DISUSUN OLEH:
TASYA ALIVIA HASRI 03.2022.057
Mengetahui,
1. Devi Darwin, S.ST., M.Kes selaku selaku Dekan Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan
Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
2. Ns. Sumiati, s.Kep.,M.Kes, selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
3. Zulqarnain, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik Ruangan Cemara RSUD Sawerigading
Kota Palopo yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan bimbingan selama praktik di
Rumah Sakit.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, masih
banyak hal-hal yang mungkin belum tercakup didalamnya. Maka dari itu, penulis meminta
agar para pembaca yang kelak akan membaca laporan ini memberikan saran dan kritikan
yang membangun untuk laporan ini. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan yang luas
bagi para pembaca.
Desember 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
A. Pengkajian.....................................................................................................................10
C. Intervensi.......................................................................................................................14
A. Pengkajian.....................................................................................................................17
BAB IV PENUTUP................................................................................................................35
A. Kesimpulan...................................................................................................................35
B. Saran..............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa
bahwa setiap manuasia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu fisisologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Wahit et al, 2015). Kebutuhan dasar manusia
berfokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang mengalami masalah pada
keseahatan, maka kemungkinan ada salah satau atau beberapa kebutuhan dasar
manusia yang terganggu (Tarwoto, 2010).
Oksigenasi merupakan keperluan dasar manusia paling mendasar yang
digunakan untuk kesinambungan metabolisme sel tubuh, untuk pertahankan aktivitas
dan hidup berbagai organ dan sel tubuh (Andarmoyo, 2012). Proses penambahan O₂
kedalam sistem kimia dan fisika adalah oksigenasi. Gas tidak bewarna dan tidak
berbau yang amat diperlukan saat proses metabolisme sel adalah oksigen. Sebagai
hasilnya terbentuklah karbondioksida, energy, dan air. Akan tetapi penambahan CO₂
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel.
Permapasan atau istilah respirasi mempunyai proses menarik udara kedalam
yang berisi oksigen (O₂) agar dapat digunakan sel-sel tubuh dan lalu udara yang
berisi karbondioksida (CO₂) dikeluarkan sebagai sisa oksidasi. Menghirup oksigen
disebut inspirasi sementara mengeluarkan karbondioksida disebut ekspirasi. Dalam
sistem pernapasan, yang merupakan zat kebutuhan penting adalah oksigen. Tubuh
mengambil O₂ dari lingkungan untuk diangkut keseluruh tubuh melalui darah untuk
dilakukan pembakaran, selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO₂ akan kembali
diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang kelingkungan karena tidak berguna
lagi oleh tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bernafas normal ?
2. Bagaimana fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas norma etiologi dari
fraktur ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem bernafas
normal ?
4. Apa saja macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem bernafas
normal
5. Bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami gangguan
pernapasan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bernafas normal
2. Untuk mengetahui fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem bernafas norma etiologi
dari fraktur
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
bernafas normal
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
bernafas normal
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami
gangguan pernapasan
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang
mengalami gangguan pernapasan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan gangguan
sistem pernapasan, sangat penting untuk mengenal tanda serta gejala umum
gangguan pernapasan. Yang termasuk keluhan utama pada sistem pernapasan
adalah batuk, produksi sputum berlebih, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada.
Sedangkan keluhan secara umum meliputi gangguan pertukaran gas, malaise,
nafsu makan menurun BB menurun secara drastis, dan keringat malam.
b. Pengkajian riwayat kesehatan saat ini (RPS) sistem pernapasan seperti
menanyakan tentang perjaanan sejak timbul keluhan hingga klien meminta
pertolongan. Misalnya: sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa
kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana
pertama kali keluhan timbul, apa yang sedang dilakukan keluhan ini terjadi,
keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan, adakah usaha
mengatasi keluhan ini sebelum meminta pertolongan, berhasil atau tidakkah
usaha tersebut dan sebagainya.
