Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BERNAPAS


NORMAL PADA TN. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST
OPERASI POLIP NASAL DI RUANGAN CEMARA
RSUD SAWERIGADING PALOPO

DISUSUN OLEH:
TASYA ALIVIA HASRI 03.2022.057

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Sumiati, S.Kep.,M.Kes Zulqarnain, S.Kep., Ns

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas profesi KDP. Saya menyadari,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu saya untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Devi Darwin, S.ST., M.Kes selaku selaku Dekan Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan
Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
2. Ns. Sumiati, s.Kep.,M.Kes, selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
3. Zulqarnain, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik Ruangan Cemara RSUD Sawerigading
Kota Palopo yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan bimbingan selama praktik di
Rumah Sakit.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, masih
banyak hal-hal yang mungkin belum tercakup didalamnya. Maka dari itu, penulis meminta
agar para pembaca yang kelak akan membaca laporan ini memberikan saran dan kritikan
yang membangun untuk laporan ini. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan yang luas
bagi para pembaca.

Desember 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................6

A. Definisi/deskripsi kebutuhan bernafas normal................................................................6

B. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas normal................................................6

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem bernafas normal...............7

D. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem bernafas normal..............8

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................10

A. Pengkajian.....................................................................................................................10

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................................................12

C. Intervensi.......................................................................................................................14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS...................................................................17

A. Pengkajian.....................................................................................................................17

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ..........................................................................................28

C. Implementasi Dan Evaluasi...........................................................................................31

BAB IV PENUTUP................................................................................................................35

A. Kesimpulan...................................................................................................................35

B. Saran..............................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa
bahwa setiap manuasia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu fisisologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Wahit et al, 2015). Kebutuhan dasar manusia
berfokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang mengalami masalah pada
keseahatan, maka kemungkinan ada salah satau atau beberapa kebutuhan dasar
manusia yang terganggu (Tarwoto, 2010).
Oksigenasi merupakan keperluan dasar manusia paling mendasar yang
digunakan untuk kesinambungan metabolisme sel tubuh, untuk pertahankan aktivitas
dan hidup berbagai organ dan sel tubuh (Andarmoyo, 2012). Proses penambahan O₂
kedalam sistem kimia dan fisika adalah oksigenasi. Gas tidak bewarna dan tidak
berbau yang amat diperlukan saat proses metabolisme sel adalah oksigen. Sebagai
hasilnya terbentuklah karbondioksida, energy, dan air. Akan tetapi penambahan CO₂
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel.
Permapasan atau istilah respirasi mempunyai proses menarik udara kedalam
yang berisi oksigen (O₂) agar dapat digunakan sel-sel tubuh dan lalu udara yang
berisi karbondioksida (CO₂) dikeluarkan sebagai sisa oksidasi. Menghirup oksigen
disebut inspirasi sementara mengeluarkan karbondioksida disebut ekspirasi. Dalam
sistem pernapasan, yang merupakan zat kebutuhan penting adalah oksigen. Tubuh
mengambil O₂ dari lingkungan untuk diangkut keseluruh tubuh melalui darah untuk
dilakukan pembakaran, selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO₂ akan kembali
diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang kelingkungan karena tidak berguna
lagi oleh tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bernafas normal ?
2. Bagaimana fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas norma etiologi dari
fraktur ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem bernafas
normal ?
4. Apa saja macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem bernafas
normal
5. Bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami gangguan
pernapasan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bernafas normal
2. Untuk mengetahui fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas norma etiologi
dari fraktur
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
bernafas normal
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
bernafas normal
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami
gangguan pernapasan
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang
mengalami gangguan pernapasan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi/deskripsi kebutuhan bernafas normal


Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Secara
garis besar pernapasan dibagi menjadi dua:
a. Pernapasan Dalam (Internal): yaitu pertukaran gas antara organel sel dan medium
cairnya. Hal tersebut menggambarkan proses metabolisme intraseluler yang
meliputi konsumsi O, (digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran
CO, (terdapat dalam medium cair/ sitoplasma) sampai menghasilkan energi.
b. Pernapasan Luar (Eksternal): yaitu absorpsi O, dan pembuangan CO, dari tubuh
secara keseluruhan ke lingkungan luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah:
1) Pertukaran udara luar ke dalam alveolus (jamak: alveoli) melalui aksi mekanik
pernapasan yaitu melalui proses ventilasi.
2) Pertukaran O, dan CO, yang terjadi di antara alveolus dan darah pada
pembuluh kapiler paru-paru melalui proses difusi.
3) Pengangkutan O, dan CO, oleh sistem peredaran darah dari paru-paru ke
jaringan dan sebaliknya yang disebut proses transportasi.
4) Pertukaran O, dan CO darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan sel-sel
jaringan melalui proses difusi (Somantri, 2007).

B. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas normal


Proses

respirasi dapat dibagi menjadi tiga proses utama, yaitu:


a. Ventilasi pulmonal adalah proses keluar masuknya udara antara atmosfer dan
alveoli paru-paru.
b. Difusi adalah proses pertukaran O, dan CO, antara alveoli dan darah.
c. Transportasi adalah proses beredarnya gas (O, dan CO,) dalam darah dan cairan
tubuh ke dan dari sel-sel.
Proses fisiologis respirasi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Difusi gas-gas antara alveolus dengan kapiler paru-paru (respirasi eksterna) dan
darah sistemik dengan sel-sel jaringan.
b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan distribusi
udara dalam alveolus-alveolus.
c. Reaksi kimia dan fisik O, dan CO dengan darah (Somantri, 2007).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem bernafas normal


