Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN POLA

Disusun Oleh :

Nama : Anggun Wahyuni Putri


NIM : 14401.19.20003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

2020
1. Anatomi dan Fisiologi

Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis dalam
nyeri yaitu resepsi, persepsi dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan
impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa
berwarna abu-abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpahambatan ke korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri danmemproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki serta asosiasikebudayaan dalam upaya mempersiapkan
nyeri.
a. Resepsi

Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat


kimiamenyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium,
yangbergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon
terhadapstimulus yang membahayakan) untuk memulai transmisi neural, yang
dikaitkandengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis nyeri,
sedangkanreseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan tekanan.
Apabilakombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri (tingkat
intensitasstimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls
saraf),kemudian terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam
bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap bagian tubuh
bervariasi

impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar


disepanjangserabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer
mengkonduksi stimulusnyeri: Serabut A-Delta yang bermielinasi dengan cepat
dan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat.
Serabut A mengirim sensasitajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi
sumber nyeri dan mendeteksiintensitas nyeri. Serabut C menghantarkan impuls
yang terlokalisasi buruk, viseral,dan terus menerus.

Ketika serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf


perifer, maka akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan
danmembuat peka respons nyeri. Misalnya, kalium, prostaglandin dilepaskan
ketikasel-sel lokal mengalami kerusakan. Transmisi stimulus nyeri berlanjut
sampaitransmisi tersebut berakhir dibagian kornu dorsalis medula spinalis. Di
dalamkornu dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan,
sehinggamenyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf
traktusspinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih
jauh kedalam sisitem saraf pusat.
b.Neuroregulator

Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu


pengalamannyeri. Sustansi ini ditemukan di lokasi nosiseptor. Neuroregulator
dibagi menjadidua kelompok, yakni neurotransmiter dan neuromodulator.
Neurotransmiter sepertisubstansi P mengirim impuls listrik melewati celah sinap
diantara dua serabut saraf (eksitator dan inhibitor). Neuromodulator memodifikasi
aktivitas neuron danmenyesuaikan atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri
tanpa secara langsungmenstransfer tanda saraf melalui sebuah sinap.

2. Definisi

A. Kebutuhan Rasa Nyaman

Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan


kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang
mencakup empat aspek yaitu:

a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri


sendiriyang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal


manusiaseperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri danhipo/hipertermia merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

B. Gangguan Rasa Nyaman akibat Nyeri

A.Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002). Nyeri
adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP
(dalam Potter & Perry, 2006). Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan
seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadikapan saja seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter &Perry, 2006).

3. Etiologi

1. Nyeri akut dan nyeri kronis

a. Agens cidera biologis (misalnya infeksi neoplasma)

b. Agens cidera kimiawi (misalnya luka bakar)

c. Agens cidera fisik (misalnya abses, amputasi, luka bakar, terpotong,


mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, dan olahraga berlebihan).

d. Gejala penyakit

e. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan


f. Ketidakkuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial)

g. Gangguan stimulus lingkungan

h. Efek samping terapi (medikasi, radiasi, kemoterapi)

4. Klasifikasi

1. Nyeri Akut.
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang tidak melebihi 6bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot berbatasan karakteristik.

Mayor : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri yang


dideskripsikan.

Minor : 1. Mengatupkan rahang atau pergelangan tangan

2. Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas.

3. Agirasi / kegelisahan

4. Peka rangsangan

5. Menggosok bagian nyeri

6. Mengerok

7. Postur tidak biasa

8. Ketidakaktifan fusik dan mobilitas

9. Perubahan pada pola tidur

10. .Rasa takut mengalami cedera tulang

11. Mata terbuka lebar dan sangat tajam

12. Mual muntah.


2. Nyeri Kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan. Biasanya
berlangsung dalamwaktu cukup lama lebih dari 6 bulan

Batasan karakteristik:

Mayor : Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan


Minor : 1.Gangguan hubungan social dan keluarga.
2. Peka rangsangan
3. Ketidakaktifan fisik dan mobilitas
4. Menggosok kebagian yang nyeri.
5. Tampilan yang meringis
6. Keletihan.
KLASIFIKASI NYERI

1.Menurut Tempatnya

 Perifer Pain (Pinggiran)

Nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh (daerah perifer).

Contoh : Nyeri pada kaki, tangan, permukaan kulit.

 Deep Pain (Dalam)

Nyeri yang dirasakan dari struktur tubuh yang lebih dalam.

Contoh : Sendi, Otot, nyeri lambung.

 Reffered Pain ( Nyeri Alihan)

Nyeri akibat penyakit organ tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh


lainyanbukan merupakan asal nyeri.

Contoh : luka pada leher, nyeri pada pundak.


2..Menurut sifatnya

 Insidental : Nyeri yang datang secara tidak menentu.


 Steody : Rasa Nyeri yang terus-menerus.
 Proximal : Rasa nyeri yang dapat diketahui waktunya.

5. Pathofisiologi

 Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimna jaringan


tubuh yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory
neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sbg vasodilator yg kuat ->
edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.
 Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, -> proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C
dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari
spinal cord -> ke otak melalui spinothalamic tracts -> thalamus dan pusat-
pusat yg lbh tinggi termsk reticular formation, limbic system, dan
somatosensory cortex.
 Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi
dari pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri ->
individu mulai menyadari nyeri.
 Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins),
serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid -> menghalangi
/menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan
analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
6. Pathway

Trauma

Kerusakan sel

Pelepasan mediatur nyeri (kustamin, bradikinin, prostagladin, serotonim)

Dihantarkan melalui serabut A-delta dan serabut perifer

Medula spinalis

Medulasi

THALAMUS

Oleh tractus spintalamus dan tractus spinorefikulair

Cortex cerebri

Persepsi nyeri
NYERI AKUT NYERI KRONIS

7. Manifestasi Klinis

1.Tekanan darah meningkat


2.Nadi meningkat
3.Pernafasan meningkat
4.Raut wajah kesakitan
5.Menangis, merintih
6.Posisi berhati-hati
8. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan penunjang yaitu USG untuk data penunjang apabila nyeri


tekan diabdomen.
2. Rontgen atau CT-scan untuk melihat tulang atau organ dalam yang
abnormal.

9. Penatalaksanaan (farmakologi dan non farmakologi)

1) Farmakologi

a.Analgesik Narkotik

Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin


dankodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan nyeri dan
kegembiraankarena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat dan
mengaktifkanpenekan nyeri endogen pada susunan saraf pusat (Tamsuri,
2007). Namun,penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat
pernafasan di medullabatang otak sehingga perlu pengkajian secara teratur
terhadap perubahan dalamstatus pernafasan jika menggunakan analgesik jenis
ini (Smeltzer & Bare, 2001).
b.Analgesik Non Narkotik

Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen


selainmemiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan anti
piretik. Obatgolongan ini menyebabkan penurunan nyeri dengan menghambat
produksi Sorotan Tambah Catatan Berbagi Kutipan prostalglandin dari jaringan
yang mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer &Bare, 2001). Efek samping
yang paling umum terjadi adalah gangguanpencernaan seperti adanya ulkus
gaster dan perdarahan gaster.

2). Non Farmakologi

a). Relaksasi progresif Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan stres.Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri (Potter &
Perry, 2006).

b). Stimulasi Kutaneus PlaseboPlasebo merupakan zat tanpa kegiatan


farmakologik dalam bentuk yangdikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul,
cairan injeksi, dan sebagainya.Placebo umumnya terdiri dari larutan gula,
larutan salin normal, atau air biasa(Tamsuri, 2007).

c). Teknik DistraksiDistraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri


dengan caramengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain sehingga
pasien akan lupaterhadap nyeri yang dialami ( Priharjo, 1996).

10. Komplikasi
Daftar Pustaka

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC:Jakarta

Price, Sylvia A. 2006. Pathofisiologi Volume I dan II. EGC:Jakarta

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

Alimul Aziz. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Alimul Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba


Medika
Askep Secara Teori
a. Data umum
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur,
umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal
masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Pengkajian (data fokus)

1. Keluhan Utama

Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan pengkajian


pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini, keluhan utama yang biasanya
muncul pada klien gangguan kebutuhan rasa aman nyaman adalah nyeri.

a. Nyeri Akut

Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang berkaitan


dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan mendadak atau
lambat dan berinterensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari
tiga bulan.

b. Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan mendadak dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan yang berlangsung lebih tiga bulan.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

P: Provocative

a) Apa penyebab keluhan


b) Apa yang dapat membuatnya bertambah baik
c) Apa yang membuatnya bertambah berat

Q: Quality

a) Bagaimana keluhan yang dirasakan, dilihat, didengar


b) Sejauh mana rasa sakit yang dirasakan

R: Region

a) Dimana letak sekitarnya


b) Dimana area penyebabnya

S: Severity Scale

a) Apakah mempengaruhi aktivitas


b) Seberapa jauh skala ringan sampai berat

T: Time

a) Kapan mulai terjadi


b) Berapa sering terjadi
c) Apakah terjadinya mendadak atau perlahan

3. Keluhan yang pernah dirasakan sebelumnya

Adanya penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Adanya penyakit keturunan atau menular dari keluarga.

5. Batasan karakteristik (Nyeri akut)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : 1. Mengeluh nyeri

Objektif : 1. Tampak meringis

2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri).


3. Gelisah.

4. Frekuensi nadi meningkat.

5. Sulit tidur Gejala.

Gejalan dan Tanda Minor

Subjektif (tidak tersedia)

Objektif : 1. Tekanan darah meningkat.

2. pola napas berubah.

3. nafsu makan berubah.

4. proses berpikir terganggu.

5. Menarik diri.

6. Berfokus pada diri sendiri.

7. Diaforesis.

Batasan Karakteristik (Nyeri kronis)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : 1. Mengeluh nyeri.

2. Merasa depresi (tertekan).

Objektif : 1. Tampak meringis.

2. Gelisah.

3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif : 1. Merasa takut mengalami cedera berulang.

Objektif : 1. Bersikap protektif (mis. posisi menghindari nyeri).

2. Waspada.

3. Pola tidur berubah.

4. Anoreksia.

5. Fokus menyempit.

6. Berfokus pada disi sendiri

a. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : cukup, sedang, lemah

2. TTV : Tekanan darah

Suhu

Pernafasan

Nadi

3. Skala nyeri

4. Ekspresi wajah

a) Menggigit bibir bawah


b) Wajah meringis

5. Verbal

a) Menangis
b) Berteriak

b. Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan pada
abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
 Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
 CT-SCAN (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak

d. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen fisiologis

2. Nyeri Kronis b/d kerusakan sistem saraf

e. Rencana keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen fisiologis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam nyeri dapat berkurang


ditandai dengan indikator

Rencana intervensi SLKI: (L.08066)

No Indikator Skor Awal Skor Target


1 Keluhan nyeri 3 5
2 Meringis 3 5
3 Gelisah 3 5
4 Frekuensi nadi 3 5
5 Kesulitan tidur 3 5

Rencana intervensi SIKI:

Intervensi utama : a. Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,


intensitas nyeri.

2) Identifikasi skala nyeri.

3) Identifikasi respon nyeri non verbal.


4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.

5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.

Terapeutik 1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (TENS,


hypnosis, terapi musik, terapi pijat, kompres hangat/ dingin).

2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri.

3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi


meredakan nyeri.

Edukasi 1) Jelaskan strategi meredakan nyeri.

2) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

Intervensi utama : b. Pemberian analgesik (l.08243)

Observasi a. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas,


lokasi, intensitas, frekuensi, durasi).

b. Identifikasi riwayat alergi obat.

c. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. narkotika,


nonnarkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri.

d. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian


analgesik.

e. Monitor efektifitas analgesik Terapeutik.

f. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia


optimal, jika perlu.
g. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum.

h. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan


respons pasien.

i. Dokumentasikan respons terhadap efek.

j. analgesik dan efek yang tidak diinginkan.

Terapeutik

a. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia


optimal, jika perlu.

b. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk


mempertahankan kadar dalam serum.

c. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan


respon pasien.

d. Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang


tidak diinginkan.

Edukasi

a. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat.

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi.

Intervensi pendukung : a. Pemantauan nyeri (I.08242)

Observasi : 1. Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri

2. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri

3. Monitor durasi dan frekuensi nyeri

Terapeutik : 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


2. Pemantauan

Edukasi : 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

2. Nyeri kronis b/d kerusakan sistem saraf

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1 x 24 jam nyeri dapat berkurang

Ditandai dengan indikator

Rencana intervensi SLKI : (L.08066)

No Indikator Skor Awal Skor Target


1 Keluhan nyeri 3 5
2 Meringis 3 5
3 Gelisah 3 5
4 Frekuensi nadi 3 5
5 Kesulitan tidur 3 5

Rencana intervensi SIKI :

Intervensi utama : a. Manajemen nyeri (I.08238)

Observasi 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,


intensitas nyeri.

2) Identifikasi skala nyeri.

3) Identifikasi respon nyeri non verbal.

4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.

5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.


Terapeutik 1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (TENS,
hypnosis, terapi musik, terapi pijat, kompres hangat/ dingin).

2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri.

3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi


meredakan nyeri.

Edukasi 1) Jelaskan strategi meredakan nyeri.

2) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

Intervensi utama : b. Perawatan kenyamanan (I.08245)

Observasi : 1. Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Mual, nyeri,


gatal, sesak).

2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan


perasaannya.

3. Identifikasi masalah emosional dan spiritual.

Terapeutik : 1. Berikan posisi yang nyaman

2. Berikan kompres dingin atau hangat

3. Ciptakan lingkungan yang nyaman

Edukasi : 1. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

2. Ajarkan terapi relaksasi

3. Ajarkan latihan pernafasan

Kolaborasi : 1. Kolaborasi pemberian analgesik, antiprutirus, antihistamin, jika


perlu.

Intervensi utama : c. Terapi

Anda mungkin juga menyukai