c. Pengkajian riwayat kesehatan dahulu. Perawat menanyakan tentang penyakit-
penyakit yang pernah dialami sebelumnya. Misal : apakah klien pernah dirawat
sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami sakit yang berat,
dan sebagainya.
d. Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem pernapasan
merupakan hal yang penting untuk mendukung keluhan dari penderita, perlu
dicari riwayat keluarga yang memberikan predisposisi keluhan seperti adanya
riwayat sesak napas, batuk lama, batuk darah dari generasi terdahulu. Adanya
riwat keluarga yang menderita yang menderita kencing manis, tekanan darah
tinggi juga akan mendukung/memperberat riwayat penderita.
e. Pengkajian pekerjaan dan kebiasaan, perawat menanyakan situasi tempat bekerja
dan lingkungannya. Kebiasaan sosial : menanyakan kebiasaan dan pola hidup.
Misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan merokok : menanyakan
tentang kebiasaan merokok terkait sudah berapa lama, berapa batang per hari dan
jenis rokok.
f. Pengkajian psikososiospiritual. Pengkajian psikologis meliputi beberapa
dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas
mengenai status emosi, kognitif, dan prilaku klien. Perawat mengumpulkan
pemerikasaan awal klien, kapasitas fisik dan intelektual saat ini, yang
menentukan tingkat perlunya pengkajian psikososiospiritual yang seksama.
2. Pemeriksaan fisik : data fokus
a. Inspeksi
Melakukan pemeriksaan dengan cara melihat keadaan umum sistem
pernapasan dan nilai adanya tanda-tanda abnormal seperti adanya tanda sianosis,
pucat, kelelahan, sesak napas, batuk, penilaian produksi sputum dan lainya.
Perawat juga perlu menginspeksi bentuk dada, kurva tulang belakang dan gerakan
pernapasan dan kesimetrisan dada.
b. Palpasi
Tujuan meliputi: (1) untuk melihat adanya kelainan pada dinding toraks.
Kelaian yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan ini antara lain nyeri tekan
dan adanya emfisema subkutis. (2) menyatakan adanya tanda-tanda penyakit
paru.
c. Perkusi
Menentukan dinding dada dan stuktur dibawahnya dalam gerakan,
menghasilkan vibrasi taktil dan dapat terdengar. Pemeriksa menggunakan perkusi
untuk menentukan apakah jaringan dibawahnya terisi oleh udara, cairan, bahan
padat atau tidak. Pemeriksa juga menggunakan perkusi untuk
memperkirakan ukuran dan letak stuktur tertentu di dalam toraks (contoh :
diafragma, jantung, hepar dan lain-lain).
d. Auskultasi
Untuk menentukan kondisi paru-paru, memeriksa mengauskultasi bunyi napas
normal, bunyi napas tambahan, dan bunyi suara.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan peak flow meter adalah alat yang sederhana untuk mengukur
kecepatan aliran dan ekspirasi maksimum.
b. Spiromitri merekam secara grafis atau digital volum ekspirasi paksa dan
kapasitas vital paksa.
c. Pemeriksaan radiografi dada : Pemeriksaan rontgen dada, bronkoskopi,
pemeriksaan sputum dan torakosentetis
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
b. Penyebab
- Spasme jalan napas - Sekresi yang tertahan
- Hipersekresi jalan napas - Hyperplasia dinding jalan napas buatan
- Disfungi neuromuscular - Proses infeksi
- Benda asing dalam jalan napas - Respon alergi
- Adanya jalan napas buatan - Efek agen farmakologis (mis.anastesi)
c. Tanda dan Gejala
- Dyspnea - Sputum berlebih
- Sulit bicara - Gelisah
- Ortopnea - Sianosis
- Batuk tidak efektif - Bunyi napas abnormal
- Tidak mampu batuk - Frekuensi napas berubah
2. Pola napas tidak efektif
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
b. Penyebab
- Depresi pUsat pernapasan - Obesitas.
- Hambatan upaya napas (mis. nyeri - Posisi tubuh yang menghambat
saat bernapas, kelemahan otot ekspansi paru.
pernapasan) - Sindrom hipoventilasi.
- Deformitas dinding dada. - Kerusakan inervasi diafragma
- Deformitas tulang dada. (kerusakan saraf CS ke atas).
- Gangguan neuromuskular. - Cedera pada medula spinalis.
- Gangguan neurologis (mis - Efek agen farmakologis.
elektroensefalogram [EEG] positif, - Kecemasan.
cedera kepala ganguan kejang). - Penurunan energi.
- Maturitas neurologis.
c. Tanda dan gejala
- Dispnea - Pernapasan cuping hidung.
- Ortopnea - Diameter thoraks anterior—
- Penggunaan otot bantu pernapasan. posterior meningkat
- Fase ekspirasi memanjang. - Ventilasi semenit menurun
- Pola napas abnormal (mis. takipnea. - Kapasitas vital menurun
bradipnea, hiperventilasi kussmaul - Tekanan ekspirasi menurun
cheyne-stokes). - Tekanan inspirasi menurun
- Pernapasan pursed-lip. - Ekskursi dada berubah
C. Intervensi
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia (SLKI) (SIKI)
A. Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. H Jenis kelamin : L / P
No.RM : 397238
Usia : 39 Tahun
Tgl.MRS : 30 Desember 2022
Tgl.Pengkajian : 02 Desember 2022
Alamat/ telp. : Sukamaju
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama Bekerja : ± 20 tahun
Sumber Informasi : Keluarga dan Pasien
Kontak Keluarga Dekat : Istri
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sakit kepala, hidung tersumbat dan tidak nafsu makan
setelah dilakukan operasi
V. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
39 tahun
32 tahun
10 tahun
Keterangan
= laki-laki = pasien
= perempuan
= tinggal serumah
= meninggal
6 Upaya mengatasi - -
Pembengkakan tonsil : - / +
Sakit tenggorok : - / +
Gangguan bicara : - / +
F. Telinga
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Warna : Normal
Posisi : Sejajar
Perdarahan : - / + , massa : - / +
Serumen : - / + , warna : jernih / keruh
Aroma : tidak berbau
Palpasi : Nyeri : - / +
Gg pendengaran : - / + ; Alat bantu dengar : - / +
Tes rinne : …ka / ..ki ; weber :…...... ; scwabach : ..........
G. Leher
Inspeksi/Palpasi
Kekakuan : - / + di tungkuk
JVD : - / +
Deviasi trakea : - / +
Pembesaran kelj. Tyroid : - / +
Pembesaran kelj.limfe : - / +
Nyeri : - /+
H. Dada/ Thorax
Inspeksi
Bentuk dada : normal
Warna kulit dada : normal
Kondisi kulit dada : baik
Ekspansi dinding dada : simetris / asimetris
Tanda peradangan : - / +,
Otot bantu nafas : retraksi interostae : - / + retraksi suprasternal : - / +
Palpasi
Massa abnormal : - / + , ket : mobilisasi / terfiksasi ; ukuran :
Krepitasi : - / + ;
Nyeri tekan : - / + ; edema : - / + ; emfisema sub cutis : - / +
Letak ictus cordis : Normal
Taktil fremitus : Normal
Auskultasi:
JANTUNG
Aortic : dup Tricuspidal : lup
Pulmonal : dup Mitral : lup
BJ abnormal : - / + , murmur / gallop / lainnya ...........................................
PARU
Suara nafas : normal
Jenis suara nafas normal yang ditemukan: Wheezing : - / + Rhonki : - / + Rales: - / +
Crakles : - / +
Perkusi :
JANTUNG
Pekak / lainnya , …………………………………
Batas jantung : normal
PARU
sonor
Payudara & Ketiak (PASIEN BERJENIS KELAMIN LAKI-LAKI)
Inspeksi
Ukuran & bentuk : simetris
Putting susu : menonjol / tenggelam / lainnya
Kondisi kulit : bersih / kotor / lainnya .....................................
Palpasi
Edema : - / + , ket ...........................................................
Massa abnormal : - / + , ket ..................................................
Nyeri : - / + , ket ............................................................
I. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : normal
Bayangan vena abnormal (caput medussae): - / +
Kondisi kulit : normal
Palpasi
Penegangan dinding abdomen : - / +
Edema : - / +
Nyeri tekan : - / +
Massa abnormal : - / +
Auskultasi
Bising usus : - / +
Perkusi
tympani
J. Genetalia
Inspeksi & Palpasi (wanita)
Perineum : bersih / kotor / lesi / luka / nyeri / lainnya ............................................
Labia mayora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Labia minora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Orificium urethra : rabas / lesi / edema / lainnya ...............................................................
Canal inguinal : normal /hernia / lainnya
Inspeksi & Palpasi (pria): PASIEN MENOLAK DILAKUKAN PENGKAJIAN
Kondisi kulit : bersih / kotor / lesi / luka / lainnya .......................................................
Penis : normal / benjolan / lesi / lepuh / nyeri / lainnya .................................
Orificium uretra : rabas / lesi / hipospadia / epispadia / lainnya .......................................
Skrotum : normal / lesi / penebalan / pengerasan / lainnya ..................................
Canal inguinal : normal / hernia / lainnya
L. Ekstremitas
Kontraktur :- / +
Deformitas :- / +
Edema :- / +
Nyeri / nyeri tekan :- / + ,
Kekuatan otot : Tidak ada masalah
Reflek : Bisep : + / ++/ +++/ ++++ Trisep : + / ++/ +++/ ++++
Patella : + / ++/ +++/ ++++ Achiles : + / ++/ +++/ ++++
Plantar (babinski ) : + / -
M. Kulit & Kuku
Kulit
Warna : normal
Tekstur : kasar
Jaringan parut : - / +
Turgor : Elastis
Suhu (akral) : Normal
Kuku
Warna : Normal
Cappilary Refill Time (CRT) : < 2 detik
Bentuk : normal
A. DATA SUBJEKTIF
Pasien mengatakan hidung tersumbat dan susah bernapas
Pasien mengatakan bernapas lewat mulut
Pasien mengatakan nyeri di post op. hidung
Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk hilang timbul
Pasien mengatakan kurang tidur semalam karena nyeri yang dirasakan
Pasien mengatakan sakit kepala dan kaku di tengkuk leher
Pasien mengatakan merasa lesu dan kurang nafsu makan
B. DATA OBJEKTIF
Terdapat bekas luka operasi dihidung
Terpasang verband di hidung pasien
Pasien terliat susah bernapas
Hidung pasien terpasang tampon
Pasien nampak meringis bila timbul nyeri
Pasien nampak gelisah
Skala nyeri 6
KU lemah
Terapi pengobatan
1. IVFD (Terapi intravena fluid drop) RL 20 tetes/menit
2. Injeksi Cefotaxim 1 gr/IV/12 jam
3. Injeksi Ketorolac 30 mg/IV/8 jam
4. Injeksi Dexamethasone 5 mg/IV/8 jam
5. Injeksi Ranitidine 25 mg/IV/8 jam
6. Injeksi Crome 5 mg /IV/12 jam
7. Herbeser 200 mg/pagi
8. Cardesartan 8 mg/malam
Pemeriksaan penunjang
Radiologi : Tidak tampak kelainan radiologi pada foto thorax
Hasil observasi :
TD : 190/100 mmHg
N : 95 x/menit
P : 28 x/menit
S : 360C
ANALISA DATA
Ds:
- Pasien mengatakan hidung Post operasi di hidung Pola Napas Tidak Efektif
tersumbat dan susah bernapas ↓
- Pasien mengatakan bernapas Terpasang tampon
lewat mulut ↓
Hidung tersumbat
Do: ↓
- Terpasang verband di hidung Susah bernapas
pasien ↓
- Pasien terliat susah bernapas Perubahan pola napas
- Hidung pasien terpasang
tampon
- Pasien nampak gelisah
- KU lemah
- Pemeriksaan penunjang
Radiologi : Tidak tampak
kelainan radiologi pada foto
thorax
- Hasil observasi :
P : 28 x/menit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (operasi hidung)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya bernapas (terpasang
tampon)
C. Intervensi
Setelah
1. Nyeri akut a. Observasi
dilakukan
berhubungan dengan 1. Identifikasi a. Observasi
tindakan
agen pencedera fisik lokasi, 1. Untuk mengetahui
keperawatan
(operasi hidung) karakteristik, lokasi nyeri dan skala
selama 2 x 8
ditandai dengan durasi, yang muncul saat
jam
frekuensi, nyeri
Ds : diharapkan
kualitas, 2. Untuk mengetahui
- Pasien mengatakan nyeri klien
intensitas nyeri kualitas nyeri yang
nyeri post op di berkurang
2. Identifikasi dirasakan oleh pasien
hidung Kriteria Hasil :
skala nyeri 3. Untuk mengetahui
- Pasien mengatakan - Klien
3. Identifikasi ekspresi wajah yang
nyeri seperti mengatakan
respon nyeri diperlihatkan pasien
tertusuk hilang nyeri
non verbal saat nyeri muncul
timbul berkurang
b. Terapeutik b. Mandiri
- Pasien mengatakan - Klien
1. Berikan teknik 1. Membantu pasien
kurang tidur nyaman dan
nonfarmakologi untuk istirahat lebih
semalam karena tenang.
nyeri yang
s untuk efektif
dirasakan
mengurangi rasa 2. Lingkungan bisa
- Pasien mengatakan
nyeri (nafas menjadi pemicu
sakit kepala
dalam) meningkatnya
Do :
2. Kontrol derajat nyeri
- Pasien nampak
lingkungan c. Edukasi
meringis bila
yang 1. Untuk menghindari
timbul nyeri
memperberat peningkatan nyeri
- Skala nyeri 5
rasa nyeri (mis. d. Kolaborasi
- KU lemah
Suhu ruangan, 1. Untuk membantu
- Hasil observasi :
kebisingan) mengurangi nyeri
TD : 190/100
c. Edukasi pada pasien
mmHg
1. Ajarkan teknik sehingga
N : 95 x/menit
nonfarmakologi meningkatkan
P : 23 x/menit
s untuk kenyamanan
mengurangi rasa
nyeri
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik
A. Kesimpulan
Hasil dari studi kasus yang dilakukan secara langsung oleh penulis mulai
tanggal 2 – 5 Desember 2022 pada Tn.R di Ruang Cemara RSUD Sawerigading
dengan asuhan keperawatan pada pasien Post Opp Orif Fraktur Cruris. Penulis
mengawali dengan pengkajian, kemudian menganalisa data untuk dapat menegakkan
suatu masalah keperawatan dan menilai hasil dan tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan. Penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dengan yang dianjurkan
menggunakan peralatan yang ada.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn.R Post Opp Orif Fraktur Crurisyaitu
diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. Diagnosa
keperawatan yang kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan integritas struktur tulang. Diagnosa keperawatan yang ketiga Resiko
Infeksi Berhubungan Dengan Efek Proses Invasi.
3. Rencana keperawatan untuk masalah keperawatan yang muncul sudah ditetapkan
dengan buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) sesuai dengan per
diagnosa yang muncul.
B. Saran
1. Rumah Sakit atau Lahan Praktek
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan SOP yang diterapkan oleh rumah sakit dan jugaa dapat mempertahankan
kerja sama yang baik dalam memberikan atau melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien.
2. Institusi
Diharapkan institusi dapat menjadikan karya ilmiah sebagai sumber mmbaca dan
sumber referensi untuk mahasiswa keperawatan agar dapat menambah wawasan
ketika akan melakukan asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa
Diharapkan Karya Ilmiah ini dapat berguna sebagai sumber membaca dan
bahan belajar untuk membuat tugas dan melakukan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell
Kennedy, J. (2014). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
Universities Medical Journal, 1 (2), pp.174-179.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta
selatan : Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia