan kardiovaskuler, dan
diagnosis serta penatalaksanaan pada penyakit kardiovaskuler yang sudah ada.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari penyakit jantung pada kehamilan ?


2. Bagaimanakah etiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ?
3. Apasajakah jenis-jenis penyakit jantung ?
4. Apasajakah manifestasi klinis dari penyakit jantung pada kehamilan ?
5. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ?
6. Apasajakah klasifikasi dari penyakit jantung pada kehamilan ?
7. Apasajakah pemeriksaan penunjang dari penyakit jantung pada kehamilan ?
8. Apasajakah komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan ?
9. Bagaimanakah penatalaksanaan medis dan keperawatan dari penyakit jantung
pada kehamilan ?
10. Bagaimanakah woc dari penyakit jantung pada kehamilan ?
11. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan teori dari penyakit jantung pada
kehamilan ?

2
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit jantung pada kehamilan


2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit jantung pada kehamilan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit jantung
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit jantung pada kehamilan
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit jantung pada kehamilan
6. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit jantung pada kehamilan
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit jantung pada
kehamilan
8. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan dari penyakit
jantung pada kehamilan
10. Untuk mengetahui woc dari penyakit jantung pada kehamilan
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori dari penyakit jantung pada
kehamilan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Jantung pada Kehamilan

Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung


umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau
pemblokiran pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri
dada (angina) atau stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot
jantung, katup atau ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung (American
Heart Association, 2017).

Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit
pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran darah. Kehamilan akan
menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit
kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Wanita dengan jantung normal
dapat beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan yang mengalami
penyakit jantung terjadi komplikasi yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Manuaba, 1998).

Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena


kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Dan penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab
kesakitan dan kematian yang tinggi pada kehamilan atau persalinan.

4
2.2 Etiologi Penyakit Jantung pada Kehamilan

Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.


- Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital,
bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati.
- Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti
hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.

2.3 Jenis-Jenis Penyakit Jantung

Menurut WHO (2016) ada beberapa jenis penyakit jantung, antara lain adalah:

a. Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada pembuluh darah yang
menyuplai otot jantung. Kondisi yang menjadikan jantung tidak dapat
memompa darah dengan baik merupakan hal yang sangat menakutkan
untuk dialami manusia pada umumnya. Menjalani pemeriksaan rutin
merupakan tindakan utama untuk dapat terhindar dari terkena serangan
penyakit jantung koroner ini.
b. Penyakit Serebrovaskular
Serebrovaskular (CVD) adalah kelainan pada pembuluh darah yang
menyuplai otak yang berupa penyumbatan, terutama arteri otak. Penyakit
ini disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak, berupa
penyumbatan ataupun pecah pembuluh darah otak, dan bukan disebabkan
oleh penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak ataupun gangguan saraf
perifer.
c. Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer adalah sebuah kondisi penyempitan pembuluh darah
arteri yang menyebabkan aliran darah ke kaki menjadi tersumbat.
Penyempitan ini disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang

5
berasal dari kolesterol atau zat buangan lain (artheroma). Dalam kondisi
ini, kaki tidak menerima aliran darah yang memadai sehingga kaki terasa
sakit, terutama saat berjalan (klaudikasio). Kendati demikian, penyakit
arteri perifer yang paling ringan sekali pun mengindikasikan adanya
masalah pada arteri di bagian lain pada tubuh, khususnya jantung. \
d. Penyakit Jantung Rematik
Jantung rematik adalah kerusakan pada otot jantung dan katup jantung dari
demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Bagian
jantung yang terkena dapat meliputi katup jantung maupun otot jantung.
Gejala penyakit ini umumnya terjadi antara 1 hingga 6 bulan setelah
bakteri streptokokus menyerang.
e. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami
sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang
dalam kandungan. Peyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan
adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan
ventricular septal defect (VSD) dan kelainan pada septum serambi jantung
atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).
f. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan
yang tepat.

2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Jantung pada Kehamilan

Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah


tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai
bawah, hepatomegali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan
gejala gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada

6
wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis
atau dalam rekam medis.

Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil
yaitu :

a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamikterutama


minggu ke 28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung
maksimum
b. Saat persalinan setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke
dalam sirkulasi sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus
kala II, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.
c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus
yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas
bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.
d. 4-5 hari setelah persalinan terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli
pulmonal dari thrombus iliofemoral.

Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang


menetap di dasar paru dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.

Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang
berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri
dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada
ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit
didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening snap,
friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardiomegali
dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.

7
2.5 Patofisiologi Penyakit Jantung pada Kehamilan

Setiap kehamilan membutuhkan tuntutan ekstra pada system


kardiovaskular, terutama padajantung, volume darah dan curah jantung
meningkat 40% dan kecepatannya meningkat. Jantung yang normal mampu
dengan baik mengkompensasi tambahan kerja, tetapi jantung yang mengalami
kerusakan atau penyakit mungkin tidak dapat berkembang menjadi
dekompensasi. Ibu hamil dengan penyakit jantung ini bila dipicu oleh beberapa
faktor akan mengalami serangan jantung misalnya anemia, infeksi, masalah
keluarga. Faktor-faktor pemicu tersebut akan meningkatkan stress jantung
sehingga volume srikulasi akan meningkat dan menimbulkan gejala
dekompensasi jantung diantaranya meningkatnya rasa letih sesak napas,
hemoptesis, edema, nadi tidak teratur, penggumpalan dalam dasar paru yang hal
ini akan membawa dampak pada janin yang dikandungnya.

2.6 Klasifikasi Penyakit Jantung pada Kehamilan

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan

Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut


didasarkan pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi
oleh tanda-tanda fisik :

a. Kelas I
Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan
tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan
gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina.
b. Kelas II
Sedikit terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit
jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak

8
nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi,
dispnea, atau nyeri angina.
c. Kelas III
Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan
penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman
dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa
menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi,
dispnea, atau nyeri angina
d. Kelas IV
Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit
jantung dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa
tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan
dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik
apapun, rasa tidak nyaman bertambah.

2.7 Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung pada Kehamilan

a. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi,


kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan
tanda-tanda aritmia.
b. Ekokardigrafi metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui
kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium
c. Hitung sel darah putih, leukosist menandai infeksi umum
d. HB/HT,menunjukkan anemi actual fisiologis,polisitemia
e. GDA, member pengkajian sekunder terhadap hal yang berkompetensi
membahayakan janin karena menyangkut pernapasan ibu
f. Laju sedimentasi, meningkat pada adanya infeksi jantung
g. Amniosistesis, menentukan maturitas janin
h. USG, mendeteksi usia gestasi janin

9
2.8 Komplikasi

a. Pada ibu dapat terjadi :


- gagal jantung kongestif
- edema paru
- kematian
- abortus
- dekompensasi kordis setiap saat
- eklampsia
b. Pada janin dapat terjadi :
- prematuritas
- BBLR
- hipoksia
- gawat janin
- APGAR score rendah
- pertumbuhan janin terhambat
- kematian janin dalam rahim

2.9 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Pada penderita penyakit jantung diusahakan untuk membatasi penambahan


berat badan yang berlebihan, anemia secepat mungkin diatasi, infeksi saluran
pernafasan atas dan preeklampsia sedapat-dapatnya dijauhkan karena sangat
memberatkan pekerjaan jantung.

Saat-saat berbahaya adalah pada kehamilan 28 – 32 minggu karena


merupakan puncak hemodilusi, partus kala II karena venous return yang
meningkat saat mengedan, dan masa postpartum sebagai akibat kembalinya
cairan tubuh ke dalam sistim sirkulasi sehingga beban jantung bertambah berat.

10
Penanganan ibu hamil dengan penyakit jantung membutuhkan kerja sama
tim yang kompak dan terpadu dari berbagai disiplin ilmu seperti obstetri
ginekologi, kardiologi, ilmu penyakit dalam, dan anestesi.

a. Kelas I dan II
Umumnya penderita dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan
melahirkan pervaginam. Namun tetap harus diwaspadai terjadinya gagal
jantung pada kehamilan, persalinan dan nifas. Faktor pencetus utama
terjadinya gagal jantung adalah endokarditis, oleh karena itu semua wanita
hamil dengan penyakit jantung harus sedapat mungkin dicegah terjadinya
infeksi terutama infeksi saluran napas atas . Dalam penanganan penyakit
jantung selama kehamilan terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. cukup istirahat ( 10 jam istirahat malam, ½ jam setiap kali setelah
makan ) dan hanya pekerjaan ringan yang diizinkan.
2. Harus dilakukan pencegahan terhadap kontak dengan orang-orang
yang dapat menularkan infeksi saluran nafas atas, merokok,
penggunaan obat-obat yang memberatkan pekerjaan jantung.
3. Tanda-tanda dini dekompensasio harus cepat diketahui, seperti
adanya batuk, ronki basal, dispnoe dan hemoptoe.
4. Sebaiknya pasien masuk rumah sakit 2 minggu sebelum persalinan
untuk istirahat.

Persalinan biasanya pervaginam, kecuali ada indikasi obstetri untuk seksio


sesarea. Penggunaan teknik analgesia untuk menghilangkan nyeri persalinan
sangat dianjurkan, yang umum dipakai adalah analgesia epidural. Apabila akan
dilakukan seksio sesarea, kebanyakan klinikus menyukai analgesia epidural
namun penggunaan harus hati-hati pada hipertensi pulmonar. Anestesi umum
dengan tiopental, suksinil kolin, N2O dan 30 % O2 juga memberikan hasil yang
memuaskan

11
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada persalinan pervaginam
adalah :

1. ibu harus dalam posisi setengah duduk (kepala dan dada


ditinggikan) dan miring ke kiri.
2. Penolong persalinan harus memberikan pendekatan psikologis
supaya ibu tetap tenang dan merasa aman.
3. Untuk mencegah timbulnya dekompensasio kordis sebaiknya dibuat
daftar pengawasan khusus untuk mencatat nadi dan pernapasan
secara berkala (tanda-tanda vital harus dimonitor diantara tiap his,
dalam kala I setiap 10-15 menit dan dalam kala II setiap 10 menit.
Apabila terdapat peningkatan denyut nadi lebih dari 115 x/mnt atau
peningkatan respirasi lebih dari 28 x/mnt dan disertai dispnea
merupakan tanda-tanda dini kegagalan ventrikel, dan pasien perlu
diberikan morfin, digitalis, oksigen dan diuretik).
4. Bila dibutuhkan oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi (20
U/ltr) dengan tetesan rendah dan pengawasan keseimbangan cairan.
5. Nyeri persalinan dapat diatasi dengan pemberian obat seperti
Tramadol 100 mg supositoria, pethidin 50 mg IM, atau morphin
10-15 mg IM.
6. Persalinan kala II biasanya diakhiri dengan ekstraksi forseps atau
ekstraksi vakum dan sedapat mungkin ibu dilarang mengedan.
7. Penanganan kala III dilakukan secara aktif, namun pemakaian
preparat ergometrin merupakan kontraindikasi, karena kontraksi
uterus yang dihasilkan bersifat tonik dengan akibat terjadi
pengembalian darah ke dalam sirkulasi sistemik kurang lebih 1 liter.
8. Setelah kala III selesai, harus dilakukan pengawasan yang ketat
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya gagal jantung atau
edema paru, karena saat tersebut merupakan saat yang paling kritis

12
selama hamil, pemasangan gurita dengan kantong pasir di dinding
perut dapat dilakukan untuk mencegah perubahan mendadak
sirkulasi (kolaps postpartum).
Dalam kondisi sehari-hari, apabila ditemukan pasien dengan kegagalan
jantung maka penanganan awal harus mencakup langkah-langkah standar
resusitasi, termasuk diantaranya:
1. Perhatikan airway, breathing dan circulation.
2. Bagi ibu hamil, posisi yang dianjurkan adalah setengah duduk
miring ke kiri, untuk mencegah efek hipotensi akibat penekanan
vena cava inferior oleh uterus gravidarum.
3. Pemberian Morfin / petidin, β Bloker atau diuretik.
4. Digitalisasi.
5. Antibiotika untuk profilaksis terhadap endokarditis.
b. Kelas III dan IV
Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung kelas III dan IV ada
dua kemungkinan penatalaksanaan yaitu : terminasi kehamilan atau
meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat, dan
ibu dalam posisi setengah duduk.
Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil pasien harus dirawat di
Rumah Sakit selama kehamilan, persalinan dan nifas, dibawah pengawasan
ahli penyakit dalam dan ahli kebidanan, atau dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan abortus terapeutikus.
Persalinan hendaknya pervaginam dan dianjurkan untuk sterilisasi.
Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga, pimpinan yang terbaik ialah
mengusahakan persalinan pervaginam.
c. Pengawasan Nifas
Pengawasan nifas sangat penting diperhatikan, mengingat
kegagalan jantung dapat terjadi pada saat nifas, walaupun pada saat
kehamilan atau persalinan tidak terjadi kegagalan jantung. Komplikasi-

13
komplikasi nifas seperti perdarahan post partum, anemia, infeksi dan
tromboemboli akan lebih berbahaya pada pasien-pasien dengan penyakit
jantung.
Sebaiknya penderita penyakit jantung dirawat di rumah sakit
sekurang-kurangnya 14 hari setelah melahirkan dengan istirahat dan
mobilisasi tahap demi tahap serta diberi antibiotika untuk mencegah
endokarditis.
Laktasi dibolehkan bagi wanita yang sanggup secara fisik, namun
bagi penderita penyakit jantung kelas III dan IV tetap dilarang untuk
menyusui.
d. Konseling Prakonsepsi, Asuhan Antenatal dan Kontrasespsi
Sebagian besar wanita hamil dengan penyakit jantung sudah
mengetahui tentang kelainan jantung yang dialaminya dan biasanya sudah
mendapat pengobatan atau bahkan telah menjalani operasi jantung, jauh
sebelum kehamilannya. Oleh karena itu konseling prakonsepsi memegang
peranan penting dalam manajemen penyakit jantung dalam kehamilan.
Dalam konseling prakonsepsi, kepada calon ibu hamil dan partnernya harus
diberikan penjelasan yang menyeluruh tentang kondisi penyakit jantung
yang dialami dan risiko-risiko yang akan terjadi dalam kehamilannya.
Kepada pasien jantung kelas I dan II yang menginginkan
kehamilan, harus dilakukan optimalisasi kondisi jantung sehingga
komplikasi yang terjadi dapat diminimalisasi. Sedangkan bagi pasien
dengan kelas III dan IV dianjurkan untuk tidak menikah, atau bila menikah
dianjurkan menghindari kehamilan. Apabila telah terjadi kehamilan sangat
dianjurkan untuk dilakukan terminasi kehamilan, sebaiknya sebelum
minggu ke 12 dimana risikonya masih minimal. Kebanyakan pasien juga
menginginkan informasi tentang risiko bagi janin yang dikandung,
terutama apakah janinnya akan mengalami penyakit jantung kongenital
juga.

14
Pada ibu hamil dengan penyakit jantung berat, hipoksia berat dan
cadiac output yang rendah sering menyebabkan insiden abortus spontan,
lahir mati, bayi berat lahir rendah atau bayi dengan kelainan kongenital
lain. Pada asuhan antenatal, penting sekali diupayakan supaya ibu
mendapat istirahat yang cukup, sekurang-kurangnya 8-10 jam, dan istirahat
baring sekurang-kurangnya ½ jam setiap kali setelah makan dengan diit
rendah garam, tinggi protein, dan pembatasan masuknya cairan. Kenaikan
berat badan yang berlebihan juga harus diwaspadai, dan total kenaikan
berat badan sebaiknya tidak melebihi 12 kg. Untuk mencegah peningkatan
volume darah yang berlebihan dapat diberikan diuretik.
Aktivitas fisik harus dibatasi oleh karena pada wanita hamil dengan
penyakit jantung biasanya tidak dapat meningkatkan cadiac output seperti
pada orang normal sehingga jaringan akan mengambil lebih banyak
oksigen dari darah arteri dengan akibat aliran darah uteroplacenta akan
berpindah ke organ-organ lain. Status hemodinamik juga harus dipantau
secara teratur dan peningkatan tekanan darah seperti pada preeklampsia
harus dihindari. Pada setiap kunjungan harus ditentukan kelas fungsional
pasien, apabila terjadi dekompensasi kordis maka pasien digolongkan
dalam satu kelas lebih tinggi.
Pemberian suplementasi besi dan asam folat secara dini dan teratur
dapat mencegah anemia yang memperberat kerja jantung. Juga harus
dilakukan pencegahan terhadap infeksi yang dapat mencetuskan terjadinya
gagal jantung. Pemeriksaan antenatal dilakukan 2 minggu sekali dan
setelah kehamilan 28 minggu, seminggu sekali. Konseling tentang
kontrasepsi selama konseling prakonsepsi harus mencakup keseluruhan
informasi tentang metode kontrasepsi yang tersedia serta efek samping
yang dapat ditimbulkan. Secara umum preparat hormonal kurang disukai,
oleh karena resiko tromboemboli yang dapat terjadi. Namun pemberian
preparat progestin parenteral masih dianjurkan.

15
2.10 WOC

Kurang Perubahan kardiovaskuler pada kehamilan


pengetahuan

Ibu hamil <32 minggu Ibu hamil >32 minggu

Perubahan hormone estrogen Pembesaran Rahim


dan progesterone

Penekanan jantung dan


Meningkatkan jumlah dan diafragma
ukuran pembuluh darah

Beban jantung meningkat


Sirkulasi darah meningkat

Cardiac output menurun


Volume darah meningkat

Peningkatan tekanan ventrikel


Serum darah > pertumbuhan kiri
sel darah
Peningkatan tekanan atrium
Hemodilusi kanan

Darah refluks ke paru-paru


Hypervolemia

Penumpukan cairan di paru-


Edema paru

Kelebihan volume cairan Gangguan pertukaran gas

Penurunan curah jantung 16


2.11 Konsep Asuhan Keperawatan Teori Penyakit Jantung pada Kehamilan

A. Pengkajian
1. Identitas (Data Demografi)
Kaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi nama, umur,
jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, status perkawinan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien, biasanya pasien mengeluh nyeri
dada, sesak nafas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji perjalanan penyakit klien sesampai klien dibawa ke RS, klien
biasanya dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada, sesak nafas,
sering lelah dan lain sebaginya. Disini juga diceritakan pengobatan apa
saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhannya sebelum
dibawa ke RS.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji penyakit yang pernah diderita pasien, yang mana salah satu
etiologi gangguan kardiovaskuler yaitu kelainan sekunder yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti: hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran Rahim.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalai penyakit yang
sama dengan klien yaitu gangguan kardiovaskuler pada saat hamil.
3. Pola Kebiasaan
a) Bernafas
Takipnea, dispnea 
b) Makan dan Minum

17
Obesitas, mual dan muntah, malnutrisi serta dapat mengalami edema
ekstrimitas bawah 
c) Eliminasi
Menurunnya keluaran urine 
d) Gerak dan Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal, dispnea nokturnal
karena pengerahan tenaga 
e) Rasa Nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas 
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran: Compos Mentis
2) TTV

TD : Meningkat

N : Takikardi

S : Dalam batas normal, 36,5-37,5

RR : Dsypnea, Takipnea

b. Head to toe
1. Mata
a) Konjungtiva anemis
b) Reflek pupil ada atau tidak ada
2. Leher
a) Perubahan dalam denyutan nadi jugularis
b) Distensi vena jugular

18
3. Dada
a) Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
b) Murmur
c) Dyspnea, takipnea
d) Bunyi nafas ronkhi
e) Kelainan irama jantung
f) Kardiomegali
g) Nyeri dada
4. Abdomen
a) Peristaltic usus menurun
b) Nyeri abdomen
c) Pembesaran hati
5. Ekstremitas
kuku pucat atau sianosis

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan produksi
hormone ADH.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

19
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Penurunan curah jantung NOC NIC
berhubungan dengan a. Cardiac pump effectiveness 1. Monitor tanda dan gejala penurunan
perubahan kontraktilitas, b. Circulation status curah jantung, tekanan darah, saturasi
perubahan frekuensi c. Vital sign status oksigen, dan aritmia
jantung Rasional :Untuk mengetahui keadaan
Kriteria Hasil : umum pasien untuk bias melalukan
1. TTV dalam batas normal (TD: intervensi lebih lanjut.
(systole: 100-130 mmHg, Diastole: 2. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
70-90 mmHg), N: 60-80 x/menit, S: Rasional: Pucat menunjukan
36,5-37,5˚c, R: 16-20 x/menit). menurunnya perfusi perifer sekunder
2. Dapat melakukan kegiatan tanpa terhadap tidak adekuatnya curah
dyspnea dan nyeri jantung.
3. Tidak ada sianosis 3. Palpasi nadi perifer
4. Tidak ada edema paru, perifer. Rasional:Penurunan curah jantung dapat
5. Tidak ada penurunan kesadaran menunjukan menurunnya nadi radikal.
4. Berikan istirahat psikologi dengan
lingkungan yang tenang
Rasional :Stress emosi menghasilkan

20
vasokontriksi, yang meningkatkan
tekanan darah dan meningkatkan kerja
jantung
5. Batasi aktivitas fisik yang berat
Rasional :Istirahat fisik harus
dipertahankan untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung.

2. Gangguan pertukaran NOC NIC


gas berhubungan dengan Status pernafasan: Pertukaran gas tidak 1. Pantauan status pernafasan tiap 4 jam,
ketidakseimbangan terganggu hasil GDA, pemasukan dan haluaran
perfusi-ventilasi Kriteria hasil :
Rasional: Untuk mengidentifikasi
1. Adanya peningkatan ventilasi dan
indikasi kearah kemajuan atau
oksigen yang adekuat
penyimpangan dari hasil klien
2. TTV dalam batas normal (TD:
2. Berikan posisi semi fowler pada pasien
(systole: 100-130 mmHg, Diastole:
70-90 mmHg), N: 60-80 x/menit, S: Rasional: untuk memudahkan pasien

36,5-37,5˚c, R: 16-20 x/menit). bernafas dan memaksimalkan ekspansi

21
3. Melaporkan berkurangnya dyspnea paru
4. GDA dalam batas normal 3. Kolaborasi dalam pemberian terapi
intravena

Rasional: Untuk memungkinkan


rehidrasi yang cepat dan dapat
mengkaji keadaan vaskular untuk
pemberian obat – obat darurat
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian oksigen, terapi diuretik
maupun bronkodilator

Rasional: Pemberian oksigen


mengurangi beban otot – otot
pernafasan

3. Kelebihan volume NOC NIC

22
cairan berhubungan Fluid Balance 1. Monitor berat badan pasien
dengan peningkatan Rasional : Untuk mengetahui status
produksi hormone ADH. Kriteria hasil : volume cairan pasien melalui berat
1. Keseimbangan intake dan output badan
dalam 24 jam stabil 2. Memantauhasil lab yang relevan
2. Berat badan pasien stabil dengan retensi cairan
3. Turgor kulit normal Rasional: Mengevaluasi
4. Elektrolit serum pasien stabil ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Menilai lokasi edema bila ada
Rasional : Untuk mengetahui tanda dan
gejala kelebihan cairan
4. Hitung berat badan
Rasional : Untuk mengetahui berat
badan ideal pasien
5. Anjurkan pasien untuk menjaga asupan
yang akurat dan catatan keluaran
Rasonal : Memantau asupan yang
masuk dan keluar
4. Kurang pengetahuan NOC NIC
berhubungan dengan Pengetahuan tentang penyakit 1. Kaji pengetahuan klien tentang

23
keterbatasan kognitif penyakitnya
Kriteria hasil : Rasional: Untuk mempermudah dalam
1. Pasien mampu menjelaskan kembali penjelasan pada pasien
tentang penyakitnya 2. Diskusikan fungsi jantung normal.
2. Mengenal kebutuhan perawatan dan Rasional:.Pemahaman kebutuhan
pengobatan tanpa cemas terapeutik dan pentingnya upaya
pelaporan efek samping komplikasi
obat
3. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda
dan gejala), perjalanan penyakit,
kemungkinan penyebab. Jekakan
kondisi tentang pasien
Rasional: Meningkatkan pengetahuan
dan mengurangi cemas
4. Diskusikan tentang terapi dan
pilihannya
Rasional: Memberi gambaran tentang
pilihan terapi yang bias digunakan
5. Tanyakan kembali pengetahuan pasien
tentang penyakit, prosedur perawat dan

24
penbgobatan
Rasional: untuk mengetahui seberapa
paham pasien mengenai penjelasan
yang sudah disampaikan.

25
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus
mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya fisik dan perlindungan kepada
pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman
tentang hak-hak pasien tingkat perkembangan pasien. Dalam tahap
pelaksanaan terdapat dua tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi.

E. Evaluasi Keperawatan
Dalam proses keperawatan berdasarkan masalah yang muncul maka hal-hal
yang di harapkan pada evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Status kardiovaskuler pasien dalam rentang normal
2. Gangguan pertukaran gas teratasi
3. Kelebihan volume cairan pasien dapat berkurang
4. Pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh


adanya gangguan fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran darah.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal
balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.

Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena


kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Dan penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab
kesakitan dan kematian yang tinggi pada kehamilan atau persalinan.

3.2 Saran

Untuk pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah


pengetahuan pembaca mengenai gangguan kardiovaskuler pada kehamilan.
Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan kondisi pasien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sundariyati, A.H. 2017. “KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG”. Dalam


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/155687d273f8df36ffb4
e70c76d04b40.pdf . Diakses tanggal 3 Maret 2020.

Lestari, D. 2011. “Asuhan Kebidanan Penyakit Jantung pada Kehamilan”. Dalam


https://id.scribd.com/doc/57813593/Askeb-Penyakit-Jantung-Pada-Kehamilan .
Diakses tanggal 3 Maret 2020

Chan, P. .“ Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Jantung” Dalam


https://www.academia.edu/36356076/Asuhan_Keperawatan_Ibu_Hamil_denga
n_Jantung . Diakses tanggal 2 Maret 2020

Sutandi, A. 2012. “ Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung “.
Dalam https://id.scribd.com/doc/81114253/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-
Hamil-Dg-Penyakit-Jantung . Diakses tanggal 2 Maret 2020

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction Jogya.

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. ASUHAN KEPERAWATAN


MATERNITAS. Yogyakarta: Nuha Medika

28

Anda mungkin juga menyukai