Agar pernapasan dapat berlangsung dengan normal, diperlukan beberapa
faktor, yaitu:
a. Suplai oksigen yang adekuat
Tempat yang tinggi tidak mengubah komposisi udara, tetapi menyebabkan
tekanan O, (PO) menurun. Reaksi awal yang timbul pada tempat yang tinggi
berupa tanda dan gejala yang sama terlihat pada setiap orang yang mengalami
kekurangan oksigen. Nyeri kepala, sesak, lemah, mual, berkeringat, palpitasi,
penglihatan kabur, pendengaran berkurang, dan mengantuk terjadi pada kondisi
hipoksia moderat. Tanda-tanda tersebut sering disebut dengan 'mountain
sickness'. Faktor-faktor yang berperan dalam oksigenisasi meliputi:
1) Ventilasi alveolus.
2) Penyesuaian komposisi asam basa darah dan cairan tubuh lain.
3) Peningkatan kapasitas pengangkutan O, dan peningkatan curah jantung.
Hal-hal yang menyebabkan suplai O, terganggu adalah inhalasi udara yang
mengandung O, pada tekanan subnormal yang disebabkan oleh inhalasi asap,
keracunan CO,, dan tercampurnya udara yang dihirup dengan gas-gas inert
(nitrogen, helium, hidrogen, metan, atau gas anestetik seperti nitro oksida).
b. Saluran yang utuh
c. Pernapasan dapat terganggu dan tidak berjalan normal bila saluran udara yang
mengalirkan O, dari udara melalui trakheobronkhial menuju membran alveolus
kapiler dalam keadaan terhambat. Hambatan tersebut umumnya disebabkan oleh
obstruksi mekanik seperti tenggelam atau adanya benda asing pada percabangan
trakheobronkhial.
d. Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal Kelemahan fungsi
dinding dada akan memengaruhi pola pernapasan. Penyebab utama terganggunya
fungsi tersebut adalah trauma pada dada yang menyebabkan fraktur iga atau luka
tembus pada dada.
e. Adanya alveoli dan kapiler yang bersama-sama berfungsi membentuk unit
pernapasan terminal dalam jumlah yang cukup.
f. Jumlah hemoglobin yang adekuat untuk membawa O, pada sel-sel tubuh.
g. Suatu sistem sirkulasi yang utuh dan pompa jantung yang efektif.
h. Berfungsinya pusat pernapasan (Somantri, 2007).

D. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem bernafas normal


Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapaorgan dapat mengalami
gangguan. Gangguan ini biasanyaberupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau
kelainan yangmenyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkannya proses
pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada system pernapasan
manusia.
a. Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paru-paru mengalami
pembengkakan karena pembuluh darah nya kemasukan udara.
b. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluranpernapasan yang disebabkan
oleh alergi, seperti debu,bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan.
Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan.
c. Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yangdisebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkanbintil-bintil pada
dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerangdandibiarkan semakin luas,dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnyaparu-paru akan kuncup atau
mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering
terengah-engah.
d. Infuenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza.
Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
e. Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lama-kelamaan
dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah
kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan
kerusakan paru-paru.
f. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang
sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan
tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab
munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena kekebalan tubuh
yang menurun. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari
jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus. ISPA dibagi dalam tiga
tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara
serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan
terasa meningkat tidak seperti biasanya) (Kennedy, 2014).
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan gangguan
sistem pernapasan, sangat penting untuk mengenal tanda serta gejala umum
gangguan pernapasan. Yang termasuk keluhan utama pada sistem pernapasan
adalah batuk, produksi sputum berlebih, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada.
Sedangkan keluhan secara umum meliputi gangguan pertukaran gas, malaise,
nafsu makan menurun BB menurun secara drastis, dan keringat malam.
b. Pengkajian riwayat kesehatan saat ini (RPS) sistem pernapasan seperti
menanyakan tentang perjaanan sejak timbul keluhan hingga klien meminta
pertolongan. Misalnya: sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa
kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana
pertama kali keluhan timbul, apa yang sedang dilakukan keluhan ini terjadi,
keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan, adakah usaha
mengatasi keluhan ini sebelum meminta pertolongan, berhasil atau tidakkah
usaha tersebut dan sebagainya.
c. Pengkajian riwayat kesehatan dahulu. Perawat menanyakan tentang penyakit-
penyakit yang pernah dialami sebelumnya. Misal : apakah klien pernah dirawat
sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami sakit yang berat,
dan sebagainya.
d. Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem pernapasan
merupakan hal yang penting untuk mendukung keluhan dari penderita, perlu
dicari riwayat keluarga yang memberikan predisposisi keluhan seperti adanya
riwayat sesak napas, batuk lama, batuk darah dari generasi terdahulu. Adanya
riwat keluarga yang menderita yang menderita kencing manis, tekanan darah
tinggi juga akan mendukung/memperberat riwayat penderita.
e. Pengkajian pekerjaan dan kebiasaan, perawat menanyakan situasi tempat bekerja
dan lingkungannya. Kebiasaan sosial : menanyakan kebiasaan dan pola hidup.
Misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan merokok : menanyakan
tentang kebiasaan merokok terkait sudah berapa lama, berapa batang per hari dan
jenis rokok.
f. Pengkajian psikososiospiritual. Pengkajian psikologis meliputi beberapa
dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas
mengenai status emosi, kognitif, dan prilaku klien. Perawat mengumpulkan
pemerikasaan awal klien, kapasitas fisik dan intelektual saat ini, yang
menentukan tingkat perlunya pengkajian psikososiospiritual yang seksama.
2. Pemeriksaan fisik : data fokus
a. Inspeksi
Melakukan pemeriksaan dengan cara melihat keadaan umum sistem
pernapasan dan nilai adanya tanda-tanda abnormal seperti adanya tanda sianosis,
pucat, kelelahan, sesak napas, batuk, penilaian produksi sputum dan lainya.
Perawat juga perlu menginspeksi bentuk dada, kurva tulang belakang dan gerakan
pernapasan dan kesimetrisan dada.
b. Palpasi
Tujuan meliputi: (1) untuk melihat adanya kelainan pada dinding toraks.
Kelaian yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan ini antara lain nyeri tekan
dan adanya emfisema subkutis. (2) menyatakan adanya tanda-tanda penyakit
paru.
c. Perkusi
Menentukan dinding dada dan stuktur dibawahnya dalam gerakan,
menghasilkan vibrasi taktil dan dapat terdengar. Pemeriksa menggunakan perkusi
untuk menentukan apakah jaringan dibawahnya terisi oleh udara, cairan, bahan
padat atau tidak. Pemeriksa juga menggunakan perkusi untuk
memperkirakan ukuran dan letak stuktur tertentu di dalam toraks (contoh :
diafragma, jantung, hepar dan lain-lain).
d. Auskultasi
Untuk menentukan kondisi paru-paru, memeriksa mengauskultasi bunyi napas
normal, bunyi napas tambahan, dan bunyi suara.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan peak flow meter adalah alat yang sederhana untuk mengukur
kecepatan aliran dan ekspirasi maksimum.
b. Spiromitri merekam secara grafis atau digital volum ekspirasi paksa dan
kapasitas vital paksa.
c. Pemeriksaan radiografi dada : Pemeriksaan rontgen dada, bronkoskopi,
pemeriksaan sputum dan torakosentetis
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
b. Penyebab
- Spasme jalan napas - Sekresi yang tertahan
- Hipersekresi jalan napas - Hyperplasia dinding jalan napas buatan
- Disfungi neuromuscular - Proses infeksi
- Benda asing dalam jalan napas - Respon alergi
- Adanya jalan napas buatan - Efek agen farmakologis (mis.anastesi)
c. Tanda dan Gejala
- Dyspnea - Sputum berlebih
- Sulit bicara - Gelisah
- Ortopnea - Sianosis
- Batuk tidak efektif - Bunyi napas abnormal
- Tidak mampu batuk - Frekuensi napas berubah
2. Pola napas tidak efektif
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
b. Penyebab
- Depresi pUsat pernapasan - Obesitas.
- Hambatan upaya napas (mis. nyeri - Posisi tubuh yang menghambat
saat bernapas, kelemahan otot ekspansi paru.
pernapasan) - Sindrom hipoventilasi.
- Deformitas dinding dada. - Kerusakan inervasi diafragma
- Deformitas tulang dada. (kerusakan saraf CS ke atas).
- Gangguan neuromuskular. - Cedera pada medula spinalis.
- Gangguan neurologis (mis - Efek agen farmakologis.
elektroensefalogram [EEG] positif, - Kecemasan.
cedera kepala ganguan kejang). - Penurunan energi.
- Maturitas neurologis.
c. Tanda dan gejala
- Dispnea - Pernapasan cuping hidung.
- Ortopnea - Diameter thoraks anterior—
- Penggunaan otot bantu pernapasan. posterior meningkat
- Fase ekspirasi memanjang. - Ventilasi semenit menurun
- Pola napas abnormal (mis. takipnea. - Kapasitas vital menurun
bradipnea, hiperventilasi kussmaul - Tekanan ekspirasi menurun
cheyne-stokes). - Tekanan inspirasi menurun
- Pernapasan pursed-lip. - Ekskursi dada berubah

C. Intervensi
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia (SLKI) (SIKI)

Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Napas (I.01011) Tindakan:


keperawatan selama ….. x …..
maka diharapkan bersihan jalan Observasi:
napas membaik dengan kriteria a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
hasil: Bersihan jalan napas napas)
a. Batuk efektif meningkat (5) b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
b. Produksi sputum menurum mengi, wheezing, ronchi kering)
(5) c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
c. Wheezing menurun (5) Terapeutik:
d. Dispnea menurun (5) a. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
e. Gelisah menurun (5) headtilt dan chin-lift (jawthrust jika curiga trauma
f. Frekuensi napas membaik(5) servical)
g. Pola napas membaik (5) b. Posisikan semi-fowler atau fowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapanlendir kurang dari 15detik
f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapanendotrakeal
g. Keluarkan sumbatan benda pada dengan forsep
McGill
h. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
Kontraindikasi
b. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Pemantauan Respirasi (I.01014) Tindakan:


Observasi:
a. Monitor frekuensi, irama, kedalam dan upaya
napas
b. Monitor pola napas
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas □ Monitor saturasi
oksigen
h. Monitor AGD
i. Monitor x-ray thoraks
Terapeutik:
a. Atur internal pemantau respirasi sesuai kondisi
pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
b. Pola napas tidak efektif
Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Indonesia (SLKI)

Setelah dilakukan intervensi Observasi


keperawatan selama ….. x ….. a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
maka diharapkan pola napas napas)
membaik dengan kriteria hasil: b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
a. Penggunaan otot bantu nafas mengi, weezing, ronkhi kering)
menurun (5) c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Pemanjangan fase ekspiras I Terapeutik
menurun(5) a. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-
c. Frekuensi nafas membaik (5) tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
d. Tekanan ekspirasi meningkat cervical)
(5) b. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
e. Wheezing menurun (5) c. Berikan minum hangat
f. Gelisah menurun (5) d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
h. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. H Jenis kelamin : L / P
No.RM : 397238
Usia : 39 Tahun
Tgl.MRS : 30 Desember 2022
Tgl.Pengkajian : 02 Desember 2022
Alamat/ telp. : Sukamaju
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama Bekerja : ± 20 tahun
Sumber Informasi : Keluarga dan Pasien
Kontak Keluarga Dekat : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Saat MRS : Hidung terasa tersumbat sejak ± 8 bulan terakhir dan memberat 1 minggu
terakhir sampai terasa susah bernapas disertai nyeri kepala

Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sakit kepala, hidung tersumbat dan tidak nafsu makan
setelah dilakukan operasi

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Upaya pasien/anggota keluarga dalam mengatasinya, sebutkan : Istri pasien megatasi nyeri dengan
memijat kepala pasien

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


 Penyakit yang pernah dialami, sebutkan : Tidak Ada
 Riwayat :
1) Kecelakaan : Ya / tidak, sebutkan.............................................................................
2) Operasi : Ya / tidak, sebutkan................................................................................
3) Alergi Obat : Ya / tidak, sebutkan............................................................................
4) Alergi Makanan : Ya / tidak , sebutkan....................................................................
5) Alergi lain-lain Ya / tidak, sebutkan : Debu dan Udara Dingin
6) Merokok Ya / tidak , ket ..........................................................................................
7) Alkohol : Ya / tidak, sebutkan....................................................................................
8) Kopi : Ya / tidak, sebutkan.......................................................................................
9) Obat yang pernah digunakan : Tidak ada

V. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

39 tahun
32 tahun

10 tahun

Keterangan

= laki-laki = pasien

= perempuan
= tinggal serumah

= meninggal

VI. POLA AKTIVITAS – LATIHAN


NO AKTIVITAS SMRS (SKOR) MRS (SKOR)
1 Makan/Minum 0 2
2 Mandi 0 2
3 Berpakaian/berdandan 0 2
4 Toileting 0 2
5 Berpindah 0 2
6 Berjalan 0 2
7 Naik tangga 0 2
Ket : :
0 = mandiri 2 = dibantu orang lain
1 = alat bantu 3 = tidak mampu
Alat bantu : tongkat/splint/brace/kursi roda/pispot/walker/kacamata/dan lain-lain :……

VII. POLA NUTRISI-METABOLIK


NO SMRS MRS
1 Jenis makanan/diet Nasi, Lauk Pauk/
2 Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Teratur Tidak teratur
3 Porsi yang dihabiskan 1 piring 5 sendok
4 Komposisi Menu

5 Pantangan Tidak ada Tidak ada

6 Nafsu makan Normal Turun

7 Fluktuasi BB 6 bln terakhir

8 Sukar menelan Tidak Tidak


9 Riw.penyembuhan Normal Lama sembuh
luka
Ket : Tidak ada penyakit Ket : Luka post op. Hari
luka ke-1

VIII. POLA ELIMINASI


NO SMRS MRS
Buang Air Besar (BAB) :
1 Frekuensi 4 x/seminggu 3 hari
2 Konsistensi feces Lunak Keras tapi tidak mengalami konstipasi
3 Warna Kuning Coklat
4 Bau Khas feses Khas feses
5 Kesulitan BAB Tidak Tidak
6 Upaya mengatasi - -

Buang Air Kecil (BAK):


1 Frekuensi 3-5 x/hari 3 x/hari

2 Jumlah ± 2000 cc ± 1200 cc


3 Warna Kuning Kuning
4 Bau Khas urin Khas urin
5 Kesulitan BAK Tidak Tidak

6 Upaya mengatasi - -

IX. POLA TIDUR-ISTIRAHAT


NO SMRS MRS

1 Tidur siang 2-3 jam 30 menit – 1 jam


Nyaman Nyaman

2 Tidur malam 8 jam 1-2 jam


Nyaman / tidak nyaman Tidak nyaman setelah tidur
setelah tidur
3 Kebiasaan Ada Ada
sebelum tidur Ket : mengobrol dengan istri Ket : mengobrol dengan
dan membaca doa sebelum istri dan membaca doa
tidur sebelum tidur
4 Kesulitan tidur Tidak ada Ada
Ket : merasakan nyeri
hidung post op dan
sakit kepala
5 Upaya mengatasi - Keluarga memijat kepala
pasien

X. POLA KEBERSIHAN DIRI


NO SMRS MRS
1 Mandi 2 x/hari Belum selama di rawat
Sabun : ya
2 Handuk Ya, Pribadi Ya, Pribadi
3 Keramas 2 x/hari Belum selama di rawat
Shampoo : ya
4 Gosok gigi 2 x/hari 1 x/hari
Pasta gigi : ya Pasta gigi : ya
Sikat gigi : pribadi Sikat gigi : pribadi
5 Kesulitan Tidak Tidak
6 Upaya - -
mengatasi

XI. POLA TOLERANSI-KOPING STRESS


a. Pengambil keputusan : sendiri ( ) / dibantu orang lain ( √) oleh Istri pasien
b. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS / penyakit : biaya / perawatan diri /
lain-lain pasien sulit tidur dikarenakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk dan
hilang timbul
c. Hal yang biasa dilakukan jika mengalami stress/ masalah : bermain dengan anak
d. Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien berharap sakit diderita membaik
e. Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Pasien merasa tidak nyaman meskipun
nyeri sudah berkurang tetapi tampon masih terpasang di hidung

XII. POLA PERAN HUBUNGAN


a. Peran dalam keluarga : Kepala Keluarga
b. Sistem pendukung : suami / istri / anak / tetangga / teman / saudara / tidak ada /
lainnya, sebutkan orang tua
c. Masalah peran/ hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : Tidak ada
d. Upaya untuk mengatasi : Tidak ada masalah

XIII. POLA KOMUNIKASI


a. Bahasa utama : Indonesia
b. Bicara : normal dan mengerti pembicaraan orang lain
c. Afek : Biasa saja, tidak ada respon emosi atau sejenisnya
d. Tempat tinggal : rumah sendiri bersama Istri dan Anak
e. Penghasilan keluarga :
( ) < Rp.500.000 ( ) Rp. 3 juta – 5 juta
( ) Rp. 1 juta – 1,5 juta ( ) Rp. 5 juta – 8 juta
(√) Rp. 1.5 juta – 3 juta ( ) > Rp. 8 juta

XIV. POLA SEKSUALITAS


a. Masalah hubungan seksual selama sakit : tidak ada
b. Upaya mengatasi : -

XV. POLA NILAI & KEPERCAYAAN


a. Apakah Tuhan, agama penting untuk anda : ya
b. Kegiatan agama yang dilakukan selama di RS : Beribadah

XVI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum :
 Kesadaran : compos mentis
 GCS : 15
 TTV :
- TD : 190/100 mmHg;
- Nadi : 95 x/m
- Suhu : 36 oC
- Pernafasan : 23 x/m

B. Kepala & Leher A.Kepala


Keluhan : Sakit Kepala
Inspeksi
Bentuk : Bulat
Distribusi rambut : Rata
Warna kulit kepala : Normal
Kebersihan kulit kepala : Terdapat ketombe dan agak berminyak
Palpasi
massa abNormal : Tidak
Krepitasi :- / + ,
C. Mata
Visus : …….....ka / …………….ki;
Lapang pandang : normal
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Konjunctiva = anemis : ….ka/….ki sclera = icterik : ….ka/….ki
Palpebra = edema : ….ka/….ki ; lesi : ….ka/….ki
Perdarahan = ….ka/….ki
Pupil = (….ka/….ki)
reaksi thd cahaya ( ) isokoor ( / ) mios ( )
Pin point ( ….ka/….ki) midriasis
Tanda peradangan : - / + ,
Fungsi penglihatan : Baik
Penggunaan alat bantu : Tidak
ket :
( ) minus ….ka/….ki ; ( ) plus ….ka/….ki ; ( ) silinder ….ka/….ki
D. Hidung
Inspeksi
Bentuk : Tidak simetris post op
warna : kemerahan
Perdarahan : - / + dalam batas normal dan tampon keadaan basa darah merah
Palpasi
Nyeri tekan : - / + , Skala 6
E. Mulut & Tenggorokan
Inspeksi
Warna bibir : normal
Mukosa bibir : lembab
Mukosa dalam : Baik
Gigi : utuh
Gusi : normal
Lidah : normal
Warna lidah : normal

Pembengkakan tonsil : - / +
Sakit tenggorok : - / +
Gangguan bicara : - / +
F. Telinga
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Warna : Normal
Posisi : Sejajar
Perdarahan : - / + , massa : - / +
Serumen : - / + , warna : jernih / keruh
Aroma : tidak berbau
Palpasi : Nyeri : - / +
Gg pendengaran : - / + ; Alat bantu dengar : - / +
Tes rinne : …ka / ..ki ; weber :…...... ; scwabach : ..........
G. Leher
Inspeksi/Palpasi
Kekakuan : - / + di tungkuk
JVD : - / +
Deviasi trakea : - / +
Pembesaran kelj. Tyroid : - / +
Pembesaran kelj.limfe : - / +
Nyeri : - /+
H. Dada/ Thorax
Inspeksi
Bentuk dada : normal
Warna kulit dada : normal
Kondisi kulit dada : baik
Ekspansi dinding dada : simetris / asimetris
Tanda peradangan : - / +,
Otot bantu nafas : retraksi interostae : - / + retraksi suprasternal : - / +
Palpasi
Massa abnormal : - / + , ket : mobilisasi / terfiksasi ; ukuran :
Krepitasi : - / + ;
Nyeri tekan : - / + ; edema : - / + ; emfisema sub cutis : - / +
Letak ictus cordis : Normal
Taktil fremitus : Normal
Auskultasi:
JANTUNG
Aortic : dup Tricuspidal : lup
Pulmonal : dup Mitral : lup
BJ abnormal : - / + , murmur / gallop / lainnya ...........................................
PARU
Suara nafas : normal
Jenis suara nafas normal yang ditemukan: Wheezing : - / + Rhonki : - / + Rales: - / +
Crakles : - / +

Perkusi :
JANTUNG
Pekak / lainnya , …………………………………
Batas jantung : normal
PARU
sonor
Payudara & Ketiak (PASIEN BERJENIS KELAMIN LAKI-LAKI)
Inspeksi
Ukuran & bentuk : simetris
Putting susu : menonjol / tenggelam / lainnya
Kondisi kulit : bersih / kotor / lainnya .....................................
Palpasi
Edema : - / + , ket ...........................................................
Massa abnormal : - / + , ket ..................................................
Nyeri : - / + , ket ............................................................
I. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : normal
Bayangan vena abnormal (caput medussae): - / +
Kondisi kulit : normal
Palpasi
Penegangan dinding abdomen : - / +
Edema : - / +
Nyeri tekan : - / +
Massa abnormal : - / +
Auskultasi
Bising usus : - / +
Perkusi
tympani
J. Genetalia
Inspeksi & Palpasi (wanita)
Perineum : bersih / kotor / lesi / luka / nyeri / lainnya ............................................
Labia mayora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Labia minora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Orificium urethra : rabas / lesi / edema / lainnya ...............................................................
Canal inguinal : normal /hernia / lainnya
Inspeksi & Palpasi (pria): PASIEN MENOLAK DILAKUKAN PENGKAJIAN
Kondisi kulit : bersih / kotor / lesi / luka / lainnya .......................................................
Penis : normal / benjolan / lesi / lepuh / nyeri / lainnya .................................
Orificium uretra : rabas / lesi / hipospadia / epispadia / lainnya .......................................
Skrotum : normal / lesi / penebalan / pengerasan / lainnya ..................................
Canal inguinal : normal / hernia / lainnya

