OLEH :
16C11874
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa nyaman
berdasarkan persepsi masing-masing individu. Sedangkan nyaman merupakan
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat
individual akibat beberapa faktor kondisi lingkungan.
Kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk diartikan karena bersifat individu
dan tergantung kepada kondisi perasaan orang yang mengalami situasi tersebut.
Rangsangan yang berasal dari kondisi lingkungan berupa suara, cahaya, bau, suhu
dan lain-lain masuk melalui syaraf indera manusia kemudian dicerna oleh otak
untuk dinilai. Otak akan memberikan nilai nyaman atau tidaknya rangsangan
tersebut.
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa
nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang
secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
c. Klasifikasi Nyeri
Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya, meliputi :
Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan, serangan
mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya sudah
diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang keduanya
akan meningkatkan persepsi nyeri.
Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber nyeri tidak
diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada
periode tertentu nyeri menetap.
Corwin J.E (1997) mengklasifikasikan nyeri berdasarkan sumbernya meliputi
Nyeri kulit, adalah nyeri yang dirasakan dikulit atau jaringan subkutis, misalnya
nyeri ketika tertusuk jarum atau lutut lecet, lokalisasi nyeri jelas disuatu
dermatum.
Nyeri somatik adalah nyeri dalam yang berasal dari tulang dan sendi, tendon, otot
rangka, pembuluh darah dan tekanan syaraf dalam, sifat nyeri lambat.
Nyeri Viseral, adalah nyeri dirongga abdomen atau torak terlokalisasi jelas
disuatu titik tapi bisa dirujuk kebagian-bagian tubuh lain dan biasanya parah.
Nyeri Psikogenik, adalah nyeri yang timbul dari pikiran pasien tanpa diketahui
adanya temuan pada fisik (Long, 1989 ; 229).
Nyeri Phantom limb pain, adalah nyeri yang dirasakan oleh individu pada salah
satu ekstremitas yang telah diamputasi (Long, 1996 ; 229).
b) Jenis kelamin
(Gill,1990) menggungkap laki-laki dan wanita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
(contoh: tidak pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh
nyeri)
c) Kebudayan
Orang belajar dari budaya, bagaimana seharusnyamereka merespon
nyeri (contoh : suatu daerah yang menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat dari kesalahannya sendiri)
d) Makna nyeri
Berhubung dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri
dan bagaimana mengatasinya
e) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatian pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut (Gill 1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
f) Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
g) Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan sensai nyeri semakin intensif dan
menurunkan kemampuan kopingnya
h) Pengalaman sebelumnya
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa sebelumnya
dan saat ini nyeri yang lama timbul kembali, maka akan lebih mudah untuk
mengatasi rasa nyerinya.
i) Dukungan keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan
perlindungan
5. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan fisik penting dilakukan agar menegtahui bagian mana dari
tubuh pasin yang mengalami nyeri agar segera mendapatkan penanganan. Selain
itu pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk mengetahu sejauh mana nyeri
yang dirasakan. Pemeriksaan diagnostik juga sangat penting dilakukan agar
dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :
6. Penatalaksanaan Medis
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah. Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus.
Respon fisiologis
1. Respon simpatik
- Peningkatan frekuensi pernafasan.
- Peningkatan heart rate.
- Diaphoresis.
- Peningkatan nilai gula darah.
- Vasokontriksi perifer, dan peningkatan BP.
- Dilatasi saluran bronchial.
- Dilatasi pupil.
- Penurunan mobilitas saluran pencernaan.
2. Respon parasimpatik
- Muka pucat.
- Ketegangan otot.
- Penurunan HR, dan BP.
- Nafas cepat, dan irreguler
- Mual, dan muntah.
- Kelemahan,dan kelelahan
3. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, dan
mengerutkan alis.
4. Respon afektif
Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat.
Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan
nyeri.
2) Data Objektif
a. Tekanan Darah meningkat.
b. Nadi meningkat.
c. Pernafasan meningkat.
d. Dilatasi pupil.
e. Pasien terlihat meringis.
f. Pasien tampak gelisah
g. Pasien tampak memegangi area yang nyeri, dan suhu meningkat.
h. Perut kembung.
i. Mual muntah.
j. Pasien tampak kurang tidur.
k. Pasien mengalami perubahan berat badan.
l. Pasien mengalami anoreksia.
3) Diagnosa keperawatan
Nyeri Akut dan Nyeri Kronis(Carpenito, 2012)
1. Berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.
2. Berhubungan dengan trauma pada perineum selama persalinan, dan kelahiran.
3. Berhubungan dengan involusi uterus dan pembengkakan payudara.
4. Berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot reflek akibat
:gangguanmuskuloskeletal (fraktur, kontraktur, spasme, artritis, gangguan
medula spinalis), gangguan viseral (jantung,ginjal,hati,usus, dan paru),
gangguan vaskular (vasospasme, oklusi, kanker, flebitis, dan vasodilatasi (sakit
kepala).
5. Berhubungan dengan inflamasi dari saraf, tendon, bursa, sendi, otot, dan
struktur jukstoartikular.
6. Berhubungan dengan keletihan, malaise, dan / atau pruritus akibat penyakit
menular seperti rubela, cacar air, hepatitis, mononukleosis, dan pankreatitis.
7. Berhubungan dengan pengaruh dari kanker pada (sebutkan).
8. Berhubungan dengan kram abdomen, diare, dan muntah akibat gastroenteritis,
influenza, dan tukak lambung.
9. Berhubungan dengan inflamasidan spasme otot polos akibat batu ginjal atau
infeksi gastrointestinal.
10. Berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot refleks akibat operasi,
kecelakaan, luka bakar, dan pemeriksaan fisik (fungsi vena, pencintraan invasif,
dan biopsi).
11. Berhubungan dengan mual dan muntah sekunder akibat kemoterapi, anestesia,
atau efek samping (sebutkan).
b. Perencanaan
Perencanaan merupakan penerapan intervensi untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan pasien.(Carpenito, 2007 &
Doenges, 2012).Diawali dengan prioritas masalah berdasarkan dari keluhan
pasien (Nurjanah, 2010).
2) Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
Kaji skala nyeri pasien - Mengetahui skala nyeri pasien
Menggunakan
P : Penyebab nyeri
Q : Qualitas nyeri (seperti ditusuk-
tusuk)
R : Daerah nyeri
S : Skala nyeri
T : Waktu nyeri
Observasi vital sign -Untuk mengetahui perkembangan pasien
dan respon tubuh pasien
-Untuk mengetahui respon tubuh
terhadap nyeri
Beri posisi yang nyaman -Posisi yang nyaman akan membantu
dalam menghilangkan dan menurunkan
ketegangan otot dan rasa tidak nyaman
Ajarkan teknik distraksi dan -Distraksi merupakan metode
relaksasi menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien dari rasa
nyeri yang nyeri yang dialami
-Relaksasi merupakan metode
menghilangkan nyeri dengan cara
mengajarkan pasien menarik nafas
dalam-dalam kemudian dihembuskan
sambil dibiarkan tubuh kendor
Kolaborasi pemberian analgetik -Untuk mengurangi rasa nyeri pasien
c. Pelaksanaan
Daftar Pustaka
Huda Nurafid Amin, Kusuma Hardhi.2015. Nanda Nic-Noc Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wilkinson Judith M., Ahern Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :
ECG Medical Publisher.
Kowalak, Jennifer P., William Welsh. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mardjoo & Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakya
WOC Nyeri Akut