Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER KASUS GAGAL
JANTUNG KONGESTIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan dewasa:
Kardiovaskuler
Dosen pengampu: Yuyun Solihatin M,Kep.

Disusun oleh:

Adit Rijki M C2114201018


Anisa Nurul Z C2114201023
Fauzia Maulana F C2114201024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
Gagal Jantung Kongestif.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Yuyun Solihatin,
M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Dewasa sistem:
Kardiovaskuler Respiratory dan Hematologi yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang asuhan keperawatan


pada pasien dengan masalah Ganguan Jantung Kongestif ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman serta memberikan manfaat bagi para pembaca.

Tasikmalaya, 18 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4

DAFTAR TABEL....................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6

1.1 Latar Belakang..........................................................................................6

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................7

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................7

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................7

1.3 Metode Penelitian......................................................................................7

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

2.1 Definisi Gagal Jantung Kongestif.............................................................8

2.2 Etiologi Gagal Jantung Kongestif.............................................................8

2.3 Pencegahan primer, sekunder dan tersier................................................10

2.4 Pengkajian Keperawatan.........................................................................11

2.5 Masalah Keperawatan, hasil yang dicapai, intervensi keperawatan,


rasional...............................................................................................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................24

3.1 Pengkajian...............................................................................................24

3.2 Rumusan Masalah/Analisa Data.............................................................24

3.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................26

3.4 Intervensi Keperawatan...........................................................................26


3.5 Implemetasi Keperawatan.......................................................................33

3.6 Evaluasi Keperawatan.............................................................................33

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................35

4.1 Pengkajian...............................................................................................35

4.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................36

4.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................36

4.4 Implementasi Keperawatan.....................................................................36

4.5 Evaluasi Keperawatan.............................................................................36

BAB V PENUTUP.................................................................................................38

5.1 Kesimpulan..............................................................................................38

5.2 Saran........................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu


mempertahankan sirkulasi yang cukup untuk kebutuhan tubuh, gagal jantung
terjadi karena kondisi jantung yang terlalau lemah dalam memompa darah
keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi. Gagal jantung
kongestif adalah ketika salah satu atau dua bagian jantung tidak mampu
memompa darah keluar, maka akan mengakibatkan gangguan aliran darah yang
menyebabkan pembendungan darah dalam jantung sehingga akan muncul tanda
dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru (Waladani,
dkk, 2019). Gagal Jantung Kongestif merupakan salah Satu penyakit
kardiovaskular yang terus meningkat insiden (frekuensi penderita baru) dan
prevalensinya (frekuensi penderita lama dan baru). Penyakit Gagal jantung
merupakan masalah kesehatan yang terus berkembang di dunia. Walaupun terjadi
kemajuan teknologi dalam pendiagnosaan dan penatalaksanaanya, gagal jantung
mengalami peningkatan secara konsisten. Di Amerika Serikat didapatkan sekitar
5,7 juta orang yang menderita gagal jantung, 670.000 kasus baru didiagnosa setiap
tahunnya (Bruno, 2019) Kematian yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung
pada umumnya termasuk masih tinggi didunia. Menurut World Health
Organisation (WHO) tahun 2016, menyebutkan bahwa pada tahun 2008,
dikatakan 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular yang
mewakili dari 31% kematian di 2 dunia. Sedangkan dinegara-negara berkembang
didapatkan kasus sejumlah 400.000 sempai 700.000 per tahun (Maharani, 2017)
Dibanding Amerika dan Eropa yang dengan tampilan klinis lebih berat , pasien
gagal jantung di Indonesia relatif lebih muda. Penyakit jantung dan pembuluh
darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun
berkembang, termasuk di Indonesia (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia (PERKI), 2015). Lebih dari 3 juta kematian terjadi
sebelum umur 60 tahun. Kematian dini terjadi berkisar 4% di negara
berpenghasilan tinggi, dan 42% terjadi di negara yang berpenghasilan rendah yang
disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan peningkatan kematian akibat dari
penyakit jantung akan terus terjadi hingga mencapai 23,3 juta ditahun 2030
(Kemenkes RI, 2015) Berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kemenkes RI, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia mencapai 1,5% dan
yang terdiagnosis dokter dari jenis kelaminya yaitu laki-laki sebesar 1,3% dan
1,6% dari perempuan. Sedangkan prevalensi menurut tempat tinggal yang
terdiagnosis dokter, 1,6% diperkotaan dan 1,3% terjadi di perdesaan. Prevalensi
penyakit jantung di provinsi Bali mencapai 1,3% berdasarkan diagnosis dokter
pada semua umur (Riskesdas, 2018).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien Kongestif Heart


Failure (gagal jantung kongestif) dengan masalah sesak nafas di ruang
penyakit dalam.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Kongestif Heart Failure


(ganguan jantung kongestif) dengan masalah sesak nafas di ruang
penyakit dalam.
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Kongestif Heart Failure
(ganguan jantung kongestif) dengan masalah sesak nafas di ruang
penyakit dalam.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien Kongestif Heart Failure
(ganguan jantung kongestif) dengan masalah sesak nafas di ruang
penyakit dalam.
4. Melakukan evaluasi pada klien Kongestif Heart Failure (ganguan
jantung kongestif) dengan masalah nyeri akut di ruang penyakit dalam.
1.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif

1.4 Manfaat Penulisan

1) Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk
penelitian lain yang serupa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kongestif Heart Failure

Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah


ketidakmampuan jantung untuk memompaka darah yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan jaringan aka oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung
kongestif seri digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan.

Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung berakibat


jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri.

2.2 Etiologi Kongestif Heart Failure

Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan


peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu, sehingga volume
diastolik akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang
optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung yang memulai
siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat
buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah
di ventrikel. Penyebab gagal jantung antara lain:
1. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,


disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi
arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi.

2. Aterosklerosis koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena


terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpuikan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan
penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitaas menurun.

3. Hipertensi Sistemik Atau Pulmonal

Meningkatnya beban kerja jantung dan pada giliranya mengakibatkan


hipertrophi serabut otot jantung.

4. Peradang Dan Penyakit Miokardium Degenaratif

Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara


langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

5. Penyakit Jantung Lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang


sebenarnya, yang ssecara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung
(stenosis katup semiluner), ketidak mampuan jantung untuk mengisi
darah (tamponade, perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis
AV), peningkatan mendadak afteer load.
6. Faktor Sisitemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan


beratnya gagal ginjal. Meningkatnya laju metabolisme, hipoksia dan
anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan
suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan
abnormalita elekttronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung (Brunner
& Suddarth,2002)

2.3 Pencegahan primer, sekunder dan tersier

Upaya pencegahan terhadap penyakit jantung koroner (Ganguan Jantung


Kongestif) dapat meliputi 3 tingkat upaya:

 Pencegahan Primer, yaitu upaya awal pencegahan ganguan jantung


kongestif sebelum seseorang menderita. Dilakukan dengan
pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor resiko
ganguan jantung kongestif terutama pada kelompok resiko tinggi.
Pencegahan primer ditujukan kepada pencegahan terhadap
berkembangnya proses atherosklerosis secara dini. Dengan
demikian, sasarannya adalah kelompok usia muda.
 Pencegahan Sekunder, yaitu upaya mencegah keadaan ganguan
jantung kongestif yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau
menjadi lebih berat. Di sini diperlukan perubahan pola hidup
(terhadap faktor-faktor yang dapat dikendalikan) dan kepatuhan
berobat bagi mereka yang sudah menderita ganguan jantung
kongestif. Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan untuk
mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan
mortalitas.
 Pencegahan Tersier, yaitu upaya pencegahan terjadi komplikasi
yang lebih berat atau kematian (Bustan, 2007).
2.4 Pengkajian Keperawatan

1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan: Keluhan klien dengan CHF adalah kelemahan saat
beraktivitas dan sesak napas.
b. Secara PQRST, yaitu:
 Provoking Incident : kelemahan fisik terjadi setelah melakukan
aktivitas ringan sampai berat, sesuai derajat gangguan pada
jantung
 Quality of pain : seperti apa keluhan kelemahan dalam
melakukan aktivitas yang dirasakan atau digambarkan klien.
Biasanya setiap beraktivitas klien merasakan sesak napas
(dengan menggunakan alat atau otot bantu pernapasan)
 Region radiation, relief
 Severity (scale) of pain: kaji rentang kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.Biasanya kemampuan klien
dalam beraktivitas menurun sesuai derajat gangguan perfusi
yang dialami organ.
 Time: sifat mula timbulnya (onset), keluhan kelemahan
beraktivitas biasanya timbul perlahan. Lama timbulnya (durasi)
kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap saat, baik saat
istiahat maupun saat beraktivitas.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah
sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia
miokardium, diabetes mellitus, dan hiperpidemia. Tanyakan mengenai
obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu dan masih
relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obat ini meliputi diuretik, nitrat,
penghambat beta, dan antihipertensi. Catat adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu, alergi obat, dan tanyakan reaksi alergi apa yang
timbul. Sering kali klien menafsirkan suatu alergi dengan efek samping
obat.
d. Riwayat Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia
produktif, dan penyebab kematian. Penyakit jantung iskemik pada
orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor resiko
utama untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
e. Riwayat kebiasaan
Perawa menanyakan situasi klien lingkuangannya. Menanyakan
kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat tertentu.
Kebiasaan merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok,
sudah berapa lama, berapa batang perhari, dan jenis rokok.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi
aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/iktus kordis, tekanan darah,
mean arterial pressure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans,
Gallop's, murmur, Obstruktif Idiopathic Hypertrophic Sub-Aorti
Stenosis (IHSS).
b. Respirasi: dispnea, orthopnea, PND, suara napas tambahan (ronkhi,
rales, wheezing) 3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH,O,
hepatojugular refluks.
c. Evaluasi faktor stres: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/takut
yang kronis. 5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites.
d. Konjungtiva pucat, sklera ikterik.
e. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema,
3. Studi Diagnostik
a. EKG
Mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikel, infark, penyimpangan
aksis, iskemia dan kerusakan pola.

b. Tes Laboratorium Darah


Enzim hepar: Meningkat dalam gagal jantung/ kongesti
Elektrolit: Kemungkinan berubah karena perpindahaan cairan,
penurunan fungsi ginjal.
Oksimetri Nadi: Kemungkinan situasi oksigen rendah.
AGD: Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik
ringan atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2.
Albumin: Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan
protein.
c. Radiologis
Sonogram Ekokarniogram, dapat menunjukan pembesaran bilik
perubah dalam fungsi struktur katup, penurunan kontraktilitas
ventrikel,
Scan jantung: Tindakan penyuntikan praksi dan memperkirakan
gerakan diinding
Rontgen dada: Menunjukan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.

2.5 Masalah Keperawatan, hasil yang dicapai, intervensi keperawatan,


rasional

1. Masalah Keperawatan:

Risiko terhadap atau kelebihan volume cairan : edema berhubungan


dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, penurunan aliran
darah ke ginjal, penurunan laju filtrasi glomerulus ( peningkatan produksi
ADH dan retensi air plus garam )

2. Kriteria Hasil

Subjektif: : Sesak naps, batuk, kaki bengkak, dan berkeringat dingin.


Objekif : Edema ekstermitas, berat badan meningkat, dispnea/
orthopnea/ PND, asites,hepatomegali, splenomegali, kardiomegala – CTR
lebih > 50%, EKG : LVH, RVH, deviasi aksis; pergeseran apeks,
perubahan denyut nadi, peningkatan CVP / PWP/ tekanan darah, ronhi,
aliburi, JVP > 3 cmH2O, pelebaran vena abdominal.

Intervensi Rasional
1. Monitor dan evaluasi CVP, PWP, 1 – 5 . Tanda peningkatan tekanan
denyut nadi/ jantung, tekanan darah hemodinamik memicu kegagalan
secara ketat/ tiap jam (fase akut) atau simulasi akibat peningkatan volume
2 – 4 jam setelah fase akut berlalu. vaskular, afterload dan preload jantung
kiri.
2. Monitor bunyi jantung, murmur,
palpasi iktuskardis,lebar denyut
apeks dan disritmia.
3. Observasi tanda tanda edema
anasarka
4. Timbang berat badan tiap hari (bila
kondisi klien memungkinkan).
5. Observasi pembesaran hati dan
limpa ; catet adanya
mual,muntah,distensi,dan konstipasi.
6. Batasi makanan yang menimbulkan 6. Penimbunan gas dalam saluran
gas dan minuman yang mengandung pencernaan menimbulkan ketidak
karbohidrat. nyamanan.
7. Batasi asupan cairan dan berikan diet 7-8. Mencegah retensi ekstraseluler
rendah garam. dan mempertahankan keseimbangan
elektrolit
7. Observasi input dan output cairan
(terutama per infus ) dan produksi
urin per jam atau per 24 jam.
8. Kolaborasi tim medis untuk terapi a. Menurunkan volume cairan
dan tindakan. ekstraseluler
a. Diuretik, catat produksi urin b. Perubahan elektrolit memicu
b. Cek kadar elektrolit serum disritmia jantung
c. Oksigenasi dengan tekanan c. Terapi oksigen akan
rendah meninkgkatkan suplai oksigen
d. Thoracocentesis pharancetesis jaringan.
phlebotomi atau rotaing torniquet d. Menurunkan intratorakal,
(bila perlu) meningkatkan kontraktilitas
jantung Rotating torniquet.
Menurunkan aliran balik vena dan
menurunkan preload ventrikel
kiri.

9. Monitor efek yang diharapkan, efek 10. Efek samping obat yang dapat
samping dan toksisitas dari obat – membahayakan kondisi klien
obatan yang diberikan. Laporkan harus dikaji dan dilaporkan.
kepada dokter bila didapatkan tanda
– tanda toksisitas atau komplikasi
yang lain.
Tabel 2.1 Risiko terhadap atau kelebihan volume cairan : edema
berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas,
penurunan aliran darah ke ginjal, penurunan laju filtrasi glomerulus
( peningkatan produksi ADH dan retensi air plus garam )
Sumber: Udjianti, Wajan Juni. 2013. Keperawatan kardiovaskular.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.

1. Masalah Keperawatan:

Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri, sesak napas, dan


lingkungan rumah sakit yang asing bagi klien.

2. Kriteria Hasil:

Subjektif : Mengeluh sulit tidur/ sering terbangun, pusing, nyeri dada,


sulit beradaptasi dengan lingkungan RS, dan sesak napas.
Objektif : Mata klien sayu, wajah tampak layu, tempak lelah/ gelisah/
kesaktian, jumlah jam tidur klien berkurang, sering
menguap/ menggosok mata, dan dispnea/ orthopnea/ PND.

Intervensi Rasional
1. Mengidentifikasi pola normal tidur 1-6. Perubahan pola tidur
klien sebelum MRS dan perubahan menyebabkan kecemasan, yang
yang terjadi setelah MRS. dapat memicu dada dan
meningkatkan konsumsi oksigen
miokard. Keluhan fisik yang
mengganggu tidur harus dikelola
untuk menunjang kebutuhan
istirahat dan mengurangi
konsumsi oksigen miokard.
Prosedur ritual dapat memberikan
kenyamanan fisik sebelum tidur
yang menunjang relaksasi.
2. Membantu klien dalam beradaptasi
dengan lingkungan rumah sakit.
3. Menilai adanya faktor yang
menunjang terjadinya gangguan pola
tidur (sesak napas, PND, seing
buang air kecil, nyeri, rasa takut,
cemas, merasa kesepian, kebisingan,
lampu yang cukup terang, dan
tindakan keperawatan).
4. Memberikan tindakan untuk
mengatasi faktor penyebab
( mengatur posisi tidur posisi tidur
yang nyaman, terapi diuretik
diberikan pada pagi hari, memberika
obat anti nyari sesuai program
terapi, memberikan selimut, dan
meredupkan lampu ruangan.
5. Memberikan tindakan perawatan
yang dapat menunjang istirahat/
tidur klien ( masase punggung,
minuman susu hangat, gosok gigi,
mengatur suhu ruangan, memberikan
bantal yang nyaman, dan mengajak
berdoa.
6. Merencanakan tindakan keperawatan
/ medis yang tidak menggangu jam
istirahat / tidur klien.
7. Kolaborasi medis untuk pemberian 7. obat sedatif atau transquilizer
tranquilizer sesuai kebutuhan / menurunkan kecemasan dan
indikasi. membantu tidur.
Tabel 2.2 Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri, sesak napas,
dan lingkungan rumah sakit yang asing bagi klien.
Sumber: Udjianti, Wajan Juni. 2013. Keperawatan kardiovaskular.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas merasa lemas, cepat lelah setelah aktivitas
ringan seperti ke kamar mandi, disertai batuk dan mual.
2) Riwayat penyakit sekarang.
Pasien mengatakan nyeri dada kiri, menjalar ke lengan kiri.
3) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan DM
4) Riwayat penyakit keluarga.
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
turunan,
2. Pemeriksaan Fisik
1) Kardiovaskuler
Tekanan darah sebelum ke kamar mandi 140/90 mmHg setelah ke
kamar mandi 160/100 mmHg, frekuensi nadi 104 x /menit, suhu 35,8 C.
2) Muskuloskeletal dan Integumen
Edema pada tungkai, kaki terasa kebas,akral dingin, kulit pucat, dan
nadi teraba lemah.

3.2 Rumusan Masalah/Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Jantung gagal Penurunan curah
- Klien mengeluh sesak memompa darah jantung
- Klien mengatakan
Nyeri dada kiri Penurunan curah
menjalar ke lengan kiri jantung
DO: Suplai oksigen
- TD sebelum ke kamar sistemik menurun
mandi 140/90 mmHg
- TD setelah ke kamar Penurunan curah
mandi 160/100 mmHg jantung
- Frekwensi nadi 104 x/
menit
- Frekuensi napas 24
x/menit
- CRT lebih dari 3 detik
- Suhu 38,5 C
- Hasil Ro Thoraks
terdapat cardiomegali
- Klien tampak lemas
- Klien tampak lelah
- Klien batuk (plus)
- Klien mual
- Edema pada tungkai
- Kaki terasa kebas
- Akral dingin
- Kulit tampak pucat
- Nadi teraba lemah

3.3 Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload

3.4 Intervensi Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload

No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan 1. Identifikasi tanda/ 1-6. Tanda
tindakan dan gejala primer peningkatan
keperawatan selama penurunan curah tekanan
1x24 jam jantung (meliputi, hemodinamik
diharapkan tidak dispenia, memicu
terjadi penurunan kelelahan,adema kegagalan
curah jantung ortopena paroxysmal sirkulasi akibat
Kriteria /hasil: nocturnal dyspenea, peningkatan
1. Dispnea peningkatan JVP) volume
menurun
2. Identifikasi tanda vascular,afterload
2. Tekanan dan gejala sekunder dan preload
darah
penurunan curah jantung kiri.
membaik
jantung (meliputi,
3. Lelah
peningkatan berat
menurun
badan, hepatogelami
diserta vena
jugularis, palpitasi,
ronkhi basah
oliguira, batuk, kulit
pucat).
3. Monitor tekanan
darah
4. Monitor saturasi
oksigen
5. Monitor keluhan
nyeri dada.
6. Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium,kolestrol,dan
makanan tinggi
lemak.
7. Posisikan pasien 7. Menghindari
semi- fowler atau penekanan
fowler dengan kaki diafragma.
kaki kebawah atau 8-9.
posisi nyaman Menyeimbangkan
8. Ajurkan beraktifitas kemampuan
fisik sesuai toleransi. dengan kondisi
9. Ajurkan beraktivitas jantung
secara bertahap
10. Kolaborasi
pemberian 10.
antiatrium Mempengaruhi
11. Rujuk ke impuls listrik di
program rehabilitasi jantung yang
jantung mengatur ritme
atau irama
jantung.
11. Meningkatkan
kapasitas
fungsional,
Mengontrol factor
risiko, mencegah
progrestivitas
penyakit,
mengurangi risiko
kematian
mendadak, dan
perawatan ulang.
3.5 Implemetasi Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan aferload

Implementasi
- Memonitor tanda tanda vital.
- Memonitor saturasi oksigen.
- Memonitor dispnea dan nyeri dada.
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesahatan lain dalam
pemberian obat – obatan sesuai indikasi, misalnya obat
ameprazole.

3.6 Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Penurunan curah S: - Klien mengatakan sesak sudah berkurang
jantung b.d perubahan - Klien mengatakan nyeri dada sudah
aferload berkurang
O: - TD: 130/80mmHg
- N: 60x/menit
- RR: 20X/menit
- CRT 2 detik
- Klien tampak segar kembali
- Klien tampak berenergi
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan diuraikan kesenjangan antara teori dan
praktek. Pada dasarnya dalam memberikan asuhan keperawatan, proses
keperawatan merupakan alatnya, dimana melalui pengkajian pada pasien akan
diperoleh data-data (data primer atau data yang diperoleh dari pasien maupun
data sekunder yang diperoleh dari keluarga), baik yang bersifat obyektif
maupun yang bersifat subyektif. Data-data yang diperoleh melalui pengkajian
selanjutnya dianalisa untuk menemukan adanya masalah kesehatan. Tentunya
data yang dimaksudkan adalah data yang menyimpang dari nilai normal yang
pada umumnya mencirikan penyakit yang sedang dialami oleh pasien. Setelah
masalah keperawatan diangkat lalu diagnosa keperawatan pun ditegakkan
dimana komponen penyusunannya terdiri atas problem, etiologi, sign dan
symptom (diagnosa aktual), problem dan etiologi (diagnosa potensial) dan
komponen problem (diagnosa risiko / risiko tinggi). Intervensi / perencanaan
pun disusun berdasarkan diagnosa yang ada. Tujuan pencapaian dari setiap
intervensi untuk setiap diagnosa ditetapkan saat menyusun perencanaan.
Perencanaan yang telah ditentukan dilaksanakan untuk mengatasi masalah-
masalah yang telah teridentifikasi. Keberhasilan dari setiap tindakan untuk
tiap diagnosa dinilai atau dievaluasi, dengan demikian rencana perawatan
selanjutnya dapat ditetapkan lagi.

4.1 Pengkajian

Dari hasil pengkajian yang didapatkan pada pasien mengatakan ia


mengeluh sesak, merasa lemas, pasien mengatakan cepat lelah setelah
aktivitas ringan seperti ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan fisik: pasien
tampak pucat, tekanan nadi teraba lemah, CRT > 3 detik, kebas pada kedua
kaki, akral dingin dan kulit pucat, TD sebelum ke kamar mandi 140/90
mmHg setelah ke kamar mandi 160/100 mmHg, frekwensi nadi 104 x/ menit,
frekwensi napas 24 x/ menit, Hasil Ro Thoraks terdapat cardiomegali..
4.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung


kongestif ditemukan data yang mendukung diagnosa keperawatan yang
muncul seperti sesak nafas, tekana darah tinggi. Namun hanya mempokuskan
satu diagnosa yaitu resiko penurunan curah jantung (SDKI,2016).

4.3 Intervensi Keperawatan

Pada kasus Tn. X tidak semua intervensi dilakukan untuk mengatasi


kasus. hal ini dikarenakan tujuan perawatan yaitu pasien bisa bernafas tanpa
merasakan sesak.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi pada kasus Tn. X dengan ganguan jantung kongestif


dilakukan selama 1 hari. Untuk diagnosa penurunan curah jantung b.d
diagnosa ini semua intervensi yang telah ditetapkan dilakukan kepada pasien.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang diterapkan dalam membuat kasus ini adalah


menggunakan teknik evaluasi SOAP. Tujuan dilakukan evaluasi SOAP
adalah untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, melalui efektifitas,
efesiensi dan produktifias dari tindakan keperawatan, dari tindakan
keperawatan yang telah dibuat untuk menilai Asuhan Keperawatan, mendapat
umpan balik, sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan
keperawatan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler Kongestif


Heart Failure.
2. Membuat rumusan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada
pasien gangguan sistem kardiovaskuler kasus kardiovaskuler Kongestif
Heart Failure.
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler kasus kardiovaskuler Kongestif Heart Failure.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler kasus Infark Kongestif Heart Failure.
5. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler kasus Kongestif Heart Failure.

5.2 Saran

1. Bagi perawat
Meningkatkan fungsi independen perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh kepada pasien dan keluarga.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Kasron. (2012). Buku Ajar: Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika
Majid, Abdul (2018). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Bantul Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Udjianti, Wajan Juni (2010). Buku ajar : Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta


Selatan : Salemba Medika

Permana, Nauva Ezra Erdia (2019), Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
Penderita CHF Dengan Masalah Keperawatan Penurunan Curah
Jantung, http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/5347

Rahmadhani, Fajriah Nur (2020), Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal


Jantung Kongestif
(CHF),http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1056/1/KTI%20FAJRIAH
%20NUR%20R.pdf

Ningsih, Apriliana Wahyu ( 2021). Pengelolaan Penurunan Curah Jantung Pada


Pasien Congestive Heart Failure (CHF),
http://repository.pkr.ac.id/413/1/Dewi%20Ita%20Sari_compressed
%20%281%29.pdf

Sari, Dewi Ita (2018), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Congestive
Heart Failure (CHF), http://repository.poltekkes-smg.ac.id/
PERTANYAAN DAN JAWABAN KASUS CHF

1. Pertanyaan dari sabrin kelompok 1


Apa perbedaan gagal jantung dan serangan jantung?
Jawab: serangan jantung terjadi akibat tiba tiba kehilangan suplai darah ke
jantung. Sedangkan gagal jantung adalah jantung tidak mampu memompa
darah secara efisien.

2. Pertanyaan dari nafil kelompok 8


Mengapa pasien CHF mengalami edema dan bagai mana pencegahan nya?
Jawab: Edema terjadi akibat dekompensasi jantung berat, tekanan kapiler
meningkat karena cairan didorong dari darah sirkulasi ke interstitium dan
kemudian ke alveoli, bronkiolus dan bronkus.
Cara pencegahaanya adalah:
 Olahraga secara rutin
 Pola makan sehat dan gizi seimbang
 Membatasi konsumsi garam
 Menjaga berat badan

3. Pertanyaan dari faisal asmi kelompok 9


Apakah tanda dan gejala gagal jantung kiri dan kanan?
Jawab:
Tanda gejala gagal jantung kanan
 Edema perifer
 Peningkatan BB
 Peningkatan JVP
 Asites
 Hepatomegali
 Splenomegali
Tanda gejala gagal jantung kiri

 Edema paru
 Bunyi napas tambahan = crackles/rales yang tidak hilang dengan
batuk
 Sputum berdarah berwarna merah muda dan berbusa
 Ortopena – dispnea saat terlentang

4. Pertanyaan dari chirunnisa kelompok 9


Apakah penyakit gagal jantung bisa sembuh secara totaldan bagai mana
pengobatanyaa untuk meminimalisirnya?
Jawab: Penyakit gagal jantung tidak bisa sembuh total. Tetapi bisa
meminimalisir atau mengurangi gejala dan menahan agar tidak bergejala
lanjut sehingga tidak menyebabkan kondisi jantung lebih parah lagi.

Anda mungkin juga menyukai