K. Rectum & Anus


Inspeksi :
Kondisi kulit sekitar anal : normal
Hemoroid : - / + , ket (eksternal / internal )
Palpasi (rectal tusse)
Massa abnormal : - / + ; Nodul : - / + ; Nyeri : - / + ; Pembesaran prostat : - / +

L. Ekstremitas
Kontraktur :- / +
Deformitas :- / +
Edema :- / +
Nyeri / nyeri tekan :- / + ,
Kekuatan otot : Tidak ada masalah
Reflek : Bisep : + / ++/ +++/ ++++ Trisep : + / ++/ +++/ ++++
Patella : + / ++/ +++/ ++++ Achiles : + / ++/ +++/ ++++
Plantar (babinski ) : + / -
M. Kulit & Kuku
Kulit
Warna : normal
Tekstur : kasar
Jaringan parut : - / +
Turgor : Elastis
Suhu (akral) : Normal
Kuku
Warna : Normal
Cappilary Refill Time (CRT) : < 2 detik
Bentuk : normal

XVII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Radiologi : Tidak tampak kelainan radiologi pada foto thorax

XVIII. Dx. MEDIS


Polip Nasal

XIX. TERAPI/ PENGOBATAN (sebutkan nama obat dan dosis)


1. IVFD (Terapi intravena fluid drop) RL 20 tetes/menit
2. Injeksi Cefotaxim 1 gr/IV/12 jam
3. Injeksi Ketorolac 30 mg/IV/8 jam
4. Injeksi Dexamethasone 5 mg/IV/8 jam
5. Injeksi Ranitidine 25 mg/IV/8 jam
6. Injeksi Crome 5 mg /IV/12 jam
7. Herbeser 200 mg/pagi
8. Cardesartan 8 mg/malam

XX. PERSEPSI KLIEN TENTANG PENYAKITNYA


Klien mengatakan akan segera sembuh setelah dilakukan operasi

XXI. PERENCANAAN PULANG


1. Tujuan Pulang : ke rumah pribadi
2. Transportasi pulang : mobil pribadi
3. Dukungan keluarga : ada
4. Antisipasi biaya setelah pulang : ada
5. Antisipasi perawatan setelah pulang : Ya
6. Rawat jalan ke : Poli THT, Tanggal 06 Desember 2022 untuk
pelepasan tampon
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Meminium obat secara teratur
KLASIFIKASI DATA

A. DATA SUBJEKTIF
 Pasien mengatakan hidung tersumbat dan susah bernapas
 Pasien mengatakan bernapas lewat mulut
 Pasien mengatakan nyeri di post op. hidung
 Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk hilang timbul
 Pasien mengatakan kurang tidur semalam karena nyeri yang dirasakan
 Pasien mengatakan sakit kepala dan kaku di tengkuk leher
 Pasien mengatakan merasa lesu dan kurang nafsu makan

B. DATA OBJEKTIF
 Terdapat bekas luka operasi dihidung
 Terpasang verband di hidung pasien
 Pasien terliat susah bernapas
 Hidung pasien terpasang tampon
 Pasien nampak meringis bila timbul nyeri
 Pasien nampak gelisah
 Skala nyeri 6
 KU lemah
 Terapi pengobatan
1. IVFD (Terapi intravena fluid drop) RL 20 tetes/menit
2. Injeksi Cefotaxim 1 gr/IV/12 jam
3. Injeksi Ketorolac 30 mg/IV/8 jam
4. Injeksi Dexamethasone 5 mg/IV/8 jam
5. Injeksi Ranitidine 25 mg/IV/8 jam
6. Injeksi Crome 5 mg /IV/12 jam
7. Herbeser 200 mg/pagi
8. Cardesartan 8 mg/malam
 Pemeriksaan penunjang
Radiologi : Tidak tampak kelainan radiologi pada foto thorax
 Hasil observasi :
TD : 190/100 mmHg
N : 95 x/menit
P : 28 x/menit
S : 360C
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Ds :
- Pasien mengatakan nyeri Post operasi di hidung Nyeri Akut
setelah operasi di hidung ↓
- Pasien mengatakan nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan
seperti tertusuk hilang timbul ↓
- Pasien mengatakan kurang Spinal Cordn
tidur semalam karena nyeri ↓
yang dirasakan Mid Brain
- Pasien mengatakan sakit ↓
kepala Thalamus
Do : ↓
- Pasien nampak meringis bila Cortex cerebri
timbul nyeri ↓
- Pasien nampak gelisah Persepsi nyeri di hipotalamus
- Skala nyeri 6 ↓
- Terapi pengobatan : Nyeri
Cardesartan 8 mg/malam,
Herbeser 200 mg/pagi dan
Injeksi Ketorolac 30 mg/IV/8
jam
- KU lemah
- Hasil observasi :
TD : 190/100 mmHg
N : 95 x/menit
P : 28 x/menit

Ds:
- Pasien mengatakan hidung Post operasi di hidung Pola Napas Tidak Efektif
tersumbat dan susah bernapas ↓
- Pasien mengatakan bernapas Terpasang tampon
lewat mulut ↓
Hidung tersumbat
Do: ↓
- Terpasang verband di hidung Susah bernapas
pasien ↓
- Pasien terliat susah bernapas Perubahan pola napas
- Hidung pasien terpasang
tampon
- Pasien nampak gelisah
- KU lemah
- Pemeriksaan penunjang
Radiologi : Tidak tampak
kelainan radiologi pada foto
thorax
- Hasil observasi :
P : 28 x/menit

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (operasi hidung)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya bernapas (terpasang
tampon)

C. Intervensi

No Diagnosa Kriteria Intervensi


Rasional
Keperawatan objektif Keperawtaan

Setelah
1. Nyeri akut a. Observasi
dilakukan
berhubungan dengan 1. Identifikasi a. Observasi
tindakan
agen pencedera fisik lokasi, 1. Untuk mengetahui
keperawatan
(operasi hidung) karakteristik, lokasi nyeri dan skala
selama 2 x 8
ditandai dengan durasi, yang muncul saat
jam
frekuensi, nyeri
Ds : diharapkan
kualitas, 2. Untuk mengetahui
- Pasien mengatakan nyeri klien
intensitas nyeri kualitas nyeri yang
nyeri post op di berkurang
2. Identifikasi dirasakan oleh pasien
hidung Kriteria Hasil :
skala nyeri 3. Untuk mengetahui
- Pasien mengatakan - Klien
3. Identifikasi ekspresi wajah yang
nyeri seperti mengatakan
respon nyeri diperlihatkan pasien
tertusuk hilang nyeri
non verbal saat nyeri muncul
timbul berkurang
b. Terapeutik b. Mandiri
- Pasien mengatakan - Klien
1. Berikan teknik 1. Membantu pasien
kurang tidur nyaman dan
nonfarmakologi untuk istirahat lebih
semalam karena tenang.
nyeri yang
s untuk efektif
dirasakan
mengurangi rasa 2. Lingkungan bisa
- Pasien mengatakan
nyeri (nafas menjadi pemicu
sakit kepala
dalam) meningkatnya
Do :
2. Kontrol derajat nyeri
- Pasien nampak
lingkungan c. Edukasi
meringis bila
yang 1. Untuk menghindari
timbul nyeri
memperberat peningkatan nyeri
- Skala nyeri 5
rasa nyeri (mis. d. Kolaborasi
- KU lemah
Suhu ruangan, 1. Untuk membantu
- Hasil observasi :
kebisingan) mengurangi nyeri
TD : 190/100
c. Edukasi pada pasien
mmHg
1. Ajarkan teknik sehingga
N : 95 x/menit
nonfarmakologi meningkatkan
P : 23 x/menit
s untuk kenyamanan
mengurangi rasa
nyeri
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik

2. Pola napas tidak Setelah a. Observasi a. Observasi


efektif berhubungan dilakukan 1. Monitor pola 1. Mengetahui
dengan hambatan tindakan napas frekuensi,
upaya bernapas keperawatan (frekuensi, kedalaman, irama
(terpasang tampon) selama 2 x 8 kedalaman, pernafasan pasien
ditandai dengan jam usaha napas) b. Mandiri
diharapkan 1. Untuk membantu
Ds : b. Terapeutik
pola napas dalam ekspansi
- Pasien mengatakan 1. Posisikan semi-
membaik paru
hidung tersumbat Fowler atau
kriteria hasil : c. Edukasi
dan susah bernapas Fowler
1. Untuk mengurangi
- Pasien mengatakan - Frekuensi c. Edukasi
bernapas lewat 1. Ajarkan gelisah pasien
nafas
mulut melakukan 2. Agar pasien dapat
membaik
- teknik relaksasi mandiri
- Gelisah
napas dalam
Do : menurun
2. Ajarkan
- Terpasang verband
mengubah
di hidung pasien
posisi secara
- Pasien terliat susah
mandiri
bernapas
d. Kolaborasi
- Pasien nampak
1. Melakukan
gelisah
pemberian
- Hidung pasien
terapi oksigen
terpasang tampon
(nasal kanul,
- KU lemah
simple mask,
- Hasil observasi :
rebreathing)
P : 23 x/menit
C. Implementasi Dan Evaluasi

Hari /Tanggal : Sabtu , 03 Desember 2022

Diagnose Kep. Jam Implementasi Evaluasi

Nyeri akut 06.10 a. Observasi S:


berhubungan 1. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan masih
dengan agen lokasi, karakteristik, merasa nyeri setelah
pencedera fisik durasi, frekuensi, melakukan teknik relaksasi
(operasi kualitas, intensitas napas dalam
hidung) nyeri. - Pasien mengatakan nyerinya
Hasil : nyeri seperti akan berkurang setelah
tertusuk dan hilang diberikan analgesik
timbul - Pasien mengatakan kepalanya
2. Mengidentifikasi skala sakit
nyeri O:
Hasil : skala nyeri 5
- Klien nampak meringis
3. Mengidentifikasi
- Klien masih terlihat gelisah
respon nyeri non verbal
- Skala nyeri 5
Hasil : pasien terlihat
- Hasil observasi
06.12 meringis
TTV :
b. Terapeutik
TD : 170/100 mmHg
1. Memberikan teknik
N : 100 x/menit
nonfarmakologis untuk
S : 360C
mengurangi rasa nyeri
P : 22 x/menit
(nafas dalam)
Hasil : pasien A : Masalah sebagian teratasi

melakukan teknik P : Intervensi dilanjutkan


06.16
napas dalam a. Observasi
2. Mengontrol lingkungan 1. Mengidentifikasi lokasi,
yang memperberat rasa karakteristik, durasi,
nyeri (mis. Suhu frekuensi, kualitas,
ruangan, kebisingan) intensitas nyeri.
Hasil : menurunkan 2. Mengidentifikasi skala nyeri
suhu ruangan dalam 3. Mengidentifikasi respon nyeri
06.15
kamar pasien non verbal
c. Edukasi b. Kolaborasi
1. Mengajarkan teknik 1. Melakukan kolaborasi
nonfarmakologis untuk pemberian analgetik
mengurangi rasa nyeri
Hasil : mengajarkan
06.42
pasien melakukan
teknik napas dalam
d. Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
Hasil : pemberi injeksi
Herbeser 200 mg/pagi
dan Injeksi Ketorolac
30 mg/IV/8 jam

Pola napas 06.20 a. Observasi S:


tidak efektif 1. Monitor pola napas
- Pasien mengatakan masih
berhubungan (frekuensi, kedalaman,
susah bernapas
dengan usaha napas)
- Pasien mengatakan bernapas
hambatan upaya Hasil : Pernapasan 25
lewat mulut
bernapas x/menit dan pasien
(terpasang terlihat susah
O:
tampon) bernapasan
- Pasien terlihat susah bernapas
06.22 b. Terapeutik - Pasien dalam posisi semi
1. Posisikan semi-Fowler fowler
atau Fowler - Pasien melakukan teknik
Hasil : pasien relaksasi napas dalam
melakukan posisi semi - Pasien masih terpasang
fowler tampon
- Hasil observasi :Pernapasan :
c. Edukasi 22 x/menit
1. Ajarkan melakukan
06.24
teknik relaksasi napas A : Masalah sebagian teratasi
dalam
P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : pasien
a. Observasi
melakukan teknik
1. Monitor pola napas
relaksasi napas dalam
(frekuensi, kedalaman,
2. Ajarkan mengubah
usaha napas)
posisi secara mandiri
Hasil : pasien masih b. Terapeutik
dibantu istri 1. Posisikan semi-Fowler
d. Kolaborasi atau Fowler
1. Melakukan pemberian c. Edukasi
terapi oksigen (nasal 1. Ajarkan mengubah
kanul, simple mask, posisi secara mandiri
rebreathing)
Hasil : tidak diberikan
karena pasien sudah
tidak mengalami sesak

Hari /Tanggal : Minggu, 04 Desember 2022

Diagnose Kep. Jam Implementasi Evaluasi

Nyeri akut 06.40 a. Observasi S:


berhubungan 1. Mengidentifikasi lokasi, - Ketika merasakan nyeri
dengan agen karakteristik, durasi, pasien melakukan teknik
pencedera fisik frekuensi, kualitas, relaksasi napas dalam dan
(operasi intensitas nyeri. nyeri yang dirasakan agak
hidung) Hasil : nyeri seperti berkurang
tertusuk dan hilang O:
timbul
- Klien nampak membaik
2. Mengidentifikasi skala
- Skala nyeri 4
- Hasil observasi
nyeri
TTV
Hasil : skala nyeri 4
TD : 165/95 mmHg
3. Mengidentifikasi
N : 75 x/menit
respon nyeri non verbal
S : 360C
Hasil : pasien terlihat
P : 23 x/menit
membaik
c. Kolaborasi A : Masalah teratasi

1. Melakukan kolaborasi P : Intervensi dihentikan


pemberian analgetik
Hasil : pemberi injeksi
Ketorolac 1 ampul/IV/8
jam
Pola napas 06.45 a. Observasi S:
tidak efektif 1. Monitor pola napas
- Pasien mengatakan masih
berhubungan (frekuensi, kedalaman,
sulit bernapas
dengan usaha napas)
- Pasien mengatakan
hambatan upaya Hasil : Pernapasan 24
bernapas lewat mulut
bernapas x/menit dan pasien
- Pasien mengatakan kalau
(terpasang terlihat susah
tidur dengan posisi semi
tampon) 06.46 bernapasan
fowler
b. Terapeutik
O:
1. Posisikan semi-Fowler
- Pasien terlihat susah
atau Fowler
bernapas
Hasil : pasien
- Pasien dalam posisi duduk
06.47 melakukan posisi semi
- Tampon pasien masih
fowler
terpasang
c. Edukasi
- Hasil observasi Pernapasan
1. Ajarkan mengubah
: 22 x/menit
posisi secara mandiri
A : Masalah sebagian teratasi
Hasil : pasien dapat
melakukan sendiri P : Pasien boleh pulang dan
intervensi di lanjutkan di poli
THT sesuai jadwal kontrol
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil dari studi kasus yang dilakukan secara langsung oleh penulis mulai
tanggal 2 – 5 Desember 2022 pada Tn.R di Ruang Cemara RSUD Sawerigading
dengan asuhan keperawatan pada pasien Post Opp Orif Fraktur Cruris. Penulis
mengawali dengan pengkajian, kemudian menganalisa data untuk dapat menegakkan
suatu masalah keperawatan dan menilai hasil dan tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan. Penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dengan yang dianjurkan
menggunakan peralatan yang ada.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn.R Post Opp Orif Fraktur Crurisyaitu
diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. Diagnosa
keperawatan yang kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan integritas struktur tulang. Diagnosa keperawatan yang ketiga Resiko
Infeksi Berhubungan Dengan Efek Proses Invasi.
3. Rencana keperawatan untuk masalah keperawatan yang muncul sudah ditetapkan
dengan buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) sesuai dengan per
diagnosa yang muncul.

B. Saran
1. Rumah Sakit atau Lahan Praktek
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan SOP yang diterapkan oleh rumah sakit dan jugaa dapat mempertahankan
kerja sama yang baik dalam memberikan atau melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien.
2. Institusi
Diharapkan institusi dapat menjadikan karya ilmiah sebagai sumber mmbaca dan
sumber referensi untuk mahasiswa keperawatan agar dapat menambah wawasan
ketika akan melakukan asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa
Diharapkan Karya Ilmiah ini dapat berguna sebagai sumber membaca dan
bahan belajar untuk membuat tugas dan melakukan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell

Kennedy, J. (2014). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
Universities Medical Journal, 1 (2), pp.174-179.

Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER

Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto dan Wartonah (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta
selatan : Salemba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai